You are on page 1of 17

MAKALAH

KEANEKARAGAMAN HAYATI DAN


PEMANFAATANNYA DI INDONESIA

Di susun oleh :
1. ALVINA MASYSEKA
2. AGUNG PERKASA E
3. DHAFA NOPRI P
4. ANISA YUNITA P

Guru pembimbing : Susilawati


Nip : 197610252007012020

MADRASAH ALIYAH NEGERI (MAN) 1 LAHAT


TAHUN AJARAN 2023/2024
KATA PENGANTAR

‫ب ِسِم ِلالهِ ال ِح ِنِحِي‬


‫هر ِم الهر‬
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa dimana atas
rahmat dan karunianyalah kami dapat emnyelesaikan tugas makalah kami yang
berjudul “keanekaragaman hayati dan manfaatnya bagi Indonesia”. Dalam penulisan
makalah ini selain menjadi salah satu penunjang belajar kami juga mendapatkan
banyak sekali pengetahuan baru baik bagi diri kami maupun bagi pembacanya untuk
kedepannya.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu pengetahuan
tentang keanekaragaman hayati, selain itu juga dengan adanya makalah ini
diharapkan bagi pembaca agar dapat mengembangkannya lagi apabila masih
terdapat kekuarangan yang tidak disengaja.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan kita semua
khusunya diri saya sendiri serta dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada
kita semua. Penulis menyadari makalah yang kami buat ini memiliki kelebihan dan
kekurangan, kritik dan saran dari para pembaca akan sangat berguna bagi kami.
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Keanekaragaman hayati adalah perbedaan diantara makhluk hidup yang berbeda
jenis, spesiesnya, dan perbedaan ekosistemnya. Bagaimana keanekaragaman hayati
terjadi? keanekaragaman hayati terjadi karena adanya perbedaan sifat, seperti ukuran,
bentuk, warna, fungsi organ, tempat hidup (ekosistem) dan lain – lain.
Keanekaragaman hayati sangat penting bagi kelangsungan dan kelestarian
makhluk hidup. Keanekaragaman dapat terjadi akibat proses evolusi dan adaptasi.
Evolusi adalah perubahan yang terjadi dalam waktu lama yang akan membentuk
makhluk hidup yang berbeda dengan asalnya sehingga akan menimbulkan spesies baru.
Sedangkan adaptasi adalah proses penyesuaian diri terhadap linkungan yang berbeda
akan menghasilkan makhluk hidup yang berbeda pula.
Keanekaragaman hayati merupakan bentuk kehidupan makhluk beranekaragam
mulai dari penampilan, bentuk, maupun ciri yang lain. Keanekaragaman adalah bentuk
kehidupan yang meliputi tingkat ekosistem, jenis, dan gen. Hewan di Indonesia memiliki
3 kelompok persebaran yaitu bagian barat, timur, dan bagian peralihan. Dari ketiga
kelompok tersebut memiliki ciri yang khas masing masing. Selanjutnya Eksitu dan insitu
merupakan usaha yang digunakan untuk melestarikan keanekaragaman hayati.
Manfaat dari keanekaragaman hayati yaitu sebagai sumber papan, kosmetik,
plasma nutfah, obat obatan, budaya keagamaan dan sumber pangan. Keanekaragaman
sebagai sumber pangan yaitu lengkuas, kunyit, wortel, talas, jahe dan lain-lainnya.
Kemudian terdapat kurang lebih 55 jenis rempah, diantaranya cengkeh, ketumbar,
merica, dan sebagainya. Keanekaragaman sumber obatobatan yaitu buah mengkudu,
kinan, madu dan lainnya. Keanekaragaman sebagai sumber sandang yaitu yaitu bahan
kapas, kenafa, rami, sisal, jute. Keanekaragaman sebagai sumber kosmetik yaitu bunga
melati, cendana, mawar, kenanga, serta kemuning. Tumbuhan yang dijadikan sebagai
sumber papan yaitu Tumbuhan yang mampu dijadikan sebagai sumber papan yaitu
tumbuhan nangka, kelapa, merantil, jati, ulin, keruing bambu, rasmala dan sebagainya.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Mengetahui macam-macam keanekaragaman hayati ?
2. Apa tingkat keanekaragaman hayati ?
3. Tipe-TipeEkosistem ?
4. Apasaja Manfaat dan nilai yang terkandung dalam keanekaragaman hayati ?
5. Apa keanekaragaman hayati indonesia ?

C . TUJUAN
1. Agar dapat mengetahui macam-macam keanekaragaman haryati
2. Agar dapat mengetahui tingkat keanekaragaman hayati
3. Agar dapat mengetahui tipe-tipe ekosistem
4. Agar dapat mengetahui manfaat dan nilai yang terkandung dalam
keanekaragaman hayati
5. Agar dapat mengetahui keanekaragaman hayati indonesia
BAB II
PEMBAHASAN

A. KEANEKARAGAMAN HAYATI
Apabila Anda mendengar kata “Keanekaragaman”, dalam pikiran anda
mungkin akan terbayang kumpulan benda yang bermacam-macam, baik ukuran,
warna, bentuk, tekstur dan sebagainya. Bayangan tersebut memang tidak salah. Kata
keanekaragaman memang untuk menggambarkan keadaan bermacam-macam suatu
benda, yang dapat terjadi akibat adanya perbedaan dalam hal ukuran, bentuk, tekstur
ataupun jumlah.
Sedangkan kata “Hayati” menunjukkan sesuatu yang hidup. Jadi
keanekaragaman hayati menggambarkan bermacam-macam makhluk hidup
(organisme) penghuni biosfer.
Keanekaragaman hayati disebut juga “Biodiversitas”. Keanekaragaman atau
keberagaman dari makhluk hidup dapat terjadi karena akibat adanya perbedaan
warna, ukuran, bentuk, jumlah, tekstur, penampilan dan sifat-sifat lainnya.
Keanekaragaman hayati merujuk pada variasi kehidupan yang ada di Bumi, termasuk
berbagai spesies tanaman, hewan, dan mikroorganisme, serta keragaman genetik di
dalamnya. Hal ini mencakup tiga tingkatan utama: keragaman genetik, keragaman
spesies, dan keragaman ekosistem. Keanekaragaman hayati memberikan manfaat
penting, termasuk keberlanjutan ekosistem, pangan, obat-obatan, dan dukungan
kehidupan manusia. Ancaman terhadap keanekaragaman hayati, seperti perubahan
iklim dan kegiatan manusia yang merusak lingkungan, perlu ditangani untuk menjaga
keberlanjutan kehidupan di Bumi.
Penting untuk memahami dan menghargai keanekaragaman hayati serta
berpartisipasi dalam upaya pelestarian untuk melindungi kehidupan di bumi ini.

B. TINGKAT KEANEKARAGAMAN HAYATI


Keanekaragaman hayati terjadi dengan tingkatan mulai dari organisme yang rendah hingga
tingkat organisme yang tinggi. Tingkatan tersebut ialah sebagai berikut:
1. Keanekaragaman Hayati Tingkat Gen

Buku berjudul Gen yang ditulis oleh Siddhartha Mukherjee ini menjelaskan, bahwa yang
membentuk ciri, kehidupan, bahkan sifat semua makhluk hidup adalah sesuatu yang ada di
dalam diri masing-masing makhluk tersebut yaitu gen yang merupakan instruksi
pembentukan serta pengoperasian tubuh di molekul asam deoksiribonukleat atau DNA di
seluruh sel makhluk hidup. Jika Grameds ingin membeli buku ini, klik tombol “beli
sekarang” yang ada di atas.

Keanekaragaman tingkatan ini disebabkan variasi gen atau struktur gen dalam suatu spesies
makhluk hidup. Gen sendiri merupakan faktor pembawa sifat keturunan yang dapat dijumpai
di dalam kromosom. Setiap susunan gen akan memberi penampakan, baik anatomi ataupun
fisiologi, pada setiap organisme. Bila susunannya berbeda, maka penampakannya pun akan
berbeda pada satu sifat atau bahkan secara keseluruhan. Keanekaragaman ini cukup mudah
dikenali dengan ciri-ciri yang memiliki variasi, nama ilmiah yang sama, serta perbedaan
morfologi yang tidak terlalu mencolok. Biasanya, keanekaragaman hayati tingkat gen disebut
sebagai varietas.

Contoh keanekaragaman hayati tingkat gen pada tumbuhan:


 Padi (Oryza sativa) dengan varietas Padi rojolele, padi ciherang, padi ciliwung, dan lain-
lain
 Mangga (Mangifera indica) dengan Varietas Mangga arumanis, mangga manalagi,
mangga golek, dan lain-lain
 Durian (Durio zibethinus) dengan Varietas Durian petruk, durian bawor, durian
monthong, dan lain-lain.
Contoh keanekaragaman hayati tingkat gen pada hewan:
 Anjing (Canis familiaris) dengan ras anjing golden retrieve, anjing bulldog, anjing
german shepherd, dan lain-lain
 Kucing (Felis catus) dengan ras kucing anggora, kucing persia, kucing sphinx, dan lain-
lain
 Sapi (Bos taurus) dengan ras sapi bali, sapi madura, sapi fries holland, dan lain-lain.
Pada manusia juga terdapat keanekaragaman gen yang menunjukkan sifat-sifat berbeda,
antara lain ukuran tubuh (besar, kecil, sedang); warna kulit (hitam, putih, sawo matang,
kuning); warna mata (biru, hitam, coklat), serta bentuk rambut (ikal, lurus, keriting).
Dalam keanekaragaman hayati tingkat gen, peningkatan dapat terjadi lewat persilangan
alias hibridisasi antarorganisme atau spesies dengan sifat berbeda serta pembudidayaan
hewan dan tumbuhan liar oleh manusia alias domestikasi.

2. Keanekaragaman Hayati Tingkat Jenis (spesies)


Dapatkah Anda membedakan antara tumbuhan kelapa aren, nipah dan pinang? Atau
membedakan jenis kacang-kacangan, seperti kacang tanah, kacang buncis, kacang kapri, dan
kacang hijau? Atau Anda dapat membedakan kelompok hewan antara kucing,harimau, singa
dan citah? Jika hal ini dapat Anda bedakan dengan benar, maka paling tidak sedikitnya anda
telah mengetahui tentang keanekaragaman jenis.
Untuk mengetahui keanekaragaman hayati tingkat jenis pada tumbuhan atau hewan, anda
dapat mengamati, antara lain ciri-ciri fisiknya. Misalnya bentuk dan ukuran tubuh,warna,
kebiasaan hidup dan lain-lain.
Contoh, dalam keluarga kacang-kacangan, antara lain; kacang tanah, kacang kapri,
kacang hijau dan kacang buncis. Di antara jenis kacang-kacangan tersebut Anda dapat
dengan mudah membedakannya, karena antara mereka ditemukan ciri-ciri yang berbeda
antara ciri satu dengan yang lainnya. Misalnya ukuran tubuh atau batang (ada yang tinggi dan
pendek); kebiasaan hidup (tumbuh tegak, ada yang merambat), bentuk buah dan biji, warna
biji, jumlah biji, serta rasanya yang berbeda.

Contoh keanekaragaman hayati tingkat spesies pada tumbuhan:


 Tingkat genus: Genus Citrus misalnya pada Jeruk bali (Citrus maxima), jeruk nipis
(Citrus aurantifolia), dan jeruk manis (Citrus nobilis). Juga Genus Musa pada Pisang
buah (Musa paradisiaca) dan pisang serat (Musa textilis).
 Tingkat family dibagi menjadi Famili Poaceae pada padi (Oryza sativa), jagung (Zea
mays), dan alang-alang (Imperata cylindrical), dan Famili Zingiberaceae pada kunyit
(Curcuma domestica) dan jahe (Zingiber officinalis).
Contoh keanekaragaman hayati tingkat spesies pada hewan:
 Tingkat genus dibagi menjadi Genus Felis dan Genus Bos. Genus Felis, diantaranya
kucing leopard (Felis bengalensis), kucing rumahan (Felis silvestris), dan kucing hutan
(Felis chaus) dan Genus Bos pada sapi berpunuk (Bos indicus), sapi potong dan perah di
Eropa (Bos Taurus), dan sapi asli Indonesia (Bos sondaicus).
 Tingkat family, dibagi menjadi Famili Bovidae pada sapi (Bos) dan kerbau (Bubalus)
dan Famili Canidae: Serigala (Canis) dan rubah (Lycalopex).

Cobalah Anda perhatikan perbedaan sifat dari hewan berikut ini :


No. Ciri-ciri Kucing Harimau Singa Cheetah
1. Ukuran Kecil Besar Besar Sedang
tubuh
2. Warna bulu Hitam, putih, Hitam, putih, Hitam, putih, Hitam/
kuning kuning kuning putih
3. Tempat Hutan, rumah Hutan Hutan Pohon
hidup

Dari contoh-contoh di atas, Anda dapat mengetahui ada perbedaan atau variasi sifat pada
kucing, harimau, singa dan citah yang termasuk dalam familia/suku Felidae. Variasi pada
suku Felidae ini menunjukkan keanekaragaman pada tingkat jenis.

3. Keanekaragaman Hayati Tingkat Ekosistem


Keanekaragaman ini terjadi akibat perbedaan letak geografis yang menyebabkan
perbedaan iklim dan berpengaruh pada perbedaan suhu, curah hujan, intensitas cahaya
matahari, dan lamanya penyinaran matahari. Dengan sekian banyak perbedaan tersebut, flora
dan fauna yang menempati suatu daerah akan bervariasi pula.

Lingkungan hidup meliputi komponen biotik dan komponen abiotik. Komponen


biotik meliputi berbagai jenis makhluk hidup mulai yang bersel satu (uni seluler) sampai
makhluk hidup bersel banyak (multi seluler) yang dapat dilihat langsung oleh kita.
Komponen abiotik meliputi iklim, cahaya, batuan, air, tanah, dan kelembaban. Ini semua
disebut faktor fisik. Selain faktor fisik, ada faktor kimia, seperti salinitas (kadar garam),
tingkat keasaman, dan kandungan mineral.
Baik komponen biotik maupun komponen abiotik sangat beragam atau bervariasi. Oleh
karena itu, ekosistem yang merupakan interaksi antara komponen biotik dengan komponen
abiotik pun bervariasi pula.
Di dalam ekosistem, seluruh makhluk hidup yang terdapat di dalamnya selalu melakukan
hubungan timbal balik, baik antar makhluk hidup maupun makhluk hidup dengan
lingkungnnya atau komponen abiotiknya. Hubungan timbal balik ini menimbulkan keserasian
hidup di dalam suatu ekosistem. Apa yang menyebabkan terjadinya keanekaragaman tingkat
ekosistem? Perbedaan letak geografis antara lain merupakan faktor yang menimbulkan
berbagai bentuk ekosistem.

Gambar 2. Keanekaragaman ekosistem (a) padang rumput (b) padang tundra (c) gurun pasir
Perbedaan letak geografis menyebabkan perbedaan iklim. Perbedaan iklim menyebabkan
terjadinya perbedaan temperature, curah hujan, intensitas cahaya matahari, dan lamanya
penyinaran. Keadaan ini akan berpengaruh terhadap jenis-jenis flora (tumbuhan) dan fauna
(hewan) yang menempati suatu daerah.
Di daerah dingin terdapat bioma Tundra. Di tempat ini tidak ada pohon, yang tumbuh
hanya jenis lumut. Hewan yang dapat hidup, antara lain rusa kutub dan beruang kutub. Di
daerah beriklim sedang terdpat bioma Taiga. Jenis tumbuhan yang paling sesuai untuk daerah
ini adalah tumbuhan conifer, dan fauna/hewannya antara lain anjing hutan, dan rusa kutub.
Pada iklim tropis terdapat hutan hujan tropis. Hutan hujan tropis memiliki flora
(tumbuhan) dan fauna (hewan) yang sangat kaya dan beraneka ragam. Keanekaragaman
jenis-jenis flora dan fauna yang menempati suatu daerah akan membentuk ekosistem yang
berbeda. Maka terbentuklah keanekaragaman tingkat ekosistem.
Totalitas variasi gen, jenis dan ekosistem menunjukkan terdapat pelbagai variasi
bentuk, penampakan, frekwensi, ukuran dan sifat lainnya pada tingkat yang berbeda-beda
merupakan keanekaragaman hayati.
Keanekaragaman hayati berkembang dari keanekaragaman tingkat gen,
keanekaragaman tingkat jenis dan keanekaragaman tingkat ekosistem. Keanekaragaman
hayati perlu dilestarikan karena didalamnya terdapat sejumlah spesies asli sebagai bahan
mentah perakitan varietas-varietas unggul. Kelestarian keanekaragaman hayati pada suatu
ekosistem akan terganggu bila ada komponen-komponennya yang mengalami gangguan.
Gangguan-gangguan terhadap komponen-komponen ekosistem tersebut dapat
menimbulkan perubahan pada tatanan ekosistemnya. Besar atau kecilnya gangguan terhadap
ekosistem dapat merubah wujud ekosistem secara perlahan-lahan atau secara cepat pula.
Contoh-contoh gangguan ekosistem , antara lain penebangan pohon di hutan-hutan secara liar
dan perburuan hewan secara liar dapat mengganggu keseimbangan ekosistem. Gangguan
tersebut secara perlahan-lahan dapat merubah ekosistem sekaligus mempengaruhi
keanekaragaman tingkat ekosistem. Bencana tanah longsor atau letusan gunung berapi,
bahkan dapat memusnahkan ekosistem. Tentu juga akan memusnahkan keanekaragaman
tingkat ekosistem. Demikian halnya dengan bencana tsunami.

C. TIPE-TIPE EKOSISTEM
Secara umum ada tiga tipe ekosistem, yaitu ekositem air, ekosistem darat, dan ekosistem
buatan, yaitu:
a. ekosistem air atau Akuatik (air)
1) Ekosistem Air Tawar
Ciri-ciri ekosistem air tawar antara lain variasi suhu tidak menyolok, penetrasi cahaya
kurang, dan terpengaruh oleh iklim dan cuaca.
2) Ekosistem Air Laut
Habitat laut (oseanik) ditandai oleh salinitas (kadar garam) yang tinggi dengan ion CI-
mencapai 55% terutama di daerah laut tropik, karena suhunya tinggi dan penguapan besar. Di
daerah tropik, suhu laut sekitar 25 °C.
3) Ekosistem Estuari
Estuari (muara) merupakan tempat bersatunya sungai dengan laut.[5] Estuari sering dipagari
oleh lempengan lumpur intertidal yang luas atau rawa garam. Ekosistem estuari memiliki
produktivitas yang tinggi dan kaya akan nutrisi
4) Ekosistem Pantai
Dinamakan demikian karena yang paling banyak tumbuh di gundukan pasir adalah tumbuhan
Ipomoea pes caprae yang tahan terhadap hempasan gelombang dan angin. Tumbuhan yang
hidup di ekosistem ini menjalar dan berdaun tebal.
5) Ekosistem Sungai
Sungai adalah suatu badan air yang mengalir ke satu arah. Air sungai dingin dan jernih serta
mengandung sedikit sedimen dan makanan. Aliran air dan gelombang secara konstan
memberikan oksigen pada air.
6) Ekosistem Terumbu Karang
Ekosistem ini terdiri dari coral yang berada dekat pantai. Efisiensi ekosistem ini sangat
tinggi. Hewan-hewan yang hidup di karang memakan organisme mikroskopis dan sisa
organik lain. Berbagai invertebrata, mikro organisme, dan ikan, hidup di antara karang dan
ganggang.
7) Ekosistem Laut Dalam
Kedalamannya lebih dari 6.000 m. Biasanya terdapat lele laut dan ikan laut yang dapat
mengeluarkan cahaya. Sebagai produsen terdapat bakteri yang bersimbiosis dengan karang
tertentu.
8) Ekosistem Lamun
Lamun atau seagrass adalah satu satunya kelompok tumbuh-tumbuhan berbunga yang hidup
di lingkungan laut. Tumbuh tumbuhan ini hidup di habitat perairan pantai yang dangkal.
b. ekosistem darat atau Terestrial (darat)
1) Hutan Hujan Tropis
Hutan hujan tropis terdapat di daerah tropik dan subtropik. Ciri-cirinya adalah curah hujan
200-225 cm per tahun. Spesies pepohonan relatif banyak, jenisnya berbeda antara satu
dengan yang lainnya tergantung letak geografisnya.
2) Sabana
Sabana dari daerah tropik terdapat di wilayah dengan curah hujan 40 – 60 inci per tahun,
tetapi temepratur dan kelembaban masih tergantung musim.
3) Padang Rumput
Padang rumput terdapat di daerah yang terbentang dari daerah tropik ke subtropik. Ciri-ciri
padang rumput adalah curah hujan kurang lebih 25-30 cm per tahun, hujan turun tidak teratur,
porositas (peresapan air) tinggi, dan drainase (aliran air) cepat.
4) Gurun
Gurun terdapat di daerah tropik yang berbatasan dengan padang rumput. Ciri-ciri ekosistem
gurun adalah gersang dan curah hujan rendah (25 cm/tahun). Perbedaan suhu antarasiang dan
malam sangat besar.
5) Hutan Gugur
Hutan gugur terdapat di daerah beriklim sedang yang memiliki emapt musim, ciri-cirinya
adalah curah hujan merata sepanjang tahun. Jenis pohon sedikit (10 s/d 20) dan tidak terlalu
rapat.
6) Taiga
Taiga terdapat di belahan bumi sebelah utara dan di pegunungan daerah tropik, ciri-cirinya
adalah suhu di musim dingin rendah.
7) Tundra
Tundra terdapat di belahan bumi sebelah utara di dalam lingkaran kutub utara dan terdapat di
puncak-puncak gunung tinggi. Pertumbuhan tanaman di daerah ini hanya 60 hari.
8) Karst (batu gamping/gua)
Karst berawal dari nama kawasan batu gamping di wilayah Yugoslavia. Kawasan karst di
Indonesia rata-rata mempunyai ciri-ciri yang hampir sama yaitu, tanahnya kurang subur
untukpertanian, sensitif terhadap erosi, mudah longsor, bersifat rentan dengan pori-pori aerasi
yang rendah, gaya permeabilitas yang lamban dan didominasi oleh pori-pori mikro.
Ekosistem karst mengalami keunikan tersendiri, dengan keragaman aspek biotis yang tidak
dijumpai di ekosistem lain.

C. EKOSISTEM BUATAN
Ekosistem buatan adalah ekosistem yang diciptakan manusia untuk memenuhi kebutuhannya.
Ekosistem buatan mendapatkan subsidi energi dari luar, tanaman atau hewan peliharaan
didominasi pengaruh manusia, dan memiliki keanekaragaman rendah. Contoh ekosistem
buatan adalah:
1) Bendungan,
2) Hutan tanaman produksi seperti jati dan pinus,
3) Agroekosistem berupa sawah tadah hujan,
4) Sawah irigasi,
5) Perkebunan sawit,
6) Ekosistem pemukiman seperti kota dan desa,
7) Ekosistem ruang angkasa.
Ekosistem kota memiliki metabolisme tinggi sehingga butuh energi yang banyak. Kebutuhan
materi juga tinggi dan tergantung dari luar, serta memiliki pengeluaran yang eksesif seperti
polusi dan panas.
Ekosistem ruang angkasa bukan merupakan suatu sistem tertutup yang dapat memenuhi
sendiri kebutuhannya tanpa tergantung input dari luar. Semua ekosistem dan kehidupan selalu
bergantung pada bumi.
D. Manfaat dan nilai keanekaragaman hayati

1. Keseimbangan Ekosistem: Keanekaragaman hayati membantu menjaga keseimbangan


ekosistem. Setiap spesies memiliki peran uniknya dalam menjaga fungsi ekosistem dan
menyediakan layanan ekosistem yang mendukung kehidupan.

2. Kesehatan Manusia: Biodiversitas berkontribusi pada kesehatan manusia melalui


penyediaan sumber daya pangan, obat-obatan, dan bahan baku industri. Banyak tanaman dan
hewan mengandung senyawa yang dapat digunakan untuk pengembangan obat-obatan.

3. Keamanan Pangan: Varietas tanaman dan hewan yang beragam dapat meningkatkan
ketahanan pangan. Jika satu jenis tanaman atau hewan mengalami masalah, variasi lainnya
masih dapat memberikan sumber pangan yang cukup.

4. Ekonomi dan Pekerjaan: Biodiversitas juga memberikan kontribusi ekonomi melalui sektor
pertanian, pariwisata, dan industri lainnya. Keindahan alam yang beragam dapat menjadi
daya tarik wisata.

5. Daya Tahan Terhadap Perubahan Lingkungan: Lingkungan yang beragam cenderung lebih
tahan terhadap perubahan iklim, polusi, dan penyakit. Keanekaragaman hayati dapat
berfungsi sebagai penyesuaian alami terhadap perubahan lingkungan.

6. Keberlanjutan: Mempertahankan keanekaragaman hayati penting untuk mencapai


keberlanjutan. Hal ini melibatkan pelestarian dan pengelolaan yang bijaksana terhadap
sumber daya alam agar dapat dinikmati oleh generasi sekarang dan mendatang.

7. Nilai Budaya dan Estetika: Keanekaragaman hayati menciptakan keindahan alam dan
memiliki nilai budaya. Banyak komunitas lokal dan suku-suku memiliki hubungan kuat
dengan lingkungan mereka dan bergantung pada keanekaragaman hayati untuk warisan
budaya mereka.

E. KEANEKARAGAMAN HAYATI INDONESIA


Indonesia merupakan salah satu negara dengan keanekaragaman hayati yang luar biasa.
Beberapa poin penting mengenai keanekaragaman hayati Indonesia meliputi:

1. *Spesies Endemik:* Indonesia dikenal sebagai rumah bagi banyak spesies tumbuhan dan
hewan yang hanya dapat ditemukan di wilayah ini. Keberagaman hayati endemik mencakup
orangutan, komodo, bunga Raflesia Arnoldi, dan masih banyak lagi.
2. Keanekaragaman Laut: Kepulauan Indonesia mencakup perairan yang sangat kaya akan
kehidupan laut. Terumbu karang yang indah, ikan beraneka ragam, serta biota laut lainnya
membuat Indonesia menjadi salah satu tujuan penyelaman dan ekowisata yang populer.

3. Hutan Tropis:Hutan hujan tropis Indonesia adalah salah satu yang terbesar di dunia dan
menjadi tempat hidup bagi banyak spesies flora dan fauna. Hutan-hutan ini memiliki peran
penting dalam menjaga keseimbangan iklim global dan menyediakan habitat bagi berbagai
jenis makhluk hidup.

4. Sumber Daya Alam: Keanekaragaman hayati Indonesia juga mencakup sumber daya alam
yang penting, seperti kayu, rempah-rempah, dan tanaman obat-obatan tradisional.
Pemanfaatan yang berkelanjutan diperlukan untuk melindungi keberlanjutan ekosistem.

5. Ancaman dan Pelestarian: Meskipun kaya akan keanekaragaman hayati, Indonesia juga
menghadapi tantangan terkait deforestasi, perburuan ilegal, dan kerusakan lingkungan. Upaya
pelestarian dan pengelolaan yang berkelanjutan menjadi kunci untuk melindungi
keanekaragaman hayati ini.

6. Peran Lokal dan Budaya: Masyarakat lokal di Indonesia sering memiliki hubungan yang
erat dengan alam dan keanekaragaman hayati. Nilai-nilai budaya dan kearifan lokal
berkontribusi pada pelestarian lingkungan dan warisan hayati.

Melindungi keanekaragaman hayati Indonesia adalah tanggung jawab bersama untuk


memastikan keberlanjutan lingkungan dan kehidupan bagi generasi masa depan. Upaya
konservasi, pelestarian habitat, dan pengelolaan sumber daya alam secara bijaksana menjadi
kunci untuk mempertahankan kekayaan hayati yang dimiliki oleh negeri ini.
Selanjutnya, mari kita lihat hewan (fauna) di Indonesia. Hewan-hewan di Indonesia memiliki
tipe Oriental (Kawasan Barat Indonesia) dan Australia (Kawasan Timur Indonesia) serta
peralihan. Hewan-hewan di bagian Barat Indonesia (Oriental) yang meliputi Sumatera, Jawa,
dan Kalimantan, memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Banyak species mamalia yang berukuran besar, misalnya gajah, banteng,
harimau, badak. Mamalia berkantung jumlahnya sedikit, bahkan hampir tidak
ada.
2. Terdapat berbagai macam kera, misalnya: bekantan, tarsius, orang utan.
3. Terdapat hewan endemik, seperti: badak bercula satu, binturong (Aretictis
binturang), monyet (Presbytis thomari), tarsius (Tarsius bancanus), kukang
(Nyeticebus coucang).
4. Burung-burung memiliki warna bulu yang kurang menarik, tetapi dapat
berkicau. Burung-burung yang endemik, misalnya: jalak bali (Leucopsar
nothschili), elang jawa, murai mengkilat (Myophoneus melurunus), elang putih
(Mycrohyerax latifrons).
Sekarang mari kita lanjutkan dengan hewan-hewan yang terdapat di Kawasan Indonesia
Timur. Jenis-jenis hewan di Indonesia bagian timur, yaitu Irian, Maluku, Sulawesi, Nusa
Tenggara, relatif sama dengan Australia. Ciri-ciri hewannya adalah:
1. Mamalia berukuran kecil
2. Banyak hewan berkantung
3. Tidak terdapat species kera
4. Jenis-jenis burung memiliki warna yang beragam
Irian Jaya (Papua) memiliki hewan mamalia berkantung, misalnya: kanguru (Dendrolagus
ursinus), kuskus (Spiloeus maculatus). Papua juga memiliki kolek si burung terbanyak, dan
yang paling terkenal adalah burung Cenderawasih (Paradiseae sp). Di Nusa Tenggara,
terutama di pulau Komodo, terdapat reptilian terbesar yaitu komodo (Varanus komodoensis).
Sedangkan daerah peralihan meliputi daerah di sekitar garis Wallace yang terbentang dari
Sulawesi sampai kepulauan Maluku, jenis hewannya antara lain tarsius (Tarsius bancanus),
maleo (Macrocephalon maleo), anoa, dan babi rusa (Babyrousa babyrussa).
Adapun manfaat keanekaragaman hayati adalah sebagai berikut:
BAB III
PENUTUP

A . KESIMPULAN
Keanekaragaman hayati atau biodiversitas (Bahasa Inggris: biodiversity) adalah
suatu istilah pembahasan yang mencakup semua bentuk kehidupan, yang secara ilmiah dapat
dikelompokkan menurut skala organisasi biologisnya, yaitu mencakup gen,
spesies tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme serta ekosistem dan proses-
proses ekologi dimana bentuk kehidupan ini merupakan bagiannya. Dapat juga diartikan
sebagai kondisi keanekaragaman bentuk kehidupan dalam ekosistem atau bioma tertentu.
Keanekaragaman hayati seringkali digunakan sebagai ukuran kesehatan sistem biologis.
Keanekaragaman hayati tidak terdistribusi secara merata di bumi;
wilayah tropis memiliki keanekaragaman hayati yang lebih kaya, dan jumlah
keanekaragaman hayati terus menurun jika semakin jauh dari ekuator.
Keanekaragaman hayati yang ditemukan di bumi adalah hasil dari miliaran tahun
proses evolusi. Asal muasal kehidupan belum diketahui secara pasti dalam sains. Hingga
sekitar 600 juta tahun yang lalu, kehidupan di bumi hanya berupa archaea, bakteri, protozoa,
dan organisme uniselulerlainnya sebelum organisme multiseluler muncul dan menyebabkan
ledakan keanekaragaman hayati yang begitu cepat, namun secara periodik dan eventual juga
terjadi kepunahan secara besar-besaran akibat aktivitas bumi, iklim, dan luar angkasa.
Jenis keanekaragaman hayati:
 Keanekaragaman genetik (genetic diversity); Jumlah total informasi genetik yang
terkandung di dalam individu tumbuhan, hewan dan mikroorganisme yang mendiami bumi.
 Pengertiannya keanekaragaman gen adalah faktor pengatur sifat yang terdapat dalam sel
makhluk hidup.gen diwariskan orang tua (induk) pada keturunannya.
 Keanekaragaman jenis(spesies) (species diversity); Keaneraragaman organisme hidup di
bumi (diperkirakan berjumlah 5 - 50 juta), hanya 1,4 juta yang baru dipelajari.
 Pengertian keanekaragaman jenis(spesies) adalah Keanekaragaman hayati yang dapat
ditunjukkan dengan adanya beraneka macam jenis mahluk hidup baik yang termasuk
kelompok hewan, tumbuhan dan mikroba.
 Keanekaragaman ekosistem (ecosystem diversity); Keanekaragaman habitat, komunitas
biotik dan proses ekologi di biosfer atau dunia laut.
 Pengertian keanekaragaman ekosistem adalah Keanekaragaman tingkat ini dapat ditunjukkan
dengan adanya variasi dari ekosistem di biosfir.
Ketiga macam keanekaragaman tersebut tidak dapat dipisahkan satu dengan yang
lain. Ketiganya dipandang sebagai suatu keseluruhan atau totalitas yaitu sebagai
keanekaragaman hayati.

B. SARAN
Didalam kehidupan didunia ini terdapat berbagai jenis keanekaragaman hayati, yaitu
terdiri dari manusia, hewan, dan tumbuhan yang beranekaragam., Adapun beberapa usaha
yang dapat kita lakukan untuk memperbaiki dan melestarikan keanekaragaman hayati
tersebut seperti penghijauan(reboisasi), pemuliaan, pelestarian in situ maupun ex situ serta
penegakan hukum dan kebijakan nasional dan internasional.

You might also like