Professional Documents
Culture Documents
Oleh :
OKTOBER 2022
Implementasi Ideologi Pancasila dalam Kehidupan Sehari-hari
Abstract
The writing of this article is a manifestation of our curiosity to find out what is contrary to the values of
Pancasila and whether or not revitalization is necessary in all aspects of the life of the nation, society and
nation. Different dimensions of the nation, society and values of life in everyday life. Based on observations
made, the conditions faced were very severe. This country needs a reaffirmation of Pancasila values in all areas
of life. Not renewing the values of Pancasila will exacerbate the Pancasila gap. The role of Pancasila as the
basis of the state is no longer ignored and of course it causes various conflicts and problems. From this
situation, the national identity gradually changed, the national identity was lost and eroded over time, and the
values of Pancasila became values without practice or could be called decay. Pancasila is used only as a status,
without realizing that Pancasila is actually the basis of the Indonesian state.
Conflicts and problems that arise as a result of this Pancasila gap, we as Indonesian citizens need to
deepen the Pancasila Ideology. The deepening of this ideology is not only memorized or understood. The
deepening of the Pancasila ideology must be implemented in everyday life. Implementation in everyday life can
be applied in various aspects.
Keywords
Ideology, Pancasila, Implementation
Abstrak
Penulisan artikel ini merupakan perwujudan rasa ingin tahu kami untuk mengetahui apa yang
bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila dan perlu tidaknya revitalisasi dalam segala aspek kehidupan
berbangsa, bermasyarakat dan berbangsa. Dimensi yang berbeda dari bangsa, masyarakat dan nilai-nilai
kehidupan dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, kondisi yang dihadapi sangat
parah. Negara ini membutuhkan penegasan kembali nilai-nilai Pancasila dalam segala bidang kehidupan. Tidak
memperbarui nilai Pancasila akan memperburuk kesenjangan Pancasila. Peran Pancasila sebagai dasar
negara tidak lagi diabaikan dan tentu saja menimbulkan berbagai konflik dan permasalahan. Dari keadaan ini,
identitas bangsa berangsur-angsur berubah, identitas bangsa hilang dan tergerus seiring berjalannya waktu, dan
nilai-nilai Pancasila menjadi nilai tanpa pengamalan atau bisa disebut pembusukan. Pancasila digunakan hanya
sebagai status, tanpa menyadari bahwa Pancasila sebenarnya adalah dasar negara Indonesia.
Konflik dan permasalahan yang muncul akibat dari kesenjangan Pancasila ini, kita sebagai warga
negara Indonesia perlu melakukan pendalaman akan Ideologi Pancasila. Pendalaman ideologi ini tidak hanya
dihafalkan ataupun dipahami saja. Pendalaman ideologi Pancasila ini harus bisa diimplementasikan dalam
kehidupan sehari-hari. Implementasi dalam kehidupan sehari-hari ini dapat diterapkan dalam berbagai aspek.
Kata Kunci
Ideologi, Pancasila, Implementasi
Latar Belakang
Pada tanggal 1 Juni 1945, istilah Pancasila pertama kali diusulkan dalam rapat Badan
Penyelidikan Proyek Persiapan Indonesia (BPUPKI). Presiden Sukarno menyarankan sebuah
kata yang dibisikkan oleh temannya di sebelah, Muhammad Yamin. Dan pada tanggal 18
Agustus 1945 disahkanlah UUD 1945 yang memuat lima prinsip dasar Negara Indonesia
(Panchasila). Lima sila Pancasila ini bukanlah pemikiran individu tertentu, juga tidak
ditentukan secara sewenang-wenang.
Kaidah dan nilai-nilai Pancasila merupakan ciri khas bangsa Indonesia yang dijunjung
tinggi. Dengan karakter ini, Indonesia juga ingin mencapai tujuan bersama. Pancasila bukan
hanya jalan untuk mencapai tujuan bersama, tetapi juga identitas Indonesia, pemersatu
bangsa dan kepribadian bangsa. Pancasila adalah jiwa negara. Semoga nilai-nilai yang
terkandung dalam Pancasila menjadi nilai-nilai atau pedoman hidup dalam bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.
Ideologi bangsa Indonesia yaitu Pancasila ini merupakan pedoman bangsa untuk
menjalankan segala aspek dalam kehidupan. Implementasi ideologi Pancasila ini dapat
direalisasikan dalam segala aspek kehidupan sehari-hari. Karena ideologi Pancasila ini ada
untuk membantu bangsa Indonesia mendapatkan identitas bangsanya sendiri dan memiliki
pedoman bangsa sendiri.
Metode
Metode yang digunakan untuk penarikan kesimpulan ini didasarkan pada pengamatan,
pengolahan data dan penafsiran. Pengamatan ini dilakukan agar memperkuat data yang
dikumpulkan dari pengolahan data dan penafsiran yang didapat dari berbagai sumber
misalnya jurnal, artikel dan buku. Dalam artikel ini metode yang digunakan berfokus pada
penelitihan yang bersifat deskriptif, dengan kata lain berfokus pada penjelasan yang
ditemukan dari berbagai sumber. Dalam artikel ini membahas Implementasi Ideologi
Pancasila dalam kehidupan sehari-hari guna mempertahankan keutuhan Pancasila.
Metode yang digunakan untuk menjaga agar tidak adanya kesenjangan Pancasila
adalah mengimplementasikan ideologi Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Tujuannya
agar masyarakat Indonesia lebih mengamalkan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Dari
adanya implementasi dalam kehidupan sehari-hari ini diharapkan ideologi Pancasila tetap
terjaga keutuhannya dan tetap terus menjadi pedoman bangsa Indonesia. Implementasi
Pancasila ini bisa dimulai dari hal yang paling kecil dan yang ada disekitar kita.
Pembahasan
A. Pancasila Sebagai Dasar Negara
Pancasila sebagai dasar negara mengandung makna bahwa nilai-nilai Pancasila harus
menjadi landasan dan pedoman dalam membentuk dan menyelenggarakan negara, termasuk
menjadi sumber dan pedoman dalam pembentukan peraturan perundang-undangan. Hal ini
berarti perilaku para penyelenggara negara dalam pelaksanaan penyelenggaraan pemerintah
negara, harus sesuai dengan perundang-undangan yang mencerminkan nilai-nilai Pancasila.
Pancasila merupakan pandangan hidup dan kepribadian bangsa yang nilai-nilainya bersifat
nasional yang mendasari kebudayaan bangsa, maka nilai-nilai tersebut merupakan
perwujudan dari aspirasi (cita-cita hidup bangsa) (Muzayin, 1992:16). Dengan Pancasila,
perpecahan bangsa Indonesia akan mudah dihindari karena pandangan Pancasila bertumpu
pada pola hidup yang berdasarkan keseimbangan, keselarasan, dan keserasian sehingga
perbedaan apapun yang ada dapat dibina menjadi suatu pola kehidupan yang dinamis, penuh
dengan keanekaragaman yang berada dalam satu keseragaman yang kokoh (Muzayin,
1992:16). Dengan peraturan yang berlandaskan nilai-nilai Pancasila, maka perasaan adil dan
tidak adil dapat diminimalkan. Hal tersebut dikarenakan Pancasila sebagai dasar negara
menaungi dan memberikan gambaran yang jelas tentang peraturan tersebut berlaku untuk
semua tanpa ada perlakuan diskriminatif bagi siapapun. Oleh karena itulah, Pancasila
memberikan arah tentang hukum harus menciptakan keadaan negara yang lebih baik dengan
berlandaskan pada nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan.
Dengan demikian, diharapkan warga negara dapat memahami dan melaksanakan Pancasila
dalam kehidupan sehari-hari, dimulai dari kegiatan-kegiatan sederhana yang menggambarkan
hadirnya nilai-nilai Pancasila tersebut dalam masyarakat. Misalnya saja, masyarakat selalu
bahu-membahu dalam ikut berpartisipasi membersihkan lingkungan, saling menolong, dan
menjaga satu sama lain. Hal tersebut mengindikasikan bahwa nilai-nilai Pancasila telah
terinternalisasi dalam kehidupan bermasyarakat
B. Pancasila Sebagai Ideologi Negara
Pancasila sebagai ideologi Indonesia mempunyai ajaran-ajaran yang memang mengandung
nilai-nilai yang terkandung dalam ideologi lain. Ajaran yang dikandung Pancasila bahkan
dipuji oleh seorang filsuf Inggris, Bertrand Russel, yang menyatakan bahwa Pancasila
sebagai sintesis kreatif antara Declaration of American Independence (yang
merepresentasikan ideologi demokrasi kapitalis) dengan Manifesto Komunis (yang
merepresentasikan ideologi komunis). Lebih dari itu, seorang ahli sejarah, Rutgers,
mengatakan, “Dari semua negara-negara Asia Tenggara, Indonesia-lah yang dalam
Konstitusinya, pertama-tama dan paling tegas melakukan latar belakang psikologis yang
sesungguhnya daripada revolusi melawan penjajah. Dalam filsafat negaranya, yaitu
Pancasila, dilukiskannya alasan-alasan secara lebih mendalam dari revolusi-revolusi itu
(Latif, 2011: 47). Dari pendapat tersebut, Indonesia pun pernah merasakan berkembangnya
nilai-nilai ideologi-ideologi besar dunia berkembang dalam gerak tubuh pemerintahannya.
Implementasi Pancasila ini dapat juga dalam berbagai aspek kehidupan, karena dalam
kehidupan ini diwarnai berbagai aspek yang ada dan dalam aspek tersebut ideologi Pancasila
ini juga dapat diterapkan di dalamnya.
Sila pertama berbunyi “Ketuhanan Yang Maha Esa”. Negara juga telah menjamin
kebebasan beragama lewat Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 29. Artinya, setiap warga
negara Indonesia berhak memeluk dan meyakini kepercayaan yang dianut tanpa perlu diusik
dan diganggu. Selain itu, kita sebagai warga negara Indonesia juga harus menjunjung tinggi
nilai-nilai toleransi dalam kehidupan beragama. Jangan sampai kita merasa paling benar
hingga justru menyalahkan orang lain yang agamanya berbeda dengan kita.
Sila keempat dan kelima sangatlah berperan dalam aspek politik serta hukum.
Segalanya termasuk pemilihan wakil rakyat harus dilaksanakan secara demokratis. Dari segi
hukum, seluruh rakyat Indonesia berhak mendapatkan kesempatan dan juga keadilan yang
sama. Tidak boleh ada diskriminasi apa pun dalam pelaksanaannya.
Selain itu, sisi kemanusiaan juga tak boleh diabaikan. Perekonomian yang baik tidak
hanya menguntungkan satu pihak saja, namun juga harus memperhatikan keadilan terhadap
pihak-pihak lainnya.
Nilai-nilai kesopanan, musyawarah, gotong royong dan nilai luhur lainnya masih terus
dipegang oleh warga negara Indonesia. Sehingga derasnya budaya barat atau westernisasi
tidak membuat orang Indonesia lupa pada Pancasila. Sikap feodal dan paham kedaerahan
yang sempit serta budaya asing yang bertentang dengan nilai-nilai Pancasila harus dicegah
perkembangannya di Indonesia.
Pasal 27 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
menegaskan bahwa pembelaan negara merupakan hak dan kewajiban setiap warga negara.
Dalam pasal 30 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 juga
menyebutkan bahwa setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan
dan keamanan negara. Oleh karena itu, sebagai warga negara yang baik kita harus rela
berjuang dan mempertahankan kemerdekaan NKRI.
Revitalisasi
Dari keadaan ini perlu diterapkan, dipahami kembali atau diremajakan agar keadaan
ini tidak berlanjut pada generasi berikutnya. Aktivasi yang dilakukan adalah aktivasi oleh
dunia pendidikan di sekolah dasar dan menengah. Namun, revitalisasi juga terjadi di
Universitas saat ini, dimulai pada juli 2003 ketika Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) disahkan. Dengan memasukkan muatan
pendidikan pancasila ke dalam pendidikan tinggi. Diklat Pancasila merupakan salah satu
mata kuliah yang bertujuan untuk membangun kepribadian. Sehingga kepribadian siswa
sesuai dengan nilai-nilai bangsa indonesia.
Kesimpulan
Pancasila memiliki nilai-nilai luhur yang dijadikan pedoman hidup berbangsa atau
bernegara. Menanamkan dan menerapkan nilai-nilai Pancasila sangat penting dan penting
untuk membentuk kepribadian generasi bangsa yang unik sehingga generasi tersebut dapat
menghargai perdamaian dan moralitas, hidup damai dan bersaing di segala bidang.
Daftar Pustaka
Azikin, Andi. 2018. Konsep dan Implementasi Ideologi Pancasila. Jurnal Kebijakan
Pemerintah. 1(2): 77-90.
Pradhana, Bagus. 2020. Implementasi Nilai Pancasila Dalam Kehidupan. Jurnal Rontal
Keilmuan. 6(1): 66-72.