Professional Documents
Culture Documents
Dokumen-5 Pemberdayaan Inustri Pertahanan - Asrul
Dokumen-5 Pemberdayaan Inustri Pertahanan - Asrul
Pendahuluan
Pengembangan Alutsista TNI sesuai dengan kebijakan pemerintah melalui
Kementerian Pertahanan diarahkan kepada industri pertahanan yang mandiri artinya
bahwa penguatannya dilakukan dengan mendongkrak pembelian produk pertahanan
1
dari industri dalam negeri. Sehingga dapat dipahami bahwa perkembangan industri
pertahanan lebih ditentukan oleh beberapa barometer yakni : meningkatnya produk
yang digunakan oleh pengguna, meningkatnya kandungan lokal, meningkatnya
2
profesionalisme SDM dan semakin lengkapnya infrastruktur yang dimiliki. Disisi lain
kebutuhan TNI akan alat peralatan dan perlengkapan Alutsistanya secara umum masih
tergantung terhadap pengadaan luar negeri. Hal ini disebabkan potensi dan kemampuan
industri strategis dalam negeri belum dapat mendukung kebutuhan TNI, karena adanya
beberapa kendala yang belum dapat diatasi. Pengembangan industri strategis dan
teknologinya masih dititik beratkan untuk kemampuan menghasilkan barang-barang
umum, khususnya produk-produk untuk ekspor dalam rangka meningkatkan
kemampuan ekonomi negara yang diperlukan untuk membiayai pembangunan sektor-
sektor lainnya. Ketergantungan kebutuhan Alutsista TNI dari luar negeri dalam jangka
panjang akan dapat menimbulkan kerawanan-kerawanan, terutama bila dikaitkan
dengan kesiapan TNI dalam pelaksanaan tugas dan perannya. Dengan demikian upaya
untuk mengurangi ketergantungan, Industri strategis nasional perlu mendapatkan
prioritas pembinaan yang dilaksanakan secara bertahap, berlanjut dan
berkesinambungan disesuaikan dengan perekonomian negara. Agar upaya tersebut
dapat terselenggara dengan baik, efektif dan efisien diperlukan kesatuan tekad dan arah
serta keterpaduan usaha dari semua pihak atau instansi terkait lainnya untuk
mengoptimalkan industri strategis dan pelibatan lembaga penelitian ilmu
pengetahuan dan teknologi nasional dalam rangka meningkatkan kemampuan Alutsista
TNI
Dari latar belakang di atas terkait dengan Optimalisasi Pemberdayaan Industri
Strategis Pertahanan dalam rangka mengamankan Kedaulatan Negara, maka dapat
penulis ambil identifikasi persoalan yaitu : Pertama, Bagaimana industri strategis
pertahanan dapat mengatasi tantangan jangka panjang untuk memastikan
1
Disarikan dari artikel Antara News.com “Pemerintah pacu industri pertahanan yang mandiri” diakses pada
tanggal 31 Oktober 2023 Pukul 19.53 WIB
2
Wayan Mdhio dalam artikel Industri Pertahanan perspektif pertahanan Negara disampaikan di Jakarta
International Logistic Summit dan ExpoJIExpo, 19-21 Oktober 2016
2
Pembahasan
Kemandirian suatu perusahaan dalam berproduksi merupakan suatu tuntutan
yang mutlak harus dipenuhi sebagai badan usaha milik negara yang bernilai strategis dan
dapat dimanfaatkan dalam mendukung kemandirian AlutsistaTNI AD guna mewujudkan
satuan TNI AD yang efektif, efisien dan modern. Kemandirian merupakan parameter
penting yang mencerminkan survivability dalam kondisi kritis dan darurat. Dalam
kondisi normal, survivability menuntut suatu industri pertahanan untuk mempunyai
kemampuan menghasilkan produk yang memiliki nilai dan manfaat komersial dengan
menggunakan teknologi pertahanan. Untuk mewujudkan kemandirian dalam pemenuhan
3
seluruh kebutuhan Alutsista TNI dari hasil produksi dalam negeri tidaklah mudah, perlu
adanya kesamaan kehendak dan komitmen bangsa.
Tuntutan pemenuhan kebutuhan Alutsista TNI berdasarkan atas perkembangan
lingkungan strategis, dan perkiraan ancaman atau lawan yang mungkin dihadapi agar
upaya tersebut dapat terselenggara dengan baik, efektif dan efisien diperlukan kesatuan
tekad dan arah serta keterpaduan usaha dari semua pihak atau instansi terkait lainnya
untuk mengoptimalkan industri strategis dan pelibatan lembaga penelitian ilmu
pengetahuan dan teknologi nasional dalam rangka meningkatkan kemampuan Alutsista
TNI. Selanjutnya peningkatan penggunaan Alat Utama Sistem Senjata (Alut Sista)
produksi yang dihasilkan oleh industri dalam negeri. Dalam rencana pembangunan
tersebut telah dirumuskan secara tegas arahan yang lebih tajam dan fokus tentang
perlunya kemandirian dan memanfaatkan produk-produk dari dalam negeri guna
memenuhi kebutuhan alat peralatan pertahanan negara. Untuk mewujudkan dan
pemanfaatan industri pertahanan diperlukan upaya untuk meningkatkan kemampuan
dalam negeri agar produk-produk yang dihasilkan mampu memenuhi spesifikasi yang
dibutuhkan. Dalam upaya pembinaan industri pertahanan yang ada perlu dilakukan
dengan melibatkan instansi/institusi, swadaya masyarakat, pakar dan industri lainnya
yang terkait sebagai mitra.
tentang kondisi politik dan keamanan global dapat membantu industri strategis
pertahanan mengidentifikasi risiko potensial yang dapat memengaruhi pasokan bahan
baku, perdagangan internasional, atau proyek-proyek kerjasama dengan mitra asing.
Informasi ini memungkinkan perusahaan untuk mengambil tindakan pencegahan yang
sesuai; D. Perkiraan Anggaran Pertahanan. Data tentang anggaran pertahanan
negara-negara dan proyeksi anggaran masa depan dapat membantu perusahaan
merencanakan investasi dan strategi bisnis jangka panjang. Informasi ini memungkinkan
mereka untuk mengidentifikasi pasar yang berpotensi tumbuh atau mengecil dan
mengatur prioritasnya; E. Kinerja Produk dan Kompetitor. Data tentang kinerja produk
yang ada dan persaingan dengan pesaing dapat membantu perusahaan untuk
mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan mereka sendiri, serta peluang untuk
memperbaiki produk mereka. Ini juga dapat membantu mereka dalam merencanakan
strategi pemasaran dan pengembangan produk; F. Analisis Biaya dan Efisiensi
Produksi. Data tentang biaya produksi, efisiensi operasional, dan proses manufaktur
dapat membantu perusahaan untuk mengoptimalkan operasinya. Ini termasuk
penghematan biaya, pengurangan limbah, dan peningkatan produktivitas; G.
Pengelolaan Pasokan dan Rantai Suplai. Data tentang pasokan bahan baku, logistik,
dan rantai pasokan dapat membantu perusahaan untuk mengelola risiko terkait dengan
kelangsungan pasokan. Mereka dapat menggunakan data ini untuk mengidentifikasi
sumber pasokan alternatif dan merencanakan strategi krisis; H. Kepatuhan Regulasi.
Data tentang regulasi dan standar keamanan yang berkaitan dengan produksi peralatan
pertahanan sangat penting. Perusahaan harus memastikan bahwa mereka mematuhi
semua peraturan yang berlaku untuk memastikan keberlanjutan operasional mereka dan
menghindari sanksi hukum.
Penggunaan data dan fakta yang akurat dalam pengambilan keputusan bisnis
adalah kunci untuk mengatasi tantangan jangka panjang dalam industri strategis
pertahanan. Data ini membantu perusahaan untuk membuat keputusan yang lebih
informasi dan adaptif yang memungkinkan mereka untuk tetap bersaing dan memastikan
kelangsungan produksi dan pengembangan peralatan pertahanan yang efektif.
Melihat data dan fakta yang telah diuraikan di atas, Harapan dari industri
strategis pertahanan dalam mengatasi tantangan jangka panjang untuk
memastikan kelangsungan produksi dan pengembangan peralatan pertahanan
5
panjang. Pemerintah dapat memberikan dukungan finansial, kontrak jangka panjang, dan
kebijakan yang mendukung industri ini.
Diversifikasi Pasar Ekspor. Mengandalkan pasar ekspor adalah cara untuk
mengurangi ketergantungan pada anggaran pertahanan domestik. Industri pertahanan
dapat mencari peluang di pasar luar negeri dan menjalin kemitraan dengan mitra asing.
Investasi dalam R&D. Industri pertahanan harus terus mendorong investasi
dalam penelitian dan pengembangan (R&D) untuk mempertahankan keunggulan
teknologi. Perkembangan teknologi yang terus berlanjut memungkinkan untuk tetap
relevan dalam jangka panjang.
Manajemen Risiko dan Rantai Pasokan. Pengembangan rencana darurat dan
manajemen risiko yang kuat dapat membantu dalam menghadapi gangguan dalam rantai
pasokan dan perubahan kondisi geopolitik. Ini termasuk memiliki sumber pasokan
cadangan dan rencana kontinuitas bisnis yang baik.
Kepatuhan dengan Standar Etika Industri pertahanan harus mematuhi standar
etika bisnis dalam produksi senjata dan peralatan pertahanan. Ini mencakup menjaga
integritas dan menghindari penggunaan senjata untuk tujuan agresi.
Transparansi dan Komunikasi dengan Pemangku Kepentingan. Komunikasi
yang baik dengan pemerintah, mitra bisnis, dan masyarakat sipil dapat membantu
mengatasi isu-isu etika, keamanan, dan lingkungan. Transparansi dalam tindakan dan
kebijakan bisnis juga dapat membangun kepercayaan.
Kebijakan Lingkungan dan Keberlanjutan. Industri pertahanan harus
mempertimbangkan dampak lingkungan dari operasinya. Menerapkan praktik-produk
yang berkelanjutan dan berusaha untuk mengurangi dampak lingkungan dapat membantu
menjaga kelangsungan industri.
Pelatihan dan Pengembangan Tenaga Kerja. Investasi dalam pelatihan dan
pengembangan tenaga kerja yang terampil adalah kunci dalam memastikan bahwa
perusahaan memiliki sumber daya manusia berkualitas yang dibutuhkan untuk produksi
dan pengembangan peralatan pertahanan.
Advokasi dan Lobbi. Industri pertahanan dapat mengadvokasi kepentingannya
kepada pemerintah dan lembaga terkait. Ini dapat mencakup advokasi untuk kebijakan
yang mendukung industri dan peningkatan anggaran pertahanan.
Upaya ini harus dijalankan dengan bijak dan harus disesuaikan dengan kondisi
pasar, regulasi, dan tantangan yang spesifik yang dihadapi oleh masing-masing
perusahaan dalam industri strategis pertahanan. Kesinambungan dan adaptasi adalah
10
finansial, regulasi yang sesuai, dan kontrak jangka panjang yang mendukung produksi
peralatan militer.
Keberlanjutan Lingkungan. Industri pertahanan diharapkan akan memperhatikan
isu-isu lingkungan dalam produksi mereka. Ini mencakup pengelolaan limbah,
penggunaan energi yang lebih efisien, dan upaya untuk mengurangi dampak lingkungan.
Kepatuhan dengan Standar Etika. Harapannya adalah industri pertahanan akan
mematuhi standar etika dalam produksi dan penggunaan peralatan militer. Ini mencakup
menjaga integritas dalam bisnis pertahanan dan menghindari penggunaan senjata untuk
tujuan yang melanggar hukum atau etika
Ada beberapa teori yang mendukung strategi dan upaya yang harus dilakukan
agar industri pertahanan nasional dapat berperan secara optimal dalam membangun
kekuatan pertahanan negara, khususnya dalam rangka mendukung Operasi Matra darat
guna menghadapi dinamika ancaman terhadap keamanan nasional. Teori-teori tersebut
antara lain :
Teori Kompetitif (Competitive Advantage Theory). Teori ini mendukung fokus
pada pengembangan keunggulan kompetitif dalam industri pertahanan nasional. Upaya
harus difokuskan pada menciptakan produk dan teknologi unggulan yang memberikan
keunggulan dalam pertempuran.
Teori Pertahanan Nasional (National Defense Theory). Teori ini menekankan
pentingnya industri pertahanan dalam mendukung pertahanan nasional. Industri ini
dianggap sebagai bagian penting dari kekuatan pertahanan negara.
Teori Teknologi dan Inovasi (Technology and Innovation Theory). Kemajuan
dalam teknologi dan inovasi sangat penting dalam industri pertahanan. Teori ini
mendukung upaya untuk terus mengembangkan teknologi baru yang dapat digunakan
dalam peralatan militer.
Teori Kemitraan Publik-Swasta (Public-Private Partnership Theory).
Kemitraan antara industri pertahanan dan pemerintah adalah faktor kunci dalam
mendukung operasi militer. Teori ini menyoroti kerjasama yang kuat antara sektor publik
dan swasta.
Teori Keberlanjutan Lingkungan (Environmental Sustainability Theory).
Keberlanjutan lingkungan semakin penting dalam industri pertahanan. Teori ini
mendukung upaya untuk mengurangi dampak lingkungan dari operasi industri.
Industri pertahanan nasional menghadapi berbagai kendala dan kelemahan
yang dapat menghambatnya dalam berperan secara optimal dalam membangun
13
kekuatan pertahanan negara, khususnya dalam rangka mendukung Operasi Matra darat
guna menghadapi dinamika ancaman terhadap keamanan nasional. Kendala dan
kelemahan tersebut antara lain:
Ketergantungan pada Anggaran Pertahanan. Fluktuasi dalam anggaran
pertahanan dapat memengaruhi kemampuan industri pertahanan untuk merencanakan
dan mengembangkan produk. Perubahan anggaran atau pemangkasan anggaran dapat
menghambat investasi jangka panjang.
Kompleksitas Produksi. Produksi peralatan militer seringkali melibatkan
teknologi canggih dan proses yang kompleks. Ini dapat meningkatkan biaya produksi dan
mengganggu jadwal pengiriman.
Kendala dalam Rantai Pasokan. Rantai pasokan yang rentan terhadap
gangguan atau gangguan logistik dapat menyebabkan keterlambatan dalam produksi
dan pengiriman peralatan militer.
Perubahan Teknologi Cepat. Kemajuan teknologi yang cepat dapat membuat
produk militer usang dengan cepat. Industri pertahanan harus terus berinvestasi dalam
penelitian dan pengembangan untuk tetap kompetitif.
Isu Keamanan Informasi. Industri pertahanan sering menjadi target serangan
siber dan kebocoran informasi yang dapat mengancam keamanan nasional.
Untuk mengatasi kendala dan kelemahan tersebut, industri pertahanan
nasional perlu melakukan berbagai upaya, antara lain:
Diversifikasi Portofolio Produk. Diversifikasi portofolio produk dan layanan
industri pertahanan dapat membantu mengurangi ketergantungan pada satu produk atau
pasar. Ini dapat mencakup produksi peralatan sipil, layanan dukungan, atau produk yang
relevan dengan kebutuhan non-militer.
Manajemen Rantai Pasokan yang Kuat. Memastikan rantai pasokan yang kuat
dan dapat diandalkan adalah penting. Ini termasuk memiliki sumber pasokan cadangan,
kemampuan manajemen risiko dalam rantai pasokan, dan persiapan untuk menghadapi
gangguan.
Inovasi dan Penelitian & Pengembangan (R&D). Industri pertahanan harus
terus mendorong inovasi dan investasi dalam R&D. Hal ini membantu untuk
menghasilkan produk dan teknologi yang unggul dan mengatasi risiko perubahan
teknologi.
Kemitraan Publik-Swasta yang Kuat. Kerja sama yang erat antara industri
pertahanan dan pemerintah adalah penting. Pemerintah dapat memberikan dukungan
14
finansial, regulasi yang mendukung, dan kontrak jangka panjang yang memberikan
stabilitas.
Pengembangan Tenaga Kerja Terampil. Investasi dalam pelatihan dan
pengembangan tenaga kerja yang terampil adalah kunci dalam memastikan bahwa
perusahaan memiliki sumber daya manusia berkualitas yang dibutuhkan untuk produksi
dan dukungan militer.
Manajemen Risiko dan Kontinuitas Bisnis. Perusahaan pertahanan harus
mengembangkan rencana darurat dan manajemen risiko yang kuat untuk mengatasi
potensi gangguan dalam operasi, baik itu karena alasan logistik, geopolitik, atau
ekonomi.
Pengelolaan Keuangan yang Bijaksana. Mengelola keuangan perusahaan
dengan bijaksana, termasuk cadangan dana untuk periode ketidakpastian, dapat
membantu menghadapi fluktuasi anggaran pertahanan dan perubahan ekonomi.
Kerjasama Internasional. Membangun kemitraan internasional dengan negara-
negara lain dan perusahaan asing dapat membantu dalam berbagi sumber daya,
teknologi, dan intelijen yang mendukung kekuatan pertahanan.
Kebijakan Lingkungan dan Keberlanjutan. Industri pertahanan harus
mempertimbangkan dampak lingkungan dari operasinya dan berupaya untuk mengurangi
jejak lingkungan. Ini juga bisa mendukung citra positif dan persyaratan lingkungan yang
lebih ketat.
Transparansi dan Komunikasi. Komunikasi yang baik dengan pemerintah, mitra
bisnis, dan masyarakat sipil adalah penting. Transparansi dalam tindakan dan kebijakan
bisnis dapat membangun kepercayaan dan mendukung dukungan publik.
Diversifikasi Pasar Ekspor. Berusaha untuk beragam dalam pasar ekspor dapat
mengurangi risiko ketergantungan pada satu pasar luar negeri. Ini memungkinkan
industri pertahanan untuk merespons perubahan dalam kebijakan perdagangan
internasional.
Pengelolaan Informasi dan Keamanan. Memiliki kebijakan keamanan informasi
yang kuat dan berinvestasi dalam perlindungan data adalah kunci untuk mengurangi
risiko keamanan siber dan kebocoran informasi.
ANALISA SWOT
Analisa SWOT tentang Optimalisasi Pemberdayaan Industri Strategis Pertahanan
dalam Rangka Menjaga Kedaulatan Negara dapat dijelaskan sebagai berikut :
15
Penutup
Dari uraian pembahasan tentang “Optimalisasi pemberdayaan industri
strategis pertahanan dalam rangka menjaga kedaulatan negara” dapat diambil
kesimpulan, bahwa : A. Industri strategis pertahanan memegang peran kunci dalam
memastikan kedaulatan negara, terutama dalam hal pengembangan, produksi, dan
dukungan peralatan militer; B. Keunggulan teknologi, sumber daya manusia terampil,
dan kemitraan publik-swasta adalah kekuatan industri pertahanan, yang dapat
dimanfaatkan untuk meningkatkan keamanan nasional; C. Namun, ketergantungan
pada anggaran pertahanan, pesanan pemerintah, biaya tinggi produksi, dan perubahan
16
teknologi yang cepat adalah beberapa kelemahan yang harus diatasi; D. Dalam
menghadapi dinamika ancaman terhadap keamanan nasional, ada peluang untuk
mengembangkan pasar ekspor, berkolaborasi dengan mitra internasional, dan
diversifikasi produk.
Saran : A. Investasi dalam R&D: Industri pertahanan perlu terus mendorong
investasi dalam penelitian dan pengembangan untuk menjaga keunggulan teknologi.
Kolaborasi dengan universitas dan pusat riset dapat memperkuat inovasi; B.
Kemitraan Publik-Swasta yang Kuat: Kemitraan yang kuat antara industri pertahanan
dan pemerintah sangat penting. Pemerintah dapat memberikan dukungan finansial,
regulasi yang mendukung, dan kontrak jangka panjang yang memberikan stabilitas; C.
Kemampuan Logistik yang Kuat. Industri pertahanan perlu memiliki kemampuan logistik
yang kuat untuk memenuhi permintaan peralatan militer dengan cepat dalam situasi
darurat. Ini melibatkan manajemen rantai pasokan yang efisien; D. Transparansi dan
Komunikasi. Komunikasi yang baik dengan pemerintah, mitra bisnis, dan masyarakat
sipil adalah penting. Transparansi dalam tindakan dan kebijakan bisnis dapat
membangun kepercayaan dan mendukung dukungan publik; E. Pelatihan dan
Pengembangan Tenaga Kerja: Investasi dalam pelatihan dan pengembangan tenaga
kerja yang terampil adalah kunci dalam memastikan bahwa perusahaan memiliki sumber
daya manusia berkualitas yang dibutuhkan untuk produksi dan dukungan militer; F.
Kebijakan Luar Negeri yang Bijaksana: Perusahaan pertahanan perlu memantau
perubahan dalam kebijakan luar negeri dan berupaya untuk beradaptasi dengan
perubahan dalam kerjasama internasional dan ekspor; G. Keamanan Informasi dan
Kebijakan Etika Bisnis. Mengembangkan kebijakan keamanan informasi yang kuat dan
mematuhi etika bisnis adalah penting. Keamanan informasi dan citra etis perusahaan
dapat mempengaruhi reputasi dan kinerja bisnis.
Dengan mengambil tindakan yang bijaksana dan adaptif, industri strategis
pertahanan dapat terus mendukung kedaulatan negara dan menghadapi dinamika
ancaman terhadap keamanan nasional.
Demikian esai tentang “Optimalisasi pemberdayaan industri strategis
pertahanan dalam rangka menjaga kedaulatan negara” yang penulis buat, semoga
tulisan ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan memberikan masukan bagi
pemerintah dan lembaga TNI AD khususnya.
Penulis,
17
Ir. ASRUL
DAFTAR PUSTAKA
1. Disarikan dari artikel Antara News.com “Pemerintah pacu industri pertahanan yang
mandiri” diakses pada tanggal 15 Oktober 2023 Pukul 10.53 WIB
2. Wayan Mdhio dalam artikel Industri Pertahanan perspektif pertahanan Negara
disampaikan di Jakarta International Logistic Summit dan ExpoJIExpo, 19-21 Oktober 2016
3. Arfin Sudirman, dkk, Jurnal tentang Memahami Dinamika Kerjasama Industri
Pertahanan dalam Kerangka Indonesia Australia Defence Security Dialogue, Journal of Political
Issues, Volume 4, Nomor 2, Januari 2023, pp. 120-136, ISSN:2685-7766
4. Angga Nurdin Rachmat, Jurnal tentang Tantangan dan Peluang Perkembangan
Teknologi Pertahanan Global Bagi Pembangunan Kekuatan Pertahanan Indonesia, Diakses
dari :
file:///C:/Users/windows/Downloads/admin,+edisi+2+artikel+6.pdf
5. Deny Aprianto Putro, Jurnal tentang Peran Sumber Daya Manusia Dalam Industri
Pertahanan Nasional Guna Keamanan Negara, Universitas Bina Taruna Gorontalo, Volume IX
Nomor 2, 2022
6. Hery Kuswanto, dkk, Jurnal tentang Peran dan Kebijakan Industri Pertahanan di
Indonesia: Sebuah Studi Observatif, JIIP (Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan) (eISSN: 2614-8854)
Volume 5, Nomor 9, September 2022 (3537-3543).
7. Wirandita Gagat Widyatmoko, dkk, Jurnal tentang Tantangan Pengembangan Industri
Pertahanan Indonesia, Jurnal Kewarganegaraan, Vol. 6 No. 2 September 2022
8. Endro Tri Susdarwono, Jurnal tentang Kebijakan Negara terkait Perkembangan dan
Revitalisasi Industri Pertahanan Indonesia dari masa ke masa, Jurnal USM Law Review Vol 3
No 1 Tahun 2020.
9. https://www.kemhan.go.id/2021/02/18/wamenhan-pentingnya-peningkatan-teknologi-
dan-kemampuan-industri-pertahanan-nasional.html Diakses : 15/10/2023.
10. https://www.cnbcindonesia.com/opini/20220728132331-14-359324/5-tantangan-
investasi-asing-di-sektor-industri-pertahanan-ri Diakses : 15/10/2023.
11. www.sekolahpendidikan.com, Pengertian Pembangunan Nasional diakses tanggal 15
Oktober 2023 pukul 18.30 WIB
12. https://www.kompas.id/baca/opini/2023/03/28/kebutuhan-investasi-teknologi-
pertahanan-jangka-panjang, Diakses : 15/10/2023.
13. https://forumdialognusantara.org/2021/04/dinamika-dan-peranan-industri-strategis-
nasional-di-masa-pandemi-covid-19/ Diakses : 15/10/2023.