Professional Documents
Culture Documents
KEWARGANEGARAAN
Disusun Oleh :
1. Yayuk Hidayah
FAKULTAS FARMASI
2018
ABSTRAK
Pancasila sebagai sebuah ideologi dan acauan sistem demokrasi di Indonesia telah melampaui waktu
yang panjang. Memang, sebuah negera apabila hendak menjadi sesuatu yang ideal, maka dalam
penyelenggaraannya haruslah berlandaskan demokrasi. Bukankah pemerintahan yang demokrasi akan
mencurahkan kebaikan pada rakyat secara keseluruhan. Pada dasarnya demokrasi melekat pada
kebebasan dan partisipasi individu. Menggunakan kebebasan, hakhak sipil, dan politik, merupakan
bagian dari kehidupan yang melekat pada individu sebagai makhluk sosial. Partisipasi dalam kehidupan
sosial dan politik mengandung nilai intrinsik bagi kehidupan manusia. Semua itu sejalan dengan cita-cita
demokrasi Pancasila. Untuk itu, artikel ini mencoba menyuguhkan praktik demokrasi di Indonesia dalam
sejarahnya. Diketahui bahwa Pancasila adalah landasan demokrasi dalam penyelenggaraan negara di
Indonesia. Pancasila memeng menawarkan demokrasi yang ideal dan sebenarnya. Hanya saja, Pancasila
sebagai ideologi negara dalam kurun waktu 70 tahun, dan juga menjadi pilar dalam berdemokrasi,
ternyata telah memiliki rupa yang berbeda seiring dengan perubahan wajah perpolitikan di negeri ini.
Apakah ini merupakan pertanda bahwa bangsa ini memang sedang belajar untuk mencari format yang
tepat dalam berdemokrasi, yang sesuai dengan jiwa Pancasila. Terlepas dari itu, upaya mewujudkan
Demokrasi Pancasila yang ideal harus terus dilakukan dengan melakukan dekontruksi secara
berkelanjutan. Dekonstruksi yang dimaksud adalah upaya untuk melakukan pembacaan ulang seluruh
realitas yang seakan jauh dari tujuan cita-cita Pancasila.
BAB I
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
Apakah demokrasi itu? Apakah negara ini sudah demokrasi? Sengaja pertanyaan ini kami
munculkan karena teman-teman mungkin sudah mengerti dengan pertanyaan yang kami ajukan tersebut
di atas. Karena kami punya pandangan produk dan atribut yang berkaitan dengan demokrasi itu
merupakan produk luar negeri. Sedangkan negara kita sendiri tidak memiliki kejelasan yang tepat tentang
demokrasi itu sendiri. Lalu kalau kita melihat bentuk demokrasi dalam struktur pemerintahan kita dari
level negara, provinsi, kabupaten, hingga kecamatan hampir dapat dipastikan di level ini hanya proses
pembuatan kebijakan sementara kalau kita mencari demokrasi yang berupa ciri khas yang dapat mewakili
bahwa negara kita mempunyai diri demokrasi tersendiri itu dapat dilihat di level desa. Bagaimana seperti
ditulis almarhum Moh. Hatta bahwa,”Di desa-desa sistem yang demokrasi masih kuat dan hidup sehat
sebagai bagian adat istiadat yang hakiki.” Dasarnya adalah pemilikan tanah yang komunal yaitu setiap
orang yang merasa bahwa ia harus bertindak berdasarkan persetujuan bersama. Struktur demokrasi yang
hidup dalam diri bangsa Indonesia harus berdasarkan demokrasi asli yang berlaku di desa. Gambaran dari
tulisan almarhum ini tidak lain dari pola-pola demokrasi tradisional yang dilambangkan oleh musyawarah
dalam pencapaian keputusan dan gotong royong dalam pelaksanaan keputusannya tersebut. Makna
demokrasi adalah sebagai dasar hidup dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Makna ini
memiliki arti bahwa rakyat yang menentukan sebuah keputusan dan permasalahan yang mempengaruhi
kehidupannya. Hal ini mencakup kebijakan negara karena pada dasarnya kebijakan yang dibuat
pemerintah akan mempengaruhi kehidupan rakyat. Sama halnya dengan sebuah negara yang menganut
sistem pemerintahan demokrasi yakni Negara diselenggarakan berdasarkan kehendak rakyat, dilakukan
oleh rakyat, dan untuk rakyat. Singkatnya tanpa rakyat maka tidak akan ada pemerintah.
hakikat demokrasi pancasila Demokrasi Pancasila adalah demokrasi yang dihayati oleh bangsa
dan negara Indonesia yang dijiwai dan diintegrasikan oleh nilai-nilai luhur Pancasila yang tidak
mungkinterlepas dari rasa kekeluargaan.
Dari gambaran di atas, kami rasa hal ini pula yang menginspirasi demokrasi pancasila yang selalu
menjadi Kiblat negara kita dalam menapaki kehidupan berbangsa dan bernegara masih perlu ditelaah atau
dikaji secara lebih dalam lagi. Demokrasi Pancasila adalah demokrasi yang dihayati oleh bangsa dan
negara Indonesia yang dijiwai dan diintegrasikan oleh nilai-nilai luhur Pancasila yang tidak mungkin
terlepas dari rasa kekeluargaan. Akan tetapi yang menjadi pandangan kita sekarang. Mengapa negara ini
seperti mengalami sebuah kesulitan besar dalam melahirkan demokrasi. Banyak para ahli berpendapat
bahwa demokrasi pancasila itu merupakan salah satu demokrasi yang mampu menjawab tantangan jaman
karena semua kehidupan berkaitan erat dengan nilai luhur Pancasila. Dalam hal ini kita ambil saja salah
satu ahli Nasional Prof. Dardji Darmodihardjo, S.H. beliau mempunyai Pandangan bahwa demokrasi
Pancasila adalah paham demokrasi yang bersumber kepada kepribadian dan falsafah hidup bangsa
Indonesia yang terwujudnya seperti dalam ketentuan-ketentuan pembukaan UUD 1945. lain hal lagi
dengan Prof. dr. Drs. Notonegoro,S.H. mengatakan demokrasi pancasila adalah kerakyatan yang dipimpin
oleh hikmat yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan yang berke-
Tuhan-nan Yang Maha Esa, yang Berkepribadian Kemanusiaan yang Adil dan Beradab yang
mempersatukan Indonesia dan yang berkedaulatan seluruh rakyat.
BAB II
PEMBAHASAN
A.A.Makna Demokrasi
Makna demokrasi adalah sebagai dasar hidup dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Makna ini
memiliki arti bahwa rakyat yang menentukan sebuah keputusan dan permasalahan yang mempengaruhi
kehidupannya. Hal ini mencakup kebijakan negara karena pada dasarnya kebijakan yang dibuat
pemerintah akan mempengaruhi kehidupan rakyat. Sama halnya dengan sebuah negara yang menganut
sistem pemerintahan demokrasi yakni Negara diselenggarakan berdasarkan kehendak rakyat, dilakukan
oleh rakyat, dan untuk rakyat. Singkatnya tanpa rakyat maka tidak akan ada pemerintah.Makna demokrasi
Pancasila pada dasarnya adalah perluasan keikutsertaan rakyat dalam berbagai kehidupan bermasyarakat
dan kehidupan bernegara yang ditentukan dalam peraturan perundangan yang berlaku. Aturan permainan
dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara diatur secara melembaga. Hal ini berarti, keinginan-
keinginan rakyat tersebut dapat disalurkan, baik melalui lembaga-lembaga negara (suprastruktur) maupun
melalui organisasi politik, organisasi massa. Dan media politik lainnya (infrastruktur).
PRINSIP LAINNYA
Demokrasi yang berketuhanan yang maha esa berarti sistem penyelenggaraan negara harus taat, konsisten
dan sesuai dengan nilai juga kaidah dasar ketuhanan yang maha esa.
Yang kedua ini berarti aturan dan penyelenggaraan demokrasinya menurut UUD 1945. Bukan lewat
naluri, kekuatan otot atau kekuatan massa. Pelaksanannya lebih menurut kecerdasan rohani, aqliyah,
rasional dan kecerdasan emosional.
Demokrasi pancasila kekuasaan tertinggi ada pada tangan rakyat, jadi prinsipnya rakyatlah yang memiliki
kedaulatan. Nah kedaulatan rakyat ini dibatasi dan dipercayakan kepada wakil rakyat, yaitu MPR
(DPR/DPD) dan DPRD.
4. Demokrasi dengan rule of law
Hal ini mempunyai empat makna penting :
Pertama, kekuasaan negara Republik Indonesia itu harus mengandung, melindungi, serta
mengembangkan kebenaran hukum (legal truth) bukan demokrasi ugal-ugalan, demokrasi
dagelan, atau demokrasi manipulatif.
Kedua, kekuasaan negara itu memberikan keadilan hukum (legal justice) bukan demokrasi yang
terbatas pada keadilan formal dan pura-pura.
Ketiga, kekuasaan negara itu menjamin kepastian hukum (legal security) bukan demokrasi yang
membiarkan kesemrawutan atau anarki.
Keempat, kekuasaan negara itu mengembangkan manfaat atau kepentingan hukum (legal
interest), seperti kedamaian dan pembangunan, bukan demokrasi yang justru mempopulerkan
fitnah dan hujatan atau menciptakan perpecahan, permusuhan, dan kerusakan.
Demokrasi pancasila menurut UUD 1945 ini mengal pembagian dan pemisahan kekuasaan (division and
seperation of power) dengan sistem pengawasan dan perimbangan (check and balance)
Demokrasi pancasila berarti menghendaki diberlakukannya sistem pengadilan yang independen atau
meredeka dengan memberi kesempatan seluasnya kepada pihak yang berkepentingan untuk mencari dan
menemukan hukum yang paling adil. Semua pihak juga mempunyai hak yang sama untuk mengajukan
pertimbangan, dalil, fakta, saksi, alat bukti dan petitumnya.
Prinsip yang ke delapan ini berarti demokrasi Pancasila dijalankan dengan prinsip otonomi dimana
pemerintahan membentuk daerah-daerah otonom pada propisi dan kabupaten/kota. Tujuannya adalah
supaya bisa mengatur dan menyelenggarakan urusan-urusan pemerintah sebagai urusan rumah tangganya
sendiri yang diserahkan oleh Pemerintah Pusat.
Prinsipnya ialah supaya membangun negara yang makmur oleh dan untuk rakyat Indonesia yang
mencakup semua aspek entah hak dan kewajiban, kedaulat rakyat, pembagian kekuasaan, otomi daerah
ataupun keadilan hukum.
A.C.Hakikat Demokrasi
hakikat demokrasi pancasila Demokrasi Pancasila adalah demokrasi yang dihayati oleh bangsa dan negara
Indonesia yang dijiwai dan diintegrasikan oleh nilai-nilai luhur Pancasila yang tidak mungkinterlepas dari
rasa kekeluargaan. Akan tetapi yang menjadi pandangan kita sekarang. Mengapanegara ini seperti
mengalami sebuah kesulitan besar dalam melahirkan demokrasi. Banyak para ahli berpendapat bahwa
demokrasi pancasila itu merupakan salah satu demokrasi yangmampu menjawab tantangan zaman karena
semua kehidupan berkaitan erat dengan nilailuhur Pancasila.Pemerintahan dari rakyat memiliki arti
bahwa sebuah sistem pemerintahan yang sah dan diakui oleh rakyat. Diakui dan sah memiliki arti bahwa
tanggung jawab pemerintahan diberikan oleh rakyat. Sebaliknya pemerintah yang tidak diakui adalah
pemerintah yang tidak mendapatkan dukungan dan persetujuan dari rakyat. Rakyat memegang kendali
penuh atas pemilihan pemerintahan berdasarkan persamaan pandangan dan politik tanpa ada unsur
paksaan.
Pemerintahan oleh rakyat memiliki pengertian bahwa pemerintah menjalankan kekuasaannya bukan atas
dorongan atau tujuan pribadinya melainkan didasari oleh keinginan rakyat. Segala sesuatu yang dilakukan
oleh pemerintah akan dikaji, dinilai dan diawasi oleh rakyat baik secara langsung maupun melalui
lembaga rakyat (DPR, MPR). Maka dari itu pemerintah harus tunduk pada pengawasan rakyat.
Pemerintahan untuk rakyat memiliki arti bahwa segala kuasa yang dilimpahkan kepada pemerintah dibuat
untuk kepentingan rakyat. Maka dari itu kepentingan rakyat sudah seharusnya didahulukan sebelum
kepentingan pemerintah. Dalam membuat suatu putusan pemerintah juga harus mempertimbangkan
aspirasi rakyat karena baik buruknya putusan yang dibuat oleh pemerintah juga akan mempengaruhi nasib
rakyat.
Pengalaman-pengalaman umat Islam yang berbeda dalam memahami dan mengkompromikan Islam dan
demokrasi ini menjadi sesuatu yang unik. Ini artinya bahwa pemikiran tentang demokrasi bukanlah
sesuatu yang monolitik apalagi hanya sekedar mencangkokkan demokrasi barat. Paling tidak, ada tiga
kecenderungan:
1. Kelompok apologetik yang menegaskan bahwa demokrasi dan prinsip-prinsip kebebasan itu inheren
dalam Islam. Tidak ada alasan untuk melakukan penolakan terhadap demokrasi karena demokrasi
menegaskan pentingnya egalitarianisme, kesamaan derajat kemanusiaan, menolak diskriminasi dan
menjunjung tinggi hak-hak manusia.
2. Kelompok rejeksionis yang menolak demokrasi karena demokrasi berasal dari Barat, bukan dari Islam.
Bahkan demokrasi bertentangan dengan Islam karena demokrasi menjunjung tinggi kedaulatan rakyat
sementara Islam menegaskan kedaulatan Tuhan/Allah. Sudah dipastikan demokrasi akan meminggirkan
agama/Islam.
3. Kelompok rekonstruksionis yang berusaha untuk membaca secara kritis dan mendialogkan prinsip-
prinsip Islam dengan demokrasi dalam rangka menemukan dan membangun paradigma baru demokrasi
yang jauh lebih progresif. Harus ada upaya secara terus menerus untuk menyegarkan pemahaman
terhadap Islam dan demokrasi. Jika tidak, maka Islam akan memgalami stagnasi atau jumud dan
demokrasi akan menjadi berhala baru karena sudah terlanjur diabsolutkan. Kekuatan demokrasi justru
terletak kepada kesediaan dan keterbukaannya terhadap kritik internal sekaligus melakukan perbaikan-
perbaikan maksimal demi kemaslahatan dan keadilan bersama.
PENUTUP
KESIMPULAN
Dengan demikian telah kita lihat bahwa demokrasi di Indonesia telah berjalan dari waktu ke waktu.
Namun kita harus mengetahui bahwa pengertian Demokrasi Pancasila adalah demokrasi yang dihayati
oleh bangsa dan negara Indonesia yang dijiwai dan diintegrasikan oleh nilai-nilai luhur Pancasila. Adapun
aspek dari Demokrasi Pancasila antara lain di bidang aspek Aspek Material (Segi Isi/Subsrtansi), Aspek
Formal, Aspek Normatif, Aspek Optatif, Aspek Organisasi, Aspek Kejiwaan. Namun hal tersebut juga
harus didasari dengan prinsip pancasila dan dengan tujuan nilai yang terkandung di dalamnya. Oleh
karena itu, kita dapat merasakan demokrasi dalam istilah yang sebenarnya.
Jika kita teliti dengan jujur dan jernih, tidak ada satupun nilai-nilai dari sila Pancasila yang
bertentangan dengan ajaran Islam. Dalam pelaksaan masih ada kekurangan jelas terjadi oleh sebab itu kita
sebagai bangsa yang telah merdeka 72 tahun harus bersama-sama mengisi kemerdekaan dengan hal-hal
yang bermanafaat untuk negara ini. Bukankah sebagaimana dikemukakan oleh kitab suci bahwa manusia
yang paling baik di muka bumi adalah yang bermanafat pada orang lain (alias orang banyak). Orang
banyak ini adalah warga negara yang mendiami seluruh negara Republik Indonesia bukan hanya
segelintir orang yang satu partai politik atau satu organsiasi sosial keagamaan.
Umat beragama (Islam sebagai mayoritas) misalnya tidak perlu risau dengan Pancasila yang oleh
sebagian kecil dikatakan akan mengganti agama. Hal ini jelas tidak benar adanya sebab sebagaimana
dikatakan oleh Soekarno bahwa Pancasila itu bukan agama. Pancasila itu bukan alat mengatur orang
beragama dalam beribadah. Tuan-tuan dari Islam sekalian dipersilahkan menjalankan ibadatnya sesuai
dengan kitab suci dan hadits yang diyakini oleh umat Islam. Demikian pula tuan-tuan dari agama Kristen
silahkan menjalankan agama sesuai kitab yang dibawa para Rasul. Demikian pula Tuan-tuan dari Hindu
dan Budha silahkan menjalankan ibadatnya sesuai kitab yang diyakini. Pancasila bukan kitab suci agama
karena memang tidak memberikan petunjuk tentang ibadah dan ritual keagamaan. Pancasila adalah dasar-
asas berbangsa dan bernegara.
DAFTAR PUSTAKA
http://blog-kumpulan-makalah.blogspot.com/2017/09/makalah-demokrasi-indonesia_27.html
https://www.perwara.com/2017/demokrasi-pancasila-dan-islam/
https://www.eduspensa.id/prinsip-demokrasi-pancasila/
http://www.tugassekolah.com/2017/09/makna-demokrasi-pancasila-dan-contohnya.html
Disusun Oleh :
1. Yayuk Hidayah
FAKULTAS FARMASI
2018
A.ORDE LAMA
Orde lama adalah sebutan bagi orde pemerintahan sebelum orde baru yang dianggap
tidak melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen yang
ditandai dengan diterapkannya Demokrasi Terpimpin di bawah kepemimpinan
Soekarno. Presiden Soekarno sebagai tokoh sentral orde lama yaitu sebagai Kepala
Negara dan Kepala Pemerintahan.
Sejak proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 bangsa Indonesia masuk dalam suatu
babak kehidupan baru sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat.
Beberapa peristiwa pada Orde Lama yang mengaburkan identitas nasional kita adalah;
Pemberontakan PKI pada tahun 1948, Demokrasi Terpimpin, Pelaksanaan UUD
Sementara 1950, Nasakom dan Pemberontakan PKI 1965. Pada masa orde lama
banyak sekali terjadi perubahan-perubahan system pemerintahan dan gejolak-gejolak
serta pemberontakan akibat dari system pemerintahan yang tidak stabil tersebut.
3) Masa republik III, yaitu masa demokrasi pancasila yang menonjolkan sistem
presidensial.
Sedangkan Ahmad Gaffar membagi alur periodisasi demokrasi Indonesia dalam empat
periode sebagai berikut :
A. Berubah fungsi komite nasional Indonesia pusat dari pembantu presiden menjadi
badan yang diserahi kekuasaan legislatif dan ikut menetapkan GBHN yang merupakan
wewenang MPR.
Pada tahun 1945-1950, terjadi perubahan sistem pemerintahan dari presidentil menjadi
parlemen.Dimana dalam sistem pemerintahan presidentil, presien memiki fungsi ganda,
yaitu sebagai badan eksekutif dan merangkap sekaligus sebagai badan legislatif.
Era 1950 - 1959 ialah era dimana presiden Soekarno memerintah menggunakan
konstitusi Undang-Undang Dasar Sementara Republik Indonesia 1950, dimana periode
ini berlangsung dari 17 Agustus 1950 sampai 5 Juli 1959.
Dewan Konstituante diserahi tugas membuat undang-undang dasar yang baru sesuai
amanat UUDS 1950. Namun sampai tahun 1959 badan ini belum juga bisa membuat
konstitusi baru.
Merupakan periode Demokrasi terpimpin yang memiliki pengertian menurut Tap MPRS
VIII/MPRS/1965 yaitu “Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan yang berintikan musyawarah untuk mufakat secara
gotong royong di anatara semua kekuatan nasional yang progresif revolusioner dengan
berporoskan Nasakom”.
1) Dominasi presiden
-Kembali berlakunya UUD 1945 dan tidak berlakunya lagi UUDS 1950
-Pembubaran Konstituante
Pada masa ini terjadi banyak pergantian kabinet diakibatkan situasi politik yang tidak
stabil.Tercatat ada 7 kabinet pada masa ini.
-Produk hukum yang setingkat dengan undang-undang (UU) ditetapkan dalam bentuk
penetapan presiden (penpres) daripada persetujuan
Masa Orde Baru berlangsung pada tahun 1966-1998. Pemerintahan Orde Lama
berakhir setelah keluar Surat Perintah Sebelas Maret 1966 yang dikuatkan dengan
Ketetapan MPRS No. IX/MPRS/1966. Pelaksanaan demokrasi Masa Orde Baru dapat
dijelaskan sebagai berikut:
-Pemilu dilaksanakan pada tahun 1971, 1977, 1982, 1987, 1992, dan 1997.
-PKI merupakan organisasi politik kelanjutan dari ISDV yang didirikan oleh H. Sneevliet
pada tahun 1914. Aktivitas PKI menekan tindakan revolusioner untuk mencapai
tujuannya. Misalnya :
1. Pengertian
Orde baru adalah suatu tatanan seluruh perikehidupan rakyat, bangsa, dan negara
yang diletakkan kembali kepada pelaksanaan pancasila secara murni dan konsekuen.
Lahirnya Orde Baru diawali dengan dikeluarkannya Surat Perintah 11 Maret1966 yang
menjadi tonggak lahirnya Orde Baru.
a.Bidang Politik
• 6)Sentralisasi kekuasaan.
b.Bidang ekonomi
A. Bidang Politik
B. Bidang Ekonomi
• Konglomerasi.
Tuntutan reformasi yang bertujuan memperbaiki keadaan berubah arah menjadi anarki
di beberapa tempat karenaadanya perbedaan penafsiran tentang arti reformsi untuk
kepentingan tertentu. Penyimpangan terhadap tujuan reformasi itu dapat dilihat pada
beberapa hal, seperti penjarahan tidak terkendali yang terjadi di berbagai tempatdan
upaya menurunkan seorang dari jabatan yang dilakukkan massa tanpa aturan yang
jelas. Penyimpangan itu juga dapat dilihat pada berkembangnya hujatan dan opini yang
tidak didasarkan pada pemikiran yang dalam, baikdidalam masyarakat mupun media
massa. Akibatnya , segala sesuatu yang dianggap baik pada massa Orde Baru segera
dianggap jelek pada massa reformasi. Pengkultsan dan penistaan dilakukan silih
berganti dengan mudah, dan kekerasan seolah-oloah telah menjadi sesuatu yang
biasa.
C. ORDE REFORMASI
6 Tuntutan Reformasi
Pada masa ini banyak sekali pembangunan dan perkembangan ke arah kehidupan
negara demokratis. Diantaranya:
Melakukan proses peradilan bagi para pejabat negara dan pejabat lainnya yang terlibat
korupsi, kolusi dan nepotisme serta penyalahgunaan kekuasaan.
Melaksanakan pemilu 1999 yang babas dan demokratis dengan diikuti banyak partai
politik
Kebesan Pers yang luas termasuk tidak adanya pencabutan SIUPP (Surat Ijin Usaha
Penerbitan Pers).
Terbukanya kesempatan yang luas dan bebas untuk warga negara dalam
melaksanakan domkrasi di berbagai bidang.
Keseluruhan pembaruan politik di era reformasi dapat dilihat dari berbagai kebijakan
sebagai berikut:
Kemerdekaan Pers.
Kebebasan berpolitik
Pahlawan Reformasi
Empat pahlawan reformasi 1998 adalah: Elang Surya Lesmana, Hafidhin Royan,
Hendriawan Sie, dan Hery Hertanto.
Dalam rangka menanggapi tuntutan reformasi dari masyarakat dan agar dapat
mewijudkan tujuan dari reformasi tersebut maka B.J.Habibie mengeluarkan beberapa
kebijakan, antaranya:
Kebijakan dalam bidang politik. reformasi dalam bidang politik berhasil mengganti lima
paket undang-undang masa orde baru dengan tiga undang-undang politik yang lebih
demokratis. Berikut ini tiga undang-undang tersebut: UU No. 2 Tahun 1999 tentang
partai politik; UU No. 3 Tahin 1999 tentang pemilihan umum dan UU No. 4 Tahun 1999
tentang susunan dan kedudukan DPR/MPR.
Masa reformasi berusaha membangun kembali kehidupan yang demokratis antara lain :
Tap MPR RI No XI/MPR/1998 tentang penyelenggaraan negara yang bebas dari KKN.
Tap MPR RI No XIII/MPR/1998 tentang pembatasan masa jabatan presiden dan wakil
presiden RI.
2. Kronologi Reformasi
Pada awal bulan Maret 1998 melalui Sidang Umum MPR, Soeharto terpilih
kembali menjadi Presiden Republik Indonesia, serta melaksanakan pelantikan Kabinet
Pembangunan VII. Namun pada saat itu semakin tidak kunjung membaik.
Perekonomian mengalami kemerosotan dan masalah sosial semakin menumpuk.
Kondisi dan siutasi seperti ini mengundang keprihatinan rakyat.
Mamasuki bulan Mei 1998, para mahasiswa dari berbagai daerah mulai
bergerak menggelar demostrasi dan aksi keprihatinan yang menuntut turunya Soeharto
dari kursi kepresidenannya.
Pada tanggal 12 Mei 1998 dalam aksi unjuk rasa mahasiswa Universitas
Trisakti, terjadi bentrokan dengan aparat keamanan yang menyebabkan tertembaknya
empat mahasiswa hingga tewas.
Pada tanggal 19 Mei 1998 puluhan ribu mahasiswa dari berbagai perguruan
tinggi di Jakarta dan sekitarnya berhasil menduduki Gedung DPR/MPR. Pada tanggal
itu pula di Yogyakarta terjadi peristiwa bersejarah. Kurang lebih sejuta umat manusia
berkumpul di alun-alun utara kraton Yogyakarta untuk mndengarkan maklumat dari Sri
Sultan Hamengku Bowono X dan Sri Paku Alam VII. Inti isi dari maklumat itu adalah
menganjurkan kepada seluruh masyarakat untuk menggalang persatuan dan kesatuan
bangsa.
Pada tanggal 21 Mei 1998, pukul 10.00 WIB bertempat di Istana Negara,
Presiden Soeharti meletakkan jabatannya sebagai presiden di hadapan ketua dan
beberapa anggota dari Mahkamah Agung. Presiden menunjuk Wakil Presiden B.J.
Habibie untuk menggantikannya menjadi presiden, serta pelantikannya dilakukan
didepan Ketua Mahkamah Agung dan para anggotanya. Maka sejak saat itu, Presiden
Republik Indonesia dijabat oleh B.J. Habibie sebagai presiden yang ke-3.
DAFTAR PUSTAKA
https://isrimirajnia.wordpress.com/2013/06/08/pelaksanaan-demokrasi-di-indonesia-
sejak-orde-lama-orde-baru-dan-reformasi
https://thegamix.blogspot.com/2017/12/Menganalisis-pelaksanaan-Demokrasi-
diIndonesia-sejak-orde-lama-orde-baru-dan-reformasi.html