Professional Documents
Culture Documents
Seminar Kasus Isolasi Fix
Seminar Kasus Isolasi Fix
DISUSUN OLEH :
PENYUSUN : KELOMPOK II
NAMA MAHASISWA : 1. HESTI LAMADU, S. Kep
2. IBRAHIM K. ABDULLAH, S.Kep
3. SRI RAHAYU HANAFI,S.Kep
4. SILVIA APRIANI HIDA , S.Kep
Telah disetujui oleh Preseptor Klinik dan Preseptor dan preceptor akademik telah
diperbaiki sesuai saran yang diberikan.
Hari :
Tanggal :
MENGETAHUI
PRESEPTOR AKADEMIK PRESEPTOR KLINIK
Kelompok I
DAFTAR ISI
2. Tujuan
a) Tujuan Umum
Diharapkan mampu Melaksanakan Pelaksanaan asuhan keperawatan
pada pasien dengan TB Paru di ruang Isolasi Rsud Toto Kabila
b) Tujuan Khusus
Setelah Menyelesaikan pelaksanaan asuhan keperawatan pada pasien TB
Paru,Efusi Pleura, Dm Tipe II mampu medokumentasikan :
3. MANFAAT
a) Untuk mengetahui Pengkajian pada pasien TB Paru,Efusi Pleura, Dm
Tipe II
b) Untuk mengetahui cara menetapkan Diagnosa keperawatan pada
pasien TB Paru,Efusi Pleura, Dm Tipe II
c) Untuk mengetahui Rencana keperawatan pada pasien TB
Paru,Efusi Pleura, Dm Tipe II
c) Untuk mengetahui Implementasikan keperawatan pada pasien TB
Paru,Efusi Pleura, Dm Tipe II
d) Untuk mengetahui Evaluasi keperawatan pada pasien TB
Paru,Efusi Pleura, Dm Tipe II
CLINICAL PATHWAY (JALUR KLINIS) PASIEN KELOLAAN
STASE KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH I
DEPARTEMEN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
PROGRAM PROFESI NERS FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GORONTALO
No. CM : 00039997
Nama Lengkap : Ny. U.B
Jenis Kelamin : Perempuan
Tanggal Lahir : 01-07-1974 (49 thn)
Tanggal Masuk RS : 10-09-2023
Anamnesis : Pasien masuk rumah sakit dengan keluhan demam sejak ±4 hari demam,
pasien ada riwayat pengobatan TB paru tetapi tidak sampai selesai dirasakan
terus menerus pasien merasa menggigil, batuk mual muntah tidak ada, BAB
dan BAK biasa
Observasi pasien keluhan utama : demam sejak 4 hari yang lalu sebelum masuk
RS sesak hilang timbul
Diagnosa Keperawatan :
- Bersihan jalan napas tidak efektif
- Pola napas tidak efektif
- Ketidakstabilan kadar glukosa darah
- Risiko Infeksi
- Nausea
- Hipertermia
- Defisit Nutrisi
- Intoleran Aktivitas
RESUME KEPERAWATAN PASIEN
Informasi Umum : Ny. U.B umur 49 tahun, jenis kelamin perempuan, NRM
00039997 , dirawat diruang Isolasi , masuk rumah sakit pada tanggal 10-09-2023
jam 02.45, Pasien masuk RS dengan keluhan Demam ±4 hari demam dirasakan terus
menerus pasien merasa menggigil dan pasien merasa sesak.
Pada saat dikaji tanggal 25-09-2023 pasien mengeluh sesak, batuk
berlendir,pasien ada mual muntah,dan nafu makan menurun. BB sebelum masuk
RS 55 kg, BB sekarang 40 kg satu bulan terakhir. kesadaran Composmentis, akral
hangat, dilakukan pemeriksaan tanda-tanda vital Tekanan darah 110/80 mmHg,
Nadi 108 x/menit, Pernafasan : 26 x/menit, SpO2 : 94%, Suhu badan : 37,9˚C.
Diagnosa Medis : Tb Paru + Efusi Pleura +DM TIPE II
Pengkajian :
1. Oksigenasi (Sirkulasi dan Pernafasan) : Pasien mengeluh sesak
disertai batuk.berlendir tekanan darah 110 / 80 mmHg, frekuensi nadi :
108x/menit, frekuensi nafas 26x/menit, suhu : 37,9oc, SpO2 94%.
Pergerakan dada simetris ada otot bantu pernapasan, terdapat bunyi
napas tambahan ronchi, vocal fremitur teraba, CRT < 2 detik, akral
hangat.
Hematologi : Leukosit : 13,97 X10^3/L
Hasil Foto thorax :
- TB paru aktif
- Efuisi Pleura
TBC
Hipertermia
penyerapan glukosa
Proses peradangan Pola nafas tidak Malaise menurun
efektif
Intoleran
Merangksang sel goblet hiperglikemia
aktivitas
Defisit Nutrisi
Diagnosa Keperawatan
1. Bersihan jalan 2. Pola nafas 3. Ketidakstabila 4. Risiko Infeksi 5. Hipertermi b.d proses 6. Defisit Nutrisi b.d7. Nausea b.d
nafas td efektif tidak efektif n kadar d.d penyakit d.d kurangnya gangguan biokimia
b.d proses b.d hambatan glukosa dalam asupan makanan Ds
infeksi d.d Upaya napas darah b.d Ds : Ds: d.d • Mengeluh mual
Ds : d.d disfungsi • Pasien mengeluh Ds : Do
• pasien mngeluh pankreas d.d demam • Mengeluh nafsu • Tampak pucat
batuk berlendir Ds : Ds : Do : Do: makan menurun • Nafsu makan
Do : • Pasien Leukosit : 13,97 • Suhu tubuh : 37,9 C Ds : menurun
pasien mengeluh
• terdengar bunyi mengeluh X10^3/L • ada penurunan BB • Mukosa mulut
ronkhi sesak napas lelah dan 6 bulan terkahir tampak pucat
• tampak ada lemas • Bb sebelum : 55
sputum Do : Do : kg Bb terakhir : 40
• frekuensi napas • Kadar glukosa kg
26x/menit • Pasien darah 277 • IMT : 16,64
tampak
• Hasil foto mg/dl Kg/m²
sesak napas
throrax : TB paru • Bising usus hiper
aktif + efusi • Hasil foto
aktif
throrax : TB
pleura
paru aktif + • Membran mukosa
• Leukosit 13,39 pucat
efusi pleura
X10^3/L
• Frekuensi
napas 26x/m
• Spo2 94%
• Pasien
terpasang
O2 simple
mask 8 liter
8. Intoleran
Aktivitas b.d
ketidakcukupan
energi melakukan
aktivitas d.d
Ds :
• Pasien
mengeluh
lemah saat
beraktivitas
• Pasien
mengeluh
pusing
DO :
• Pasien tampak
lemah
• Pasien tamapak
lelah
9.
Latihan batuk efektif Pemantauan Manajemen Pencegahan infeksi Manajemen Manajemen Nutrisi Manajemen Mual
Observasi : respirasi Hipeglikemia Observasi : hipertermia Observasi :
1. Identifikasi Observasi : Observasi : Observasi : Observasi : 1. Identifikasi faktor
kemampuan 1. Monitor pola 1. monitor kadar 1. Monitor 1. Monitor suhu 1. Identifikasi status penyebab mual
batuk napas glukosa tanda dan tubuh nutrisi 2. Monitor mual
2. Monitor tanda 2. Monitor 2. monitor tanda gejala infeksi Terapeutik : 2. Identifikasi aergi dan 3. Monitor asupan nutrisi.
dan gejala infeksi kemampuan dan gejalan lokal dan 1. Sediakan intoleransi makanan
saluran napas batuk efektif hiperglikemia sistemik lingkungan 3. Identifikasi perlunya Terapeutik :
3. Auskultasi bunyi 3. Monitor adanya Terapeutik yang dingin penggunaan NGT 1. Kendalikan faktor
napas produksi Terapeutik : 2. Batasi 2. Longgarkan 4. Monitor BB lingkungan penyebab
sputum jumlah atau lepaskan 5. Monitor pemeiksaan mual
1. berikan asupan pakaian Lab 2. Kurangi atau
Terapeutik : pengunjung
Terapeutik cairan oral 3. kompres dingin hilangkan keadaan
1.Atur posisi semi 3. Cuci tangan
1. Berikan oksigen sebelum dan pada dahi, Terapeutik : penyebab mual
fowler atau fowler Edukasi :
sesudah leher, dada, 1. Lakukan oral hygine 3. Berikan makanan
2. Berikan minum
Edukasi kontak abdomen, atau sebelum makan. dalam jumlah kecil.
hangat
Dokumentasi hasil 1. ajarkan dengan aksila. 2. Berikan makanan
pemantauan pengeolaan Edukasi :
pasien dan Edukasi : tinggi serat untuk
:Edukasi Kolaborasi : diabetes 1. Anjurkan istrahat dan
lingkungan mencegah konstipasi
1.Jelaskan tujuan dan 02 SM 8 liter 2. anjurkan tidur yang cukup
pasien 1. Anjurkan tirah 3. Berikan makanan
prosedur batuk efektif 2. Anjurkan
menghindari 4. Pertahankan baring tinggi kalori dan
2. Ajarkan teknik membersihkan mulut,
teknik protein
batuk efektif olahraga jika gds Kolaborasi : kecuali jika
aseptik pada
lebih dari 250 Paracetamol drips Edukasi : merangsang mual.
Kolaborasi: pasien
/500mg/Iv 1. Anjurkan posisi 3. Kolaborasi :
- Nebu Metproven/ mg/dl berisiko
duduk, jika mampu - Omeprazole 2x40
12 jam tinggi
Kolaborasi : mg/Iv
Edukasi
3. anjurkan Pemberian asupan - Sucralfate syrup 3x2/8
5. Jelaskan
makan yang
kepatuhan tanda dan jam/Po
seimbang
gejala infeksi Domperidone 3x1/ Po
terhadap diet dan
2. Ajarkan
olahraga cara mencuci
tangan
Kolaborasi : dengan benar
6. Ajarkan etika
- Nevorapid 3x20 batuk
u /Im 7. Anjurkan
- Sansulin 0-0-22 meningkatka
n asupan
u
nutrisi
Kolaborasi
8. Kolaborasi
pemberian
antibiotik
Levofloxacin 1x500
mg/ Iv
Intoleran Aktivitas
Observasi :
1. Identifikasi
gangguan fungsi
tubuh yg
mengakibatkan
kelelahan
2. Monitor okasi dan
ketidaknyamanan
selama melakukan
aktivitas
Terapeutik
1. Sediakan
lingkungan yang
nyaman dan rendah
stimulus
Edukasi
1. Anjurkan tirah
baring
EVALUASI KEPERAWATAN
14:00 14:00 14:00 14.00 14.00 14.00 14.00
S: S: S:
S: S: S: S:
- Pasien mengataka n Pasien masih - Pasien mengeluh
- Pasien masih Pasien masih
Pasien masih Pasien sudah tidak masih kurang nafsu mengeluh mual lemah saat
mengeluh mengeluh sesak
mengeluh lemah mengeluh demam makan O: beraktivita
batuk O:
O: O: Pasien masih - Pasien mengeluh
O: - Pasien O: Suhu tubuh 36,7 oC - Pasien masih nampak mual pusing
- terdengar - tampak sesak - Kadar glukosa
A: tampak lemah A: O:
bunyi ronkhi - Respirasi 25 dalam darah
Masalah hipertermi - Berat badan Masalah nausea - Pasien tampak
- tampak ada x/menit tinggi
teratasi menurun BB : belum teratasi lemah
sputum - Terpasang O2 - GDS 277 H
P: 40kg, TB : 155cm, P: - Kekuatan otot
- frekuensi simple mask 8 mg/Dl
Pertahanakan IMT : 16,64kg/m2 Lanjutkan 4 4
napas liter A:
intervensi A: intervensi
26x/menit - Hasil foto Masalah
Masalah defisit nutrisi 1. Mengidentifika 4 4
- Hasil foto throrax : TB ketidakstabilan kadar
belum teratasi si tujuan batuk A:
throrax : TB paru aktif + glukosa darah belum
P: efektif Masalah intoleransi
paru aktif + efusi pleura teratasi
Lanjutkan intervensi 2. Memberikan aktivitas belum
efusi pleura P:
1. Mengidentifikasi makanan teratasi
- Leukosit A: Lanjutkan intervensi
status nutrisi dalam jumlah P:
13,39 Masalah pola nafas 1. Memonitor kadar
2. Mengidentifikasi kecil Lanjutkan intervensi
X10^3/L tidak efektif belum g;ukosa darah
alergi dan toleransi 3. Menganjurkan 1. Mengidentifikas
A: teratasi 2. Memberikan
makanan istirahat dan i gangguan
Masalah bersihan P: asupan cairan
3. Mengidentifikasi tidur yang fungsi tubuh
jalan nafas tidak Lanjutkan intervensi melalui intravena
makanan yang cukup yang
efektif belumteratasi - Memonitor 3. Menganjurkan
disukai 4. Mengkolaboras mengakibatkan
P: pola nafas monitor kadar
4. Lakukan personal i pemberian kelelahan
Lanjutkan intervensi - Memonitor glukosa darah
hygiene obat 2. Memonitor
bunyi nafas secara mandiri
- Mengidentifi 5. Menganjurkan lokasi dan
tambahan 4. Mengkolaborasi posisi duduk, jika ketidaknyamana
kasi
- Memonitor pemberian
kemampuan perlu n selama
sputum insulin
batuk 6. Mengkolaborasi melakukan
- Memonitor - Mengatur dengan ahli gizi aktivitas
adanya posisi untuk menentukan 3. Sediakan
retensi semifowler jumlah kalori dan lingkungan
atau fowler yang nyaman
sputum - Melakukan jenis nutrient yang dan rendah
- Mengatur fisioterapi dibutuhkan, jika stimulus
posisi dada perlu 4. Menganjurkan
semifowler - Menjelaska tirah baring
atau fowler n tujuan
- Me batuk
njel efektif
ask - Mengkolab
an orasi
tuju pemberian
an obat
dan
pro
sed
ur
bat
uk
efe
ktif
5.
Mengkolaborasi
pemberian obat
FORMAT PENGKAJIAN MEDIKAL BEDAH
PROGRAM PROFESI NERS FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH GORONTALO
No.RM : 26-45-76
Tanggal : 25/08/23
Tempat : Tropik
I. DATA UMUM
1. Identitas Klien
Nama : Ny. U.B Umur : 49 Tahun
2. Identitas Keluarga
TerdekatNama : Tn. K
Alamat : Telaga
Pendidikan : SMA
d. Faktor Pencetus :
2) Penyakit : Dm tipe II
c. Riwayat Operasi :
Tidak ada
d. Riwayat Penyakit Keluarga :
Pasien memiliki riwayat penyakit DM
III. PENGKAJIAN POLA FUNGSI DAN PEMERIKSAANFISIK
Pasien mengatakan bahwa belum paham betul dengan penyakit yang diderita dan
belum tahu tentang perawatan terkait dengan penyakitnya.
Obat/Jamu yang
No. Dosis Ket.
Biasa dikonsumsi
- - -
d. Faktor Sosial Ekonomi yang Berhubungan dengan Kesehatan
1) Penghasilan
500.000/bulan
2) Asuransi /Jaminan Kesehatan
BPJS
3) Keadaan Lingkungan Tempat Tinggal
Tempat tinggal di daerah perkotaan
2. Nutrisi, Cairan dan Metabolik
a. Gejala (Subjective)
Karateristik
Karateristik/penyebab: (tidak)
a. Gejala (Subjektif)
1) Dispnea : ya
1) Pernapasan :
- Frekuensi : 26x/menit
- Kedalaman : -
a. Gejala (Subjektif)
- Pergerakan Tubuh
5) Massa/Tonus Otot
Kekuatan otot : 4444
Postur : Normal
a. Gejala (Subjektif)
b. Tanda(Objektif)
6. Sirkulasi
a. Gejala (Subjektif)
5) Palpitasi : (tidak)
3) Bunyi Jantung
Frekuensi 110x /menit
Regular/Irregular : (kuat)
5) Ekstremitas
Suhu : 37,9
Warna: Warna kulit gelap
9) Sklera : An ikterik
7. Eliminasi
a. Gejala (Subjektif)
1) Pola BAB :2-3x
Frekuensi : 2-3x/ hari
Konsisten : Lunak
2) Perubahan Dalam Kebiasaan BAB(pengunaan alat tertentu misal Terpasang
kolostomi/ileotomy): Tidak ada
b. Tanda(Objektif)
1) Abdomen
- Perkusi:
- Palpasi :
Massa : (tidak)
- Pola BAB
Konsistensi : Lunak
Warna Abnormal : (ya)
Jelaskan : Berwarna merah
- Pola BAK
Inkotinensia (tidak)
Jelaskan : Tidak ada
- Karateristik Urine
Warna : Merah
Jumlah : >150cc
a. Gejala (Subjektif)
1) Adanya Nyeri:
5) Kejang : (tidak)
Jelaskan : Tidak ada
Cara mengatasi : Tidak ada
6) Mata
Jelaskan : Normal
Epistaksis : (ya/tidak)
1) Statusmental
Orang : -
4) Persepsi Sensori
Ilusi : Tidak ada
Halusinasi : Tidak ada
5) Delusi
9) Fascial drop :
Postur : Normal
Reflex : Normal
10) Penampilan Umum Tampak Kesakitan : (ya)
Menjaga area sakit : Ya
Respon Emosional : Stabil
Penyempitan : Tidak ada
Fokus : Ya
9. Keamanan
a. Gejala(Subjektif)
Jelaskan: Pasien baru pertama kali melakukan transfusi darah pada saat di
rawat di RS
b Tanda (Objektif)
7) Faktor Risiko
a. Gejala (Subjektif)
a. Gejala (Subjektif)
- Citra Diri : -
- Ideal diri : -
- Harga Diri : -
- Ada/tidak Perasaan Akan Perubahan Identitas : -
- Konflik Dalam Peran : -
b. Tanda (Objektif)
1) Status emosional :
a. Gejala (Subjektif)
a. Gejala (Subjektif)
b. Tanda (Objektif)
1) Perubahan Perilaku :
- Marah/Sarkasme: (ya)Jelaskan :
pasien mudah marah
- Dll,
Jelaskan
2. Data Objektif
- Tampak lelah Tanda – Tanda vital
- Tampak lemah Tekanan darah 110/80mmHg
- Tampak pucat Nadi 112x/menit
- Retraksi dinding dada Suhu tubuh 37,9 C
- Terpasang SM 8 L/M SpO2 94 %
- bising usus hiperaktif
- tampak penurunan BB
- BB Terakhir : 40 kg
- IMT : 16, 64 Kg/m2
- Bising usus hiperaktif
- membran mukosa pucat
- GDS 277 mg/dl
- tampak pucat
- terdengar bunyi ronkhi
- Hasil foto thorax : TB Paru aktif + efusi pleura
- Leukosit 13,39 X10^3/L
VII. KLASIFIKASI PENGELOMPOKAN DATA
Do :
Leukosit : 13,97 X10^3/L
5. Hipertermi b.d proses penyakit d.d
Ds:
Pasien mengeluh demam
Do:
Suhu tubuh : 37,9 C
6. Defisit Nutrisi b.d kurangnya asupan makanan d.d
Ds :
Mengeluh nafsu makan menurun
Do :
- ada penurunan BB 6 bulan terkahir
- Bb sebelum : 55 kg Bb terakhir : 40 kg
- IMT : 16,64 Kg/m²
- Bising usus hiper aktif
- Membran mukosa pucat
Latihan batuk efektif Pemantauan Manajemen Pencegahan infeksi Manajemen Manajemen Nutrisi Manajemen Mual
Observasi : respirasi Hipeglikemia Observasi : hipertermia Observasi :
4. Identifikasi Observasi : Observasi : Observasi : Observasi : 4. Identifikasi faktor
kemampuan 4. Monitor pola 3. monitor kadar 9. Monitor 2. Monitor suhu 6. Identifikasi status penyebab mual
batuk napas glukosa tanda dan tubuh nutrisi 5. Monitor mual
5. Monitor tanda 5. Monitor 4. monitor tanda gejala infeksi Terapeutik : 7. Identifikasi aergi dan 6. Monitor asupan
dan gejala infeksi kemampuan dan gejalan lokal dan 4. Sediakan intoleransi makanan nutrisi.
saluran napas batuk efektif hiperglikemia sistemik lingkungan 8. Identifikasi perlunya
6. Auskultasi bunyi 6. Monitor adanya Terapeutik yang dingin penggunaan NGT Terapeutik :
napas produksi Terapeutik : 10. Batasi 5. Longgarkan 9. Monitor BB 4. Kendalikan faktor
sputum jumlah atau lepaskan 10. Monitor pemeiksaan lingkungan penyebab
2. berikan asupan pakaian Lab mual
Terapeutik : pengunjung
Terapeutik cairan oral 5. Kurangi atau
1.Atur posisi semi 11. Cuci tangan 6. kompres dingin
2. Berikan oksigen sebelum dan pada dahi, Terapeutik : hilangkan keadaan
fowler atau fowler Edukasi :
sesudah leher, dada, 4. Lakukan oral hygine penyebab mual
2. Berikan minum
Edukasi kontak abdomen, atau sebelum makan. 6. Berikan makanan
hangat
Dokumentasi hasil 4. ajarkan dengan aksila. 5. Berikan makanan dalam jumlah kecil.
pemantauan pengeolaan
pasien dan Edukasi : tinggi serat untuk
:Edukasi diabetes Edukasi :
Kolaborasi : lingkungan mencegah konstipasi
1.Jelaskan tujuan dan 5. anjurkan 4. Anjurkan istrahat dan
02 SM 8 liter pasien 2. Anjurkan tirah 6. Berikan makanan
prosedur batuk efektif tidur yang cukup
menghindari 12. Pertahankan baring tinggi kalori dan
2. Ajarkan teknik 5. Anjurkan
teknik protein
batuk efektif olahraga jika gds Kolaborasi : membersihkan mulut,
aseptik pada
lebih dari 250 Paracetamol drips Edukasi : kecuali jika
Kolaborasi: pasien
/500mg/Iv 2. Anjurkan posisi merangsang mual.
- Nebu Metproven/ mg/dl berisiko
duduk, jika mampu 6. Kolaborasi :
12 jam tinggi
Kolaborasi : - Omeprazole 2x40
Edukasi
6. anjurkan Pemberian asupan mg/Iv
13. Jelaskan
makan yang - Sucralfate syrup 3x2/8
kepatuhan tanda dan
seimbang
gejala infeksi jam/Po
terhadap diet dan
2. Ajarkan
olahraga cara mencuci Domperidone 3x1/ Po
tangan
Kolaborasi : dengan benar
- Nevorapid 3x20 14. Ajarkan etika
batuk
u /Im
15. Anjurkan
- Sansulin 0-0-22 meningkatka
u n asupan
nutrisi
Kolaborasi
16. Kolaborasi
pemberian
antibiotik
Levofloxacin 1x500
mg/ Iv
Intoleran Aktivitas
Observasi :
3. Identifikasi
gangguan fungsi
tubuh yg
mengakibatkan
kelelahan
4. Monitor okasi dan
ketidaknyamanan
selama melakukan
aktivitas
Terapeutik
2. Sediakan
lingkungan yang
nyaman dan rendah
stimulus
Edukasi
2. Anjurkan tirah
baring
CATATAN PERKEMBANGAN No. RM : 00039997
PASIEN TERINTERGRASI Nama : Ny. U.B
Jenis Kelamin : Perempuan
Tanggal Lahir : 01-07-1974
3. Ketidakstabilan kadar Pukul 10.05 1. Memonitor kadar glukosa darah. Evaluasi 14:30
Hasil : GDS 277 H mg/dL
glukosa darah
Pukul 11:05 2. Mengidentifikasi alergi dan toleransi makanan S : - Pasien mengatakam kurang nafsu makan
Hasil : Pasien tidak memiliki alergi makanan - Pasien mengatakan mengalami penurunan
berat badan kurang lebih 6 bulan terakhir
Pukul 11:15 4. Lakukan personal hygiene sebelum makan, A : Masalah defisit nutrisi belum teratasi
jika perlu.
Hasil : Mengajarkan pasien untuk oral hygine
Pukul 11:20 5. Menganjrkan posisi duduk, jika perlu P : Lanjutkan intervensi
Hasil : Pasien dalam posisi head up 30-40o 7. Mengidentifikasi status nutrisi
8. Mengidentifikasi alergi dan toleransi makanan
9. Mengidentifikasi makanan yang disukai
10. Lakukan personal hygiene
11. Menganjurkan posisi duduk, jika perlu
12. Mengkolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan jenis nutrient
yang dibutuhkan, jika perlu
6. Mengkolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan jenis nutrient
yang dibutuhkan, jika perlu.
Hasil : Pasien diberikan makanan oleh ahli gizi
yang di rs
6. Nausea Pukul 11:25 1. Mengidentifikasi faktor penyebab mual Evaluasi 14:30
Hasil : Pasien mengeluh mual pada saat
makan
Pukul 11:30 2. Berikan makanan dalam jumlah kecil dan S : Pasien mengeluh mual
menarik
Hasil : Pasien mengonsumsi makanan
dalam jumlahkecil
Pikul 11:35 3. Menganjurkan istirahat dan tidur yang O : Pasien nampak mual
cukup.
Hasil : Pasien berisitirahat ditempat
tidur
P : Lanjutkan Intervensi
5. Mengidentifikasi tujuan batuk efektif
6. Memberikan makanan dalam jumlah kecil
7. Menganjurkan istirahat dan tidur yang cukup
8. Mengkolaborasi pemberian obat
7. Intolerasi Aktivitas Pukul 13.00 1. Mngidentifikasi gangguan fungsi tubuh yang Evaluasi 14:30
mengakibatkan kelelahan
Hasil : Pasien mengeluh lelah saat banyak
beraktifitas
Pukul 13:05 2. Memonitor lokasi dan kitidaknyamanan S : - Pasien mengeluh lemah saat beraktivitas
selama melakukan aktivitas - Pasien mengeluh pusing
Hasil : Seluruh tubuh pasien merasa lemah dan
kelelahan
4 4
Pukul 13:15 4. Menganjurkan tirah baring A : Masalah intoleransi aktivitas belum teratasi
Hasil : Menganjurkan pasien untuk berbaring
P : Lanjutkan intervensi
5. Mengidentifikasi gangguan fungsi tubuh
yang mengakibatkan kelelahan
6. Memonitor lokasi dan ketidaknyamanan
selama melakukan aktivitas
7. Sediakan lingkungan yang nyaman dan
rendah stimulus
8. Menganjurkan tirah baring
8. Resiko Infeksi Pukul 13:20 1. Memonitor tanda dan gejala infeksi lokal dan Evaluasi 14:30
sistemik.
Hasil : Leukosit 13.97 X10ᶺ3/L
Pukul 13:25 2. Membatasi jumlah pengujung S:-
Hasil : Keluarga pasien mengerti dan paham
Pukul 13:30 3. Mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak O:
dengan pasien dan lingkungan pasien. - Kadar sel darah putih pasien di bawah
Hasil : Mencuci tangan 6 langkah normal
- Sputum pasien berwarna hijau
Pukul 13:35 4. Mempertahankan teknik aseptik pada pasien A : Masalah resiko infeksi belum teratasi
beresiko tinggi, penggunaan APD pada pasien
diruangan isolasi.
Hasil : Perawat selalu memakai APD lengkap
Pukul 13:40 5. Menjelaskan tanda dan gejala infeksi. P : Lanjutkan intervensi
Hasil : Pasien paham dan mengerti 1. Memonitor tanda dan gejala infeksi
2. Membatasi jumlah pengunjung
3. Mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak
4. Mempertahankan teknik aseptik pada pasien
beresiko tinggi, penggunanaan APD pada
pasien diruangan isolasi
5. Menjelaskan tanda dan gejala infeksi
6. Mengajarkan cara mencuci tangan dengan
benar
7. Mengkolaborasikan pemberian
Pukul 13:45 6. Mengejarkan cara mencuci tangan dengan
benar.
Hasil : Pasien diajarkan cuci tangan 6 langka
Pukul 13:50 7. Mengkolaborasikan pemberian
Hasil : Dexametasone 3x1/IV
2. Pola Nafas Tidak Efektif Pukul 09.30 1. Memonitor pola nafas Evaluasi 14:30
Hasil : Frekuensi nafas 26 x/menit
Pukul 09:35 2. Memonitor bunyi nafas tambahan S : Pasien mengeluh sesak
Hasil : Terdapat bunyi nafas ronchi
Pukul 09:40 3. Memonitor sputum O:
Hasil : Warna kehijauan - Pasien tampak sesak
- Pasien menggunakan otot bantu pernapasan
menurun
- Respirasi 25 x/menit
- Saturasi oksigen 96%
- Terpasang O2 simple mask 8 liter
- Terdapat bunyi nafas wheezing
Pukul 09:45 4. Mengatur posisi semifowler atau A : Masalah pola nafas tidak efektif belum teratasi
fowler.
Hasil : Pasien nyaman dengan
posisi semifowler
Pukul 11:05 2. Mengidentifikasi alergi dan toleransi makanan S : - Pasien mengatakam kurang nafsu makan
Hasil : Pasien tidak memiliki alergi makanan - Pasien mengatakan mengalami penurunan
berat badan kurang lebih 6 bulan terakhir
Pikul 11:35 3. Menganjurkan istirahat dan tidur yang O : Pasien nampak mual
cukup.
Hasil : Pasien berisitirahat ditempat tidur
P : Lanjutkan Intervensi
9. Mengidentifikasi tujuan batuk efektif
10. Memberikan makanan dalam jumlah kecil
11. Menganjurkan istirahat dan tidur yang cukup
12. Mengkolaborasi pemberian obat
7. Intolerasi Aktivitas Pukul 13.00 1. Mngidentifikasi gangguan fungsi tubuh yang Evaluasi 14:30
mengakibatkan kelelahan
Hasil : Pasien mengeluh lelah saat banyak
beraktifitas
Pukul 13:05 2. Memonitor lokasi dan kitidaknyamanan S : - Pasien mengeluh lemah saat beraktivitas
selama melakukan aktivitas - Pasien mengeluh pusing
3. Hasil : Seluruh tubuh pasien merasa lemah dan
kelelahan
4 4
Pukul 13:15 5. Menganjurkan tirah baring A : Masalah intoleransi aktivitas belum teratasi
Hasil : Menganjurkan pasien untuk berbaring
P : Lanjutkan intervensi
9. Mengidentifikasi gangguan fungsi tubuh
yang mengakibatkan kelelahan
10. Memonitor lokasi dan ketidaknyamanan
selama melakukan aktivitas
11. Sediakan lingkungan yang nyaman dan
rendah stimulus
12. Menganjurkan tirah baring
8. Resiko Infeksi Pukul 13:20 1. Memonitor tanda dan gejala infeksi lokal dan Evaluasi 14:30
sistemik.
Hasil : Leukosit 13.97 X10ᶺ3/L
Pukul 13:25 2. Membatasi jumlah pengujung S:-
Hasil : Keluarga pasien mengerti dan paham
Pukul 13:35 4. Mempertahankan teknik aseptik pada pasien A : Masalah resiko infeksi belum teratasi
beresiko tinggi, penggunaan APD pada pasien
diruangan isolasi.
Hasil : Perawat selalu memakai APD lengkap
Pukul 13:40 5. Menjelaskan tanda dan gejala infeksi. P : Lanjutkan intervensi
Hasil : Pasien paham dan mengerti 1. Memonitor tanda dan gejala infeksi
2. Membatasi jumlah pengunjung
3. Mencuci tangan sebelum dan sesudah
kontak
4. Mempertahankan teknik aseptik pada
pasien beresiko tinggi, penggunanaan APD
pada pasien diruangan isolasi
5. Menjelaskan tanda dan gejala infeksi
6. Mengajarkan cara mencuci tangan dengan
benar
7. Mengkolaborasikan pemberian
Pukul 13:45 8. Mengejarkan cara mencuci tangan dengan
benar.
Hasil : Pasien diajarkan cuci tangan 6 langka
Pukul 11:05 2. Mengidentifikasi alergi dan toleransi makanan S : - Pasien mengatakam kurang nafsu makan
Hasil : Pasien tidak memiliki alergi makanan - Pasien mengatakan mengalami penurunan
berat badan kurang lebih 6 bulan terakhir
Pukul 11:15 4. Lakukan personal hygiene sebelum makan, A : Masalah defisit nutrisi belum teratasi
jika perlu.
Hasil : Mengajarkan pasien untuk oral hygine
Pukul 11:20 5. Menganjrkan posisi duduk, jika perlu P : Lanjutkan intervensi
Hasil : Pasien dalam posisi head up 30-40o 1. Mengidentifikasi status nutrisi
2. Mengidentifikasi alergi dan toleransi makanan
3. Mengidentifikasi makanan yang disukai
4. Lakukan personal hygiene
5. Menganjurkan posisi duduk, jika perlu
6. Mengkolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan jenis nutrient
yang dibutuhkan, jika perlu
6. Mengkolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan jenis nutrient
yang dibutuhkan, jika perlu.
Hasil : Pasien diberikan makanan oleh ahli gizi
yang di rs
6. Nausea Pukul 11:25 1. Mengidentifikasi faktor penyebab mual Evaluasi 14:30
Hasil : Pasien mengeluh mual pada saat makan
Pukul 11:30 2. Berikan makanan dalam jumlah kecil dan S : Pasien mengeluh mual
menarik
Hasil : Pasien mengonsumsi makanan dalam
jumlah kecil
Pikul 11:35 3. Menganjurkan istirahat dan tidur yang cukup. O : Pasien nampak mual
Hasil : Pasien berisitirahat ditempat tidur
P : Lanjutkan Intervensi
1. Mengidentifikasi tujuan batuk efektif
2. Memberikan makanan dalam jumlah kecil
3. Menganjurkan istirahat dan tidur yang cukup
4. Mengkolaborasi pemberian obat
7. Intolerasi Aktivitas Pukul 13.00 1. Mngidentifikasi gangguan fungsi tubuh yang Evaluasi 14:30
mengakibatkan kelelahan
Hasil : Pasien mengeluh lelah saat banyak
beraktifitas
Pukul 13:05 2. Memonitor lokasi dan kitidaknyamanan S : - Pasien mengeluh lemah saat beraktivitas
selama melakukan aktivitas - Pasien mengeluh pusing
3. Hasil : Seluruh tubuh pasien merasa lemah dan
kelelahan
Pukul 13:10 4. Sediakan lingkungan yang nyaman dan rendah O :
stimulus - pasien tampak lemah
Hasil : Lingkungan pasien tampak bersih dan - kekuatan otot
jam besuk dibatasi baring. 5 5
4 4
Pukul 13:15 5. Menganjurkan tirah baring A : Masalah intoleransi aktivitas belum teratasi
Hasil : Menganjurkan pasien untuk berbaring
P : Lanjutkan intervensi
1. Mengidentifikasi gangguan fungsi tubuh yang
mengakibatkan kelelahan
2. Memonitor lokasi dan ketidaknyamanan selama
melakukan aktivitas
3. Sediakan lingkungan yang nyaman dan rendah
stimulus
4. Menganjurkan tirah baring
8. Resiko Infeksi Pukul 13:20 1. Memonitor tanda dan gejala infeksi lokal dan Evaluasi 14:30
sistemik.
Hasil : Leukosit 13.97 X10ᶺ3/L
Pukul 13:35 4. Mempertahankan teknik aseptik pada pasien A : Masalah resiko infeksi belum teratasi
beresiko tinggi, penggunaan APD pada pasien
diruangan isolasi.
Hasil : Perawat selalu memakai APD lengkap
Pukul 13:40 5. Menjelaskan tanda dan gejala infeksi. P : Lanjutkan intervensi
Hasil : Pasien paham dan mengerti 1. Memonitor tanda dan gejala infeksi
2. Membatasi jumlah pengunjung
3. Mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak
4. Mempertahankan teknik aseptik pada pasien
beresiko tinggi, penggunanaan APD pada
pasien diruangan isolasi
5. Menjelaskan tanda dan gejala infeksi
6. Mengajarkan cara mencuci tangan dengan
benar
7. Mengkolaborasikan pemberian
Pukul 13:45 6. Mengejarkan cara mencuci tangan dengan
benar.
Hasil : Pasien diajarkan cuci tangan 6 langka
1) Bersihan jalan napas tidak efektif b.d benda asing dalam jalan napas
d.dfrekuensi napas berubah
2) Pola napas tidak efektif b.d depresi pusat pernapasan d.d penggunaan
otot bantupernapasan
3) Ketidakstabilan kadar glukosa dalam darah b.d disfungsi pankreas d.d
4) Risiko infeksi d.d
3. Implementasi/ pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan ini, pada dasarnya disesuaikan dengan susunan
perencanaan, dengan maksud agar semua kebutuhan pasien dapat terpenuhi
secara optimal. Adapun pembahasan pelaksanaan dari masing-masing
diagnosa yang telah tersusun adalah sebagai berikut
a. Bersihan jalan napas tidak efektif b.d benda asing dalam jalan napas
merupakan diagnosa prioritas ini sudah sesuai dengan teori dibuku
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia/SIKI (2018). Standar
Diagnosis Keperawatan Indonesia/SDKI (2018)
b. Pola napas tidak efektif b.d depresi pusat pernapasan perencanaan dari
diagnosa prioritas ini sudah sesuai dengan teori dibuku Standar
Intervensi Keperawatan Indonesia/SIKI (2018). Standar Diagnosis
Keperawatan Indonesia/SDKI (2018)
c. Ketidakstabilan kadar glukosa dalam darah b.d disfungsi pankreas
perencanaan dari diagnosa prioritas ini sudah sesuai dengan teori dibuku
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia/SIKI (2018). Standar
Diagnosis Keperawatan Indonesia/SDKI (2018)
d. Risiko infeksi d.d dari diagnosa prioritas ini sudah sesuai dengan teori
dibuku Standar Intervensi Keperawatan Indonesia/SIKI (2018). Standar
Diagnosis Keperawatan Indonesia/SDKI (2018)
e. Hipertermi b.d proses penyakit d.ddari diagnosa prioritas ini sudah
sesuai dengan teori dibuku Standar Intervensi Keperawatan
Indonesia/SIKI (2018). Standar Diagnosis Keperawatan
Indonesia/SDKI (2018)
f. Defisit nutrisi b.d kurangnya asupan makanan d.d nafsu makan menurun
dari diagnosa prioritas ini sudah sesuai dengan teori dibuku Standar
Intervensi Keperawatan Indonesia/SIKI (2018). Standar Diagnosis
Keperawatan Indonesia/SDKI (2018)
g. Nausea b.d gangguan biokimia dari diagnosa prioritas ini sudah sesuai
dengan teori dibuku Standar Intervensi Keperawatan Indonesia/SIKI
(2018). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia/SDKI (2018)
h. Intoleran Aktivitas b.d ketidakcukupan energi melakukan aktivitas d.d
dari diagnosa prioritas ini sudah sesuai dengan teori dibuku Standar
Intervensi Keperawatan Indonesia/SIKI (2018). Standar Diagnosis
Keperawatan Indonesia/SDKI (2018)
4. Evaluasi
Evaluasi keperawatan merupakan tahap akhir dari rangkaian proses
keperawatan yang berguna apakah tujuan dari tindakan keperawatan yang
telahdilakukan tercapai atau perlu pendekatan lain. Evaluasi keperawatan
mengukur keberhasilan dari rencana dan pelaksanaan tindakan keperawatan
yang dilakukan dalam memenuhi kebutuhan pasien. Penilaian adalah tahap
yang menentukan apakahtujuan tercapai. (Leniwita & Anggraini, 2019).
Adapun evaluasi hasil dari masing-masing diagnose keperawatan
sebagianbelum teratasi, intervensi dilanjutkan dan sebagian teratasi,
intervensi dipertahankan.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pelaksanaan Asuhan Keperawatan yang telah dilakukan
selama 3 hari pada Ny. U.B dengan diagnosa TB paru, Efusi pleura, DM
tipe II, dapat disimpulkan untuk pengangkatan diagnose keperawatan yaitu
Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif, Pola Nafas Tidak Efektif,
Ketidakseimbangan kadar glukosa darah, Risiko infeksi, Hipertemia,
Nusea, Deficit Nutrisi, Intoleransi Aktivitas,
B. Saran
Dalam penyusunan asuhan keperawatan masih memiliki banyak
kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran membangun dari para
pembaca sangat diharapkan sebagai bahan evaluasi untuk kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner Dan Suddarth. 2019. Keperawatan Medikal Bedah Edisi 12. Jakarta :
EGC.
Berthold, J. And Welte, T. (2019) ‘Pleural Effusion In Adults. Etiology,
Diagnosis, And Treatment’. Available At:
Https://Www.Ncbi.Nlm.Nih.Gov/Pmc/Articles/PMC6647819/.
D’Agostino, H. And Edens, M. (2020) Physiology, Pleural Fluid. Finlandia:
Statpearls Publishing.
Dean, E. (2019) ‘Effect Of Body Position On Pulmonary Function’,
(December). Doi: 10.1093/Ptj/65.5.613.
Dugdale, D. (2017) Pleural Efussion. US: US Internasional Library Of
Medicine Natinal Institute Of Health.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2018. Standar Diagnosis Keperawatan
Indonesia Edisi 1 Cetakan II. Jakarta. Dewan Pengurus Pusat Persatuan
Perawat Nasional Indonesia
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2018. Standar Luaran Diagnosis Keperawatan
Indonesia Edisi 1 Cetakan II. Jakarta. Dewan Pengurus Pusat Persatuan
Perawat Nasional Indonesia
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Diagnosis
Keperawatan Indonesia Edisi 1 Cetakan II. Jakarta. Dewan Pengurus
Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia