Professional Documents
Culture Documents
76-Article Text-412-1-10-20210409
76-Article Text-412-1-10-20210409
DI KABUPATEN TANGGAMUS
Oleh
ABSTRACT
The study was carried out to obtain the anatomy of conflict and spreading patterns
by region in Tanggamus, Lampung province. This study uses a quantitative approach. The
data used is data intensity (frequency) for both that are still in the form of conflict or
potential conflict that has occurred in Tanggamus in 2014. The results of this study indicate
that (1) Tanggamus have a fairly wide area coverage from one region to another. The
condition can be an opportunity or obstacle, even can also be a threat to the welfare of
society. To that end, the provision of physical and non-physical infrastructure that is easily
accessible/used by the public should be of particular concern for the stakesholders in
Tanggamus. (2) Regarding to social conflict in Tanggamus, when referring to the data in
the previous year (2014), showed that Tanggamus has the potential conflicts that quite
alarming when it is not carried out a series of efforts to prevent conflict. The results of the
identification of the data shows that there are 22 regions with the potential for conflict in
this region. and; (3) There are variations in the background there is the potential for social
conflict in Tanggamus, based on the field/category of potential conflict, it appears that at
every district has a distinctive pattern. There is one case of potential conflict that comes
from social factors, and in other cases the economic factor comes to land/agrarian.
PENDAHULUAN
Ekskalasi konflik sosial di Indonesia pascaera reformasi 1998 memiliki pola yang
khas. Pada medio 2012, Kemdagri merilis jumlah konflik sosial pada 2010 sebanyak 93
kasus. Kemudian menurun pada 2011 menjadi 77 kasus. Namun kemudian meningkat pada
2012 menjadi 89 kasus hingga akhir Agustus (Antaranews, 2012). Bila ditelusuri lebih
lanjut, terjadinya konflik sosial dikala itu cenderung disebabkan oleh lemahnya sharing of
understanding and acceptance –meminjam istilah yang dikemukakan Suharto, 2005 – di
tengah masyarakat yang menyangkut ruang, kekuasaan, ekonomi, dan kebudayaan.
Pada April 2014 lalu, Kementerian Sosial (Kemensos) merilis bahwa di Indonesia
saat ini terdapat 42 titik rawan konflik sosial yang tersebar di enam pulau. Sepanjang 2013
lalu, di Papua terjadi 24 peristiwa konflik sosial, di Jawa Barat (24), di Jakarta (18), di
METODE PENELITIAN
Tipe penelitian yang digunakan dalam kajian ini yakni tipe deskriptif, dengan begitu
diharapkan mampu untuk mengetahui dan menjelaskan peta potensi konflik sosial di
Kabupaten Tanggamus. Adapun pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini bersifat
kuantitatif. Data yang digunakan ialah data intensitas (frekuensi) baik yang sifatnya masih
berupa potensi konflik ataupun konflik yang telah terjadi di Kabupaten Tanggamus Tahun
KESIMPULAN
Kabupaten Tanggamus memiliki cakupan wilayah yang cukup luas antara satu
wilayah dengan wilayah lain. Kondisi tersebut dapat menjadi peluang dan atau penghambat,
bahkan dapat juga menjadi ancaman dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakatnya.
Untuk itu, penyediaan infrastuktur fisik dan non fisik yang mudah dijangkau/digunakan oleh
masyarakat mesti menjadi perhatian khusus bagi kalangan stakesholders Pemkab
Tanggamus. Terkait dengan konflik sosial di Kabupaten Tanggamus, bila merujuk pada data
ditahun sebelumnya (2014), menujukkan bahwa Kabupaten Tanggamus memiliki potensi
konflik yang cukup mengkhawatirkan bila tidak dilakukan serangkaian upaya pencegahan
konflik. Kantor Kesbangpol Kabupaten Tanggamus mengidentifikasi terdapat 22 data
wilayah dengan potensi konflik di wilayah ini. Selain itu, terdapat variasi latar belakang
potensi konflik sosial di Kabupaten Tanggamus. Terlihat bahwa pada tiap kecamatan
tersebut memiliki pola yang khas. Terdapat pada satu kasus potensi konflik yang bersumber
dari faktor sosial, dan pada kasus yang lain bersumber faktor ekonomi hingga
pertanahan/agraria.
DAFTAR PUSTAKA
Antaranews. (2012). Konflik sosial di Indonesia semakin meningkat. Accessed date: May
19, 2015. http://www.antaranews.com/berita/335047/konflik-sosial-di-indonesia-
semakin-meningkat.
Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Daerah Provinsi Lampung. (2014). Peta daerah k.onflik
Provinsi Lampung Tahun 2014. Bandar Lampung: Kesbangpol Prov. Lampung
Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Daerah Kabupaten Tanggamus. (2014). Data daerah
potensi rawan konflik Kabupaten Tanggamus Tahun 2014. Kota Agung: Kesbangpol
Kab. Tanggamus.
Fisher et al. (2000). Mengelola konflik: ketrampilan dan strategi untuk bertindak. Jakarta:
The British Council.
Jones, T.S. (2008). "Conflict" encyclopedia of educational psychology. Ed. Neil J. Salkind,
Thousand Oaks, CA.: SAGE Publications. Inc.
Kepolisian Resor Tanggamus. (2014). Data pemetaan kerawanan dan potensi konflik Polres
Tanggamus tahun 2014. Kota Agung: Kepolisian Resor Tanggamus.
Pelly, Usman. 1993. Pengukuran intensitas potensi konflik dalam masyarakat majemuk.
Jakarta: Analisa CSIS, Tahun XXII, No.3, Mei-Juni 1993.
Rudito, B. & Famiola, M. (2008). Social mapping, metode pemetaan sosial, teknik
memahami suatu masyarakat atau komuniti. Bandung: Rekayasa Sains.
Setiadi, E.M. & Kolip, U. (2011). Pengantar sosiologi, pemahaman fakta dan gejala
permasalahan sosial: teori, aplikasi, dan pemecahannya. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group.
Suharno. (2006). Konflik, etnisitas dan integrasi nasional. accessed date: June 23, 2015.
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/Karya%20B1%20-%20Konflik,
%20Etnisitas%20dan%20Integrasi%20Nasional.pdf.
Verstegen, Suzanne. (n.d.). Chapter 9: the causes and dynamics of poverty-related conflict.
accessed date: June 23, 2015. http://eeas.europa.eu/ifs/publications/
articles/book1/book%20vol1_part1_chapter9_the%20causes%20and%20dynamics%2
0of%20poverty-related%20conflict.pdf.