You are on page 1of 20

Jurnal Akuntansi Multiparadigma, 2019, 10(3), 482-501

KARAKTER AKUNTAN DALAM FILOSOFI ADIGANG ADIGUNG ADIGUNA

Fania Masna Reraja, Erina Sudaryati

Universitas Airlangga, Jl. Airlangga No.4 - 6, Airlangga, Kota SBY, 60115

Surel: fania.masna.reraja@gmail.com

Volume 10 Abstrak: Karakter Akuntan dalam Filosofi Adigang Adigung Adigu-


Nomor 3
Halaman 482-501
na. Penelitian ini bertujuan menelaah karakter akuntan dalam filosofi
Malang, Desember 2019 adigang adigung adiguna ketika menjalankan profesionalisme peker-
ISSN 2086-7603 jaannya. Metode yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan
e-ISSN 2089-5879 beberapa auditor senior sebagai informan. Penelitian ini menemukan
bahwa filosofi adigang adigung adiguna muncul ketika akuntan melaku-
kan proses audit sampai menerbitkan opini. Akuntan mengandalkan
Tanggal Masuk: kedudukan, kekuatan, dan kepandaiannya untuk membuat keputusan
23 Juni 2019 etis. Sikap ini juga sangat melekat pada akuntan karena mereka selalu
Tanggal Revisi: menjadi ujung tombak skandal informasi keuangan Meskipun demikian,
22 Desember 2019 sikap tersebut menjadi lemah jika akuntan tidak memiliki power atau
Tanggal Diterima: integritas dalam melaksanakan tugasnya.
31 Desember 2019
Abstract: The Characters of Accountant in Adigang, Adigung, Adi-
Kata kunci: guna Philosophy. This study aims to examine the character of accoun-
tants in the philosophy of “adigang adigung adiguna” when carrying out
akuntan, a working professional. The method used is descriptive qualitative, with
etika; several senior auditors as informants. This study finds that the philosophy
opini audit, of “adigang adigung adiguna” arises when accountants conduct audits
profesional to publish opinions. Accountants rely on their position, strength, and in-
telligence to make ethical decisions. This attitude is also very attached
to accountants because they always spearhead the financial information
scandal. However, this attitude becomes weak if the accountants does not
have the power of integrity in carrying out their duties.

Mengutip ini sebagai: Reraja, F. M., & Sudaryati, E. (2019). Karakter Akuntan dalam Filosofi Adigang
Adigung Adiguna. Jurnal Akuntansi Multiparadigma, 10(3), 482-501. https://doi.org/10.21776/ub.ja-
mal.2019.10.3.28

Pekerjaan seorang akuntan adalah daknya ketika melakukan tugas memperha-


melakukan proses audit terhadap suatu en- tikan kualitas audit. Kualitas dipengaruhi
titas tertentu (Peytcheva, 2014). Audit me­ kompetensi dan independensi. Fatemi (2012)
rupakan rangkaian prosedur yang tersusun dan Jenkins & Stanley (2019) menunjukkan
secara sistematis untuk mengolah bukti bahwa kompetensi berpengaruh terhadap
dengan objektif mengenai berbagai penilaian kualitas audit dan independensi tidak ber-
atas perlakuan dan peristiwa ekonomi guna pengaruh terhadap kualitas audit secara
mengetahui urutan kesesuaian dengan ciri parsial. Namun, kompetensi dan indepen-
khas yang telah ditetapkan kemudian me­ densi berpengaruh secara simultan ter­hadap
ngomunikasikan hasil pada para penggu- kualitas audit. Pada masa sekarang indepen-
na informasi audit. Pada diri akuntan yang densi akuntan dapat terganggu dengan bu-
melakukan pekerjaan sebagai auditor hen- daya sungkan yang masih kental pada bang-

482
483 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 10, Nomor 3, Desember 2019, Hlm 482-501

sa ketimuran sehingga kemung­kinan fraud Pada saat memasuki fase audit report
bisa terjadi. Namun, isu tersebut dapat dite- lag permasalahan mulai muncul. Perma­
pis jika akuntan memiliki etika dan perilaku salahan terjadi ketika karakter akuntan
yang baik. yang bersifat mengandalkan kedudukan,
Masyarakat Jawa mengenal sebuah kekuatan, dan kepandaian lebih mendomi­
kearifan lokal yang harus dilestarikan ya­ nasi pada diri seorang akuntan. Pada diri
itu peribahasa. Pada kehidupan sehari-hari seorang akuntan yang terlebih memiliki ke-
masyarakat sering menggunakan perkataan mampuan pengalam­an pengauditan atau
atau pernyataan sebagai bentuk keakraban mencari kecurangan (fraud) di suatu perusa-
satu sama lain yang dikenal dengan istilah haan, maka secara tidak langsung memben-
peribahasa. Peribahasa digunakan untuk tuk perspektif pada dirinya bahwa se­orang
mendeskripsikan kebenaran yang dapat akuntan tidak dapat didikte oleh orang lain
diterima dengan pikiran terbuka masya­ bahkan oleh pihak perusahaan yang mem-
rakat. Peribahasa hanyalah satu dari beber- bayar jasa akuntan untuk mengaudit pe-
apa istilah ungkapan yang dikaji dan dipa- rusahaan. Pemegang kepentingan di pe-
hami dalam berbagai macam bahasa khas rusahaan (stakeholders) memiliki harapan
berbagai daerah dari Sabang hingga Merau­ tinggi dan jaminan mutlak atas opini audit
ke. Selain peribahasa terdapat bebasan dan lapor­an keuangan perusahaan. Sementa-
saloka yang memiliki makna serupa. Adigang ra itu, akuntan sewajarnya hanya memiliki
adigung adiguna mengandalkan kedudukan, tang­gung jawab sebatas untuk mencari data
kekuatan, dan kepandaian. Masyarakat di yang mendukung dan meyakinkan para
Jawa terkenal akan sikap ramah tamah, ge- pengguna laporan keuangan. Pada masa au-
mar gotong royong, dan tutur kata yang ha- dit report lag inilah akan timbul gejolak per-
lus sehingga mayoritas manusia membenci tautan hati nurani bagi seorang akuntan se-
orang congkak. Sifat sombong dianggap si- hingga menimbulkan motivasi peneliti agar
fat yang buruk atau tercela sehingga tidak lebih mendalami karakter akuntan.
boleh dipelihara dalam diri manusia karena Konsep filosofi peribahasa Jawa adi-
akan jadi penghambat untuk komunitas dan gang adigung adiguna dengan karakter
lingkungan sosial. akuntan menjadi fokus ide penelitian untuk
Orang sombong selalu merasa dirinya lebih mengangkat nilai kearifan lokal bu-
berada di kedudukan teratas dan meremeh­ daya Jawa. Sosok akuntan hanyalah manu-
kan orang lain. Orang sombong sulit un- sia biasa dan memiliki rasa juga hati nurani.
tuk diberi petuah karena biasanya memiliki Akuntan dalam melaksanakan profesionalis­
sikap keras kepala, selalu merasa dirinya me pekerjaan akan menimbang berbagai
paling mampu, paling cerdas, dan paling is- macam hal sehingga keputusan atas opini
timewa. Orang sombong mungkin lupa bah- audit terpengaruh oleh budaya sekitar. Hal
wa roda kehidupan berputar, kadang di atas ini didukung temuan Syailendra & Hamidah
kadang pula di bawah tidak terkecuali de­ (2019) dan Ye, Cheng, & Gao (2014) yang
ngan seorang akuntan. Akuntan tidak selalu menyatakan bahwa budaya membentuk au-
benar ketika menjalankan profesionalisme ditor dalam melakukan jasa profesional. Di
pekerjaan. Apabila seorang akuntan beker- lain pihak Lutfillah, Mangoting, Edie Wijaya,
ja dalam perusahaan dan melaksanakan & Djuharni (2016) memaparkan secara gam-
pekerjaan untuk mengaudit suatu perusa- blang bahwa interpretasi tanggung jawab
haan maka dibutuhkan rentang waktu yang seorang auditor berdasarkan pada Mamayu
tidak pendek untuk menyelesaikan tugas Hayuning Bawana yaitu Allah, diri kita, dan
audit. Timing untuk mengerjakan pekerjaan lingkungan. Dalam istilah Mamayu Hayu­
audit sampai masa penerbitan laporan au- ning Bawana dengan tanggung jawab se­
dit (audit report lag). Beberapa peneliti me- orang auditor merangkum empat nilai etika
nemukan bahwa rentang waktu penerbitan kehidupan. Nilai yang pertama, menghilang-
laporan audit tidak terpengaruh solvabilitas kan rasa ranglasakake gatra yang terungkap
perusahaan dan size kantor akuntan publik pada ungkapan tatas tutus titis titi. Kemu-
(Farag, 2017; Hussin, Bamahros, & Shukeri, dian, teliti setiti ngati-ati yang memiliki arti
2018; Rusmin & Evans, 2017; Salehi, Bayaz, untuk selalu melakukan pekerjaan dengan
& Naemi, 2018). Namun, munculnya opini penuh kehati-hatian.
audit serta perolehan laba pada tahun ber- Nilai etika selanjutnya, karyenaktya­
jalan menjadi penghambat munculnya audit sing yaitu tanggung jawab auditor dengan
report lag. menempatkan collective interests. Tera­khir,
Reraja, Sudaryati, Karakter Akuntan dalam Filosofi Adigang Adigung... 484

sifat eling dan waspada saat auditor se- miliki melalui reputasi dan jumlah jam ter-
bagai makhluk Tuhan menjalankan fung- bang mengaudit, sedangkan kekuatan dimi-
si sebagai auditor. Produk yang dihasilkan liki saat menentukan opini, dan kepandaian
dari aktivitas audit adalah opini audit. Opini yang diatur melalui Undang-Undang nomor
audit memiliki manfaat penting bagi pihak 34 tahun 1954 melalui PMK Nomor 25/
yang memiliki kepentingan seperti investor, PMK.01/2014 bahwa akuntan harus terdaf­
kreditor, pemerintah, dan pemegang saham. tar dalam register negara (lulus pendidikan
Pada umumnya opini audit yang biasa ada profesi akuntansi dan lulus ujian sertifikasi
di lingkungan bisnis yaitu unqualiefied opin- akuntan profesional). Kontribusi penelitian
ion, qualified opinion, adversed opinion, serta khususnya bagi dunia akademisi menun-
disclaimer opinion. Gao & Zhang (2019) dan jukkan bahwa filosofi Jawa dapat digunakan
Herda, Cannon,& Young (2019) menjelas- sebagai pertimbangan pedoman penelitian
kan bahwa proses audit adalah pengambi- untuk mempelajari karakter manusia dan
lan sikap dan peristiwa entitas bisnis untuk dikaitkan dengan ilmu sosial.
penyesuaian tugas dan kekhasan yang telah
disepakati lalu hasilnya dikomunikasikan METODE
kepada klien. Hasil penugasan audit dapat Fokus analisis penelitian ini adalah
menilai situasi dan tolok ukur kerja perusa- refleksi karakter akuntan pada filosofi peri-
haan yang jujur dan objektif. Hal ini menun- bahasa Jawa adigang adigung adiguna se-
jukkan bahwa seorang akuntan pun tidak hingga memberikan penafsiran data dan in-
terlepas dari hablumminannaas selama ma- formasi hasil wawancara dengan informan.
sih hidup di dunia karena pada praktiknya Peneliti menempatkan diri sebagai bagian
akuntan tidak pernah bekerja secara per- yang seharusnya dapat dipahami dengan
sonal ketika mengaudit perusahaan melain- baik dan mendalam atas suatu fenomena ke-
kan bekerja bersama secara tim. Seorang tika menyingkap suatu tindakan, pemikiran,
akuntan dituntut atau diwajibkan memiliki dan keyakinan.
beberapa sikap untuk menunjukkan profe- Teknik wawancara dan observasi di-
sionalisme dalam pekerjaannya yang disebut gunakan untuk mendapat data penelitian.
kode etik. Kode etik akuntan yaitu akuntan Narasumber penelitian adalah auditor Senior
harus memiliki sikap wibawa, terhindar dari yaitu Budi dan Susi. Mereka telah memiliki
sifat subjektif, memiliki kemampuan andal, jam kerja tinggi mengaudit. Keduanya memi-
amanah, dan memiliki etika sesuai etos ker- liki persamaan profesi sebagai seorang Audi-
ja. tor Senior tetapi memiliki spesifikasi peker-
Pada sisi lainnya, terdapat beberapa jaan yang berbeda. Budi berprofesi sebagai
penelitian yang mengaitkan masalah etika akuntan pendidik, sedangkan Susi berpro-
akuntan dengan filosofi Jawa, seperti Budi­ fesi sebagai Akuntan Konsultan di berbagai
susetyo & Subroto (2012), Djasuli (2018), dan perusahaan swasta dan pemerintah.
Eltivia (2013). Adanya penelitian tersebut Pencarian informasi face to face an-
menunjukkan bahwa masalah etika menjadi tara narasumber dan penulis bertempat di
perhatian utama masyarakat ter­hadap pro- lingkungan bisnis informan untuk fleksibili-
fesi akuntan. Penelitian ini berusaha untuk tas dan kenyamanan sehingga peneliti mem-
melengkapi penelitian sebelumnya dengan peroleh hasil wawancara yang meyakinkan
filosofi peribahasa Jawa adigang adigung dan terpercaya. Hasil wawancara direkam
adiguna berdasarkan perspektif akuntan dan dicatat kemudian dianalisis oleh peneli-
internal dan eksternal. Filosofi peribahasa ti.
Jawa pernah hitz di jamannya dan berkaitan Berdasarkan refleksi dari beberapa pe-
dengan kearifan lokal. neliti kualitatif akuntansi (Bogt & Helden,
Berdasarkan uraian tersebut, maka 2012; Burns, 2014; Parker, 2014) anali-
tujuan penelitian ini adalah untuk meneliti sis pada penelitian ini memiliki berbagai
kesesuaian karakter nyata akuntan dengan tahap­an di antaranya adalah survei lapang­
filosofi Jawa karena bersarat makna dan an kemudian dilakukan pemilihan untuk
melekat kesan prestisius. adigang adigung menjadi satuan olahan informasi, mene­
adiguna dipilih sebagai peribahasa yang te- rapkan sintesis, menentukan pola, mencari
pat untuk mendeskripsikan karakter akun- apa yang penting dan dipelajari, kemudian
tan karena sesuai dengan ciri khas kepri­ menentukan aspek apa saja yang dapat di­
badian akuntan yaitu memiliki kedudukan, utarakan kepada orang lain. Filosofi periba-
kekuatan, dan kepandaian. Kedudukan di- hasa Jawa adigang adigung adiguna sebagai
485 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 10, Nomor 3, Desember 2019, Hlm 482-501

suatu data informasi secara kualitatif bera- salah satu Pernyataan Standar Audit 02
da pada tahap satuan olahan informasi yang (SA no 2). Penjabaran mengenai Pernyata-
dapat digunakan untuk memahami nilai- an Standar Audit 02 (SA no 2) yang menya­
nilai kearifan budaya berbudi pekerti luhur jikan dan memaparkan laporan keuangan
dan bersahaja di balik suatu kejadian ber- untuk pihak yang berkepentingan merupa-
dasarkan hasil wawancara. kan risiko manajemen. Makna adigang adi-
gung adiguna tampak dari sisi objek lapor­
HASIL DAN PEMBAHASAN an keuangan manajemen dan opini audit,
Filosofi Jawa sarat nilai adigang adi- karena keduanya tanggung jawab mutlak
gung adiguna. Karakter memiliki arti tabiat yang diemban oleh akuntan hingga akh­ir
kepribadian yang dimiliki seseorang. Pada ­­proses audit. Akuntan (auditor) terbebas
riset Awalin (2017) dan Eltivia (2013) dijelas- dari je­ratan kewajiban atas nominal dan
kan bahwa watak leadership disertai budaya akun saldo laporan keuangan dan indikasi
tradisional bisa dijadikan solusi krisis kesan- memanipulasi saldo nominal akun. Hal ini
tunan di era milenial. Kearifan lokal dengan menjelaskan secara eksplisit bahwa peran
basis karakter kepemimpinan terbagi menja- Akuntan dengan karakter adigang adigung
di 2, yaitu berupa larangan atau pantangan adiguna dan profesional sangat menentukan
dan anjuran. Larangan misalnya adigang keberlangsungan profesinya di masa depan.
adigung adiguna, aja dumeh dan sapa sira Karakter akuntan terhadap ungkapan
sapa ingsun. Sementara, anjuran misalnya adigang adigung adiguna. Seorang akun-
aja rumangsa bisa, nanging bisa rumangsa, tan ketika melakukan pekerjaaan secara
berbudi bawa leksana, lembah manah, an­ profesional sudah sewajarnya menyadari
dhap ashor, wani ngalah luhur wekasane. bahwa ilmu yang dikuasai belum sempurna
Andhap ashor budaya Jawa sekilas dan masih banyak hal yang belum diketahui
tampak pada pepatah Jawa, seperti hame- karena ilmu bersifat bercabang tanpa akhir,
mayu hatyuning bawana, dudu sanak dudu sedangkan para akuntan hanya mema­hami
kadang yen mati melu kelangan, asih ing ses- intinya saja. Ungkapan adigang adigung
ame, wani ngalah luhur wekasane, aja du- adiguna menjadi sangat pantas disematkan
meh, dan adigang adigung adiguna. Pepatah pada para akuntan yang sedang memiliki
budaya Jawa harus dipahami, dihayati dan kekuatan, kedudukan, dan kekuasaan keti-
diamalkan pada para generasi muda untuk ka terlibat dalam proses pengambilan kepu-
membentuk generasi berkarakter. Adigang tusan pada situasi etis terhadap pekerjaan
adigung adiguna adalah ungkapan Jawa yang sedang dilakukan. Para akuntan ha-
yang memiliki makna agar manusia meniru rus dapat membentengi dirinya sendiri dari
ilmu padi, semakin berat semakin berisi dan rayuan iblis sehingga dijauhkan dari sifat ib-
tidak bersifat tong kosong nyaring bunyin- lis yaitu angkuh dan sombong.
ya. Dunia hanya titipan sementara, sedang- Secara internal akuntan sebagai Aparat
kan akhirat selamanya. Ungkapan adigang Pengawas Intern Pemerintah (APIP) berpe­
adigung adiguna sangat familiar di mas- ran untuk mencegah korupsi dan menga­
yarakat Jawa supaya menghindari watak wal Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
congkak dan sombong seperti binatang. (SPIP). Akuntan internal bertanggung jawab
adigang mendeskripsikan hewan kijang dalam pembuatan laporan audit. Pentingnya
yang cepat dan kuat ketika berlari. Adigung keberadaan akuntan internal adalah untuk
mendeskripsikan hewan gajah karena memi- meningkatkan transparansi tata kelola bagi
liki tubuh tambun. Adiguna mendeskripsikan pemangku kepentingan eksternal (Leung,
ular liar yang memiliki racun mematikan. Cooper, & Perera, 2011; Muhsin, 2018). Se­
Orang Jawa mengutamakan andhap asor orang internal auditor harus mampu men-
atau lembah manah yang dikenal sebagai si- jamin tata kelola sesuai dengan pencapai­
fat pemalu dan tidak menonjolkan kelebihan an tujuan yang berbasis value for money.
untuk membuat orang lain iri. Manusia ber- Secara perilaku akuntan internal harus
perangai hablumminannas sehingga harus menerapkan dan memiliki prinsip-prinsip
menghindari individualisme dan memperha- integritas, objektivitas, kerahasiaan, dan
tikan kaum disabilitas sebagai cerminan diri kompetensi. Integritas berarti akuntan tidak
bahwa tidak ada kesempurnaan di dunia. boleh melakukan kebohongan yang meru-
Filosofi peribahasa Jawa adigang adi- gikan masyarakat, lalu menekuni pekerjaan
gung adiguna menjadi semakin bermakna dengan rajin serta bertanggung jawab. Se-
jelas bagi Akuntan apabila dikaitkan de­ngan cara logis dan sesuai dengan akal pikiran
Reraja, Sudaryati, Karakter Akuntan dalam Filosofi Adigang Adigung... 486

akuntan tidak diperbolehkan terlibat dalam atur regulasi atas pembinaan akuntan da-
aktivitas ilegal dan memalukan bagi profe- lam memberikan jasa antara lain jasa au-
si dan organisasi. Akuntan internal dituntut dit untuk historis informasi keuangan klien
untuk selalu menaati hukum dan ketentuan pada tahun buku perusahaan dengan jangka
kode etik profesi sehingga memiliki kontri- waktu tertentu, pelayanan atas review hasil
busi pada tujuan etis organisasi. Objektivi- audit, jasa asuransi lainnya seperti perpa-
tas memiliki arti bahwa akuntan tidak ikut jakan, konsultasi manajemen. Sementara
berpartisipasi pada kegiatan yang dapat itu Chiang (2016) dan Zimmerman (2016)
mengganggu penilaian independensi dan menunjukkan bahwa situasi audit memiliki
bertentangan dengan kepentingan organi­ simbiosis mutualisme tentang sikap skep-
sasi. Akuntan internal tidak bisa meneri- tis profesional auditor dan keakuratan opi-
ma hadiah berupa imbalan atau petisi yang ni audit. Etika, pengalaman, dan keahlian
dapat mengganggu profesionalisme sehing- audit tidak dapat memacu keakuratan opini
ga akuntan diwajibkan untuk menyingkap audit. Hal ini berlawanan dengan karakter
semua kebenaran material yang diketahui. adigang adigung adiguna yang secara aktu-
Pada sudut pandang lainnya keraha- alisasi lebih dominan muncul ketika berada
siaan bermakna bahwa akuntan internal pada situasi audit. Situasi audit memiliki
harus mewaspadai penggunaan dan me- faktor-faktor yang mendominasi saat ter-
lindungi setiap informasi saat menjalankan jadi proses audit seperti tekanan kejiwaan,
pekerjaan. Akuntan internal tidak diperke- emosi, psikologis, dan karakter akuntan itu
nankan menggunakan informasi demi men- sendiri. Suasana hati positif akan memben-
gambil keuntungan pribadi dan hal apa pun tuk perasaan senang dan riang, sedang-
yang bertentangan dengan peraturan yang kan suasana hati negatif akan membentuk
berlaku dan merugikan tujuan organisasi. perasaan sedih dan depresi. Faktor situasi
Sementara itu, kompetensi bermakna bah- audit inilah yang mendorong sikap skeptis
wa akuntan internal diperbolehkan hanya dan keakuratan opini audit pada akuntan
memberikan pelayanan sesuai dengan as- publik tidak terkecuali sikap adigang adi-
pek yang mereka kuasai. Akuntan internal gung adiguna.
dituntut untuk melakukan audit internal Sikap adigang adigung adiguna pada
berdasarkan standar profesi yang berlaku. akuntan publik mendorong sikap skeptis
Akuntan internal secara kontinu berkewa- walaupun secara efek memiliki pengaruh
jiban mengasah kemampuan dan efektivitas positif yaitu keakuratan opini audit akun-
pelayanan profesi. Hal ini akan selaras de­ tan publik. Sikap ini merupakan sikap yang
ngan filosofi sikap adigang adigung adiguna secara sosial dalam arti negatif tidak dapat
pada akuntan internal. Akuntan internal percaya secara langsung atas informasi yang
secara langsung dapat menentukan sikap diberikan sebelum membuktikannya sendi-
untuk pencapaian tujuan organisasi. Se- ri. Akuntan publik memiliki sikap adigang
cara fleksibel sikap adigang adigung adigu- adigung adiguna karena merasa mampu dan
na muncul ketika proses pembuatan laporan bisa melebihi yang lain sehingga timbul rasa
audit yang berkualitas untuk kepentingan penuh curiga dan tidak serta merta langsung
pihak internal dan eksternal perusahaan. percaya dengan data aktual.
Permasalahan mulai muncul ketika sifat in- Sikap inilah yang akan mendorong
dependen pada auditee atau rekan-rekan se- sikap skeptis akuntan publik untuk selalu
jawat di bawah atau di atasnya. menggali informasi sendiri hingga timbul
Akuntan yang memberikan jasa akun- rasa yakin dan percaya di hatinya kemu­dian
tan pada suatu perusahaan swasta dan kritis pada bukti temuan audit se­hingga
nonswasta dengan jumlah fee tertentu bia- pengambilan keputusan audit selalu ber-
sa dikenal sebagai akuntan publik. Bayaran patok pada kemampuan auditing akuntan.
yang diperoleh atas hasil audit dikenal de­ Pada penerapan sikap adigang adigung adi-
ngan sebutan audit fee. Akuntan publik guna akuntan publik tidak boleh berasumsi
bekerja secara profesional dengan lingkung­ bahwa klien yang diaudit dan yang menggu-
an wilayah kerja di seluruh wilayah Indone- nakan jasa akuntan publik selalu melakukan
sia. Peraturan yang mendasari profesi akun- praktik yang bersih dan terbebas dari fraud.
tan publik tentang praktiknya adalah UU Di samping itu, tidak memiliki prasangka
No. 5 tahun 2011. Tidak hanya UU tersebut buruk bahwa klien melakukan kecurangan.
tetapi juga terdapat PMK 154/PMK.01/2017 Sikap adigang adigung adiguna semes-
tanggal 8 November 2017 Pemerintah meng­ tinya berada di tengahnya yakni di antara
487 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 10, Nomor 3, Desember 2019, Hlm 482-501

persepsi baik dan buruk. Sikap ini pada ang­garan belanja rutin dan anggaran belanja
akuntan publik secara klise muncul jelas pembangunan. Akuntan pemerintah memili-
ketika muncul dua kubu perikatan profesi ki fungsi pengawasan internal, pe­ngawasan
dengan tujuan yang sama di Indonesia yaitu eksternal, pengawasan penerimaan dan
IAI dan IAPI. IAI merupakan singkatan dari pengeluaran negara, serta pengawasan pre-
Ikatan Akuntan Indonesia, sedangan IAPI ventif dan detektif. Akuntan Pemerintah
merupakan singkatan dari Ikatan Akuntan mendorong terciptanya good governance.
Publik Indonesia. Sikap adigang adigung Standar Akuntansi Pemerintahan didefi-
adiguna pada kedua perserikatan tersebut nisikan sebagai tata cara manual dan di­
secara implisit mengikuti karakter individu gitalisasi terkait mengolektif data, mencatat,
akuntan publik. mengikhtisarkan, serta melaporkan neraca
Tidak dapat dipungkiri, pada diri se­ dan laporan operasional instansi pemerin-
orang akuntan publik dibutuhkan sikap tah yang telah diatur pada PP No. 24/2005
adigang adigung adiguna untuk kesejahte­ pasal 1 ayat 5. Kuhlmann & Bogumil (2018)
raan profesi di masa depan. Sikap ini tidak dan Pierre, Peters, & Licht (2018) membuk-
serta merta selalu memiliki konotasi nega­ tikan bahwa tingkat kebergantungan dan
tif. Akuntan publik membutuhkan sikap ini pengeluaran pemerintah memacu kinerja
untuk situasi audit dalam hal temuan bukti keuangan, sedangkan legislatif dan temuan
kolektif lalu dikritisi dan menimbang secara audit justru menurunkan kinerja keuangan.
material dan tidak material terhadap buk- Meskipun demikian, ukuran, kekayaan, dan
ti-bukti yang terkumpulkan. opini audit tidak memacu kinerja keuangan
Penerapan tingkat skeptis dan sikap pemerintah.
adigang adigung adiguna diharapkan dapat Akuntan pemerintah memiliki ke-
memacu efektifitas dan efisiensi audit. Se- wenangan yang lebih mendominasi secara
cara positif sikap adigang adigung adiguna peraturan perundang-undangan yang ber-
pada akuntan publik sangat dibutuhkan laku sehingga sikap adigang adigung adigu-
karena menciptakan pola pemikiran yang ti- na akan lebih kental terasa. Permasalahan
dak serta merta men-judge bahwa data sal- independensi semakin rumit jika auditor
do akun yang disajikan klien ada kesalah­an melapor atau membuat laporan pada Kepala
terencana untuk melambungkan profit diri Daerah karena kepentingan Kepala Daerah
sendiri tanpa harus dilaporkan pada khala­ mengharapkan laporan yang berkualitas ter-
yak umum. Pada situasi audit terdapat kait dengan kinerja Pemerintahan. Apabila
proses yang membuktikan ada temuan au- dikaitkan dengan filosofi peribahasa Jawa
dit yang banyak, bisa meruncingkan pikiran adigang adigung adiguna maka auditor se-
dan kewaspadaan akuntan publik apabila bagai penjamin harus meyakinkan bahwa
terdapat salah saji material. tujuan organisasi dapat tercapai dengan
Akuntan publik juga perlu menerap- baik. Independence in appearance dimiliki
kan sikap adigang adigung adiguna un- oleh akuntan artinya secara appearance po-
tuk mengevaluasi bukti audit. Peningkatan sisi akuntan tidak lemah karena bergantung
kualitas audit dapat timbui. Sikap ini akan pada pimpinan. Apabila pimpinan memiliki
mendorong akuntan publik untuk menggali fraud tetapi tidak menindaklanjuti karena
audit mendalam pada klien atau staf inter- adanya fraud yang disengaja atau atas arah­
nal perusahaan terhadap putusan kebijakan an pimpinan sehingga kedudukan adigang
akuntansi oleh pihak manajemen. Secara pada Akuntan tidak memiliki arti dan pe­
logika akuntan publik tidak mungkin dapat ngaruh apa pun. Sementara itu, adigung se-
sepenuhnya independen dan bersikap netral bagai suatu kekuatan. Akuntan harus memi-
karena mereka disewa dan dibayar oleh ma- liki kekuatan dalam arti mendorong atau
najemen klien. menekan pimpinan untuk menindaklanjuti
Instansi Pemerintah memiliki akuntan suatu kesalahan yang tidak wajar. Apabila
yang disebut dengan Akuntan Pemerintah akuntan mendeteksi suatu fraud atau kecu-
dan laporan keuangan oleh unit-unit orga­ rangan, tetapi kenyataannya, dia tidak mam-
nisasi pemerintahan dipertanggungjawab- pu bersikap adigung, maka kekeliruan atas
kan untuk pemerintah. Akuntan pemerintah fraud pimpinan menjadi pembiaran yang be-
biasanya merupakan akuntan yang bekerja rakibat fatal atas suatu asersi opini lapor­
di instansi keuangan pemerintah. Akuntan an keuangan. Adiguna berarti kepandaian
pemerintah memiliki tugas untuk menga- sehingga seorang akuntan harus dapat pro-
wasi penggunaan anggaran negara yaitu fesional dan kompeten ketika melakukan
Reraja, Sudaryati, Karakter Akuntan dalam Filosofi Adigang Adigung... 488

pekerjaan. Seorang akuntan harus memiliki perguruan tinggi adalah seorang akuntan
sense atau insting ketika mengerjakan tugas tetapi seorang akuntan pasti menempuh
secara profesional untuk mendeteksi suatu pendidikan akuntansi. Seorang akuntan ha-
kecurangan. Namun, akuntan tidak boleh rus menempuh pendidikan profesi akuntan
underestimate atau menuduh tanpa bukti. dan mengikuti uji kompetensi akuntan yang
Sikap adigang adigung adiguna dapat telah teregistrasi pada register negara.
tercipta saat akuntan pemerintah melaku- Konsep akuntan pendidik tersebut juga
kan jasa secara profesional di Instansi Pe- dirasakan oleh Budi. Dia berpendapat bahwa
merintahan terkait. Pelaksanaan suatu au- sebagai akuntan pendidik dapat juga menja-
dit dilaksanakan setelah laporan keuangan di konsultan akuntan secara profesional di
telah diaudit dan siap dipublikasikan pada luar kegiatan akademik. Secara rinci, Budi
publik. Audit keuangan dan turunannya mengemukakan bahwa:
(audit kinerja dan investigatif) menjadi porsi
utama yang membedakan audit entitas pu­ “Apabila akuntan pendidik saja
blik dengan swasta. Entitas publik bersifat bersikap adigang adigung adiguna
nirlaba karena berkaitan dengan pengelo- bagaimana dengan akuntan yang
laan kekayaan milik negara. lainnya. Akuntan pendidik kan
Sikap adigang adigung adiguna dapat ibarat pekerjaan mulia layaknya
mendominasi saat proses audit karena ke- guru di sekolah mendidik murid
arogansian sifat akuntan pemerintah keti- seperti anak kandung. Akuntan
ka memberikan opini audit untuk lembaga pendidik dan sikap adigang adi-
pemerintahan itu sendiri. Distorsi etika dan gung adiguna dapat terjadi bila
moral mengakibatkan dilema etika pada karakter sebagai pendidik sudah
karier bisnis akuntan pemerintah ketika hilang fitrahnya sebagai pendidik
situasi audit mengancam kelanggengan dan otoriter pada siswa sehingga
profesi. Akuntan pemerintah mengalami tidak membiarkan siswa berkem-
tekanan yang lebih besar saat melakukan bang sesuai kemampuannya bu-
audit pada instansi pemerintah. Klien yang kan lebih mengarah pada sikap
merupakan instansi pemerintah itu sendi- kearogansian atas opini karena
ri pasti mayoritas mengharapkan penerbit­ tidak ada opini yang dihasilkan
an opini pendapat unqualified atas asersi selain nilai pelajaran bagi siswa”
laporan keuangan yang telah dibuat. Hal ini (Budi).
menimbulkan gejolak batin bagi akuntan
pemerintah apabila pendapat unqualified Sebagaimana diketahui akuntan pen-
tersebut menjadi tidak tepat. didik tidak memiliki produk audit yang di-
Kondisi dilematis di lingkungan peme­ hasilkan berupa opini sehingga karakter
rintahan ini menyebabkan sikap adigang adigang adigung adiguna tampak tidak ada
adigung adiguna tidak terlalu berperan pen­ pada dirinya. Akuntan pendidik lebih me­­ng-
ting. Lembaga eksekutif memiliki kedudukan ­­arahkan para calon akuntan yang dididik
teratas untuk menentukan dan mendapat melalui teori dan praktik. Akuntan pendidik
opini unqualified. Akuntan pemerintah seha- ibarat contoh figur utama bagi para lulusan
rusnya bertindak profesional dan indepen- akuntan yang dihasilkan sehingga apabila
den saat melaksanakan tugasnya. Namun, akuntan pendidik mencontohkan tidak baik
tidak sedikit justru timbul skandal kasus maka output yang dihasilkan tersebut dice-
yang merusak citra akuntan pemerintah itu maskan tidak berkualitas. Akuntan pendi-
sendiri. Tidak hanya merusak citra akuntan dik jika menginginkan hasil anak didik yang
pemerintah itu sendiri, tetapi turut mengor- berkualitas maka setidaknya mereka mem-
bankan reputasi nama baik dan kualitas bentengi diri dari hal-hal yang tidak baik
akuntan pemerintah tersebut. dan terhindar dari perbuatan kriminalitas.
Akuntan pendidik mengemban tugas Secara personal akuntan pendidik
untuk mengajarkan pendidikan akuntansi, menjadi fokus utama sebagai mata penca-
mencanangkan penelitian ilmiah akuntansi hariannya secara profesional. Deskripsi se-
secara berkala, mengembangkan teori dan cara umum akuntan pendidik memiliki kode
riset akuntansi, serta melatih dan meran- etik yang sama dengan profesi akuntan yang
cang kurikulum secara khusus untuk pen- lain. Mudrack & Mason (2019) dan Utami,
didikan akuntansi di perguruan tinggi. Tidak Wijono, Noviyanti, & Mohamed (2019) me­
semua lulusan program studi akuntansi di ngatakan bahwa keunikan hubungan an-
489 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 10, Nomor 3, Desember 2019, Hlm 482-501

tara profesi akuntan dengan pengguna jasa lihat dari proses pembelajaran.
profesionalnya dan efek positif negatif akibat Proses pembelajaran tidak me­
profesi pelanggaran etika akuntan terhadap libatkan publik karena akuntan
kepercayaan publik menjadi sumber ma­ pendidik hanya mengajarkan di
salah atas etika profesi akuntan dan menjadi kelas bukan dalam hal membe­
isu-isu yang telah dikaji dan ditelaah secara rikan kuliah tamu secara umum
ilmiah dan khusus tentang faktor-faktor apa dan selalu berada pada konteks
saja yang memiliki pe­ngaruh terhadap sen- forum terbatas” (Budi).
sitivitas etika akuntan. Penelitian dengan
sensitivitas etika telah memercikkan suatu Akuntan pendidik harus bersikap ne-
gagasan tersirat mengenai proses sensitivi- tral dalam menyikapi skandal di luar aka-
tas etika secara individu. Proses pengambil­ demik terutama yang bersangkutan dengan
an keputusan etika secara individu terpe­ pemerintahan. Hal ini karena akuntan pen-
ngaruh oleh proses eksplisit yang mencakup didik menjadi panutan bagi profesi akuntan
faktor eksternal pada situasi proses audit. yang lain. Kode etik profesi yang digunakan
Akuntan pendidik harus menguasai bebera- oleh akuntan pendidik masih sama dengan
pa hal di antaranya adalah dapat melakukan kode etik profesi akuntan manajemen, akun-
alih pengetahuan (transfer of knowledge) tan pemerintah, dan akuntan publik. Kode
terhadap murid ataupun mahasiswa. Seo- etik profesi yang digunakan akuntan pendi-
rang akuntan pendidik juga dituntut untuk dik mengacu pada kode etik Ikatan Akuntan
me­nguasai tingkat pendidikan yang tinggi Indonesia (IAI). Seharusnya hal ini menjadi
dan memahami secara gamblang mengenai sorotan utama mengingat akuntan pendi-
bisnis akuntansi serta teknologi informasi. dik sangat berbeda tugas dan kewajibannya
Akuntan pendidik diharuskan dapat dengan profesi akuntan yang lain sehingga
melakukan pengembangan pengetahuan kurang tepat apabila menggunakan kode
melalui riset akuntansi. Sikap adigang adi- etik sejenis.
gung adiguna pada akuntan pendidik ti- Sikap adigang adigung adiguna pada
dak akan tampak secara langsung apabila akuntan pendidik cenderung memiliki kono-
dibandingkan dengan jasa profesi akuntan tasi negatif. Anggapannya akuntan pendidik
lainnya seperti akuntan manajemen, akun- yang memiliki sikap ini akan selalu mera-
tan publik, dan akuntan pemerintah. sa dirinya paling berwibawa, paling pandai,
Ketidak­tampakan sikap adigang adigung dan paling disegani. Akuntan pendidik yang
adiguna dikarenakan profesi akuntan pendi- memiliki semakin banyak gelar juga akan
dik tidak memiliki kewajiban untuk mener- mendukung terciptanya sikap adigang adi-
bitkan opini atas laporan keuangan. Namun, gung adiguna. Ungkapan ini sejalan dengan
sikap adigang adigung adiguna terjadi dalam hasil wawancara dengan Budi pada kutipan
bentuk lain terutama dalam hal sikap adi- berikut ini.
guna.
Sikap adiguna menjadi lebih condong “Dosen akuntansi ibarat akun-
bagi akuntan pendidik karena merasa diri­ tan pendidik dan seorang dosen
nya paling paham akan peraturan dan seluk dituntut memiliki gelar sebanyak
beluk akuntansi lebih detail dan mendalam. mungkin. Badan Akreditasi Nasi-
Namun, sikap adigang adigung menjadi le­ onal-Perguruan Tinggi (BAN-PT)
bih lemah karena akuntan pendidik memiliki yang mengaturnya. Jika jaman
ruang lingkup yang sangat terbatas. Akun- dulu S1 sudah bisa menjadi dosen
tan pendidik hanya berfokus pada dunia bisa mengajar, kemudian beralih
akademisi sebagai tujuan utama dan tidak menjadi S2, dan sekarang dituntut
sampai berhubungan dengan sensitivitas harus S3. Hal ini menjadi tuntutan
publik. Cuplikan wawancara dengan Budi perguruan tinggi yang harus mau
berikut ini memberikan gambaran mengenai tidak mau, suka tidak suka wajib
keterbatasan akuntan pendidik dalam men- direalisasikan sehingga artinya
jalankan pekerjaannya. akuntan pendidik yang masih S2
harus sekolah lagi. BAN-PT pasti
“Akuntan pendidik berbeda de­ mengharapkan hasil sumber daya
ngan akuntan-akuntan yang lain. manusia yang berkualitas sehing-
Adigang adigung adiguna yang ti- ga sebelum menginginkan hasil
dak tersirat pada opini dapat ter- SDM yang berkualitas hendak­nya
Reraja, Sudaryati, Karakter Akuntan dalam Filosofi Adigang Adigung... 490

pengajarnya harus berkualitas dan berevolusi hingga saat ini dan pro­ses
terlebih dahulu” (Budi). tersebut termasuk pada penelitian bidang
akuntansi. Apabila dilihat dari definisi, riset
Apabila akuntan pendidik memiliki se- bidang akuntansi keperilakuan dapat men-
makin banyak gelar, artinya pengalaman jadi kritikan (Khomsiyah, 2017). Kritikan
keahlian profesional semakin banyak. Oleh muncul karena akuntansi keperilakuan me-
karena itu, gap antara akuntan pendidik nempatkan manusia sebagai pelaku yang
senior dan akuntan pendidik junior kerap membentuk sifat atau situasi sosial sebagai
sering terjadi. Minoritas akuntan pendidik objek pasif. Padahal, secara generalisasi
senior dan akuntan pendidik junior berjalan suatu riset penelitian lebih menitikberat-
seiringan dan saling melengkapi apabila un- kan pada angka. Briando & Purnomo (2019)
tuk kebutuhan penelitian riset akuntansi. dan Fleischman & Valentine (2019) me­
Sikap adigang adigung adiguna memi- nyatakan bahwa akuntan sebagai pekerjaan
liki manfaat positif jika terjadi permasalah­ profesional harus memiliki kode etik seperti
an akademisi pada akuntan pendidik ya­ pekerjaan profesional yang lainnya. Akun-
itu meningkatkan loyalitas rekan seprofesi. tan melakukan audit atas laporan keuang­
Sikap adiguna menuntut akuntan pendidik an dengan cara tertentu berdasarkan nor-
untuk memiliki banyak gelar. Sikap adiguna ma etika atau standar audit. Para akuntan
mendorong terjadi sikap adigang adigung. menggunakan kode etik ketika proses audit.
Seorang akuntan pendidik akan semakin Kualitas layanan penilaian dari masyarakat
memiliki kedudukan apabila telah lama bermula dari pihak yang menggunakan kode
bergelut di bidang akuntan pendidik. Sema- etik untuk pekerjaan profesional. Walaupun
kin senior akuntan pendidik maka akan se- ada kecurangan oleh para akuntan, dipasti-
makin memiliki sikap adigung yaitu memi- kan kecurangan yang terstruktur dan sesuai
liki kekuatan untuk mengatur relasi dan dengan peraturan karena kode etik mengikat
nepotisme di kalangan ruang lingkup pendi- sifat tamak akuntan agar terhindar dari
dikan. Oleh karena itu, pada akuntan pendi- pencitraan buruk di lingkungan kerja. Pada
dik sikap adigang adigung adiguna memiliki umumnya kecurangan oleh akuntan ter-
keterkaitan dan mendukung satu sama lain. struktur terprosedural sehingga sekilas para
Akuntan pendidik yang memiliki sikap akuntan selalu menunjukkan kerajinan dan
adigang adigung adiguna tidak dapat di- kebenaran untuk menyelesaikan tugas audit
jelaskan secara rinci karena pada akademi- yang diembankannya.
si sikap ini tercipta secara sistemik. Sikap Etika memang sangat mengutamakan
ini hendaknya menjadi motivasi bagi akun- teori-teori sosial. Namun, seorang peneli-
tan pendidik untuk bekerja lebih baik bagi ti di bidang akuntansi tidak diperbolehkan
dunia pendidikan dan bermanfaat bagi ma­ kehilangan sense of accountancy pada riset
syarakat, agama, dan negara. Tidak ha­nya penelitian akuntansi yang dihasilkan. Kajian
itu saja, sikap ini di kalangan akuntan pen- budaya dan sosial jangan sampai lebih men-
didik diharapkan tidak memperbesar jurang dominasi daripada akuntansi. Bagi penulis
pemisah antara akuntan pendidik senior dan pemahaman yang memadai tentang konsep
akuntan pendidik junior. Sikap ini harus di- akuntansi diharapkan dapat mengontrol
pandang secara bijaksana dan ditanamkan diri ketika menulis suatu kajian penelitian
di dalam hati akuntan pendidik sehingga ilmu sosial budaya sehingga tidak menghi-
para akuntan menjadi lebih mawas diri dan langkan konsep ilmu akuntansi yang ber-
legowo. kaitan. Akuntan profesional dibekali kode
Pembuatan keputusan etis dan pe­ etik akuntan. Kenyataannya, perbuatan
rilaku adigang adigung adiguna. Akun- tercela yang dilakukan oleh para akuntan
tansi bukan hanya sekadar seni namun merupakan tindakan disengaja untuk me­
juga sebuah ilmu yang telah menciptakan lawan kode etik yang telah ditetapkan oleh
berbagai paradigma. Salah satu paradigma ikatan profesi. Para akuntan yang melaku-
adalah paradigma akuntansi positif yang kan pelanggaran kode etik profesi acapkali
menggiring berbagai riset akuntansi kemu- tidak menyadari dan tidak peduli dampak
dian dipresentasikan dengan numerical view yang diakibatkan atas pelanggaran tersebut.
atau angka-angka, model matematika dan Kasus Enron yang terjadi Amerika merupa-
objektivitas atau generalisasi hasil penelitian kan kasus fenomenal dan familiar di bidang
sekitar tahun 1970-an. Pendefinisian akun- akuntansi. Kasus Enron mengakibatkan
tansi masih berlangsung bertahun-tahun karyawan kehilangan mata pencahariannya
491 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 10, Nomor 3, Desember 2019, Hlm 482-501

sebanyak kurang lebih 50.000 pekerja dan kualitas audit, tetapi akuntabiltas sebalik­
sekitar 250.000 investor kehilangan dana in- nya tidak memiliki efek pada kualitas audit.
vestasi triliyunan rupiah. Efek samping yang Penerapan kode akuntan publik memi-
timbul adalah ketidakpercayaan publik atas liki efek positif pada kualitas audit, sedang-
profesi akuntan. kan akuntabilitas tidak berpengaruh pada
Kasus yang sangat serius pada akun- kualitas audit. Untuk menghasilkan kualitas
tan adalah jual beli opini. Jual beli opini audit yang baik, penting bagi akuntan publik
melanggar kode etik profesi. Kode etik me­ untuk menerapkan kode etik akuntan pu­
rupakan prinsip moral atas perbuatan yang blik agar dapat meningkatkan kepercayaan
menjadi landasan tindakan akuntan sehing- pengguna laporan keuangan (Liu & Ren,
ga apa pun hal yang dilakukan akuntan di- 2017; Murphy, 2012). Berdasarkan indika-
pandang masyarakat sebagai tindakan ter- si machiavellianism, pembuatan keputusan
puji sehingga meningkatkan martabat dan etis memiliki 2 tahapan yaitu ketika meng­
kehormatan profesi. Kode etik akuntan yang hadapi dilema etika dan memulai keputusan
telah disepakati dan diatur lembaga profesi etis. Pembuatan keputusan etis disertai fon-
harus dihormati akuntan. Kode etik akun- dasi niat sikap etis untuk pertimbangan hal
tan menjadi landasan tanggung jawab untuk yang dilaksanakan serta mengaplikasikan
penugasan profesional kerja para akuntan. sikap etis sesuai tantangan fenomena di
Sikap adigang adigung adiguna me­ masa depan. Konsep etika dan penyajian
rupakan filosofi Jawa yang memiliki konotasi yang layak mengartikan bahwa kebebasan
positif dan negatif bergantung pada persepsi informasi tidak berat sebelah dan tidak bias.
individu. Filosofi ini di Jawa biasanya dipe- Penugasan kecurangan audit berhubungan
runtukkan bagi kalangan terhormat dan dengan sikap melawan hukum sehingga
disegani masyarakat. Filosofi ini merupakan laporan audit tidak dibenarkan untuk sub-
kearifan lokal etnik Jawa dan menjadi prin- jektif dan memihak pada salah satu pihak
sip hidup bermasyarakat. sehingga dianggap membela orang yang me­
Sikap adigang adigung adiguna dapat lawan hukum tersebut. Pengungkapan in-
menjadi pedoman pada akuntan untuk ti- formasi pada laporan tidak boleh menafsir-
dak mengurangi kredibilitas para akuntan kan hal yang berbeda.
jika konsep tersebut dilakukan dengan mak- Sejumlah peneliti menemukan komite
sud tidak baik. Perilaku tidak etis akuntan audit (tetapi bukan komite independen)
terjadi pada saat pelaporan keuangan yaitu mengekang manajemen pendapatan ke atas
ketika proses audit. Proses audit saat para (Larasati, Ratri, Nasih, & Harymawan, 2019;
akuntan berada pada situasi audit pembuat­ Lee & Park, 2019; Liu & Yu, 2018). Selain
an laporan entitas perusahaan kemudian itu, kehadiran auditor tidak membuat per-
diumumkan pada pihak internal eksternal. bedaan mengenai kegiatan manajemen laba
Nilai religiusitas menjadi faktor pendorong (Choi, Sohn, & Yuen, 2018; Park, 2015).
insan manusia mengambil sikap baik dan Hal ini sependapat dengan pernyataan Budi
buruk sehingga menyimpulkan keputusan berikut ini.
etis. Keputusan etis terpengaruh oleh dile-
ma etika yang merupakan rasa bimbang “Suatu perusahaan pastilah
dan menimbang bagaimana harus berbuat menginginkan manajemen laba
de­ngan benar dan bijak. Sementara itu, be- yang baik. Karena manajemen
berapa peneliti berargumentasi bahwa audi- laba yang baik menghasilkan opi-
tor dapat menghasilkan laporan berkualitas ni yang baik tanpa perlu basa basi
baik melalui tindakan etis dan independen dan kong kalikong dengan akun-
(Albrecht, Mauldin, & Newton, 2018; Fon- tan dan transaksi jual beli opini
taine, Khemakhem, & Herda, 2017; Hurtt, yang sangat berisiko pada harga
Brown-Liburd, Earley, & Krishnamoorthy, saham perusahaan apabila peru-
2013). Tindakan etis berawal dari kode etik sahaan go public. Mana ada pe-
yang diterapkan sehari-hari sehingga men- rusahaan berharap manajemen
jadi suatu kebiasaaan dan menjadi prinsip laba buruk kan nanti bangkrut
dasar hidup yang membuat akuntan bersi- ya pastinya jika manajemen laba
fat akuntabel dan transparan. Tindakan etis bagus maka komite audit juga
dan indepensi audit tidak memiliki pengaruh akan bagus penilaiannya pada
terhadap kualitas audit. Penerapan kode perusahaan karena itulah mana-
etik akuntan memiliki indikasi positif pada jemen laba menjadi tombaknya
Reraja, Sudaryati, Karakter Akuntan dalam Filosofi Adigang Adigung... 492

dan akuntan menjadi ujung tom- Terdapat perbedaan yang mencolok


bak pemanisnya sehingga menja- antara akuntan internal dan eksternal.
di satu kesatuan yang kokoh dan Akuntan internal memiliki insentif dan ke-
tidak terbantahkan kalau ma- sempatan untuk bias dalam evaluasi dan
najemen laba yang bagus akan penjelasan potensial atas hasil serta im­
menghasilkan opini bagus. Jarang plikasi untuk penelitian audit, praktik, dan
sekali bahkan mustahil terjadi ya peraturan. Namun, pada akuntan eksternal
bila manajemen laba jelek lalu opi- tidak demikian. Dwoney & Bedard (2019)
ni audit bagus. Artinya pasti ada dan Wright & Wu (2018) melaporkan bahwa
yang tidak beres dengan akuntan- perencanaan audit eksternal terpengaruh
nya” (Budi). ketika secara khusus mengacu pada teori
atribusi untuk memeriksa kelayakan akun-
Secara khusus meskipun komite au- tan internal untuk kompensasi insentif dan
dit bertindak sebagai alat untuk mengontrol partisipasi dalam konsultasi (yaitu, dua fak-
bentuk-bentuk manajemen laba yang lebih tor yang memberikan insentif untuk bias
mengerikan yaitu peningkatan pendapatan evaluasi audit) demi memacu perencanaan
dan insentif pemantauan dari direksi luar audit eksternal. Selain itu, pemeriksaan efek
dapat terhambat oleh tanggung jawab dewan kompensasi insentif dan peran konsultasi
kolektif untuk kualitas pelaporan keuangan. di dua tugas audit internal rutin berupa tes
Kedua, kurangnya diferensiasi di antara au- objektif tugas kontrol dan tugas penilaian
ditor big five dalam hal konservatisme akun- persediaan subjektif untuk mengevaluasi
tansi konsisten dengan risiko litigasi yang apakah pengaruhnya bergantung pada sub-
lebih rendah yang ditawarkan oleh French jektivitas tugas (yaitu peluang untuk bias
Civil Code (vs sistem Common Law AS), yang evaluasi audit).
kemungkinan akan menghilangkan insentif Sifat kompensasi dan pekerjaan audi-
kantong dalam bagi investor. Budi menga- tor internal memacu rekomendasi peren-
takan bahwa auditor senior biasanya tidak canaan audit secara berbeda. Kesempatan
punya sikap adigang adigung adiguna kare- untuk menerima kompensasi insentif meng-
na lamanya waktu yang digunakan untuk hasilkan lebih sedikit kebergantungan pada
menggeluti profesi akuntan. Pernyataan pekerjaan akuntan internal dan jam audit
Budi secara rinci dapat ditelaah pada kutip­ yang dianggarkan lebih besar, tetapi ha­
an sebagai berikut. nya untuk tugas subjektif. Meskipun peran
konsultasi mengurangi persepsi objektivitas
“Lha bagaimana bisa akuntan se- akuntan internal, ia memiliki efek terba-
nior tidak lebih baik dari akuntan tas pada rekomendasi perencanaan. Secara
junior. Dari segi pengalaman saja khusus konsultasi tidak berpengaruh pada
sudah berbeda. Akuntan senior kebergantungan dan mengarah pada jam
pastilah ingin profesinya lang- audit yang dianggarkan lebih besar hanya
geng beda dengan akuntan junior ketika kompensasi insentif tersedia.
yang sering jadi kutu loncat pin- Indonesia sebagai negara berkembang
dah kerja sana sini sehingga sikap memiliki kredibilitas akuntan yang masih
adigang adigung adiguna ini le­bih dipertanyakan khususnya sebagai auditor.
mengarah pada akuntan junior Hal ini karena semakin maraknya kasus ter-
jika mau dibandingkan kedua­ kait auditor. Adanya polemik UU No. 5 tahun
nya. Bayangkan saja akuntan se- 2011 menunjukkan bahwa kompetensi dan
nior perlu waktu belasan bahkan independensi memiliki pengaruh terhadap
puluhan tahun untuk memba­ kualitas audit. Sementara itu, klien memi-
ngun citra dan reputasi yang baik liki faktor-faktor untuk pemilihan Kantor
tetapi akuntan junior karena labil Akuntan Publik (KAP). Schneider (2017) dan
dan jiwa mudanya yang mengge- Zhang & Zhang (2018) menunjukkan bahwa
bu-gebu pastilah sikap sok pan­ tipe KAP dan pertumbuhan perusahaan yang
dai sok pinter sok ngatur pasti ada diukur melalui total aset berpengaruh se-
apalagi di era milenial sekarang cara signifikan terhadap kemungkinan per-
ini. Sudah seperti yang tua kalah gantian KAP. Perusahaan yang diaudit KAP
pintar sama yang muda padahal besar memiliki kemungkinan lebih rendah
secara pengalaman belum ada untuk pergantian KAP daripada KAP kecil.
apa-apanya” (Budi). Perusahaan yang mengalami pertumbuhan
493 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 10, Nomor 3, Desember 2019, Hlm 482-501

juga cenderung mengganti KAP, sedangkan “Saya rasa kok tidak pasti Audi-
masalah keuangan tidak memiliki pengaruh tor Big 4/5 bisa pasti memahami
signifikan pada faktor-faktor yang mempe­ filosofi adigang adigung adigu-
ngaruhi pergantian KAP. Namun, Cho & Wu na karena jika dikaitkan dengan
(2014) menjelaskan bahwa konflik agensi karakter pasti secara tidak sadar
antara pemilik pengendali dan pemegang terbesit sikap merasa paling di
saham minoritas sulit dimitigasi melalui atas segalanya, secara formalitas
mekanisme kontrol korporasi konvensional KAP Big 4/5 sudah diakui lega­
seperti dewan direksi dan pengambilalihan. litas secara internasional. Wajar
Perusahaan dengan masalah agensi kalau merasa paling pandai paling
yang tertanam dalam struktur kepemilikan kuasa paling berkedudukan, se­
lebih mungkin mempekerjakan auditor. hingga dapat mengatur klien khu-
Hubungan ini terbukti di antara perusahaan susnya ketika perserikatan audit
yang sering meningkatkan modal. Secara fee. Semakin berkedudukan ting-
konsisten perusahaan yang mempekerjakan gi maka akan tampak jelas sikap
auditor menerima diskon harga saham yang adigang adigung adiguna pada
lebih kecil terkait dengan konflik keagenan. diri mereka, karena kepintaran,
Selain itu, auditor mempertimbangkan ma- kedudukan, dan kekuasaan su-
salah keagenan klien ketika membuat biaya dah ada ditangannya jadi hanya
audit dan keputusan laporan audit. Secara tinggal memerintah walaupun itu
keseluruhan hasil ini menunjukkan bahwa tidak boleh semena-mena kare-
auditor memang memiliki peran tata kelola na kita tidak tahu esok apa yang
perusahaan di pasar negara berkembang. akan terjadi. Bisa jadi karena
Konsep ini sejalan dengan hasil wawancara sikap adigang adigung adiguna
Budi dan Susi yang mengatakan: inilah menyebabkan munculnya
kasus-kasus Enron yang lainnya
“Auditor Big 4/5 tidak paham karena memang akuntan memiliki
tentang filosofi adigang adigung kekuasaan untuk mengeluarkan
adiguna. Pemahamannya masih opini. Sudah terbukti di Indone-
ambigu tetapi sebenarnya mer- sia, adanya kasus Garuda, Jiwas-
eka sudah berkonsep adigang raya, Bumiputera yang diumum-
adigung adiguna secara tidak sa- kan WTP tapi malah ketika diaudit
dar dalam pembuatan keputusan (lagi) merugi miliaran bahkan tri-
etis. Pintar sudah pasti, berkuasa liunan rupiah. Semuanya kare-
jelas berkuasa, kedudukan sudah na opini yang diterbitkan auditor
pasti karena KAP Big 4/5 berli- ngawur alias salah” (Susi).
sensi Internasional sehingga ba­
nyak perusahaan go public yang Hasil Kedua wawancara tersebut
ingin diaudit walaupun harus menunjukkan bahwa nilai adigang adigung
merogoh kocek yang sangat ba­ adiguna secara tersirat sudah terinterna­
nyak dibandingkan menggunakan lisasi dalam membuat keputusan etis. Nilai
akuntan ecek-ecek yang dipan- adigang adigung adiguna tampak nyata saat
dang sebelah mata padahal inti­ hasil opini yang dikeluarkan ternyata diketa-
nya sama yaitu untuk suatu opi- hui tidak sesuai dengan kenyataan kondisi
ni. Akuntan memiliki objek yaitu perusahaan. KAP Big 4/5 memiliki kuasa
opini, makanya saya tidak heran opini, memiliki kedudukan dan kepandaian
kalau ada yang bilang jika akun- saat proses pembuatan etis, tetapi reputasi
tan bisa dibeli ya bagaimana dong profesi merupakan hal yang utama bagi KAP
ini kan bergejolak batin satu sisi Big 4/5.
KAP mengaudit klien, sedangkan Kode etik profesi akuntan pada fal­
KAP dibayar klien dan klien pas- safah adigang adigung adiguna. Akun-
ti berharap baik. Masa iya datang tan adalah suatu pekerjaan profesional dan
ngebayarin orang dengan harapan menjalan­kan fungsi auditing dan patuh kode
dapat nilai jelek atau dinilai bu- etik ketika membuat laporan keuangan enti-
ruk. Sepertinya hal yang mustahil tas swasta dan publik. Akuntan berpedoman
dan sulit terjadi” (Budi). pada kode etik dan wajib mematuhi karena
Reraja, Sudaryati, Karakter Akuntan dalam Filosofi Adigang Adigung... 494

jika dilanggar akan ada sanksi teguran dan akuntan yang berpraktik atau bekerja untuk
pencabutan izin kerja praktik. kepentingan manajemen organisasi, misal-
Etik adalah suatu prinsip moral dan nya perusahaan swasta termasuk BUMN.
perbuatan yang menjadi landasan tindak­ Pentingnya kode etik dijelaskan Susi sebagai
an individu sehingga dipandang sebagai berikut.
perbuat­an yang baik dan meningkatkan
martabat dan kehormatan seseorang. Kode “Jika di kehidupan manusia ter-
etik yang telah disepakati bersama oleh ang­ dapat kitab suci sebagai pedoman
gota profesi disebut dengan kode etik profe- hidup maka untuk akuntan dan
si. Kode etik akuntan dikenal dengan kode profesi lainnya memiliki kode etik
etik akuntan Indonesia. Sementara itu, bagi profesi sebagai pedoman. Kode
akuntan publik memiliki kode etik profe- etik tidak perlu dihafalkan karena
si akuntan publik. Kode etik profesi akun- banyak pasal yang mengatur ge­rak
tan publik disusun oleh IAPI atau Insititut gerik profesi bahkan mempersem-
Akuntan Publik Indonesia . pit ruang lingkup kerja akuntan.
Profesi akuntan bukan sebuah profesi Jika akuntan tidak memiliki kode
yang baru lagi. Lembaga pendidikan telah etik maka sudah pasti akuntan ti-
banyak yang membuka jalur program studi dak beretika dan bingung menen-
untuk menghasilkan akuntan-akuntan yang tukan arah sikap independensi
profesional. Fakultas Ekonomi dan Bisnis sehingga klien leluasa mengatur
(beberapa universitas di Indonesia masih ada kerja akuntan” (Susi).
yang menggunakan nama Fakultas Ekonomi)
memiliki program studi Akuntansi, dan para Akuntan memiliki kedudukan penting
mahasiswa yang telah menyelesaikan studi ketika melakukan audit di suatu perusahaan
dapat melanjutkan studi ke program studi dan berpegang pada kode etik profesi. Penu-
lanjutan yang disebut Pendidikan Profesi lis mengartikan bahwa kode etik hanyalah
Akuntansi (PPAk). Program ini merupakan panduan atau guidance para akuntan keti-
program pendidikan kerja sama antara uni- ka menjalankan profesi kerja. Ketika para
versitas terkait dengan Ikatan Akuntan In- akuntan melanggar kode etik maka akan
donesia (IAI), untuk bisa mendapatkan gelar dikenakan sanksi. Namun, apabila tidak me-
profesi yang disebut dengan Akuntan (Ak.) langgar kode etik sudah menjadi hal biasa
atau Chartered Accountant (CA). Gelar terse- karena sudah sewajarnya harus dilakukan
but juga tidak semerta-merta langsung bisa sesuai kode etik. Ketika para akuntan di-
diperoleh setelah menyelesaikan studi. Akan ingatkan kembali dengan ungkapan filosofi
tetapi, harus mendaftarkan diri di Kemen­ Jawa adigang adigung adiguna maka mere-
terian Keuangan Republik Indonesia (Pusat ka sepantasnya menyadari bahwa kode etik
Pembinaan Akuntan dan Jasa Penilai) un- tidak menjadi hal utama karena kedudukan,
tuk memperoleh register negara yang nanti­ kekayaan, kekuasaan dan jabatan hanyalah
nya pemilik register ini akan disebut sebagai sekadar titipan Tuhan yang bisa menghi­
Akuntan Negara. lang kapan saja apabila Tuhan menghenda-
Susi juga mengatakan bahwa pada ki. Tanggung jawab pekerjaan para akuntan
umum­ nya akuntan dapat bekerja di mana pada klien sebaiknya dipandang sebagai tu-
saja baik itu di dalam instansi pemerintahan gas dan amanah yang harus dipertanggung-
maupun instansi swasta. Berdasarkan tem- jawabkan secara baik dan benar.
pat pekerjaan, profesi akuntan dapat dibagi Beberapa kasus pelanggaran kode etik
menjadi beberapa jenis, yaitu Akuntan Pe- yang dilakukan oleh para akuntan mem-
merintah, yaitu akuntan yang bekerja bagi buktikan secara nyata bahwa kode etik be-
pemerintah, misalnya sebagai petugas pa- lum mampu menahan hasrat duniawi para
jak, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), dan akuntan untuk tidak melakukan tindakan
Badan Pengawasan Keuangan dan Pemba­ tercela. Misalnya, di Indonesia terdapat ka-
ngunan (BPKP). Akuntan Eksternal (Akun- sus Deloitte yang dijatuhi sanksi oleh Men-
tan Independen), yaitu akuntan yang ber- keu, Sri Mulyani, karena manipulasi laporan
praktik sebagai akuntan publik yang dalam keuangan SNP Finance. Deloitte yang mer-
melaksanakan tugasnya akan sangat me­ upakan salah satu KAP Big Four menunjuk-
ngandalkan independensinya karena tidak kan bahwa kode etik tidak menjamin reputa-
memiliki kepentingan pribadi dalam lapor­ si terjaga dengan baik. Selain itu, ada kasus
an keuangan klien. Akuntan Internal yaitu fenomenal dan terkenal pada bidang ilmu
495 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 10, Nomor 3, Desember 2019, Hlm 482-501

Akuntansi khususnya bidang audit yaitu akuntan memiliki kuasa dan kedudukan
kasus Enron pada tahun 2002. Kasus En- dalam hal memberikan opini pada auditee.
ron dan KAP Arthur Andersen menunjukkan Posisi auditee , walaupun pada kenyataan
bahwa kedudukan, nama baik, serta jabatan pihak auditee yang membayar jasa akun-
tidak menjamin seseorang untuk tidak me- tan, auditee memiliki posisi sebagai mitra
langgar kode etik profesi. Budi menyam- dengan pihak Akuntan. Pihak auditee pasti
paikan argumentasinya mengenai kode etik lebih bertanggung jawab pada stakeholder.
pada kutipan sebagai berikut. Stakeholder diantaranya adalah investor,
kreditor, sehingga posisi akuntan memiliki
“Kasus Enron sudah menjadi con- kuasa penuh dan kedudukan dalam menen-
toh kasus betapa sikap akuntan tukan opini atas laporan keuangan auditee.
tanpa kode etik menunjukkan Apabila dikaitkan dengan adigang maka po-
kekuasaan dengan memanfaat- sisi akuntan tersebut menjadi posisi “tawar”
kan kepintaran dan kekuasaan. yang kuat sehingga jika terjadi fraud dan
Bagaimana akuntan leluasa me­ akuntan tidak memiliki etika maka akuntan
ngatur nilai-nilai di kertas laporan akan mengancam dan menjadikan tuntutan
keuangan sehingga merugikan untuk melebihi kesepakatan audit fee yang
banyak investor yang sudah mem- lebih mahal untuk keuntungan pribadi dan
percayakan modal lalu raib dalam kelanggengan atas profesinya. Terkait audit
sekejap. Kejadian Enron terjadi fee, Susi mengatakan:
karena opini yang salah yang dike-
luarkan oleh akuntan. Opini yang “Audit fee sesungguhnya hanya
seharusnya kurang baik tetapi di- nilai di atas kertas. Yang lebih ba­
publikasikan menjadi baik pada nyak memainkan peran atas opini
khalayak umum dan percaya be- ya perasaan akuntan itu sendiri.
gitu saja. Itulah maha dahsyatnya Dalam artian akuntan tersebut
opini akuntan. Hanya satu sampai berani tidak untuk melawan klien
dua kata tetapi tajam” (Budi). yang membayar jasanya, apakah
mereka sebagai akuntan tidak
Filosofi peribahasa Jawa adigang adi- takut kehilangan pekerjaannya
gung adiguna mengingatkan pada siapa pun akibat opini yang tidak memuas-
tentang kekuatan, kedudukan, dan kekua- kan klien. Secara kasar akuntan
saan agar tidak bersikap sewenang-wenang tidak mau dibeli tetapi transaksi
pada orang kecil. Apabila seseorang memiliki terselubung bisa saja terjadi apa-
kekuatan, kedudukan, dan kekuasaan hen- bila akuntan tidak membentengi
daknya digunakan sebaik-baiknya dan sebi- diri dengan kode etik dan kete-
jaksana mungkin karena semua hal tersebut gasan religiusitas. Yang menjadi
adalah amanah yang akan dipertanggung- masalah klien membayar opini
jawabkan di akhirat kelak. Para akuntan akuntan, dan jika opininya tidak
harus selalu menyadari bahwa kekuatan berkualitas bisa ditebak untuk
yang dimiliki, kedudukan yang diperoleh, selanjutnya tidak akan kemba-
dan kekuasaan yang diraih hanyalah seka- li pada akuntan yang sama. Nah
dar titipan dari Sang Pencipta. Tuhan dapat di sinilah sikap adigang adigung
meminta kembali kapan pun dan di mana adiguna memainkan perannya”
pun. Oleh karena itu, para akuntan harus (Susi).
selalu mawas diri dengan mengingat filosofi
peribahasa Jawa adigang, adigung adiguna. Auditor eksternal dikenal sebagai
Secara konotasi negatif makna filosofi akuntan yang dikontrak dan dibayar klien
peribahasa Jawa adigang adigung adiguna untuk mengaudit secara berkala. Peraturan
mengandalkan kedudukan, kekuatan, dan regulasi yang mengatur bahwa akuntan (au-
kepandaian yang secara garis besar memiliki ditor eksternal) harus diganti secara berkala
arti kesewenang-wenangan. Filosofi periba- tetapi karena akuntanlah yang paling me-
hasa Jawa adigang adigung adiguna melekat mahami kondisi klien, dan ketika akuntan
pada akuntan dalam hal ini adalah Ekster- tidak memiliki etika yang baik, maka sikap
nal Auditor pada Pemerintah. Apabila me- adigang akan muncul secara tidak langsung
maknai filosofi peribahasa Jawa adigang adi- dengan meminta imbalan pada klien. Se-
gung adiguna pada eksternal auditor, maka baiknya, apabila akuntan menegakkan eti-
Reraja, Sudaryati, Karakter Akuntan dalam Filosofi Adigang Adigung... 496

ka dan memiliki profesionalisme yang baik bersikap adigang adigung adiguna


maka akuntan tidak memanfaatkan sikap walaupun tergambar jelas tetapi
adigang tersebut. Jadi, akuntan melaku- klien juga tidak terlalu memikir-
kan pekerjaan secara profesional dan meng- kan asal opininya bisa dibeli dan
hasilkan opini secara independen. Akuntan ini kebanyakan terjadi pada akun-
bekerja secara profesional melakukan dan tan junior yang minim pe­ngalaman
memeriksa laporan sesuai dengan SAP yang audit dan ingin dapat fee banyak
berlaku. Walaupun secara regulasi akuntan dalam sekejap. Ja­nganlah lupa
harus diganti secara berkala, pada kenyata- jika akuntan tidak memiliki kode
annya masih banyak terjadi “permainan cu- etik maka pasti tidak beretika. Na-
rang” di antara regulasi. mun, jika memiliki sikap adigang
Adigung adalah kekuatan. Akuntan adigung adiguna maka sudah
memiliki kekuatan, artinya akuntan memi- pasti etika juga me­ngiringi sedi­
liki data-data klien yang valid dan terjamin kit atau banyak walaupun secara
sehingga jika dijalankan sesuai dengan tersirat makna adigang adigung
standar profesi kemungkinan untuk mene- adiguna lebih berkonotasi negatif
mukan fraud sangat besar. Apabila kondisi di masyarakat” (Susi).
tersebut digunakan secara Rahmatan lil’al-
amin dalam arti dilakukan sesuai kode etik Ketika akuntan dituntut bersikap ob-
profesi, maka membawa kemaslahatan bagi jektif dan teguh pendirian maka ba­nyak
stakeholder. Namun, adakalanya sikap adi- gangguan yang akan menggoyahkan. Salah
gung ini menjadi “senjata” atau “ancaman satunya adalah bujuk rayu klien untuk
bagi klien” karena akuntan memegang data diberi opini yang bagus terhadap laporan
valid klien. Melalui data valid klien tersebut, keuangan perusahaan. Ketika akuntan
akuntan dapat mempermainkan data untuk bersikap menghindari kebohongan dan tidak
memanipulasi fraud melalui angka-angka berdusta, maka klien memiliki kepercayaan
pada catatan laporan keuangan. Seorang tinggi pada akuntan yang menangani kasus
akuntan yang paham akan kode etik dan im- perusahaan klien. Brazel (2018) dan Haji
pact dari opini yang dibuat maka akuntan (2015) menjelaskan bahwa komite audit dan
tidak akan menggunakan sikap tersebut se- fungsi audit internal (Internal Audit Function
cara semena-mena dan bekerja sesuai kode (IAF)) adalah dua mekanisme tata kelola pe-
etik sehingga menyelamatkan stakeholder. rusahaan utama. Hasilnya menunjukkan
adiguna artinya kepandaian. Akuntan harus komunikasi informal yang jarang dan per-
kompeten sehingga harus dapat menyingkap temuan pribadi yang terbatas antara heads
fraud secara jelas dan profesional. Namun, of the internal audit function (HIAF) dan Audit
akuntan tidak boleh memanfaatkan kepan- Committee (AC), dan kebutuhan akan jalur
daian yang dimiliki untuk mencari-cari ke- pelaporan yang jelas. Lebih lanjut, Komite
salahan klien. Mayoritas sikap adigang, audit dipandang sangat menjunjung ting-
adigung, adiguna ini terjadi pada akuntan gi otoritas mereka dan diharapkan untuk
junior yang minim pengalaman dan belum mengambil kepemimpinan yang lebih besar
matang secara pemikiran karena akuntan dalam penyelidikan pengambilan keputusan
senior bia­sanya lebih paham profesional- manajemen.
isme kerja dan going concern atas profesinya Kegagalan audit atas opini laporan
tersebut. Susi yang pernah bekerja sebagai keuangan disebabkan banyak faktor. Ye,
akuntan publik mengatakan bahwa: Cheng, & Gao (2014) menunjukkan bahwa
kegagalan audit membebankan kerugian be-
“Jika melihat akuntan junior ber- sar pada investor dan merusak kepercayaan
lagak sikap seperti adigang adi- peserta pasar terhadap kualitas pelaporan
gung adiguna kok tidak cocok dan keuangan. Akuntan publik dengan pengalam­
kurang pantas ya. Karena mereka an audit yang lebih besar cenderung terkait
masih minim pengalaman sedang- dengan kegagalan audit. Pemicunya adalah
kan akuntan dinilai dari ukuran lemahnya hubungan antara tingkat pendi-
KAP, jam kerja yang tinggi atau dikan akuntan publik dan kegagalan audit.
tidak, serta banyaknya pelatihan Adanya temuan tersebut memiliki implikasi
atau sertifikat yang diikuti dan penting bagi akuntan publik dan regulator
dipelajari. Tapi kenyataan memang dengan menyoroti faktor-faktor penentu ke-
seperti itu bahwa yang junior le­bih gagalan audit dan dengan memberikan pan-
497 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 10, Nomor 3, Desember 2019, Hlm 482-501

duan kepada manajemen sumber daya ma- ditor internal) dan kebergantungan tersebut
nusia di perusahaan audit. Sementara itu, terkait dengan keandalan sumber akuntan
Berglund, Hermann, & Lawson (2018) dan secara internal yang ditentukan oleh kompe-
Blay, Moon, & Paterson (2016) menjelaskan tensi kinerja internal akuntan dan objekti-
bahwa opini audit going concern dan pergan- vitas. Akuntan memiliki kesempatan untuk
tian manajemen berpengaruh pada auditor melawan konflik kepentingan pada penu-
switching. Hal ini menunjukkan bahwa go- gasan audit sehingga akuntan harus ber-
ing concern juga bergantung pada opini. Susi sifat profesional karena dapat mendorong
mengatakan bahwa: klien untuk independen dan memperta­
hankan opini yang diinginkan pada akun-
“Jika going concern dan opini au- tan. Akuntan pada penugasan audit terjadi
dit ibarat saling melengkapi. Sama perlawan­an konflik independensi sehingga
halnya dengan karakter akuntan klien mengondisikan laporan keuangan un-
dan opini juga saling melengkapi. tuk mendapatkan opini berkualitas. Disisi
Jangan sampai akuntan memiliki lain, akuntan bertindak profesional dengan
dendam pada klien dengan mem- tetap independen dan objektif karena keper-
berikan opini secara membabi cayaan klien akan mendorong klien untuk
buta. Sikap adigang adigung adi- meminta opini berkualitas. Kualitas audit di
guna bisa dijadikan pedoman jika masyarakat beredar isu bahwa opini akun-
dirasa berguna dan bermaslahat tan dapat dibeli dan dilakukan transaksi jual
untuk pekerjaan mereka karena beli opini akibat mega skandal yang beredar
memiliki inti sama dengan kode di masyarakat atas isu-isu yang merusak ci-
etik” (Susi). tra buruk akuntan.
Sikap adigang adigung adiguna dapat
Akuntan pemerintah yang dianggap ditemukan pada profesi mana pun tidak ha-
paling memiliki sikap adigang adigung adi- nya profesi akuntan. Di lingkungan sosial
guna ternyata tidak sesuai dengan temuan dan bermasyarakat, sikap ini tercermin pada
Yuen, Law, Lu, & Guan (2013) yang mene- individu yang memiliki karakter sombong
mukan bahwa ada banyak cara agar akun- dan congkak. Meskipun demikian sikap ini
tan dan pengguna jasa akuntan dapat secara konotasi positif dapat berperan baik
mengubah jumlah laba yang dilaporkan. De- apabila menyangkut kepentingan khalayak
tzen (2018) dan Everett & Tremblay (2014) publik dan berurusan dengan pemerintah-
menunjukkan bahwa berdasarkan tanggap­ an.
an dari akuntan dan pengguna jasa akun- Sikap adigang adigung adiguna dapat
tan, menginformasikan bahwa konsistensi menjadi pedoman untuk prefesionalitas etos
dengan prinsip akuntansi yang diterima se- kerja jika digunakan untuk hal-hal yang
cara umum, arah, materialitas, dan periode baik. Pada diri akuntan sikap ini masih sa­
efek manajemen laba memiliki sikap yang ngat familiar dan kental terasa. Anggapan
berbeda antara akuntan dan pengguna jasa masyarakat bahwa seorang akuntan adalah
akuntan. Di sisi lain, jenis dan tujuan mana- individu yang pintar dan berwibawa kira­
jemen laba tidak berbeda pada sikap. Akun- nya dapat dimanfaatkan dengan baik untuk
tan publik harus meningkatkan kualitas menghilangkan konotasi citra buruk di ma­
hasil audit untuk bisa menjaga kepercayaan syarakat.
dari pengguna laporan keuangan. Sementa- Sikap adigang adigung adiguna pada
ra itu Fan, Woodbine, & Cheng (2013) be- diri akuntan sangat melekat mengingat
rargumentasi bahwa independensi akuntan akuntan selalu menjadi ujung tombak skan-
tidak mampu memacu integritas laporan dal informasi keuangan atas entitas publik
keuangan. Independensi akuntan sulit un- dan swasta. Sikap ini menjadi lemah jika
tuk dinilai karena bersifat kontras dan ti- akuntan tidak memiliki power atau memiliki
dak bisa dinilai secara langsung. Sementara power tetapi tidak memiliki integritas yang
itu, integritas laporan keuangan bergantung baik untuk mendukung profesional kerja
pada kualitas isi laporan keuangan bermutu dengan istilah kasar akuntan “dapat dibeli
atau tidak. Isi laporan keuangan sesuai atau opininya”.
tidak dengan peraturan yang berlaku.
Akuntan (eksternal) sejatinya harus SIMPULAN
menyesuaikan sifat dan luas prosedur audit Karakter adigang adigung adiguna
karena kebergantungan pada akuntan (au- (kedudukan, kekuatan, kepandaian) mun-
Reraja, Sudaryati, Karakter Akuntan dalam Filosofi Adigang Adigung... 498

cul pada ciri-ciri akuntan ketika proses au- dan peribahasa dari berbagai daerah mulai
dit sampai penerbitan opini. Para akuntan Sabang hingga Merauke.
menerapkan karakter adigang adigung adi-
guna untuk mencapai tujuan audit yang DAFTAR RUJUKAN
diinginkan klien apalagi jika timbul hasrat Albrecht, A., Mauldin, E. G., & Newton, N. J.
kepentingan pribadi yang dimiliki oleh akun- (2018). Do Auditors Recognize the Po-
tan. Akuntan dapat mewujudkan tujuan tential Dark Side of Executives’ Ac-
melalui karakter adigang adigung adiguna. counting Competence? The Account-
Akuntan dapat memanfaatkan momentum ing Review, 93(6), 1-28. https://doi.
proses audit melalui kedudukan, kekuat­ org/10.2308/accr-52028
an, dan kepandaian yang dimiliki. Filosofi Awalin, F. R. N. (2017). Dunia Batin Jawa:
Jawa adigang adigung adiguna secara tidak Aksara Jawa sebagai Filosofi dalam Me-
langsung dapat menggeser kode etik sebagai mahami Konsep Ketuhanan. Kontem-
acuan prinsip pekerjaan profesionalisme plasi: Jurnal Ilmu-Ilmu Ushuluddin, 5(2),
para akuntan. 289-309. https://doi.org/10.21274/
Apabila akuntan tidak memiliki power kontem.2017.5.2.289-309
dan berintegritas, maka kode etik berperan Berglund, N. R., Herrmann, D. R., & Lawson,
langsung karena kode etik ibarat kitab suci. B. P. (2018). Managerial Ability and the
Kode etik akan selalu mengikat dan me­ Accuracy of the Going Concern Opin-
ngiringi setiap pekerjaan akuntan. Karakter ion. Accounting and the Public Interest,
adigang adigung adiguna memberikan efek 18(1), 29-52. https://doi.org/10.2308/
positif dan negatif bergantung pada persepsi apin-52125
akuntan secara personal. Kepribadian akun- Blay, A. D., Moon, J. R., & Paterson, J. S.
tan menentukan bagaimana seorang akun- (2016). There’s No Place Like Home: The
tan mengambil sikap pada setiap pekerjaan Influence of Home-State Going-Con-
yang digeluti. Ketika sikap adigang adigung cern Reporting Rates on Going-Concern
adiguna menjadi lemah hendaknya akuntan Opinion Propensity and Accuracy. AU-
tetap bersikap independen dan kembali pada DITING: A Journal of Practice & Theory,
fitrahnya sebagai makhluk ciptaan Tuhan 35(2), 23-51. https://doi.org/10.2308/
yang tidak sempurna. ajpt-51290
Walaupun tercipta karakter adigang Bogt, H. T., & Helden, J. V. (2012). The
adigung adiguna, akuntan pasti memiliki Practical Relevance of Manage-
kekurangan. Kedalaman penelitian ditentu- ment Accounting Research and the
kan oleh kualitas informan untuk mendapat­ Role of Qualitative Methods There-
kan tafsiran dan pendapat mengenai filosofi in: The Debate Continues. Qualita-
peribahasa Jawa tentang adigang adigung tive Research in Accounting & Man-
adiguna. Peneliti memberikan saran untuk agement, 9(3), 265-273. https://doi.
secara lebih mendalam memahami beberapa org/10.1108/11766091211257470
filosofi peribahasa Jawa lainnya yang penuh Brazel, J. F. (2018) Do Auditors and Audit
sarat makna dengan fenomena dan perilaku Committees Lower Fraud Risk by Con-
atau karakter pada kehidupan manusia straining Inconsistencies between Fi-
khususnya keterkaitan dengan akuntansi nancial and Nonfinancial Measures?
seperti filosofi ewuh pakewuh dan fraud. Ke- Current Issues in Auditing, 12(2), 7-15.
terbatasan penelitian adalah peneliti terba- https://doi.org/10.2308/ciia-52258
tas pada waktu dan perolehan data sehingga Briando, B., & Purnomo, A. (2019). Etika
untuk mempersingkat waktu, peneliti hanya Profetik bagi Pengelola Keuangan
melakukan deep interview dengan Akuntan Negara. Jurnal Akuntansi Multipara-
Publik dan Akuntan Pendidik. Peneliti selan- digma, 10(2), 342-364. https://doi.
jutnya dapat menggunakan perspektif yang org/10.18202/jamal.2019.08.10020
berbeda untuk mengeksplorasi nilai-nilai ke- Budisusetyo, S., & Subroto, B. (2012). “Te-
budayaan lokal di masyarakat dari berbagai posliro” and “Semuci” among Pub-
daerah yang berbeda-beda dengan filosofi lic Accountants: Do We Know, and Do
499 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 10, Nomor 3, Desember 2019, Hlm 482-501

We Care? Jurnal Akuntansi Multipar- 181-196. https://doi.org/10.1016/j.


adigma, 3(2), 210-218. https://doi. cpa.2013.10.002
org/10.18202/jamal.2012.08.7156 Fan, Y. H., Woodbine, G., & Cheng, W. (2013).
Burns, J. (2014). Qualitative Management A Study of Australian and Chinese
Accounting Research in QRAM: Some Accountants’ Attitudes towards Inde-
Reflections. Qualitative Research in Ac- pendence Issues and the Impact on
counting & Management, 11(1), 71-81. Ethical Judgements. Asian Review of
https://doi.org/10.1108/QRAM-02- Accounting, 21(3), 205-222. https://
2014-0017 doi.org/10.1108/ARA-04-2013-0027
Chiang, C. (2016). Conceptualising the Link- Farag, M. (2017). The Impact of Accelerated
age between Professional Scepticism and Filing Requirements on Meeting Audit
Auditor Independence. Pacific Account- Report Deadlines. Accounting Research
ing Review, 28(2), 180-200. https:// Journal, 30(1), 58-72. https://doi.
doi.org/10.1108/PAR-08-2015-0034 org/10.1108/ARJ-11-2013-0086
Cho, C., & Wu, C. (2014). Role of Auditor in Fatemi, D. J. (2012). An Experimental In-
Agency Conflict and Corporate Gov- vestigation of the Influence of Audit Fee
ernance: Empirical Analyses of Tai- Structure and Auditor Selection Rights
wanese Firms. Chinese Management on Auditor Independence and Client In-
Studies, 8(3), 333-353. https://doi. vestment Decisions. AUDITING: A Jour-
org/10.1108/CMS-09-2012-0126 nal of Practice & Theory, 31(3), 75-94.
Choi, A., Sohn, B. C., & Yuen, D. (2018). Do https://doi.org/10.2308/ajpt-10289
Auditors Care about Real Earnings Fleischman, G. M., & Valentine, S. R. (2019).
Management in Their Audit Fee Deci- How Outcome Information Affects Ethi-
sions? Asia-Pacific Journal of Accounting cal Attitudes and Intentions to Behave.
& Economics, 25(1-2), 21-41. https:// Behavioral Research in Accounting,
doi.org/10.1080/16081625.2016.1231 31(2), 1-15. https://doi.org/10.2308/
580 bria-52273
Detzen, D. (2018). A “New Deal” for the Pro- Fontaine, R., Khemakhem, H., & Herda, D. N.
fession: Regulatory Initiatives, Chang- (2017). Why Audit Committees Oppose
ing Knowledge Conceptions and the Mandatory Audit Firm Rotation: Inter-
Committee on Accounting Procedure. view Evidence from Canada. Current Is-
Accounting, Auditing & Accountability sues in Auditing, 11(1), 11-15. https://
Journal, 31(3), 970-992. https://doi. doi.org/10.2308/ciia-51650
org/10.1108/AAAJ-06-2016-2584 Gao, P., & Zhang, G. (2019). Auditing Stan-
Djasuli, M. (2018). Kontruksi Etika Madura- dards, Professional Judgment, and
isme dalam Kode Etik Akuntan Profe- Audit Quality. The Accounting Re-
sional: Internalisasi Nilai “Gaik Bintang” view, 94(6), 201-225. https://doi.
dalam Etika Profesi Akuntan. InFesta- org/10.2308/accr-52389
si: Jurnal Bisnis dan Akuntansi, 14(2), Haji, A. A. (2015). The Role of Audit Commit-
126-132. https://doi.org/10.21107/ tee Attributes in Intellectual Capital
infestasi.v14i2.4857 Disclosures: Evidence from Malaysia.
Downey, D. H., & Bedard,, J. C. (2019). Co- Managerial Auditing Journal, 30(8),
ordination and Communication Chal- 756-784. https://doi.org/10.1108/
lenges in Global Group Audits. AU- MAJ-07-2015-1221
DITING: A Journal of Practice & The- Herda, D. N., Cannon, N. H., & Young, R. F.
ory, 38(1), 123-147. https://doi. (2019). Workplace Mindfulness and its
org/10.2308/ajpt-52016 Effect on Staff Auditors’ Audit Qual-
Eltivia, N. (2013). Menguak “Pancer” Inte- ity-Threatening Behavior. Behavioral
gritas Akuntan dengan Filosofi Jawa. Research in Accounting, 31(1), 55-64.
Jurnal Riset Akuntansi dan Keuan- https://doi.org/10.2308/bria-52215
gan, 1(3), 174-181. https://doi. Hurtt, R. K., Brown-Liburd, H., Earley, C.
org/10.17509/jrak.v1i3.6695 E., & Krishnamoorthy, G. (2013). Re-
Everett, J. S., & Tremblay, M. S. (2014). Ethics search on Auditor Professional Skepti-
and Internal Audit: Moral Will and Mor- cism: Literature Synthesis and Oppor-
al Skill in a Heteronomous Field. Crit- tunities for Future Research. AUDITING:
ical Perspectives on Accounting, 25(3), A Journal of Practice & Theory, 32(1),
Reraja, Sudaryati, Karakter Akuntan dalam Filosofi Adigang Adigung... 500

45-97. https://doi.org/10.2308/ajpt- Economics, 25(5), 546-585. https://doi.


50361 org/10.1080/16081625.2017.1377622
Hussin, W. W., Bamahros, H., & Shukeri, S. Lutfillah, N. Q., Mangoting, Y., Edie Wijaya,
(2018). Lead Engagement Partner Work- R., & Djuharni, D. (2016). Konstruksi
load, Partner-Client Tenure and Audit Tanggung Jawab Auditor dalam Per-
Reporting Lag: Evidence from Malay- spektif Memayu Hayuning Bawana.
sia. Managerial Auditing Journal, 33(3), Jurnal Akuntansi Multiparadigma, 7(1),
246-266. https://doi.org/10.1108/ 36-50. https://doi.org/10.18202/ja-
MAJ-07-2017-1601 mal.2016.04.7003
Jenkins, J. G., & Stanley, J. D. (2019). A Mudrack, P. E., & Mason, E. S. (2019). Moral
Current Evaluation of Independence Reasoning and Its Connections with
as a Foundational Element of the Au- Machiavellianism and Authoritar-
diting Profession in the United States. ianism: The Critical Roles of Index
Current Issues in Auditing, 13(1), 17-27. Choice and Utilization. Business and
https://doi.org/10.2308/ciia-52357 Society, 58(4), 779-812. https://doi.
Khomsiyah. (2017). Perkembangan Akun- org/10.1177/0007650316681556
tansi Keperilakuan dan Dampaknya Muhsin. (2018). Peran Tekanan Anggaran
pada Penelitian Akuntansi di Indone- Waktu Auditor dalam Memoderasi Ef-
sia. Media Riset Akuntansi, Auditing fort dan Kinerja Audit Judgment. Jur-
& Informasi, 1(1), 73-88. https://doi. nal Akuntansi Multiparadigma, 9(2),
org/10.25105/mraai.v1i1.1761 223-235. https://doi.org/10.18202/
Kuhlmann, S., & Bogumil, J. (2018). Per- jamal.2018.04.9013
formance Measurement and Bench- Murphy, P. R. (2012). Attitude, Machiavel-
marking as “Reflexive Institutions” for lianism and the Rationalization of Mis-
Local Governments: Germany, Swe- reporting. Accounting, Organizations
den and England Compared. Interna- and Society, 37(4), 242-259. https://
tional Journal of Public Sector Man- doi.org/10.1016/j.aos.2012.04.002
agement, 31(4), 543-562. https://doi. Park, B. J. (2015). Client Importance and
org/10.1108/IJPSM-01-2017-0004 Earnings Quality: An Analysis of the
Larasati, D. A., Ratri, M. C., Nasih, M., & Ha- Moderating Effect of Managerial Incen-
rymawan, I. (2019). Independent Audit tives for Target Beating versus Auditors’
Committee, Risk Management Commit- Incentives to Avoid Reputational Losses
tee, and Audit Fees. Cogent Business & And Litigation. Spanish Journal of Fi-
Management, 6(1). https://doi.org/10. nance and Accounting, 44(4), 427-457,
1080/23311975.2019.1707042 https://doi.org/10.1080/02102412.20
Lee, J., & Park, J. (2019). The Impact of Audit 15.1076634
Committee Financial Expertise on Parker, L. (2014). Qualitative Perspectives:
Management Discussion and Analysis Through a Methodological Lens. Qual-
(MD&A) Tone. European Accounting Re- itative Research in Accounting & Man-
view, 28(1), 129-150. https://doi.org/1 agement, 11(2), 13-28. https://doi.
0.1080/09638180.2018.1447387 org/10.1108/QRAM-02-2014-0013
Leung, P., Cooper, B., & Perera, L. (2011). Peytcheva, M. (2014). Professional Skepticism
Accountability Structures and Manage- and Auditor Cognitive Performance in
ment Relationships of Internal Audit: a Hypothesis-Testing Task. Managerial
An Australian Study. Managerial Au- Auditing Journal, 29(1), 27-49. https://
diting Journal, 26(9), 794-816. https:// doi.org/10.1108/MAJ-04-2013-0852
doi.org/10.1108/02686901111171457 Pierre, J., Peters, B., & Licht, J. D. F. (2018).
Liu, G., & Ren, H. (2017). Ethical Team Lead- Is Auditing the New Evaluation? Can
ership and Trainee Auditors’ Likelihood It be? Should It be? International Jour-
of Reporting Client’s Irregularities. nal of Public Sector Management, 31(6),
Journal of Financial Crime, 24(1), 157- 726-739. https://doi.org/10.1108/
175. https://doi.org/10.1108/JFC-02- IJPSM-08-2017-0219
2016-0012 Rusmin, & Evans, J. (2017). Audit Quality
Liu, X., & Yu, H. C. (2018). How do Companies and Audit Report Lag: Case of Indone-
React to Restatements? – Evidence sian Listed Companies. Asian Review
from Audit Committee Compensation. of Accounting, 25(2), 191-210. https://
Asia-Pacific Journal of Accounting & doi.org/10.1108/ARA-06-2015-0062
501 Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 10, Nomor 3, Desember 2019, Hlm 482-501

Salehi, M., Bayaz, M. L. D., & Naemi, M. Ye, K., Cheng, Y., & Gao, J. (2014). How
(2018). The Effect of CEO Tenure and Individual Auditor Characteristics Im-
Specialization on Timely Audit Reports pact the Likelihood of Audit Failure:
of Iranian Listed Companies. Manage- Evidence from China. Advances in ac-
ment Decision, 56(2), 311-328. https:// counting, 30(2), 394-401. https://doi.
doi.org/10.1108/MD-10-2017-1018 org/10.1016/j.adiac.2014.09.013
Schneider, A. (2017). Is Commercial Lending Yuen, D., Law, P., Lu, C., & Guan, J. Q.
Affected by Knowledge of Auditor Switch- (2013). Dysfunctional Auditing Be-
es from Big 4 Firms to Regional Firms? haviour: Empirical Evidence on Audi-
Accounting Research Journal, 30(2), tors’ Behaviour in Macau. Internation-
153-164. https://doi.org/10.1108/ al Journal of Accounting & Information
ARJ-12-2014-0110 Management, 21(3), 209-226. https://
Syailendra, G. D., & Hamidah. (2019). Makna doi.org/10.1108/IJAIM-12-2012-0075
Profesionalisme bagi Diri Petugas Pe- Zhang, J., & Zhang, M. (2018). When Pre-
meriksa Pajak. Jurnal Akuntansi Multi- decessor and Successor Accounting
paradigma, 10(2), 241-261. https://doi. Firms Disclose Inconsistent Reasons
org/10.18202/jamal.2019.08.10014 for Auditor Changes. China Journal
Utami, I., Wijono, S., Noviyanti, S., & Mo- of Accounting Studies, 6(2), 159-177.
hamed, N. (2019). Fraud Diamond, https://doi.org/10.1080/21697213.20
Machiavellianism and Fraud Inten- 18.1522030
tion. International Journal of Ethics and Zimmerman, A. (2016). The Joint Impact of
Systems, 35(4), 531-544. https://doi. Management Expressed Confidence and
org/10.1108/IJOES-02-2019-0042 Response Timing on Auditor Profession-
Wright, A. M., & Wu, Y. J. (2018). The Impact al Skepticism in Client Email Inquiries.
of Auditor Task Difficulty and Audit Managerial Auditing Journal, 31(6),
Quality Indicators on Jurors’ Assess- 566-588. https://doi.org/10.1108/
ments of Audit Quality. Behavioral Re- MAJ-12-2014-1145
search in Accounting, 30(2), 109-125.
https://doi.org/10.2308/bria-52081

You might also like