You are on page 1of 8

ARTIKEL IMPLEMENTASI IDEOLOGI PANCASILA

DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

Oleh :

1. Meylanie Kusjulyanthi Putri (220322611319)


2. Nadira Putri Faudia (220331600306)
3. Fina Dewi Puspita Saputri (220331600637)
4. Roselina Kurnia Astri (220331600794)
5. M Fadhil Rohimi (220331600564)
6. Umi Sholikatin Sri Wulandari (220331600188)

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

DEPATEMEN KIMIA PRODI PENDIDIKAN KIMIA

OKTOBER 2022
Implementasi Ideologi Pancasila dalam Kehidupan Sehari-hari

Abstract

The writing of this article is a manifestation of our curiosity to find out what is contrary to the values of
Pancasila and whether or not revitalization is necessary in all aspects of the life of the nation, society and
nation. Different dimensions of the nation, society and values of life in everyday life. Based on observations
made, the conditions faced were very severe. This country needs a reaffirmation of Pancasila values in all areas
of life. Not renewing the values of Pancasila will exacerbate the Pancasila gap. The role of Pancasila as the
basis of the state is no longer ignored and of course it causes various conflicts and problems. From this
situation, the national identity gradually changed, the national identity was lost and eroded over time, and the
values of Pancasila became values without practice or could be called decay. Pancasila is used only as a status,
without realizing that Pancasila is actually the basis of the Indonesian state.
Conflicts and problems that arise as a result of this Pancasila gap, we as Indonesian citizens need to
deepen the Pancasila Ideology. The deepening of this ideology is not only memorized or understood. The
deepening of the Pancasila ideology must be implemented in everyday life. Implementation in everyday life can
be applied in various aspects.

Keywords
Ideology, Pancasila, Implementation

Abstrak

Penulisan artikel ini merupakan perwujudan rasa ingin tahu kami untuk mengetahui apa yang
bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila dan perlu tidaknya revitalisasi dalam segala aspek kehidupan
berbangsa, bermasyarakat dan berbangsa. Dimensi yang berbeda dari bangsa, masyarakat dan nilai-nilai
kehidupan dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, kondisi yang dihadapi sangat
parah. Negara ini membutuhkan penegasan kembali nilai-nilai Pancasila dalam segala bidang kehidupan. Tidak
memperbarui nilai Pancasila akan memperburuk kesenjangan Pancasila. Peran Pancasila sebagai dasar
negara tidak lagi diabaikan dan tentu saja menimbulkan berbagai konflik dan permasalahan. Dari keadaan ini,
identitas bangsa berangsur-angsur berubah, identitas bangsa hilang dan tergerus seiring berjalannya waktu, dan
nilai-nilai Pancasila menjadi nilai tanpa pengamalan atau bisa disebut pembusukan. Pancasila digunakan hanya
sebagai status, tanpa menyadari bahwa Pancasila sebenarnya adalah dasar negara Indonesia.
Konflik dan permasalahan yang muncul akibat dari kesenjangan Pancasila ini, kita sebagai warga
negara Indonesia perlu melakukan pendalaman akan Ideologi Pancasila. Pendalaman ideologi ini tidak hanya
dihafalkan ataupun dipahami saja. Pendalaman ideologi Pancasila ini harus bisa diimplementasikan dalam
kehidupan sehari-hari. Implementasi dalam kehidupan sehari-hari ini dapat diterapkan dalam berbagai aspek.

Kata Kunci
Ideologi, Pancasila, Implementasi

Latar Belakang
Pada tanggal 1 Juni 1945, istilah Pancasila pertama kali diusulkan dalam rapat Badan
Penyelidikan Proyek Persiapan Indonesia (BPUPKI). Presiden Sukarno menyarankan sebuah
kata yang dibisikkan oleh temannya di sebelah, Muhammad Yamin. Dan pada tanggal 18
Agustus 1945 disahkanlah UUD 1945 yang memuat lima prinsip dasar Negara Indonesia
(Panchasila). Lima sila Pancasila ini bukanlah pemikiran individu tertentu, juga tidak
ditentukan secara sewenang-wenang.
Kaidah dan nilai-nilai Pancasila merupakan ciri khas bangsa Indonesia yang dijunjung
tinggi. Dengan karakter ini, Indonesia juga ingin mencapai tujuan bersama. Pancasila bukan
hanya jalan untuk mencapai tujuan bersama, tetapi juga identitas Indonesia, pemersatu
bangsa dan kepribadian bangsa. Pancasila adalah jiwa negara. Semoga nilai-nilai yang
terkandung dalam Pancasila menjadi nilai-nilai atau pedoman hidup dalam bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.
Ideologi bangsa Indonesia yaitu Pancasila ini merupakan pedoman bangsa untuk
menjalankan segala aspek dalam kehidupan. Implementasi ideologi Pancasila ini dapat
direalisasikan dalam segala aspek kehidupan sehari-hari. Karena ideologi Pancasila ini ada
untuk membantu bangsa Indonesia mendapatkan identitas bangsanya sendiri dan memiliki
pedoman bangsa sendiri.

Metode
Metode yang digunakan untuk penarikan kesimpulan ini didasarkan pada pengamatan,
pengolahan data dan penafsiran. Pengamatan ini dilakukan agar memperkuat data yang
dikumpulkan dari pengolahan data dan penafsiran yang didapat dari berbagai sumber
misalnya jurnal, artikel dan buku. Dalam artikel ini metode yang digunakan berfokus pada
penelitihan yang bersifat deskriptif, dengan kata lain berfokus pada penjelasan yang
ditemukan dari berbagai sumber. Dalam artikel ini membahas Implementasi Ideologi
Pancasila dalam kehidupan sehari-hari guna mempertahankan keutuhan Pancasila.
Metode yang digunakan untuk menjaga agar tidak adanya kesenjangan Pancasila
adalah mengimplementasikan ideologi Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Tujuannya
agar masyarakat Indonesia lebih mengamalkan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Dari
adanya implementasi dalam kehidupan sehari-hari ini diharapkan ideologi Pancasila tetap
terjaga keutuhannya dan tetap terus menjadi pedoman bangsa Indonesia. Implementasi
Pancasila ini bisa dimulai dari hal yang paling kecil dan yang ada disekitar kita.

Pembahasan
A. Pancasila Sebagai Dasar Negara
Pancasila sebagai dasar negara mengandung makna bahwa nilai-nilai Pancasila harus
menjadi landasan dan pedoman dalam membentuk dan menyelenggarakan negara, termasuk
menjadi sumber dan pedoman dalam pembentukan peraturan perundang-undangan. Hal ini
berarti perilaku para penyelenggara negara dalam pelaksanaan penyelenggaraan pemerintah
negara, harus sesuai dengan perundang-undangan yang mencerminkan nilai-nilai Pancasila.
Pancasila merupakan pandangan hidup dan kepribadian bangsa yang nilai-nilainya bersifat
nasional yang mendasari kebudayaan bangsa, maka nilai-nilai tersebut merupakan
perwujudan dari aspirasi (cita-cita hidup bangsa) (Muzayin, 1992:16). Dengan Pancasila,
perpecahan bangsa Indonesia akan mudah dihindari karena pandangan Pancasila bertumpu
pada pola hidup yang berdasarkan keseimbangan, keselarasan, dan keserasian sehingga
perbedaan apapun yang ada dapat dibina menjadi suatu pola kehidupan yang dinamis, penuh
dengan keanekaragaman yang berada dalam satu keseragaman yang kokoh (Muzayin,
1992:16). Dengan peraturan yang berlandaskan nilai-nilai Pancasila, maka perasaan adil dan
tidak adil dapat diminimalkan. Hal tersebut dikarenakan Pancasila sebagai dasar negara
menaungi dan memberikan gambaran yang jelas tentang peraturan tersebut berlaku untuk
semua tanpa ada perlakuan diskriminatif bagi siapapun. Oleh karena itulah, Pancasila
memberikan arah tentang hukum harus menciptakan keadaan negara yang lebih baik dengan
berlandaskan pada nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan.
Dengan demikian, diharapkan warga negara dapat memahami dan melaksanakan Pancasila
dalam kehidupan sehari-hari, dimulai dari kegiatan-kegiatan sederhana yang menggambarkan
hadirnya nilai-nilai Pancasila tersebut dalam masyarakat. Misalnya saja, masyarakat selalu
bahu-membahu dalam ikut berpartisipasi membersihkan lingkungan, saling menolong, dan
menjaga satu sama lain. Hal tersebut mengindikasikan bahwa nilai-nilai Pancasila telah
terinternalisasi dalam kehidupan bermasyarakat
B. Pancasila Sebagai Ideologi Negara
Pancasila sebagai ideologi Indonesia mempunyai ajaran-ajaran yang memang mengandung
nilai-nilai yang terkandung dalam ideologi lain. Ajaran yang dikandung Pancasila bahkan
dipuji oleh seorang filsuf Inggris, Bertrand Russel, yang menyatakan bahwa Pancasila
sebagai sintesis kreatif antara Declaration of American Independence (yang
merepresentasikan ideologi demokrasi kapitalis) dengan Manifesto Komunis (yang
merepresentasikan ideologi komunis). Lebih dari itu, seorang ahli sejarah, Rutgers,
mengatakan, “Dari semua negara-negara Asia Tenggara, Indonesia-lah yang dalam
Konstitusinya, pertama-tama dan paling tegas melakukan latar belakang psikologis yang
sesungguhnya daripada revolusi melawan penjajah. Dalam filsafat negaranya, yaitu
Pancasila, dilukiskannya alasan-alasan secara lebih mendalam dari revolusi-revolusi itu
(Latif, 2011: 47). Dari pendapat tersebut, Indonesia pun pernah merasakan berkembangnya
nilai-nilai ideologi-ideologi besar dunia berkembang dalam gerak tubuh pemerintahannya.

C. Nilai-nilai Pancasila dalam Kehidupan Sehari-hari


Pancasila sebagai ideologi bangsa memuat lima poin utama, yaitu ketuhanan,
kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan. Kelima poin tersebut hendaknya selalu
ditanamkan dan diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari rakyat Indonesia.
Pengimplementasian nilai-nilai pancasila ini tentunya disesuaikan dengan kondisi
negara Indonesia. Terlebih, Pancasila hadir melalui proses musyawarah dari berbagai
golongan masyarakat yang mampu menyesuaikan diri dengan berbagai zaman. Penerapan
nilai Pancasila dapat dibagi sebagai berikut :
1. Sila Pertama : Ketuhanan Yang Maha Esa
Pada kehidupan berbangsa dan bernegara, setiap warga negara Indonesia diwajibkan
untuk memeluk salah satu agama yang ada di Indonesia dan dibebaskan memilih
agama yang sudah disahkan di Indonesia tanpa dibatasi. Implementasi pada sila
pertama ini dapat dilakukan dalam kehidupan sehari-hari yaitu :
a. Menjalankan perintah agama masing-masing sesuai dengan kepercayaan yang
dianutnya.
b. Memegang erat nilai toleransi antar umat beragama.
c. Menanamkan nilai-nilai kebenaran, kebaikan, kejujuran, dan kemuliaan dalam
diri.
d. Menghormati orang lain yang berbeda agama atau keyakinan.
e. Mengingatkan kepada sesama jika ada yang mencela agama lain.
f. Meyakini adanya Tuhan Yang Maha Esa.
g. Menjaga kerukunan antar umat beragama.

2. Kedua : Kemanusiaan yang Adil dan Beradab


Sebagai makhluk sosial, kita tidak bisa hidup sendiri dan memerlukan bantuan dari
orang lain. Maka dari itu agar kodrat kita sebagai makhluk sosial tetap berlangsung
kita harus mengembangkan sikap kemanusiaan terhadap sesama secara adil dan
beradab. Implementasi sila kedua ini adalah sebagai berikut :
a. Menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan dan martabat manusia sebagai makhluk
Tuhan.
b. Saling menghargai dan toleran terhadap sesama.
c. Mengakui persamaan derajat, hak dan kewajiban setiap warga negara.
d. Berusaha bersikap adil dalam kehidupan sehari-hari.
e. Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap sesama karena kita
memiliki hak yang sama.
f. Memberikan perlindungan kepada semua orang yang berstatus warga negara
Indonesia.

3. Sila Ketiga : Persatuan Indonesia


Terbentuknya negara yang aman dan damai itu berasal dari masyarakat bangsa itu
sendiri, artinya dengan persatuan yang terbentuk dalam suatu negara akan
mengantarkan bangsa menjadi bangsa yang utuh, kuat, dan kokoh. Persatuan
Indonesia ini dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari, yaitu :
a. Mengedepankan kepentingan bersama daripada kepentingan pribadi maupun
golongan.
b. Mengembangkan sikap menghargai sesama warga negara yang berbeda suku,
ras, bahasa dan budaya agar tercipta kerukunan.
c. Mencintai keberagaman yang ada di Indonesia ini dengan cara ikut
melestarikan keberagaman ini.

4. Sila Keempat : Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam


Permusyawaratan/Perwakilan
Dalam nilai sila keempat ini dapat diimplementasikan sebagai berikut :
a. Selalu mengutamakan musyawarah mufakat dalam setiap pengambilan
keputusan bersama.
b. Tidak memaksakan kehendak kepada sesama ketika berbeda pendapat saat
musyawarah.
c. Mempertanggungjawabkan keputusan yang sudah diambil secara mufakat.

5. Sila Kelima : Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia


Setiap warga negara Indonesia memiliki kedudukan dan hak yang sama dimata
hukum di Indonesia. Implementasi nilai sila kelima ini dapat dimulai dari hal yang
kecil dan disekitar kita, yaitu :
a. Menjalankan wajib gotong royong bersama tetangga.
b. Menegur orang yang mengganggu ketertiban umum di lingkungan sekitar.
c. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.

Implementasi Pancasila ini dapat juga dalam berbagai aspek kehidupan, karena dalam
kehidupan ini diwarnai berbagai aspek yang ada dan dalam aspek tersebut ideologi Pancasila
ini juga dapat diterapkan di dalamnya.

1. Perwujudan nilai Pancasila dalam aspek kehidupan beragama

Sila pertama berbunyi “Ketuhanan Yang Maha Esa”. Negara juga telah menjamin
kebebasan beragama lewat Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 29. Artinya, setiap warga
negara Indonesia berhak memeluk dan meyakini kepercayaan yang dianut tanpa perlu diusik
dan diganggu. Selain itu, kita sebagai warga negara Indonesia juga harus menjunjung tinggi
nilai-nilai toleransi dalam kehidupan beragama. Jangan sampai kita merasa paling benar
hingga justru menyalahkan orang lain yang agamanya berbeda dengan kita.

2. Perwujudan nilai Pancasila dalam aspek politik dan hukum


Lembaga negara ini harus sesuai dengan sistem pemerintahan yang berdasarkan nilai-
nilai Pancasila. Dalam hal hak asasi manusia, demokrasi dan penerapan hukum di Indonesia,
Pancasila merupakan standar yang harus jadi patokan dalam melaksanakannya.

Sila keempat dan kelima sangatlah berperan dalam aspek politik serta hukum.
Segalanya termasuk pemilihan wakil rakyat harus dilaksanakan secara demokratis. Dari segi
hukum, seluruh rakyat Indonesia berhak mendapatkan kesempatan dan juga keadilan yang
sama. Tidak boleh ada diskriminasi apa pun dalam pelaksanaannya.

3. Perwujudan nilai-nilai Pancasila dalam aspek ekonomi

Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi, dengan


prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan,
kemandirian, serta menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional.

Selain itu, sisi kemanusiaan juga tak boleh diabaikan. Perekonomian yang baik tidak
hanya menguntungkan satu pihak saja, namun juga harus memperhatikan keadilan terhadap
pihak-pihak lainnya.

4. Perwujudan nilai-nilai Pancasila dalam aspek sosial budaya

Nilai-nilai kesopanan, musyawarah, gotong royong dan nilai luhur lainnya masih terus
dipegang oleh warga negara Indonesia. Sehingga derasnya budaya barat atau westernisasi
tidak membuat orang Indonesia lupa pada Pancasila. Sikap feodal dan paham kedaerahan
yang sempit serta budaya asing yang bertentang dengan nilai-nilai Pancasila harus dicegah
perkembangannya di Indonesia.

5. Perwujudan nilai-nilai Pancasila dalam aspek pertahanan dan keamanan

Pasal 27 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
menegaskan bahwa pembelaan negara merupakan hak dan kewajiban setiap warga negara.
Dalam pasal 30 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 juga
menyebutkan bahwa setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan
dan keamanan negara. Oleh karena itu, sebagai warga negara yang baik kita harus rela
berjuang dan mempertahankan kemerdekaan NKRI.

D. Implementasi Pancasila Sebagai Ideologi


Pancasila adalah ideologi bangsa Indonesia. Tidak hanya sebagai ideologi, Pancasila
juga merupakan dasar negara dan pandangan hidup bangsa. Nilai-nilai yang terkandung
dalam Pancasila dijadikan sebagai landasan pokok atau fundamental bagi penyelenggaraan
pemerintahan negara. Pancasila sendiri berasal dari kata panca yang berarti lima dan sila yang
berarti dasar. Dapat diartikan, Pancasila adalah lima dasar yang memuat tata aturan tingkah
laku sekaligus sebagai dasar negara serta pandangan hidup bangsa. Tata aturan tingkah laku
ini dimaksudkan untuk mengatur segala aspek dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Aturan ini digunakan untuk menciptakan masyarakat yang aman dan damai. Salah satu cara
yang dapat kita lakukan untuk menciptakan kedamaian dan keamanan ini adalah
mengimplementasikan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
Pancasila Sebagai dasar negara, ideologi, pandangan dan falsafah hidup yang harus
dipedomani bangsa indonesia dalam proses penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara dalam mewujudkan cita-cita proklamasi kemerdekaan. Nilai-nilai
luhur yang terkandung di dalamnya merupakan nilai-nilai luhur yang digali dari budaya
bangsa dan memiliki nilai dasar yang diakui secara universal dan tidak akan berubah oleh
perjalanan waktu. Seiring dengan perjalanan waktu dan sejarah bangsa, kini apa yang telah
diperjuangkan para pendiri dan pendahulu bangsa tengah menghadapi batu ujian
keberlangsungannya. Globalisasi dan euphoria reformasi yang sarat dengan semangat
perubahan, telah mempengaruhi pola pikir, pola sikap dan pola tindak generasi penerus
bangsa dalam menyikapi berbagai permasalahan kebangsaan. Pemahaman generasi penerus
bangsa terkait nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila, semakin terdegradasi dan terkikis
oleh derasnya nilai-nilai baru yang tidak sesuai dengan jati diri bangsa. Ironisnya, sementara
nilai-nilai baru ini belum sepenuhnya dipahami dan dimengerti, namun nilai-nilai lama sudah
mulai ditinggalkan dan dilupakan. Tanpa disadari, generasi penerus bangsa bergerak semakin
menjauh dari Pancasila sebagai jati diri bangsa yang bercirikan semangat gotong royong.
Bagi generasi penerus bukan suatu hal yang mudah mempertahankan komitmen para pemuda
pendahulu dan pendiri bangsadalam memperjuangkan nilai-nilai luhur Pancasila. Dinamika
perkembangan lingkungan strategis, baik global, regional maupun nasional setiap zaman dan
era kepemimpinan, sangat mempengaruhi tumbuh kembangnya pola pikir, pola sikap dan
pola tindak generasi penerus dalam menyikapi berbagai permasalahan mendasar yang
dihadapi bangsa. Di satu sisi, trauma generasi muda terhadap sikap politik pemerintahan orde
baru, telah melahirkan generasi muda era
reformasi yang cenderung apatis dan tidak peduli terhadap nilai-nilai luhur yang
terkandung dalam Pancasila. Sementara disisi lain, era globalisasi beserta implikasinya telah
merubah persepsi ancaman terhadap eksistensi suatu negara. Ancaman bagi bangsa dan
negara, tidak lagi diwujudkan dalam bentuk ancaman secara fisik, melainkan ancaman tampil
dalam wujud dan bentuk ancaman yang lebih kompleks dan mencakup seluruh dimensi
kehidupan nasional. Oleh sebab itu, diperlukan reaktualisasi nilai-nilai Pancasila agar dapat
dijadikan acuan bagi bangsaIndonesia dalam menjawab berbagai persoalan yang dihadapi
saat ini dan yang akan datang, baik persoalan yang datang dari dalam maupun dari luar.
sebelum keberhasilan kita melakukan reaktualisasi nilai-nilai Pancasila tersebut
menyebabkan keterasingan Pancasila dari kehidupan nyata bangsa Indonesia.

Revitalisasi

Dari keadaan ini perlu diterapkan, dipahami kembali atau diremajakan agar keadaan
ini tidak berlanjut pada generasi berikutnya. Aktivasi yang dilakukan adalah aktivasi oleh
dunia pendidikan di sekolah dasar dan menengah. Namun, revitalisasi juga terjadi di
Universitas saat ini, dimulai pada juli 2003 ketika Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) disahkan. Dengan memasukkan muatan
pendidikan pancasila ke dalam pendidikan tinggi. Diklat Pancasila merupakan salah satu
mata kuliah yang bertujuan untuk membangun kepribadian. Sehingga kepribadian siswa
sesuai dengan nilai-nilai bangsa indonesia.

Penyelenggaraan program pendidikan di perguruan tinggi merupakan revitalisasi di


bidang pendidikan tinggi. Namun aktivasi tidak hanya formal (dalam rangka pendidikan
dasar, menengah dan tinggi). Namun aktivasi tidak dapat dilakukan secara formal (Family
Area dan Community Association). Dalam konteks sekolah dan pendidikan, revitalisasi dapat
dicapai tidak hanya melalui kegiatan di kelas, tetapi juga melalui kegiatan ekstrakurikuler
yang dapat meneguhkan kembali nilai-nilai pancasila. Misalnya ekstrakurikuler pramuka dan
paskibra. Pramuka mengajarkan bagaimana hidup mandiri dan menjalani hidup dengan
mengamalkan nilai-nilai Pancasila. Paskriva, sebaliknya, mengajarkan kedisiplinan, rasa
nasionalisme, dan rasa betapa sulitnya mempertahankan bendera Indonesia. Antara disiplin
dan rasa melindungi Sang Saka Merah Putih, nilai Pancasila.
Kita juga perlu memperhatikan pengaktifan budaya Indonesia. Hal ini dikarenakan
budaya indonesia yang beragam mulai ditinggalkan oleh budaya asing yang datang ke
indonesia. Seperti hanya kecintaan terhadap budaya indonesia yang memudar, begitu pula
kecintaan terhadap produk indonesia yang memudar seiring dengan budaya. Hal ini membuat
produk indonesia kalah bersaing dengan produk yang diproduksi di luar Indonesia.
Kenyataan inilah yang menyebabkan para produsen indonesia kesulitan dalam memasarkan
produknya, dan sungguh merupakan kenyataan yang menyedihkan bahwa revitalisasi era
globalisasi perlu perbaikan lebih lanjut di segala aspek. Anda dapat melihat bagaimana moral
kebanyakan orang mulai berubah. Perubahan moral pada generasi penerus negara kita, seperti
pergaulan bebas, seks bebas,narkoba, dan budaya konsumtif. Gotong royong, rasa persatuan
mulai memudar. Hal ini juga dibantu oleh kontradiksi dan kemunduran Pancasila di berbagai
daerah.

Kesimpulan

Pancasila memiliki nilai-nilai luhur yang dijadikan pedoman hidup berbangsa atau
bernegara. Menanamkan dan menerapkan nilai-nilai Pancasila sangat penting dan penting
untuk membentuk kepribadian generasi bangsa yang unik sehingga generasi tersebut dapat
menghargai perdamaian dan moralitas, hidup damai dan bersaing di segala bidang.

Seluruh lapisan masyarakat diharapkan dapat menerapkan nilai-nilai yang terkandung


dalam Pancasila dan tidak hanya untuk mengetahuinya, tetapi untuk dapat menerapkannya
dalam kehidupan mereka. Dan penerapan pendidikan karakter dimulai sejak usia din, harus
meresap. Dengan demikian nilai-nilai Pancasila nantinya akan menyatu dalam karakter dan
kepribadian setiap individu dalam masyarakat, sehingga akan selalu tercipta bangsa indonesia
yang damai.

Daftar Pustaka

Ade, Mutia. 2021. Implementasi Nilai Pancasila. 5(3): 7684-7692.

Anugrah, Wendi. 2018. Urgensi Memahami dan Mengimplementasikan Nilai-Nilai Pancasila


Dalam Kehidupan Sehari-Hari Sebagai Sebuah Negara. Jurnal Bhineka Tunggal Ika.
5(2): 123-127.

Azikin, Andi. 2018. Konsep dan Implementasi Ideologi Pancasila. Jurnal Kebijakan
Pemerintah. 1(2): 77-90.

Nurafifah, Wulan. 2021. Implementasi Nilai-Nilai Pancasila Dalam Kehidupan


Bermasyarakat, Berbangsa dan Bernegara. Jurnal Pendidikan Pancasila, 1(4): 1-7.

Pradhana, Bagus. 2020. Implementasi Nilai Pancasila Dalam Kehidupan. Jurnal Rontal
Keilmuan. 6(1): 66-72.

You might also like