You are on page 1of 45

MODUL AJAR KURIKULUM MERDEKA

FASE D (KELAS VIII) SMP/MTs


MATA PELAJARAN : PENDIDIKAN PANCASILA

BAB 1 : KEDUDUKAN DAN FUNGSI PANCASILA


PERTEMUAN 1-4 : PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA

INFORMASI UMUM

I. IDENTITAS MODUL
Nama Penyusun : Raditya Nugroho, S.Pd
Satuan Pendidikan : SMP Pelita Global Mandiri
Kelas / Kelas : VIII (Delapan) - D
Mata Pelajaran : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Prediksi Alokasi Waktu : 2JP x 40 Menit
Tahun Penyusunan : 2023 / 2024

II. KOMPETENSI AWAL


Pada bagian ini memberikan pengertian dan penjelasan kepada siswa bahwa gedung bisa berdiri
kokoh karena ada fondasi, termasuk juga pohon bisa berdiri tegak dan kuat saat diterjang angin
karena ada akarnya. Begitu juga suatu bangsa. Indonesia bisa maju dan kuat jika menjadikan
Pancasila sebagai pondasi dalam segala bidang. Misalnya saat penyusunan undang-undang atau
peraturan. Mulai dari pemerintah di tingkat pusat sampai di pemerintahan tingkat daerah. Ada
negara dalam penyelenggaraan pemerintahannya berdasarkan atas dasar kapitalisme, komunisme,
sekularisme, dan lainnya.
Bagi Negara Indonesia dasar penyelenggaraan negaranya adalah Pancasila. Pancasila sebagai dasar
negara mengandung konsekuensi bahwa setiap aspek penyelenggaraan negara mesti mengacu dan
sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa memberikan pengertian bahwa
dalam menyelenggarakan negara mesti didasarkan pada nilai Ketuhanan.
Sila kemanusiaan yang adil dan beradab memberikan makna dalam menyelenggarakan negara
mesti menghormati nilai kemanusiaan yang didasari atas sifat adil dan beradab. Sila Persatuan
Indonesia memberikan makna bahwa dalam menyelenggarakan negara mesti menjaga nilai
persatuan bangsa. Sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan memberikan makna bahwa dalam menyelenggarakan negara mesti
mendahulukan nilai musyawarah untuk mufakat. Sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
memberikan makna bahwa dalam menyelenggarakan negara mesti mengutamakan nilai keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

III. PROFIL PELAJAR PANCASILA


Beriman, bertakwa kepada Tuhan yag maha Esa, bergotong royong, bernalar kritis, kreatif,
inovatif, mandiri, berkebhinekaan global

IV. SARANA DAN PRASARANA


1. Buku Teks 4. Handout materi
2. Laptop/Komputer PC 5. Papan tulis/White Board 7. Infokus/Proyektor/Pointer
3. Akses Internet 6. Lembar kerja 8. Referensi lain yang mendukung

V. TARGET PESERTA DIDIK


Peserta didik reguler/tipikal: umum, tidak ada kesulitan dalam mencerna dan memahami materi
ajar.
VI. MODEL PEMBELAJARAN
Blended learning melalui model pembelajaran dengan menggunakan Project Based Learning
(PBL) terintegrasi pembelajaran berdiferensiasi berbasis Social Emotional Learning (SEL).

KOMPONEN INTI

I. TUJUAN PEMBELAJARAN
▪ Peserta didik mampu menjelaskan kedudukan dan fungsi Pancasila.
▪ Peserta didik mampu menghayati pentingnya kedudukan dan fungsi Pancasila.
▪ Peserta didik mampu mempraktikkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan.

II. PEMAHAMAN BERMAKNA


Peserta didik menyadari bahwa mempelajari materi PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA
dapat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari.

III. PERTANYAAN PEMANTIK


▪ Adakah yang bercita-cita ingin menjadi atlet nasional. Tanyakan apa alasannya?
▪ Apa yang dimaksud dengan kapitalisme, komunisme, dan sekularisme

IV. KEGIATAN PEMBELAJARAN


PERTEMUAN KE-1
Kegiatan Pendahuluan (10 Menit)
▪ Mengucapkan salam, selamat datang di kelas VIII, serta mengenalkan diri ke siswa
▪ Sebelum proses pembelajaran dimulai, siswa diminta untuk memimpin doa bersama
▪ Menciptakan suasana kelas yang kondusif/menyenangkan
▪ Menanyakan nama setiap siswa dan latar belakangnya
▪ Membuat kontrak pembelajaran (aturan-aturan) antara guru dan siswa selama satu tahun
pembelajaran. Kesepakatan aturan yang dibuat harus melalui proses dialog antara seluruh siswa
dan guru
▪ Menyanyikan lagu nasional Garuda Pancasila

Kegiatan Inti (90 Menit)


▪ Pada pertemuan awal, Guru membahas skemabesar pembelajaran PPKn yang akan dipelajari
selama setahun
▪ Guru menanyakan pada siswa pengetahuan mengenai Pancasila berdasarkan materi yang telah
dipelajari di kelas VII. Sebagai contoh guru dapat menanyakan beberapa hal seperti di bawah
ini:
- Tentang sejarah kelahiran Pancasila
- Kapan Pancasila ditetapkan
- Apa itu norma
- Apa yang dimaksud hak dan kewajiban
- Bagaimana proses perumusan UUD NRI Tahun 1945
- Apa yang dimaksud dengan gotong royong
▪ Guru menanyakan ke siswa penerapan sila-sila Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, baik di
sekolah ataupun di masyarakat
▪ Guru menunjuk siswa secara berpasangpasangan maju kedepan untuk melakukan tanya jawab
seputar nila-nilai Pancasila yang sudah diterapkan di lingkungan sekolah/ masyarakat. Sampai
satu sama lain saling paham terhadap nilai-nilai yang sedang dibicarakan/ didiskusikan

Kegiatan Penutup (10 Menit)


▪ Siswa didamping guru membuat kesimpulan tentang pembelajaran hari ini
▪ Guru meminta siswa untuk menyampaikan refleksi,. salah. satunya. meminta. siswa. secara.
subjektif menyatakan Apa Manfaat Bagi-Ku (AMBAK) terkait pembelajaran hari ini
▪ Siswa didampingi guru membuat yel baru pembelajaran PPKn. Yel ini nantinya akan digunakan
selama satu tahun proses pembelajaran PPKn di Kelas VIII
▪ Bersama menyerukan yel PPKn
▪ Guru menyampaikan apresiasi kepada seluruh siswa atau proses pembelajaran hari ini
▪ Guru menunjuk salah satu siswa untuk memimpin doa penutup
▪ Guru membuat catatan atau penilaian terhadap siswa dari aspek keterampilan, sikap &
pengetahuan selama proses pertemuan ini

PERTEMUAN KE-2
Kegiatan Pendahuluan (10 Menit)
▪ Mengucapkan salam
▪ Sebelum proses pembelajaran dimulai, salah satu siswa diminta untuk memimpin doa bersama
▪ Menciptakan suasana kelas yang kondusif/ menyenangkan
▪ Berbincang atau menanyakan kabar kepada 2–3 siswa
▪ Menyampaikan rencana pembelajaran hari ini
▪ Menyerukan bersama yel pembelajaran PPKn
▪ Menunjuk satu–dua siswa untuk maju dan menyampaikan isi apersepsi tentang “Bersatu untuk
Kejayaan Bangsa”
▪ Membahas apersepsi tentang keberhasilan atlet bulu tangkis Tontowi Ahmad dan Liliyana
Natsir dalam merebut medali emas. Proses diskusi dapat antara siswa dengan siswa, siswa
dengan guru
▪ Guru minta ke siswa pelajaran, nilai atau hikmah apa yang dapat diambil dari narasi apersepsi
tersebut
▪ Guru bisa menanyakan ke siswa adakah yang bercita-cita ingin menjadi atlet nasional.
Tanyakan apa alasannya?
▪ Untuk memperkuat apersepsi, guru dapat menayangkan video momen disaat Tontowi dan
Liliyana merebut medali emas.
Tontowi-Liliyana Raih Emas, Indonesia Raya Ber kumandang di Olimpiade Rio (BeritaSatu)
Tautan YouTube-nya:
https://www.youtube.com watch?v=5HN9JqnYiNc
Namun jika sarana di sekolah tidak mendukung untuk menayangkan video tersebut, maka narasi
cerita yang ada di bagian apersepsi Buku Siswa PPKn Kelas VIII halaman 3 sudah lebih dari
cukup.

Kegiatan Inti (90 Menit)


▪ Guru membentuk kelompok-kelompok belajar, satu kelompok minimal berisi 3–5 siswa
▪ Selanjutnya masing-masing kelompok belajardiberikan waktu untuk mendiskusikan bersama
terkait pengamalan nilai-nilai Pancasila di kehidupan sehari-hari.
▪ Guru dapat mendampingi siswa dalam memilih pengamalan nilai-nilai Pancasila apa yang akan
diangkat. Misalnya sila pertama terkait Ketuhanan.
▪ Pengamalan nilai-nilai Pancasila tersebut selanjutnya dibuat dalam bentuk video pendek
berdurasi 3–5 menit, lalu di unggah ke akun media sosial atau YouTube masing-masing siswa.
▪ Dalam pengambilan gambar/video, siswa diberikan kebebasan di dalam atau di luar kelas.
▪ Proses editing video dapat menggunakan aplikasi Adobe Premiere Clip, FilmoraGo, Kine
Master atau aplikasi yang lain.
▪ Dalam pertemuan ke-12 hasil dari video masingmasing kelompok ditayangkan di depan kelas,
lalu didiskusikan.

Alternatif pembelajaran Model bermain peran


▪ Guru membentuk kelompok belajar, satu kelompok minimal berisi 5 siswa. Penamaan
kelompok belajar dapat menggunakan nama daerah atau nama suku di Indonesia.
▪ Masing-masing kelompok diberikan kebebasan untuk memilih nilai-nilai yang akan diangkat
dari Pancasila. Sebagai contoh, nilai dari sila pertama Pancasila, saling menghormati dan
menghargai pemeluk agama lain di Indonesia.
▪ Lalu, dalam satu kelompok bisa dibagi dalam dua atau tiga pemeluk agama. Ada kelompok
yang diberikan peran sebagai pemeluk agama A, siswa yang lain agama B, agama C, dan
seterusnya.
▪ Siswa didampingi guru membuat alur cerita terkait tema nilai yang diangkat.
▪ Setelah masing-masing kelompok selesai merumuskan narasi cerita dan pembagian peran,
selanjutnya guru membuat undian kelompok mana yang harus tampil terlebih dahulu di depan
kelas. Nomor urut presentasi dapat dibuat dengan kertas kecil lalu ditulis nama dari masing-
masing kelompok. Selanjutnya masing-masing kelompok secara bergantian mengambil nomor
urut persentasi tersebut. Lalu dibacakan urutannya.
▪ Masing-masing kelompok diberikan waktu presentasi bermain peran 5–7 menit di depan kelas.
▪ Anggota kelompok yang lain bisa mengajukan pertanyaan jika dirasa ada hal-hal yang kurang
jelas.

Kegiatan Penutup (10 Menit)


▪ Siswa didampingi guru untuk membuat kesimpulanatas pembelajaran hari ini
▪ Guru meminta siswa untuk menyampaikan refleksi,. salah. satunya. meminta. siswa. secara.
subjektif menyatakan Apa Manfaat Bagi-Ku (AMBAK) terkait pembelajaran hari ini
▪ Siswa didampingi guru untuk merumuskan apa sikap atau manfaat yang bisa diambil dari
pertemuan hari ini
▪ Guru. melakukan. klarifikasi. terkait. materi. pembelajaran yang sudah dilakukan
▪ Guru memberikan penjelasan secara umum materi pertemuan berikutnya tentang Subbab
Pancasila sebagai Dasar Negara (Buku Siswa PPKn Kelas VIII halaman 5) dan siswa diminta
untuk terlebih dahulu mempelajari di rumah
▪ Menyerukan bersama yel PPKn
▪ Guru menunjuk salah satu siswa untuk memimpin doa penutup
▪ Guru membuat catatan atau penilaian terhadap siswa dari aspek keterampilan, sikap &
pengetahuan selama proses pertemuan ini

PERTEMUAN KE-3
Kegiatan Pendahuluan (10 Menit)
▪ Mengucapkan salam
▪ Sebelum proses pembelajaran dimulai, salah satu siswa diminta untuk memimpin doa bersama
▪ Menyapa dan berbincang sedikit dengan 2–3 siswa
▪ Menciptakan suasana kelas yang kondusif/ menyenangkan
▪ Menyampaikan rencana pembelajaran hari ini
▪ Menyerukan yel pembelajaran PPKn

Kegiatan Inti (90 Menit)


▪ Guru menunjuk 2–3 siswa maju di depan kelas menyampaikan poin-poin penting subbab Pan ca
sila sebagai Dasar Negara yang telah dipelajari sebelumnya di rumah
▪ Guru meminta kepada siswa untuk memberikan pandangannya terkait apa itu fondasi, kenapa
fondasi begitu penting dalam sebuah bangunan
▪ Guru meminta kepada siswa untuk menjelaskan apa yang di maksud dengan nilai
▪ Guru dapat menanyakan ke siswa apa yang dimaksud dengan kapitalisme, komunisme, dan
sekularisme
▪ Saat salah satu siswa menyampaikan pendapatnya, siswa yang lain bisa memberikan komentar
atau pandangannya
▪ Guru menunjuk satu siswa maju ke depan kelas untuk membacakan teks Pembukaan UUD NRI
1945 (Gambar 1.3 di Buku Siswa PPKn Kelas VIII halaman 6)
▪ Selanjutnya, siswa didampingi guru mendiskusikan isi dari naskah Pembukaan UUD NRI 1945
tersebut
▪ Guru menjelaskan kepada siswa tentang penyelenggaraan negara harus semuanya berda sarkan
kepada Pancasila. Karena Pancasila sebagai dasar negara

Kegiatan Penutup (10 Menit)


▪ Siswa didampingi guru membuat kesimpulan atas pembelajaran hari ini
▪ Guru minta kepada siswa untuk menyampaikan refleksi,. salah. satunya. meminta. siswa. secara.
subjektif menyatakan Apa Manfaat Bagi-Ku (AMBAK) terkait pembelajaran hari ini
▪ Guru memberikan apresiasi, respon ataupun klarifikasi. dari. diskusi. yang. dilakukan. oleh.
siswa
▪ Menyerukan bersama yel PPKn
▪ Guru menunjuk salah satu siswa untuk memimpin doa penutup
▪ Guru membuat catatan atau penilaian terhadap siswa dari aspek keterampilan, sikap &
pengetahuan selama proses pertemuan ini

PERTEMUAN KE-4
Kegiatan Pendahuluan (10 Menit)
▪ Mengucapkan salam
▪ Sebelum proses pembelajaran dimulai, salah satu siswa diminta untuk memimpin doa bersama
▪ Menyapa dan berbincang sedikit dengan 2–3 siswa
▪ Menciptakan suasana kelas yang kondusif/ menyenangkan
▪ Menyampaikan rencana pembelajaran hari itu
▪ Menyerukan yel pembelajaran PPKn
▪ Menyanyikan lagu nasional Berkibarlah Benderaku atau lagu nasional yang lain

Kegiatan Inti (90 Menit)


▪ Guru membentuk kelompok belajar, satu kelom pok minimal berisi 5 siswa. Penamaan
kelompok belajar dapat menggunakan nama suku di Indonesia atau yang lain
▪ Tema yang akan didiskusikan seputar ketimpangan distribusi kekayaan negara (di bagian siswa
aktif Buku Siswa PPKn Kelas VIII halaman 8)
▪ Setelah kelompok belajar dibentuk, selanjutnya masing-masing kelompok belajar diberikan
waktu untuk melakukan pencarian data, menganalisis dan mendiskusikannya
▪ Setelah proses pencarian data dan diskusi selesai, guru menujuk kelompok belajar secara
bergantian presentasi di depan kelas
▪ Masing-masing kelompok belajar dapat mengajukan pertanyaan dan memberikan komentar saat
kelompok yang lain presentasi

Kegiatan Penutup (10 Menit)


▪ Siswa didampingi guru untuk membuat kesimpulan atas proses diskusi hari ini
▪ Guru meminta siswa untuk menyampaikan refleksi,. salah. satunya. meminta. siswa. secara.
subjektif menyatakan Apa Manfaat Bagi-Ku (AMBAK) terkait pembelajaran hari ini
▪ Guru memberikan apresiasi, respon ataupunklarifikasi. dari. diskusi. yang. dilakukan. oleh.
siswa
▪ Guru memberikan penjelasan secara umum materi pertemuan berikutnya tentang Subbab
Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa (Buku Siswa PPKn Kelas VIII halaman 9) dan
siswa diminta untuk terlebih dahulu mempelajarinya di rumah
▪ Menyerukan bersama yel PPKn
▪ Guru menunjuk salah satu siswa untuk memimpindoa penutup
▪ Guru membuat catatan atau penilaian terhadap siswa dari aspek keterampilan, sikap &
pengetahuan selama proses pertemuan ini
V. ASESMEN
1. Penilaian Sikap (Civic Disposition)
Indikator sikap didasarkan pada hasil pengamatan terhadap siswa, baik pengamatan langsung
maupun pengamatan tidak langsung. Pengamatan langsung dilakukan guru dalam setiap
pertemuan terhadap siswa dalam menjalani kegiatan pembelajaran. Sedangkan pengematan
tidak langsung didasarkan pada laporan menyangkut sikap siswa sehari-hari baik di rumah,
sekolah,.maupun.masyarakat.yang.telah.terkonfirmasi.
Indikator sikap dapat mengacu pada empat ranah kecerdasan, yakni kecerdasan spiritual-
kultural (olah hati/SQ), kecerdasan intelektual (olah pikir/ IQ),. kecerdasan. fisikal-mental.
(olah. raga/AQ),. serta. kecerdasan. emosi-sosial. (olah rasa dan karsa/EQ).
Jujur, rajin beribadah, dan menjauhi larangan agama merupakan indikator sikap spiritual.
Partisipasi dan ketekunan belajar menjadi indikator sikap intelektual. Bersih, disiplin, dan
tanggung jawab adalah indikator sikap mental. Sedangkan ramah, antusias, dan kolaborasi
termasuk indikator sikap emosi-sosial.
Pelaksanan penilaian sikap dalam dua kategori. Kategori pertama penilaian sikap adalah yang
dilakukan setiap akhir pertemuan yang berarti sebanyak 36 kali dalam satu semester.
Adapun kategori kedua yang dilakukan secara berkala per semester berdasar hasil pengamatan
langsung maupun tidak langsung yang telah terverifikasi.terlebih.dahulu.
Penilaian menggunakan empat tingkat, yakni Baik Sekali (A=4), Baik (B=3), Sedang (C=2),
serta Kurang (D=1). Untuk penilaian sikap di setiap akhir pertemuan dilakukan dengan
merangkum seluruh aspek sikap, dan dapat menggunakan format sebagai berikut:
Tabel 1.8 Contoh Penilaian Sikap pada Pertemuan 1–14
Pertemuan dan Nilai (A=4, B=3, C=2, D=1)
No Nama
1 2 3 4 ... ... 14 Jumlah Ratarata
1 Ayu 4 3 3 2 ... ... 3 39 3.25/B
2 Bhatara 3 4 4 4 ... ... 4 46 3.8/A
3 ...
... ...
... ...
... Zita 2 4 3 2 4 35 2.9/B

2. Penilaian Keterampilan (Civic Skills)


Penilaian keterampilan dilakukan juga berdasarkan pengamatan guru terutama terhadap
keterampilan siswa dalam menjalani kegiatan pembelajaran di sekolah. Penilaian didasarkan
pada keterampilan-keterampilan sesuai contoh indikator di bawah ini atau indikator lain yang
relevan dapat ditentukan masing-masing guru.
Indikator keterampilan antara lain adalah kemampuan menyampaikan hasil diskusi kelompok
secara tegas dan lugas; kemampuan mengomunikasikan ide dan gagasan dengan terarah dan
sistematis; kemampuan merespons pertanyaan yang pada sesi diskusi; atau lainnya, Adapun
pelaksanan penilaian keterampilan dilakukan di setiap akhir pertemuan yang menuntut adanya
penilaian keterampilan, dengan menggunakan empat tingkat penilaian, yakni Baik Sekali (A=4),
Baik (B=3), Sedang (C=2), serta Kurang (D=1).
Tabel 1.9 Contoh Pedoman Penilaian Aspek Keterampilan
Nama Peserta Didik: …………………………………….
Pertemuan dan Nilai (A, B, C, D)
No Indikator
1 2 3 ... ... 14 Ratarata
1 Mampu menyampaikan hasil
diskusi kelompok secara
tegas dan lugas
2 Mampu mengomunikasikan
ide dan gagasan dengan
terarah dan sistematis
3 Mampu merespons
pertanyaan yang pada sesi
diskusi
4 Mampu menunjukkan
perilaku tertib dan baik saat
pelaksanaan simulasi antre
... ...
Nilai Akhir

3. Penilaian Pengetahuan (Civic Knowledge)


Penilaian pengetahuan dilakukan untuk mengukur keberhasilan siswa dalam memahami materi
yang dipelajari dalam setiap pertemuan. Guru dapat menilai dari setiap aktivitas dalam
pembelajaran. Guru dapat menilai dari kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan atau
menganalisis persoalan. Guru dapat memberi skor pada setiap tugas dan keaktifan siswa dalam
menjawab dan berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran. Penilaian dilakukan secara
kuantitatif dengan rentang 0–100.

VI. PENGAYAAN DAN REMEDIAL


Pancasila memiliki kedudukan dan fungsi yang sangat penting bagi bangsa Indonesia. Pancasila
menjadi dasar penyelenggaraan negara Indonesia. Nah agar lebih menghayati lagi, kalian simak
tautan video berikut ini. Kemudian, yang lebih penting lagi, kalian harus mengaplikasikan nilai-
nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.

Arti Kedudukan dan Fungsi Pancasila


Widia Kusuma Wardani
https://www.youtube.com/watch?v=yVewx4ELYiQ

VII.REFLEKSI GURU DAN PESERTA DIDIK


▪ Konsisten memberi keteladanan pada siswa dalam sikap dan perilaku sehari-hari secara baik?
(Sangat baik/baik/sedang/kurang baik)
▪ Menjadikan pembelajaran tidak berpusat pada saya sebagai guru, melainkan berpusat pada
siswa secara baik? (Sangat baik/baik/ sedang/kurang baik)
▪ Menggunakan pembelajaran secara kontekstual secara baik? (Sangat baik/baik/sedang/kurang
baik)
▪ Apa yang perlu saya tingkatkan dalam proses pembelajaran pada Bab Bentuk dan Kedaulatan
Negara?

LAMPIRAN- LAMPIRAN

LAMPIRAN 1
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)
Berdasarkan data dari Credit Suisse Global Wealth Databooks, disebutkan bahwa Indonesia menempati
peringkat keempat dunia dalam hal ketimpangan distribusi kekayaan negara, di bawah Rusia, India, dan
Thailand. Angka statistiknya menyebutkan 1% populasi menguasai 49.3% kekayaan negara.
Diskusikan bersama kelompokmu, melihat data di atas, apakah ini merupakan data dan fakta terjadinya
penyimpangan nilai sila kelima Pancasila, yaitu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara?
Apakah faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya ketimpangan tersebut? Bagaimana cara dan strategi
mengurangi dan mengatasinya? Lalu, presentasikan di depan kelas dan lakukan diskusi antar kelompok

LAMPIRAN 2
BAHAN BACAAN GURU DAN PESERTA DIDIK

Pancasila sebagai Dasar Negara


Kalian pasti tahu bangunan, kan? Semakin tinggi bangunan, maka semakin dalam pula fondasinya.
Mengapa? Fondasi itulah yang menopang tegaknya bangunan tersebut. Ia akan tetap tegak berdiri
meski dihempas badai. Kalian juga pasti tahu pohon kan? Apa yang membuat pohon tegak dan kokoh?
Ya, akar yang menghunjam ke dalam tanah, menjadikan pohon tegak tinggi menjulang.

Gambar 1.2 Layaknya pohon beringin yang berakar kuat, Pancasila merupakan dasar negara Indonesia
yang kokoh.
Demikianlah gambaran Pancasila sebagai dasar negara. Pancasila merupakan fondasi bagi tegaknya
Bangsa Indonesia. Semakin kokoh pengamalan Pancasila dalam bernegara, maka semakin kokoh pula
bangunan Negara Indonesia. Indonesia negara besar dengan puluhan provinsi, belasan ribu pulau, dan
ratusan juta jiwa penduduknya dengan keragamannya. Maka, perlu landasan atau fondasi kokoh untuk
dapat tetap menopang tegak berdirinya Negara Indonesia.
Landasan tersebut merupakan nilai-nilai yang mendasari Negara Indonesia. Nilai-nilai itu pula yang
menjadi dasar penyelenggaraan negara. Dan, Pancasila merupakan nilai-nilai dasar dalam
menyelenggarakan Negara Indonesia. Setiap negara mesti memiliki landasan dengan cara apa negara
tersebut diselenggarakan.
Ada negara yang mendasarkan penyelenggaraan negaranya atas dasar kapitalisme, komunisme,
sekularisme, dan lainnya. Bagi Negara Indonesia dasar penyelenggaraan negara tersebut adalah
Pancasila, yaitu lima sila dasar yang menjadi fondasi dalam semua aspek penyelenggaraan negara.
Pancasila sebagai dasar negara termaktub jelas dalam Pembukaan Undang-undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD NRI Tahun 1945) pada alinea keempat, yaitu “…maka
disusunlah kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-undang Dasar Negara
Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan negara Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan
berdasar kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan
Indonesia, dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu ke adilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia.”
Gambar 1.3 Pembukaan UUD NRI Tahun 1945

Mengacu pada kalimat “…negara Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada…”,
menegaskan bahwa dasar Negara Indonesia adalah Pancasila. Pancasila sebagai dasar negara
mengandung konsekuensi bahwa setiap aspek penyelenggaraan negara mesti mengacu dan sesuai
dengan nilainilai Pancasila. Mulai dari penyelenggaraan pada lingkup pemerintah pusat sampai
pemerintah daerah yang terkecil.
Sila Ketuhanan Yang Maha Esa memberikan pengertian bahwa dalam menyelenggarakan negara mesti
didasarkan pada nilai Ketuhanan. Maka, dalam pasal 29 ayat 1 UUD NRI Tahun 1945 ditegaskan
bahwa negara berdasaratas Ketuhanan Yang Maha Esa. Artinya, tidak boleh ada kebijakan-kebijakan
negara yang menyalahi nilai Ketuhanan. Misalnya, negara membolehkan atheisme ada dan menyebar di
Indonesia. Ini menyalahi Pancasila sila kesatu.
Sila kemanusiaan yang adil dan beradab memberikan makna dalam me nyelenggarakan negara mesti
menghormati nilai kemanusiaan yang didasari atas sifat adil dan beradab. Artinya, tidak boleh ada
kebijakan-kebijakan negara yang mencederai nilai kemanusiaan yang beradab dan rasa keadilan.
Misalnya, negara mengeluarkan kebijakan pembangunan, tetapi mengorbankan hak-hak rakyat.
Sila Persatuan Indonesia memberikan makna bahwa dalam menyelenggarakan negara mesti menjaga
nilai persatuan bangsa. Artinya, tidak boleh ada kebijakan-kebijakan negara yang berpotensi
menimbulkan disintegrasi bangsa. Sebaliknya, negara harus menjaga keutuhan dan kesatuan Indonesia.
Misalnya, pemerintah mengeluarkan kebijakan perundangan yang menyudutkan nilai-nilai luhur salah
satu masyarakat daerah di Indonesia.
Sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksaan dalam per musyawaratan/ perwakilan
memberikan makna bahwa dalam menyelenggarakan negara mesti mendahulukan nilai musyawarah
untuk mufakat. Artinya, tidak boleh ada kebijakan-kebijakan negara yang dalam proses pengambilan
keputusannya diambil secara otoriter tanpa memperhatikan nilainilai musyawarah untuk mufakat.
Misalnya, pemerintah mengeluarkan perundangan tanpa melalui mekanisme pembahasan dan
persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat.
Sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia memberikan makna bahwa dalam menyelenggarakan
negara mesti mengutamakan nilai keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Artinya, tidak boleh
ada kebijakankebijakan negara yang hanya menyejahterakan sebagian warga negara.
Sebaliknya, negara harus mewujudkan kesejahteraan yang adil bagi seluruh rakyat Indonesia.
Misalnya, pemerintah mengutamakan kepentingan para pengusaha dalam perizinan eksplorasi
sumberdaya alam tanpa mempertimbangkan masyarakat sekitarnya.

Gambar 1.4 Pembangunan jembatan gantung di daerah terpencil mencerminkan perwujudan keadilan
sosial.
Rumusan Pancasila yang terdapat dalam alinea keempat Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 secara
yuridis konstitusional berlaku dan mengikat seluruh lembaga negara, lembaga masyarakat, dan setiap
warga negara. Rumusan lengkap sila-sila dalam Pancasila dimuat dalam Instruksi Presiden Republik
Indonesia Nomor 12 Tahun 1968 tentang Tata Urutan dan Rumusan dalam
Penulisan/Pembacaan/Pengucapan sila-sila Pancasila, sebagaimana tercantum dalam Pembukaan
Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Penetapan Pancasila sebagai dasar negara, sebagaimana terdapat dalam Pembukaan UUD NRI Tahun
1945, juga dimuat dalam Ketetapan MPR Nomor XVIII/MPR/1998 tentang Pencabutan Ketetapan
MPR Nomor II/MPR/1978 dan Penetapan Pancasila sebagai Dasar Negara.
Kalian sekarang menjadi paham kedudukan dan fungsi Pancasila sebagai dasar negara. Nah dalam
kehidupan di sekolah, kalian bisa mempraktikannya ketika pengambilan keputusan-keputusan dalam
lingkup Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS). Lakukanlah musyawarah untuk mencapai mufakat
dalam pengambilan keputusan organisasi. Ketua OSIS tidak boleh otoriter memutuskan sendiri tanpa
bermusyawarah dengan pengurus OSIS lainnya.

LAMPIRAN 3

GLOSARIUM
Bhinneka : beragam; beraneka ragam
Budaya : adat istiadat
Chauvinisme : patriotisme cinta tanah air dan bangsa secara berlebihan
Karakter : nilai-nilai yang sudah terinternalisasi dalam diri seseorang, bias juga disebut watak
Kosmpolitanisme : ideologi yang menyatakan bahwa semua suku bangsa merupakan satu komunitas
tunggal yang memiliki moralitas yang sama
Netiket : etika dalam menggunakan internet/sosial media
NKRI : negara Kesatuan Republik Indonesia
Otonom : mandiri atau dapat berdiri sendiri
Proyek kewarganegaraan : suatu kegiatan siswa dengan terjun langsung ke masyarakat untuk melihat
permasalahan yang ada dan mencarikan alternatif solusi
RIS : Republik Indonesia Serikat
Swapraja : daerah yang mempunyai pemerintahan sendiri
TNI : Tentara Nasional Indonesia
UNESCO : The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization

LAMPIRAN 4

DAFTAR PUSTAKA
1. Bo'a, Fais Yonas. 2018. Pancasila sebagai Sumber Segala Sumber Hukum dalam Sistem Hukum
Nasional. Jurnal Konstitusi, Vol 15. No. 1, 2018.
https:// jurnalkonstitusi.mkri.id/index.php/jk/article/view/1512/351
2. Krisnayuda, Backy. Pancasila & Undang-Undang: Relasi dan Transformasi Keduanya dalam
Sistem.
3. Pancasila dalam Sistem Hukum (Fais Yonas Bo'a)
4. Pancasila Sumber dari Segala Sumber Hukum di Indonesia (Kurnisar Kurnisar)
5. Pancasila Sebagai Ideologi dan Dasar Negara (Ronto)
6. Lahirnya Pancasila: kumpulan pidato BPUPKI (Floriberta Aning S)
7. Pancasila (Suparman, S.Pd.)
8. Filsafat Pancasila Menurut Bung Karno (Soekarno)
9. Karakter Pancasila, Membangun Pribadi dan Bangsa Bermanfaat (Zaim Uchrowi)
10. Makna dan Arti Penting Pancasila sebagai Dasar Negara
(https://www.kelaspintar.id/blog/edutech/makna-dan-arti-penting-pancasila-sebagaidasar-
negara-4940/)
MODUL AJAR
BAB 1 : KEDUDUKAN DAN FUNGSI PANCASILA
PERTEMUAN 5-6 : PANCASILA SEBAGAI PANDANGAN HIDUP BANGSA

INFORMASI UMUM

I. IDENTITAS MODUL
Nama Penyusun : Raditya Nugroho, S.Pd
Satuan Pendidikan : SMP Pelita Global Mandiri
Kelas / Kelas : VIII (Delapan) - D
Mata Pelajaran : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Prediksi Alokasi Waktu : 2JP x 40 Menit
Tahun Penyusunan : 2023 / 2024

II. KOMPETENSI AWAL


Bagian ini memberikan penjelasan terkait Pancasila yang menjadi pandangan hidup bangsa
Indonesia. Pancasila sendiri merupakan kristalisasi dari pengalaman hidup dalam sejarah panjang
bangsa Indonesia yang telah membentuk karakter, perilaku, etika, tata nilai dan norma yang telah
membentuk menjadi pandangan hidup bangsa. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa. Bangsa Indonesia mengedepankan cara-cara musyawarah untuk
pengambilan keputusan dan mengatasi persoalan bangsa dan negara. Nilai keadilan sosial
menjadikan Bangsa Indonesia sebuah bangsa yang dermawan dan gemar berbagi. Bangsa
Indonesia menolak pemusatan kekayaan hanya dimiliki dan dikuasai oleh segilintir orang.

III. PROFIL PELAJAR PANCASILA


Beriman, bertakwa kepada Tuhan yag maha Esa, bergotong royong, bernalar kritis, kreatif,
inovatif, mandiri, berkebhinekaan global

IV. SARANA DAN PRASARANA


1. Buku Teks 4. Handout materi
2. Laptop/Komputer PC 5. Papan tulis/White Board 7. Infokus/Proyektor/Pointer
3. Akses Internet 6. Lembar kerja 8. Referensi lain yang mendukung

V. TARGET PESERTA DIDIK


Peserta didik reguler/tipikal: umum, tidak ada kesulitan dalam mencerna dan memahami materi
ajar.

VI. MODEL PEMBELAJARAN


Blended learning melalui model pembelajaran dengan menggunakan Project Based Learning
(PBL) terintegrasi pembelajaran berdiferensiasi berbasis Social Emotional Learning (SEL).
KOMPONEN INTI

I. TUJUAN PEMBELAJARAN
▪ Peserta didik mampu menjelaskan kedudukan dan fungsi Pancasila.
▪ Peserta didik mampu menghayati pentingnya kedudukan dan fungsi Pancasila.
▪ Peserta didik mampu mempraktikkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan.

II. PEMAHAMAN BERMAKNA


Peserta didik menyadari bahwa mempelajari materi PANCASILA SEBAGAI PANDANGAN
HIDUP BANGSA dapat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari.

III. PERTANYAAN PEMANTIK


Apa relevansinya UU Nomor 20 Tahun 2003 tersebut dengan Pancasila?

IV. KEGIATAN PEMBELAJARAN


PERTEMUAN KE-5
Kegiatan Pendahuluan (10 Menit)
▪ Mengucapkan salam
▪ Sebelum proses pembelajaran dimulai, salah satu siswa diminta maju ke depan kelas untuk
memimpin doa bersama
▪ Menyapa dan berbincang sedikit dengan 2–3 siswa
▪ Menciptakan suasana kelas yang kondusif/ menyenangkan
▪ Menyampaikan rencana pembelajaran hari itu
▪ Menyerukan yel pembelajaran PPKn
▪ Menyanyikan lagu daerah “Jali-Jali” dari DKI Jakarta atau lagu daerah yang lainya

Kegiatan Inti (90 Menit)


▪ Guru menunjuk beberapa siswa untuk mereview terkait materi subbab Pancasila sebagai Dasar
Negara yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya
▪ Guru menanyakan ke siswa jika masih ada materi yang belum dipahami terkait subbab
Pancasila sebagai Dasar Negara. Guru atau siswa yang lain bisa saling memberikan
pendapatnya
▪ Selanjutnya, guru meminta 2–3 siswa menjelaskan tentang materi yang telah di pelajari di
rumah terkait subbab Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa, lalu men diskusikannya. i
antara siswa bisa saling memberikan pendapat atau pandangannya
▪ Guru minta kepada siswa untuk membacakan isi Pasal 3 Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional
▪ Lalu minta beberapa siswa menyampaikan padangannya mengenai maksud dan tujuan dari isi
pasal tersebut
▪ Tanyakan ke siswa apa relevansinya UU Nomor 20 Tahun 2003 tersebut dengan Pancasila?

Kegiatan Penutup (10 Menit)


▪ Siswa didampingi guru untuk membuat kesimpulan dari materi yang baru dipelajari
▪ Guru meminta siswa untuk menyampaikan refleksi,. salah. satunya. meminta. siswa. secara.
subjektif menyatakan Apa Manfaat Bagi-Ku (AMBAK) terkait pembelajaran hari ini
▪ Guru.melakukan.klarifikasi.terkait.materi.pembelajaran yang sudah dilakukan
▪ Selanjutnya guru membentuk kelompok-kelompok siswa untuk rencana pembelajaran pada
pertemuan berikutnya terkait pentas pakaian adat daerah. Jika dimungkinkan masing-masing
kelompok menggunakan pakai an adat dari daerah yang telah dipilih. Misal kelompok 1
menggunakan pakaian dari daerah Sumatera Barat, kelompok 2 meng gunakan pakaian daerah
dari Sulawesi Selatan dan seterusnya
▪ Masing-masing kelompok yang sudah dibentuk tersebut diminta menelusuri informasi atau
bertanya mengenai makna dari pakaian daerah yang telah dipilih
▪ Informasi terkait pakaian daerah tersebut nantinya dipresentasikan menggunakan bahasa daerah
sesuai asal pakaiannya. Presentasi/ pentas pakaian daerah ini akan dilakukan di pertemuan
berikutnya (Pertemuan 6)
▪ Menyerukan bersama yel PPKn
▪ Guru menunjuk salah satu siswa untuk memimpin doa penutup
▪ Guru membuat catatan atau penilaian terhadap siswa dari aspek sikap & pengetahuan selama
proses pertemuan ini

PERTEMUAN KE-6
Kegiatan Pendahuluan (10 Menit)
▪ Mengucapkan salam
▪ Sebelum proses pembelajaran dimulai, salah satu siswa diminta maju ke depan kelas untuk
memimpin doa bersama
▪ Menyapa dan berbincang dengan 2–3 siswa
▪ Menciptakan suasana kelas yang kondusif/ menyenangkan
▪ Menyampaikan rencana pembelajaran hari itu
▪ Menyerukan yel pembelajaran PPKn

Kegiatan Inti (90 Menit)


▪ Guru membuat undian untuk memilih kelompok mana yang akan presentasi/pentas di depan
kelas terlebih dahulu. Dengan cara nama kelompok ditulis di kertas ukuran kecil, lalu
melipatnya. Selanjutnya perwakilan dari masing-masing kelompok diminta untuk mengambil
kertas undian tersebut dan membacakannya
▪ Mula-mula kelompok yang mendapatkan urutan tampil melakukan fashion show di depan kelas,
selanjutnya salah satu siswa atau ketua kelompok menjelaskan makna dari pakaian tersebut
menggunakan bahasa daerah asal pakaian tersebut
▪ Setelah semua kelompok pentas di depan kelas maka tahap berikutnya masing-masing
kelompok kembali pentas atau fashion show dan kembali menjelaskan arti dari pakaian tersebut
tetapi dengan menggunakan bahasa Indonesia

Kegiatan Penutup (10 Menit)


▪ Siswa didampingi guru untuk membuat kesimpulan atas pentas pakaian daerah hari ini
▪ Guru meminta siswa untuk menyampaikan refleksi,. salah. satunya. meminta. siswa. secara.
subjektif menyatakan Apa Manfaat Bagi-Ku(AMBAK) terkait pentas pakaian daerah hari ini
▪ Guru memberikan apresiasi, respon ataupun klarifikasi.dari.proses.pembelajaran.hari.ini
▪ Guru memberikan penjelasan secara umum materi pertemuan berikutnya tentang Subbab
Pancasila sebagai Sumber dari Segala Sumber Hukum (Buku Siswa PPKn Kelas VIII
halaman 11) dan siswa diminta untuk terlebih dahulu mempelajarinya di rumah
▪ Menyerukan bersama yel PPKn
▪ Guru menunjuk salah satu siswa untuk memimpin doa penutup
▪ Guru membuat catatan atau penilaian terhadap siswa dari aspek sikap & pengetahuan selama
proses pertemuan ini

V. ASESMEN
1. Penilaian Sikap (Civic Disposition)
Indikator sikap didasarkan pada hasil pengamatan terhadap siswa, baik pengamatan langsung
maupun pengamatan tidak langsung. Pengamatan langsung dilakukan guru dalam setiap
pertemuan terhadap siswa dalam menjalani kegiatan pembelajaran. Sedangkan pengematan
tidak langsung didasarkan pada laporan menyangkut sikap siswa sehari-hari baik di rumah,
sekolah,.maupun.masyarakat.yang.telah.terkonfirmasi.
Indikator sikap dapat mengacu pada empat ranah kecerdasan, yakni kecerdasan spiritual-
kultural (olah hati/SQ), kecerdasan intelektual (olah pikir/ IQ),. kecerdasan. fisikal-mental.
(olah. raga/AQ),. serta. kecerdasan. emosi-sosial. (olah rasa dan karsa/EQ).
Jujur, rajin beribadah, dan menjauhi larangan agama merupakan indikator sikap spiritual.
Partisipasi dan ketekunan belajar menjadi indikator sikap intelektual. Bersih, disiplin, dan
tanggung jawab adalah indikator sikap mental. Sedangkan ramah, antusias, dan kolaborasi
termasuk indikator sikap emosi-sosial.
Pelaksanan penilaian sikap dalam dua kategori. Kategori pertama penilaian sikap adalah yang
dilakukan setiap akhir pertemuan yang berarti sebanyak 36 kali dalam satu semester.
Adapun kategori kedua yang dilakukan secara berkala per semester berdasar hasil pengamatan
langsung maupun tidak langsung yang telah terverifikasi.terlebih.dahulu.
Penilaian menggunakan empat tingkat, yakni Baik Sekali (A=4), Baik (B=3), Sedang (C=2),
serta Kurang (D=1). Untuk penilaian sikap di setiap akhir pertemuan dilakukan dengan
merangkum seluruh aspek sikap, dan dapat menggunakan format sebagai berikut:
Tabel 1.8 Contoh Penilaian Sikap pada Pertemuan 1–14
Pertemuan dan Nilai (A=4, B=3, C=2, D=1)
No Nama
1 2 3 4 ... ... 14 Jumlah Ratarata
1 Ayu 4 3 3 2 ... ... 3 39 3.25/B
2 Bhatara 3 4 4 4 ... ... 4 46 3.8/A
3 ...
... ...
... ...
... Zita 2 4 3 2 4 35 2.9/B

2. Penilaian Keterampilan (Civic Skills)


Penilaian keterampilan dilakukan juga berdasarkan pengamatan guru terutama terhadap
keterampilan siswa dalam menjalani kegiatan pembelajaran di sekolah. Penilaian didasarkan
pada keterampilan-keterampilan sesuai contoh indikator di bawah ini atau indikator lain yang
relevan dapat ditentukan masing-masing guru.
Indikator keterampilan antara lain adalah kemampuan menyampaikan hasil diskusi kelompok
secara tegas dan lugas; kemampuan mengomunikasikan ide dan gagasan dengan terarah dan
sistematis; kemampuan merespons pertanyaan yang pada sesi diskusi; atau lainnya, Adapun
pelaksanan penilaian keterampilan dilakukan di setiap akhir pertemuan yang menuntut adanya
penilaian keterampilan, dengan menggunakan empat tingkat penilaian, yakni Baik Sekali (A=4),
Baik (B=3), Sedang (C=2), serta Kurang (D=1).
Tabel 1.9 Contoh Pedoman Penilaian Aspek Keterampilan
Nama Peserta Didik: …………………………………….
Pertemuan dan Nilai (A, B, C, D)
No Indikator
1 2 3 ... ... 14 Ratarata
1 Mampu menyampaikan hasil
diskusi kelompok secara
tegas dan lugas
2 Mampu mengomunikasikan
ide dan gagasan dengan
terarah dan sistematis
3 Mampu merespons
pertanyaan yang pada sesi
diskusi
4 Mampu menunjukkan
perilaku tertib dan baik saat
pelaksanaan simulasi antre
... ...
Nilai Akhir

3. Penilaian Pengetahuan (Civic Knowledge)


Penilaian pengetahuan dilakukan untuk mengukur keberhasilan siswa dalam memahami materi
yang dipelajari dalam setiap pertemuan. Guru dapat menilai dari setiap aktivitas dalam
pembelajaran. Guru dapat menilai dari kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan atau
menganalisis persoalan. Guru dapat memberi skor pada setiap tugas dan keaktifan siswa dalam
menjawab dan berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran. Penilaian dilakukan secara
kuantitatif dengan rentang 0–100.

VI. PENGAYAAN DAN REMEDIAL


Pancasila memiliki kedudukan dan fungsi yang sangat penting bagi bangsa Indonesia. Pancasila
menjadi dasar penyelenggaraan negara Indonesia. Nah agar lebih menghayati lagi, kalian simak
tautan video berikut ini. Kemudian, yang lebih penting lagi, kalian harus mengaplikasikan nilai-
nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.

Arti Kedudukan dan Fungsi Pancasila


Widia Kusuma Wardani
https://www.youtube.com/watch?v=yVewx4ELYiQ

VII.REFLEKSI GURU DAN PESERTA DIDIK


▪ Konsisten memberi keteladanan pada siswa dalam sikap dan perilaku sehari-hari secara baik?
(Sangat baik/baik/sedang/kurang baik)
▪ Menjadikan pembelajaran tidak berpusat pada saya sebagai guru, melainkan berpusat pada
siswa secara baik? (Sangat baik/baik/ sedang/kurang baik)
▪ Menggunakan pembelajaran secara kontekstual secara baik? (Sangat baik/baik/sedang/kurang
baik)
▪ Apa yang perlu saya tingkatkan dalam proses pembelajaran pada Bab Bentuk dan Kedaulatan
Negara?

LAMPIRAN- LAMPIRAN

LAMPIRAN 1
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)

Buatlah kelas menjadi beberapa kelompok. Kemudian, tentukan nama daerah yang menjadi pilihan
untuk dipentaskan. Jika memungkinkan, sewalah pakaian daerah sesuai pilihan dan pentaskan di depan
kelas menggunakan bahasa daerah tersebut.
Misalnya, kalian memilih daerah Sumatera Barat, maka kenakanlah pakaian adat Limpapeh Rumah
Nan Gadang, lalu jelaskan pakaian adat tersebut menggunakan Bahasa Minang. Demikian seterusnya,
setiap kelompok mementaskan pakaian adat dan bahasa daerah masing-masing.
Apa yang terjadi? Kalian pasti tidak saling mengerti satu sama lain kan, ketika setiap kelompok
menggunakan bahasa daerah masing-masing. Nah jelaskan ulang pakaian adat kelompok kalian
menggunakan Bahasa Indonesia. Inilah persatuan Indonesia. Beragam suku, bahasa, adat, tetapi satu
bangsa, yakni Bangsa Indaonesia.

LAMPIRAN 2
BAHAN BACAAN GURU DAN PESERTA DIDIK

Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa


Kalian pasti memiliki nilai-nilai dalam diri yang menjadi acuan bagi kalian dalam bergaul, baik dalam
kehidupan di sekolah maupun sehari-hari. Nilainilai itu terbentuk dari serangkaian proses belajar dan
pengalaman hidup yang kalian jalani sampai saat ini. Lalu, nilai-nilai itu membentuk pandangan hidup
kalian.
Demikianlah gambaran Pancasila bagi Negara dan Bangsa Indonesia. Pancasila merupakan kristalisasi
dari pengalaman hidup dalam sejarah panjang bangsa Indonesia yang telah membentuk karakter,
perilaku, etika, tata nilai dan norma yang telah membentuk menjadi pandangan hidup bangsa.
Pandangan hidup sendiri adalah suatu wawasan menyeluruh terhadap kehidupan yang terdiri dari
kesatuan rangkaian dari nilai-nilai luhur. Artinya, Pancasila merupakan nilai-nilai dasar dan luhur
Bangsa Indonesia yang menjadi acuan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Nilai ketuhanan menjadikan bangsa Indonesia sebuah bangsa yang religius. Nilai-nilai agama
terinternalisasi dalam diri dan terimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Bangsa Indonesia
adalah bangsa yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Maka, pandangan hidup ini mewarnai
berbagai aspek kehidupan berbangsa dan bernegara.
Sebagai contoh dalam bidang pendidikan, maka disusunlah tujuan pendidikan nasional, sebagaimana
termaktub dalam Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pada
pasal 3 tertulis, “Tujuan pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia…”.
Pasal 3 Undang-undang Sisdiknas tersebut menjadi bukti bahwa Pancasila telah menjadi pandangan
hidup bangsa. Sehingga, ketika merumuskan peraturan perundang-undangan, pandangan hidup ini
mewarnainya. Dengan demikian, tujuan pendidikan nasional menjadi senapas dan seirama dengan sila
Ketuhanan Yang Maha Esa.
Gambar 1.5 Kegiatan beribadah di sekolah merupakan cerminan pengamalan dari sila Ketuhanan
Yang Maha Esa.
Nilai kemanusiaan yang adil dan beradab menjadikan Bangsa Indonesia sebuah bangsa yang
menghargai harkat dan martabat kemanusiaan. Tidak boleh ada eksploitasi manusia atas manusia
lainnya. Maka, bangsa ini membuat peraturan perundangan yang melarang human trafficking
(perdagangan manusia).
Bangsa Indonesia juga menolak segala bentuk penjajahan di atas muka bumi. Hal ini tegas disebutkan
dalam Pembukaan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD NRI Tahun
1945) alinea pertama. “Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab
itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan
perikeadilan.”
Nilai persatuan menjadi kan Bangsa Indonesia sebuah bangsa yang mencintai persatuan. Ketika detik-
detik akhir pengumuman dan pengesahan Piagam Jakarta, ada keberatan dari Perwakilan Indonesia
Timur yang berpotensi memecah persatuan bangsa, maka para pemimpin bangsa dari kalangan Islam
ketika itu dengan lapang dada bersedia mengubah rumusan sila pertama dari semula, “Ketuhanan,
dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya”, menjadi “Ketuhanan Yang
Maha Esa.” Ini merupakan bukti bahwa nilai persatuan dalam sila ketiga Pancasil telah menjadi
pandangan hidup Bangsa Indonesia sebelum Pancasila itu lahir. Pandangan hidup ini mempengaruhi
dalam bersikap dan me ngambil keputusan mengenai persoalan berbangsa dan bernegara.
Nilai permusya wa ra tan menja dikan Bangsa Indo nesia sebuah bangsa yang meng utama kan mu sya
warah mufa kat untuk me me cahkan persoalan. Juga mem berikan hak ke pa da warga negara untuk
berpendapat di muka publik. Hal ini ditegaskan dalam UUD NRI Tahun 1945 pasal 28, “Kemerdekaan
ber serikat dan berkumpul, me ngeluarkan pikiran de ngan lisan dan tulisan dan sebagai nya
ditetapkan dengan un dang-undang.”

Gambar 1.6 Keragaman suku dalam kesatuan bangsa


Karena itulah, Bangsa Indonesia menolak tin da kan pemaksaan kepa da seseorang untuk me ngi kuti
pendapatnya atau mendukungnya mela ku kan sesuatu. Bangsa Indo nesia mengedepankan cara-cara
musyawarah untuk peng ambilan keputusan dan mengatasi persoalan bangsa dan negara.
Nilai keadilan sosial menjadikan Bangsa Indonesia sebuah bangsa yang dermawan dan gemar berbagi.
Mereka hidup guyub dalam tradisi gotong-royong. Membantu warga masyarakat yang kesusahan sudah
menjadi pandangan hidup yang mewarnai kehidupan bangsa. Distribusi kesejahteraan sosial secara adil
telah lama menjadi nilai dan pandangan hidup Bangsa Indonesia. Karena itulah, negara melaksanakan
program BPJS kesehatan sebagai bentuk layanan kesehatan bagi seluruh rakyat Indonesia.
Kalian bisa mempraktikan kedudukan dan fungsi Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa dalam
kehidupan sehari-hari. Misalnya, kalian tidak ikut-ikutan ketika mendapati beberapa pelajar laki-laki
yang mengenakan anting dan tato. Karena, itu tidak sesuai dengan pandangan hidup Bangsa Indonesia
yang dijiwai oleh Pancasila. Kalian merasa bangga menampilkan perilaku santun dan pakaian sopan
sebagai ciri khas Bangsa Indonesia.

LAMPIRAN 3
GLOSARIUM
Bhinneka : beragam; beraneka ragam
Budaya : adat istiadat
Chauvinisme : patriotisme cinta tanah air dan bangsa secara berlebihan
Internasionalisme : menjadikan kemanusiaan dan persaudaraan antar bangsa menempati posisi
tertinggi
Karakter : nilai-nilai yang sudah terinternalisasi dalam diri seseorang, bias juga disebut watak
Kosmpolitanisme : ideologi yang menyatakan bahwa semua suku bangsa merupakan satu komunitas
tunggal yang memiliki moralitas yang sama
Netiket : etika dalam menggunakan internet/sosial media
NKRI : negara Kesatuan Republik Indonesia
Otonom : mandiri atau dapat berdiri sendiri
RIS : Republik Indonesia Serikat
Swapraja : daerah yang mempunyai pemerintahan sendiri
TNI : Tentara Nasional Indonesia
UNESCO : The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization

LAMPIRAN 4
DAFTAR PUSTAKA
1. Bo'a, Fais Yonas. 2018. Pancasila sebagai Sumber Segala Sumber Hukum dalam Sistem Hukum
Nasional. Jurnal Konstitusi, Vol 15. No. 1, 2018.
https:// jurnalkonstitusi.mkri.id/index.php/jk/article/view/1512/351
2. Krisnayuda, Backy. Pancasila & Undang-Undang: Relasi dan Transformasi Keduanya dalam
Sistem.
3. Pancasila dalam Sistem Hukum (Fais Yonas Bo'a)
4. Pancasila Sumber dari Segala Sumber Hukum di Indonesia (Kurnisar Kurnisar)
5. Pancasila Sebagai Ideologi dan Dasar Negara (Ronto)
6. Lahirnya Pancasila: kumpulan pidato BPUPKI (Floriberta Aning S)
7. Pancasila (Suparman, S.Pd.)
8. Filsafat Pancasila Menurut Bung Karno (Soekarno)
9. Karakter Pancasila, Membangun Pribadi dan Bangsa Bermanfaat (Zaim Uchrowi)
10. Makna dan Arti Penting Pancasila sebagai Dasar Negara
(https://www.kelaspintar.id/blog/edutech/makna-dan-arti-penting-pancasila-sebagaidasar-
negara-4940/)
MODUL AJAR
BAB 1 : KEDUDUKAN DAN FUNGSI PANCASILA
PERTEMUAN 7-8 : PANCASILA SEBAGAI SUMBER DARI SEGALA SUMBER HUKUM

INFORMASI UMUM

I. IDENTITAS MODUL
Nama Penyusun : Raditya Nugroho, S.Pd
Satuan Pendidikan : SMP Pelita Global Mandiri
Kelas / Kelas : VIII (Delapan) - D
Mata Pelajaran : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Prediksi Alokasi Waktu : 2JP x 40 Menit
Tahun Penyusunan : 2023 / 2024

II. KOMPETENSI AWAL


Bagian ini berisi tentang aturan dan hukum. Dari lingkup paling kecil, keluarga misalnya, sampai
sekolah atau bahkan negara pasti mempunyai aturan dan hukum. Jika melihat teori dari Hans
Nawiasky tentang aturan, bahwa aturan itu sendiri mempunyai tiga tingkatan. Jika di lihat di
Indonesia, maka Pancasila menempati tingkat aturan yang pertama, karena Pancasila dijadikan
sumber dari segala sumber hukum.
Oleh karena itu, setiap produk hukum yang dihasilkan negara tidak boleh bertentangan dengan
nilai-nilai dasar dari Pancasila itu sendiri. Setiap sila Pancasila merupakan nilai dasar atau prinsip,
sedangkan hukum adalah nilai instrumental atau penjabaran dari nilai dasar. Misalnya sila
Ketuhanan Yang Maha Esa harus menjadi acuan dalam merumuskan hukum dan peraturan negara
yang berhubungan dengan kehidupan beragama. Melalui perangkat hukum, negara harus
mengarahkan warganya agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa. Begitu juga dengan silasila yang lain, harus dijadikan dasar atau acuan dalam
merumuskan peraturan negara.

III. PROFIL PELAJAR PANCASILA


Beriman, bertakwa kepada Tuhan yag maha Esa, bergotong royong, bernalar kritis, kreatif,
inovatif, mandiri, berkebhinekaan global

IV. SARANA DAN PRASARANA


1. Buku Teks 4. Handout materi
2. Laptop/Komputer PC 5. Papan tulis/White Board 7. Infokus/Proyektor/Pointer
3. Akses Internet 6. Lembar kerja 8. Referensi lain yang mendukung

V. TARGET PESERTA DIDIK


Peserta didik reguler/tipikal: umum, tidak ada kesulitan dalam mencerna dan memahami materi
ajar.

VI. MODEL PEMBELAJARAN


Blended learning melalui model pembelajaran dengan menggunakan Project Based Learning
(PBL) terintegrasi pembelajaran berdiferensiasi berbasis Social Emotional Learning (SEL).
KOMPONEN INTI

I. TUJUAN PEMBELAJARAN
▪ Peserta didik mampu menjelaskan kedudukan dan fungsi Pancasila.
▪ Peserta didik mampu menghayati pentingnya kedudukan dan fungsi Pancasila.
▪ Peserta didik mampu mempraktikkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan.

II. PEMAHAMAN BERMAKNA


Peserta didik menyadari bahwa mempelajari materi PANCASILA SEBAGAI SUMBER DARI
SEGALA SUMBER HUKUM dapat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari.

III. PERTANYAAN PEMANTIK


▪ Apa yang dimaksud dengan peraturan hukum?
▪ Apa maksud dari isi Pasal 2 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011, “Pancasila merupakan
sumber segala sumber hukum negara”

IV. KEGIATAN PEMBELAJARAN


PERTEMUAN KE-7
Kegiatan Pendahuluan (10 Menit)
▪ Mengucapkan salam
▪ Sebelum proses pembelajaran dimulai, salah satu siswa diminta maju ke depan kelas untuk
memimpin doa bersama
▪ Menyapa dan berbincang sedikit dengan 2–3 siswa
▪ Menciptakan suasana kelas yang kondusif/ menyenangkan
▪ Menyampaikan rencana pembelajaran hari itu
▪ Menyerukan yel pembelajaran PPKn
▪ Menyanyikan lagu nasional “Rayuan Pulau Kelapa” atau lagu nasional yang lain

Kegiatan Inti (90 Menit)


▪ Guru minta kepada 2–3 siswa untuk menyampaikan poin-poin penting materi yang sudah
dipelajari di rumah mengenai subbab Pancasila sebagai sumber dari Segala Sumber Hukum
▪ Siswa yang lain juga bisa menyampaikan pertanyaan dan pendapatnya
▪ Guru dapat menanyakan kepada siswa apa yang dimaksud dengan peraturan hukum?
▪ Guru menanyakan kepada siswa apa maksud dari isi Pasal 2 Undang-Undang Nomor 12 Tahun
2011, “Pancasila merupakan sumber segala sumber hukum negara”
▪ Untuk dapat mempraktikkan secara langsung terkait aturan, siswa dapat keluar dari kelas secara
berkelompok. Melihat dan mem praktikan langsung peraturan-peraturan yang ada di tempat
yang disinggahi. Misal melihat peraturan “larangan membuang sampah sembarangan” atau
yang lain. Kegiatan ini dilakukan dengan bimbingan guru.

Kegiatan Penutup (10 Menit)


▪ Siswa didampingi guru untuk membuat kesimpulan atas pembelajaran yang telah dilakukan
▪ Guru meminta siswa untuk menyampaikan refleksi,. salah. satunya. meminta. siswa. secara.
subjektif menyatakan Apa Manfaat Bagi-Ku (AMBAK) terkait materi Pancasila sebagai sumber
dari Segala Sumber Hukum
▪ Guru memberikan apresiasi, respons ataupun klarifikasi. dari. diskusi. yang. dilakukan. oleh.
Siswa
▪ Menyerukan bersama yel PPKn
▪ Guru menunjuk salah satu siswa untuk memimpin doa penutup
▪ Guru membuat catatan atau penilaian terhadap siswa dari aspek sikap & keterampilan selama
proses pertemuan ini

PERTEMUAN KE-8
Kegiatan Pendahuluan (10 Menit)
▪ Mengucapkan salam
▪ Sebelum proses pembelajaran dimulai, salah satu siswa diminta maju ke depan kelas untuk
memimpin doa bersama
▪ Menyapa dan berbincang sedikit dengan 2–3 siswa
▪ Menciptakan suasana kelas yang kondusif/ menyenangkan
▪ Menyampaikan rencana pembelajaran hari itu
▪ Menyerukan yel pembelajaran PPKn

Kegiatan Inti (90 Menit)


▪ Guru membentuk kelompok belajar, satu kelompok minimal berisi 5 siswa. Penamaan
kelompok belajar dapat menggunakan jenisjenis makanan tradisional atau bisa yang lain
▪ Selanjutnya masing-masing kelompok diberikan waktu untuk melakukan pengamatan dan
diskusi kira-kira masalah utama apa yang ada di lingkungan tempat tinggal masing-masing.
Misal masalah kenakalan remaja SMP yang gemar nongkrong dan merokok
▪ Dengan pendampingan guru, susunlah hasil pengamatan itu dalam bentuk tulisan singkat yang
di dalamnya terdapat masalah serta solusi yang ditawarkan dalam bentuk “Proposal Pemecahan
Masalah”
▪ Usulan “Proposal Pemecahan Masalah” tersebut dapat diketik menggunakan aplikasi Microsoft
Word atau dengan tulisan tangan
▪ Selanjutnya “Proposal Pemecahan Masalah” tersebut diserahkan kepada wilayah yang telah
dipilih melalui Ketua RT

Kegiatan Penutup (10 Menit)


▪ Siswa didampingi guru untuk membuat kesimpulan atas diskusi penyusunan “Proposal
Pemecahan Masalah” yang telah dilakukan
▪ Guru meminta siswa untuk menyampaikan refleksi,. salah. satunya. meminta. siswa. secara.
subjektif menyatakan Apa Manfaat Bagi- Ku (AMBAK) terkait penyusunan proposal
pemecahan masalah
▪ Guru memberikan apresiasi, respons ataupun klarifikasi. dari. diskusi. yang. dilakukan. oleh.
siswa
▪ Guru memberikan penjelasan secara umum materi pertemuan berikutnya tentang Subbab
Pancasila sebagai Kepribadian Bangsa (Buku Siswa PPKn Kelas VIII halaman 14) dan siswa
diminta terlebih dahulu mempelajari di rumah
▪ Menyerukan bersama yel PPKn
▪ Menanyikan lagu “Halo-Halo Bandung” karya Ismail Marzuki
▪ Guru menunjuk salah satu siswa untuk memimpin doa penutup
▪ Guru membuat catatan atau penilaian terhadap siswa dari aspek sikap & keterampilan selama
proses pertemuan ini

V. ASESMEN
1. Penilaian Sikap (Civic Disposition)
Indikator sikap didasarkan pada hasil pengamatan terhadap siswa, baik pengamatan langsung
maupun pengamatan tidak langsung. Pengamatan langsung dilakukan guru dalam setiap
pertemuan terhadap siswa dalam menjalani kegiatan pembelajaran. Sedangkan pengematan
tidak langsung didasarkan pada laporan menyangkut sikap siswa sehari-hari baik di rumah,
sekolah,.maupun.masyarakat.yang.telah.terkonfirmasi.
Indikator sikap dapat mengacu pada empat ranah kecerdasan, yakni kecerdasan spiritual-
kultural (olah hati/SQ), kecerdasan intelektual (olah pikir/ IQ),. kecerdasan. fisikal-mental.
(olah. raga/AQ),. serta. kecerdasan. emosi-sosial. (olah rasa dan karsa/EQ).
Jujur, rajin beribadah, dan menjauhi larangan agama merupakan indikator sikap spiritual.
Partisipasi dan ketekunan belajar menjadi indikator sikap intelektual. Bersih, disiplin, dan
tanggung jawab adalah indikator sikap mental. Sedangkan ramah, antusias, dan kolaborasi
termasuk indikator sikap emosi-sosial.
Pelaksanan penilaian sikap dalam dua kategori. Kategori pertama penilaian sikap adalah yang
dilakukan setiap akhir pertemuan yang berarti sebanyak 36 kali dalam satu semester.
Adapun kategori kedua yang dilakukan secara berkala per semester berdasar hasil pengamatan
langsung maupun tidak langsung yang telah terverifikasi.terlebih.dahulu.
Penilaian menggunakan empat tingkat, yakni Baik Sekali (A=4), Baik (B=3), Sedang (C=2),
serta Kurang (D=1). Untuk penilaian sikap di setiap akhir pertemuan dilakukan dengan
merangkum seluruh aspek sikap, dan dapat menggunakan format sebagai berikut:
Tabel 1.8 Contoh Penilaian Sikap pada Pertemuan 1–14
Pertemuan dan Nilai (A=4, B=3, C=2, D=1)
No Nama
1 2 3 4 ... ... 14 Jumlah Ratarata
1 Ayu 4 3 3 2 ... ... 3 39 3.25/B
2 Bhatara 3 4 4 4 ... ... 4 46 3.8/A
3 ...
... ...
... ...
... Zita 2 4 3 2 4 35 2.9/B

2. Penilaian Keterampilan (Civic Skills)


Penilaian keterampilan dilakukan juga berdasarkan pengamatan guru terutama terhadap
keterampilan siswa dalam menjalani kegiatan pembelajaran di sekolah. Penilaian didasarkan
pada keterampilan-keterampilan sesuai contoh indikator di bawah ini atau indikator lain yang
relevan dapat ditentukan masing-masing guru.
Indikator keterampilan antara lain adalah kemampuan menyampaikan hasil diskusi kelompok
secara tegas dan lugas; kemampuan mengomunikasikan ide dan gagasan dengan terarah dan
sistematis; kemampuan merespons pertanyaan yang pada sesi diskusi; atau lainnya, Adapun
pelaksanan penilaian keterampilan dilakukan di setiap akhir pertemuan yang menuntut adanya
penilaian keterampilan, dengan menggunakan empat tingkat penilaian, yakni Baik Sekali (A=4),
Baik (B=3), Sedang (C=2), serta Kurang (D=1).
Tabel 1.9 Contoh Pedoman Penilaian Aspek Keterampilan
Nama Peserta Didik: …………………………………….
Pertemuan dan Nilai (A, B, C, D)
No Indikator
1 2 3 ... ... 14 Ratarata
1 Mampu menyampaikan hasil
diskusi kelompok secara
tegas dan lugas
2 Mampu mengomunikasikan
ide dan gagasan dengan
terarah dan sistematis
3 Mampu merespons
pertanyaan yang pada sesi
diskusi
4 Mampu menunjukkan
perilaku tertib dan baik saat
pelaksanaan simulasi antre
... ...
Nilai Akhir

3. Penilaian Pengetahuan (Civic Knowledge)


Penilaian pengetahuan dilakukan untuk mengukur keberhasilan siswa dalam memahami materi
yang dipelajari dalam setiap pertemuan. Guru dapat menilai dari setiap aktivitas dalam
pembelajaran. Guru dapat menilai dari kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan atau
menganalisis persoalan. Guru dapat memberi skor pada setiap tugas dan keaktifan siswa dalam
menjawab dan berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran. Penilaian dilakukan secara
kuantitatif dengan rentang 0–100.

VI. PENGAYAAN DAN REMEDIAL


Pancasila memiliki kedudukan dan fungsi yang sangat penting bagi bangsa Indonesia. Pancasila
menjadi dasar penyelenggaraan negara Indonesia. Nah agar lebih menghayati lagi, kalian simak
tautan video berikut ini. Kemudian, yang lebih penting lagi, kalian harus mengaplikasikan nilai-
nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.

Arti Kedudukan dan Fungsi Pancasila


Widia Kusuma Wardani
https://www.youtube.com/watch?v=yVewx4ELYiQ

VII.REFLEKSI GURU DAN PESERTA DIDIK


▪ Konsisten memberi keteladanan pada siswa dalam sikap dan perilaku sehari-hari secara baik?
(Sangat baik/baik/sedang/kurang baik)
▪ Menjadikan pembelajaran tidak berpusat pada saya sebagai guru, melainkan berpusat pada
siswa secara baik? (Sangat baik/baik/ sedang/kurang baik)
▪ Menggunakan pembelajaran secara kontekstual secara baik? (Sangat baik/baik/sedang/kurang
baik)
▪ Apa yang perlu saya tingkatkan dalam proses pembelajaran pada Bab Bentuk dan Kedaulatan
Negara?

LAMPIRAN- LAMPIRAN
LAMPIRAN 1
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)

Buatlah kelas menjadi beberapa kelompok. Lakukanlah pengamatan dan wawancara ke masyarakat
untuk mengetahui persoalan-persoalan yang terjadi di lingkungan masyarakat. Kemudian, diskusikan
dalam kelompok untuk memecahkan persoalan yang kalian temui dan rumuskan rencana aksinya.
Misalnya, kalian mendapati kondisi lingkungan tempat tinggal kalian mengalami persoalan sampah.
Masih banyak warga yang kurang menjaga kebersihan lingkungan. Saluran air tersumbat dibeberapa
titik oleh sampah plastik bekas makanan.
Nah, coba kalian lakukan diskusi untuk merumuskan pemecahan masalahnya. Kalian juga bisa
mewawancarai tokoh masyarakat untuk meminta pandangan pemecahan masalah tersebut. Kemudian,
rumuskan rencana aksinya.

LAMPIRAN 2
BAHAN BACAAN GURU DAN PESERTA DIDIK

Pancasila sebagai Sumber dari Segala Sumber Hukum


Sekolah kalian pasti memiliki aturan dan hukum yang menjadi acuan untuk mewujudkan ketertiban
kehidupan dan lingkungan sekolah. Ketika tiada aturan dan hukum di sekolah, maka kehidupan di
sekolah akan kacau dan berantakan. Bisa kalian bayangkan apa jadinya bila warga sekolah hidup dalam
lingkungan sekolah yang tidak memiliki aturan dan hukum.
Demikian pula dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pancasila merupakan sumber dari segala
sumber hukum Negara Indonesia. Pancasila berfungsi sebagai sumber hukum yang mengatur tata
kelola berbangsa dan bernegara serta menjadi acuan dalam merumuskan aturan dan hukum yang
berlaku di Indonesia.
Mengacu kepada teori norma Hans Nawiasky, sebagaimana dikutip oleh Dimas Hutomo, die
Stuferordnung der Rechtnormen (teori hierarki hukum), terdapat jenis dan tingkatan suatu aturan, yaitu
pertama, staatsfundamentalnorm (Norma fundamental negara/abstrak/sumber hukum, contoh:
Pancasila); kedua, staatsgrundgesetz (Aturan dasar/aturan pokok negara/konstitusi/ UUD); ketiga,
formell gesetz (Undang-undang); keempat, verordnung & utonome satzung (Aturan
pelaksana/Peraturan Pemerintah, Peraturan Daerah).
Merujuk pada teori di atas, maka Pancasila menempati posisi staatsfundamentalnorm sebagai sumber
dari segala sumber hukum negara. Hal ini sebagaimana ditegaskan pula dalam pasal 2 Undang-undang
Nomor 12 Tahun 2011, yaitu Pancasila merupakan sumber segala sumber hukum negara. Karena itu,
setiap produk hukum yang dihasilkan negara tidak boleh bertentangan dengan nilai dasar Pancasila.
Setiap sila Pancasila merupakan nilai dasar atau prinsip, sedangkan hukum adalah nilai instrumental
atau penjabaran dari nilai dasar. Karenanya, dalam merumuskan hukum dan peraturan negara mesti
bernafaskan pada sila-sila dalam Pancasila.
Sila Ketuhanan Yang Maha Esa harus menjadi acuan dalam merumuskan hukum dan peraturan negara
yang berhubungan dengan kehidupan beragama. Melalui perangkat hukum, negara harus mengarahkan
warganya agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Taat
menjalankan ajaran agamanya. Saling menghormati antara pemeluk agama yang satu dengan yang
lainnya.
Sila kemanusiaan yang adil dan beradab mesti menjadi acuan dalammerumuskan hukum dan peraturan
yang melindungi harkat dan martabat kemanusiaan yang adil dan beradab. Tidak boleh ada tebang pilih
dalam pelaksanaan hukum. Setiap warga negara sama kedudukannya di dalam hukum dan memperoleh
perlakuan yang sama.
Sila persatuan Indonesia mesti menjadi arah kebijakan hukum untuk senantiasa menjaga persatuan dan
kesatuan bangsa. Tidak boleh ada kebijakan hukum yang berpotensi menimbulkan disintegrasi bangsa.
Gambar 1.7 Keadilan adalah prinsip mendasar dalam bernegara
Sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan mesti
men jadi acuan dalam merumuskan hukum dan peraturan tentang mekanisme implementasi kedaulatan
rakyat.
Negara harus mampu mengarahkan warganya untuk ber partisipasi aktif dalam proses penyelenggaraan
bernegara dan kehidupan berbangsa.
Sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia mesti menjadi acuan da lam merumuskan hukum dan
peraturan guna mewujudkan kesejahteraan sosial yang adil bagi seluruh rakyat Indonesia. Tidak boleh
ada perangkat hukum yang menguntungkan sebagian golongan dan mengorbankan kepentingan rakyat.

LAMPIRAN 3

GLOSARIUM
Bhinneka : beragam; beraneka ragam
Budaya : adat istiadat
Chauvinisme : patriotisme cinta tanah air dan bangsa secara berlebihan
Internasionalisme : menjadikan kemanusiaan dan persaudaraan antar bangsa menempati posisi
tertinggi
Karakter : nilai-nilai yang sudah terinternalisasi dalam diri seseorang, bias juga disebut watak
Kosmpolitanisme : ideologi yang menyatakan bahwa semua suku bangsa merupakan satu komunitas
tunggal yang memiliki moralitas yang sama
Netiket : etika dalam menggunakan internet/sosial media
NKRI : negara Kesatuan Republik Indonesia
Otonom : mandiri atau dapat berdiri sendiri
Proyek kewarganegaraan : suatu kegiatan siswa dengan terjun langsung ke masyarakat untuk melihat
permasalahan yang ada dan mencarikan alternatif solusi
RIS : Republik Indonesia Serikat
Swapraja : daerah yang mempunyai pemerintahan sendiri
TNI : Tentara Nasional Indonesia
UNESCO : The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization

LAMPIRAN 4

DAFTAR PUSTAKA
1. Bo'a, Fais Yonas. 2018. Pancasila sebagai Sumber Segala Sumber Hukum dalam Sistem Hukum
Nasional. Jurnal Konstitusi, Vol 15. No. 1, 2018.
https:// jurnalkonstitusi.mkri.id/index.php/jk/article/view/1512/351
2. Krisnayuda, Backy. Pancasila & Undang-Undang: Relasi dan Transformasi Keduanya dalam
Sistem.
3. Pancasila dalam Sistem Hukum (Fais Yonas Bo'a)
4. Pancasila Sumber dari Segala Sumber Hukum di Indonesia (Kurnisar Kurnisar)
5. Pancasila Sebagai Ideologi dan Dasar Negara (Ronto)
6. Lahirnya Pancasila: kumpulan pidato BPUPKI (Floriberta Aning S)
7. Pancasila (Suparman, S.Pd.)
8. Filsafat Pancasila Menurut Bung Karno (Soekarno)
9. Karakter Pancasila, Membangun Pribadi dan Bangsa Bermanfaat (Zaim Uchrowi)
10. Makna dan Arti Penting Pancasila sebagai Dasar Negara
(https://www.kelaspintar.id/blog/edutech/makna-dan-arti-penting-pancasila-sebagaidasar-
negara-4940/)
MODUL AJAR
BAB 1 : KEDUDUKAN DAN FUNGSI PANCASILA
PERTEMUAN 9-10 : PANCASILA SEBAGAI KEPRIBADIAN BANGSA

INFORMASI UMUM

I. IDENTITAS MODUL
Nama Penyusun : Raditya Nugroho, S.Pd
Satuan Pendidikan : SMP Pelita Global Mandiri
Kelas / Kelas : VIII (Delapan) - D
Mata Pelajaran : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Prediksi Alokasi Waktu : 2JP x 40 Menit
Tahun Penyusunan : 2023 / 2024

II. KOMPETENSI AWAL


Bagian ini memberikan penjelasan kepada siswa bahwa masing-masing diri kita memiliki
kepribadian yang berbeda-beda. Ada yang memiliki kepribadian selalu taat dan disiplin dengan
aturan, ada juga yang mempunyai kepribadian yang. fleksibel. dan. mudah. beradaptasi,. ada. pula.
yang. cara. berpikirnya. sederhana dan tidak mau ambil pusing, dan masih banyak kepribadian
yang lainnya.
Pada tingkat berbangsa dan bernegara, bangsa Indonesia memiliki watak, karakter, dan perilaku
yang mencerminkan nilai-nilai Pancasila. Watak dan karakter ini membentuk kepribadian Bangsa
Indonesia yang membedakannya dengan kepribadian bangsa-bangsa lain. Di era globalisasi seperti
saat ini, bangsa Indonesia memiliki tantangan tersendiri dalam hal mempertahan kan kepribadian
yang berdasarkan Pancasila. Tidak sedikit masyarakat Indonesia, khususnya generasi muda, yang
mengalami krisis identitas. Mereka seperti kehilangan jati dirinya sebagai Bangsa Indonesia.
Mereka meniru kepribadian bangsa-bangsa lain yang dianggap keren dan modern. Padahal, itu
bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila. Sebagai warga yang baik, kita harus menjadikan
Pancasila sebagai kepribadian baik itu di keluarga, masyarakat bangsa dan bernegara.

III. PROFIL PELAJAR PANCASILA


Beriman, bertakwa kepada Tuhan yag maha Esa, bergotong royong, bernalar kritis, kreatif,
inovatif, mandiri, berkebhinekaan global

IV. SARANA DAN PRASARANA


1. Buku Teks 4. Handout materi
2. Laptop/Komputer PC 5. Papan tulis/White Board 7. Infokus/Proyektor/Pointer
3. Akses Internet 6. Lembar kerja 8. Referensi lain yang mendukung

V. TARGET PESERTA DIDIK


Peserta didik reguler/tipikal: umum, tidak ada kesulitan dalam mencerna dan memahami materi
ajar.

VI. MODEL PEMBELAJARAN


Blended learning melalui model pembelajaran dengan menggunakan Project Based Learning
(PBL) terintegrasi pembelajaran berdiferensiasi berbasis Social Emotional Learning (SEL).
KOMPONEN INTI

I. TUJUAN PEMBELAJARAN
▪ Peserta didik mampu menjelaskan kedudukan dan fungsi Pancasila.
▪ Peserta didik mampu menghayati pentingnya kedudukan dan fungsi Pancasila.
▪ Peserta didik mampu mempraktikkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan.

II. PEMAHAMAN BERMAKNA


Peserta didik menyadari bahwa mempelajari materi PANCASILA SEBAGAI KEPRIBADIAN
BANGSA dapat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari.

III. PERTANYAAN PEMANTIK


▪ Kenapa masing-masing orang mempunyai kepribadian yang berbeda-beda? Lakukanlah proses
diskusi diantara siswa. Siswa yang satu bisa menyampaikan pandangannya, lalu siswa yang lain
bisa memberikan tanggapannya. Begitu seterusnya
▪ Hal konkret dan sederhana apa yang bisa dilakukan untuk menunjukan bahwa kita bangga
dengan kepribadian bangsa Indonesia

IV. KEGIATAN PEMBELAJARAN


PERTEMUAN KE-9
Kegiatan Pendahuluan (10 Menit)
▪ Mengucapkan salam
▪ Sebelum proses pembelajaran dimulai, salah satu siswa diminta maju ke depan kelas untuk
memimpin doa bersama
▪ Menyapa dan berbincang sedikit dengan 2–3 siswa
▪ Menciptakan suasana kelas yang kondusif/ menyenangkan
▪ Menyampaikan rencana pembelajaran hari itu
▪ Menyerukan yel pembelajaran PPKn

Kegiatan Inti (90 Menit)


▪ Meminta kepada beberapa siswa maju di depan kelas untuk menyampaikan point penting materi
dari subbab Pancasila sebagai Kepribadian Bangsa yang telah dipelajari di rumah
▪ Guru dapat menanyakan kepada siswa apa yang dimaksud dengan kepribadian. Kenapa masing-
masing orang mempunyai kepribadian yang berbeda-beda? Lakukanlah proses diskusi diantara
siswa. Siswa yang satu bisa menyampaikan pandangannya, lalu siswa yang lain bisa
memberikan tanggapannya. Begitu seterusnya
▪ Era globalisasi yang membuat dunia seperti tanpa batas. Banyak tantangan yang mesti dihadapi.
Diskusikan dengan siswa bagaimana cara kita menghadapi era globalisasi saat ini
▪ Guru dapat bertanya kepada siswa, hal konkret dan sederhana apa yang bisa dilakukan untuk
menunjukan bahwa kita bangga dengan kepribadian bangsa Indonesia

Kegiatan Penutup (10 Menit)


▪ Siswa didampingi guru untuk membuat kesimpulan atas pembelajaran hari ini
▪ Guru meminta siswa untuk menyampaikan refleksi,. salah. satunya. meminta. siswa. secara.
subjektif menyatakan Apa Manfaat Bagi-Ku (AMBAK) terkait materi pembelajaran hari ini
▪ Guru memberikan apresiasi, respons ataupun klarifikasi. dari. diskusi. yang. dilakukan. oleh.
siswa
▪ Menyerukan bersama yel PPKn
▪ Guru menunjuk salah satu siswa untuk memimpin doa penutup
▪ Guru membuat catatan atau penilaian terhadap siswa dari aspek sikap & pengetahuan selama
proses pertemuan ini

PERTEMUAN KE-10
Kegiatan Pendahuluan (10 Menit)
▪ Mengucapkan salam
▪ Sebelum proses pembelajaran dimulai, salah satu siswa diminta maju ke depan kelas untuk
memimpin doa bersama
▪ Menyapa dan berbincang sedikit dengan 2–3 siswa
▪ Menciptakan suasana kelas yang kondusif/ menyenangkan
▪ Menyampaikan rencana pembelajaran hari itu
▪ Menyerukan yel pembelajaran PPKn
▪ Masing-masing kelompok diberikan waktu untuk melakukan telusur informasi, diskusi dan
mengumpulkan argumen-argumen yang kuat terkait kehebatan dari masing-masing budaya
▪ Selanjutnya setelah diskusi selesai, masingmasing kelompok diberikan waktu untuk
menyampaikan argumennya. Anggota kelompok yang lain juga bisa menambahkan atau
bertanya kepada kelompok yang lain, begitu seterusnya
▪ Di akhir diskusi guru menyampaikan pandangannya bahwa sebagai generasi yang baik, kita
mesti cinta akan budaya bangsa sendiri

Kegiatan Inti (90 Menit)


▪ Diskusi kelompok dengan tema “Budaya Nasional versus Budaya Asing”
▪ Guru membagi siswa dalam dua kelompok besar. Lalu satu kelompok diarahkan seakanakan pro
terhadap budaya Nasional Indonesia dan kelompok yang lain pro dengan budaya Asing, misal
K-Pop. Penamaan kelompok dapat menggunakan budaya daerah misal “Dangdut” sementara
yang satu “Dance” atau yang lainnya. Selanjutnya tempat duduk di kelas di setting menjadi dua
kelompok

Kegiatan Penutup (10 Menit)


▪ Siswa didampingi guru untuk membuat kesimpulan atas proses diskusi hari ini
▪ Guru meminta siswa untuk menyampaikan refleksi,. salah. satunya. meminta. siswa. secara.
subjektif menyatakan Apa Manfaat Bagi-Ku (AMBAK) terkait materi pembelajaran hari ini
▪ Guru memberikan apresiasi, respon ataupun klarifikasi. dari. diskusi. yang. dilakukan. oleh.
siswa
▪ Guru memberikan penjelasan secara umum materi pertemuan berikutnya tentang Subbab
Pancasila sebagai Tujuan dan Cita-Cita Bangsa (Buku Siswa PPKn Kelas VIII halaman 16)
dan siswa diminta terlebih dahulu mempelajarinya di rumah
▪ Menyanyikan lagu nasional “Tanah Airku” karya Ibu Sud
▪ Menyerukan bersama yel PPKn
▪ Guru menunjuk salah satu siswa untuk memimpin doa penutup
▪ Guru membuat catatan atau penilaian terhadap siswa dari aspek sikap & pengetahuan selama
proses pertemuan ini

V. ASESMEN
1. Penilaian Sikap (Civic Disposition)
Indikator sikap didasarkan pada hasil pengamatan terhadap siswa, baik pengamatan langsung
maupun pengamatan tidak langsung. Pengamatan langsung dilakukan guru dalam setiap
pertemuan terhadap siswa dalam menjalani kegiatan pembelajaran. Sedangkan pengematan
tidak langsung didasarkan pada laporan menyangkut sikap siswa sehari-hari baik di rumah,
sekolah,.maupun.masyarakat.yang.telah.terkonfirmasi.
Indikator sikap dapat mengacu pada empat ranah kecerdasan, yakni kecerdasan spiritual-
kultural (olah hati/SQ), kecerdasan intelektual (olah pikir/ IQ),. kecerdasan. fisikal-mental.
(olah. raga/AQ),. serta. kecerdasan. emosi-sosial. (olah rasa dan karsa/EQ).
Jujur, rajin beribadah, dan menjauhi larangan agama merupakan indikator sikap spiritual.
Partisipasi dan ketekunan belajar menjadi indikator sikap intelektual. Bersih, disiplin, dan
tanggung jawab adalah indikator sikap mental. Sedangkan ramah, antusias, dan kolaborasi
termasuk indikator sikap emosi-sosial.
Pelaksanan penilaian sikap dalam dua kategori. Kategori pertama penilaian sikap adalah yang
dilakukan setiap akhir pertemuan yang berarti sebanyak 36 kali dalam satu semester.
Adapun kategori kedua yang dilakukan secara berkala per semester berdasar hasil pengamatan
langsung maupun tidak langsung yang telah terverifikasi.terlebih.dahulu.
Penilaian menggunakan empat tingkat, yakni Baik Sekali (A=4), Baik (B=3), Sedang (C=2),
serta Kurang (D=1). Untuk penilaian sikap di setiap akhir pertemuan dilakukan dengan
merangkum seluruh aspek sikap, dan dapat menggunakan format sebagai berikut:
Tabel 1.8 Contoh Penilaian Sikap pada Pertemuan 1–14
Pertemuan dan Nilai (A=4, B=3, C=2, D=1)
No Nama
1 2 3 4 ... ... 14 Jumlah Ratarata
1 Ayu 4 3 3 2 ... ... 3 39 3.25/B
2 Bhatara 3 4 4 4 ... ... 4 46 3.8/A
3 ...
... ...
... ...
... Zita 2 4 3 2 4 35 2.9/B

2. Penilaian Keterampilan (Civic Skills)


Penilaian keterampilan dilakukan juga berdasarkan pengamatan guru terutama terhadap
keterampilan siswa dalam menjalani kegiatan pembelajaran di sekolah. Penilaian didasarkan
pada keterampilan-keterampilan sesuai contoh indikator di bawah ini atau indikator lain yang
relevan dapat ditentukan masing-masing guru.
Indikator keterampilan antara lain adalah kemampuan menyampaikan hasil diskusi kelompok
secara tegas dan lugas; kemampuan mengomunikasikan ide dan gagasan dengan terarah dan
sistematis; kemampuan merespons pertanyaan yang pada sesi diskusi; atau lainnya, Adapun
pelaksanan penilaian keterampilan dilakukan di setiap akhir pertemuan yang menuntut adanya
penilaian keterampilan, dengan menggunakan empat tingkat penilaian, yakni Baik Sekali (A=4),
Baik (B=3), Sedang (C=2), serta Kurang (D=1).
Tabel 1.9 Contoh Pedoman Penilaian Aspek Keterampilan
Nama Peserta Didik: …………………………………….
Pertemuan dan Nilai (A, B, C, D)
No Indikator
1 2 3 ... ... 14 Ratarata
1 Mampu menyampaikan hasil
diskusi kelompok secara
tegas dan lugas
2 Mampu mengomunikasikan
ide dan gagasan dengan
terarah dan sistematis
3 Mampu merespons
pertanyaan yang pada sesi
diskusi
4 Mampu menunjukkan
perilaku tertib dan baik saat
pelaksanaan simulasi antre
... ...
Nilai Akhir

3. Penilaian Pengetahuan (Civic Knowledge)


Penilaian pengetahuan dilakukan untuk mengukur keberhasilan siswa dalam memahami materi
yang dipelajari dalam setiap pertemuan. Guru dapat menilai dari setiap aktivitas dalam
pembelajaran. Guru dapat menilai dari kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan atau
menganalisis persoalan. Guru dapat memberi skor pada setiap tugas dan keaktifan siswa dalam
menjawab dan berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran. Penilaian dilakukan secara
kuantitatif dengan rentang 0–100.

VI. PENGAYAAN DAN REMEDIAL


Pancasila memiliki kedudukan dan fungsi yang sangat penting bagi bangsa Indonesia. Pancasila
menjadi dasar penyelenggaraan negara Indonesia. Nah agar lebih menghayati lagi, kalian simak
tautan video berikut ini. Kemudian, yang lebih penting lagi, kalian harus mengaplikasikan nilai-
nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.

Arti Kedudukan dan Fungsi Pancasila


Widia Kusuma Wardani
https://www.youtube.com/watch?v=yVewx4ELYiQ

VII.REFLEKSI GURU DAN PESERTA DIDIK


▪ Konsisten memberi keteladanan pada siswa dalam sikap dan perilaku sehari-hari secara baik?
(Sangat baik/baik/sedang/kurang baik)
▪ Menjadikan pembelajaran tidak berpusat pada saya sebagai guru, melainkan berpusat pada
siswa secara baik? (Sangat baik/baik/ sedang/kurang baik)
▪ Menggunakan pembelajaran secara kontekstual secara baik? (Sangat baik/baik/sedang/kurang
baik)
▪ Apa yang perlu saya tingkatkan dalam proses pembelajaran pada Bab Bentuk dan Kedaulatan
Negara?
LAMPIRAN- LAMPIRAN

LAMPIRAN 1
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)

Akhir-akhir ini para remaja begitu terpengaruh oleh budaya K-Pop. Sebuah tren budaya yang
dipopulerkan oleh kelompok musik dan film Korea. Praktis, remaja Indonesia mengikuti apa yang
dilakukan oleh para bintang Korea tersebut.
Diskusikan bersama kelompok kalian, melihat fenomena di atas, apakah ini merupakan fakta
tergerusnya kepribadian generasi remaja bangsa ini? Apakah faktor-faktor yang menyebabkan
tergerusnya Pancasila sebagai kepribadian bangsa di kalangan para remaja? Bagaimana cara dan
pendekatan untuk mengurangi dan mengatasinya? Presentasikan di depan kelas dan lakukan diskusi
antarkelompok.

LAMPIRAN 2
BAHAN BACAAN GURU DAN PESERTA DIDIK

Pancasila sebagai Kepribadian Bangsa


Kalian pasti memiliki kepribadian masing-masing. Cermati kepribadian teman-temanmu! Mungkin
kalian akan mendapati ada temanmu yang cenderung kaku dan disiplin, ada yang fleksibel dan mudah
beradaptasi, ada pula yang cara berpikirnya sederhana dan tidak mau ambil pusing. Itu semua
dipengaruhi oleh latar belakang keluarga, lingkungan yang membentuk dan membesarkan, dan faktor
lainnya.
Demikianlah gambaran Pancasila sebagai kepribadian bangsa. Bangsa Indonesia memiliki watak,
karakter, dan perilaku yang mencerminkan nilainilai Pancasila. Watak dan karakter ini membentuk
kepribadian Bangsa Indonesia yang membedakannya dengan kepribadian bangsa-bangsa lain.
Era globalisasi yang membuat dunia seperti tanpa batas, memiliki tantangan tersendiri bagi Bangsa
Indonesia. Tidak sedikit masyarakat Indonesia, khususnya generasi mudanya, yang mengalami krisis
identitas. Mereka seperti kehilangan jati dirinya sebagai Bangsa Indonesia. Mereka meniru kepribadian
bangsa-bangsa lain yang dianggap keren dan modern. Padahal, itu bertentangan dengan nilai-nilai
Pancasila.
Pancasila sebagai kepribadian bangsa mestinya tercermin dalam sikapmental dan perilaku keseharian.
Tidak mudah terpengaruh oleh kepribadian bangsa lain. Setiap bangsa pasti memiliki kepribadian yang
dipengaruhi oleh pandangan hidupnya. Bangsa Indonesia memiliki kepribadian luhur, bahkan sebelum
Pancasila dirumuskan. Kepribadian luhur inilah yang tercermin dalam perilaku sehari-hari.
Kepribadian Bangsa Indonesia yang terwarnai oleh sila pertama tercermin dari sikap hidup taat
menjalankan ajaran agama. Berusaha senantiasa meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan
Yang Maha Esa. Mewujudkan kerukunan antar umat beragama. Mengembangkan sikap saling
menghormati dan menghargai antarumat beragama.
Kepribadian Bangsa Indonesia yang diwarnai oleh sila kedua tercermin dari sikap mengakui dan
memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha
Esa. Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia, sikap saling tenggang rasa, tidak
semenamena terhadap orang lain, dan berani membela kebenaran dan keadilan.
Kepribadian Bangsa Indonesia yang terwarnai oleh sila ketiga tercermin dari sikap menempatkan
persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan
bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan. Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan
bangsa, rela berkorban bagi kepentingan negara dan bangsa.
Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan Indonesia dan bertanah air Indonesia.
Mengembangkan persatuan dan kesatuan bangsa dalam bingkai Bhineka Tunggal Ika.
Gambar 1.8 Musyawarah merupakan salah satu kepribadian Bangsa Indonesia
Kepribadian Bangsa Indonesia yang terwarnai oleh sila keempat tercermin dari sikap mengutamakan
musyawarah mufakat untuk pengambilan keputusan bersama. Menghormati dan menjunjung tinggi
setiap keputusan yang ambil dengan jalan musyawarah. Mempertanggungjawabkan keputusan yang
diambil secara moral kepada Tuhan Maha Esa.
Kepribadian Bangsa Indonesia yang terwarnai oleh sila kelima tercermin dari sikap mengembangkan
sikap adil terhadap sesama. Menghormati hakorang lain, gemar memberikan pertolongan. Menjaga
keseimbangan antara hak dan kewajiban, serta suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat
bagi kemajuan bangsa dan kesejahteraan bersama.
Dengan demikian, Pancasila merupakan kristalisasi dari nilai-nilai luhur dan kepribadian Bangsa
Indonesia. Karena itu, kalian mesti bangga menampilkan kepribadian Bangsa Indonesia saat
berinteraksi dengan para pelajar lain ketika mengikuti kegiatan internasional, seperti pertukaran pelajar
internasional.

LAMPIRAN 3

GLOSARIUM
Bhinneka : beragam; beraneka ragam
Budaya : adat istiadat
Chauvinisme : patriotisme cinta tanah air dan bangsa secara berlebihan
Internasionalisme : menjadikan kemanusiaan dan persaudaraan antar bangsa menempati posisi
tertinggi
Karakter : nilai-nilai yang sudah terinternalisasi dalam diri seseorang, bias juga disebut watak
Kosmpolitanisme : ideologi yang menyatakan bahwa semua suku bangsa merupakan satu komunitas
tunggal yang memiliki moralitas yang sama
Netiket : etika dalam menggunakan internet/sosial media
NKRI : negara Kesatuan Republik Indonesia
Otonom : mandiri atau dapat berdiri sendiri
Proyek kewarganegaraan : suatu kegiatan siswa dengan terjun langsung ke masyarakat untuk melihat
permasalahan yang ada dan mencarikan alternatif solusi
RIS : Republik Indonesia Serikat
Swapraja : daerah yang mempunyai pemerintahan sendiri
TNI : Tentara Nasional Indonesia
UNESCO : The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization

LAMPIRAN 4

DAFTAR PUSTAKA
1. Bo'a, Fais Yonas. 2018. Pancasila sebagai Sumber Segala Sumber Hukum dalam Sistem Hukum
Nasional. Jurnal Konstitusi, Vol 15. No. 1, 2018.
https:// jurnalkonstitusi.mkri.id/index.php/jk/article/view/1512/351
2. Krisnayuda, Backy. Pancasila & Undang-Undang: Relasi dan Transformasi Keduanya dalam
Sistem.
3. Pancasila dalam Sistem Hukum (Fais Yonas Bo'a)
4. Pancasila Sumber dari Segala Sumber Hukum di Indonesia (Kurnisar Kurnisar)
5. Pancasila Sebagai Ideologi dan Dasar Negara (Ronto)
6. Lahirnya Pancasila: kumpulan pidato BPUPKI (Floriberta Aning S)
7. Pancasila (Suparman, S.Pd.)
8. Filsafat Pancasila Menurut Bung Karno (Soekarno)
9. Karakter Pancasila, Membangun Pribadi dan Bangsa Bermanfaat (Zaim Uchrowi)
10. Makna dan Arti Penting Pancasila sebagai Dasar Negara
(https://www.kelaspintar.id/blog/edutech/makna-dan-arti-penting-pancasila-sebagaidasar-
negara-4940/)
MODUL AJAR
BAB 1 : KEDUDUKAN DAN FUNGSI PANCASILA
PERTEMUAN 11-12 : PANCASILA SEBAGAI CITA-CITA DAN TUJUAN BANGSA

INFORMASI UMUM

I. IDENTITAS MODUL
Nama Penyusun : Raditya Nugroho, S.Pd
Satuan Pendidikan : SMP Pelita Global Mandiri
Kelas / Kelas : VIII (Delapan) - D
Mata Pelajaran : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Prediksi Alokasi Waktu : 2JP x 40 Menit
Tahun Penyusunan : 2023 / 2024

II. KOMPETENSI AWAL


Bagian ini mengajak siswa untuk kembali mengingat apa cita-citanya. Setiap orang pasti punya
cita-cita, karena dengan cita-cita itu, kita bersemangat untuk belajar karena tahu akan ke mana
tujuannya. Termasuk cita-cita kita berbangsa dan bernegara. Pancasila kita jadikan alat untuk
pemersatu bangsa. Tujuan akhirnya adalah untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang
merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur, baik material terlebih spiritual yang berdasarkan
Pancasila. Cita-cita dan tujuan bangsa yang didasari nilai-nilai Pancasila ini mesti diterjemahkan
dalam program-program pembangunan di berbagai sektor kehidupan berbangsa dan bernegara;
politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan.

III. PROFIL PELAJAR PANCASILA


Beriman, bertakwa kepada Tuhan yag maha Esa, bergotong royong, bernalar kritis, kreatif,
inovatif, mandiri, berkebhinekaan global

IV. SARANA DAN PRASARANA


1. Buku Teks 4. Handout materi
2. Laptop/Komputer PC 5. Papan tulis/White Board 7. Infokus/Proyektor/Pointer
3. Akses Internet 6. Lembar kerja 8. Referensi lain yang mendukung

V. TARGET PESERTA DIDIK


Peserta didik reguler/tipikal: umum, tidak ada kesulitan dalam mencerna dan memahami materi
ajar.

VI. MODEL PEMBELAJARAN


Blended learning melalui model pembelajaran dengan menggunakan Project Based Learning
(PBL) terintegrasi pembelajaran berdiferensiasi berbasis Social Emotional Learning (SEL).
KOMPONEN INTI

I. TUJUAN PEMBELAJARAN
▪ Peserta didik mampu menjelaskan kedudukan dan fungsi Pancasila.
▪ Peserta didik mampu menghayati pentingnya kedudukan dan fungsi Pancasila.
▪ Peserta didik mampu mempraktikkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan.

II. PEMAHAMAN BERMAKNA


Peserta didik menyadari bahwa mempelajari materi PANCASILA SEBAGAI CITA-CITA DAN
TUJUAN BANGSA dapat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari.

III. PERTANYAAN PEMANTIK


Apa citacitanya? dan bagaimana cara mewujudkannya?

IV. KEGIATAN PEMBELAJARAN


PERTEMUAN KE-11
Kegiatan Pendahuluan (10 Menit)
▪ Mengucapkan salam
▪ Sebelum proses pembelajaran dimulai, salah satu siswa diminta maju ke depan kelas untuk
memimpin doa bersama
▪ Menyapa dan berbincang sedikit dengan 2–3 siswa
▪ Menciptakan suasana kelas yang kondusif/ menyenangkan
▪ Menyampaikan rencana pembelajaran hari itu
▪ Menyerukan yel pembelajaran PPKn

Kegiatan Inti (90 Menit)


▪ Guru memberikan review terkait materi subbab sebelumnya mengenai Pancasila sebagai ke
pribadian bangsa
▪ Guru memberikan kesempatan kepada siswa jika ada pertanyaan terkait subbab Pancasila
sebagai kepribadian bangsa. Siswa yang lain bisa turut memberikan jawaban atau pandangannya
▪ Selanjutnya, guru meminta kepada 2–3 siswa maju ke depan kelas untuk menyampaikan
pandangannya terkait materi yang sudah dipelajari di rumah mengenai subbab Pancasila sebagai
Cita-cita dan Tujuan Bangsa
▪ Saat siswa menyampaikan pandangannya di de pan kelas, siswa yang lain bisa mengajukan
pertanyaan dan memberikan tanggapannya
▪ Guru juga dapat memberikan pertanyaan atau komentar kepada siswa yang sedang presentasi
atau kepada siswa yang lain
▪ Guru dapat menanyakan kepada siswa apa citacitanya? dan bagaimana cara mewujudkannya?

Kegiatan Penutup (10 Menit)


▪ Siswa didampingi guru untuk membuat kesimpulan atas pembelajaran hari ini
▪ Guru meminta siswa untuk menyampaikan refleksi,. salah. satunya. meminta. siswa. secara.
subjektif menyatakan Apa Manfaat Bagi-Ku (AMBAK) terkait materi pembelajaran hari ini
▪ Guru memberikan apresiasi, respons ataupun klarifikasi.dari.diskusi.yang.dilakukan.oleh.siswa
▪ Menyerukan bersama yel PPKn
▪ Guru menunjuk salah satu siswa untuk memimpin doa penutup
▪ Guru membuat catatan atau penilaian terhadap siswa dari aspek sikap & pengetahuan selama
proses pertemuan ini

PERTEMUAN KE-12
Kegiatan Pendahuluan (10 Menit)
▪ Mengucapkan salam
▪ Sebelum proses pembelajaran dimulai, salah satu siswa diminta maju ke depan kelas untuk
memimpin doa bersama
▪ Menyapa dan berbincang-bincang ringan dengan 2–3 siswa
▪ Menciptakan suasana kelas yang kondusif/ menyenangkan
▪ Menyampaikan rencana pembelajaran hari itu
▪ Menyerukan yel pembelajaran PPKn

Kegiatan Inti (90 Menit)


▪ Menindaklanjuti tugas kelompok pada perte muan ke-2, maka masing-masing kelompok
diberikan kesempatan untuk menayangkan videonya di depan kelas dengan menggunakan
proyektor/ LCD
▪ Urutan kelompok yang akan menampilkan video nya dibuat dengan undian. Tuliskan nama
masing-masing kelompok di kertas kecil, lalu dilipat. Setelah itu perwakilan dari masingmasing
kelompok memilih satu kertas undian sebagai petunjuk nomor urut untuk tampil
▪ Selanjutnya masing-masing kelompok diberikan kesempatan untuk menayangkan videonya
berdasarkan nomor urut yang telah diambil
▪ Setelah satu kelompok menayangkan videonya, maka siswa yang lain diberikan kesempatan
untuk. mengajukan. pertanyaan. atau. klarifikasi. dari penayangan video tersebut. Begitu
seterusnya sampai semua kelompok selesai menayangkan videonya
Catatan: jika pada pertemuan ke-2 sebelumnya, proses pembelajarannya tidak membuat video
dan hanya bermain peran, maka proses penayangan video ini tidak diperlukan. Dan langsung
ke pembelajaran di bawah ini.
▪ Guru membuat kelompok belajar, satu kelompok minimal 5 siswa
▪ Masing-masing kelompok mendapatkan tugas membuat video dengan tema pentingnya wajib
belajar. Video dibuat menggunakan handphone serta diedit menggunakan aplikasi gratis seperti
Kinemaster, VideoShow, FilmoraGo, dan lain-lain
▪ Masing-masing kelompok diberikan waktu untuk berdiskusi dan membuat video. Pengambilan
gambar/video dapat dilakukan di ruang kelas atau di luar kelas
▪ Finalisasi pembuatan video dapat dikerjakan di luar sekolah. Jika sudah selesai video dapat
diunggah di akun sosmed masing-masing sebagai upaya turut serta mencerdaskan kehidupan
bangsa
▪ Bagi kelompok yang sudah menyelesaikan tugasnya melaporkannya kepada guru PPKn

Alternatif pembelajaran
Jika disekolah sarananya tidak mendukung dalam pembuatan video, maka kelompok belajar dapat
menggantinya dengan tugas seperti di bawah ini.
▪ Guru membuat kelompok belajar, satu kelompok minimal 5 siswa
▪ Masing-masing kelompok mendapatkan tugas membuat cerita bergambar (Cergam) dengan
tema pentingnya wajib belajar. Cergam dibuat di atas kertas HVS putih, lalu menggambarnya
bisa menggunakan pensil, spidol, dan atau crayon
▪ Masing-masing kelompok diberikan waktu untuk berdiskusi dan membuat cerita bergambar
tersebut
▪ Setelah masing-masing kelompok belajar selesai mengerjakan tugasnya, lalu secara bergantian
kelompok belajar tersebut mempersentasikannya di depan kelas
▪ Siswa yang lain bisa mengajukan pertanyaan atau. klarifikasi. dari. presentasi. masing-masing.
kelompok belajar tersebut

Kegiatan Penutup (10 Menit)


▪ Siswa didampingi guru untuk membuat kesimpulan atas pembelajaran hari ini
▪ Guru meminta siswa untuk menyampaikan refleksi,. salah. satunya. meminta. siswa. secara.
subjektif menyatakan Apa Manfaat Bagi-Ku (AMBAK) terkait materi pembelajaran hari ini
▪ Guru memberikan apresiasi, respon ataupun klarifikasi. dari. diskusi. atau. pembuatan. video.
yang. dilakukan oleh siswa
▪ Menyerukan bersama yel PPKn
▪ Guru menunjuk salah satu siswa untuk memimpin doa penutup
▪ Guru membuat catatan atau penilaian terhadap siswa dari aspek sikap & pengetahuan selama
proses pertemuan ini

V. ASESMEN
1. Penilaian Sikap (Civic Disposition)
Indikator sikap didasarkan pada hasil pengamatan terhadap siswa, baik pengamatan langsung
maupun pengamatan tidak langsung. Pengamatan langsung dilakukan guru dalam setiap
pertemuan terhadap siswa dalam menjalani kegiatan pembelajaran. Sedangkan pengematan
tidak langsung didasarkan pada laporan menyangkut sikap siswa sehari-hari baik di rumah,
sekolah,.maupun.masyarakat.yang.telah.terkonfirmasi.
Indikator sikap dapat mengacu pada empat ranah kecerdasan, yakni kecerdasan spiritual-
kultural (olah hati/SQ), kecerdasan intelektual (olah pikir/ IQ),. kecerdasan. fisikal-mental.
(olah. raga/AQ),. serta. kecerdasan. emosi-sosial. (olah rasa dan karsa/EQ).
Jujur, rajin beribadah, dan menjauhi larangan agama merupakan indikator sikap spiritual.
Partisipasi dan ketekunan belajar menjadi indikator sikap intelektual. Bersih, disiplin, dan
tanggung jawab adalah indikator sikap mental. Sedangkan ramah, antusias, dan kolaborasi
termasuk indikator sikap emosi-sosial.
Pelaksanan penilaian sikap dalam dua kategori. Kategori pertama penilaian sikap adalah yang
dilakukan setiap akhir pertemuan yang berarti sebanyak 36 kali dalam satu semester.
Adapun kategori kedua yang dilakukan secara berkala per semester berdasar hasil pengamatan
langsung maupun tidak langsung yang telah terverifikasi.terlebih.dahulu.
Penilaian menggunakan empat tingkat, yakni Baik Sekali (A=4), Baik (B=3), Sedang (C=2),
serta Kurang (D=1). Untuk penilaian sikap di setiap akhir pertemuan dilakukan dengan
merangkum seluruh aspek sikap, dan dapat menggunakan format sebagai berikut:
Tabel 1.8 Contoh Penilaian Sikap pada Pertemuan 1–14
Pertemuan dan Nilai (A=4, B=3, C=2, D=1)
No Nama
1 2 3 4 ... ... 14 Jumlah Ratarata
1 Ayu 4 3 3 2 ... ... 3 39 3.25/B
2 Bhatara 3 4 4 4 ... ... 4 46 3.8/A
3 ...
... ...
... ...
... Zita 2 4 3 2 4 35 2.9/B

2. Penilaian Keterampilan (Civic Skills)


Penilaian keterampilan dilakukan juga berdasarkan pengamatan guru terutama terhadap
keterampilan siswa dalam menjalani kegiatan pembelajaran di sekolah. Penilaian didasarkan
pada keterampilan-keterampilan sesuai contoh indikator di bawah ini atau indikator lain yang
relevan dapat ditentukan masing-masing guru.
Indikator keterampilan antara lain adalah kemampuan menyampaikan hasil diskusi kelompok
secara tegas dan lugas; kemampuan mengomunikasikan ide dan gagasan dengan terarah dan
sistematis; kemampuan merespons pertanyaan yang pada sesi diskusi; atau lainnya, Adapun
pelaksanan penilaian keterampilan dilakukan di setiap akhir pertemuan yang menuntut adanya
penilaian keterampilan, dengan menggunakan empat tingkat penilaian, yakni Baik Sekali (A=4),
Baik (B=3), Sedang (C=2), serta Kurang (D=1).
Tabel 1.9 Contoh Pedoman Penilaian Aspek Keterampilan
Nama Peserta Didik: …………………………………….
Pertemuan dan Nilai (A, B, C, D)
No Indikator
1 2 3 ... ... 14 Ratarata
1 Mampu menyampaikan hasil
diskusi kelompok secara
tegas dan lugas
2 Mampu mengomunikasikan
ide dan gagasan dengan
terarah dan sistematis
3 Mampu merespons
pertanyaan yang pada sesi
diskusi
4 Mampu menunjukkan
perilaku tertib dan baik saat
pelaksanaan simulasi antre
... ...
Nilai Akhir

3. Penilaian Pengetahuan (Civic Knowledge)


Penilaian pengetahuan dilakukan untuk mengukur keberhasilan siswa dalam memahami materi
yang dipelajari dalam setiap pertemuan. Guru dapat menilai dari setiap aktivitas dalam
pembelajaran. Guru dapat menilai dari kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan atau
menganalisis persoalan. Guru dapat memberi skor pada setiap tugas dan keaktifan siswa dalam
menjawab dan berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran. Penilaian dilakukan secara
kuantitatif dengan rentang 0–100.

VI. PENGAYAAN DAN REMEDIAL


Pancasila memiliki kedudukan dan fungsi yang sangat penting bagi bangsa Indonesia. Pancasila
menjadi dasar penyelenggaraan negara Indonesia. Nah agar lebih menghayati lagi, kalian simak
tautan video berikut ini. Kemudian, yang lebih penting lagi, kalian harus mengaplikasikan nilai-
nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
Arti Kedudukan dan Fungsi Pancasila
Widia Kusuma Wardani
https://www.youtube.com/watch?v=yVewx4ELYiQ

VII.REFLEKSI GURU DAN PESERTA DIDIK


▪ Konsisten memberi keteladanan pada siswa dalam sikap dan perilaku sehari-hari secara baik?
(Sangat baik/baik/sedang/kurang baik)
▪ Menjadikan pembelajaran tidak berpusat pada saya sebagai guru, melainkan berpusat pada
siswa secara baik? (Sangat baik/baik/ sedang/kurang baik)
▪ Menggunakan pembelajaran secara kontekstual secara baik? (Sangat baik/baik/sedang/kurang
baik)
▪ Apa yang perlu saya tingkatkan dalam proses pembelajaran pada Bab Bentuk dan Kedaulatan
Negara
LAMPIRAN- LAMPIRAN

LAMPIRAN 1
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)

Buatlah beberapa kelompok dan buatlah video edukasi tentang pentingnya wajib belajar. Kemudian,
sosialisasikan kepada masyarakat sekitar kalian. Selain itu, unggah video tersebut di akun YouTube
kalian sebagai bentuk kampanye menyukseskan salah satu tujuan bernegara, yaitu mencerdaskan
kehidupan bangsa. Bila tidak memungkinkan, buatlah dalam bentuk reportase. Kemudian, tempelkan
pada mading sekolah.

LAMPIRAN 2
BAHAN BACAAN GURU DAN PESERTA DIDIK

Pancasila sebagai Cita-cita dan Tujuan Bangsa


Kalian masih ingat saat sekolah dasar (SD) dulu? Umumnya saat duduk di bangku SD, setiap peserta
didik pernah menyampaikan cita-citanya di depan kelas. Setiap kalian pasti punya cita-cita yang ingin
dituju. Dengan memiliki cita-cita membuat kalian bersemangat belajar dan berkarya karena ada
pencapaian yang ingin dituju.
Nah coba tuliskan cita-cita kalian saat ini dan jelaskan langkah dan cara yang akan kalian tempuh untuk
menggapainya. Presentasikan di depan kelas secara bergantian agar kalian merasakan kembali
semangat menyala-nyala untuk menggapai cita-cita kalian.
Demikianlah gambaran Pancasila sebagai cita-cita dan tujuan bangsa. Dalam Pancasila terkandung cita-
cita dan tujuan bangsa yang menjadikan Pancasila sebagai alat pemersatu bangsa. Tujuan akhirnya
adalah untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur,
baik material terlebih spiritual yang berdasarkan Pancasila.
Selain itu, dalam Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 disebutkan pula tujuan bangsa Indonesia, yaitu
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan
umum, dan mencerdaskan kehidupan bangsa, serta ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.

Gambar 1.9 Salah satu tujuan Bangsa Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa
Bangsa Indonesia adalah bangsa yang memiliki cita-cita dan tujuan yang jelas dan mulia, sebagaimana
disebutkan di atas. Cita-cita dan tujuan bangsa yang didasari nilai-nilai Pancasila ini mesti
diterjemahkan dalam program-program pembangunan di berbagai sektor kehidupan berbangsa dan
bernegara; politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan.

LAMPIRAN 3

GLOSARIUM
Bhinneka : beragam; beraneka ragam
Budaya : adat istiadat
Chauvinisme : patriotisme cinta tanah air dan bangsa secara berlebihan
Internasionalisme : menjadikan kemanusiaan dan persaudaraan antar bangsa menempati posisi
tertinggi
Karakter : nilai-nilai yang sudah terinternalisasi dalam diri seseorang, bias juga disebut watak
Kosmpolitanisme : ideologi yang menyatakan bahwa semua suku bangsa merupakan satu komunitas
tunggal yang memiliki moralitas yang sama
Netiket : etika dalam menggunakan internet/sosial media
NKRI : negara Kesatuan Republik Indonesia
Otonom : mandiri atau dapat berdiri sendiri
Proyek kewarganegaraan : suatu kegiatan siswa dengan terjun langsung ke masyarakat untuk melihat
permasalahan yang ada dan mencarikan alternatif solusi
RIS : Republik Indonesia Serikat
Swapraja : daerah yang mempunyai pemerintahan sendiri
TNI : Tentara Nasional Indonesia
UNESCO : The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization

LAMPIRAN 4

DAFTAR PUSTAKA
1. Bo'a, Fais Yonas. 2018. Pancasila sebagai Sumber Segala Sumber Hukum dalam Sistem Hukum
Nasional. Jurnal Konstitusi, Vol 15. No. 1, 2018.
https:// jurnalkonstitusi.mkri.id/index.php/jk/article/view/1512/351
2. Krisnayuda, Backy. Pancasila & Undang-Undang: Relasi dan Transformasi Keduanya dalam
Sistem.
3. Pancasila dalam Sistem Hukum (Fais Yonas Bo'a)
4. Pancasila Sumber dari Segala Sumber Hukum di Indonesia (Kurnisar Kurnisar)
5. Pancasila Sebagai Ideologi dan Dasar Negara (Ronto)
6. Lahirnya Pancasila: kumpulan pidato BPUPKI (Floriberta Aning S)
7. Pancasila (Suparman, S.Pd.)
8. Filsafat Pancasila Menurut Bung Karno (Soekarno)
9. Karakter Pancasila, Membangun Pribadi dan Bangsa Bermanfaat (Zaim Uchrowi)
10. Makna dan Arti Penting Pancasila sebagai Dasar Negara
(https://www.kelaspintar.id/blog/edutech/makna-dan-arti-penting-pancasila-sebagaidasar-
negara-4940/)

You might also like