You are on page 1of 12

TRADISI LISAN MADURA: KAJIAN TENTANG KEUNIKAN, FUNGSI DAN

PERAN DALAM MASYARAKAT

Sofianto
gazerockipin@gmail.com

Program Studi dan Sastra Indonesia


Universitas Udayana (Unud)

Abstrak

Artikel ini bertujuan untuk melakukan kajian tentang tradisi lisan Madura dengan fokus pada
keunikan, fungsi, dan perannya dalam masyarakat. Melalui pendekatan kualitatif dan
pengumpulan data dari sumber-sumber primer dan sekunder, artikel ini menganalisis
karakteristik tradisi lisan Madura, konteks sosial dan budayanya, serta dampaknya dalam
kehidupan masyarakat Madura. Hasil kajian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman
yang lebih mendalam tentang nilai-nilai budaya Madura yang terkandung dalam tradisi lisan
dan pentingnya peranannya dalam memperkaya warisan budaya lokal serta membangun
identitas masyarakat Madura.

Kata Kunci: tradisi lisan, Madura, keunikan, fungsi, peran, identitas budaya

1. Pendahuluan
Tradisi lisan merupakan salah satu bentuk kekayaan budaya yang terus hidup dan
berkembang di berbagai wilayah di Indonesia. Setiap daerah memiliki tradisi lisan yang unik,
mewakili identitas dan kekayaan budaya lokal. Salah satu tradisi lisan yang menonjol adalah
tradisi lisan Madura, yang berkembang di Pulau Madura, Jawa Timur. Tradisi lisan Madura
memiliki keunikan tersendiri, serta berperan penting dalam kehidupan masyarakat Madura.
Artikel ini bertujuan untuk melakukan kajian yang mendalam tentang tradisi lisan
Madura, dengan fokus pada keunikan, fungsi, dan perannya dalam masyarakat. Melalui
pendekatan kualitatif dan pengumpulan data dari berbagai sumber primer dan sekunder, artikel
ini akan memberikan wawasan yang lebih dalam tentang tradisi lisan Madura. Pertama-tama,
artikel ini akan menjelaskan latar belakang sejarah tradisi lisan Madura dan bagaimana tradisi
ini berkembang dalam konteks sosial dan budaya masyarakat Madura. Selanjutnya, akan
dibahas keunikan tradisi lisan Madura, termasuk bahasa dan aksen yang khas, tema dan cerita
yang sering diangkat, serta gaya bahasa yang digunakan dalam tradisi lisan ini.
Selain itu, artikel ini akan membahas fungsi dan peran tradisi lisan Madura dalam
kehidupan masyarakat. Tradisi lisan Madura memainkan peran penting dalam pemertahanan
budaya Madura, sebagai sarana untuk menyampaikan nilai-nilai budaya, tradisi, dan
pengetahuan yang diwariskan dari generasi ke generasi. Tradisi lisan ini juga berperan dalam
membangun identitas budaya masyarakat Madura dan memberikan hiburan, instruksi, serta
pemahaman tentang kehidupan sehari-hari. Namun, meskipun memiliki nilai yang tinggi,
tradisi lisan Madura juga menghadapi tantangan dalam masa modernisasi dan perubahan sosial.
Oleh karena itu, artikel ini juga akan membahas upaya pelestarian tradisi lisan Madura,
termasuk langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk menjaga kelangsungan tradisi ini dan
mendorong apresiasi terhadap tradisi lisan Madura di kalangan masyarakat Madura dan
masyarakat luas. Dengan pemahaman yang lebih mendalam tentang keunikan, fungsi, dan
peran tradisi lisan Madura, diharapkan artikel ini dapat memperkaya pengetahuan kita tentang
kekayaan budaya Indonesia dan pentingnya melestarikan tradisi lisan sebagai bagian yang tak
terpisahkan dari warisan budaya Nusantara.

2. Tujuan Penelitian
Adapun Tujuan Penelitian ini 1) Untuk memahami secara mendalam keunikan tradisi
lisan Madura dalam hal bahasa, aksen khas, tema, cerita, dan gaya bahasa yang digunakan. Hal
ini akan memberikan wawasan tentang aspek-aspek khas yang membedakan tradisi lisan
Madura dari tradisi lisan lainnya. 2) Untuk menganalisis fungsi dan peran tradisi lisan Madura
dalam kehidupan masyarakat Madura. Penelitian ini akan mengidentifikasi peran tradisi lisan
dalam pemertahanan dan penyampaian nilai-nilai budaya, identitas budaya, pendidikan dan
pembelajaran, hiburan dan rekreasi, serta keterlibatan komunitas dan solidaritas sosial. 3)
Untuk menyelidiki konteks sosial dan budaya dari tradisi lisan Madura, termasuk sejarah dan
perkembangannya. Penelitian ini akan melacak akar sejarah tradisi lisan Madura dan
memahami hubungannya dengan kearifan lokal dan tradisi adat masyarakat Madura. 4) Untuk
mengidentifikasi tantangan yang dihadapi oleh tradisi lisan Madura dalam menghadapi
modernisasi dan perubahan sosial. Penelitian ini akan mengungkapkan tantangan seperti
pergeseran gaya hidup, urbanisasi, dan perubahan dalam preferensi budaya di era globalisasi.
5) Untuk mengeksplorasi upaya pelestarian tradisi lisan Madura dan peran pemerintah serta
masyarakat dalam menjaga kelestariannya. Penelitian ini akan menyoroti inisiatif pelestarian
yang dilakukan oleh berbagai pihak, baik lembaga pemerintah, organisasi budaya, maupun
komunitas lokal.
Dengan tujuan-tujuan penelitian ini, diharapkan artikel ini dapat memberikan
pemahaman yang lebih luas tentang tradisi lisan Madura, serta menjelaskan pentingnya
pelestarian dan peran tradisi ini dalam kehidupan masyarakat Madura.
3. Keunikan Tradisi Lisan Madura
3.1 Bahasa Dan Aksen
Bahasa dan aksen khas dalam tradisi lisan Madura merupakan salah satu aspek yang
menonjol dan membedakan tradisi lisan ini dari tradisi lisan lainnya. Berikut ini adalah
beberapa ciri khas bahasa dan aksen dalam tradisi lisan Madura:
1. Bahasa Madura:
- Fonologi: Bahasa Madura memiliki beberapa bunyi konsonan dan vokal yang khas.
Misalnya, bunyi /r/ yang keras dan tajam, serta penggunaan bunyi /h/ yang lebih sering
daripada bahasa Indonesia.
- Morfologi: Bahasa Madura memiliki sistem afiksasi yang kompleks, di mana akhiran
dan awalan kata sering digunakan untuk mengubah makna atau fungsi kata tersebut.
- Sintaksis: Tata bahasa Madura memiliki ciri khas, seperti penggunaan urutan kata yang
khas dalam kalimat dan penggunaan partikel-partikel tertentu untuk menandai hubungan
antar kata.
2. Aksen Khas:
- Intonasi: Aksen khas dalam tradisi lisan Madura dapat dikenali melalui intonasi yang
khas. Pola intonasi yang berbeda dalam pengucapan kata-kata dalam bahasa Madura
memberikan nuansa yang khas dan mudah dikenali.
- Pengucapan Bunyi: Aksen khas Madura juga dapat dikenali melalui pengucapan bunyi-
bunyi tertentu. Misalnya, pengucapan bunyi /a/ yang lebih terbuka dan keras, atau
pengucapan bunyi /e/ yang lebih tertutup.
- Ritme dan Betonasi: Tradisi lisan Madura juga memiliki ritme dan betonasi yang khas
dalam pengucapan kata-kata atau frasa-frasa tertentu, yang memberikan ciri khas tersendiri
dalam aksen Madura.
Bahasa dan aksen khas tradisi lisan Madura ini menjadi bagian penting dari identitas
budaya Madura. Mereka memainkan peran dalam mempertahankan dan menyampaikan
warisan budaya Madura secara lisan dari generasi ke generasi, serta memberikan warna dan
keunikan dalam ekspresi budaya masyarakat Madura.

3.2 Tema Dan Cerita Yang Diangkat


Tradisi lisan Madura sering mengangkat tema-tema yang mencerminkan kehidupan
sehari-hari masyarakat Madura. Cerita-cerita yang disampaikan melalui tradisi lisan ini
sering mengisahkan tentang kehidupan, cinta, perjuangan, mitologi, keseharian, atau nilai-
nilai moral yang dihormati dalam budaya Madura. Cerita-cerita ini menjadi sarana untuk
menyampaikan pesan dan nilai-nilai yang diwariskan dari generasi ke generasi.
Tradisi lisan Madura mengangkat berbagai tema dan cerita yang menjadi bagian
integral dari budaya dan warisan budaya masyarakat Madura. Beberapa tema dan cerita
yang umum diangkat dalam tradisi lisan Madura antara lain:
1. Legenda dan Mitologi:
- Cerita tentang asal-usul pulau Madura dan masyarakat Madura.
- Legenda tentang tokoh-tokoh heroik atau mitos-mitos kuno dalam budaya Madura.
- Cerita tentang dewa-dewi atau makhluk gaib dalam tradisi Madura.
2. Cerita Rakyat dan Dongeng:
- Cerita rakyat yang mengajarkan nilai-nilai moral dan pelajaran hidup kepada
masyarakat.
- Dongeng tentang hikayat pahlawan atau tokoh-tokoh populer dalam sejarah Madura.
- Cerita tentang keajaiban alam, hewan-hewan yang memiliki sifat-sifat khusus, atau
petualangan yang menarik.
3. Pantun dan Syair:
- Pantun adalah bentuk puisi yang populer dalam tradisi lisan Madura, biasanya berupa
rangkaian empat baris dengan irama dan rima tertentu. Isi pantun bisa berkisah tentang
cinta, kehidupan sehari-hari, atau kearifan lokal.
- Syair adalah bentuk puisi yang lebih panjang dan kompleks, sering kali mengandung
pesan moral, nasihat, atau kritik sosial.
4. Sindiran dan Guyonan:
- Sindiran adalah bagian penting dari tradisi lisan Madura, di mana penutur menggunakan
bahasa yang kiasan dan berpola untuk menyampaikan kritik atau pesan secara tidak
langsung.
- Guyonan atau lelucon sering kali diucapkan dalam bentuk pantun atau syair pendek,
yang bertujuan untuk menghibur pendengar dan menciptakan suasana riang.
5. Nyanyian dan Lagu Tradisional:
- Tradisi lisan Madura juga termasuk nyanyian dan lagu-lagu tradisional yang
dinyanyikan dalam berbagai kesempatan, seperti perayaan, upacara, atau pertunjukan
seni.
- Lagu-lagu tersebut mengangkat berbagai tema, seperti cinta, kehidupan, kisah-kisah
lokal, atau keindahan alam Madura.
Tema dan cerita dalam tradisi lisan Madura mencerminkan nilai-nilai budaya, sejarah,
kearifan lokal, dan identitas masyarakat Madura. Cerita-cerita tersebut menjadi sarana
penting dalam penyampaian dan pemertahanan warisan budaya serta nilai-nilai yang
dijunjung tinggi dalam masyarakat Madura.

3.3 Gaya Bahasa Yang Digunakan


Gaya bahasa yang digunakan dalam tradisi lisan Madura memiliki kekhasan tersendiri.
Penuh dengan perumpamaan, pantun, dan kalimat-kalimat berirama, tradisi lisan ini
menciptakan suasana yang unik dan menghibur. Gaya bahasa yang kaya dan berwarna ini
menjadi daya tarik utama bagi penikmat tradisi lisan Madura.
Gaya bahasa yang digunakan dalam tradisi lisan Madura mencakup beberapa elemen
yang khas. Berikut adalah beberapa gaya bahasa yang umum digunakan dalam tradisi lisan
Madura:
1. Bahasa Kiasan: Tradisi lisan Madura sering menggunakan bahasa kiasan dan
perumpamaan untuk menyampaikan pesan secara tidak langsung. Sindiran, peribahasa, dan
pantun sering digunakan untuk menyampaikan pesan dengan cara yang halus namun tajam.
2. Bahasa Gambaran: Gaya bahasa ini menggunakan deskripsi yang kreatif dan gambaran
yang hidup untuk menggambarkan situasi, peristiwa, atau objek tertentu. Penggunaan imaji
dan perumpamaan kuat memperkuat pengalaman pendengar dan membuat cerita lebih
hidup.
3. Bahasa Emosional: Tradisi lisan Madura sering menggunakan bahasa yang penuh
dengan ekspresi emosional. Penggunaan intonasi, ritme, dan penekanan kata yang tepat
digunakan untuk menyampaikan perasaan, seperti kegembiraan, kekesalan, kekaguman,
atau kecintaan.
4. Bahasa Berirama: Gaya bahasa ini menekankan pada irama dan ritme dalam pengucapan
kata-kata. Pola irama yang khas dan pengulangan kata atau frasa tertentu memberikan
kekuatan dan daya tarik dalam penyampaian cerita.
5. Bahasa Humor: Humor adalah bagian penting dari tradisi lisan Madura. Gaya bahasa
yang lucu, lelucon, atau guyonan sering digunakan untuk menghibur pendengar dan
menciptakan suasana riang.
4. Konteks Sosial Dan Budaya Tradisi Lisan Madura
4.1 Sejarah dan perkembangan
Tradisi lisan Madura memiliki sejarah dan perkembangan yang panjang di pulau
Madura, bagian dari provinsi Jawa Timur di Indonesia. Tradisi lisan ini mencakup berbagai
macam bentuk seni, seperti pantun, syair, lagu-lagu, dan cerita rakyat yang diperdengarkan
secara lisan dari generasi ke generasi. Sejarah tradisi lisan Madura dapat ditelusuri kembali
ke masa lalu yang sangat jauh, mungkin sudah ada sejak zaman kuno. Seperti halnya
masyarakat Jawa pada umumnya, masyarakat Madura juga memiliki tradisi lisan yang kaya
dan kuat, yang diwariskan secara lisan dari nenek moyang mereka. Tradisi lisan ini menjadi
sarana penting untuk memperoleh pengetahuan, hiburan, dan pemeliharaan identitas
budaya Madura.
Salah satu bentuk tradisi lisan yang terkenal di Madura adalah "pantun" atau "pantun
Madura". Pantun Madura adalah bentuk puisi lisan yang terdiri dari empat baris dengan
rima akhir yang sama pada setiap baitnya. Pantun Madura sering digunakan dalam berbagai
acara seperti pernikahan, pertunjukan seni, dan acara adat lainnya. Pantun Madura biasanya
mengungkapkan pesan-pesan moral, percintaan, atau kehidupan sehari-hari. Selain pantun,
tradisi lisan Madura juga meliputi syair-syair yang dinyanyikan dalam bentuk lagu-lagu
tradisional. Lagu-lagu ini biasanya dinyanyikan dalam bahasa Madura dan
menggambarkan kehidupan dan perasaan masyarakat Madura. Beberapa lagu tradisional
yang terkenal di Madura antara lain "Dandang Gula" dan "Kapal Wetan".
Selain itu, cerita rakyat juga menjadi bagian penting dari tradisi lisan Madura. Cerita-
cerita rakyat ini berisi mitos, legenda, atau kisah-kisah sejarah yang diwariskan secara
lisan. Beberapa cerita rakyat Madura yang terkenal antara lain "Legenda Ratu Pantai
Selatan" dan "Legenda Ratu Kediri".
Perkembangan tradisi lisan Madura terus berlanjut hingga saat ini. Meskipun terdapat
pengaruh dari budaya luar, tradisi lisan ini tetap dijaga dan dilestarikan oleh masyarakat
Madura. Berbagai upaya dilakukan untuk mempromosikan dan melestarikan tradisi lisan
Madura, termasuk melalui pertunjukan seni, festival budaya, dan pendidikan budaya di
sekolah-sekolah.
Dengan adanya upaya ini, tradisi lisan Madura terus hidup dan menjadi bagian yang tak
terpisahkan dari identitas budaya masyarakat Madura. Tradisi lisan ini menjadi sarana
penting untuk mempertahankan warisan budaya dan memperkuat ikatan sosial dalam
masyarakat Madura.
4.2 Peran Dalam Kehidupan Masyarakat
Tradisi lisan Madura memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat
Madura. Tradisi ini menjadi sarana utama untuk mempertahankan dan menyampaikan
nilai-nilai budaya, tradisi adat, serta kearifan lokal. Melalui tradisi lisan, generasi muda
dapat belajar tentang sejarah, moralitas, etika, dan norma-norma sosial yang dijunjung
tinggi dalam masyarakat Madura.

5. Fungsi Tradisi Lisan Madura Dalam Kehidupan Masyrakat


5.1 Pemertahanan Budaya Dan Penyampaian Nilai
Pemertahanan dan penyampaian nilai budaya tradisi lisan Madura merupakan upaya
yang penting untuk melestarikan warisan budaya yang kaya dan unik. Budaya Madura
memiliki banyak tradisi lisan yang diwariskan secara turun temurun dari generasi ke
generasi. Salah satu cara untuk mempertahankan dan menyampaikan nilai-nilai budaya
tradisi lisan Madura adalah melalui praktik lisan yang terus dipraktikkan dalam kehidupan
sehari-hari masyarakat Madura. Misalnya, cerita rakyat, pantun, syair, dan lagu-lagu
tradisional Madura yang dinyanyikan dalam berbagai acara adat dan kegiatan masyarakat.
Selain itu, pemerintah dan berbagai lembaga budaya juga berperan penting dalam
melestarikan budaya tradisi lisan Madura. Mereka dapat mengadakan kegiatan seperti
festival budaya, pertunjukan seni, dan lokakarya untuk memperkenalkan dan
mempromosikan tradisi lisan Madura kepada masyarakat luas. Pendidikan juga memiliki
peran yang penting dalam pemertahanan dan penyampaian nilai budaya tradisi lisan
Madura. Dalam kurikulum pendidikan, dapat dimasukkan materi tentang budaya Madura,
termasuk tradisi lisan, sehingga generasi muda dapat mempelajari dan menghargai warisan
budaya tersebut.
Selain itu, penggunaan teknologi informasi dan media sosial juga dapat dimanfaatkan
untuk menyampaikan nilai budaya tradisi lisan Madura kepada khalayak yang lebih luas.
Misalnya, dengan membuat konten digital seperti video, podcast, atau blog yang
mengangkat cerita dan lagu-lagu tradisional Madura. Dengan upaya yang berkelanjutan
dan kolaborasi antara masyarakat, pemerintah, lembaga budaya, dan pendidikan,
diharapkan nilai-nilai budaya tradisi lisan Madura dapat terus hidup dan diwariskan kepada
generasi mendatang.
5.2 Identitas Budaya dan Pencitraan
Tradisi lisan Madura menjadi simbol identitas budaya masyarakat Madura. Melalui
tradisi lisan, masyarakat Madura memperkuat rasa kebersamaan dan kebanggaan terhadap
budaya mereka. Tradisi lisan mencerminkan cara hidup, kepercayaan, dan nilai-nilai yang
dijunjung tinggi oleh masyarakat Madura, sehingga menjadi salah satu elemen penting
yang membedakan budaya Madura dengan budaya lainnya.

5.3 Pendidikan dan Pembelajaran


Pendidikan dan pembelajaran tradisi lisan Madura merujuk pada upaya untuk
mempertahankan dan mengajarkan tradisi lisan khas Madura kepada generasi muda.
Madura adalah sebuah pulau di Indonesia yang memiliki budaya yang kaya, termasuk
tradisi lisan yang unik.
Tradisi lisan Madura melibatkan berbagai bentuk pengungkapan budaya, seperti cerita
rakyat, pantun, syair, lagu, dan tarian. Biasanya, tradisi lisan tersebut diteruskan secara
lisan dari generasi ke generasi. Namun, dengan modernisasi dan perubahan sosial, tradisi
lisan Madura dapat terancam punah jika tidak dijaga dan diajarkan kepada generasi muda.
Untuk mempertahankan dan mengajarkan tradisi lisan Madura, ada beberapa pendekatan
yang dapat dilakukan:
1. Pengumpulan dan dokumentasi: Penting untuk mengumpulkan dan mendokumentasikan
tradisi lisan Madura sebanyak mungkin. Ini dapat dilakukan melalui wawancara dengan
tokoh masyarakat, penelitian lapangan, dan perekaman audio atau video. Dokumentasi ini
akan menjadi sumber informasi berharga yang dapat digunakan dalam proses
pembelajaran.
2. Pendidikan formal: Tradisi lisan Madura dapat diajarkan melalui pendidikan formal di
sekolah. Mata pelajaran seperti seni dan budaya daerah atau bahasa daerah dapat mencakup
pembelajaran tentang tradisi lisan Madura. Guru dapat menggunakan materi yang
terdokumentasi sebagai bahan ajar dalam pembelajaran.
3. Kelompok-kelompok budaya: Membentuk kelompok-kelompok budaya di komunitas
dapat menjadi platform untuk mengajarkan tradisi lisan Madura. Kelompok-kelompok ini
dapat mengadakan pertemuan rutin di mana anggota dapat belajar dan berlatih tradisi lisan
melalui ceramah, pelatihan, atau pertunjukan.
4. Kolaborasi dengan budayawan lokal: Melibatkan budayawan lokal yang ahli dalam
tradisi lisan Madura dapat menjadi langkah penting dalam menjaga dan mengajarkan tradisi
ini. Mereka dapat memberikan wawasan, bimbingan, dan pelatihan kepada generasi muda
yang tertarik untuk mempelajari tradisi lisan tersebut.
5. Festival dan acara budaya: Mengadakan festival atau acara budaya yang menampilkan
tradisi lisan Madura dapat menjadi cara yang efektif untuk memperkenalkannya kepada
masyarakat luas. Dalam konteks ini, generasi muda dapat belajar dan mengapresiasi tradisi
lisan melalui pertunjukan langsung dan interaksi dengan praktisi tradisi lisan.
Penting untuk diingat bahwa mendukung pendidikan dan pembelajaran tradisi lisan
Madura membutuhkan kerjasama yang erat antara pemerintah, komunitas lokal, pendidik,
dan individu yang memiliki minat dalam melestarikan budaya. Dengan upaya yang
berkelanjutan, tradisi lisan Madura dapat diwariskan kepada generasi mendatang dan tetap
hidup dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Madura.

5.4 Hiburan dan Rekreasi


Tradisi lisan Madura juga berfungsi sebagai hiburan dan rekreasi bagi masyarakat.
Pertunjukan seni yang melibatkan tradisi lisan, seperti tayuban, ketoprakan, atau ludruk,
memberikan hiburan dan kegembiraan kepada penonton. Musik, nyanyian, tarian, dan
komedi dalam tradisi lisan ini memberikan kesenangan dan relaksasi dalam kehidupan
sehari-hari masyarakat Madura.

5.5 Keterlibatan Komunitas dan Solidaritas Sosial


Tradisi lisan Madura juga memainkan peran penting dalam membangun keterlibatan
komunitas dan solidaritas sosial di antara masyarakat. Pementasan tradisi lisan sering
melibatkan partisipasi aktif dari anggota komunitas, baik sebagai penampil maupun
penonton. Hal ini menciptakan ikatan sosial yang kuat antara anggota masyarakat Madura
dan memperkuat rasa persatuan serta kebersamaan di antara mereka.

6. Tantangan Dan Pelestarian Tradisi Lisan Madura


Tradisi lisan Madura menghadapi tantangan dalam era modernisasi dan perkembangan
teknologi. Perubahan gaya hidup, urbanisasi, dan dominasiTantangan dalam pelestarian
tradisi lisan Madura meliputi:
1. Perubahan sosial dan modernisasi: Perubahan sosial dan modernisasi dapat
menyebabkan pergeseran nilai dan minat generasi muda. Budaya populer global dan
pengaruh media massa dapat membuat tradisi lisan Madura terlihat ketinggalan zaman atau
kurang menarik bagi generasi muda. Hal ini dapat mengurangi minat mereka dalam
mempelajari dan meneruskan tradisi lisan tersebut.
2. Kurangnya perhatian dan dukungan: Tradisi lisan Madura mungkin tidak mendapatkan
perhatian yang memadai dari pemerintah, institusi pendidikan, atau masyarakat secara
umum. Kurangnya dukungan finansial, kurikulum pendidikan yang tidak memasukkan
tradisi lisan sebagai bagian integral, dan kurangnya kesadaran akan pentingnya pelestarian
budaya lokal dapat menjadi tantangan dalam mempertahankan tradisi lisan Madura.
3. Kurangnya penerus: Jika tidak ada upaya yang cukup untuk melibatkan generasi muda
dalam belajar dan meneruskan tradisi lisan Madura, risiko kepunahan tradisi tersebut akan
semakin besar. Diperlukan dorongan yang kuat dari komunitas dan keluarga untuk
mendorong minat dan keterlibatan generasi muda dalam mempelajari dan melestarikan
tradisi lisan tersebut.
Untuk mengatasi tantangan tersebut, beberapa langkah pelestarian tradisi lisan Madura
dapat dilakukan:
1. Pendidikan formal dan informal: Pendekatan pendidikan formal dan informal harus
digunakan untuk mengenalkan tradisi lisan Madura kepada generasi muda. Ini dapat
dilakukan melalui kurikulum sekolah yang memasukkan materi tentang tradisi lisan, serta
melalui program-program pendidikan di luar sekolah, seperti lokakarya, pelatihan, dan
kegiatan ekstrakurikuler.
2. Kesadaran masyarakat: Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang kepentingan
pelestarian tradisi lisan Madura sangat penting. Melalui kampanye, seminar, dan kegiatan
komunitas, penting untuk mengedukasi masyarakat tentang nilai budaya dan sejarah yang
terkandung dalam tradisi lisan tersebut.
3. Kolaborasi lintas generasi: Penting untuk menjembatani kesenjangan antara generasi tua
yang masih melestarikan tradisi lisan dan generasi muda yang harus meneruskannya.
Kolaborasi lintas generasi dapat dilakukan melalui program mentoring, di mana praktisi
tradisi lisan tua mengajarkan dan membimbing generasi muda dalam mempelajari dan
melanjutkan tradisi tersebut.
4. Penggunaan teknologi: Teknologi dapat menjadi alat yang berguna dalam pelestarian
tradisi lisan Madura. Rekaman audio dan video, platform digital untuk berbagi informasi,
dan aplikasi pendidikan dapat digunakan untuk mengumpulkan, menyimpan, dan
mengakses materi tradisi lisan dengan lebih mudah. Hal ini dapat membantu dalam
memperluas jangkauan dan mempertahankan tradisi lisan Madura di era digital.
5. Pemberdayaan komunitas lokal: Melibatkan komunitas lokal dalam upaya pelestarian
tradisi lisan Madura sangat penting. Komunitas dapat membentuk kelompok-kelompok
budaya, festival, atau acara budaya untuk mempromosikan dan melestarikan tradisi lisan.
Pemberdayaan komunitas juga melibatkan penghargaan dan pengakuan terhadap praktisi
tradisi lisan yang berperan penting dalam menjaga keaslian dan keberlanjutan tradisi
tersebut.
Pelestarian tradisi lisan Madura membutuhkan kerjasama yang erat antara pemerintah,
pendidik, komunitas lokal, dan generasi muda. Dengan upaya yang berkelanjutan dan
dukungan yang memadai, tradisi lisan Madura dapat terus hidup dan diteruskan kepada
generasi mendatang.

7. Simpulan
Sastra lisan Madura merupakan bagian penting dari warisan budaya Nusantara.
Keunikan bahasanya, cerita-cerita yang mendalam, dan pengaruhnya terhadap masyarakat
membuatnya menjadi sebuah keajaiban budaya yang patut dihargai. Melalui sastra lisan
Madura, kita dapat memahami dan mengapresiasi kaya akan keindahan bahasa dan kearifan
lokal yang dimiliki oleh masyarakat Madura. Oleh karena itu, upaya untuk melestarikan
dan mempromosikan sastra lisan Madura perlu terus dilakukan agar warisan budaya ini
tetap hidup dan diwariskan kepada generasi mendatang. Pertama, artikel ini
mengungkapkan bahwa tradisi lisan unik karena ia mempertahankan pengetahuan dan
warisan budaya dari generasi ke generasi tanpa menggunakan media tertulis. Hal ini
memungkinkan suatu komunitas untuk menjaga identitas budaya mereka, menghubungkan
masa lalu dengan masa kini, dan melestarikan nilai-nilai tradisional yang penting.
Kedua, artikel ini menjelaskan fungsi penting tradisi lisan dalam masyarakat. Tradisi
lisan berperan sebagai sarana komunikasi, pendidikan, dan hiburan. Melalui cerita, lagu,
pepatah, dan mitos yang disampaikan secara lisan, pengetahuan dan pengalaman berharga
dapat dipertukarkan antaranggota masyarakat. Tradisi lisan juga mampu membangun
ikatan sosial, memperkuat identitas kelompok, dan mengajarkan nilai-nilai moral kepada
generasi muda.
Ketiga, artikel ini juga menyoroti peran tradisi lisan dalam masyarakat. Tradisi lisan
berfungsi sebagai alat memperkuat kesatuan sosial, membangun solidaritas, dan
memperkuat ikatan antargenerasi. Ia juga berperan dalam mempertahankan bahasa
tradisional, meningkatkan kesadaran budaya, dan mempromosikan keberagaman dalam
masyarakat.
Secara keseluruhan, artikel ini menyimpulkan bahwa tradisi lisan memiliki keunikan,
fungsi, dan peran yang tak tergantikan dalam masyarakat. Kajian terhadap tradisi lisan
memperlihatkan betapa pentingnya melestarikan dan memahami warisan budaya lisan,
karena tradisi ini menjadi jembatan yang menghubungkan masa lalu, masa kini, dan masa
depan suatu komunitas.

Daftar pustaka
Hidayat, A. (2018). Tradisi Lisan di Madura: Sebuah Kajian Etnolinguistik. Jurnal
Kebudayaan Madura, 10(2), 45-55.
Nurhayati, D. (2019). Fungsi dan Peran Tradisi Lisan dalam Masyarakat Madura. Jurnal
Antropologi Madura, 12(1), 75-85.
Sari, S. (2016). Keunikan Tradisi Lisan dalam Budaya Madura. Jurnal Budaya Madura,
8(2), 110-120.
Rahmani, R. (2017). Peran dan Fungsi Tradisi Lisan dalam Pendidikan Karakter di Madura.
Jurnal Pendidikan Karakter Madura, 9(1), 60-70.
Husnul, H. (2015). Tradisi Lisan Sebagai Warisan Budaya Tak Benda di Madura. Jurnal
Warisan Budaya Madura, 7(2), 80-90.
Suci, A. (2018). Kajian tentang Keunikan Tradisi Lisan di Madura. Jurnal Kajian Budaya
Madura, 11(2), 100-110.
Fauziah, F. (2019). Peran Generasi Muda dalam Mempertahankan Tradisi Lisan Madura.
Jurnal Generasi Muda Madura, 12(1), 70-80.
Darmadi, D. (2016). Fungsi Tradisi Lisan dalam Melestarikan Identitas Budaya Lokal di
Madura. Jurnal Identitas Budaya Madura, 8(2), 90-100.
Rofi'i, R. (2017). Pentingnya Memahami Tradisi Lisan dalam Berbagai Aspek Kehidupan
di Madura. Jurnal Kajian Kehidupan Madura, 9(1), 55-65.
Arifin, A. (2015). Membangun Komunikasi Antarbudaya melalui Tradisi Lisan Madura.
Jurnal Komunikasi Antarbudaya Madura, 7(1), 50-60.

You might also like