You are on page 1of 11

View metadata, citation and similar papers at core.ac.

uk brought to you by CORE


provided by e-Journal Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan / National Institute of Health...

TEKNIK FOCUS GROUP DISCUSSION DALAM PENELITIAN KUALITATIF


(Focus Group Discussion Tehnique in Qualitative Research)
Astridya Paramita1 dan Lusi Kristiana1

ABSTRACT
Background: Focus Group Discussion (FGD) technique is often used by decision makers or researchers in qualitative
research to explore data about the perceptions, opinions, beliefs, and attitudes towards a product, service, concept or
idea. This kind of technique relatively easier and faster completion than another qualitative data collection techniques.
Unfortunately, many focus group discussion were not conduct in accordance with the rules. Consequently can not achieved
the perfect result. This paper is intended to refresh the memories of the researches in the FGD rules that need to be
taken to ensure that the results of FGD can be maximized to the purpose of the study. Methods: It is based on study of
the literature search. Results: The weakness of this technique is not used for quantitative purposes-such as hypothesis
testing, can not be used in the discussion of a topic that is very sensitive. Moreover sometimes researcher difficult to
control participants when discussion took place, the results and conclusions of the discussion is influenced by the views
and approaches of the moderator.

Key words: FGD, Focus Group Discussion, qualitative research

ABSTRAK
Latar belakang: Teknik Focus Group Discussion (FGD) seringkali digunakan para pembuat keputusan atau peneliti
dalam penelitian kualitatif untuk menggali data mengenai persepsi, opini, kepercayaan dan sikap terhadap suatu produk,
pelayanan, konsep atau ide, karena relatif lebih mudah dan cepat selesai dibandingkan dengan teknik pengumpulan
data kualitatif yang lain. Namun dalam pelaksanaannya, banyak kegiatan FGD yang belum dilaksanakan sesuai dengan
kaidah sehingga hasilnya tidak dapat maksimal. Tulisan ini dimaksudkan dapat menyegarkan kembali ingatan peneliti
mengenai beberapa kaidah dalam FGD yang perlu diperhatikan agar hasil FGD dapat maksimal sesuai tujuan penelitian.
Metode: berdasarkan studi penelusuran pustaka. Hasil: Kelemahan dari teknik ini adalah tidak dapat digunakan untuk
tujuan kuantitatif, misalnya tes hipotesis, tidak dapat digunakan pada pembahasan sebuah topik yang sangat sensitive,
peserta kadang sulit dikendalikan ketika diskusi berlangsung, serta hasil dan kesimpulan diskusi terkadang dipengaruhi
oleh pandangan dan pendekatan dari moderator.

Kata kunci: FGD, Diskusi Kelompok Terarah, penelitian kualitatif

Naskah Masuk: 14 Desember 2012, Review 1: 17 Desember 2012, Review 2: 17 Desember 2012, Naskah layak terbit: 10 April 2013

PENDAHULUAN ada rasa takut atau kuatir terhadap pendapat yang


akan dikeluarkannya. Salah satu teknik pengumpulan
Penggalian data pada sebuah penelitian,
data yang cocok dalam hal ini adalah teknik Focus
terkadang menemui kendala saat peneliti memerlukan
Group Discussion (FGD) atau Diskusi Kelompok
data dengan karakteristik khusus, misalnya tentang
Terarah.
persepsi, opini, kepercayaan dan sikap terhadap
FGD adalah salah satu teknik pengumpulan
suatu produk, pelayanan, konsep atau ide. Begitu
data kualitatif yang banyak digunakan, khususnya
pula untuk penelitian dengan tujuan tertentu, misalnya
oleh pembuat keputusan atau peneliti, karena
kajian kebutuhan atau evaluasi suatu program. Untuk
relatif cepat selesai dan lebih murah. Teknik FGD
itu diperlukan suatu teknik pengumpulan data di mana
mempermudah pengambil keputusan atau peneliti
partisipan dibebaskan untuk saling berdiskusi tanpa

1 Pusat Humaniora, Kebijakan Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian
Kesehatan RI. Jl. Indrapura 17 Surabaya
Alamat korespondensi: E-mail: astreed_skm@yahoo.co.id, amitha_jc@yahoo.com

117
Buletin Penelitian Sistem Kesehatan – Vol. 16 No. 2 April 2013: 117–127

dalam memahami sikap, keyakinan, ekspresi dan TUJUAN FGD


istilah yang biasa digunakan oleh peserta mengenai
Tujuan FGD adalah untuk mengeksplorasi masalah
topik yang dibicarakan, sehingga sangat berguna
yang spesifik, yang berkaitan dengan topik yang
untuk mengerti alasan-alasan yang tidak terungkap
dibahas. Teknik ini digunakan dengan tujuan untuk
dibalik respons peserta (http://www. talkingquality.
menghindari pemaknaan yang salah dari peneliti
gov/docs/section5/5_3.htm#Fokus%20Group%20di
terhadap masalah yang diteliti. FGD digunakan untuk
fferent). Dengan FGD akan cepat diperoleh temuan-
menarik kesimpulan terhadap makna-makna inter-
temuan baru dan sekaligus penjelasannya, yang
subjektif yang sulit diberi makna sendiri oleh peneliti
mungkin tidak terdeteksi jika menggunakan teknik lain.
karena dihalangi oleh dorongan subjektivitas peneliti
Namun demikian, karena jumlah peserta FGD tidak
(Kresno S. dkk., 1999).
banyak maka hasil FGD tidak dapat digeneralisasikan
atau digunakan sebagai kesimpulan umum untuk
populasi atau kelompok yang lebih luas dari peserta KARAKTERISTIK FGD
FGD, walaupun mempunyai ciri-ciri atau karakteristik Peserta memiliki kesamaan ciri, tidak saling
peserta FGD (http://www.talkingquality.gov/docs/ mengenal
section5/5_3.htm #Fokus%20Group%20different).
Jumlah peserta dalam kelompok cukup 7–10
Teknik pengumpulan data kualitatif FGD relatif
orang, namun dapat diperbanyak hingga 12 orang,
lebih mudah diselenggarakan daripada teknik
sehingga memungkinkan setiap individu untuk
pengumpulan data kualitatif yang lain. Namun dalam
mendapat kesempatan mengeluarkan pendapatnya
pelaksanaannya, banyak kegiatan FGD yang belum
ser ta cukup memperoleh pandangan anggota
dilaksanakan sesuai dengan kaidah sehingga hasilnya
tidak dapat maksimal. Tulisan ini dimaksudkan dapat kelompok yang bervariasi (Krueger, 1988). Jumlah
menyegarkan kembali ingatan peneliti mengenai peserta yang lebih besar, sebenarnya juga bisa
beberapa kaidah dalam FGD yang perlu diperhatikan memberi keuntungan lain, yaitu memperluas sudut
agar hasil FGD dapat maksimal, berdasarkan studi pandang dan pengalaman peserta yang mungkin
penelusuran pustaka. muncul. Namun walaupun jumlah peserta tidak banyak
dan waktu untuk mengemukakan pendapat tidak
Focus Group Discussion (FGD) dibatasi, peserta mempunyai batasan waktu tertentu
Focus Group Discussion (FGD) adalah bentuk dalam berbicara karena fokus perhatian tidak hanya
diskusi yang didesain untuk memunculkan informasi pada satu responden melainkan seluruh peserta.
mengenai keinginan, kebutuhan, sudut pandang, Inilah yang membedakan teknik pengumpulan data
kepercayaan dan pengalaman yang dikehendaki kualitatif FGD dengan teknik wawancara one by one
peser ta (ht tp:// w w w.talkingqualit y.gov/doc s/ (http://www.talkingquality.gov/docs/section5/5_3.htm
section5/5_3.htm#Fokus%20Group%20different). #Fokus%20Group%20different).
Definisi lain, FGD adalah salah satu teknik dalam Peserta harus mempunyai ciri-ciri yang sama
mengumpulkan data kualitatif; di mana sekelompok atau homogen. Ciri-ciri yang sama ini ditentukan oleh
orang berdiskusi dengan pengarahan dari seorang tujuan atau topik diskusi dengan tetap menghormati
fasilitator atau moderator mengenai suatu topik (http:// dan memperhatikan perbedaan ras, etnik, bahasa,
www.enolsatoe.org/content/view/15/33/). Dengan kemampuan baca-tulis, penghasilan dan gender
demikian dapat disimpulkan bahwa FGD adalah salah (Krueger, 1988). Sebagai contoh, petugas Puskesmas
satu teknik pengumpulan data kualitatif yang didesain ingin mengetahui mengapa para ibu yang memiliki
untuk memperoleh informasi keinginan, kebutuhan, anak balita tidak menggunakan Posyandu. Maka
sudut pandang, kepercayaan dan pengalaman peserta ciri-ciri yang sama yang harus dipilih sebagai peserta
tentang suatu topik, dengan pengarahan dari seorang adalah ibu-ibu balita yang tidak pernah mengunjungi
fasilitator atau moderator. Berikut beberapa hal yang Posyandu. Semakin homogen peserta, semakin
berkaitan dengan teknik pengumpulan data kualitatif mereka dapat berkomunikasi dengan bebas, tanpa
melalui FGD. rasa takut atau segan, serta tetap fokus terhadap topik

118
Teknik Focus Group Discussion (Astridya Paramita dan Lusi Kristiana)

yang didiskusikan. Kemungkinan terjadinya kondisi PELAKSANAAN FGD


di mana ada peserta terpinggirkan akan berkurang
Waktu
dengan kehomogenan (http://www.talkingquality.gov/
docs/section5/popups/methodology_pop.htm). Biasanya FGD dilangsungkan selama 60–120
menit dan dapat dilakukan beberapa kali (Krueger,
Peserta idealnya terdiri dari orang-orang yang
1988). Frekuensi tergantung pada kebutuhan
tidak saling mengenal. Jika sulit dilakukan, minimal
penelitian, sumber dana, kebutuhan pembaharuan
tidak memasukkan orang yang selalu melakukan
informasi, serta seberapa mampu dan cepat pola
interaksi sehari-hari secara teratur. Demikian juga
peserta terbaca. Jika respons yang terjadi telah
antara fasilitator dan peserta sebaiknya tidak saling
jenuh, artinya tidak ada yang terbarukan, maka jumlah
mengenal. Hal ini berkaitan dengan analisa data, yaitu
apakah hasil FGD berkaitan sepenuhnya dengan sesi bisa diakhiri. Sesi yang pertama kali biasanya
materi yang didiskusikan atau ternyata pendapat lebih lama jika dibandingkan sesi berikutnya karena
peserta telah dipengaruhi akibat adanya interaksi di semua informasi masih baru. Disarankan paling
antara mereka sebelumnya. Orang yang bertugas tidak harus ada dua sesi dalam satu babak FGD
menganalisa tidak dapat mengisolasi faktor-faktor apa (http://www.talkingquality.gov/docs/section5/popups/
yang memengaruhi peserta (Krueger, 1988). methodology_pop.htm).

Proses pengumpulan data kualitatif Tempat


FGD ber tujuan untuk mengumpulkan data Tempat harus netral, maksudnya suatu tempat
mengenai persepsi dan pandangan peserta terhadap yang memungkinkan partisipan dapat mengeluarkan
sesuatu, tidak berusaha mencari konsensus atau pendapatnya secara bebas. Contoh, FGD tentang
mengambil keputusan mengenai tindakan apa pelayanan Posyandu tidak tepat jika dilaksanakan
yang akan diambil. Oleh karena itu dalam FGD di mana pelayanan Posyandu biasanya dilakukan,
digunakan per tanyaan terbuka (open ended ), karena dapat menimbulkan rasa takut partisipan
yang memungkinkan peserta untuk memberikan untuk mengemukakan pendapat atau penilaiannya
jawaban yang disertai dengan penjelasan-penjelasan secara jujur.
(Krueger, 1988). Teknik ini berbeda dengan teknik Langkah-langkah (Metodologi)
diskusi kelompok lainnya, misalnya Delphi process,
a. Persiapan FGD
Brainstorming, Nominal Group yang bisanya bertujuan
untuk membuat suatu konsensus dan memecahkan Fasilitator dan pencatat harus datang tepat waktu
masalah sesuai persetujuan semua pihak (Krueger, sebelum peserta datang. Fasilitator dan pencatat
1988). (notulen) sebaiknya bercakap-cakap secara informal
dengan peserta, sekaligus mengenal nama peserta
Menggunakan topik terfokus dan yang menjadi perhatian fasilitator maupun
Topik diskusi ditentukan terlebih dahulu dan diatur pencatat. Sebelum FGD dilaksanakan perlu ada
secara berurutan. Pertanyaan diatur sedemikian rupa persiapan-persiapan sebagai berikut (Krueger,
sehingga dimengerti oleh peserta diskusi (Krueger, 1988):
1988). Topik penelitian yang tidak dapat dilakukan 1. Menentukan jumlah kelompok FGD
yaitu topik penelitian yang mempelajari preferensi Untuk menentukan jumlah kelompok yang
manusia (seperti bahasa, sarana diseminasi, pesan dibutuhkan perlu ditetapkan terlebih dahulu
kunci, dan sebagainya), topik yang menjelaskan hipotesa topik yang akan diteliti. Misalnya apakah
bagaimana pengertian dan penerimaan kelompok jenis kelamin, umur, pendidikan, status sosial
masyarakat terhadap suatu hal, serta topik penelitian ekonomi penting bagi topik penelitian. Pedoman
yang bertujuan untuk menggali respons individu dalam menentukan jumlah kelompok:
(untuk informasi kuantitatif). Sebaliknya wawancara a) Minimal 2 kelompok pada tiap kategori.
one by one lebih tepat untuk hal ini (http://www. Misalnya melaksanakan 2 kelompok pada
talkingquality.gov/docs/section5/5_3.htm#Fokus%2 tiap-tiap segmen populasi, seperti kelompok
0Group%20different). pengguna Posyandu dan kelompok non

119
Buletin Penelitian Sistem Kesehatan – Vol. 16 No. 2 April 2013: 117–127

pengguna, kelompok laki-laki dan kelompok e) Perbedaan budaya. Peserta dengan perbedaan
wanita. Hal ini dilakukan karena tiap segmen budaya sebaiknya tidak disatukan dalam satu
dianggap berbeda perilaku dan sifatnya. kelompok, karena budaya yang dianutnya
b) Bahasan kelompok bervariasi. Misalnya menilai biasanya akan memengaruhi sikap dan
mutu pelayanan kesehatan, maka tanggapan dari perilakunya terhadap topik yang didiskusikan.
kelompok kedua akan membiaskan tanggapan f) Jenis kelamin. Apabila topik diskusi berkaitan
dari kelompok pertama. Demikian pula bila ada dengan jenis kelamin maka peserta harus
kelompok ketiga dan seterusnya. dipisahkan. Namun jika tidak, maka peserta
c) Sampai tidak ada informasi baru. Perlu pria dan wanita dapat disatukan dalam satu
dilaksanakan pada beberapa kelompok kelompok FGD.
sampai diperoleh informasi yang secara 3) Menentukan tempat diskusi FGD
umum sejalan dengan sebelumnya. Bila dari Faktor yang harus diperhatikan dalam menentukan
2 kelompok diperoleh informasi yang berbeda tempat FGD yaitu:
maka perbedaan tersebut perlu ditelusuri pada a) Mendatangkan rasa aman. Lokasi harus dipilih
beberapa kelompok lagi, sampai informasi yang di tempat di mana peserta merasa aman untuk
diperoleh dapat dimengerti dan digunakan. berbicara dan berpendapat karena tidak diamati
d) Ada makna dalam letak geografis. Bila letak oleh orang di luar kelompok.
geografis memberikan perbedaan pandangan, b) Nyaman. Pilih tempat yang nyaman bagi
gaya hidup, perilaku maupun angka kesakitan peserta, dalam arti tidak terlalu sempit dan
maka perlu dilakukan di tiap wilayah panas, sehingga mengganggu jalannya
geografis. diskusi.
2) Menentukan komposisi kelompok FGD c) Lingkungan yang netral. Jangan pilih tempat
a) Kelas sosial. Dalam satu kelompok sebaiknya yang dapat memengaruhi tanggapan peserta,
peserta mempunyai status sosial yang sama sehingga tanggapan yang diberikan tidak
untuk menghindari terjadinya ketimpangan. sesuai dengan apa yang dirasakannya. Hindari
tempat yang menimbulkan suasana intimidasi
Peserta dengan status sosial lebih tinggi
(http://www.talkingquality.gov/docs/section5/5_
cenderung lebih dominan daripada yang status
3.htm#Fokus%20Group%20different). Contoh,
sosialnya rendah.
bila ingin mendiskusikan masalah kualitas
b) Status hidup. Peserta yang mempunyai status
pelayanan kesehatan maka jangan dilakukan di
hidup yang berbeda, seperti umur, status
tempat pelayanan, seperti Puskesmas, Rumah
perkawinan, sebaiknya tidak disatukan dalam
Sakit, dan lain-lain.
satu kelompok karena pengalaman yang
d) Mudah dicapai peserta. Sebaiknya dilakukan
berbeda akan memberikan informasi yang
di tempat yang lokasinya tidak terlalu jauh dari
berbeda pula.
tempat tinggal peserta, karena faktor kelelahan
c) Status spesifik tertentu. Status spesifik tertentu
dapat memengaruhi tanggapan peserta. Pilih
yang berhubungan dengan tujuan penelitian
tempat yang mudah dijangkau alat transportasi,
seperti peserta KB dan non peserta KB yang
dan jika perlu sediakan tempat penitipan anak
melaksanakan ANC di tenaga kesehatan dan
agar peserta yang punya anak dan tak bisa
ANC di non tenaga kesehatan, tidak boleh
ditinggalkan, bersedia datang (http://www.
disatukan ke dalam satu kelompok karena talkingquality.gov/docs/section5/5_3.htm#Fok
akan memberikan tanggapan yang berbeda us%20Group%20different).
terhadap suatu masalah. e) One way mirror screen. Di negara-negara
d) Tingkat keahlian. Peserta yang memiliki maju, FGD dilaksanakan di ruang kaca satu
tingkat keahlian maupun pengalaman yang arah, di mana selama diskusi berlangsung
berbeda terhadap sesuatu sebaiknya tidak dapat diobservasi oleh pihak luar (dalam hal
disatukan dalam satu kelompok karena akan ini peneliti) tanpa diketahui oleh peserta diskusi
memengaruhi tanggapan mereka terhadap sehingga tidak memengaruhi tanggapan yang
sesuatu masalah. diberikan.

120
Teknik Focus Group Discussion (Astridya Paramita dan Lusi Kristiana)

4. Pengaturan tempat duduk didiskusikan sebelum dimulai agar peserta


Tempat duduk diatur sedemikian rupa sehingga tidak membuat opini sebelum memasuki sesi.
peserta terdorong mau berbicara. Sebaiknya Hal ini tidak berlaku untuk yang bertujuan
peserta duduk dalam satu lingkaran bersama- mendapatkan feedback terhadap pengetahuan
sama fasilitator. Pencatat biasanya duduk di luar peserta, contohnya peserta yang menjalankan
lingkaran. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam fungsi sebagai mediator atau provider (http://
mengatur tempat duduk adalah: www.talkingquality.gov/docs/section5/popups/
a) Hindari pengurutan status. Urutan duduk peserta methodology_pop.htm).
sebaiknya dilakukan secara acak, sehingga b) Menjelaskan rencana dan meminta calon
tidak memengaruhi tanggapan peserta. peserta untuk berpartisipasi. Menyebutkan juga
b) Memungkinkan fasilitator bertatap mata beberapa orang yang telah bersedia ikut serta
dengan peserta. Hal ini penting dilakukan agar calon peserta lain ikut berpartisipasi.
untuk mengendalikan kelompok, mendorong c) Memberitahukan tanggal, waktu, tempat dan
peserta pemalu dan pendiam serta membatasi lamanya pertemuan.
peserta dominan. d) Apabila seseorang tidak mau atau tidak dapat
c) Jarak yang sama antara fasilitator dengan tiap datang, maka tekankan pentingnya kontribusi
peserta. Hal ini dimaksudkan untuk mendorong orang tersebut. Dan jika tetap menolak maka
interaksi dan perasaan sebagai bagian dari ucapkan terima kasih.
kelompok, sehingga seluruh peserta bisa e) Jika orang tersebut mau datang maka
berperan aktif dalam diskusi. beritahukan kembali tentang hari, jam, tempat
5. Menyiapkan undangan dan pentingnya berpartisipasi.
Agar FGD memperoleh hasil yang baik, peserta 6. Menyiapkan fasilitator
FGD harus homogen yaitu mempunyai persamaan Fasilitator haruslah seorang yang peka, serta
jenis kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan, dan perhatian terhadap adanya perbedaan peserta
lain-lain. Pada waktu mengundang peserta, ada dalam sebuah kelompok. Jika memungkinkan,
beberapa yang perlu diperhatikan yaitu: fasilitator dipilih seorang yang secara demografi
mempunyai kesamaan dengan peserta (etnis,
a) Menjelaskan kepada calon peserta mengenai
usia, penghasilan, gender, dan lain-lain) (http://
lembaga yang mengadakan penelitian dan
www.talkingquality.gov/docs/section5/5_3.htm#F
tujuannya. Namun peserta tidak perlu tahu
okus%20Group%20different).
secara mendetail perihal topik yang akan
Standar minimal yang perlu dikuasai oleh

Peserta
Notulen Peserta
Peserta Observer

Fasilitator Peserta

Peserta
Peserta

Peserta Peserta

One way mirror screen

Gambar 1. Contoh desain tempat duduk FGD

121
Buletin Penelitian Sistem Kesehatan – Vol. 16 No. 2 April 2013: 117–127

fasilitator adalah tujuan dan topik sehingga d) Mampu mengarahkan kelompok, bukan
mampu memahami diskusi yang berlangsung sebaliknya.
dan mengembangkan pertanyaan-pertanyaan e) Bertugas mengajukan pertanyaan dan tetap
lanjutan. Kemampuan fasilitator dalam membaca netral terhadap jawaban peserta. Memastikan
bermacam-macam respons peserta, dengan tetap kepada peserta bahwa tidak ada jawaban
menjaga agar diskusi tetap pada jalurnya, juga mereka yang benar atau salah. Tidak boleh
sangat penting. memberikan persetujuan atau ketidaksetujuan
Fasilitator bisa berasal dari tenaga profesional terhadap jawaban yang akan memengaruhi
(dengan menggaji seorang fasilitator yang sudah pendapat peserta.
terlatih), atau salah seorang tim peneliti yang f) Mengamati peserta dan tanggap terhadap
dianggap mampu. Fasilitator profesional adalah reaksi para peserta. Mendorong semua peserta
fasilitator yang telah dilatih untuk mampu menjaga untuk berpartisipasi dan tidak membiarkan
netralitas, tidak menghakimi, dan memimpin sejumlah individu memonopoli diskusi. Perlu
diskusi serta memberi pertanyaan secara disadari bahwa dinamisitas sebuah kelompok
jelas tapi ringkas. Langkah-langkah yang perlu bisa menimbulkan dampak tak terprediksi bagi
diperhatikan jika memakai fasilitator profesional peserta. Sebagai contoh, seorang peserta yang
adalah sebagai berikut (http://www.talkingquality. dominan, bisa menjadikan peserta lain malas
gov/docs/section5/5_3.htm#Fokus%20Group%2 berbicara. Contoh lain adalah sebuah komentar
0different): jujur peserta, ternyata dapat memancing
a) Temui calon fasilitator untuk mengetahui peserta lain untuk memberikan respons yang
kemampuan interpersonal dan tingkah lakunya. lebih jujur lagi (http://www.talkingquality.gov/
Kepribadian fasilitator dapat memengaruhi docs/section5/5_3.htm#Fokus%20Group%20
respons peserta. Apakah calon fasilitator different).
bijaksana dan ramah, apakah orang ini g) Menciptakan hubungan baik dengan peserta
pendengar dan penanya yang baik? sehingga dapat menggali jawaban dan
b) Sedapat mungkin dengarkan hasil rekaman
komentar yang lebih dalam.
baik audio atau video sesi FGD yang pernah
h) Fleksibel dan terbuka terhadap saran,
dipimpin oleh calon fasilitator tersebut.
perubahan mendadak dan lain-lain.
c) Lihatlah salinan laporan singkat maupun
i) Mengamati komunikasi non verbal (gerakan
tuntunan wawancara yang telah dibuat oleh
tangan, perubahan raut wajah) antar peserta
fasilitator dalam FGD terdahulu.
dan tanggap terhadap hal tersebut.
Jika tidak ada dana untuk menggaji seorang
j) Hati-hati terhadap nada suara dalam
profesional, fasilitator dapat direkrut dari tim peneliti
mengajukan pertanyaan. Peserta akan merasa
yang telah mempunyai pengalaman sebagai
tidak senang apabila nada suara fasilitator
fasilitator. Kuncinya adalah: pilih seorang yang
memperlihatkan ketidaksabaran, dan tidak
mampu bersikap objektif dan tidak defensif saat
bersahabat.
berbicara dengan orang lain.
k) Mengusahakan tidak ada interupsi dari luar
Peranan fasilitator adalah sebagai berikut (http://
pada waktu FGD berjalan.
www.enolsatoe.org/content/view/15/33/):
l) Menganalisa data dengan menggunakan
a) Menjelaskan tentang topik diskusi.
proses induktif.
b) Memahami topik diskusi sehingga dapat
menguasai pertanyaan. Seorang fasilitator Fasilitator juga bertugas memberikan laporan
tidak perlu seorang ahli yang berkaitan dengan tertulis yang secara singkat berisi temuan-temuan
topik diskusi. meliputi pengertian, tren, pola dan tema yang muncul
c) Melakukan pendekatan kepada peserta selama diskusi. Potongan-potongan komentar
sehingga peserta terdorong untuk mengeluarkan peserta dapat digunakan untuk menggambarkan
pendapatnya. Fasilitator yang mempunyai rasa ide-ide yang muncul selama FGD. Jadi tugas
humor menjadi nilai plus dalam memimpin fasilitator bukan sekedar menghubungkan
sebuah FGD. pendapat/opini peserta melainkan menyampaikan

122
Teknik Focus Group Discussion (Astridya Paramita dan Lusi Kristiana)

isu yang muncul dari kelompok diskusi (http:// dipersiapkan terlebih dahulu peralatan maupun
www.talkingquality.gov/docs/section5/5_3.htm# perlengkapan yang dibutuhkan dalam FGD.
Fokus%20Group%20different). Fasilitator perlu Misalnya: alat untuk mencatat hasil (notes atau
mempersiapkan petunjuk diskusi agar diskusi notebook/laptop), tape atau video recorder, kaset,
dapat terfokus. Petunjuk diskusi ini berupa daftar baterai, petunjuk diskusi, serta gambar atau foto-
pertanyaan terbuka (open ended) (http://www. foto apabila dibutuhkan. Dengan adanya media
enolsatoe.org/content/view/15/33/). Sekalipun rekaman maka sikap verbal dan non verbal dapat
menggunakan semacam tuntunan diskusi, dilihat kembali setelah FGD selesai dilakukan.
seorang fasilitator wajib mendorong peserta untuk Pembukaan FGD
berbicara secara bebas dan spontan (http://www.
talkingquality.gov/docs/section5/5_3.htm#Fokus Pada waktu membuka diskusi, fasilitator perlu
%20Group%20different). memperhatikan hal-hal sebagai berikut (http://www.
7) Menyiapkan pencatat (notulen) FGD enolsatoe.org/content/view/15/33/):
Pencatat berlaku sebagai observer selama FGD 1. Memperkenalkan diri serta nama pencatat dan
berlangsung dan bertugas mencatat hasil diskusi. peranan masing-masing.
Catatan hasil FGD harus ditulis lengkap, yang 2. Memberi penjelasan tujuan diadakan FGD.
meliputi: 3. Meminta peserta memperkenalkan diri dan
a) Tanggal pertemuan, waktu mulai dan waktu dengan cepat mengingat nama peserta dan
selesai. menggunakannya pada waktu berbicara dengan
b) Nama lingkungan dan catatan singkat mengenai peserta.
lingkungan tersebut serta informasi lain yang 4. Menjelaskan bahwa pertemuan tersebut tidak
mungkin dapat memengaruhi aktivitas peserta, bertujuan untuk memberikan ceramah tetapi untuk
misalnya jarak yang harus ditempuh peserta ke mengumpulkan pendapat dari peserta. Tekankan
tempat FGD. bahwa fasilitator ingin belajar dari para peserta.
c) Tempat pertemuan dan catatan ringkas mengenai 5. Menekankan bahwa fasilitator membutuhkan
tempat serta sejauh mana tempat tersebut pendapat dari semua peserta dan sangat penting,
memengaruhi peserta. Misalnya apakah tempat sehingga diharapkan semua peserta bebas
tersebut cukup luas, menyenangkan peserta mengeluarkan pendapat.
dan lain-lain. 6. Menjelaskan bahwa pada waktu fasilitator
d) Jumlah peserta dan beberapa uraiannya yang mengajukan pertanyaan, jangan berebutan
meliputi jenis kelamin, umur, pendidikan dan menjawab pada waktu yang bersamaan.
lain-lain. 7. Memulai pertemuan dengan mengajukan
e) Deskripsi umum mengenai dinamika kelompok. pertanyaan yang sifatnya umum, yang tidak
Contoh gambaran partisipasi peserta, berkaitan dengan topik diskusi.
apakah ada peserta dominan, peserta yang Pelaksanaan atau Teknik Pengelolaan FGD
menunjukkan kebosanan, peserta yang selalu Usahakan agar orang yang dianggap ahli tidak
diam dan lain-lain. hadir (misalnya bidan, dokter atau lurah dalam FGD
f) Pencatat harus menuliskan kata-kata yang ibu-ibu pengunjung Posyandu). Tetapi apabila tidak
diucapkan dalam bahasa lokal oleh peserta. dapat dihindari maka mohon kepada mereka untuk
g) Pencatat memperingatkan kepada fasilitator diam dan mendengarkan diskusi dan apabila ada ide
kalau ada pertanyaan yang terlupakan atau atau saran-saran bisa dikemukakan kepada fasilitator
juga mengusulkan pertanyaan yang baru. sesudah diskusi selesai. Beberapa teknik yang dapat
h) Pencatat dapat meminta peserta untuk dilakukan pada waktu melaksanakan FGD yaitu
mengulangi komentarnya apabila fasilitator (http://www. enolsatoe.org/content/view/15/33/):
tidak dapat mendengarkan komentar peserta 1. Klarifikasi. Sesudah peserta menjawab pertanyaan,
tersebut karena sedang mendengarkan fasilitator dapat mengulangi jawaban peserta dalam
komentar peserta lain. bentuk pertanyaan untuk meminta penjelasan
8. Menyiapkan perlengkapan FGD yang lebih lanjut. Misalnya, apakah saudara dapat
Agar pelaksanaan berjalan dengan baik maka perlu menjelaskan lebih lanjut tentang hal tersebut.

123
Buletin Penelitian Sistem Kesehatan – Vol. 16 No. 2 April 2013: 117–127

2. Reorientasi. Agar diskusi hidup dan menarik, selalu menyebutkan namanya dan mengajukan
teknik reorientasi harus efektif. Fasilitator dapat pertanyaan.
menggunakan jawaban seorang peserta untuk 5. Penggunaan gambar atau foto. Dalam melakukan
ditanyakan kepada peserta lainnya. Misalnya; Ibu FGD, fasilitator dapat menggunakan foto atau
Tati, Ibu Sri mengatakan bahwa beliau menyusui gambar, misalnya memperlihatkan foto anak yang
bayinya sampai 6 bulan. Bagaimana ibu Tati? kurang gizi dan menanyakan ”bagaimana keadaan
(yang selalu diam), sampai berapa bulan ibu anak tersebut? Apa yang harus ibu lakukan?”
menyusui bayi ibu?
3. Peserta yang dominan. Apabila ada peserta yang
dominan, maka fasilitator harus lebih banyak CONTOH PENERAPAN FOCUS GROUP
memperhatikan peserta lain agar supaya mereka DISCUSSION
lebih berpartisipasi. Dapat juga dilakukan dengan Berikut diberikan contoh penerapan FGD dalam
tidak memperhatikan orang yang dominan tersebut upaya meningkatkan kunjungan pelayanan Kesehatan
sehingga tidak mendorongnya untuk mengeluarkan Reproduksi Remaja (KRR) di Puskesmas. Sampai
pendapat atau jawaban. Apabila tidak berhasil saat ini kebutuhan remaja akan informasi, pendidikan
maka secara sopan fasilitator dapat menyatakan dan pelayanan tentang kesehatan reproduksi masih
kepadanya untuk memberi kesempatan pada belum dapat terpenuhi dengan baik (http://www.
peserta yang lain untuk berbicara. kompas.com/kompas-cetak/0201/18/iptek/kese10.
4. Peserta yang diam. Agar peserta yang diam htm). Puskesmas sebagai pelaksana pelayanan
mau berpartisipasi, maka sebaiknya memberikan kesehatan reproduksi strata pertama diharapkan
perhatian yang banyak kepadanya dengan dapat mengisi kebutuhan remaja, mengingat semakin

Berikut contoh dalam mengatur jadwal pelaksanaan FGD, mulai dari persiapan hingga pelaksanaan
FGD

Minggu Pertama
– Pengembangan dan evaluasi tujuan dan topik FGD.
– Membuat ringkasan metodologi yang akan dilakukan, waktu penelitian, biaya
dan detail implementasi seperti lokasi pelaksanaan, spesifikasi rekrutmen,
dan topik umum yang akan dibahas

Minggu Kedua
– Membuat dan melakukan skrining pertanyaan untuk FGD. Pada tahap ini
harus sudah diketahui tipe peserta FGD
– Fasilitator membuat draf tuntunan pertanyaan diskusi. Outline tuntunan
pertanyaan ini mencakup seluruh topik yang akan dibahas pada penelitian
dan lama waktu yang diperlukan
– Mulai rekrutmen
Minggu Keempat dan Kelima
– Pelaksanaan FGD. Umumnya dalam sebuah topik diperlukan 2 atau 3 kali
pelaksanaan FGD, dengan setiap sesi selama 1–2 jam

Dengan menggunakan 5 hari kerja, pada minggu terakhir bulan tersebut, hari yang tersisa dimanfaatkan untuk
menyelesaikan laporan akhir FGD. Laporan berisi ringkasan hal-hal yang telah ditemukan oleh peneliti, begitu pula
kesimpulan dan rekomendasi dari fasilitator.

124
Teknik Focus Group Discussion (Astridya Paramita dan Lusi Kristiana)

pesatnya pengetahuan dan teknologi yang membuat diskusi untuk mendapatkan data-data respons remaja
remaja semakin mudah untuk mengakses informasi terhadap keberadaan pelayanan KRR serta model
mengenai kesehatan reproduksi dan seksualitas dari pelayanan yang diharapkan.
berbagai media sesuai dengan kebutuhannya. Namun U n t u k m e ny e l e s a i k a n m a s a l a h k u r a n g
sayangnya, informasi yang diberikan oleh media maksimalnya pelayanan KRR di Puskesmas maka
tersebut belum tentu benar. diperlukan penelitian untuk menggali data sebanyak-
Salah s atu hasil penelit ian t ahun 20 0 6 banyaknya yang berkaitan dengan faktor penyebab
menyebutkan bahwa pelayanan KRR di Puskesmas masalah. Untuk itu akan dilakukan teknik FGD guna
masih belum maksimal, dan salah satu penyebabnya menggali data yang diperlukan. Berikut adalah tahap-
adalah kurangnya respons siswa SMP maupun SMA tahap pelaksanaannya:
terhadap pelayanan Kesehatan Reproduksi Remaja
di Puskesmas. Hal ini karena kurangnya kesadaran Bagian pertama
remaja terhadap kesehatan reproduksi (Paramita Beberapa menit pertama begitu FGD dimulai,
A. dkk, 2006). Dengan demikian, penyelesaian merupakan saat yang kritis. Dalam waktu yang
masalah kurang maksimalnya pelayanan KRR di singkat, fasilitator harus dapat menciptakan suasana
Puskesmas ini bukan hanya menjadi tanggung nyaman untuk mengungkapkan pendapat namun
jawab petugas Puskesmas namun juga perlu penuh pemikiran. Sesudah memberikan penjelasan
adanya pemberdayaan masyarakat, khususnya pada tentang tujuan FGD dan apa yang akan dikerjakan,
kelompok remaja sebagai sasaran pelayanan KRR. sangat penting untuk membuat pertanyaan terbuka
Kegiatan pemberdayaan ini dapat berupa kegiatan untuk mendorong terjadinya diskusi/debat. Untuk

Topik FGD : Peningkatan Kunjungan Pelayanan Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR) Di Puskesmas A
Tujuan : Mengetahui pengetahuan peserta mengenai kesehatan reproduksi remaja, keberadaan
Pelayanan KRR di Puskesmas A, pemanfaatan peserta terhadap Pelayanan KRR di
Puskesmas A, dan jenis pelayanan KRR yang dibutuhkan oleh peserta
Frekuensi : Tergantung jumlah Sekolah Menengah Umum (SMU) yang ada di wilayah kerja Puskesmas
A. Jika ada 2 sekolah maka FGD diselenggarakan 2 kali pada hari yang berbeda
Jumlah kelompok : Setiap penyelenggaraan FGD terdiri dari 2 kelompok, yaitu kelompok laki-laki dan kelompok
perempuan, yang diselenggarakan bersamaan
Undangan : – Fasilitator/moderator (moderator profesional yang paham tentang kesehatan reproduksi
remaja atau seorang peneliti)
– Pencatat/notulen (peneliti)
– Peserta (10 orang perempuan dan 10 orang laki-laki pelajar SMU kelas XI, untuk masing-
masing sekolah. Peserta tidak pernah memanfaatkan pelayanan KRR yang ada di
Puskesmas A)
– Observer (peneliti, kepala dan petugas KRR puskesmas A, Dinas Kesehatan Kabupaten/
Kota setempat)
Tempat : Balai pertemuan Kantor Kelurahan/Kantor Desa di mana Puskesmas A berada
Perlengkapan yang : Agar pelaksanaan FGD berjalan dengan baik maka juga perlu dipersiapkan terlebih dahulu
dibutuhkan peralatan-peralatan maupun perlengkapan-perlengkapan yang dibutuhkan, yaitu: alat untuk
mencatat hasil FGD (notes atau notebook/laptop), tape atau video recorder, kaset, batere,
petunjuk diskusi, serta gambar atau foto-foto yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi
dan perilaku seksual yang bebas serta akibatnya
Desain petunjuk : Untuk memaksimalkan keefektifan evaluasi, maka petunjuk diskusi menjadi 2 bagian
diskusi pertanyaan diskusi. Bagian pertama, fasilitator menanyakan seputar pertanyaan umum.
Bagian kedua, dibuat materi diskusi untuk lebih menggali persoalan yang sudah mulai
keluar pada bagian pertama, keuntungan dan kerugian yang didapat sehubungan dengan
adanya pelayanan KRR, manfaat dalam memecahkan masalah KRR yang ada, saran untuk
pelayanan KRR yang lebih baik atau pelayanan KRR bentuk lain sesuai ide peserta, ide-ide
peserta yang mungkin muncul, dan sebagainya

125
Buletin Penelitian Sistem Kesehatan – Vol. 16 No. 2 April 2013: 117–127

tujuan ini, fasilitator bisa presentasi atau menampilkan data faktor penyebab masalah rendahnya kunjungan
visualisasi pada layar lebar tentang KRR. Kemudian, remaja terhadap pelayanan kesehatan reproduksi
berikan pertanyaan untuk memancing peserta di puskesmas, pelayanan kesehatan reproduksi
mendiskusi presentasi yang baru saja diberikan. yang dibutuhkan masyarakat, serta potensi yang
Pada tahap ini fasilitator bisa menanyakan dimiliki remaja agar angka kunjungan remaja terhadap
beberapa pertanyaan tentang apa itu KRR, seputar pelayanan kesehatan reproduksi remaja di puskesmas
permasalahan KRR yang ada, pengetahuan tentang dapat meningkat.
adanya fasilitas pelayanan KRR yang sudah ada, dan
lain-lain. Beberapa contoh pertanyaan: KESIMPULAN DAN SARAN
1. Apa yang anda ketahui tentang KRR?
2. Permasalahan apa saja yang dijumpai sehari-hari Kesimpulan
sehubungan dengan KRR? Focus Group Discussion merupakan teknik yang
3. Apakah anda tahu bahwa ada fasilitas pelayanan tepat untuk menggali data-data dengan karakteristik
KRR di Puskesmas A? Pernahkah berkunjung ke khusus maupun penelitian dengan tujuan tertentu.
sana, jika tidak kenapa? Melalui teknik FGD dapat diketahui tentang persepsi,
4. Dan seterusnya opini, kepercayaan dan sikap terhadap suatu produk,
pelayanan, konsep atau ide, maupun memungkinkan
Bagian kedua dilakukannya suatu kajian kebutuhan atau evaluasi
Bagian kedua bertujuan untuk mengeksplorasi program yang tidak dapat dilaksanakan jika
aspek atau menjawab tujuan penelitian. menggunakan teknik pengumpulan data lainnya.
Beberapa contoh pertanyaan yang bisa diberikan Dengan diperolehnya data yang berhubungan dengan
antara lain: faktor penyebab masalah dan potensi yang dimiliki
1. Apakah pelayanan KRR memang ada gunanya. untuk menyelesaikan masalah, maka suatu masalah
Jika ya, kenapa? (kegunaan/fungsi berguna untuk dapat segera diselesaikan. Teknik ini tidak hanya
mengerti kebutuhan pengguna) Apakah anda dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah,
tertarik jika ada informasi tentang KRR maupun melainkan juga dapat diterapkan untuk penggalian
pelayanan KRR? informasi persepsi dan kebutuhan yang berkaitan
2. Menurut anda apakah jenis pelayanan KRR yang dengan masalah tersebut.
ada di puskesmas A sudah cukup menampung Kelemahan dari teknik ini adalah tidak dapat
permasalahan KRR yang ada? digunakan untuk tujuan kuantitatif, misalnya tes
3. Apakah anda pernah memanfaatkan pelayanan hipotesis, tidak dapat digunakan pada pembahasan
KRR tersebut? Jika ya, bagaimana pelayanannya sebuah topik yang sangat sensitive sehingga peserta
dan apa manfaat yang anda dapatkan? Jika tidak, menjadi ragu-ragu dalam mengungkapkan perasaan
mengapa? dan pengalamannya secara bebas seperti perilaku
4. Apakah ada pihak lain, selain puskesmas, yang seksual atau HIV AIDS yang dialami peserta, peserta
menyelenggarakan pelayanan semacam ini? kadang sulit dikendalikan ketika diskusi berlangsung,
5. Apa saran anda untuk lebih mengenalkan masalah ser ta hasil dan kesimpulan diskusi terkadang
KRR pada remaja? dipengaruhi oleh pandangan dan pendekatan dari
6. Apa saran anda mengenai pelayanan KRR agar moderator.
lebih baik? Saran
7. Apakah anda mempunyai ide bagaimanakah
Agar hasil pelaksanaan FGD bisa didapatkan
metode yang harusnya dijalankan agar KRR
secara maksimal, disarankan bagi peneliti dalam
maupun fasilitas pelayanan KRR lebih efektif?
melaksanakan FGD perlu me-review kembali kaidah-
Setiap pertanyaan di atas, dapat dikembangkan kaidah FGD dan melakukannya seideal mungkin
lebih lanjut tergantung pada jawaban yang diberikan sehingga hasil diskusi maksimal dan didapatkan data
oleh peserta. Melalui teknik FGD, dapat diperoleh sesuai tujuan penelitian.

126
Teknik Focus Group Discussion (Astridya Paramita dan Lusi Kristiana)

DAFTAR PUSTAKA Krueger, Richard A. 1988. FOCUS GROUPS: A Practical


Guide for Applied Research. SAGE Publications.
The Focus Group Process. Diakses dari: http://www.
California.
isixsigma.com/offsite.asp?A=Fr&Uri=http://www.
An Overview of Fokus Group Methodology. Diakses dari:
groupsplus.com/pages/process.htm. Sitasi 2 Maret
http://www.talkingquality.gov/docs/section5/popups/
2009.
methodology_pop.htm. Sitasi 2 Maret 2009.
Focus Group Discussion (FGD). Diakses dari: http://www.
Paramita A, Widjiartini, Paiman Soeparmanto. 2006.
enolsatoe.org/content/view/15/33/. Sitasi 23 Maret
Pelayanan Kesehatan Reproduksi Remaja oleh
2009.
Puskesmas yang di Wilayah Kerjanya Terdapat Lokasi
Kesehatan Reproduksi Remaja Terabaikan. Diakses dari:
Prostitusi (Studi di Kota Malang dan Kabupaten
http://www.kompas.com/kompas-cetak/0201/18/iptek/
Tulungagung). Buletin Penelitian Sistem Kesehatan,
kese10.htm. Sitasi Mei 2006.
IX(3): 156–163. Surabaya.
Kresno S, Ella Nurlaela H, Endah Wuryaningsih, Iwan
Tecnique for Testing and Evaluation. Diakses dari: http://
Ariawan. 1999. Aplikasi Penelitian Kualitatif dalam
www.talkingquality.gov/docs/section5/5_3.htm#Fok
Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular,
us%20Group%20different. Sitasi 2 Maret 2009.
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
What to expect. Diakses dari: http://www.srcentre.com.
Indonesia bekerja sama dengan Direktorat Jenderal
au/participants/focus-group-participants. Sitasi
Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan
13 Maret 2013.
Lingkungan Pemukiman Depkes RI. Jakarta.

127

You might also like