You are on page 1of 14

PENANGANAN ARRHYTHMOGENIC RIGHT VENTRICULAR

CARDIOMYOPATHY :
Literature Review

Chikita Realita , Citra Reza Pujikurniawati , Constantius Augusto , Cristiva Limbong , Dian Triyani , Dina
1 2 3 4 5

Auliyah , Dini Aulya Syabani , Eka Turjanah Alviani , Femmy Adithya Purnama Sejati , Feni Ridwana , Fenny
6 7 8 8 10

Triavila Findhya Rachma Pravidanti , Fitri Yani Rahmawati


11 12 13

Article Info Abstract


Article History
Submitted, Arrhythmogenic Right Ventricular Cardiomyopathy (ARVC), is a heart
Accepted, muscle disorder that is genetically determined and pathologically
Published, characterized by fibrofatty replacement in the right ventricular (RV)
myocardium, manifested by replacement of the heart muscle in the RV
(Myocardial Right Ventricle) by fatty tissue or fibrous tissue (
Fibrofatty) (Rastegar et al., 2016). The aim of this research is to
determine interventions and treatment for patients with ARVC. The
Keywords:
method used is a literature review using the PubMed, EBSCO databases
\Arrhythmogenic Right and the Google Scholar search engine. The results of research articles
that have been found show that interventions that have proven effective
Ventricular Cardiomyopathy OR
in treating problems in ARVC (Arrhythmogenic Right Ventricular
ARVC AND Intervention OR Cardiomyopathy) patients are the collaboration of administering
flecainide with beta blocker drugs according to the patient's condition,
Management OR Therapy AND
carrying out sports activities, installing an ICD (Implantable
Reduce Heart Rate Cardioverter-Defibrillator) or installation of BCSD (Bilateral Cardiac
Sympathetic Denervation) to prevent the occurrence of VA (Ventricular
Atrial) /VT (Ventricular Tachycardia) in ARCV patients.

Abstrak

Arrhythmogenic Right Ventricular Cardiomyopathy (ARVC), merupakan


kelainan otot jantung yang ditentukan secara genetik dan ditandai secara
patologis oleh pergantian fibrofatty pada miokardium ventrikel kanan (RV),
dicirikan dengan pergantian otot Jantung pada RV (Myocardial Right Ventricle)
oleh jaringan lemak atau jaringan Fibrosa (Fibrofatty) (Rastegar et al.,
2016).Tujuan penelitian ini untuk mengetahui intervensi dan penanganan bagi
pasien dengan ARVC. Metode yang digunakan yaitu literature review
menggunakan database PubMed, EBSCO dan search engine Google Scholar.
Hasil artikel penelitian yang sudah di dapat ditemukan bahwa intervensi yang
terbukti efektif dalam penanganan masalah pada pasien ARVC (Arrhythmogenic
Right Ventricular Cardiomyopathy) adalah kolaborasi pemberian obat flecainide
dengan obat beta blocker sesuai kondisi pasien, pembatasan aktivitas olahraga,
pemasangan ICD (Implantable Cardioverter-Defibrillator) atau pemasangan
BCSD (Bilateral Cardiac Sympathetic Denervation) untuk mencegah VA
(Ventricular Atrial) / VT (Ventricular Tachycardia) pada pasien ARCV.
Pendahuluan

Penyebab ARVC belum diketahui sepenuhnya, namun yang paling banyak terjadi pada
pasien merupakan faktor genetik. Pada dasarnya, karateristik pasien ARVC
terindikasi diabetes, hipertensi, hiperlipidemia, serta penyakit ginjal kronis (Sriyatun et al.,
2019). Kelainan repolarisasi pada ARVC salah satunya terjadi akibat peningkatan dispersi
repolarisasi transmural di ventrikel kanan, dan dapat digambarkan oleh parameter EKG yaitu
interval Tpeak-Tend (Tp-Te) (Gharini, 2019).
Berdasarkan sebuah studi prospektif terhadap 130 pasien yang diikuti dari tahun 1977
hingga 2000, ARVC mengakibatkan perkiraan kematian tahunan sebesar 2,3% dengan total 24
kematian dengan usia rata-rata saat meninggal 54 tahun (La Gerche et al., 2015). Individu
dengan ARVC mengalami peningkatan afterload dan volume sehingga menyebabkan dilatasi
jantung biventrikular dan menyebabkan hipertrofi ventrikel. Dilatasi berulang dapat
mengakibatkan peningkatan aktivitas fibroblas dan menyebabkan deposit mikrovaskuler fokal
kolagen dan fibrosis (Jeroen et al., 2017). Fibrosis tersebut menyebabkan kerusakan permanen
pada jantung berupa luka parut yang progresif. Maka dari itu, penanganan dari ARVC ini perlu
dilakukan secara cepat dan akurat untuk meminimalisir hal-hal tersebut.
Menurut American Heart Association (AHA), opsi terapeutik untuk manajemen ARVC
salah satunya adalah dengan menggunakan terapi farmakologi yang dapat mencegah
pembentukkan trombus atau antikoagulan, seperti warfarin. Selain itu, dapat diberikan pula
antiarrhythmic agents drug (AAD) untuk meningkatkan kualitas hidup dengan mencegah
ventrikular aritmia yang simptomatik (Corrado et al., 2015). Salah satu obat agen anti aritmia
yang memiliki pengaruh luas pada organ jantung adalah flecainide.
Flecainide acetate merupakan obat antiaritmia golongan IC oral yang pertama kali
disintesis pada tahun 1972 (Andrikopoulos et al., 2015). Flecainide direkomendasikan sebagai
salah satu terapi lini pertama untuk konversi farmakologis serta pemeliharaan ritme sinus pada
pasien dengan atrial fibrilasi dan/atau takikardia supraventrikular tanpa penyakit jantung
struktural. Kemudian peneliti berpendapat bahwa dalam penanganan pasien ARCV tidak hanya
menggunakan terapi farmakologis dari flecainide saja sehingga berdasarkan hal tersebut
peneliti ingin melakukan eksplorasi lebih dalam pada proses penanganan pasien ARCV
sehingga memilih metode penelitian literature review untuk menemukan apa saja intervensi
dalam penanganan pasien ARCV yang dilakukan, termasuk intervensi terapi farmakologis
dengan pemberian obat flecainide pada pasien dengan Arrhythmogenic Right Ventricular
Cardiomyopathy (ARVC).
Metode

Penelitian ini menggunakan metode Literature Review dengan jenis Narrative Review
untuk mengidentifikasi temuan dan merangkum hasil dari pencarian literatur menggunakan
database PubMed, EBSCO dan search engine Google Scholar dengan kata kunci
Arrhythmogenic Right Ventricular Cardiomyopathy OR ARVC AND Intervention OR
Management OR Therapy AND Reduce Heart Rate. Kriteria inklusi pada artikel yaitu: artikel
dengan maksimal publikasi 10 tahun yang lalu, menggunakan desain penelitian berupa RCT
(Randomized Controlled Trial) atau Quasi eksperimental, Retrospektif, berbahasa Inggris,
serta fokus literature terapi farmakologi pada pasien ARVC. Kriteria eksklusi: review artikel.
Dari total 3 database yang digunakan dan disesuaikan dengan kriteria inklusi, ditemukan
sebanyak 2.160 artikel dengan sebaran artikel dari database EBSCO berjumlah 1.656
artikel, Pubmed 12 artikel dan Google Scholar 482 artikel. Artikel kemudian diperiksa
duplikasi dan ditemukan terdapat 1.748 artikel. Lalu artikel dipilih dengan menyesuaikan judul
dan abstrak sehingga terpilih artikel sebanyak 76 artikel. Lalu artikel dipilih berdasarkan
kriteria inklusi dan didapatkan sebanyak 15 artikel. Kemudian artikel diseleksi lagi terkait
kesesuaian ini dengan tujuan penelitian dan didapatkan sebanyak 6 artikel terpilih untuk
dilakukan pemetaan.
Hasil dan Pembahasan

Tabel Analisis Jurnal

No. Peneliti dan Metode Penelitian, Intervensi Tempat Hasil


Tahun Populasi, dan Sampel penelitian

1. (Simon et al, Metode: Intervensi penambahan flecainide San Francisco, Hasil didapatkan bahwa
2016) Interventional study dalam kombinasi dengan California penambahan flecainide dalam
sotalol/metoprolol untuk pengobatan kombinasi dengan
Populasi: aritmia pada pasien dengan ARVC sotalol/metoprolol merupakan
semua pasien dengan strategi antiaritmia yang efektif
program aritmia untuk mengendalikan aritmia
inurourgenetica ventrikel pada pasien dengan
sebanyak 53 pasien ARVC yang refrakter terhadap
terapi agen tunggal dan/atau ablasi
Sampel: kateter.
45 pasien dengan
diagnosis ARVC

2. Muzzey, M., Metode: Penelitian yang mengevaluasi pasien Missouri, Hasil yang didapatkan, Setelah 6
Tellor, K. B., A retrospective study menggunakan pemberian flecainide Amerika Serikat dan 12 bulan,
Ramaswamy, <5 hari selama rawat inap di 102 pasien (70,8%) dan 89 pasien
K., Schwarze, Populasi: Missouri Baptist Medical Center (61,8%) dari 144 pasien terkontrol
M., & 326 pasien yang (MBMC). Pasien dinilai untuk gejalanya.
Armbruster, teridentifikasi rawat pengendalian gejala berdasarkan Penggunaan atenolol (p=0,024),
A. L. (2020) inap di Missouri Baptist dokumentasi kunjungan kantor. jenis kelamin perempuan
Medical Center Hasil utama adalah kemanjuran (p=0,006), hipertensi (p=0,040),
(MBMC), rumah sakit flecainide dalam mempertahankan dan dronedarone
komunitas dengan 450 kontrol gejala pada bulan ke-6 dan kegagalan (p=0,012) dikaitkan
tempat tidur di Saint ke-12 dengan penerapan flecainide pada
Louis, atau pasien yang 6 bulan. Pada usia 12 bulan,
menerima flecainide hanya kegagalan propafenon
sebagai pasien rawat sebelumnya (p=0,032) yang
jalan oleh penyedia signifikan. Dari 144 pasien, 16
Kardiologi Grup Medis (11,1%)
BJC dengan kantor melaporkan efek samping berupa
yang berada di kampus pusing, rasa panas, bradikardia,
MBMC antara 1 dan sakit kepala (masing-masing
Agustus 2011 dan 1 1,4%)
Oktober 2016. menjadi yang paling umum.

Sampel:
144 pasien yang terlibat

3. (Krahn, et,al., Metode: Intervensi yang dilakukan pada Amerika Penatalaksanaan ARVC saat ini
2022) RCT penelitian ini yaitu mengidentifikasi meliputi pembatasan olahraga,
pasien dengan risiko kematian terapi b-blocker, pertimbangan
Populasi: jantung mendadak atau takikardia pemasangan kardioverter-
Pasien dengan ARVC ventrikel berkelanjutan, defibrilator implan, dan kateter
sebanyak 216 mengidentifikasi penatalaksanaan ablasi. Pilihan farmakoterapi untuk
ARVC ARVC yaitu b-blocker, sotalol,
Sampel: flecainide, dan amiodarone
116 pasien digunakan sebagai pilihan empiris,
meskipun kurang memberikan
bukti perbaikan bagi pasien
ARVC.

4. (Rolland et Metode : Intervensi dalam penelitian ini Perancis Ditemukan perbedaan signifikan
al., 2022) Studi retrospektif. adalah dengan mengumpulkan data pada angka kejadian kontraksi
rekam medis pada 100 pasien yang jantung prematur antara pasien
Populasi : setuju mengikuti penelitian untuk ARCV yang mendapatkan
Pasien dengan diagnosa melihat efektivitas kuratif obat flecainide + obat beta blocker jika
ARCV dalam rentang flecainide pada penurunan kejadian dibandingkan dengan pasien
waktu Mei 1999 hingga ventricular aritmia (VA) pada pasien ARCV yang mendapatkan tidak
November 2017. penderita ARCV. mendapatkan medikasi (40 % vs
94 %, P < 0.0001).
Sampel : Kemudian penurunan kejadian VA
Ditemukan 100 sampel pada pasien yang mendapatkan
pasien yang sesuai medikasi flecainide hingga
kriteria. persentase terjadinya VA pasca
medikasi hanya 5 %, pada tahun
pertama dan 25 % pada tahun
kelima.

5. (Ermakov et Metode : Intervensi dalam penelitian ini Amerika Serikat Ditemukan dari 8 pasien, 6 pasien
al., 2017) Studi retrospektif. adalah dengan mengumpulkan data memiliki aritmia terkontrol sesaat
rekam medis dari 8 pasien yang setelah pemberian medikasi
Populasi : diberikan flecainide + sotalol / flecainide + sotalol / metoprolol
Seluruh pasien dengan metoprolol dan dipantau selama 1 dan bebas dari kejadian aritmia
diagnosa ARCV (n = 45 tahun dengan hasil pemeriksaan dengan rata - rata 35,5 bulan.
pasien). kontrol dan data dari alat
pemeriksaan.
Sampel :
Ditemukan 8 sampel
pasien yang diberikan
flecainide + sotalol /
metoprolol setelah
kegagalan medikasi
tunggal.

6. (Assis, F. R., Metode: Variabel dikumpulkan dalam Pennsylvania, Delapan pasien dengan ARVC
et al., 2019). Analisis retrospektif periode 1 tahun sebelum BCSD Amerika Serikat. (rata-rata 32620 tahun; 3 laki-laki
(bilateral cardiac symp [38%]) menjalani simpatektomi
Populasi: athetic denervation) dan untuk VT berulang. Selama masa
Pasien dengan ARVC dibandingkan dengan data yang tindak lanjut rata-rata 1,9 · 6 · 0,9
yang menjalani BCSD diperoleh setelah prosedur hingga tahun, 5 pasien (63%) tidak
karena VT refrakter. hari terakhir masa tindak lanjut. mengalami kekambuhan VT.
Kekambuhan VT didefinisikan BCSD secara signifikan
Sampel: sebagai terjadinya ICD syok atau VT mengurangi jumlah guncangan
Ditemukan 8 pasien berkelanjutan setelah BCSD dan ICD atau VT berkelanjutan
dengan ARVC yang dinilai untuk mengevaluasi efek dibandingkan dengan 1 tahun
dikonfirmasi menjalani BCSD pada hasil aritmia. Jumlah sebelum BCSD (rata-rata 12,6 6
BCSD untuk VT guncangan ICD atau VT yang 18,2 dan median 6,5 [kisaran
refrakter berkelanjutan dibandingkan sebelum interkuartil 4,5–10,5] sebelum
dan sesudah prosedur, serta adanya BCSD vs 0,9 6 1,4 dan 0 [kisaran
badai VT. interkuartil 0– 1.5] pasca-BCSD; P
5 .011).
Pembahasan

Menurut Krahn, et,al., (2022) menyatakan bahwa pembatasan olahraga menjadi salah
satu penanganan pada pasien dengan aritmia, hal ini didukung oleh penelitian Wang, et,al.,
(2018) mengatakan bahwa pembatasan aktivitas olahraga terbukti mengurangi jumlah ventrikel
aritmia pada pasien ARVC. Jalan cepat selama 30 menit per hari atau tingkat olahraga
mempercepat terjadinya ARVC, hal ini dipertimbangkan bagi pasien ARVC khususnya.
Hasil penelitian Krahn, et.al., (2022) menyatakan bahwa penggunaan beta blocker
sebagai tindakan pencegahan dan penanganan umum bagi pasien ARVC. Flecainide sebagai
pelengkap dari beta blocker yang terbukti efektif dalam menurunkan angka terjadinya
ventricular aritmia (VA) pada pasien penderita ARCV berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Rolland et al., 2022 dan Ermakov et al., 2017. Flecainide sendiri merupakan
obat anti-aritmia dengan cara kerja memblokir sodium channel yang mengakibatkan penurunan
konduksi intrakardiak, menstabilkan detak jantung, dan menangani atau mencegah terjadinya
kejadian VA. Kemudian dengan penggunaan obat beta blocker yang bertugas menghambat
reseptor beta-1 dan atau beta-2 yang menyebabkan penurunan rangsangan organ jantung pada
hormon epinefrin yang mengakibatkan denyut jantung kembali normal dan teratur kembali
(NCBI, 2023). Hal tersebut didukung dengan penelitian Simon et al, 2016, bahwa penambahan
flecainide dalam kombinasi dengan sotalol/metoprolol dapat pengobatan aritmia pada pasien
dengan ARVC. Penggunaan pemberian medikasi flecainide + sotalol / metoprolol akan
membuat aritmia terkontrol dan bebas (Ermakov et al., 2017). Sementara tindakan ICD sebagai
bentuk pencegahan sekunder dengan riwayat VT berkelanjutan yaitu penderita ARCV dengan
denyut jantung lebih dari 100 kali/menit selama lebih dari 30 detik atau disfungsi RV atau LV
maka direkomendasikan untuk pemasangan ICD permanen (Qian Z, et. al., 2015).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Muzzey et,al.,(2020), dengan pemberian
flecainide dapat menurunkan gejala dari efek samping pada pasien dengan fibrilasi atrium
(AF). Hasil yang didapatkan, setelah 6 dan 12 bulan dimana 102 pasien (70,8%) dan 89 pasien
(61,8%) dari 144 pasien terkontrol gejalanya. Dari 144 pasien, 16 (11,1%) melaporkan efek
samping berupa pusing, rasa panas, bradikardia, dan sakit kepala (masing-masing 1,4%)
menjadi yang paling umum. Pemberian flecainide dilakukan selama <5 hari selama rawat inap
di Missouri Baptist Medical Center (MBMC). Pasien dinilai untuk pengendalian gejala
berdasarkan dokumentasi kunjungan kantor. Flecainide efektif dalam mempertahankan kontrol
gejala pada bulan ke-6 dan ke-12. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Capucci,
A.,et,al., (2016), dimana dengan pemberian flecainide dan mengkombinasikan metoprolol
mampu mencegah gejala pada 66,7% pasien dengan penyakit persisten. Semua pasien dengan
riwayat penyakit arteri koroner dinilai tingkat keparahannya dan tidak ada pasien dengan
penurunan fraksi ejeksi <40%. Flecainide merupakan obat yang dapat ditoleransi dengan baik
dengan efek samping yang sangat kecil.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh (Assis, F. R., et al., 2019) bahwa BCSD
(bilateral cardiac sympathetic denervation) merupakan pilihan tambahan yang efektif untuk
meningkatkan kelangsungan hidup bebas syok ICD (implantable cardioverter-defibrillator) dan
kualitas hidup pasien dengan ARVC dan VA refrakter, yang sulit disembuhkan dengan
penatalaksanaan medis konvensional. BCSD dapat diterima dengan baik dan tidak memiliki
efek samping jangka panjang. Pada rangkaian terbesar pasien ARVC dengan VT refrakter yang
menjalani CSD, didapatkan 63% bebas dari guncangan ICD atau VT berkelanjutan pada 1
tahun masa tindak lanjut. Terdapat penurunan sebesar 92% pada jumlah guncangan ICD saja.
Selain itu, kebutuhan terapi kombinasi antiaritmia berkurang secara signifikan setelah BCSD.
Hal ini sejalan dengan penelitian Vaseghi, et al (2017) bahwa terdapat 121 pasien dengan
penyakit jantung terstruktur dan VT refrakter (6 pasien dengan ARVC) melaporkan
kelangsungan hidup bebas VT (kejutan VT atau ICD yang berkelanjutan) sebesar 58% dalam
1 tahun, menurun menjadi 49% dalam 1,5 tahun, seiring dengan penurunan jumlah guncangan
ICD sebesar 88%. Hal ini mungkin dijelaskan oleh kontribusi sinyal simpatik terhadap beban
VA pada ARVC. Saraf simpatis dari saraf jantung ventromedial mempersarafi RV (right
ventricle) dan bila distimulasi, dapat menghasilkan kompleks ventrikel prematur dan VT, suatu
mekanisme yang terlibat dalam timbulnya aritmia yang dipicu oleh simpatis pada ARVC.
Kesimpulan

Disimpulkan dari hasil pencarian artikel penelitian diatas ditemukan bahwa intervensi
yang terbukti efektif dalam penanganan masalah pada pasien ARVC (Arrhythmogenic Right
Ventricular Cardiomyopathy) adalah kolaborasi pemberian obat flecainide dengan obat beta
blocker sesuai kondisi pasien, pembatasan aktivitas olahraga, pemasangan ICD (Implantable
Cardioverter-Defibrillator) atau pemasangan BCSD (Bilateral Cardiac Sympathetic
Denervation) untuk pencegahan terjadinya VA (Ventricular Atrial) /VT (Ventricular
Tachycardia) pada pasien ARCV.

Saran

Melalui studi literature ini, diharapkan dapat menjadi referensi dan acuan terkait
intervensi dan penanganan pada pasien aritmia dengan ARVC. Penting bagi tenaga kesehatan
untuk mempertimbangkan pemberian intervensi secara non farmakologi berjalan dan
kolaborasi pemberian antiaritmia untuk memperbaiki kondisi aritmia pada pasien dengan
ARVC. Serta, peneliti lain dapat mempertimbangkan penelitian efektivitas jenis jenis
antiaritmia.
Daftar Pustaka

Andrikopoulos, G. K., Pastromas, S., & Tzeis, S. (2015). Flecainide: Current status and
perspectives in arrhythmia management. World Journal of Cardiology, 7(2), 76–85.
https://doi.org/10.4330/wjc.v7.i2.76

Assis, F. R., Krishnan, A., Zhou, X., James, C. A., Murray, B., Tichnell, C., Berger, R.,
Calkins, H., Tandri, H., & Mandal, K. (2019). Cardiac sympathectomy for refractory
ventricular tachycardia in arrhythmogenic right ventricular cardiomyopathy. Heart
Rhythm, 16(7), 1003–1010. https://doi.org/10.1016/j.hrthm.2019.01.019

Capucci, A., Piangerelli, L., Ricciotti, J., Gabrielli, D., & Guerra, F. (2016). Flecainide–
metoprolol combination reduces atrial fibrillation clinical recurrences and improves
tolerability at 1-year follow-up in persistent symptomatic atrial fibrillation. EP Europace,
18(11), 1698-1704.

Corrado, D., Wichter, T., Link, M. S., Hauer, R. N. W., Marchlinski, F. E., Anastasakis, A.,
Bauce, B., Basso, C., Brunckhorst, C., Tsatsopoulou, A., Tandri, H., Paul, M., Schmied,
C., Pelliccia, A., Duru, F., Protonotarios, N., Estes, N. M., Mckenna, W. J., Thiene, G.,
… Calkins, H. (2015). Treatment of arrhythmogenic right ventricular
cardiomyopathy/dysplasia: An international task force consensus statement. Circulation,
132(5), 441–453. https://doi.org/10.1161/CIRCULATIONAHA.115.017944

Ermakov, S., Gerstenfeld, E. P., Svetlichnaya, Y., & Scheinman, M. M. (2017). Use of
flecainide in combination antiarrhythmic therapy in patients with arrhythmogenic right
ventricular cardiomyopathy. Heart Rhythm, 14(4), 564–569.
https://doi.org/10.1016/j.hrthm.2016.12.010

Jeroen, V., R.D., P. S., D.H., J. J., F.A., A. A., Yoshihisa, N., W., den U. D., F.L., K. G.,
Marta, de R., Peter, van T. J., Q.C.M., B.-S. D., J., S. M., & Katja, Z. (2017). Isolated
Subepicardial Right Ventricular Outflow Tract Scar in Athletes With Ventricular
Tachycardia. Journal of the American College of Cardiology, 69(5), 497–507.
https://doi.org/10.1016/j.jacc.2016.11.041

La Gerche, A., Claessen, G., Dymarkowski, S., Voigt, J.-U., De Buck, F., Vanhees, L.,
Droogne, W., Van Cleemput, J., Claus, P., & Heidbuchel, H. (2015). Exercise-induced
right ventricular dysfunction is associated with ventricular arrhythmias in endurance
athletes. European Heart Journal, 36(30), 1998–2010.
https://doi.org/10.1093/eurheartj/ehv202

Mu, J., Zhang, G., Xue, D., Xi, M., Qi, J., & Dong, H. (2017). Sudden cardiac death owing to
arrhythmogenic right ventricular cardiomyopathy: Two case reports and systematic
literature review. Medicine, 96(47), e8808.
https://doi.org/10.1097/MD.0000000000008808

Muzzey, M., Tellor, K. B., Ramaswamy, K., Schwarze, M., & Armbruster, A. L. (2020).
Flecainide is well-tolerated and effective in patient with atrial fibrillation at 12 months:
a retrospective study. Therapeutic Advances in Cardiovascular Disease, 14,
1753944720926824.
National Center for Biotechnology Information (2023). PubChem Compound Summary for
CID 3356, Flecainide. Retrieved October 7, 2023 from
https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Flecainide.

National Center for Biotechnology Information (2023). PubChem Compound Summary for
CID 4946, Propranolol. Retrieved October 7, 2023 from
https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Propranolol.

Rolland, T., Badenco, N., Maupain, C., Duthoit, G., Waintraub, X., Laredo, M., Himbert, C.,
Frank, R., Hidden-Lucet, F., & Gandjbakhch, E. (2022). Safety and efficacy of flecainide
associated with beta-blockers in arrhythmogenic right ventricular cardiomyopathy.
Europace, 24(2), 278–284. https://doi.org/10.1093/europace/euab182

Vaseghi M, Barwad P, Malavassi Corrales FJ, et al. (2017). Cardiac sympathetic denervation
for refractory ventricular arrhythmias. J Am Coll Cardiol;69:3070–3080.

Qian, Z., Guo, J., Zhang, Z., Wang, Y., Hou, X., & Zou, J. (2015). Optimal programming
management of ventricular tachycardia storm in ICD patients. Journal of biomedical
research, 29(1), 35–43. https://doi.org/10.7555/JBR.29.20140146

You might also like