You are on page 1of 82

1

CURRICULUM VITAE
2

Nama Abror Shodiq, S.Kep. Ns, M.Kep.


Tgl Lahir Kebumen, 28 Maret 1975
Email abrorshodiq@gmail.com
Pendidikan - Akper Depkes Yogykarta 1997
- PSIK UNAIR Surabaya 2003
- Magister Keperawatan UMY 2005
Kantor Instalasi Sterilisasi Sentral dan Binatu
RSUP Dr Sardjito Yogyakarta.
Pengalaman • Kamar operasi (1998 – Sekarang)
kerja • CSSD dan Binatu ( 2018 – sekarang)
Organisasi • HIPKABI DPW DIY
• IPOTI
• HPMI
PENDAHULUAN
3

Pembedahan

Tim bedah

Perawat

Pre/Intra/Paska

Aman dan Selamat


4

PERIOPERATIF

Sebelum
Sebelum Selama Sesudah
Pembedahan
Pembedahan Pembedahan Pembedahan
( Pre ) ( Intra ) ( Pasca )

Ruang Serah
Ruang Persiapan Ruang Pulih
Terima Meja Operasi
(Ruang Induksi) (RR)
(Ruang Transfer)
5
6

KLASIFIKASI TINDAKAN BEDAH


• Berdasarkan kegawatannya : • Berdasarkan derajat resikonya :
1. Elektif 1. Mayor
• Penundaan operasi tidak • Mungkin elektif, urgent,
berpengaruh terhadap emergency
oenyakitnya. 2. Minor
• Dapat dijadwalkan berdasarkan • Umumnya elektif
pilihan pasien.
2. Urgent
• Biasanya dikerjakan dalam 24-48
jam
3. Emergency
• Dikerjakan segera.
7

KLASIFIKASI TINDAKAN BEDAH


• Berdasarkan tujuan 4. Rekonstruksi
1. Diagnostik • Untuk mengembaliakn fungsi
karena trauma atau kerusakan
• Untuk membuat atau
jaringan
menegakkan diagnosa
• Untuk meningkatkan konsep diri
2. Ablatif
• Untuk membuang bagian tubuh
5. Transplantasi
yang sakit • Untuk mengganti organ atau
struktur organ yang sakit atau
3. Paliatif rusak.
• Untuk menghilangkan atau
mengurangi intensitas penyakit
6. Konstruktif
tetapi tidak mnyembuhkan • Untuk mengembalikan funsgi
karena kelainan kongenital
8

ARTI TINDAKAN PEMBEDAHAN


• -ectomy – membuang dengan memotong/mengiris
• -orrhaphy – mengikat atau memperbaiki
• -oscopy – melihat ke dalam
• -ostomy – Pembuatan saluran pengganti yang dibuat
menetap.
• -otomy – mengiris atau memotong ke dalam
• -plasty – pembuatan atau perbaikan.
9
Tim/Pe-
rawat

Peralat
Persiap
an dan Pasien
an Pre
AMHP

Lingku-
ngan/
Ruang-
an
SETTING RUANG OPERASI
10
11

SETTING
RUANG
OPERASI
12

PERAN PERAWAT PRE OPERASI

1. Pengkajian
2. Informed consent
3. Pendidikan pasien
pra operasi
4. Informasi lain
13

RESPON PASIEN
1. Respon neuroendokrin 2. Respon Psikologis
1. Denyut jantung Ansietas/cemas
2. Tekanan darah  •  = membawa
3. Supali darah ke otak&organ penyembuhan
vital  •  =tidak membawa
4. Prod. asam lambung  penyembuhan atau ada
5. Kecepatan pernafasan  keganasan/ nyawa
terancam
6. Glukosa darah 
7. Diaforesis dan pilo ereksi
8. Dilatasi pupil
9. Agregasi trombosit
14

RESPON PASIEN
3. Respon Psikologis → rasa
takut terhadap
pembedahan
A. Umum B. Spesifik
• Takut karena tdk tahu • Diagnosa adanya
• Kehilangan kendali malignasi
• Hilangnya kasih dari orang • Anestesia
yg berarti dlm hidupnya • Kematian
• Ancaman terhadap • Nyeri
seksualitas • Cacat
15

RESPON PASIEN
• Respon Sosial
• Perubahan peran dan fungsi → sementara atau
permanen
• Rutinitas keluarga bs terganggu
• → harus ada yg menemani pasien dirumah sakit.
• Keluarga harus memberi dukungan psikologis pd pasien
• Menimbulkan stress pd keluarga → ketidakpastian
mengenai hasil pembedahan
16

PERSIAPAN FISIK
1. Kesehatan fisik secara umum : VS
2. Status nutrisi
3. Keseimbangan cairan dan
elektrolit
4. Kebersihan lambung dan kolon
5. Pencukuran daerah operasi
6. Personal hygiene
7. Pengosongan kandung kemih

16
17

LATIHAN
18

LATIHAN
19
20

PERSIAPAN MENTAL
• Beberapa alaan yang merupakan penyebab
katakutan/kecemasan pasien yang akan menjalani pembedahan :
1. Takut nyeri setelah pembedahan, buruk rupa dan tak berfungsi
normal.
2. Takut keganasan.
3. Takut mengalami hal yang sama dengan orang lain yang
mempunyai penyakit sama.
4. Takut menghadapi ruangan operasi dan peralatan
pembedahan
5. Takut mati saat dibius.
6. Takut operasi gagal.
21

KLASIFIKASI STATUS FISIK :


1. ASA I : Pasien normal / sehat
2. ASA II : Pasien dengan penyakit sistemik ringan
3. ASA III : Pasien dgn peny. Sistemik berat sehingga aktivitas
rutin terbatas
4. ASA IV : Pasien dengan peny. Sistemik berat tidak dapat
melakukan aktivitas rutin dan penyakitnya – mengancam
kematian
5. ASA V : Pasien emergensi / muribund, dengan atau tanpa
operasi hidupnya tidak lebih dari 24 jam
PERSIAPAN PRABEDAH
22

A. Daerah Operasi
1. Kulit pasien steril pada daerah yang
akan dioperasi.
2. Mencukur dan membersihkan daerah
operasi pada malam hari sebelum
operasi.
3. Instruksi pra bedah harus menunjukkan
daerah yang akan dipersiapkan untuk
operasi (mark site)
PERSIAPAN PRABEDAH 23

B. Pasien
1. Cemas → diberi sedasi
pada malam sebelum
operasi → rileks dan tidur
nyenyak.
2. Diulang pada pagi hari
satu jam sebelum induksi.
3. Bila GA → diberikan
atropin atau skopolamin
→ mengurangi sekresi
PERSIAPAN PRABEDAH 24

D. Persiapan saluran kemih


C. Kateterisasi 1. Dipuasakan malam sebelum
1. Sebelum ke OK pasien operasi.
dianjurkan berkemih. 2. Bila operasi pada sal.
2. Bila operasi didaerah Pencernaan atas/organ
pelvis/kolon atau operasi sekitarnya sebaiknya dipasang
serius dan lama lebih baik pipa NGT dan dihubungkan
dipasang dower kateter. dengan alat penghisap
sebelum operasi, atau
3. Sebaiknya kateter dipasang
dipasang setelah dibius bila
di OK
pasien tampak cemas.
3. Isi sal. percernaaan atas relatif
lebih steril dibanding bagian
bawah.
PERAWATAN PRABEDAH
25

• Menerima pasien
• Memeriksa kembali persiapan
pasien
• Identitas
• Kelengkapan status/RM
• Informed Consent
• dll
• Memberikan premedikasi
• Mendorong pasien ke kamar
tindakan sesuai kasus
• Memindahkan pasien ke meja
operasi.
26

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Defisit pengetahuan b.d tidak ada informasi mengenai rutinitas
perioperatif
2. Cemas b.d citra tubuh, perubahan statu skesehatan, finansial,
tidak terlindungi oleh asuransi
3. Resiko ketidakefektifan bersihan jalan nafas b.d prosedur bedah,
anestesi, sedasi, banyaknya sekresi
4. Resiko perubahan perfusi perifer, trombosis vena profunda b.d
stasis vena, peningkatan pembekuan darah
5. Resiko infeksi b.d persiapan kulit yg tidak adekuat, luka
terkontaminasi
6. Gangguan pola tidur b.d rasa cemas dan lingkungan
27

INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Penyuluhan
2. Peningkatan kenyamanan pemeliharaan fungsi
paru
3. Pencegahan trombosis vena profunda
4. Pencegahan infeksi
5. Peningkatan istirahat dan tidur
6. Persiapan akhir pembedahan
28

PERSIAPAN
PASIEN
OPERASI
Serah terima Ruang Persiapan Ruang Persiapan

Mendampingi pasien di OK Mendampingi Sebelum di Bius Persiapan Pembiusan


29

PERSIAPAN OPERASI

Ruang Operasi dan Mesin Instrumen BMHP/AMHP

Pasien Tim Operasi


30

PERSIAPAN OPERASI
PERSIAPAN INSTRUMEN PEMBEDAHAN
31

Instrumen dan Linen Set Instrumen Aksesoris Instrumen Penataan Instrumen

Inst. di Meja Mayo Instrumen di Meja Inst Preparation Persiapan Tim bedah
32
33

INTRA OPERATIF
• Dimulai sejak pasien berada di meja
operasi sampai pasien dipindahkan ke
ruang pulih
• Perawat mempunyai peran advokat
bagi pasien sampai dengan tahap
induksi
• Dilakukan oleh tim bedah yang solid
untuk kesejahteraan dan keamanan
pasien selama pembedahan
• Aspek penting : pemeliharaan
keselamatan pasien
34

INTRAOPERATIF
• Scrub Nurse : memelihara sterilitas daerah pembedahan dan
instrument dan menjamin ketersediaan peralatan yang
dibutuhkan ahli bedah untuk terlaksananya pembedahan
yang direncanakan.
• Circulating Nurse : menjamin terpenuhinya perlengkapan
yang dibutuhkan oleh scrub nurse dan observasi serta
perawatan pasien tanpa menimbulkan kontaminasi terhadap
daerah steril.
• Perawat anestesi : monitoring pasien selama pembedahan.
35

TIM BEDAH
1. Scrubbed sterile team → bekerja diarea steril :
• Dokter Ahli bedah
• Asisten bedah
• Dokter bedah/residen/RN
• Scrub nurse
2. Nonscrubbed-nonsteril team → diluar area steril
• Dokter Ahli anestesi
• Circulating nurse
• Anesthesist nurse
• Pembantu yang lain
36
37

TIM
BEDAH
1. Dokter Ahli
anestesi
2. Dokter Ahli
6 bedah
3. Perawat
Anestesi
4. Perawat
Instrumen
5. Perawat
Sirkuler
6. Dokter Asisten
Ahli bedah
38
39

OPERATING
ROOM TEAM
PERSIAPAN OPERASI
40
41

KESELAMATAN TIM
42

Emerge
Surgical ncy Kit
Safety
Ceklist Checklist
Pra
Anestesi
Informed
Consent
PATIENT SAFETY

DOCUMENTS
SURGERY
SITE
EQUIPMENT

PATIENT

BODY PART
PROCEDURE
44
45

ANESTESI

A. General Anestesi B. Regional Anestesi


1. Hilangnya kesadaran 1. Mudah
2. Murah
2. Tidak merasa nyeri 3. Cepat → darurat?
3. Otot-otot relaks/lemas 4. Aman
4. Reversibel/pulih 5. Pasien tetap sadar
kembali 6. Perdarahan berkurang
7. Makan / minum secepatnya
46

INTRA
ANESTESI
47

PROSEDUR ANESTESI

1.Premedikasi
2.Induksi
3.Maintenance
4.Recovery
48

PROSEDUR ANESTESI

Persiapan pembiusan RA Persiapan pembiusan GA


49
50

PERLENGKAPAN PEMBIUSAN
51

Endotracheal Mask LaryngealaMask


52
53

MONITORING INTRA OPERASI


• Monitor Intra operative :
1. Tekanan darah
2. Nadi
3. Respirasi
4. Suhu
5. Saturasi
6. MAP
54

Bed Side Monitor Pulse Oximeter


55
56

MONITORING INTRA OPERATIF


57

PERSIAPAN REGIONAL ANESTESI


58

PENGKAJIAN
• Identifikasi pasien • Status sensori
• Pastikan daerah yg akan • Status kardiovaskuler
dibedah, pembedahannya dan • Status ginjal
dokter bedahnya
• Status pernafasn
• VS
• Hasil lab
• Riwayat alergi & obat yg
digunakan • Status mental
• Mobilitas dan status fungsional • Agama, keyakinan
• Integritas kulit • Hasil pengobatan
59

DIAGNOSA KEPERAWATAN
• Ansietas b.d lingkungan yg asing, takut pembeahan/anestesi, diagnosis intraoperasi
• Resiko trauma (posisi intraoperasi) b.d posisi tubuh yg tdk benar, imobil;itas, obesitas,
terlalu kurus, lanjut usia, edema
• Infeksi (resiko infeksi luka bedah) b.d mekanisme perlindungan tubuh menurun, tdk
memperhatikan teknik aseptik, status kesehatan sebelumnya yg tidak mendukung
• Ketidakefektifan termoregulasi b,d lansia, OK dingin, pajanan lama, pemakaian
larutan/cairan yg dingin
• Kekurangan volume cairan tubuh (resiko) b.d perdarahan, terapi antikoagulan,
trauma, adanya perdarahan sebelum pembedahan
60
61

KEPERAWATAN PASCA OPERATIF


• Fokus intervensi → memulihkan pasien seoptimal mungkin
dansecepat mungkin
• Kematian sering terjadi dalam 24 jam pertama pemberian
anestesi → Sekitar tahu 1940 RS membuka RR/PACU
• Rasio Perawat RR/PACU dan pasien = 1:1
• Sebelum dipindahkan dari OK ke PACU, circulating nurse
memberi tahu perawat di RR/PACU ttg perkiraan waktu
akan dipindahkan.
62

AKTIFITAS POST OPERATIF


63

PACU/RR
ASKEP
A. PENGKAJIAN
1. Status Respirasi
2. Status sirkulatori
3. Status neurologis
4. Balutan
5. Kenyamanan
6. Keselamatan
7. Perawatan
8. Nyeri
ASKEP
B. Data Subyektif
1. Pasien hendaknya ditanya mengenai gejala-gejala
ketidaknyamanan setelah ditempatkan ditempat tidur
dengan posisi tubuh yang menunjang.
2. Sangat penting untuk mengetahui lokasi, bentuk serangan
dan perubahan intensitas rasa nyeri, dan bukan menyangka
bahwa nyeri berasal dari torehan.
3. Mual jarang timbul setelah pasca anaesthesi baru.
4. Sangat besar kemungkinan terjadi mual bila perut
mengalami manipulasi yang ekstensif pada waktu prosedur
bedah atau telah mendapat narkotika yang cukup banyak.
C. DATA OBJEKTIF
1. Sistem Respiratori
• Pernafasaan yang kecepatannya kurang dari 10 kali per menit
adalah indikasi penurunan pengaruh obat bius.
2. Status sirkulatori
• Nadi, tekanan darah, suhu danwarna kulit harus dikaji. Gejala-gejala
atau hemoragi harus segera dilaporkan kepada ahli bedah
3. Tingkat Kesadaran
4. Balutan
5. Posisi tubuh
6. Status Urinari / eksresi.
1.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Gangguan integritas kulit berhubungan dengan luka post operasi.
2. Nyeri berhubungan dengan proses pembedahan.
3. Resiko cidera : jatuh berhubungan dengan kelemahan fisik, efek anaesthesi, obat-
obatan (penenang, analgesik) dan imobil terlalu lama.
4. Kebersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan produksi
sekret.
5. Retensi urine berhubungan dengan anaesthesi, bedah pelvis, dan kurang gerak.
6. Kurang pengetahuan berhubungan dengan salah memahami informasi.
7. Cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang prosedur
pembedahan.
8. Perubahan kenyamanan : mual berhubungan dengan efek anaesthesai, narkotika,
ketidaseimbanagan elektrolit.
9. Gangguan mobilitas fisik berhunbungan dengan nyeri.
10. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan anoreksoia, lemah,
nyeri, mual.
11. Konstipasi berhubungan dengan efek anaesthesi.
PERENCANAAN
• Gangguan pertukaran gas
berhubungan dengan efek
samping dari anaesthesi.
• Tujuan : Klien akan
memperoleh daya
kembang paru dan fungsi
respirasi yang adekuat.
INTERVENSI
• Intervensi :
1. Pengaturan posisi miring ke salah
satu sisi untuk mencegah aspirasi
saat masih dalam pengaruh
anaesthesi.
2. Pertahankan jalan nafas adekuat
dengan manarik dan memegang
lidah untuk mencegah akumulasi
mukus atau muntah, kalau perlu
lakukan penghisapan lendir.
3. Berikan terapi O2 sesuai program.
4. Melatih batuk efektif dan nafas
dalam.
5. Monitor hasil AGD.
70
ALDRETTE SCORE
71
72

KRITERIA PENILAIAN KELUAR RR


• Anestesi Umum : • Anestesi Regional :
( Aldrete / Lochkart ) ( Bromage Scale )
- Aktifitas otot : 2 1 0 - Grkan pnh dr tungkai :0
- Pernafasan : 2 1 0 - Tdk mpu mngekstensi tungkai : 1
- Sirkulasi : 2 1 0 - Tdk mpu mfelxi lutut :2
- Kesadaran : 2 1 0 - Tdk mpu mflexi prglngan kq :3
- Warna : 2 1 0
----------------------------------
Jumlah :
73

INTERVENSI
• Intervensi :
1. Pengaturan posisi miring ke salah
satu sisi untuk mencegah aspirasi
saat masih dalam pengaruh
anaesthesi.
2. Pertahankan jalan nafas adekuat
dengan manarik dan memegang
lidah untuk mencegah akumulasi
mukus atau muntah, kalau perlu
lakukan penghisapan lendir.
3. Berikan terapi O2 sesuai program.
4. Melatih batuk efektif dan nafas
dalam.
5. Monitor hasil AGD.
74

TRANSPORTASI
Ruang pulih sadar

BAIK PERAWATAN KHUSUS

BANGSAL PACU ICU


75
76

NILAI-NILAI ISLAM PERAWATAN


PASIEN DI OK
• Profesional
• Perawatan yang professional yakni perawatan yana sesuai kaidah ilmiah yang
berlaku, Perawat yang Fathonah yakni pandai, Berilmu dan cerdas.

• Ramah
• Ramah merupakan satu diantara prinsip perawatan pada pasien (orang sakit)
yakni Komunikasi dengan pasien dan keluarganya dengan cara :
• Good Communication (sifat Tabligh)
• Muka Cerah / berseri
• Senyum, Senyum bagaikan penyejuk hati, Senyum non obat bagi pasien tetapi
stimulus untuk ketenangan dan keakraban.
• Bersikap menyejukkan
77

NILAI-NILAI ISLAM PERAWATAN PASIEN DI OK


•Amanah
• Sifat amanah diantaranya :
• dapat dipercaya
• jujur
• bertanggung jawab

•Istiqomah
• Istiqomah ini merupakan perbuatan yang didasari oleh rasa sungguh-
sunggah. Istiqomah ini juga memiliki banyak makna diantaranya ialah :
• Konsisten
• Komitmen tinggi
• Bekerja secara sungguh-sungguh
• Bekerja keras, ulet
• Tidak mengenal lelah yakni merupakan Salah satu sifat Rasulullah SAW
78

NILAI-NILAI ISLAM PERAWATAN PASIEN DI OK


•Sabar
• yakni sebuah kata yang memiliki arti untuk tetap
menahan amarah, menahan nafsu dari perbuatan
tidak terpuji serta menjadi keimanan diri sebagai
hamba Allah SWT. Sabar ini juga memiliki banyak
pengertian diantaranya sebagai berikut :
• Bekerja dengan tenang
• Tidak tergesa-gesa tetapi cepat dan tepat
• Tetap sabar walaupun pasien / keluarganya rewel
• Sabar tidak berarti lamban
• Innallaaha ma’ashobiriin (Sesungguhnya Allah
menyukai orang yang sabar)
79

•Ikhlas
• Bekerja harus ikhlas, jangan terpaksa. Ikhlas ini suatu kata yang mudah saja
diucapkan oleh stiap otang, tetapi sangat sulit untuk diaplikasikan dalam
kehidupan atau untuk dilaksanakan. Oleh itulah butuk perbaikan niat setiap
saatnya agar setiap yang kita lakukan bernilai pahala di mata Allah, tanpa
mengharap pujian dari manusia.
• Al ‘amalu bin niyah (Setiap pekerjaan dinilai sesuai niatnya)
• Niat ikhlas maka Allah akan member pahala.
• Tidak ikhlas maka konsekuensinya tidak berpahala
80

AORN
81
82

For kind attention

You might also like