Professional Documents
Culture Documents
INFORMASI UMUM
I. IDENTITAS MODUL
Nama Penyusun : Raditya Nugroho, S.Pd
Satuan Pendidikan : SMP Pelita Global Mandiri
Kelas / Kelas : VIII (Delapan) - D
Mata Pelajaran : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Prediksi Alokasi Waktu : 2JP x 40 Menit
Tahun Penyusunan : 2023 / 2024
KOMPONEN INTI
I. TUJUAN PEMBELAJARAN
▪ Peserta didik mampu menjelaskan kedudukan dan fungsi Pancasila.
▪ Peserta didik mampu menghayati pentingnya kedudukan dan fungsi Pancasila.
▪ Peserta didik mampu mempraktikkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan.
PERTEMUAN KE-2
Kegiatan Pendahuluan (10 Menit)
▪ Mengucapkan salam
▪ Sebelum proses pembelajaran dimulai, salah satu siswa diminta untuk memimpin doa bersama
▪ Menciptakan suasana kelas yang kondusif/ menyenangkan
▪ Berbincang atau menanyakan kabar kepada 2–3 siswa
▪ Menyampaikan rencana pembelajaran hari ini
▪ Menyerukan bersama yel pembelajaran PPKn
▪ Menunjuk satu–dua siswa untuk maju dan menyampaikan isi apersepsi tentang “Bersatu untuk
Kejayaan Bangsa”
▪ Membahas apersepsi tentang keberhasilan atlet bulu tangkis Tontowi Ahmad dan Liliyana
Natsir dalam merebut medali emas. Proses diskusi dapat antara siswa dengan siswa, siswa
dengan guru
▪ Guru minta ke siswa pelajaran, nilai atau hikmah apa yang dapat diambil dari narasi apersepsi
tersebut
▪ Guru bisa menanyakan ke siswa adakah yang bercita-cita ingin menjadi atlet nasional.
Tanyakan apa alasannya?
▪ Untuk memperkuat apersepsi, guru dapat menayangkan video momen disaat Tontowi dan
Liliyana merebut medali emas.
Tontowi-Liliyana Raih Emas, Indonesia Raya Ber kumandang di Olimpiade Rio (BeritaSatu)
Tautan YouTube-nya:
https://www.youtube.com watch?v=5HN9JqnYiNc
Namun jika sarana di sekolah tidak mendukung untuk menayangkan video tersebut, maka narasi
cerita yang ada di bagian apersepsi Buku Siswa PPKn Kelas VIII halaman 3 sudah lebih dari
cukup.
PERTEMUAN KE-3
Kegiatan Pendahuluan (10 Menit)
▪ Mengucapkan salam
▪ Sebelum proses pembelajaran dimulai, salah satu siswa diminta untuk memimpin doa bersama
▪ Menyapa dan berbincang sedikit dengan 2–3 siswa
▪ Menciptakan suasana kelas yang kondusif/ menyenangkan
▪ Menyampaikan rencana pembelajaran hari ini
▪ Menyerukan yel pembelajaran PPKn
PERTEMUAN KE-4
Kegiatan Pendahuluan (10 Menit)
▪ Mengucapkan salam
▪ Sebelum proses pembelajaran dimulai, salah satu siswa diminta untuk memimpin doa bersama
▪ Menyapa dan berbincang sedikit dengan 2–3 siswa
▪ Menciptakan suasana kelas yang kondusif/ menyenangkan
▪ Menyampaikan rencana pembelajaran hari itu
▪ Menyerukan yel pembelajaran PPKn
▪ Menyanyikan lagu nasional Berkibarlah Benderaku atau lagu nasional yang lain
LAMPIRAN- LAMPIRAN
LAMPIRAN 1
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)
Berdasarkan data dari Credit Suisse Global Wealth Databooks, disebutkan bahwa Indonesia menempati
peringkat keempat dunia dalam hal ketimpangan distribusi kekayaan negara, di bawah Rusia, India, dan
Thailand. Angka statistiknya menyebutkan 1% populasi menguasai 49.3% kekayaan negara.
Diskusikan bersama kelompokmu, melihat data di atas, apakah ini merupakan data dan fakta terjadinya
penyimpangan nilai sila kelima Pancasila, yaitu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara?
Apakah faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya ketimpangan tersebut? Bagaimana cara dan strategi
mengurangi dan mengatasinya? Lalu, presentasikan di depan kelas dan lakukan diskusi antar kelompok
LAMPIRAN 2
BAHAN BACAAN GURU DAN PESERTA DIDIK
Gambar 1.2 Layaknya pohon beringin yang berakar kuat, Pancasila merupakan dasar negara Indonesia
yang kokoh.
Demikianlah gambaran Pancasila sebagai dasar negara. Pancasila merupakan fondasi bagi tegaknya
Bangsa Indonesia. Semakin kokoh pengamalan Pancasila dalam bernegara, maka semakin kokoh pula
bangunan Negara Indonesia. Indonesia negara besar dengan puluhan provinsi, belasan ribu pulau, dan
ratusan juta jiwa penduduknya dengan keragamannya. Maka, perlu landasan atau fondasi kokoh untuk
dapat tetap menopang tegak berdirinya Negara Indonesia.
Landasan tersebut merupakan nilai-nilai yang mendasari Negara Indonesia. Nilai-nilai itu pula yang
menjadi dasar penyelenggaraan negara. Dan, Pancasila merupakan nilai-nilai dasar dalam
menyelenggarakan Negara Indonesia. Setiap negara mesti memiliki landasan dengan cara apa negara
tersebut diselenggarakan.
Ada negara yang mendasarkan penyelenggaraan negaranya atas dasar kapitalisme, komunisme,
sekularisme, dan lainnya. Bagi Negara Indonesia dasar penyelenggaraan negara tersebut adalah
Pancasila, yaitu lima sila dasar yang menjadi fondasi dalam semua aspek penyelenggaraan negara.
Pancasila sebagai dasar negara termaktub jelas dalam Pembukaan Undang-undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD NRI Tahun 1945) pada alinea keempat, yaitu “…maka
disusunlah kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-undang Dasar Negara
Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan negara Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan
berdasar kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan
Indonesia, dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu ke adilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia.”
Gambar 1.3 Pembukaan UUD NRI Tahun 1945
Mengacu pada kalimat “…negara Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada…”,
menegaskan bahwa dasar Negara Indonesia adalah Pancasila. Pancasila sebagai dasar negara
mengandung konsekuensi bahwa setiap aspek penyelenggaraan negara mesti mengacu dan sesuai
dengan nilainilai Pancasila. Mulai dari penyelenggaraan pada lingkup pemerintah pusat sampai
pemerintah daerah yang terkecil.
Sila Ketuhanan Yang Maha Esa memberikan pengertian bahwa dalam menyelenggarakan negara mesti
didasarkan pada nilai Ketuhanan. Maka, dalam pasal 29 ayat 1 UUD NRI Tahun 1945 ditegaskan
bahwa negara berdasaratas Ketuhanan Yang Maha Esa. Artinya, tidak boleh ada kebijakan-kebijakan
negara yang menyalahi nilai Ketuhanan. Misalnya, negara membolehkan atheisme ada dan menyebar di
Indonesia. Ini menyalahi Pancasila sila kesatu.
Sila kemanusiaan yang adil dan beradab memberikan makna dalam me nyelenggarakan negara mesti
menghormati nilai kemanusiaan yang didasari atas sifat adil dan beradab. Artinya, tidak boleh ada
kebijakan-kebijakan negara yang mencederai nilai kemanusiaan yang beradab dan rasa keadilan.
Misalnya, negara mengeluarkan kebijakan pembangunan, tetapi mengorbankan hak-hak rakyat.
Sila Persatuan Indonesia memberikan makna bahwa dalam menyelenggarakan negara mesti menjaga
nilai persatuan bangsa. Artinya, tidak boleh ada kebijakan-kebijakan negara yang berpotensi
menimbulkan disintegrasi bangsa. Sebaliknya, negara harus menjaga keutuhan dan kesatuan Indonesia.
Misalnya, pemerintah mengeluarkan kebijakan perundangan yang menyudutkan nilai-nilai luhur salah
satu masyarakat daerah di Indonesia.
Sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksaan dalam per musyawaratan/ perwakilan
memberikan makna bahwa dalam menyelenggarakan negara mesti mendahulukan nilai musyawarah
untuk mufakat. Artinya, tidak boleh ada kebijakan-kebijakan negara yang dalam proses pengambilan
keputusannya diambil secara otoriter tanpa memperhatikan nilainilai musyawarah untuk mufakat.
Misalnya, pemerintah mengeluarkan perundangan tanpa melalui mekanisme pembahasan dan
persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat.
Sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia memberikan makna bahwa dalam menyelenggarakan
negara mesti mengutamakan nilai keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Artinya, tidak boleh
ada kebijakankebijakan negara yang hanya menyejahterakan sebagian warga negara.
Sebaliknya, negara harus mewujudkan kesejahteraan yang adil bagi seluruh rakyat Indonesia.
Misalnya, pemerintah mengutamakan kepentingan para pengusaha dalam perizinan eksplorasi
sumberdaya alam tanpa mempertimbangkan masyarakat sekitarnya.
Gambar 1.4 Pembangunan jembatan gantung di daerah terpencil mencerminkan perwujudan keadilan
sosial.
Rumusan Pancasila yang terdapat dalam alinea keempat Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 secara
yuridis konstitusional berlaku dan mengikat seluruh lembaga negara, lembaga masyarakat, dan setiap
warga negara. Rumusan lengkap sila-sila dalam Pancasila dimuat dalam Instruksi Presiden Republik
Indonesia Nomor 12 Tahun 1968 tentang Tata Urutan dan Rumusan dalam
Penulisan/Pembacaan/Pengucapan sila-sila Pancasila, sebagaimana tercantum dalam Pembukaan
Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Penetapan Pancasila sebagai dasar negara, sebagaimana terdapat dalam Pembukaan UUD NRI Tahun
1945, juga dimuat dalam Ketetapan MPR Nomor XVIII/MPR/1998 tentang Pencabutan Ketetapan
MPR Nomor II/MPR/1978 dan Penetapan Pancasila sebagai Dasar Negara.
Kalian sekarang menjadi paham kedudukan dan fungsi Pancasila sebagai dasar negara. Nah dalam
kehidupan di sekolah, kalian bisa mempraktikannya ketika pengambilan keputusan-keputusan dalam
lingkup Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS). Lakukanlah musyawarah untuk mencapai mufakat
dalam pengambilan keputusan organisasi. Ketua OSIS tidak boleh otoriter memutuskan sendiri tanpa
bermusyawarah dengan pengurus OSIS lainnya.
LAMPIRAN 3
GLOSARIUM
Bhinneka : beragam; beraneka ragam
Budaya : adat istiadat
Chauvinisme : patriotisme cinta tanah air dan bangsa secara berlebihan
Karakter : nilai-nilai yang sudah terinternalisasi dalam diri seseorang, bias juga disebut watak
Kosmpolitanisme : ideologi yang menyatakan bahwa semua suku bangsa merupakan satu komunitas
tunggal yang memiliki moralitas yang sama
Netiket : etika dalam menggunakan internet/sosial media
NKRI : negara Kesatuan Republik Indonesia
Otonom : mandiri atau dapat berdiri sendiri
Proyek kewarganegaraan : suatu kegiatan siswa dengan terjun langsung ke masyarakat untuk melihat
permasalahan yang ada dan mencarikan alternatif solusi
RIS : Republik Indonesia Serikat
Swapraja : daerah yang mempunyai pemerintahan sendiri
TNI : Tentara Nasional Indonesia
UNESCO : The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization
LAMPIRAN 4
DAFTAR PUSTAKA
1. Bo'a, Fais Yonas. 2018. Pancasila sebagai Sumber Segala Sumber Hukum dalam Sistem Hukum
Nasional. Jurnal Konstitusi, Vol 15. No. 1, 2018.
https:// jurnalkonstitusi.mkri.id/index.php/jk/article/view/1512/351
2. Krisnayuda, Backy. Pancasila & Undang-Undang: Relasi dan Transformasi Keduanya dalam
Sistem.
3. Pancasila dalam Sistem Hukum (Fais Yonas Bo'a)
4. Pancasila Sumber dari Segala Sumber Hukum di Indonesia (Kurnisar Kurnisar)
5. Pancasila Sebagai Ideologi dan Dasar Negara (Ronto)
6. Lahirnya Pancasila: kumpulan pidato BPUPKI (Floriberta Aning S)
7. Pancasila (Suparman, S.Pd.)
8. Filsafat Pancasila Menurut Bung Karno (Soekarno)
9. Karakter Pancasila, Membangun Pribadi dan Bangsa Bermanfaat (Zaim Uchrowi)
10. Makna dan Arti Penting Pancasila sebagai Dasar Negara
(https://www.kelaspintar.id/blog/edutech/makna-dan-arti-penting-pancasila-sebagaidasar-
negara-4940/)
MODUL AJAR
BAB 1 : KEDUDUKAN DAN FUNGSI PANCASILA
PERTEMUAN 5-6 : PANCASILA SEBAGAI PANDANGAN HIDUP BANGSA
INFORMASI UMUM
I. IDENTITAS MODUL
Nama Penyusun : Raditya Nugroho, S.Pd
Satuan Pendidikan : SMP Pelita Global Mandiri
Kelas / Kelas : VIII (Delapan) - D
Mata Pelajaran : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Prediksi Alokasi Waktu : 2JP x 40 Menit
Tahun Penyusunan : 2023 / 2024
I. TUJUAN PEMBELAJARAN
▪ Peserta didik mampu menjelaskan kedudukan dan fungsi Pancasila.
▪ Peserta didik mampu menghayati pentingnya kedudukan dan fungsi Pancasila.
▪ Peserta didik mampu mempraktikkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan.
PERTEMUAN KE-6
Kegiatan Pendahuluan (10 Menit)
▪ Mengucapkan salam
▪ Sebelum proses pembelajaran dimulai, salah satu siswa diminta maju ke depan kelas untuk
memimpin doa bersama
▪ Menyapa dan berbincang dengan 2–3 siswa
▪ Menciptakan suasana kelas yang kondusif/ menyenangkan
▪ Menyampaikan rencana pembelajaran hari itu
▪ Menyerukan yel pembelajaran PPKn
V. ASESMEN
1. Penilaian Sikap (Civic Disposition)
Indikator sikap didasarkan pada hasil pengamatan terhadap siswa, baik pengamatan langsung
maupun pengamatan tidak langsung. Pengamatan langsung dilakukan guru dalam setiap
pertemuan terhadap siswa dalam menjalani kegiatan pembelajaran. Sedangkan pengematan
tidak langsung didasarkan pada laporan menyangkut sikap siswa sehari-hari baik di rumah,
sekolah,.maupun.masyarakat.yang.telah.terkonfirmasi.
Indikator sikap dapat mengacu pada empat ranah kecerdasan, yakni kecerdasan spiritual-
kultural (olah hati/SQ), kecerdasan intelektual (olah pikir/ IQ),. kecerdasan. fisikal-mental.
(olah. raga/AQ),. serta. kecerdasan. emosi-sosial. (olah rasa dan karsa/EQ).
Jujur, rajin beribadah, dan menjauhi larangan agama merupakan indikator sikap spiritual.
Partisipasi dan ketekunan belajar menjadi indikator sikap intelektual. Bersih, disiplin, dan
tanggung jawab adalah indikator sikap mental. Sedangkan ramah, antusias, dan kolaborasi
termasuk indikator sikap emosi-sosial.
Pelaksanan penilaian sikap dalam dua kategori. Kategori pertama penilaian sikap adalah yang
dilakukan setiap akhir pertemuan yang berarti sebanyak 36 kali dalam satu semester.
Adapun kategori kedua yang dilakukan secara berkala per semester berdasar hasil pengamatan
langsung maupun tidak langsung yang telah terverifikasi.terlebih.dahulu.
Penilaian menggunakan empat tingkat, yakni Baik Sekali (A=4), Baik (B=3), Sedang (C=2),
serta Kurang (D=1). Untuk penilaian sikap di setiap akhir pertemuan dilakukan dengan
merangkum seluruh aspek sikap, dan dapat menggunakan format sebagai berikut:
Tabel 1.8 Contoh Penilaian Sikap pada Pertemuan 1–14
Pertemuan dan Nilai (A=4, B=3, C=2, D=1)
No Nama
1 2 3 4 ... ... 14 Jumlah Ratarata
1 Ayu 4 3 3 2 ... ... 3 39 3.25/B
2 Bhatara 3 4 4 4 ... ... 4 46 3.8/A
3 ...
... ...
... ...
... Zita 2 4 3 2 4 35 2.9/B
LAMPIRAN- LAMPIRAN
LAMPIRAN 1
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)
Buatlah kelas menjadi beberapa kelompok. Kemudian, tentukan nama daerah yang menjadi pilihan
untuk dipentaskan. Jika memungkinkan, sewalah pakaian daerah sesuai pilihan dan pentaskan di depan
kelas menggunakan bahasa daerah tersebut.
Misalnya, kalian memilih daerah Sumatera Barat, maka kenakanlah pakaian adat Limpapeh Rumah
Nan Gadang, lalu jelaskan pakaian adat tersebut menggunakan Bahasa Minang. Demikian seterusnya,
setiap kelompok mementaskan pakaian adat dan bahasa daerah masing-masing.
Apa yang terjadi? Kalian pasti tidak saling mengerti satu sama lain kan, ketika setiap kelompok
menggunakan bahasa daerah masing-masing. Nah jelaskan ulang pakaian adat kelompok kalian
menggunakan Bahasa Indonesia. Inilah persatuan Indonesia. Beragam suku, bahasa, adat, tetapi satu
bangsa, yakni Bangsa Indaonesia.
LAMPIRAN 2
BAHAN BACAAN GURU DAN PESERTA DIDIK
LAMPIRAN 3
GLOSARIUM
Bhinneka : beragam; beraneka ragam
Budaya : adat istiadat
Chauvinisme : patriotisme cinta tanah air dan bangsa secara berlebihan
Internasionalisme : menjadikan kemanusiaan dan persaudaraan antar bangsa menempati posisi
tertinggi
Karakter : nilai-nilai yang sudah terinternalisasi dalam diri seseorang, bias juga disebut watak
Kosmpolitanisme : ideologi yang menyatakan bahwa semua suku bangsa merupakan satu komunitas
tunggal yang memiliki moralitas yang sama
Netiket : etika dalam menggunakan internet/sosial media
NKRI : negara Kesatuan Republik Indonesia
Otonom : mandiri atau dapat berdiri sendiri
RIS : Republik Indonesia Serikat
Swapraja : daerah yang mempunyai pemerintahan sendiri
TNI : Tentara Nasional Indonesia
UNESCO : The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization
LAMPIRAN 4
DAFTAR PUSTAKA
1. Bo'a, Fais Yonas. 2018. Pancasila sebagai Sumber Segala Sumber Hukum dalam Sistem Hukum
Nasional. Jurnal Konstitusi, Vol 15. No. 1, 2018.
https:// jurnalkonstitusi.mkri.id/index.php/jk/article/view/1512/351
2. Krisnayuda, Backy. Pancasila & Undang-Undang: Relasi dan Transformasi Keduanya dalam
Sistem.
3. Pancasila dalam Sistem Hukum (Fais Yonas Bo'a)
4. Pancasila Sumber dari Segala Sumber Hukum di Indonesia (Kurnisar Kurnisar)
5. Pancasila Sebagai Ideologi dan Dasar Negara (Ronto)
6. Lahirnya Pancasila: kumpulan pidato BPUPKI (Floriberta Aning S)
7. Pancasila (Suparman, S.Pd.)
8. Filsafat Pancasila Menurut Bung Karno (Soekarno)
9. Karakter Pancasila, Membangun Pribadi dan Bangsa Bermanfaat (Zaim Uchrowi)
10. Makna dan Arti Penting Pancasila sebagai Dasar Negara
(https://www.kelaspintar.id/blog/edutech/makna-dan-arti-penting-pancasila-sebagaidasar-
negara-4940/)
MODUL AJAR
BAB 1 : KEDUDUKAN DAN FUNGSI PANCASILA
PERTEMUAN 7-8 : PANCASILA SEBAGAI SUMBER DARI SEGALA SUMBER HUKUM
INFORMASI UMUM
I. IDENTITAS MODUL
Nama Penyusun : Raditya Nugroho, S.Pd
Satuan Pendidikan : SMP Pelita Global Mandiri
Kelas / Kelas : VIII (Delapan) - D
Mata Pelajaran : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Prediksi Alokasi Waktu : 2JP x 40 Menit
Tahun Penyusunan : 2023 / 2024
I. TUJUAN PEMBELAJARAN
▪ Peserta didik mampu menjelaskan kedudukan dan fungsi Pancasila.
▪ Peserta didik mampu menghayati pentingnya kedudukan dan fungsi Pancasila.
▪ Peserta didik mampu mempraktikkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan.
PERTEMUAN KE-8
Kegiatan Pendahuluan (10 Menit)
▪ Mengucapkan salam
▪ Sebelum proses pembelajaran dimulai, salah satu siswa diminta maju ke depan kelas untuk
memimpin doa bersama
▪ Menyapa dan berbincang sedikit dengan 2–3 siswa
▪ Menciptakan suasana kelas yang kondusif/ menyenangkan
▪ Menyampaikan rencana pembelajaran hari itu
▪ Menyerukan yel pembelajaran PPKn
V. ASESMEN
1. Penilaian Sikap (Civic Disposition)
Indikator sikap didasarkan pada hasil pengamatan terhadap siswa, baik pengamatan langsung
maupun pengamatan tidak langsung. Pengamatan langsung dilakukan guru dalam setiap
pertemuan terhadap siswa dalam menjalani kegiatan pembelajaran. Sedangkan pengematan
tidak langsung didasarkan pada laporan menyangkut sikap siswa sehari-hari baik di rumah,
sekolah,.maupun.masyarakat.yang.telah.terkonfirmasi.
Indikator sikap dapat mengacu pada empat ranah kecerdasan, yakni kecerdasan spiritual-
kultural (olah hati/SQ), kecerdasan intelektual (olah pikir/ IQ),. kecerdasan. fisikal-mental.
(olah. raga/AQ),. serta. kecerdasan. emosi-sosial. (olah rasa dan karsa/EQ).
Jujur, rajin beribadah, dan menjauhi larangan agama merupakan indikator sikap spiritual.
Partisipasi dan ketekunan belajar menjadi indikator sikap intelektual. Bersih, disiplin, dan
tanggung jawab adalah indikator sikap mental. Sedangkan ramah, antusias, dan kolaborasi
termasuk indikator sikap emosi-sosial.
Pelaksanan penilaian sikap dalam dua kategori. Kategori pertama penilaian sikap adalah yang
dilakukan setiap akhir pertemuan yang berarti sebanyak 36 kali dalam satu semester.
Adapun kategori kedua yang dilakukan secara berkala per semester berdasar hasil pengamatan
langsung maupun tidak langsung yang telah terverifikasi.terlebih.dahulu.
Penilaian menggunakan empat tingkat, yakni Baik Sekali (A=4), Baik (B=3), Sedang (C=2),
serta Kurang (D=1). Untuk penilaian sikap di setiap akhir pertemuan dilakukan dengan
merangkum seluruh aspek sikap, dan dapat menggunakan format sebagai berikut:
Tabel 1.8 Contoh Penilaian Sikap pada Pertemuan 1–14
Pertemuan dan Nilai (A=4, B=3, C=2, D=1)
No Nama
1 2 3 4 ... ... 14 Jumlah Ratarata
1 Ayu 4 3 3 2 ... ... 3 39 3.25/B
2 Bhatara 3 4 4 4 ... ... 4 46 3.8/A
3 ...
... ...
... ...
... Zita 2 4 3 2 4 35 2.9/B
LAMPIRAN- LAMPIRAN
LAMPIRAN 1
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)
Buatlah kelas menjadi beberapa kelompok. Lakukanlah pengamatan dan wawancara ke masyarakat
untuk mengetahui persoalan-persoalan yang terjadi di lingkungan masyarakat. Kemudian, diskusikan
dalam kelompok untuk memecahkan persoalan yang kalian temui dan rumuskan rencana aksinya.
Misalnya, kalian mendapati kondisi lingkungan tempat tinggal kalian mengalami persoalan sampah.
Masih banyak warga yang kurang menjaga kebersihan lingkungan. Saluran air tersumbat dibeberapa
titik oleh sampah plastik bekas makanan.
Nah, coba kalian lakukan diskusi untuk merumuskan pemecahan masalahnya. Kalian juga bisa
mewawancarai tokoh masyarakat untuk meminta pandangan pemecahan masalah tersebut. Kemudian,
rumuskan rencana aksinya.
LAMPIRAN 2
BAHAN BACAAN GURU DAN PESERTA DIDIK
LAMPIRAN 3
GLOSARIUM
Bhinneka : beragam; beraneka ragam
Budaya : adat istiadat
Chauvinisme : patriotisme cinta tanah air dan bangsa secara berlebihan
Internasionalisme : menjadikan kemanusiaan dan persaudaraan antar bangsa menempati posisi
tertinggi
Karakter : nilai-nilai yang sudah terinternalisasi dalam diri seseorang, bias juga disebut watak
Kosmpolitanisme : ideologi yang menyatakan bahwa semua suku bangsa merupakan satu komunitas
tunggal yang memiliki moralitas yang sama
Netiket : etika dalam menggunakan internet/sosial media
NKRI : negara Kesatuan Republik Indonesia
Otonom : mandiri atau dapat berdiri sendiri
Proyek kewarganegaraan : suatu kegiatan siswa dengan terjun langsung ke masyarakat untuk melihat
permasalahan yang ada dan mencarikan alternatif solusi
RIS : Republik Indonesia Serikat
Swapraja : daerah yang mempunyai pemerintahan sendiri
TNI : Tentara Nasional Indonesia
UNESCO : The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization
LAMPIRAN 4
DAFTAR PUSTAKA
1. Bo'a, Fais Yonas. 2018. Pancasila sebagai Sumber Segala Sumber Hukum dalam Sistem Hukum
Nasional. Jurnal Konstitusi, Vol 15. No. 1, 2018.
https:// jurnalkonstitusi.mkri.id/index.php/jk/article/view/1512/351
2. Krisnayuda, Backy. Pancasila & Undang-Undang: Relasi dan Transformasi Keduanya dalam
Sistem.
3. Pancasila dalam Sistem Hukum (Fais Yonas Bo'a)
4. Pancasila Sumber dari Segala Sumber Hukum di Indonesia (Kurnisar Kurnisar)
5. Pancasila Sebagai Ideologi dan Dasar Negara (Ronto)
6. Lahirnya Pancasila: kumpulan pidato BPUPKI (Floriberta Aning S)
7. Pancasila (Suparman, S.Pd.)
8. Filsafat Pancasila Menurut Bung Karno (Soekarno)
9. Karakter Pancasila, Membangun Pribadi dan Bangsa Bermanfaat (Zaim Uchrowi)
10. Makna dan Arti Penting Pancasila sebagai Dasar Negara
(https://www.kelaspintar.id/blog/edutech/makna-dan-arti-penting-pancasila-sebagaidasar-
negara-4940/)
MODUL AJAR
BAB 1 : KEDUDUKAN DAN FUNGSI PANCASILA
PERTEMUAN 9-10 : PANCASILA SEBAGAI KEPRIBADIAN BANGSA
INFORMASI UMUM
I. IDENTITAS MODUL
Nama Penyusun : Raditya Nugroho, S.Pd
Satuan Pendidikan : SMP Pelita Global Mandiri
Kelas / Kelas : VIII (Delapan) - D
Mata Pelajaran : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Prediksi Alokasi Waktu : 2JP x 40 Menit
Tahun Penyusunan : 2023 / 2024
I. TUJUAN PEMBELAJARAN
▪ Peserta didik mampu menjelaskan kedudukan dan fungsi Pancasila.
▪ Peserta didik mampu menghayati pentingnya kedudukan dan fungsi Pancasila.
▪ Peserta didik mampu mempraktikkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan.
PERTEMUAN KE-10
Kegiatan Pendahuluan (10 Menit)
▪ Mengucapkan salam
▪ Sebelum proses pembelajaran dimulai, salah satu siswa diminta maju ke depan kelas untuk
memimpin doa bersama
▪ Menyapa dan berbincang sedikit dengan 2–3 siswa
▪ Menciptakan suasana kelas yang kondusif/ menyenangkan
▪ Menyampaikan rencana pembelajaran hari itu
▪ Menyerukan yel pembelajaran PPKn
▪ Masing-masing kelompok diberikan waktu untuk melakukan telusur informasi, diskusi dan
mengumpulkan argumen-argumen yang kuat terkait kehebatan dari masing-masing budaya
▪ Selanjutnya setelah diskusi selesai, masingmasing kelompok diberikan waktu untuk
menyampaikan argumennya. Anggota kelompok yang lain juga bisa menambahkan atau
bertanya kepada kelompok yang lain, begitu seterusnya
▪ Di akhir diskusi guru menyampaikan pandangannya bahwa sebagai generasi yang baik, kita
mesti cinta akan budaya bangsa sendiri
V. ASESMEN
1. Penilaian Sikap (Civic Disposition)
Indikator sikap didasarkan pada hasil pengamatan terhadap siswa, baik pengamatan langsung
maupun pengamatan tidak langsung. Pengamatan langsung dilakukan guru dalam setiap
pertemuan terhadap siswa dalam menjalani kegiatan pembelajaran. Sedangkan pengematan
tidak langsung didasarkan pada laporan menyangkut sikap siswa sehari-hari baik di rumah,
sekolah,.maupun.masyarakat.yang.telah.terkonfirmasi.
Indikator sikap dapat mengacu pada empat ranah kecerdasan, yakni kecerdasan spiritual-
kultural (olah hati/SQ), kecerdasan intelektual (olah pikir/ IQ),. kecerdasan. fisikal-mental.
(olah. raga/AQ),. serta. kecerdasan. emosi-sosial. (olah rasa dan karsa/EQ).
Jujur, rajin beribadah, dan menjauhi larangan agama merupakan indikator sikap spiritual.
Partisipasi dan ketekunan belajar menjadi indikator sikap intelektual. Bersih, disiplin, dan
tanggung jawab adalah indikator sikap mental. Sedangkan ramah, antusias, dan kolaborasi
termasuk indikator sikap emosi-sosial.
Pelaksanan penilaian sikap dalam dua kategori. Kategori pertama penilaian sikap adalah yang
dilakukan setiap akhir pertemuan yang berarti sebanyak 36 kali dalam satu semester.
Adapun kategori kedua yang dilakukan secara berkala per semester berdasar hasil pengamatan
langsung maupun tidak langsung yang telah terverifikasi.terlebih.dahulu.
Penilaian menggunakan empat tingkat, yakni Baik Sekali (A=4), Baik (B=3), Sedang (C=2),
serta Kurang (D=1). Untuk penilaian sikap di setiap akhir pertemuan dilakukan dengan
merangkum seluruh aspek sikap, dan dapat menggunakan format sebagai berikut:
Tabel 1.8 Contoh Penilaian Sikap pada Pertemuan 1–14
Pertemuan dan Nilai (A=4, B=3, C=2, D=1)
No Nama
1 2 3 4 ... ... 14 Jumlah Ratarata
1 Ayu 4 3 3 2 ... ... 3 39 3.25/B
2 Bhatara 3 4 4 4 ... ... 4 46 3.8/A
3 ...
... ...
... ...
... Zita 2 4 3 2 4 35 2.9/B
LAMPIRAN 1
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)
Akhir-akhir ini para remaja begitu terpengaruh oleh budaya K-Pop. Sebuah tren budaya yang
dipopulerkan oleh kelompok musik dan film Korea. Praktis, remaja Indonesia mengikuti apa yang
dilakukan oleh para bintang Korea tersebut.
Diskusikan bersama kelompok kalian, melihat fenomena di atas, apakah ini merupakan fakta
tergerusnya kepribadian generasi remaja bangsa ini? Apakah faktor-faktor yang menyebabkan
tergerusnya Pancasila sebagai kepribadian bangsa di kalangan para remaja? Bagaimana cara dan
pendekatan untuk mengurangi dan mengatasinya? Presentasikan di depan kelas dan lakukan diskusi
antarkelompok.
LAMPIRAN 2
BAHAN BACAAN GURU DAN PESERTA DIDIK
LAMPIRAN 3
GLOSARIUM
Bhinneka : beragam; beraneka ragam
Budaya : adat istiadat
Chauvinisme : patriotisme cinta tanah air dan bangsa secara berlebihan
Internasionalisme : menjadikan kemanusiaan dan persaudaraan antar bangsa menempati posisi
tertinggi
Karakter : nilai-nilai yang sudah terinternalisasi dalam diri seseorang, bias juga disebut watak
Kosmpolitanisme : ideologi yang menyatakan bahwa semua suku bangsa merupakan satu komunitas
tunggal yang memiliki moralitas yang sama
Netiket : etika dalam menggunakan internet/sosial media
NKRI : negara Kesatuan Republik Indonesia
Otonom : mandiri atau dapat berdiri sendiri
Proyek kewarganegaraan : suatu kegiatan siswa dengan terjun langsung ke masyarakat untuk melihat
permasalahan yang ada dan mencarikan alternatif solusi
RIS : Republik Indonesia Serikat
Swapraja : daerah yang mempunyai pemerintahan sendiri
TNI : Tentara Nasional Indonesia
UNESCO : The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization
LAMPIRAN 4
DAFTAR PUSTAKA
1. Bo'a, Fais Yonas. 2018. Pancasila sebagai Sumber Segala Sumber Hukum dalam Sistem Hukum
Nasional. Jurnal Konstitusi, Vol 15. No. 1, 2018.
https:// jurnalkonstitusi.mkri.id/index.php/jk/article/view/1512/351
2. Krisnayuda, Backy. Pancasila & Undang-Undang: Relasi dan Transformasi Keduanya dalam
Sistem.
3. Pancasila dalam Sistem Hukum (Fais Yonas Bo'a)
4. Pancasila Sumber dari Segala Sumber Hukum di Indonesia (Kurnisar Kurnisar)
5. Pancasila Sebagai Ideologi dan Dasar Negara (Ronto)
6. Lahirnya Pancasila: kumpulan pidato BPUPKI (Floriberta Aning S)
7. Pancasila (Suparman, S.Pd.)
8. Filsafat Pancasila Menurut Bung Karno (Soekarno)
9. Karakter Pancasila, Membangun Pribadi dan Bangsa Bermanfaat (Zaim Uchrowi)
10. Makna dan Arti Penting Pancasila sebagai Dasar Negara
(https://www.kelaspintar.id/blog/edutech/makna-dan-arti-penting-pancasila-sebagaidasar-
negara-4940/)
MODUL AJAR
BAB 1 : KEDUDUKAN DAN FUNGSI PANCASILA
PERTEMUAN 11-12 : PANCASILA SEBAGAI CITA-CITA DAN TUJUAN BANGSA
INFORMASI UMUM
I. IDENTITAS MODUL
Nama Penyusun : Raditya Nugroho, S.Pd
Satuan Pendidikan : SMP Pelita Global Mandiri
Kelas / Kelas : VIII (Delapan) - D
Mata Pelajaran : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Prediksi Alokasi Waktu : 2JP x 40 Menit
Tahun Penyusunan : 2023 / 2024
I. TUJUAN PEMBELAJARAN
▪ Peserta didik mampu menjelaskan kedudukan dan fungsi Pancasila.
▪ Peserta didik mampu menghayati pentingnya kedudukan dan fungsi Pancasila.
▪ Peserta didik mampu mempraktikkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan.
PERTEMUAN KE-12
Kegiatan Pendahuluan (10 Menit)
▪ Mengucapkan salam
▪ Sebelum proses pembelajaran dimulai, salah satu siswa diminta maju ke depan kelas untuk
memimpin doa bersama
▪ Menyapa dan berbincang-bincang ringan dengan 2–3 siswa
▪ Menciptakan suasana kelas yang kondusif/ menyenangkan
▪ Menyampaikan rencana pembelajaran hari itu
▪ Menyerukan yel pembelajaran PPKn
Alternatif pembelajaran
Jika disekolah sarananya tidak mendukung dalam pembuatan video, maka kelompok belajar dapat
menggantinya dengan tugas seperti di bawah ini.
▪ Guru membuat kelompok belajar, satu kelompok minimal 5 siswa
▪ Masing-masing kelompok mendapatkan tugas membuat cerita bergambar (Cergam) dengan
tema pentingnya wajib belajar. Cergam dibuat di atas kertas HVS putih, lalu menggambarnya
bisa menggunakan pensil, spidol, dan atau crayon
▪ Masing-masing kelompok diberikan waktu untuk berdiskusi dan membuat cerita bergambar
tersebut
▪ Setelah masing-masing kelompok belajar selesai mengerjakan tugasnya, lalu secara bergantian
kelompok belajar tersebut mempersentasikannya di depan kelas
▪ Siswa yang lain bisa mengajukan pertanyaan atau. klarifikasi. dari. presentasi. masing-masing.
kelompok belajar tersebut
V. ASESMEN
1. Penilaian Sikap (Civic Disposition)
Indikator sikap didasarkan pada hasil pengamatan terhadap siswa, baik pengamatan langsung
maupun pengamatan tidak langsung. Pengamatan langsung dilakukan guru dalam setiap
pertemuan terhadap siswa dalam menjalani kegiatan pembelajaran. Sedangkan pengematan
tidak langsung didasarkan pada laporan menyangkut sikap siswa sehari-hari baik di rumah,
sekolah,.maupun.masyarakat.yang.telah.terkonfirmasi.
Indikator sikap dapat mengacu pada empat ranah kecerdasan, yakni kecerdasan spiritual-
kultural (olah hati/SQ), kecerdasan intelektual (olah pikir/ IQ),. kecerdasan. fisikal-mental.
(olah. raga/AQ),. serta. kecerdasan. emosi-sosial. (olah rasa dan karsa/EQ).
Jujur, rajin beribadah, dan menjauhi larangan agama merupakan indikator sikap spiritual.
Partisipasi dan ketekunan belajar menjadi indikator sikap intelektual. Bersih, disiplin, dan
tanggung jawab adalah indikator sikap mental. Sedangkan ramah, antusias, dan kolaborasi
termasuk indikator sikap emosi-sosial.
Pelaksanan penilaian sikap dalam dua kategori. Kategori pertama penilaian sikap adalah yang
dilakukan setiap akhir pertemuan yang berarti sebanyak 36 kali dalam satu semester.
Adapun kategori kedua yang dilakukan secara berkala per semester berdasar hasil pengamatan
langsung maupun tidak langsung yang telah terverifikasi.terlebih.dahulu.
Penilaian menggunakan empat tingkat, yakni Baik Sekali (A=4), Baik (B=3), Sedang (C=2),
serta Kurang (D=1). Untuk penilaian sikap di setiap akhir pertemuan dilakukan dengan
merangkum seluruh aspek sikap, dan dapat menggunakan format sebagai berikut:
Tabel 1.8 Contoh Penilaian Sikap pada Pertemuan 1–14
Pertemuan dan Nilai (A=4, B=3, C=2, D=1)
No Nama
1 2 3 4 ... ... 14 Jumlah Ratarata
1 Ayu 4 3 3 2 ... ... 3 39 3.25/B
2 Bhatara 3 4 4 4 ... ... 4 46 3.8/A
3 ...
... ...
... ...
... Zita 2 4 3 2 4 35 2.9/B
LAMPIRAN 1
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)
Buatlah beberapa kelompok dan buatlah video edukasi tentang pentingnya wajib belajar. Kemudian,
sosialisasikan kepada masyarakat sekitar kalian. Selain itu, unggah video tersebut di akun YouTube
kalian sebagai bentuk kampanye menyukseskan salah satu tujuan bernegara, yaitu mencerdaskan
kehidupan bangsa. Bila tidak memungkinkan, buatlah dalam bentuk reportase. Kemudian, tempelkan
pada mading sekolah.
LAMPIRAN 2
BAHAN BACAAN GURU DAN PESERTA DIDIK
Gambar 1.9 Salah satu tujuan Bangsa Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa
Bangsa Indonesia adalah bangsa yang memiliki cita-cita dan tujuan yang jelas dan mulia, sebagaimana
disebutkan di atas. Cita-cita dan tujuan bangsa yang didasari nilai-nilai Pancasila ini mesti
diterjemahkan dalam program-program pembangunan di berbagai sektor kehidupan berbangsa dan
bernegara; politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan.
LAMPIRAN 3
GLOSARIUM
Bhinneka : beragam; beraneka ragam
Budaya : adat istiadat
Chauvinisme : patriotisme cinta tanah air dan bangsa secara berlebihan
Internasionalisme : menjadikan kemanusiaan dan persaudaraan antar bangsa menempati posisi
tertinggi
Karakter : nilai-nilai yang sudah terinternalisasi dalam diri seseorang, bias juga disebut watak
Kosmpolitanisme : ideologi yang menyatakan bahwa semua suku bangsa merupakan satu komunitas
tunggal yang memiliki moralitas yang sama
Netiket : etika dalam menggunakan internet/sosial media
NKRI : negara Kesatuan Republik Indonesia
Otonom : mandiri atau dapat berdiri sendiri
Proyek kewarganegaraan : suatu kegiatan siswa dengan terjun langsung ke masyarakat untuk melihat
permasalahan yang ada dan mencarikan alternatif solusi
RIS : Republik Indonesia Serikat
Swapraja : daerah yang mempunyai pemerintahan sendiri
TNI : Tentara Nasional Indonesia
UNESCO : The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization
LAMPIRAN 4
DAFTAR PUSTAKA
1. Bo'a, Fais Yonas. 2018. Pancasila sebagai Sumber Segala Sumber Hukum dalam Sistem Hukum
Nasional. Jurnal Konstitusi, Vol 15. No. 1, 2018.
https:// jurnalkonstitusi.mkri.id/index.php/jk/article/view/1512/351
2. Krisnayuda, Backy. Pancasila & Undang-Undang: Relasi dan Transformasi Keduanya dalam
Sistem.
3. Pancasila dalam Sistem Hukum (Fais Yonas Bo'a)
4. Pancasila Sumber dari Segala Sumber Hukum di Indonesia (Kurnisar Kurnisar)
5. Pancasila Sebagai Ideologi dan Dasar Negara (Ronto)
6. Lahirnya Pancasila: kumpulan pidato BPUPKI (Floriberta Aning S)
7. Pancasila (Suparman, S.Pd.)
8. Filsafat Pancasila Menurut Bung Karno (Soekarno)
9. Karakter Pancasila, Membangun Pribadi dan Bangsa Bermanfaat (Zaim Uchrowi)
10. Makna dan Arti Penting Pancasila sebagai Dasar Negara
(https://www.kelaspintar.id/blog/edutech/makna-dan-arti-penting-pancasila-sebagaidasar-
negara-4940/)