You are on page 1of 13

Konflik Masyarakat Perkebunan Dan Advokasi Dalam Perspektif Aswaja

Studi Kasus Masyarakat Kabupaten Tebo Provinsi Jambi

1
Muttaqin
( Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi )
2
Habibatul Hasanah. A
( Institut Agama Islam Yayasan Nurul Islam Bungo)
3
M. Walillah
( Institut Agama Islam Tebo )

ABSTRAK

Konflik antara warga desa dan perkebunan kelapa sawit terjadi karena perebutan sumber
daya alam. Tujuan penelitian untuk menjelaskan proses terjadinya konflik serta upaya
penyelesaian. Penelitian menggunakan metode sejarah melalui tahap heuristik, data dikumpulkan
dari wawancara dan dokumen. Tahap kritik untuk mengetahui keabsahan data. Tahap interpretasi
untuk menganalisis temuan. Tahap historiografi sebagai hasil rekonstruksi masa lampau secara
naratif. Hasil penelitian, sejak 2023 warga menolak masuknya perkebunan kelapa sawit. Tahun
2023 masuk perkebunan kelapa sawit. Tahun 2023 pihak perkebunan melakukan aktivitas di
lahan sengketa sehingga memicu konflik dengan warga. Penyelesaian konflik oleh warga dan
perusahaan sejak 2023 menemui kegagalan. Tahun 2023 penyelesaian konflik dimediasi oleh
anggota dewan yang menghasilkan tiga kesepakatan, namun tidak diikuti dengan pemantauan
sehingga terjadi pelanggaran. Kesimpulan, konflik terjadi karena adanya aktivitas dari
perkebunan. Rekomendasinya, resolusi konflik seyogyanyadiikuti dengan pemantauan
kesepakatan untuk mengetahui kepatuhan para pihak.

Kata kunci : Konflik, Resolusi Konflik, Pemantauan Kesepakatan

PENDAHULUAN

Provinsi Jambi merupakan provinsi dengan luas perkebunan sawit terluas di Indonesia
yaitu 3,38 juta ha atau 20,68% dari total luas areal perkebunan kelapa sawit yang tersebar di 26
provinsi. Luasnya perkebunan kelapa sawit yang ada di Provinsi jambi juga menyebabkan
tingginya konflik tanah yang terjadi. Tahun 2019 jumlah konflik pada sektor perkebunan yaitu
40 konflik yang tidak terlepas dari semakin banyak perusahaan perkebunan yang melakukan
ekspansi lahan konsesi dengan menyerobot lahan milik masyarakat maupun lahan kehutanan.
Aktor yang paling banyak bersengketa dan berujung pada konflik adalah perusahaan swasta
dengan masyarakat, dimana pihak yang dominan terlibat dalam konflik adalah perusahaan swasta
Masyarakat sebagai makhluk monodualis menunjukkan sifat bahwa, manusia dapat
menjadi makhluk individu, sosial dan dinamis (Azizah Raja, 2019). Sebagai individu manusia
memiliki kehendak berkuasa atas kepentingannya dengan orang lain (Nietzche 2019). Atas dasar
itulah konflik kepentingan muncul di tengah kehidupan sosial, diantara kelompok dengan
kelompok, individu satu dengan lainnya, maupun kelompok dengan idividu (Yanti, 2020).
Konflik merupakan permasalahan yang sulit untuk dihindari atas perbedaan pandangan
Kontruksi, individu maupun kelompok dan tidak dapat dinetralisir. Konflik masyarakat dapat
dipengaruhi oleh gerakan sosial dengan berbagai kepentingan (Alfitra, 2017).
Pemerintah sebagai pemangku kebijakan sudah seharusnya berupaya untuk
menyelesaikan konflik di berbagai daerah dengan berbagai kultur pertahanan yang berbeda-beda
(Zuber, 2013). Namun, realitasnya praktik penyelesaian persoalan pertanahan semakin jauh dari
harapan ideal masyarakat. Esensi pemanfaatan tanah khususnya pada kehidupan masyarakat
agraris dimaksudkan untuk kemakmuran kehidupan yang berkeadilan sosial (Fringka, 2017).
Dalam Muktamar Ke-34 Nahdlatul Ulama (NU) yang digelar di Bandar Lampung pada
22-24 Desember 2021 lalu memutuskan bahwa hukumnya haram perampasan tanah rakyat oleh
negara. Berdasarkan hasil Bahtsul Masail Ad-Diniyah Al-Waqi'iyah Muktamar NU, bahwa tanah
yang sudah dikelola oleh rakyat selama bertahun-tahun baik melalui proses iqtha' (redistribusi
lahan) oleh pemerintah atau ihya’ (pengelolaan lahan), maka pemerintah haram mengambil tanah
tersebut. Pasalnya, perampasan tanah rakyat oleh negara merupakan tindakan yang tidak adil dan
melanggar hak asasi manusia. Tanah adalah hak milik rakyat yang dijamin oleh konstitusi, dan
tidak dapat dirampas secara sewenang-wenang oleh negara.
Hukum Islam melarang negara merampas tanah rakyat secara sewenang-wenang. Dalam
konteks Indonesia, perampasan tanah rakyat oleh negara sering terjadi dalam kasus-kasus
pembangunan proyek infrastruktur dan investasi yang diberikan pada pengusaha seperti jalan tol,
waduk, perkebunan, dan kawasan bisnis khusus. Seringkali, masyarakat yang tanahnya dirampas
tidak mendapatkan ganti rugi yang sepadan. Hal ini jelas bertentangan dengan hukum Islam .1

1
https://nu.or.id/syariah/pandangan-nu-pada-konflik-agraria-rakyat-dengan-pemerintah-WalIJ
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode Kajian Pustaka (Library Research) dengan
pendekatan deduktif. Abdul Rahman Sholeh menyatakan bahwa penelitian kepustakaan (Library
Research) adalah penelitian yang menggunakan cara agar menerima data informasi dengan
menggunakan fasilitas yang ada di perpustakaan, seperti manuskrip, buku, kitab, majalah,
dokumen-dokumen, biografi, serta catatan kisah-kisah sejarah.2

HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN


A. Pengertian Teori, Konflik, Masyarakat, Advokasi Dan Aswaja
Teori konflik lainnya adalah teori yang dikemukakan oleh Ralf Dahrendorf yang
mengemukakan bahwa masyarakat terdiri atas organisasi-organisasi yang didasarkan pada
kekuasaan (dominasi satu pihak atas pihak lain atas dasar paksaan) atau wewenang (dominasi
yang diterima dan diakui oleh pihak yang dikoordinasi secara paksa) karena kepentingan kedua
pihak dalam asosiasi-asosiasi tersebut berbeda. Pihak penguasa berkepentingan untuk
mempertahankan kekuasaan, sedangkan pihak yang dikuasai berkepentingan untuk memperoleh
kekuasaan yang dapat menyebabkan perubahan sosial. Dengan demikian, konflik menurut
Dahrendorf merupakan sumber terjadinya perubahan sosial.3
Firman Allah :
)40 : ‫الظلمين (الشورى‬ ‫وجزؤا سيئة سيئة مثلها فمن عفا واصلح فاجره على هللا انه ال يحب‬
Artinya : “Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa, maka barangsiapa
memaafkan dan berbuat baik maka pahalanya atas (tanggungan) Allah,
Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang dhalim”. (Q.S. Asy Syura :
40).
Sepintas ayat ini tidak tampak membicarakan masalah persengketaan. Tetapi apabila
dicermati dengan adanya kata “balasan”, “kejahatan”, “memaafkan”, dan “berbuat baik”, tentu
ada dua pihak. Dalam konteks ayat ini pokok masalahnya adalah adanya “kejahatan”, tentu ada
dua pihak, yaitu : Pelaku kejahatan dan Korban Kejahatan.
Konflik dalam pandangan Karl Marx merupakan suatu bentuk pertentangan kelas. Ia juga
memperkenalkan konsep struktur kelas di masyarakat. Masyarakat dilihat sebagai arena
ketimpangan (inequality) yang mampu memicu konflik dan perubahan sosial. Marx melihat
konflik di masyarakat berkaitan dengan adanya kelompok yang berkuasa dan dikuasai. Konflik
2
Muhammad Mustofa, dkk. Metode Penelitian Kepustakaan (Library Research), Get Press Indonesia. H.1-2
3
Kamanto Sunarto, Pengantar Sosiologi (Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia,
2004), h. 218.
kelas timbul karena adanya pertentangan kepentingan ekonomi. Setidaknya teori Karl Marx
menyangkut empat teori dasar berikut ini:
1. Struktur kelas di masyarakat;
2. Kepentingan ekonomi yang saling bertentangan di antara kelas yang berbeda;
3. Adanya pengaruh besar dilihat dari kelas ekonomi terhadap gaya hidup seseorang;
4. Adanya pengaruh dari konflik kelas terhadap perubahan struktur sosial.
Pertentangan menurut Karl Marx dipicu oleh perbedaan akses terhadap sumber
kekuasaan, yakni modal. Dalam masyarakat kapitalis, hal tersebut berakibat pada dua kelas yang
saling bertentangan, yakni kelas borjuis dan proletariat.4
Coser menjelaskan bahwa konflik yang terjadi di tengah masyarakat tidak melulu hal
negatif, tetapi bisa menjadi sesuatu yang positif apabila pengelolaan dilakukan dengan baik.
Teori konflik menurut Coser memengaruhi adanya sosiologi konflik yang dilakukan untuk
mengelola adanya suatu permasalahan dalam kelompok. Coser memandang bahwa sistem sosial
memiliki sifat fungsional, sehingga terjadinya konflik di masyarakat bisa berarti positif apabila
dimanfaatkan dengan baik.5
Teori konflik Ralf Dahrendorf merupakan separuh penerimaan, separuh penolakan, serta
modifikasi teori sosiologi Karl Marx. Karl Marx berpendapat bahwa pemilikan dan Kontrol
sarana- sarana berada dalam satu individu- individu yang sama. Menurut Dahrendorf tidak selalu
pemilik sarana- sarana juga bertugas sebagai pengontrol lebih-lebih pada seratus tahun
kesembilan belas. Bangun-bangun penolakan tersebut beliau tunjukkan dengan memaparkan
perubahan yang terjadi di warga industri semenjak seratus tahun kesembilan belas.6
Secara umum pengertian masyarakat adalah sekumpulan individu-individu/ orang
yang hidup bersama, masyarakat disebut dengan “society” artinya adalah interaksi sosial,
perubahan sosial, dan rasa kebersamaan, berasal dari kata latin sociusyang berarti (kawan).
Istilah masyarakat berasal dari kata bahasa Arab syaraka yang berarti (ikut serta dan
berpartisipasi). Dengan kata lain pengertian masyarakat adalah suatu struktur yang mengalami
ketegangan organisasi maupun perkembangan karena adanya pertentangan antara
kelompok-kelompok yang terpecah secara ekonomi menurut (Karl Marx). Menurut Emile
4
https://www.gramedia.com/literasi/teori-konflik/
5
https://kumparan.com/sejarah-dan-sosial/mengenal-4-teori-konflik-menurut-para-ahli-208zpSOGhVq/4 (diakses
27 Desember 2023)
6
Ajeng Dwi Pratiwi,dkk, Konflik dalam Masyarakat Global,Jurnal Sosial Humaniora dan Pendidikan, Vol.2
No.2,2022, h. 80
Durkheim dalam Soleman B. Taneko bahwa masyarakat merupakan suatu kenyataan yang
obyektif secara mandiri, bebas dari individu-individu yang merupakan anggota-anggotanya,
masyarakat sebagai sekumpulan manusia yang hidup bersama, bercampur untuk waktu
yang cukup lama, mereka sadar bahwa mereka merupakan suatu kesatuan dan mereka
merupakan suatu system hidup bersama.7
Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2014 tentang Perkebunan menyatakan bahwa
perkebunan adalah segala kegiatan pengelolaan sumber daya alam, sumber daya manusia, sarana
produksi, alat dan mesin, budidaya, panen, pengolahan dan pemasaran terkait tanaman
perkebunan. Perkebunan merupakan salah satu subsektor yang mempunyai peranan penting dan
strategis dalam pembangunan nasional.8
Istilah advokasi sangat lekat dengan profesi hukum. Menurut Bahasa Belanda, advocaat
atau advocateur berarti pengacara atau pembela. Karenanya tidak heran jika advokasi sering
diartikan sebagai ‘kegiatan pembelaan kasus atau perkara di pengadilan.’ Dalam Bahasa Inggris,
to advocate tidak hanya berarti to defend (membela), melainkan pula to promote
(mengemukakan atau memajukan), to create (menciptakan) dan to change (melakukan
perubahan). Advokasi merupakan suatu usaha yang sistematis dan terorganisir untuk
mempengaruhi dan mendesakkan terjadinya perubahan kebijakan yang berpihak kemasyarakat
secara bertahap maju. Oleh karena itu advokasi lebih merupakan usaha perubahan sosial melalui
semua saluran dan alat demokrasi, proses-proses politik dan legislasi yang terdapat dalam sistem
demokrasi yang berlaku di suatu negara.9
Pengertian dari advokasi menurut Julie Stirling adalah serangkaian tindakan yang
dilakukan secara bertahap atau berproses. Hal ini bertujuan untuk mempengaruhi orang lain
dengan maksud mengubah kebijakan publik. Tindakan yang dilakukan tersebut sudah
terorganisir maupun terarah sehingga lebih mudah tercapai. Untuk mencapai hal itu, maka
seseorang membutuhkan seorang advokat yang paham akan suatu kebijakan dan hukum di dalam
suatu negara untuk membantu menegakkan keadilan.10
Tujuan utama advokasi adalah mendorong kebijakan publik yang mendukung program
pembangunan. Kebijakan publik harus dilihat dalam konteks yang lebih luas dari proses
7
Dony Prasetyo, Irwansyah, Memahami Masyarakat dan Persfektifnya, Jurnal Manajemen Pendidikan dan Ilmu
Sosial, Vol. 1, No. 1, 2020. H. 164
8
Rencana Strategis (RENSTRA) Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian RI 2020-2024, hlm. 7.
9
Teuku Zulyadi, Advokasi SosiaI, Jurnal Al-Bayan, Vol.21 No.30, 2014. H. 63
10
https://www.cakrawalapersada.com/pengertian-dari-advokasi/
pembangunan sosial dan ekonomi, maka beban advokasi yang ingin kami kemukakan adalah
yang partisipatif. Advokat biasa berorientasi pada isu atau program/kkegiata. Tujuan utama
adalah untuk memasarkan proyek/program/kegiatan, meningkatkan nilai dan menyampaikan
pesan. Isu pembangunan sosial dan ekonomi, bagaimanapun, membutuhkan advokasi ideologis,
politis, panik yang melibatkan berbagai sektor masyarakat. Fokus dalam advokasi partisipatif
adalah mencari “kerja sama” dan “mendengarkan” daripada “memberi tahu apa yang harus
dilakukan” dan mengandaikan pendekatan dua arah yang dinamis terhadap komunikasi. Dalam
advokasi partisipatif, peran advokat meliputi:
1. Penyajian ide-ide khusus atau isu-isu yang sedang dipertimbangkan;
2. Identifikasi kelompok pemangku kepentingan serta nilai dan kepentingan mereka;
3. Identifikasi sekutu potensial dan membangun aliansi;
4. Identifikasi saluran kebijakan dan pengambilan keputusan yang relevan;
5. Mengumpulkan dan memberikan informasi mengenai posisi pada masalah tersebut;
6. Menalar, mempengaruhi, melobi, mendorong dan membujuk pengambil keputusan dan
kelompok pemangku kepentingan lainnya;
7. Mengorganisir dan menghadiri pertemuan dengan kelompok pemangku kepentingan;
8. Menciptakan pemahaman bersama di antara para pemangku kepentingan mengenai masalah
ini;
9. Menegosiasikan tindakan dengan pemangku kepentingan berdasarkan pemahaman bersama
tentang masalah tersebut;
Secara khusus, tujuan advokasi adalah untuk mendorong partisipasi masyarakat dalam
pemerintahan dan mendukung pelaksanaan peraturan-peraturan tentang kesejahteraan sosial.
Advokasi adalah tindakan mendukung seseorang atau sekelompok orang terkait dengan
kebijakan publik seperti peraturan dan kebijakan pemerintah. Untuk mencapai tujuan yang
diinginkan, berbagai bentuk kegiatan advokasi dilakukan sebagai upaya memperkuat posisi
tawar sekelompok orang atau organisasi keagamaan terhadap pemerintah.11
Aswaja merupakan singkatan dari Ahlussunnah wa al-Jama’ah. Ada tiga kata yang
membentuk istilah tersebut, yaitu: Ahl, berarti keluarga, golongan, atau pengikut. Al-Sunnah,
secara bahasa bermakna al-thariqah-wa-law-ghaira mardhiyah (jalan atau cara walaupun tidak
diridhoi). Al-Jama’ah, berasal dari kata jama’ah artinya mengumpulkan sesuatu, dengan

11
Desi Suryani dan Yandrizal, Advokasi Pelayanan Kesehatan, (Jakarta : CV. Literasi Nusantara Abadi, 2022) h.4-5
mendekatkan sebagian ke sebagian lain. Jama’ah berasal dari kata ijtima’ (perkumpulan), lawan
kata dari tafarruq (perceraian), dan furqah (perpecahan). Jama’ah adalah sekelompok orang
banyak dan dikatakan sekelompok manusia yang berkumpul berdasarkan satu tujuan.12

B. Penyebab Terjadinya Konflik


Konflik Tanah Antar Warga dan PT APN Terjadi, Kades Tanah Garo Diduga Terima
Uang Rp1 Miliar Setidaknya ada 30 hektar tanah warga dari 4 desa di perbatasan Tebo-
Merangin yang diduga diserobot oleh PT Andika Perkasa Nusantara (PT APN) beberapa bulan
terakhir. Sehingga konflik tanah ini berujung pengusiran terhadap pekerja PT APN oleh warga.
Namun, pihak PT APN menyangkal telah menyerobot tanah warga. Pasalnya, pihak PT APN
mengaku telah membeli tanah tersebut dari Kepala Desa Tanah Garo, Kecamatan Muara Tabir,
Kabupaten Tebo, Surya Bahkan pihak PT APN kecewa terhadap oknum Kades tersebut karena
tidak bisa menjelaskan kepada warga dari 4 desa tersebut, yakni Desa Ulak Makam, Tunggul
Bulin, Rantau Limau Manis dan Mekar Limau Manis, Kecamatan Tabir Ilir. Manajer PT APN
Ardiansyah menjelaskan kepada warga bahwa pihaknya telah mengeluarkan uang Rp1 Miliar
kepada Kades Tanah Garo untuk uang ganti rugi.

C. Dampak Yang Ditimbulkan


Bahkan pihak PT APN kecewa terhadap oknum Kades tersebut karena tidak bisa
menjelaskan kepada warga dari 4 desa tersebut, yakni Desa Ulak Makam, Tunggul Bulin,
Rantau Limau Manis dan Mekar Limau Manis, Kecamatan Tabir Ilir. Manajer PT APN
Ardiansyah menjelaskan kepada warga bahwa pihaknya telah mengeluarkan uang Rp1 Miliar
kepada Kades Tanah Garo untuk uang ganti rugi.
 DPRD Kabupaten Tebo lakukan rapat dengar pendapat (RDP) dalam rangka penyelesaian
sengketa lahan antara masyarakat di Kecamatan Muara Tabir dengan PT Andika Permata
Nusantara (APN), pada Senin (6/11) Rapat dipimpin oleh Ketua DPRD Tebo Mazlan
didampingi Wakil Ketua I DPRD Aivandri AB dan Wakil Ketua II DPRD Syamsu Rizal.
 Mazlan mengungkapkan kekecewaannya karena PT APN berkali-kali diundang oleh
Pemkab Tebo selalu tak mau hadir.

12
https://aswaja.unisnu.ac.id/pengertian-aswaja
 Padahal persoalan ini timbul karena adanya laporan mantan karyawan PT APN yang
membuat masyarakat pemilik lahan dipanggil oleh Polda Jambi.

 Merekomendasikan agar Bupati Tebo segera membuat Perbup Tata Batas sesuai berita
acara Kesepakatan penataan batas wilayah Desa Tanah Garo, Tambun Arang. Tuo Ilir
dan Teluk Rendah Ilir pada tanggal 8 April 2008.

 Merekomendasikan agar BPN Kabupaten Tebo segera menyerahkan sertifikat hak milik
(SHM) yang telah dikeluarkan oleh Kementerian ATR/BPN kepada masyarakat Desa
Tambun Arang yang ikut program PTSL tahun 2023.

Terkait laporan Polisi An, Rejhi Praguna (PT. Andika Permata Nusantara) ke Polda
Jambi perihal dalam perkara tindak pidana pemalsuan surat atau penyerobotan, DPRD
Kabupaten Tebo akan menyampaikan permasalahan ini ke Presiden, Mabes Polri,
Kemenkopolhukam, Kementerian ATR/BPN, Komnas HAM, Kompolnas dan Satgas Mafia
Tanah

 Dimohon Kepada Polda Jambi Cq. Direskrimum agar menyampaikan data kongkrit 18
sertifikat yang menjadi objek perkara, agar SHM milik masyarakat yang tidak termasuk
objek perkara bisa diserahkan ke masyarakat oleh BPN Kabupaten Tebo,
 PT. Andika Permata Nusantara (APN) tidak koperatif dan tidak mengindahkan setiap
diundang baik Pemerintah Provinsi Jambi, Pemerintah Kabupaten Tebo dan DPRD
Kabupaten Tebo tidak pernah hadir sebanyak 5 kali.

 PT Andika Permata Nusantara (APN) Baru memiliki izin dasar Persetujuan Kesesuaian
Kegiatan Pemanfataan Ruang (PKKPR) dan belum memiliki izin lainnya terkait izin
berinvestasi.

 .Pimpinan DPRD Kabupaten Tebo, para Kades dan pihak terkait, akan mengajukan
permohonan audensi ke Kapolda Jambi terkait Permasalahan Masyarakat dengan PT.
Andika Permata Nusantara (APN).

Tanggapan Bupati Tebo Terhadap Masyarakat dan PT (Andika Permata Nusantara)


Sikap tegas dan keberanian dari PJ Bupati H.Aspan dalam membela masyarakat tengah
kisruh dengan pihak perusahaan patut diacungkan jempol. Kisruh atas lahan perbatasan
masyarakat Kabupaten Tebo dan Kabupaten Merangin dengan pihak PT Andika Perkasa
Nusantara (APN) membuat ia marah. Disampaikan H.Aspan, sikap PT APN serobot lahan
masyarakat dan menuding warga serobot lahan perusahaan di perbatasan Tebo-Merangin tidak
harus terjadi. Pasalnya, perusahaan tersebut hanya baru mendapat izin prinsip. ” PT APN baru
ada izin prinsip, kok sudah terjadi konflik. Belum ada izin operasional ingat itu. Saya katakan
dengan tegas semua aktivitas dihentikan,” tegas Aspan.
Kepada masyarakat Tebo dan Merangin yang hadir diruang makan vif dinas bupati Tebo,
Kamis (2/3/2023). Aspan menyampaikan dengan tegas pemerintah daerah dan provinsi tidak
tinggal diam atas yang dilakukan PT APN. Kendati, pemerintah daerah dan provinsi sudah
berulangkali melakukan pemanggilan terhadap pemilik perusahaan, hanya satu kali
mengindahkan panggilan dan mengurus orang yang tidak ada kewenangan mengambil
keputusan. Terus sejauh ini, pihak APN` terus membandel. Perlu pihak APN ketahui, soal
perbatasan wilayah Tebo dan Merangin sudah disahkan oleh kementerian dalam negeri, bukan
hak perusahaan. Kemudian, soal kepemilikan lahan warga juga tidak ada urusan pihak
perusahaan. ” Boleh saja orang Tebo memiliki lahan di Merangin dan dibungo misalnya. Pun
sebaliknya. Juga tidak ada urusan pihak perusahaan,” ujar H. Aspan dengan nada tegas.
Miris lagi dikatakan Aspan ditengah utusan warga yang hadir, sikap perusahaan
menuding warga menyerobot lahan perusahaan. Perlu diketahui pemerintah Tebo tidak tinggal
diam atas kasus ini. Terakhir, dirinya sampaikan menunggu sikap baik dari perusahaan untuk
menyelesaikan semua ketentuan atas aturan dan kewajiban bersama pemerintah daerah.
PERSPEKTIF ASWAJAH
Dalam ajaran aswaja yaitu manhajul fikri wal harakah atau landasan berfikir dalam
gerakan maka harus ada I’tidal ( keadilan ) dalam upaya permasalahan yang terjadi, maka harus
kita tindakan untuk mengatasi konflik tersebut. Dalam hal tersebut keadilan memberikan tempat
yang baik untuk masyarakat.

KESIMPULAN
Konflik antara di desa sungai jernih perbatasan tebo dengan merangin dengan PT APN,
terjadi sengketa lahan. Konflik Tanah Antar Warga dan PT APN Terjadi, Kades Tanah Garo
Diduga Terima Uang Rp1 Miliar Setidaknya ada 30 hektar tanah warga dari 4 desa di
perbatasan Tebo-Merangin yang diduga diserobot oleh PT Andika Perkasa Nusantara (PT
APN) beberapa bulan terakhir. Sehingga konflik tanah ini berujung pengusiran terhadap
pekerja PT APN oleh warga.
Namun, pihak PT APN menyangkal telah menyerobot tanah warga. Pasalnya, pihak PT
APN mengaku telah membeli tanah tersebut dari Kepala Desa Tanah Garo, Kecamatan Muara
Tabir, Kabupaten Tebo,
Sikap tegas dan keberanian dari PJ Bupati H.Aspan dalam membela masyarakat tengah
kisruh dengan pihak perusahaan patut diacungkan jempol. Kisruh atas lahan perbatasan
masyarakat Kabupaten Tebo dan Kabupaten Merangin dengan pihak PT Andika Perkasa
Nusantara (APN) membuat ia marah. Disampaikan H.Aspan, sikap PT APN serobot lahan
masyarakat dan menuding warga serobot lahan perusahaan di perbatasan Tebo-Merangin tidak
harus terjadi. Pasalnya, perusahaan tersebut hanya baru mendapat izin prinsip.
DAFTAR PUSTAKA
Ajeng Dwi Pratiwi,dkk, Konflik dalam Masyarakat Global,Jurnal Sosial Humaniora dan
Pendidikan, Vol.2 No.2, 2022.

Desi Suryani dan Yandrizal, Advokasi Pelayanan Kesehatan, Jakarta : CV. Literasi Nusantara
Abadi, 2022.

Dony Prasetyo, Irwansyah, Memahami Masyarakat dan Persfektifnya, Jurnal Manajemen


Pendidikan dan Ilmu Sosial, Vol. 1, No. 1, 2020.

https://aswaja.unisnu.ac.id/pengertian-aswaja
https://kumparan.com/sejarah-dan-sosial/mengenal-4-teori-konflik-menurut-para-ahli-
208zpSOGhVq/4, diakses 27 Desember 2023.

https://nu.or.id/syariah/pandangan-nu-pada-konflik-agraria-rakyat-dengan-pemerintah-WalIJ

https://www.cakrawalapersada.com/pengertian-dari-advokasi/

https://www.gramedia.com/literasi/teori-konflik/

Kamanto Sunarto, Pengantar Sosiologi , Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi


Universitas Indonesia, 2004.

Muhammad Mustofa, dkk. Metode Penelitian Kepustakaan (Library Research), Get Press
Indonesia.

Rencana Strategis (RENSTRA) Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian RI 2020-


2024.

Teuku Zulyadi, Advokasi SosiaI, Jurnal Al-Bayan, Vol.21 No.30, 2014.

You might also like