You are on page 1of 17

NILAI MORAL DALAM LEGENDA BATU GANTUNG SASTRA LISAN BATAK

TOBA

ARTIKEL PENELITIAN

OLEH:
LAMRIA TURNIP
NIM F1012151064

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA


JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PONTIANAK
2019
LEMBAR PERSETUJUAN

NILAI MORAL DALAM LEGENDA BATU GANTUNG SASTRA LISAN BATAK


TOBA

ARTIKEL PENELITIAN

Lamria Turnip
NIM F1012151064

Disetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Christanto Syam, M.Pd. Dr. Sesilia Seli,M.Pd.


NIP195911241988101001 NIP196301271990022001

Mengetahui,

Dekan FKIP Ketua Jurusan Pendidikan


Bahasa dan Seni

Dr. H. Martono, M.Pd. Drs. Nanang Heryana, M.Pd.


NIP 196803161994031014 NIP196107051988101001
NILAI MORAL DALAM LEGENDA BATU GANTUNG SASTRA LISAN
BATAK TOBA

Lamria Turnip, Christanto Syam, Sesilia Seli


Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra IndonesiaFKIP Untan Pontianak
Email:m.g.Lamriaturnip1@gmail.com

Abstract
This research is motivated by the desire of researcher of find the moral value
in a collection of sastra lisan short stories by Batak Toba work is dividet into
four problems, namely how the moral values deficted from human relationships
with God, how is the moral value depicted from humanrelationships with other
human being, how is the moral value depicted from human relationship with it
self, and how the plan of implementation of moral value in a collection of Batu
Gantung short story by Sastra Lisan Batak Toba on learning Indonesian
language at school. This study aims to obtain a picture of the moral value in a
collection of sastra lisan short stories by Batu Gantung Sastra Lisan Batak
Toba. The benefits of research that can be obtauned from this research, namely
the benefist of theori about moral value and short story. Researcher used
descriptive and qualitative methods. The approach used, namely the approach of
the literary work. The source of data in this study related to the moral value that
seen from human relationship with divinity, the moral value seen from human
reletionship with other human beings, and phrase, and sentences in a collection
of Batu Gantung short story by sastra lisan Batak Toba.

Keywords: moral values, thecollection of short stories, batu gantung


PENDAHULUAN merupakan bagian dari kebudayaan
Masing-masing daerah daerah Sumatera Utara yang
memiliki sastra lisan sesuai dengan beragaram jenisnya. Cerita rakyat
kebudayaan dan tradisi dalam disampaikan dari mulut-kemulut,
masyarakatnya. Setiap karya sastra, namun memiliki nilai yang dapat
selalu memiliki pesan moral yang diambil menjadi pengajaran. Cerita
berhubungan dengan sifat-sifat luhur rakyat digunakan untuk
pada masyarakat, perjuangan harkat, menyampaikan pendidikan dan
dan martabat manusia. Sastra lisan nasihat karena sangat digemari
menjadi kebudayaan yang hidup di masyarakat. Biasanya didengar
masyarakat pemiliknya. Masyarakat bersama-sama mengandung gagasan,
Batak Toba, sangat identik dengan pikiran, ajaran, pendidikan dan
sastra lisan yaitu berupa cerita harapan masyarakat.
rakyat. Sastra lisan memiliki fungsi
Cerita rakyat batu gantung, satu sosial disamping fungsi individual.
diantara sastra lisan Batak Toba Adanya tuntunan moral, menjaga

1
masyarakat dalam berperilaku dan lisan. Perbedaan selanjutnya terletak
bersikap. Melalui cerita rakyat, pada tempat, penelitian Suhaimi
secara tidak langsung orang lain berada di daerah Sanggau khususnya
dapat melihat kebudayaan yang pada masyarakat Melayu Sanggau.
menjadi ciri khas masyarakat Sedangkan penelitian yang akan
pemiliknya. Cerita rakyat, dijadikan peneliti teliti berada di Balai Berkuak
sebagai alat pendidikan di sekolah. kabupaten Ketapang, khususnya
Melalui sastra lisan berupa cerita sastra lisan cerita rakyat Dayak
rakyat, pendidikan di sekolah dapat Kualatn.
disampaikan dengan tujuan yang Neneng Rosfita Suryaningsih
baik pula. Terutama dalam (2012) mahasiswa Jurusan Bahasa
menyampaikan pendidikan moral, dan Seni di Fakultas Keguruan dan
sosial, sopan santun, dan etika. Ilmu Pendidikan Universitas
CeritaBatu Gantung,banyak Tanjungpura, dengan Judul Skripsi
mengandung nilai pendidikan religi, Nilai Moral yang Tercermin dalam
moral, budaya, dan sosial. Bidik Menggaling Sastra Lisan
Peneliti tergerak untuk Batak Jelai Kabupaten Mandailing.
melakukan penelitian ini, karena Penelitian ini mengkaji sastra lisan
cerita rakyat sudah jarang diceritakan Dayak Jelai kabupaten Ketapang
di tengah masyarakat umum maupun dari segi nilai moral relegius, nilai
masyarakat suku Batak Toba moral individu, nilai moral sosial,
Sumatera Utara Penelitian sastra dan fungsi dari cerita rakyat. Sastra
lisan berupa cerita rakyat, dilakukan lisan yang diteliti Neneng adalah
untuk menambah pengetahuan sastra lisan Batak Simalungun.
seputar sastra lisan. Peneliti sangat Sedangkan tempat penelitian
tertarik meneliti sastra lisan berupa peneliti berada di Balai Berkuak,
cerita rakyat, karena dalam proses kabupaten Ketapang, khususnya
penelitian peneliti dapat menemukan sastra lisan cerita rakyat Btak Toba
hal-hal baru yang mungkin belum Peneliti akan meneliti sastra lisan
diketahui seputar dunia sastra lisan Btak Tobayaitu, cerita rakyat yang
terutama cerita rakyat. disampaikan secara lisan oleh si
Penelitian serupa yang pernah penutur. Pada penelitian ini, peneliti
dilakukan oleh Suhaimi (2014), juga meneliti nilai-nilai pendidikan
mahasiswa Jurusan Bahasa dan Seni dalam cerita rakyat, namun memiliki
di Fakultas Keguruan dan Ilmu perbedaan yaitu cerita yang akan di
Pendidikan Universitas Tanjungpura, kaji, judul, isi cerita, tempat
dengan Judul Skripsi Struktur dan penelitian, narasumber dan karya
Fungsi Cerita Rakyat Pak Alui sastra lisan yang diteliti. Segala yang
Sastra Lisan Masyarakat Melayu berkaitan dengan penelitian yang
Sanggau Kabupaten Sanggau. akan peneliti lakukan, dijadikan
Penelitian yang dilakukan oleh sebagai sebuah rujukan. Sejauh
Suhaimi ini memiliki persamaan juga penelusuran yang dilakukan peneliti
perbedaan dengan penelitian yang di lingkungan Fakultas Keguruan
akan dilakukan oleh peneliti saat ini. dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Persamaan tersebuat terletak pada Tanjungpura. Khususnya pada Prodi
apa yang akan dikaji yaitu sastra Pendidikan Bahasa dan Sastra

2
Indonesia, belum pernah diteliti memiliki fungsi sebagai alat
cerita rakyat berjudul Batu Gantung pendidikan, dan penghibur di
sastra lisan Batak Toba. lingkungan keluarga maupun di
Alasan peneliti tertarik meneliti lingkungan masyarakat.
cerita rakyat Batu Gantung sastra Berdasarkan masalah diatas,
lisan Batak Toba sastra lisan Batak dirumuskan masalah penelitian
Toba kabupaten Samosir. Pada sebagai berikut, “Bagaimanakah
cerita rakyat tersebut memiliki nilai-nilai pendidikan, fungsi dan
nilai-nilai pendidikan, yang dapat rencana implementasi hasil
dijadikan pandangan hidup penelitian nilai-nilai pendidikan
terutama dalam keluarga maupun di dalam cerita rakyat Batu Gantung
masyarakat. Selain itu peneliti di sekolah.” dirumuskan 1)
tertarik meneliti cerita rakyatbatu Bagaimanakah nilai-nilai moral
gantung, karena memudarnya hubungan manusia dengan Tuhan
tradisi lisan dalam kehidupan yang tercermin dalam cerita
masyarakat Batak Toba. rakyatlegenda Batu Gantung?, 2)
Merupakan indikasi telah Bagaimanakah nilai yang
memudarnya ikatan sosial, budaya berhubungan manusia dengan
diantara masyarakat dan manusia lain nya yang tercermin
sebaliknya. dalam cerita rakyat Batu Gantung?,
Hasil penelitian ini 3)Bagaimana rencana implementasi
diimplementasikan dalam rencana hasil penelitian nilai-nilai moral
pembelajaran bahasa, sebagai dalam cerita rakyatBatu Gantung,
bahan ajar yang relevan pada di sekolah?.
pembelajaran sastra dalam upaya Analisis nilai-nilai moral
meningkatkan apresiasi peserta dalam cerita rakyatBatu Gantung,
didik terhadap karya sastra. Sesuai diharapkan dapat menambah teori
dengan kurikulum 2013, di SMA tentang nilai-nilai pendidikan.
kelas X semester ganjil dengan Penelitian ini diharapkan dapat
Kompetensi Dasar (KD) 3.7 memberi manfaat teoretis a)
Mengidentifikasi nilai-nilai dan isi Penelitian ini diharapkanmampu
yang terkandung dalam cerita memperluas pengetahuan,terutama
rakyat baik lisan maupun tulis dan dalam bidang sastra pada nilai-nilai
4.7 Menceritakan kembali isi cerita pendidikan dalam sastra lisan.
rakyat yang didengar dan dibaca. b) Penelitian ini diharapkan dapat
Indikator yang akan dicapai. memberikan kontribusi bagi
Masalah dalam penelitian perkembangan ilmu sastra,
ini berkaitan dengan cerita rakyat khususnya dalam kepustakaan
pada umunya, sama halnya dengan dalam dunia pendidikan khususnya
cerita rakyat Batu Gantung Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia
memiliki nilai-nilai seperti nilai Fakultas Keguruan dan Ilmu
pendidikan. Nilai pendidikan Pendidikan Universitas
berkaitan dengan nilai pendidikan Tanjungpura.
religi, nilai pendidikan moral, nilai Penelitian ini diharapkan
pendidikan budaya, dan nilai dapat memberi manfaat praktis a)
pendidikan sosial. Cerita rakyat Penelitian ini diharapkan mampu

3
menjadi motivasi tersendiri bagi kutipan data untuk memberikan
penikmat sastra dalam kehidupan gambaran penyajian laporan
praktis. b) Bermanfaat untuk para tersebut. Data tersebut berasal dari
guru Bahasa Indonesia dalam rekaman, , dan dokumen resmi
memberikan alternatif lainnya.
pembelajaran sastra di Sekolah Bentuk penelitian yang
Menengah Atas (SMA). b) Hasil digunakan dalam penelitian ini
penelitian ini dapat menambah adalah penelitian kualitatif. Bentuk
referensi bagi para peneliti yang kualitatif memanfaatkan cara-cara
hendak meneliti nilai-nilai penafsiran dengan menyajikannya
pendidikan dan fungsi dalam karya dalam bentuk deskriptif. Data yang
sastra, khususnya dalam sastra lisan dikumpulkan pada penelitian
berupa cerita rakyat. adalah data deskriptif berupa kata-
kata lisan, dan pada
METODE PENELITIAN saatpengumpulan data
Metodepenelitian yang sangatbertergantungan pada proses
digunakan adalah penelitian perekaman dan pengamatan
kualitatif bentuk deskriptif, karena peneliti.
dalam penelitian ini akan Laporan hasil penelitian
memperoleh banyak data berupa akan berisi kutipan dari data-data
kata-kata dari pada angkat- yang dikumpulkan peneliti dari
angka.Penelitian juga melihat objek penelitian. Pada dasarnya
kenyataan sesungguhnya data yang penelitian kualitatif lebih
peroleh berupahasil tuturan, mementingkan segi proses dari
kemudian diterjemahkan dalam pada hasil. Hal ini di sebabkan oleh
bentuk bahasa Indonesia, lalu hubungan bagian-bagian yang
dianalisis dan ditafsirkan dengan sedang diteliti akan jauh lebih jelas
objektif kemudian dideskripsikan apabila diamati dalam proses
dalam bentuk kata-kata. (Moleong, 2017:11).
Laporan penelitian akan berisi Pendekatan yang gunakan
kutipan-kutipan data untuk peneliti pada penelitian ini adalah
memberi gambaran pendekatan sosiologis sastra.
penyajianlaporan penelitian dalam Pendekatan sosiologi sastra
menganalisis nilai-nilai pendidikan menganalisismanusia dalam
dan fungsi cerita rakyat Batu masyarakat,dengan proses
Gantung sastra lisan Batak pemahaman mulai dari masyarakat
Toba.Moleong, (2017:11)Data yang ke individu. Pendekatan sosiologi
dikumpulkan berupa kata-kata, sastra menganggap karya sastra
gambar, dan bukan angka- sebagai milik masyarakat atau milik
angka.Hal itu disebabkan adanya bersama.Ratna,(2013:59)Pendekata
penerapan metode kualitatif.Selain n sosiologis adanya hubungan
itu, semua yang dikumpulkan hakiki antara karya sastra dengan
kemungkinan menjadi sumber masyarakat.Hubungan-
kunci terhadap apa yang sudah hubunganyang dimaksud adalah
diteliti, oleh karena itu laporan yang disebabkan oleh: a)Karya
penelitian akan berisi kutipan- sastra dihasilkan oleh pengarang,

4
b)Pengarang itu sendiri adalah Padapenelitian ini, teknik
anggota masyarakat, dan c) pengumpulan datamenggunakan
Pengarang memanfaatkan kekayaan teknik rekam dan
yang ada dalam masyarakat, dan wawancara.Peneliti menggunakan
d) hasil karya sastra itu teknik rekam karena peneliti ingin
dimanfaatkan kembali oleh mengkaji cerita rakyat Batu
masyarakat. Gantung sastra lisan Batak Toba
Penelitian terhadap cerita yang menjadi sumber data dalam
rakyat adalah bagian dari sosiologi penelitian, sedangkan teknik
sastra karena pada dasarnya wawancara adalah berupa intrumen
memiliki hubungan yang hakiki pertanyaan untuk menanyakan yang
antara karya sastra dengan berkaitan dengan penelitian yang
masyarakat, sehingga diharapkan dilakukan oleh peneliti.
dapat mencapai tujuan Pada penelitian ini peneliti
memecahkan masalah nilai-nilai melakukan pengumpul data
pendidikan dan fungsi dalam objek menggunakan teknik rekam dan
penelitian. teknikwawancara yang digunakan
Sumber data dalam peneliti dalam membantu proses
penelitian ini adalah cerita Batu penelitian. Penggunaan teknik
Gantung yang merupakan sastra rekam untuk merekam apa saja
lisan Batak Tobayang di tuturkan yang menjadi data dalam penelitian
oleh Firmatus Peta. Penentuan ini. Data yang dimaksud adalah
sumber data berdasarkan jenis data rekaman cerita rakyat Batu
yang telah ditentukan yaitu subjek, Gantung asatra lisan Batak Toba
informan, dan cerita Batu Gantung yang di dapat peneliti dari penutur
sastra lisan Batak Toba. Data yang atau si pencerita.
diperoleh dari penutur atau Alat pengumpul data yang
pencerita yang berasal dari digunakan adalah alat rekam berupa
masyarakat Batak Toba, , kamera untuk merekam semua
kabupaten Toba Samosir. proses pengumpulan data,
Data dalam penelitian ini sedangkan alat wawancara yang
adalah nilai-nilai pendidikan dan digunakan berupa instrumen
fungsi cerita rakyat yang berjudul pertanyaan, alat tulis (buku,
batu Gantung sastra lisan Batak pulpen). Pada penelitian ini peneliti
Toba data berupa kutipan-kutipan selaku instrumen kunci bertindak
nilai-nilai pendidikan diperoleh dari sebagai perencana, pelaksana,
informan atau penutur yang pengumpul data, penganalisis,
disampaikan secara lisan penafsiran data, dan pada akhirnya
menggunakan bahasa Batak Toba. menjadi pelapor hasil penelitian.
Teks lisan yang sudah dikumpulkan Pernyataan tersebut sesuai
oleh peneliti diterjemahkan ke dengan yangdikemukakan
dalam bahasa Indonesia, dengan oleh,Moleong, (2017:168)
menterjemahkan ke dalam bahasa Kedudukan penelitian dalam
Indonesia guna membantu agar penelitian kulitatif cukup rumit ia
orang lain dapat memahami bahasa sekaligus merupakan perencana,
yang digunakan dalam teks lisan. pelaksana, pengumpulan data,

5
analisis, penafsir data, dan pada relevan dengan masalah penelitian
akhirnya ia menjadi pelapor hasil secara berulang-ulang agar data
penelitiannya. Alat pengumpulan yang diperoleh sesuai dengan
data dalam penelitian adalah masalah yang akan dianalisis. Cara
peneliti sebagai instrumen kunci ini diharapkan dapat memperoleh
dan bertanggungjawab terhadap data yang absah.Teknik analisis
rancangan serta hasil penelitian data adalah langkah yang sangat
yang dilakukan. penting digunakan pada proses
Pada penelitian ini peneliti penelitian, karena disinilah hasil
memilih teknik pemeriksaan penelitian akan tampak. Analisis
keabsahan data sebagai data mencakup seluruh kegiatan
berikut.Keajengan pengamatan mengklarifikasi,menganalis,
berarti secara konsisten interetasi memaknai,dan menarik kesimpulan
dengan berbagai cara dalam dari semua data yang terkumpul.
kaitan dengan proses analisis Pada penelitian ini digunakan
yang konstan atau tentatif.Pada teknik analisis deskriptif kualitatif.
bagian ini berarti peneliti Deskriptif kualitatif artinya data
hendaknya mengadakan yang dikumpulkan berupa kata-
pengamatan dengan teliti secara kata, dan bukan angka-angka.
berkesinambungan terhadap Selanjutnya data yang didapatkan
faktor-faktor yang menonjol. akan diolah dan dianalisis dalam
Kemudian peneliti menelaah bentuk tulisan.
secara rinci sehingga pemeriksaan Langkah-langkah yang digunakan
tahap awal tampak salah satu atau untuk menganalisis data adalah
seluruh faktor yang telah ditelaah sebagai berikut. 1) Peneliti
sudah dipahami dengan cara yang menganalisis nilai-nilai pendidikan
biasa. yang tercermin dalam cerita rakyat,
Triangulasi adalah Batu Gantung sastra lisan Batak
memeriksa keabsahan data yang Toba yang sudah diterjemahkan
berasal dari luar peneliti. kedalam bahasa Indonesia. 2)
Triangulasi yang digunakan pada Peneliti menyimpulkan hasil
penelitian ini adalah triangulasi analisis nilai-nilai pendidikan yang
sumber data yang menggali tercermin dalam cerita rakyat, Batu
kebenaran informasi tertentu Gntung sastra lisan Batak Toba
melalui berbagai metode dan yang sudah diterjemahkan dalam
sumber perolehan data. Moleong, bahasa Indonesia.3) Peneliti
(2017:330)Triangulasi adalah menganalisis fungsi yang tercermin
teknik pemeriksaan keabsahan data dalam cerita rakyat, Batu Gantung
yang memanfaatkan sesuatu yang sastra lisan Batak Toba yang sudah
lain di luar data itu untuk keperluan diterjemahkan kedalam bahasa
pengecekkan atau pembandingan Indonesia. 4) Peneliti
terhadap data itu. menyimpulkan fungsi yang yang
Kecukupan referensi yang tercermin dalam cerita rakyat Batu
dilakukan dengan cara membaca Gantung sastra lisan Batak Toba
dan menelaah sumber-sumber data yang sudah diterjemahkan dalam
serta sebagai pustaka yang sangat bahasa Indonesia. 5) Peneliti

6
membuat perencanaan Nilai pendidikan religi, sikap
pembelajaran dari hasil analisis percaya pada Tuhan atas
nilai-nilai pendidikan dalam cerita keselamatan keluarga. Nilai
rakyat Batu Gantung sastra lisan pendidikan religi dilihat dari
Batak Toba hubungan manusia dengan Tuhan.
Kita percaya atas segala yang
HASIL PENELITIAN DAN telah diberikan Tuhan berupa
PEMBAHASAN kehidupan, keselamatan,
Hasil kebahagian karena semua anugrah
Berdasarkan hasil yang kita nikmati semuanya
penelitian, diperoleh empat nilai berasal dari Tuhan.
pendidikan yang terdapat dalam
Bersyukur atas Alam yang
cerita rakyat Batu Gantung.Nilai-
diberikan Tuhan
nilai tersebut, yaitu nilai pendidikan Kita sebagai makhluk
religi, nilai pendidikan moral, nilai ciptaan Tuhan sudah sepatutnya
pendidikan budaya, nilai kita bersyukur pada-Nya. Kita
pendidikan sosial. bersyukur sama halnya kita sudah
berterima kasih, atas alam dan
Nilai Pendidikan Religi segala isinya yang dapat kita
Meyakini adanya Tuhan nikmati selama hidup. Bersyukur
yang maha Esa yaitu, sikap dan sama halnya kita sadar bahwa kita
perilaku yang mencerminkan berterima kasih kepada Sang
keyakinan dan kepercayaan pencipta. Bersyukur atas segala
terhadap Tuhan yang Maha Esa. yang telah diberikan-Nya berupa
Tuhan menciptakan alam semesta, kehidupan, alam dan segala yang
artinya kita wajib mengakui dan ada dimuka bumi untuk kita
meyakini bahwa Tuhan yang nikmati dan dimanfaatkan sebaik
Maha Esa itu memang ada mungkin untuk kelangsungan
(Zuriah, 2011:69). hidup kita.Nilai pendidikan religi
Wujud nilai pendidikan yang berhubungan dengan sikap
religi dalam cerita rakyat Batu bersyukur atas alam yang telah
Gantung, yaitu: diberikan Tuhan. Nilai pendidikan
religi, dilihat dari hubungan
Percaya kepada Tuhan atas manusia dengan Tuhan dan alam
Keselamatan Keluarga karena mereka percaya Tuhan
Sikap percaya adanya yang menciptakan segalanya.
Tuhan yang selalu memberi Berdasarkan analisis, maka
pertolongan dan keselamatan. dapat dilihat tabel sebagai berikut.
Nilai religi yang mencermin sikap Tabel 1Nilai Pendidikan Religi
percaya pada Tuhan atas No Nilai Wujud
keselamatan. Percaya hanya Pendidikan
Tuhan yang dapat menyelamatkan Religi
hidup kita dan memberi 1. Percaya Demamakng
pertolongan dari setiap kepada sekeluarga
permasalahan yang kita hadapi. Tuhan atas percaya Tuhan

7
keselamatan yang telah berbakti pada orang tuanya.
keluarga menyelamatkan Berbakti pada orang tua merupakan
keluarga mereka suatu kewajiban bagi seorang anak
dari bahaya kepada orang tuanya. Membantu
kematian. meringankan pekerjaan orang tua
2. Bersyukur Demamakng adalah sikap berbakti kita pada
atas alam sekeluarga orang tua dalam meringankan
yang bersyukur atas pekerjaannya.
diberikan alam yang telah
Tuhan Tuhan sediakan Bertanggung Jawab dengan
bagi keluarga Keselamatan Saudara
mereka untuk Sikap bertanggung jawab
memenuhi adalah suatu kesanggupan kita
kebutuhan hidup untuk memikul tugas serta
mereka. kewajiban yang diberikan kepada
Nilai Pendidikan Moral kita. Di dalam keluargapun kita
merupakan pengetahuan memiliki tanggung jawab untuk
yang menyangkut budi pekerti saling menjaga, membantu,
manusia yang beradab. Hasbullah, melindungi satu sama lain. Rasa
(2005:194) Moral merupakan tanggung jawab dalam keluarga
kemampuan seseorang sangatlah penting karena
membedakan antara yang baik dan menyadarkan kita bahwa kita hidup
yang buruk. Moral secara umum memiliki tanggung jawab terutama
mengarah pada pengertian ajaran dalam keluarga.
tentang baik buruk yang diterima
mengenai perbuatan, sikap, Berani Membuat Keputusan
kewajiban, budi pekerti. Moral Berani berarti mempunyai
adalah produk dari kebudayaan hati yang mantap dan rasa percaya
masyarakat yang menuntun kita diri yang besar dalam menghadapi
pada apa yang harus dilakukan. bahaya, kesulitan, dan sebagainya,
Sikap moral mengarah pada hal tidak takut terhadap apapun. Sikap
baik dan buruk, berbudi pekerti, berani mengabil keputusan adalah
karena moral berasal dari suatu yang kadang sulit dilakukan.
kebudayaan dan kebiasaan dalam Nilai moral dilihat dari sikap berani
masyarakat. membuat keputusan, keberanian
Wujud nilai pendidikan membuat keputusan bukanlah hal
moral dalam cerita rakyat Batu yang mudah, melainkan
Gantung, yaitu. membutuhkan keberanian.

Berbakti kepada Orang Tua Adil Terhadap Saudara


Berbakti kepada orang tua Keadilan berasal dari kata
merupakan suatu kewajiban bagi adil, keadilan berarti sifat,
seorang anak kepada orang tuanya. perbuatan, perlakuan, dan keadaan
Kita sebagai seorang anak sudah yang adil. Keadilan secara umum
sepatutnya berbakti pada orang tua, sering diartikan menempatkan
anak yang baik adalah anak tahu sesuatu pada posisinya secara tepat

8
dan benar. Kita hidup harus membuat Demamakng
memiliki sikap yang mampu adil keputusan pertama
terhadap sesama maupun terhadap memutuskan dia
saudara kita. Jika kita bersikap adil akan pergi berburu
maka dalam kehidupan sehari-hari sendiri ke hutan
kita mampuberbagi apalagi dengan mengantikan
saudara maupun dengan orang lain. pekerjaan Opak
mereka pergi
Mandiri berburu selama
Mandiri dapat diartikan musim merumput
sebagai keadaan dapat berdiri di ladang.
sendiri atau tidak bergantung pada 4. Adil Ketika mereka
orang lain. Mandiri yaitu sikap dan terhadap Demamakng tujuh
perilaku yang tidak mudah saudara bersaudara berada
bertergantungan dengan orang lain di hutan dan hanya
dalam menyelesaikan tugas-tugas memiliki satu bekal
maupun suatu pekerjaan.Tidak milik Demamakng
harus menunggu bantuan orang lain ketujuh, karena
baru bertindak menyelesaikan lapar mereka
masalah. Bersikap mandiri berbagi nasi secara
mengajarkan kita untuk berusaha adil agar semuanya
sendiri. makan.
Berdasarkan analisis maka 5. Mandiri Demamakng
dapat dilihat tabel sebagai berikut. pertama pergi
Tabel 2 Nilai Pendidikan Moral berburu sendiri ke
No Nilai Wujud hutan dengan
Pendidikan berbekalkan
Moral peralatan yang
Berbakti Demamakng 7 dibawanya, tidak
1. kepada bersaudara tahu ada bantuan dari
orang tua kewajiban mereka saudaranya seperti
sebagai anak yaitu biasa mereka selalu
berbakti pada orang bekerja sama,
tua dengan cara disaat hendak
membantu berburu mereka
pekerjaan orang tua pergi sendiri.
mereka.
2. Bertanggun Demamakng Nilai Pendidikan Budaya
g jawab ketujuhbertanggun Nilai pendidikan budaya
dengan g jawab dengan adalah tentang apa yang dipandang
keselamatan keselamatan dan diakui berharga, hidup dalam
saudara saudaranya dan alam yang tersimpan dalam norma
membawa saudara atau aturan, dalam sebagian besar
kembali pulang ke anggota masyarakat yang utuh
rumah. dapat mengarahkan ucapan serta
3. Berani Ketika perilaku seseorang guna menjaga

9
pandangan hidup masyarakat. Ruth Adat istiadat merupakan
Benedict, (dalam Wahyu, 2008:95) perbuatan yang lazim dilakukan
Kebudayaan sebagai pola pikir dan sejak dahulu kala dan menjadi
berbuat yang terlihat dalam kebiasaan di masyarakat yang
kehidupan sekelompok manusia, dilakukan turun-temurun dari
dan yang membedakannya dengan generasi ke generasi. Mayarakat
kelompok lain. Dayak tidak pernah lepas dari adat
Budaya adalah keseluruhan istiadat yang tetap mereka
ilmu pengetahuan, kepercayaan, lestarikan sejak dahulu kala.
seni, moral, hukum, adat, Mengadakan gawai, sebagai
kebiasaan, serta kemampuan lain ungkapan syukur ke Tuhan, berkat
yang diperoleh sebagai anggota limpahan hasil alam, ladang dan
masyarakat. Menurut Tylor (dalam keselamatan.
Wicaksono, 2014:285), budaya Angko adalah adat istiadat
adalah suatu keseluruhan kompleks yang dipercaya masyarakat
yang meliputi pengetahuan, membuat permohonan kepada
kepercayaan, kesenian, moral, Tuhan. Jika angko terkabulkan
keilmuan, hukum, adat istiadat, dan maka yang membuat angko harus
kemampuan yang lain serta membuat pesta syukuran sebagai
kebiasaan yang didapat oleh ungkapan terima kasih pada Tuhan.
manusia sebagai anggota Angko merupakan wujud budaya
masyarakat. yang masih di lestarikan sampai
Wujud pendidikan budaya sekarang, masyarakat masih sering
dalam cerita rakyatl Batu Gantung, membuat angko sebagai wujud doa
yaitu: permohonan kepada Tuhan.
Adat istiadat terus
Pengetahuan Membuat Senjata berdampingan dengan masyarakat
Sumpit pemiliknya karena ia hidup
Pengetahuan adalah segala bersama kepercayaan masyarakat
sesuatu yang diketahui memiliki pemiliknya. Maka tidak heran jika
kepandaian. suatu suku atau masyarakat
Pengetahuantentangcara membuat memiliki adat istiadat yang
sumpit sudah diketahui sejak kecil berbeda, sesuai dengan apa yang
karena sudah diajarkan cara melatar belakangi kehidupan
mmbuat sumpit, membuat mata masyarakat pemiliknya.
sumpit, hingga belajar menggolah Berdasarkan analisis maka
racun dari pohon kayu. Nilai dapat dilihat pada tabel sebagai
pendidikan budaya pengetahuan berikut:
membuat senjata sumpit, Tabel 3 Nilai Pendidikan Budaya
merupakan suatu kebiasaan No Nilai Wujud
masyarakat Batak zaman dahulu pendidikan
jika mereka hendak berburu Budaya
sumpitlah menjadi senjata untuk 1. Pengetahua Pengetahuan
berburu. n membuat membuat senjata
senjata sumpit, di peroleh
Adat Istiadat sumpit dari Opak mereka,

10
Opak mereka suatu pekerjaan. Adanya sikap
mengajarkan saling tolong menolong akan
mereka membuat membuat suatu pekerjaan atau
sumpit dan permasalahan dapat diselesaikan
diajarkan berburu dengan mudah. Di kehidupan sosial
ke hutan. sangat di butuhkan sikap saling
2. Adat Masyarakat Batak tolong menolong karena dengan
istiadat zaman sekarang tolong menolong kita dapat
masih melakukan membantu satu sama lain.
gawai yang Sikap tolong menolong
menjadi adalah sikap yang baik untuk
kebudayaan di diterapkan di dalam lingkungan
tengah masyarakat sosial maupun di lingkungan
sebagai ungkapan keluarga, karena dengan tolong
rasa syukur pada menolong kita dapat menyelesaikan
Tuhan atas suatu permasalahan maupun
keselamatan, hasil pekerjaan dengan mudah.Tolong
panen, dan menolong merupakan sikap mau
kesejahteraan peduli dengan orang lain maupun
masyarakat. Batak dengan makhluk hidup yang
adalah adat istiadat lainya.Sikap saling tolong
yang dipercaya menolong di kehidupan sosial,
masyarakat untuk dapat membantu kita dalam
membuat menyelesaikan masalah maupun
permohonan suatu perkerjaan dengan mudah.
kepada Tuhan. Saling tolong menolong kadang
dapat membebaskan kita dari suatu
Nilai Pendidikan Sosial masalah, karena dengan adanya
Nilai sosial meliputi peduli, sikap tolong menolong kita dapat
persaudaraan, kebersamaan, saling menyelesaikan masalah bersama-
membantu, kerjasama, dan sama.
persahabatan
(Wicaksono,2014:261). Nilai sosial Kerjasama dengan Sesama
adalah nilai yang mengarahkan kita Makhluk Hidup
dalam hubungan kemasyarakatan Kerjasama adalah sebuah
dan pergaulan. Kita diajarkan untuk usaha yang dilakukan oleh
selalu menghargai satu sama lain, beberapa orang atau kelompok
selalu harmonis dalam kehidupan untuk mencapai tujuan bersama.
masyarakat. Wujud pendidikan Kerjasama merupakan suatu
sosial cerita rakyat Batu Gantung. intraksi yang sangat penting bagi
kehidupan manusia karena manusia
Tolong Menolong dengan Sesama adalah mahluk sosial yang saling
Makhluk Hidup membutuhkan. Kerjasama
Tolong menolong adalah merupakan suatu intraksi sosial
sikap saling membantu untuk kelompok masyarakat yang
meringankan suatu beban maupun memiliki pandangan sama untuk

11
mewujudkan tujuan bersama, dengan Demamakng
karena kerjasama dapat terjadi jika sesama ketujuh yang
individu yang bersangkutan makhluk sedang
mempunyai kepentingan dan hidup bersembunyi,
kesadaran yang sama untuk Lanak memberi
bekerjasama. saran agar
Demamakng
Kerjasama dalam Keluarga ketujuh mengali
Kerjasama merupakan suatu lobang dulu baru
intraksi yang sangat penting bagi menyumpit orang
kehidupan manusia karena manusia utan agar
adalah mahluk sosial yang saling Demamakng
membutuhkan. Kerjasama ketujuh tidak mati
merupakan suatu intraksi sosial seperti saudara-
kelompok masyarakat atau keluarga saudaranya yang
yang memiliki pandangan sama 2. Kerja sama a. Kerja sama
untuk mewujudkan tujuan bersama, dengan sesama
karena kerjasama dapat terjadi jika makhluk hidup
individu yang bersangkutan tercermin
mempunyai kepentingan dan ketikaLanak
kesadaran yang sama untuk membantu
bekerjasama. Di dalam keluarga Demamakng
sikap saling bekerjasama dapat ketujuh
mempererat kekeluargaan. mengali tanah
Sikap mau bekejasama akan membuat dua
membatu kita dalam menyelesaikan lubang tepat di
suatu permasalahan atau pekerajaan bawah pohon
dengan mudah. Bekerjasama dalam mengarah ke
keluarga sangat dibutuhkan karena atas tanah.
dengan bekerjasama maka apa yang b. Kerja sama
kita kerjakan terselesaikan dengan dalam keluarga
baik. Bekerjasama mengajarkan tercermin
kita bagaimana bekerja dengan ketika keluarga
orang lain. Secara tidak langsung Demamakng
kita berkerja dan bersosialisi mengerjakan
dengan orang lain yang menjadi pekerjaan
teman bekerja kita. secara
Berdasarkan analisis maka bersama-sama,
dapat dilihat pada tabel sebagai dengan
berikut: bekerjasama
Tabel 4 Nilai Pendidikan Sosial mereka dapat
No Nilai Wujud menyelesaikan
Pendidikan dengan mudah
Sosial setiap
1. Tolong Lanak datang pekerjaan
menolong menemui dalam

12
keluarga. Gantung, dijadikan materi
pembelajaran sastra di sekolah,
Fungsi Cerita Rakyat Batu dikarenakan cerita rakyat
Gantung. mengandung nilai pendidikan dapat
Sastra lisan memiliki fungsi menambah pengetahuan peserta
di dalamnya, yang menjadi didik dalam pembelajaran sastra.
pedoman bagi masyarakat Membantu perkembangan
pemiliknya. Fungsi sastra di tengah kemampuan kognitif peserta didik
masyarakat adalah sebagai sistem mengenai nilai-nilai kehidupan,
proyeksi, sebagai pengesahan moral, sosial, budaya dan religi.
kebudayaan, sebagai alat pemaksa Pendekatan yang digunakan
berlakunya norma-norma sosial, sesuai dengan Kurikulumyang
sebagai alat pendidik (Hutomo, berlaku yaitu kurikulum 2013
1991:69-71). Cerita rakyat Batu dengan Pendekatan saintifik dalam
Gantung memiliki fungsi sebagai penerapan pada pembelajaran
penghibur Mengandung nilai selalu melibatkan lima
pendidikan moral, yang dapat keterampilan, yaitu mengamati,
menuntun kita agar dapat bersikap menanya, mencoba, menalar, dan
sesuai dengan aturan-aturan yang mengomunikasikan. Model
berlaku ditengah masyarakat. pembelajaran yang disarankan
Berfungsi sebagai alat untuk adalah model Discovery Learning.
pendidik, karena cerita rakyat Tujuan penggunaan model
sebenarnya sarat akan nilai pembelajaran penemuan (Discovery
pendidikan di dalamnya. Learning) adalah untuk
menemukan konsep, prinsip yang
Rencana Implementasi Bahan belum diketahui oleh peserta didik
Pembelajaran Sastra di Sekolah Kemendikbut 2013 (dalam Priyatni,
Rencana pembelajaran 2014:106). Model Pembelajaran
sastra disekolah dari hasil analisis Penemuan (Discovery Learning)
nilai-nilai pendidikan pada cerita adalah suatu cara belajar
rakyat Batu Gantung akan memahami konsep, arti, dan
diinterpretasikan dalam materi hubungan, melalui proses intuitif
pokok teks cerita rakyat di kelas X untuk akhirnya sampai kepada
pada Kompetensi Dasar(KD) 3.7 suatu kesimpulan.
Mengidentifikasi nilai-nilai dan isi
yang terkandung dalam cerita SIMPULAN DAN SARAN
rakyat baik lisan maupun tulis dan Simpulan
Kompetensi Dasar(KD) 4.7 Nilai pendidikan dalam
Menceritakan kembali isi cerita cerita rakyat Btu Gantung, dapat
rakyat yang didengar dan dibaca. dijadikan gambaran kehidupan
Materi pembelajaran tediri masyarakat pemiliknya, karena
dari pengetahuan, keterampilan, memiliki nilai pendidikan di
dan sikap yang harus dikuasai dalamnya. Empat nilai-nilai
peserta didik dalam rangka pendidikanyang terdapat
memenuhi standar kompetensi yang didalamnya. 1) Nilai pendidikan
hendak dicapai. Cerita rakyat Batu religi, yaitu bersyukur kepada tuhan

13
atas keselamatan, dan bersyukur meneliti cerita rakyat ini dapat
kepada Tuhan atas alam yang menjadikan penelitian ini sebagai
diberikan. 2) Nilai pendidikan rujukan atau kajian terdahulu.
moral, yaitu berbakti kepada orang Saran merupakan hal-hal yang
tua, bertanggung jawab, dan adil. 3) disarankan oleh peneliti berdasarkan
Nilai pendidikan budaya, yaitu hasil penelitian yang telah dilakukan.
disiplin dalam belajar, bijaksana, Melalui saran-saran yang diberikan,
dan mandiri. 4) Nilai pendidikan diharapkan hasil penelitian selanjutnya
sosial, yaitu tolong menolong, dapat lebih maksimal dan
kerjasama, dan berani mengambil mendapatkan hasil sesuai dengan
keputusan. tujuan penelitian yang diharapkan.
Sastra lisan memiliki fungsi Hasil dari penelitian cerita rakyat Batu
di tengah masyarakat, digunakan Gantung, dapat dijadikan sebagai
sebagai sistem proyeksi, sebagai bahan pembelajaran sastra di sekolah
pengesahan kebudayaan, sebagai
khususnya di SMA kelas X karena
alat pemaksa berlakunya norma-
norma sosial, sebagai alat pendidik. cerita rakyat ini mengandung nilai-
Cerita rakyat Batu Gantung, dapat nilai pendidikan yang dapat diambil
dijadikan sebagai bahan ajar dan menjadi pengajaran bagi peserta didik.
diterapkan pada pembelajaran
Pada penelitian ini, peneliti juga
sastra di sekolah khususnya di
SMA kelas X karena cerita rakyat merancang Rencana Pelaksanaan
ini mengandung nilai-nilai Pembelajaran(RPP) dengan
pendidikan yang dapat diambil Kompetensi Dasar(KD) 3.7
menjadi pengajaran bagi peserta Mengidentifikasi nilai-nilai dan isi
didik. yang terkandung dalam cerita rakyat
Saran baik lisan maupun tulis dan
Nilai-nilai moral dapat
Kompetensi Dasar(KD) 4.7
berupa nilai moral, nilai religi,
budaya, dan nilai sosialnilai Menceritakan kembali isi cerita rakyat
pendidikan sangat erat kaitannya yang didengar dan dibaca. Oleh karena
dengan karya sastra.Karya sastra itu, peneliti berharap hasil dari
yang baik setidaknya harus penelitian ini dapat digunakan sebagai
memiliki nilai-nilai pendidikan di bahan pembelajaran melestarikan nilai
dalamnya.Nilai pendidikan dapat
kearifan lokal melalui cerita rakyat.
bermanfaat bagi kehidupan kita
sehari-hari, karena nilai-nilai DAFTAR RUJUKAN
tersebut dapat kita jadikan tauladan
dalam bersikap dan berperilaku. Hasbullah.(2005). Dasar-Dasar
Karya sastra yang baik setidaknya IlmuPendidikan. Jakarta: Raja
harus memiliki nilai-nilai Grafindo Persada.
pendidikan yang disampaikan oleh
Hutomo, Sadi Suripan. (1991).
pengarangnya. Peneliti membahas
nilai-nilai pendidikan yang terdapat Mutiara yang Terlupakan Pengantar
dalam cerita rakyat Batu Studi Sastra Lisan. Jawa Timur:
Gantung,bagi peneliti yang tertarik Himpunan Sarjana Kesusastraan

14
Indonesia HISKI- Komisariat Jawa Penelitian Sastra. Cetakan XII.
Timur. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Wahyu, Ramdani. (2008). Ilmu
Moleong, Lexy J. (2017).Metodologi Budaya Dasar (IBD). Bandung:
Penelitian Kualitatif. Bandung:PT CV. Pustaka Setia.
Remaja Rosdakarya. Wicaksono, Andri. 2014.
Pengkajian Prosa Fiksi.
Priyatni, Endang Tri. (2014). Garudhawaca.
Desain Pembelajaran Bahasa Zuriah, Nurul. (2011). Pendidikan
Indonesia dalam Kurikulum 2013. Moral dan Budi Pekerti: dalam
Jakarta. PT Bumi Aksara. Perspektif Perubahan. Jakarta:
Ratna, Nyoman Kutha. Bumi Aksara.
(2013).Teori, Metode, dan Teknik

15

You might also like