You are on page 1of 9

PENGARUH MEDIA TEKA-TEKI SILANG TERHADAP HASIL BELAJAR IPAS BAB 6

INDONESIAKU KAYA BUDAYA PADA SISWA KELAS IV


DI SDN TANGGUL KULON 01

Ishlah Alwaritsa A.P.1), M. Sulthon Masyhud2), Dyah Ayu Puspitaningrum3)


ishlahalwaritsa2001@gmail.com1), msulthon.fkip@unej.ac.id2), dyahayu.fkip@unej.ac.id3)
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Jember1),2),3)

THE EFFECT OF CROSSWORD MEDIA ON THE LEARNING OUTCOMES OF CHAPTER 6


INDONESIAKU KAYA BUDAYA IN CLASS IV STUDENTS AT
SDN TANGGUL KULON 01

ABSTRACT

Crossword media can refresh memory, attract and impress memory, so that students will be active,
independent, critical thinking in solving problems in crossword puzzles. This study aims to determine
the effect of crossword media on learning outcomes of IPAS Chapter 6 Indonesiaku Kaya Budaya in
Class IV students at SDN Tanggul Kulon 01 Jember. The design of this research is experimental
research and the type of quasi or pseudo experimental research with a research pattern of non-
equivalent control group design. This research was conducted on students of class IV B and IV C at
SDN Tanggul Kulon 01 Jember. The data in this study in the form of pretest posttest results of students
of IPAS subject matter in Chapter 6. The data collection methods used were tests, interviews,
documentation and observation. The data analysis technique used t-test analysis technique and
relative effectiveness test. The results of the t-test or independent sample t-test calculation show that
the t-count value is 11,27 while the t-table is 0.681 with a significance level of 5% . The result of t-test
calculation shows that tcount > ttable, which is 11,27 > 0.680. The relative effectiveness test shows that
the use of crossword puzzle media is 71% more effective when compared to without the use of
crossword media. Based on these results, there is an effect of crossword puzzle media on the learning
outcomes of IPAS Chapter 6 Indonesiaku Kaya Budaya in Class IV students at SDN Tanggul Kulon 01
Jember because the value of tcount < ttable.

Keywords: Crossword Media, Learning Outcomes

Article Info

Received date: Revised date: Accepted date:

PENDAHULUAN
Proses pembelajaran membutuhkan media pembelajaran yang dapat menyampaikan makna
dan tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien. Media yang dapat digunakan siswa untuk meninjau
kembali atau mengingat kembali dari guru tentang materi yang disampaikan adalah media teka-teki
silang. Menurut Kurniawati (2021:19) bahwa teka-teki silang sebagai media pembelajaran
menyegarkan ingatan, menarik dan mengesankan memori siswa. Siswa akan aktif, mandiri, berpikir
kritis dalam menyelesaikan suatu masalah yang ada dalam teka-teki silang, siswa merasa dalam
suasana yang menyenangkan dalam belajar, sehingga proses transfer ilmu, siswa dapat mudah
menerima tidak merasa dipaksa untuk belajar.
Pada materi pelajaran IPAS Bab 6 Indonesiaku kaya budaya, siswa akan belajar tentang
keragaman budaya dan kearifan lokal masing-masing daerah. Siswa mengetahui manfaat dan
perlindungan keanekaragaman budaya di Indonesia. Dari pemahaman ini memungkinkan siswa untuk
menerapkan nilai toleransi perbedaan dan keragaman di lingkungan mereka. Siswa bisa berusaha
untuk melestarikan budaya dalam kehidupan kita sehari-hari. Siswa sadar akan kekayaan budaya di
sekitar dan menciptakan kebanggaan menerapkan nilai-nilai budaya dalam kehidupan sehari-hari.
Kegiatan dalam bab ini dapat diintegrasikan ke dalam pelajaran PPKn (Bhinneka Tunggal Ika) dan
SBdP (kegiatan Parade Budaya). Kebutuhan akan suatu pembelajaran yang berfungsi sebagai
jembatan untuk mencapai tujuan tersebut, maka perlu memilih media pembelajaran berdasarkan
pengertian dan tujuan pembelajaran yang dilakukan. Diharapkan agar nantinya media pembelajaran
dapat menjadi solusi siswa untuk mengatasi belajar, dengan harapan siswa dapat berkonsentrasi untuk
menerima pelajaran di kelas, dengan adanya permainan dapat melatih konsentrasi dan mengasah otak
siswa dengan media pembelajaran berupa teka-teki silang.
Media pembelajaran teka-teki silang ini dirasa sangat sesuai dalam pembelajaran Bab 6
Indonesiaku kaya budaya karena proses pembelajarannya melibatkan guru dan siswa yang aktif dan
akhirnya siswa dapat melalui proses penemuan tersebut. Teka- teki silang adalah permainan mengisi
jawaban dalam kolom kotak memiliki huruf - huruf sesuai pertanyaan yang dapat mengasah otak
siswa. Belajar harus menyenangkan, ada banyak cara untuk membuat belajar lebih menyenangkan
salah satunya adalah mengisi teka-teki silang.
Penelitian Wahyuni dan Sulfasyah (2018:644) mengenai pengaruh penerapan metode teka teki
silang terhadap hasil belajar penguasaan kosakata murid kelas III SDN 151 Bunne kecamatan
Marioriwawo kabupaten Soppeng memberikan hasil yang mendukung bahwa menurut hasil penelitian,
dapat disimpulkan bahwa metode teka-teki silang efektif dalam meningkatkan siswa kelas 3 SDN 151
Bunne menguasai kosakata Bahasa Indonesia. distrik Marioriwawo, kabupaten Sopen. Penelitian oleh
Pratiwi (2020:19) mengenai pengaruh strategi pembelajaran crossword puzzle (teka-teki silang)
terhadap hasil belajar siswa kelas IV pada muatan pembelajaran IPA di SDN Gunung Sari 1
kecamatan Rappocini kota Makassar dapat disimpulkan bahwa gambaran umum tentang penggunaan
strategi belajar teka-teki silang terhadap hasil belajar siswa pada konten belajar sains di SDN Gunung
Sari 1 kecamatan Rappocini kotamadya Makassar memberi efek positif, ini adalah pengamatan dari
kategori efektif hingga sangat efektif dan hasil belajar siswa lebih efektif.
Berdasarkan wawancara peneliti dengan guru kelas IV SDN Tanggul Kulon 01 di kota Jember
mengenai media pembelajaran dan penerapannya dalam Kurikulum Merdeka Belajar, dikarenakan
masih materi-materi awal media pembelajaran diusahakan dan disiapkan oleh guru, jika belum
terdapat media pembelajaran, pembelajaran terasa tidak real, kurangnya pengenalan serta penggunaan
media pembelajaran yang dilakukan oleh guru menyebabkan siswa kurang mengetahui mengenai
materi kekayaan budaya Indonesia, kurangnya inovasi dan kreasi dalam menggunakan media
pembelajaran. Tidak jarang siswa mengalami kesulitan untuk mengetahui kekayaan budaya Indonesia.
Hal tersebut berdampak pada pemahaman penguasaan materi pelajaran IPAS pada Bab 6 Indonesiaku
Kaya Budaya. Berdasarkan data observasi dan dokumentasi yang diperoleh peneliti pada siswa kelas
IV SDN Tanggul Kulon 01 data diperoleh dari lapangan saat mengamati siswa kelas IV yaitu media
pembelajaran tidak selalu digunakan dalam memberikan materi kepada siswa, mengacu pada buku
siswa, kemudian siswa diminta untuk bergiliran membaca materi di kelas, guru mengatur suasana agar
tugas tetap dilakukan dengan efisien, membimbing siswa satu-persatu ke tempat duduknya masing-
masing. Jika ada siswa yang kurang baik dalam membaca materi, siswa diminta untuk memberikan
umpan balik yang baik serta pujian dan bimbingan yang berulang-ulang. Berdasarkan hal tersebut,
maka dilakukan penelitian dengan tujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh media teka-
teki silang terhadap hasil belajar IPAS Bab 6 Indonesiaku Kaya Budaya pada siswa kelas IV di SDN
Tanggul Kulon 01 Jember.

KAJIAN PUSTAKA
Hasil Belajar
Hasil Belajar adalah keterampilan yang dimiliki siswa setelah mengalami proses belajar
(Sudjana dalam Firmansyah 2015:38). Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor yaitu internal
dan eksternal. Faktor internal siswa antara lain masalah kesehatan, disabilitas, faktor fisik dan
psikologis (kecerdasan, minat belajar, perhatian, bakat, motivasi, kedewasaan dan kesiapan siswa serta
faktor kelelahan. Sedangkan, faktor eksternal yaitu dampak terhadap proses dan hasil belajar siswa
meliputi keluarga, sekolah, masyarakat (Majid dalam Nurhasanah dan Sobandi 2016:131). Shintalasmi
dan Mujinem (2012:12–13) menjelaskan bahwa bagian terpenting dari pada proses belajar dan
mengajar yaitu hasil belajar, pengertian hasil belajar adalah penerapan siswa setelah memperoleh
materi belajar baik dalam aspek kognitif, afektif maupun psikomotorik. Benjamin menyebutkan bahwa
ada enam jenis perilaku ranah kognitif yaitu (1) Pengetahuan, (2) Pemahaman, (3) Penerapan, (4)
Analisis, (5) Sintesis, dan (6) Evaluasi. Annisa (2016:12) menyebutkan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi keberhasilan belajar yaitu (1) faktor dari dalam berupa psikologis dan fisik, dan (2)
faktor dari luar berupa keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan sekitar siswa.
Media Pembelajaran Teka-teki Silang
Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan
dari pengirim kepada penerima yang merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat siswa untuk
belajar. Menyampaikan pesan atau informasi dalam pembelajaran untuk merangsang minat dan
perhatian siswa untuk belajar dan segala hal yang dapat digunakan untuk hal tersebut disebut media
pembelajaran. Arsyad (2020:10) berpendapat bahwa interaksi pengalaman yang dilakukan siswa
sebelum belajar dengan pengalaman langsung yang diperolehnya mendapatkan pengetahuan,
keterampilan dan perubahan sikap. Bruner menjelaskan bahwa pengalaman langsung (enactive),
pengalaman pictorial/gambar (iconic), dan pengalaman abstrak (symbolic) adalah tingkatan utama
dalam modus belajar. Pesan yang disampaikan adalah materi yang diajarkan dan diinginkan oleh
siswa. Pesan tersebut dituangkan oleh guru sebagai (encoding) dan siswa sebagai penerima pesan yang
menafsirkan pesan tersebut (decoding). Ketika siswa menggunakan semua alat inderanya dalam
menerima informasi apa yang disampaikan guru diharapkan siswa dapat menerima dan memahami
banyak informasi tersebut dengan mudah dan baik dan dipertahankan dalam ingatan siswa tersebut.
Media visual dalam media pembelajaran terdapat tiga fungsi yaitu (1) fungsi afektif, (2) fungsi
kognitif, dan (3) kompensatoris.
Agustin dkk. (2021:169) menjelaskan bahwa teka-teki silang merupakan media yang
digunakan membantu siswa untuk mengingat dan mengkaji kembali materi yang diajarkan oleh guru.
Hidayat (2018:30) menyatakan bahwa teka-teki silang merupakan permainan yang cara bermainnya
adalah dengan mengisi jawaban pada kolom kotak-kotak dengan huruf-huruf sesuai pertanyaan yang
ada, permainan ini berfungsi mengasah otak siswa. Teka-teki silang merupakan salah satu media
pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran untuk melatih kemampuan berpikir dan
penguasaan kosakata. Selain itu, dapat dipilih materi yang dapat disesuaikan dengan tujuan
pembelajaran (Syofiani dkk. 2019:89). Dengan menggunakan permainan teka-teki silang ini, siswa
dapat mengatasi kebosanan siswa yang hanya menjawab soal yang diberikan dalam model pilihan
ganda atau uraian, sehingga memungkinkan siswa untuk lebih memahami materi yang diberikan.
Penerapan TTS pada siswa saat belajar dapat membuat suasana belajar lebih menyenangkan dan
mengasyikkan, tingkat aktivitas siswa meningkat saat belajar, kemudian perbedaan dan kemampuan
mencapai hasil kognitif yang maksimal untuk mencapai tujuan pembelajaran. Saputri (2016: 282)
menyatakan bahwa terdapat 5 kelebihan untuk belajar dengan tts (teka-teki silang) yaitu (1)
meningkatkan motivasi belajar, (2) bisa membuat belajar lebih menyenangkan, (3) bisa mengasah
otak, (4) dapat meningkatkan daya ingat, dan (5) mengajarkan untuk teliti dan ulet.
Pembelajaran Menggunakan Teka-teki silang

Teka-teki silang dapat digunakan sebagai media pembelajaran dengan terlebih dahulu
meminta guru mendemonstrasikan permainan teka-teki silang kepada siswa di depan kelas kemudian
menjelaskan cara memainkannya. Sebelum permainan dimulai, guru membagi siswa menjadi beberapa
kelompok dan setiap kelompok menjawab pertanyaan teka-teki silang bernomor. yaitu, pertanyaan
horizontal dan pertanyaan vertikal. Setiap kelompok kemudian menjawab teka-teki silang sesuai
dengan waktu yang telah ditentukan. Lebih banyak apresiasi diberikan oleh guru untuk kelompok yang
mendapat benar atau semua benar. permainan ini memberikan siswa semangat untuk belajar yang
bermanfaat. Bersaing untuk jawaban yang benar untuk teka-teki silang. Dengan menjawab soal teka-
teki silang, siswa secara tidak langsung meninjau kembali materi yang diajarkan. Hal ini secara tidak
langsung memberi siswa pikiran mereka sendiri untuk mendapatkan nilai bagus dari guru mereka.
Keasyikan permainan ini juga meminimalisir suasana kelas pasif.
Kurikulum Merdeka memberikan keleluasaan bagi satuan pengajaran dan guru,
mengembangkan potensi dan keleluasaan siswa untuk belajar sesuai dengan kemampuan dan
perkembangannya. Keterkaitan media teka-teki silang terhadap hasil belajar IPAS Bab 6 Indonesiaku
Kaya Budaya pada siswa kelas IV di SDN Tanggul Kulon 01 yaitu bagaimana siswa dalam
pembelajaran menggunakan suatu media dengan memanfaatkan teka-teki silang di dalamnya, proses
belajar siswa dievaluasi melalui hasil belajar dalam pembelajaran IPAS Bab 6 Indonesiaku Kaya
Budaya.
Penelitian ini relevan dengan penelitian Wahyuni dan Sulfasyah (2018:644) mengenai
pengaruh penerapan metode teka teki silang terhadap hasil belajar penguasaan kosakata murid kelas
III SDN 151 Bunne kecamatan Marioriwawo kabupaten Soppeng memberikan hasil yang mendukung
bahwa menurut hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa metode teka-teki silang efektif dalam
meningkatkan siswa kelas 3 SDN 151 Bunne menguasai kosakata Bahasa Indonesia. distrik
Marioriwawo, kabupaten Sopen. Penelitian Maharani dkk. (2019:157) mengenai peningkatan aktivitas
dan hasil belajar tematik siswa melalui strategi pembelajaran team quiz dan media teka teki silang
memberikan hasil yang mendukung bahwa menurut hasil penelitian ini menunjukkan kesimpulan
bahwa strategi pembelajaran aktif tipe team quiz berbantu media teka teki silang efektif terhadap hasil
belajar Tematik siswa kelas IV SD Negeri Tambakrejo 02 Semarang. Penelitian Yuniarti dkk.
(2016:8) mengenai pengaruh teka-teki silang terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial kelas V
sekolah dasar menunjukkan kesimpulan bahwa terdapat pengaruh penggunaan model teka-teki silang
terhadap hasil belajar IPS pada kategori sedang kelas V SDN 03 Pontianak Kota. Penelitian oleh
Pratiwi (2020:19) mengenai pengaruh strategi pembelajaran crossword puzzle (teka-teki silang)
terhadap hasil belajar siswa kelas IV pada muatan pembelajaran IPA di SDN Gunung Sari 1
kecamatan Rappocini kota Makassar dapat disimpulkan bahwa gambaran umum tentang penggunaan
strategi belajar teka-teki silang terhadap hasil belajar siswa pada konten belajar sains di SDN Gunung
Sari 1 kecamatan Rappocini kotamadya Makassar memberi efek positif, ini adalah pengamatan dari
kategori efektif hingga sangat efektif dan hasil belajar siswa lebih efektif. Media pembelajaran teka-
teki silang berpengaruh terhadap pembelajaran Tema 7 indahnya keragaman di negeriku siswa kelas
IV, seperti yang pernah di teliti sebelumnya oleh Setiawan dan Zuhdi (2019:2547) mengenai pengaruh
media teka-teki silang terhadap hasil belajar IPS siswa kelas IV SDN Siwalankerto II Surabaya
menyatakan bahwa media pembelajaran teka-teki silang berpengaruh terhadap pembelajaran Tema 7
indahnya keragaman di negeriku siswa kelas IV.
Berdasarkan penelitian penelitian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa media teka-teki
silang berpengaruh terhadap hasil belajar siswa dalam proses belajarnya. Pengaruh yang
terlihat yaitu kondisi pikiran siswa yang lebih jernih, rileks dan tenang sehingga membuat
memori otak menjadi kuat dan daya ingat siswa menjadi meningkat.

METODE PENELITIAN
Jenis dari penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Desain penelitian ini menggunakan pola
eksperimental semu (quasi experimental). Rancangan penelitian ini menggunakan “Non-Randomized
Control Group Pretest-Posttest Design” dengan pola “Non-Equivalent Control Group”.Penelitian
ini dilakukan di SDN Tanggul Kulon 01 Jember, waktu yang digunakan dalam penelitian ini adalah
semester genap tahun pelajaran 2023/2024. Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV B dan
IV C SDN Tanggul Kulon 01 yang masing-masing berjumlah 22 dan 21 siswa. Teknik pengumpulan
data dilakukan dengan tes hasil belajar berupa pretest dan posttest, wawancara, dokumentasi, dan
observasi.
Uji homogenitas dilakukan menggunakan analisis varians ANOVA dengan bantuan
SPSS versi 26.
Test of Homogeneity of Variances
Levene Statistic df1 df2 Sig.
Hasil Based on Mean .324 1 41 .572
Based on Median .374 1 41 .544
Based on Median and with .374 1 37.828 .545
adjusted df
Based on trimmed mean .318 1 41 .576
Gambar 1. Uji Homogenitas
Berdasarkan hasil perhitungan pada uji homogenitas menggunakan aplikasi SPSS 26 dapat
disimpulkan bahwa IV B dan IV C kedua kelas tersebut di SDN Tanggul Kulon 01 Jember karena
memiliki nilai Lavene statistic 0,572 dinyatakan homogen.
menggunakan teknik korelasi Product Moment dari Pearson adalah cara yang digunakan dalam
menganalisis data yang diperoleh dalam uji-coba tersebut, menggunakan rumus angka kasar sebagai
berikut.

Keterangan:
rxy : koefisien korelasi skor butir soal dengan skor total
X : skor butir
Y : skor total
N : jumlah sampel
Masyhud (2021:321)
Berdasarkan hasil uji validitas empirik diketahui bahwa dari 30 item soal yang telah diujikan
terdapat 8 soal yang tidak valid, sehingga soal yang valid diperoleh sebanyak 22 soal. Kemudian
dilakukan uji reliabilitas menggunakan metode split half. Hasil perhitungan uji reliabilitas tersebut
mendapatkan nilai sebesar 1,00, sehingga instrumen pada penelitian ini reliabel dan termasuk pada
kategori reliabilitas sangat tinggi.
a) Uji Normalitas
Uji normalitas menggunakan bantuan SPSS versi 26.Uji normalitas memiliki dasar pengambilan
keputusan yakni data berdistribusi normal jika nilai signifikan > 0,05 dan data tidak berdistribusi
normal jika nilai signifikan < 0,05.
b) Uji Hipotesis

Keterangan :
M1 : Nilai rata-rata kelompok X1 (kelompok eksperimen)
M2 : Nilai rata-rata kelompok X2 (kelompok kontrol)
X1 : Deviasi setiap nilai X1 dari rata-rata X1
X2 : Deviasi setiap nilai X2 dari rata-rata X2
N : Banyak subyek/ sampel penelitian
(Masyhud, 2021 : 408)
c) Uji Keefektifan Relatif
ER = x 100%

Keterangan :
ER : Tingkat keefektifan relatif perlakuan kelompok eksperimen dibandingkan dengan perlakuan
kelompok kontrol
MX1 : Mean atau rerata nilai pada kelompok kontrol
MX2 : Mean atau rerata nilai pada kelompok eksperimen
(Masyhud, 2021 : 410)

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Hasil penelitian ini berupa nilai rata-rata pretest kelas eksperimen 52,09 dan posttest sebesar
89,22 dengan rerata nilai selisih antara pretest dan posttest sebesar 37,14. Sedangkan perolehan nilai
rata-rata pretest untuk kelas kontrol sebesar 52 dan posttest 69,52 dengan rata-rata nilai selisih sebesar
17,52. Data yang digunakan dalam analisis data uji t yakni selisih nilai pretest dan posttest kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol. Uji t dilakukan menggunakan rumus uji-t sampel terpisah sebagai
berikut.
Hasil perhitungan dari uji t-test dilakukan thitung yakni sebesar 11,27. Perhitungan tersebut
selanjutnya dikonsultasikan dengan t tabel . pada taraf signifikasi 5%. Diketahui nilai db (derajat bebas)
sebesar 41 yang didapatkan dari hasil perhitungan jumlah subjek dikurangi 2 ((22+21) – 2 = 41).
Sehingga diperoleh nilai ttabel sebesar 0,681 berdasarkan lampiran uji t-tabel / one-tailed test (Masyhud,
2021:451). Berdasarkan analisis data tersebut maka dapat disimpulkan 11,27 > 0,681 atau t hitung > t tabel.
Pengujian hipotesis dapat diterima atau ditolak berdasarkan ketentuan dan keputusan pengujian
hipotesis sebagai berikut “Hipotesis alternatif (H1) diterima dan hipotesis nihil (H0) ditolak, jika hasil
uji t menunjukkan nilai yang lebih besar daripada nilai t tabel dengan taraf signifikansi 5%. Berdasarkan
hasil akhir uji t yaitu 11,27 > 0,681 atau t hitung > ttabel, maka dapat disimpulkan bahwa “ada pengaruh
penerapan media teka-teki silang terhadap hasil belajar IPAS Bab 6 Indonesiaku Kaya Budaya pada
siswa kelas IV di SDN Tanggul Kulon 01 Jember.
Uji keefektifan relatif atau uji ER dapat dilaksanakan setelah mendapatkan hasil dari uji t.
Tujuan dilakukannya uji keefektifan relatif yakni mengetahui tingkat efektifitas kelompok yang
menggunakan media teka-teki silang terhadap media peta keragaman budaya. Perhitungan pada uji ER
menggunakan selisih nilai pretest dan posttest kelompok eksperimen dan kontrol seperti sebagai
berikut.

ER = 100%

ER = 100%

ER = 100%

ER = 100%

ER = 0,71 100%

ER = 71 %

Berdasarkan hasil perhitungan uji ER diatas didapatkan hasil sebesar 71% dengan kategori
keefektifan tinggi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pencapaian hasil belajar siswa pada kelompok
eksperimen dengan menggunakan media teka-teki silang menunjukkan 71% lebih efektif jika
dibandingkan dengan kelompok kontrol tanpa menggunakan media teka-teki silang.
Terdapat beberapa faktor internal yang dapat mempengaruhi hasil perhitungan tersebut.
Motivasi dan kemauan siswa di kelompok eksperimental dalam mengikuti kegiatan pembelajaran
terbilang tinggi. Fenomena ini dapat diamati dengan cara siswa mengikuti pembelajaran dengan tertib,
aktif, dan kondusif. Kedua, ketekunan dan cara siswa memperhatikan setiap kegiatan terlihat
bersungguh-sungguh. Ketiga, mempunyai semangat belajar yang tinggi. Perbedaan dengan kelas
kontrol respon siswa kurang antusias terhadap pembelajaran, pasif terhadap pertanyaan yang diberikan
guru dan kecerdasan masing-masing siswa dalam mengikuti pembelajaran juga menjadi faktor penting
yang mempengaruhi hasil belajar. Hal tersebut sedikit berbeda dengan keadaan belajar yang terjadi di
kelompok kontrol. Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, karakteristik media pembelajaran
teka-teki silang sederhana dan menyenangkan muncul. Hal ini dikarenakan siswa sibuk mendiskusikan
penyelesaian terhadap permasalahan yang didapatkan. Siswa saling menyampaikan pendapat dalam
diskusi kelompoknya.
Bentuk media pembelajaran teka-teki silang yang dapat meningkatkan motivasi belajar,
membuat belajar lebih menyenangkan, mengasah otak, meningkatkan daya ingat, mengajarkan untuk
teliti dan ulet. Implementasi media pembelajaran teka-teki silang dapat mempengaruhi kompetensi
kognitif siswa. Pengetahuan, pemahaman, dan analisis siswa terhadap materi dibutuhkan agar dapat
menyelesaikan masalah. Cara siswa dalam bekerja sama dengan kelompok, merespon kegiatan
pembelajaran secara baik, mendengarkan dan berkompetisi dengan kelompok lain dalam
menyelesaikan pertanyaan yang ada pada media pembelajaran teka-teki silang juga berpengaruh dalam
kompetensi kognitif siswa. Penggunaan media pembelajaran teka-teki silang dengan konsep belajar
sambil bermain memberikan pengalaman baru bagi siswa. Siswa pada kelompok eksperimental sangat
aktif dalam berdiskusi dengan teman kelompoknya dan tertarik dengan pengalaman belajar
menggunakan media teka-teki silang ini. Ketertarikan inilah yang menjadikan suasana belajar selama
menggunakan media teka-teki silang menjadi menyenangkan dan mengesankan, sehingga siswa lebih
termotivasi dan semakin bersemangat untuk terus belajar.
Penggunaan media pembelajaran teka-teki silang sebagai media pembelajaran tidak terlepas
dari kekurangan. Kekurangan tersebut diantaranya menghabiskan waktu yang lama agar siswa dapat
menjawab semua pertanyaan sesuai dengan waktu yang ditentukan oleh guru, siswa terkadang ragu
dengan jawaban dari suatu pertanyaan pada media teka-teki silang tersebut dan menentukan jawaban
tepat yang mungkin harus sesuai dengan kotak tertentu sehingga membutuhkan kesabaran, dan
ketelitian guru dalam membimbing kegiatan diskusi pada pembelajaran menggunakan media teka-teki
silang (tts).

SIMPULAN DAN SARAN


Hasil perhitungan uji-t menggunakan rumus uji-t sampel terpisah menunjukkan hasil t hitung
sebesar 11,27. Lebih besar dari nilai t tabel 0,681. Berdasarkan dasar pengambilan keputusan t hitung > ttabel
maka 11,27 > 0,681 telah memenuhi kriteria. Hipotesis alternatif (Ha) diterima. Selain itu, pada uji
keefektifan relatif (ER) menunjukkan bahwa penggunaan media teka-teki silang lebih efektif 71 %.
Kesimpulan akhir dari penelitian ini adalah ada pengaruh penerapan media teka-teki silang terhadap
hasil belajar IPAS Bab 6 Indonesiaku Kaya Budaya pada siswa kelas IV di SDN Tanggul Kulon 01
Jember.

Adapun saran dari penelitian ini yaitu bagi siswa hendaknya memperluas pengetahuan terkait
materi yang akan diajarkan, aktif bertanya kepada guru ketika mengalami kesulitan serta sering
berlatih mengerjakan latihan soal. Bagi guru, pertanyaan pada media teka-teki silang (tts) harus
disesuaikan dengan kebutuhan pembelajaran dan kemampuan siswa. Materi yang digunakan tidak
harus IPAS. Perlu adanya ketersediaan waktu yang lebih banyak dalam mengimplementasikan media
pembelajaran teka-teki silang. Bagi kepala sekolah, media teka-teki silang dapat dijadikan sebagai
bagian dari upaya untuk meningkatkan kompetensi guru. Terakhir, bagi peneliti lain disarankan dapat
melakukan penelitian pengembangan terkait media pembelajaran teka-teki silang dan dapat
memperluas validasi tidak hanya terbatas pada bidang keilmuan saja

UCAPAN TERIMAKASIH
Ucapan terima kasih disampaikan kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam
pelaksanaan penelitian sehingga penelitian ini mendapatkan hasil yang baik

DAFTAR PUSTAKA
Agustin, S., Sumardi, dan Hamdu, G. (2021). Pedadidaktika : Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah
Dasar Kajian Tentang Keaktikan Belajar Siswa Dengan Media Teka Teki Silang Pada Pembelajaran
IPS SD. Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah Dasar. 8(1): 166–76
Arsyad, Azhar. (2020). Media pembelajaran. Revisi. Depok: PT RajaGrafindo Persada.
Firmansyah, D. (2015). Strategi Pembelajaran dan Minat Belajar Terhadap Hasil Belajar Matematika.
Jurnal Pendidikan Unsika. 3(1): 34–44.
Hidayat, T. (2018). Penggunaan Media Teka-Teki Silang (Tts) Untuk Meningkatkan Penguasaan
Kosakata Bahasa Arab Siswa Kelas V Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ihsan Telanaipura Kota Jambi.
Pakistan Research Journal of Management Sciences. 7(5):112
Kurniawati, A., A. (2021). Pengembangan Media Pembelajaran Crossword Puzzle Pada Pembelajaran
Al-Qur’an Hadits Di Mts Darul Huda Bandar Lampung. Skripsi. Lampung:Universitas Islam Negeri
Raden Intan Lampung.
Maharani, D., A., M., Rahmawati, I. dan Sukamto. (2019). Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar
Tematik Siswa Melalui Strategi Pembelajaran Team Quiz Dan Media Teka Teki Silang. International
Journal of Elementary Education 3 (2): 151–58.
Masyhud, M., S. (2021). Metode Penelitian Pendidikan. 7. Jember : Lembaga Pengembangan
Manajemen Dan Profesi Kependidikan (Lpmpk).
Pratiwi, Arindah. (2020). Pengaruh Strategi Pembelajaran Crossword Puzzle (Teka-Teki Silang)
Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas IV pada Muatan Pembelajaran Ipa di Sdn Gunung Sari 1
Kecamatan Rappocini Kota Makassar 1: 1–21.
Setiawan, R., I., dan Zuhdi, U.. (2019). Pengaruh Media Teka-Teki Silang Terhadap Hasil Belajar Ips
Siswa Kelas IV Sdn Siwalankerto Ii Surabaya. Jpgsd. 7 (1): 2539–48.
Shofiyanti, V. (2015). Peningkatan Motivasi Belajar Bahasa Arab Materi Filmaktabati dengan Media
Teka-Teki Silang pada Siswa Kelas V MI Muhammadiyah 23 Surabaya. Thesis. Surabaya : UIN
Sunan Ampel Surabaya.
Shintalasmi, Yulia, dan Mujinem. (2012). Perbedaan Hasil Belajar Kognitif IPS Menggunakan Model
Pembelajaran Kooperatif Jigsaw dan Stad Pada Siswa Kelas IV SD Muhammadiyah Mutihan Wates.
Thesis. Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakarta.
Wahyuningsih, F. (2021). Pengaruh Media Teka-Teki Silang Terhadap Hasil Belajar Siswa pada
Muatan Ips Kelas V Sdn 61 Karara Kota Bima Tahun Pelajaran 2021/2022. Pionir: Jurnal
Pendidikan 10 (1): 16–29.
Yuniarti, Marzuki, dan Suhardi, M. (2016). Pengaruh Teka-Teki Silang Terhadap Hasil Belajar Ilmu
Pengetahuan Sosial Kelas V Sekolah Dasar. Jurnal Untan, no. 03: 1–9.
Profil Singkat
Jember, 5 Maret 2001;Pendidikan Guru Sekolah Dasar;081231956593;Mahasiswi.

You might also like