Professional Documents
Culture Documents
Dokumen-4 Essay Postur Tni Pulau Besar
Dokumen-4 Essay Postur Tni Pulau Besar
Pendahuluan
Indonesia memiliki wilayah yang sangat luas yaitu tanah sekitar 1,937 juta
km2, luas laut 3,1 juta km2, dan luas laut ZEE (Zona Ekonomi Eksklusif) 2,7 juta
km2. Indonesia merupakan kawasan kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari
sekitar 17.480 pulau besar dan kecil. Termasuk dalam kawasan kepulauan ini
adalah pulau-pulau besar seperti Sumatera, Jawa, sekitar tiga perempat Kalimantan,
Sulawesi, kepulauan Maluku dan pulau-pulau kecil di sekitarnya, dan separuh
bagian barat dari pulau Papua yang dihuni oleh ratusan suku bangsa. Pulau-pulau
ini terbentang dari timur ke barat sejauh 6.400 km dan sekitar 2.500 km jarak antara
utara dan selatan. Garis terluar yang mengelilingi wilayah Indonesia adalah
sepanjang kurang lebih 81,000 km dan sekitar 80 persen dari kawasan ini adalah
laut. Dari keseluruhan pulau – pulau di Indonesia, Kementrian Kelautan dan
Perikanan (KKP) menyatakan bahwa terdapat 17.480 pulau di seluruh Indonesia.
Dari data tersebut terinventarisasi 4.891 pulau telah memiliki nama dan 12.589
pulau belum memiliki nama di seluruh kesatuan Republik Indonesia.1 Postur TNI AD
adalah dapat melakukan optimalisasi pembangunan postur pertahanan di wilayah-
wilayah terluar, khususnya pulau-pulau besar, sehingga mampu mempertahankan
kedaulatan negara dan memperkuat pertahanan di kawasan tersebut. Sebagai
kekuatan pertahanan darat, TNI AD memiliki peran penting dalam mengamankan
wilayah-wilayah terluar Indonesia, termasuk pulau-pulau besar yang memiliki peran
strategis dalam pertahanan negara. Oleh karena itu, harapannya TNI AD dapat terus
mengembangkan kemampuan dan infrastruktur pertahanan di pulau-pulau besar
secara mandiri, sehingga mampu melindungi wilayah Indonesia dari ancaman dari
luar. Namun kenyataannya, masih terdapat beberapa kendala dan tantangan yang
dihadapi oleh Postur TNI AD dalam menjalankan tugasnya. Beberapa di antaranya
adalah keterbatasan anggaran, fasilitas dan peralatan yang belum memadai, serta
kurangnya sumber daya manusia yang memiliki keahlian khusus dalam pertahanan
pulau-pulau besar. Oleh karena itu, diperlukan upaya-upaya yang terus-menerus
untuk memperbaiki dan memperkuat Postur TNI AD agar mampu menjalankan
1
Singgih Tri Sulistiyono, “konsep Batas Wilayah Negara di Nusantara”
http://eprints.undip.ac.id/3258/2/13_artikel_pak_Singgih.pdf, (Diakses 13 /05/2023)
2
tugasnya dengan baik dalam rangka menjaga keamanan dan pertahanan wilayah
Indonesia.
Berdasarkan latar belakang di atas terkait dengan Pembangunan Postur TNI AD
dalam rangka Pertahanan Pulau-Pulau Besar secara Mandiri ? , maka dapat penulis
ambil identifikasi persoalan yaitu: Pertama, bagaimana Postur TNI AD saat ini,
dihadapkan dengan konsep pertahanan pulau-pulau besar ?; Kedua, bagaimana
peran Kodam sebagai kompartemen strategis dalam menyiapkan wilayahnya
dihadapkan dengan konsep pertahanan pulau-pulau besar ?; Ketiga, apakah Postur
TNI AD dalam wilayah Kodam sudah mampu melaksanakan pertahanan pulau besar
secara mandiri ?; Keempat, bagaimana Kodam sebagai Kompartemen strategis
Pertahanan (Sistem Pertahanan Rakyat Semesta) dalam menerapkan konsep perang
berlarut ? Dari uraian permasalahan tersebut diperoleh sebuah rumusan
permasalahan yaitu “Bagaimana Pembangunan Postur TNI AD dalam rangka
Pertahanan Pulau-Pulau Besar secara Mandiri ?”
Pembahasan dalam tulisan ini memiliki arti penting sebagai bahan kajian dan
pencerahan bagi pembaca tentang strategi yang ditempuh Pembangunan Postur TNI
AD dalam rangka Pertahanan Pulau-pulau Besar secara mandiri. Metode yang
penulis gunakan dalam pembuatan esai ini bersifat deskriptif analisa dengan
menggambarkan kondisi yang ada didasarkan pada pendekatan studi
kepustakaan. Adapun nilai guna yang dapat diambil dari penulisan esai ini adalah
dapat memberikan pengalaman pribadi dalam melakukan analisa terhadap strategi
Pembangunan Postur TNI AD di masa yang akan datang. Maksud memberikan
gambaran kepada pembaca terkait data dan fakta, serta strategi/upaya pembangunan
Postur TNI AD dalam rangka Pertahanan Pulau-Pulau Besar secara mandiri . Adapun
tujuan penulisan esai ini untuk memberikan masukan dan saran kepada
pimpinan TNI AD dan pemerintah terkait dengan upaya menghadapi Pembangunan
Postur TNI AD. Ruang Lingkup pembahasan penulisan esai ini disusun dengan tata
urut: pendahuluan, pembahasan, dan penutup.
Pembahasan
Dalam pembangunan postur TNI AD perlunya peningkatan kesiapan operasional.
TNI AD harus memastikan bahwa mereka siap secara operasional untuk menghadapi
ancaman apapun yang mungkin muncul. Peningkatan kesiapan operasional dapat
dilakukan melalui pelatihan yang terus menerus dan peningkatan persenjataan dan
3
peralatan militer. Penguatan komunikasi: Komunikasi yang baik antara TNI AD dengan
pihak-pihak terkait sangat penting untuk mengoptimalkan pertahanan pulau-pulau besar.
Dalam hal ini, TNI AD dapat membangun jaringan komunikasi dengan instansi
pemerintah, masyarakat lokal, dan sektor swasta di wilayah yang menjadi tanggung
jawabnya. Peningkatan kerjasama internasional. TNI AD perlu menjalin kerjasama yang
lebih erat dengan negara-negara di wilayah Asia Pasifik guna menghadapi ancaman
yang lebih kompleks. Hal ini dapat dilakukan melalui pertukaran informasi intelijen,
pelatihan bersama, dan latihan militer bersama.
Postur TNI AD saat ini, dihadapkan dengan konsep pertahanan pulau-pulau besar
Postur TNI AD saat ini memang dihadapkan dengan konsep pertahanan pulau-
pulau besar. Hal ini dikarenakan Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki
banyak pulau dan wilayah perairan yang luas. Oleh karena itu, pertahanan pulau-pulau
besar menjadi penting untuk menjaga kedaulatan negara dan keamanan nasional.
Berikut adalah beberapa data dan fakta terkait dengan konsep pertahanan
pulau-pulau besar yang dihadapi oleh TNI AD : 1) Wilayah perairan Indonesia sangat
luas. Indonesia memiliki wilayah perairan yang sangat luas, yaitu sekitar 5,8 juta km
persegi. Wilayah perairan ini meliputi selat, laut, dan samudera yang sangat strategis
bagi keamanan nasional; 2) Indonesia memiliki lebih dari 17.000 pulau. Indonesia
memiliki lebih dari 17.000 pulau yang tersebar di seluruh wilayah perairan. Hal ini
memperumit tugas pertahanan dan pengamanan karena banyak pulau yang sulit
dijangkau dan diawasi; 3) Ancaman terhadap keamanan nasional semakin kompleks:
Ancaman terhadap keamanan nasional semakin kompleks dan bervariasi, seperti
ancaman dari kelompok teroris, narkoba, dan penyelundupan senjata. Selain itu,
adanya konflik di wilayah tetangga juga dapat berdampak pada keamanan nasional
Indonesia; 4) Infrastruktur di pulau-pulau besar masih minim: Infrastruktur di pulau-
pulau besar masih minim, seperti fasilitas pelabuhan, bandara, jalan raya, dan jaringan
komunikasi. Hal ini membuat sulitnya mobilitas personel dan peralatan militer dalam
tugas pertahanan dan pengamanan di pulau-pulau besar; 4) Ketersediaan personel dan
peralatan militer masih terbatas: Ketersediaan personel dan peralatan militer yang
diperlukan untuk tugas pertahanan dan pengamanan di pulau-pulau besar masih
terbatas. Hal ini memerlukan optimalisasi sumber daya dan peningkatan kesiapan
operasional personel dan peralatan militer.
4
Dari data dan fakta di atas, dapat disimpulkan bahwa konsep pertahanan pulau-
pulau besar merupakan tantangan yang kompleks dan memerlukan upaya yang serius
dari TNI AD dalam mengoptimalkan postur militer untuk menjaga keamanan nasional.
Melihat data dan fakta yang telah diuraikan di atas, diharapkan : agar TNI AD
dapat menghadapi tantangan dan memperkuat posisinya dalam konsep pertahanan
pulau-pulau besar dengan lebih efektif dan efisien. Hal ini diharapkan dapat
meningkatkan kesiapan operasional TNI AD dalam melindungi wilayah perairan
Indonesia dari berbagai ancaman yang ada. Dalam mengoptimalkan postur militer, TNI
AD diharapkan dapat memperkuat infrastruktur di pulau-pulau besar, seperti
pembangunan fasilitas pelabuhan, bandara, jalan raya, dan jaringan komunikasi. Dengan
infrastruktur yang memadai, mobilitas personel dan peralatan militer dalam tugas
pertahanan dan pengamanan di pulau-pulau besar dapat lebih lancar dan efisien.
Selain itu, diharapkan juga terjadi peningkatan dalam ketersediaan personel dan
peralatan militer yang diperlukan untuk tugas pertahanan dan pengamanan di pulau-
pulau besar. Hal ini dapat dilakukan dengan mengoptimalkan sumber daya yang ada dan
melakukan pembenahan dalam pengadaan dan pemeliharaan peralatan militer. Dengan
meningkatkan kesiapan operasional dan memperkuat posisi dalam konsep pertahanan
pulau-pulau besar, diharapkan TNI AD dapat menjaga keamanan nasional dan
kedaulatan negara secara lebih efektif dan efisien.
Dalam pembahasan ini, penulis menggunakan teori Postur TNI AD saat
ini, dihadapkan dengan konsep pertahanan pulau-pulau besar", dapat digunakan
beberapa teori, di antaranya: 1) "Island Defense" atau "Pertahanan Pulau" - Teori ini
menekankan pentingnya strategi pertahanan yang fokus pada wilayah pulau atau
daerah pesisir. Dalam konteks Postur TNI AD, hal ini berarti bahwa strategi pertahanan
harus difokuskan pada wilayah-wilayah pulau besar yang menjadi fokus pertahanan; 2)
"Strategic Depth" atau "Kedalaman Strategis" - Teori ini menekankan pentingnya
memiliki kedalaman pertahanan yang memadai untuk melindungi wilayah dan sumber
daya vital. Dalam konteks Postur TNI AD, hal ini berarti bahwa strategi pertahanan
harus mempertimbangkan kedalaman strategis yang memadai untuk melindungi pulau-
pulau besar yang menjadi fokus pertahanan; 3) "Total Defense" atau "Pertahanan
Total" - Teori ini menekankan pentingnya keterlibatan seluruh elemen masyarakat
dalam upaya pertahanan negara. Dalam konteks Postur TNI AD, hal ini berarti bahwa
upaya pertahanan pulau-pulau besar harus melibatkan seluruh elemen masyarakat
yang terlibat, termasuk masyarakat setempat dan pihak swasta.
5
Penempatan satuan TNI di seluruh wilayah Indonesia. Kodam bertanggung jawab dalam
menyiapkan satuan TNI AD di seluruh wilayah Indonesia, termasuk di wilayah pulau-
pulau besar. Hal ini dilakukan dengan membangun dan memperkuat infrastruktur yang
dibutuhkan, seperti pangkalan militer, pusat logistik, dan sarana lainnya; 2) Pelaksanaan
operasi militer di wilayah pulau-pulau besar. Kodam juga bertanggung jawab dalam
melaksanakan operasi militer di wilayah pulau-pulau besar. Operasi militer dilakukan
untuk mengamankan wilayah, melindungi kepentingan nasional, dan memberikan
perlindungan kepada masyarakat di wilayah tersebut; 3) Pelaksanaan tugas pertahanan
dan keamanan di wilayah perbatasan. Kodam juga memiliki tugas untuk melaksanakan
pertahanan dan keamanan di wilayah perbatasan, termasuk di wilayah pulau-pulau besar
yang memiliki perbatasan dengan negara tetangga. Hal ini dilakukan untuk mencegah
ancaman dari luar dan menjaga stabilitas wilayah perbatasan; 4) Pelaksanaan operasi
bantuan kemanusiaan di wilayah pulau-pulau besar. Kodam juga dapat dilibatkan dalam
pelaksanaan operasi bantuan kemanusiaan di wilayah pulau-pulau besar yang
mengalami bencana alam atau kondisi darurat lainnya. Tugas ini dilakukan untuk
memberikan bantuan dan perlindungan kepada masyarakat yang terdampak bencana
atau kondisi darurat tersebut; 5) Dalam pelaksanaan tugasnya, Kodam juga bekerja
sama dengan instansi terkait, seperti pemerintah daerah, lembaga terkait, dan
masyarakat setempat dalam mengoptimalkan postur militer di wilayah pulau-pulau besar.
Dengan demikian, Kodam memiliki peran penting dalam memperkuat pertahanan negara
di wilayah pulau-pulau besar dan menjaga kedaulatan serta keutuhan wilayah Indonesia.
Merujuk pada data dan fakta yang ada, Kodam dapat melaksanakan tugasnya
dengan baik dalam mengoptimalkan postur militer di wilayah pulau-pulau besar. Dalam
konteks pertahanan dan keamanan, Kodam diharapkan dapat : 1) Meningkatkan
kesiapan satuan TNI di wilayah pulau-pulau besar. Kodam diharapkan dapat
memperkuat infrastruktur yang dibutuhkan oleh satuan TNI di wilayah pulau-pulau
besar, seperti pangkalan militer, pusat logistik, dan sarana lainnya. Dengan adanya
infrastruktur yang memadai, satuan TNI dapat lebih siap dan efektif dalam menjalankan
tugas-tugasnya; 2) Mengoptimalkan penggunaan teknologi dan sistem pertahanan.
Kodam diharapkan dapat mengoptimalkan penggunaan teknologi dan sistem
pertahanan untuk memperkuat pertahanan wilayah pulau-pulau besar. Teknologi dan
sistem pertahanan yang canggih dapat membantu meningkatkan daya deterensi dan
memberikan perlindungan yang lebih baik bagi masyarakat di wilayah tersebut; 3)
Meningkatkan kerjasama dengan instansi terkait dan masyarakat setempat. Kodam
8
diharapkan dapat menjalin kerjasama yang lebih baik dengan instansi terkait, seperti
pemerintah daerah dan lembaga terkait, serta masyarakat setempat. Kerjasama ini
penting dalam mengoptimalkan postur militer di wilayah pulau-pulau besar, termasuk
dalam pelaksanaan operasi militer, pertahanan dan keamanan di wilayah perbatasan,
serta operasi bantuan kemanusiaan.
Dengan terpenuhinya harapan-harapan tersebut, diharapkan Kodam dapat
memberikan kontribusi yang signifikan dalam memperkuat pertahanan dan keamanan
negara di wilayah pulau-pulau besar serta menjaga kedaulatan dan keutuhan wilayah
Indonesia.
Referensi/teori yang digunakan berupa Konsep pertahanan wilayah merupakan
salah satu konsep dasar dalam strategi pertahanan dan keamanan suatu negara.
Konsep ini menekankan pentingnya mempertahankan wilayah negara dari ancaman
baik dari dalam maupun luar negeri. Dalam konteks pernyataan di atas, Kodam memiliki
peran penting dalam menjalankan konsep pertahanan wilayah di wilayah pulau-pulau
besar. Teori Deterensi menyatakan bahwa negara dapat mencegah serangan dari
pihak musuh dengan mengembangkan kemampuan pertahanan yang kuat sehingga
potensi kerugian yang akan diderita oleh pihak musuh menjadi lebih besar daripada
keuntungan yang akan diperoleh. Dalam konteks pernyataan di atas, Kodam diharapkan
dapat memperkuat kemampuan pertahanan wilayah pulau-pulau besar sehingga dapat
meningkatkan daya deterensi terhadap pihak musuh.
Kendala/kelemahan, 1) Keterbatasan anggaran. Pelaksanaan strategi
pertahanan pulau-pulau besar membutuhkan anggaran yang besar untuk membangun
infrastruktur dan fasilitas pertahanan seperti pangkalan militer, jalan, dan jembatan.
Keterbatasan anggaran yang dimiliki oleh TNI AD mungkin menjadi kendala dalam
melaksanakan strategi ini; 2) Keterbatasan sumber daya manusia. TNI AD mungkin
mengalami kesulitan dalam menempatkan personel yang memadai untuk mengawasi
wilayah pulau-pulau besar. Selain itu, personel yang ditempatkan harus memiliki
keterampilan dan pengetahuan yang sesuai dengan kondisi geografis dan demografis
wilayah tersebut; 3). Keterbatasan teknologi. Pertahanan wilayah pulau-pulau besar
juga membutuhkan teknologi yang modern dan canggih untuk dapat mengawasi
wilayah tersebut. Keterbatasan teknologi yang dimiliki oleh TNI AD mungkin menjadi
kendala dalam melaksanakan strategi ini; 4) Ancaman non-militer; Selain ancaman
militer, wilayah pulau-pulau besar juga dapat menghadapi ancaman non-militer seperti
9
bencana alam dan konflik sosial. Kodam perlu memperhatikan hal ini dalam
perencanaan dan pelaksanaan strategi pertahanan wilayah.
Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi kendala dan kelemahan
yang mungkin dihadapi dalam melaksanakan strategi pertahanan pulau-pulau besar
adalah : 1) Optimalisasi penggunaan anggaran; Kodam dapat mengoptimalkan
penggunaan anggaran yang dimiliki dengan cara memprioritaskan proyek-proyek yang
paling penting dan efektif dalam memperkuat pertahanan wilayah pulau-pulau besar;
2) Pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia. Kodam dapat melakukan
pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia untuk mempersiapkan personel
yang memadai dan terlatih dalam mengawasi wilayah pulau-pulau besar. Hal ini
meliputi pelatihan keterampilan militer, kemampuan bahasa, dan pengetahuan tentang
kondisi geografis dan demografis wilayah tersebut; 3) Investasi dalam teknologi; Kodam
dapat menginvestasikan dalam teknologi yang modern dan canggih untuk
meningkatkan kemampuan pengawasan wilayah pulau-pulau besar. Hal ini termasuk
penggunaan drone, CCTV, radar, dan sistem pengawasan lainnya yang dapat
membantu meningkatkan keamanan wilayah; 4) Perencanaan yang matang; Kodam
dapat melakukan perencanaan yang matang dan menyeluruh dalam menghadapi
ancaman non-militer seperti bencana alam dan konflik sosial. Hal ini meliputi
penyusunan skenario dan rencana darurat untuk menghadapi ancaman tersebut.
Dengan melakukan upaya-upaya tersebut, diharapkan Kodam dapat mengatasi
kendala dan kelemahan yang mungkin dihadapi dalam melaksanakan strategi
pertahanan pulau-pulau besar dan meningkatkan kemampuan pertahanan wilayah
secara keseluruhan.
mengoptimalkan penggunaan sumber daya yang sudah ada. Misalnya, Kodam dapat
melakukan kerja sama dengan pemerintah daerah atau swasta untuk memanfaatkan
infrastruktur yang sudah ada, seperti pelabuhan dan jalan raya; 2) Inovasi dan
pengembangan teknologi. Kodam dapat mengembangkan teknologi pertahanan yang
lebih canggih dan efektif dengan melakukan inovasi dan penelitian. Hal ini dapat
mengurangi ketergantungan pada teknologi luar negeri dan mengurangi biaya investasi
dalam pengadaan peralatan militer; 3) Peningkatan kesiapan personel, Kodam dapat
meningkatkan kesiapan personel dengan melaksanakan pelatihan dan pengembangan
kemampuan secara terus-menerus. Pelatihan dapat dilakukan dengan berbagai
metode, seperti simulasi, latihan perang, dan pertukaran personel dengan militer
negara lain; 4) Koordinasi dan sinergi antar instansi, Kodam dapat meningkatkan
koordinasi dan sinergi antar instansi dengan mengadakan rapat koordinasi dan kerja
sama terpadu dalam mengatasi masalah keamanan. Dengan kerja sama yang baik,
Kodam dan instansi terkait dapat saling mendukung dalam menjaga keamanan dan
ketahanan wilayah; 5) Penegakan disiplin dan pengawasan, Kodam dapat melakukan
penegakan disiplin dan pengawasan yang ketat terhadap personel dan anggaran yang
digunakan. Dengan pengawasan yang ketat, Kodam dapat meminimalisir tindakan yang
merugikan atau melanggar aturan serta memastikan bahwa anggaran yang digunakan
benar-benar efektif dan efisien.
Dengan melakukan upaya-upaya tersebut, diharapkan Postur TNI AD dalam
wilayah Kodam dapat meningkatkan kemampuan dan kesiapan dalam melaksanakan
pertahanan pulau-pulau besar secara mandiri, sehingga dapat menjaga keamanan dan
ketahanan wilayah dengan baik.
Bagaimana Kodam sebagai Kompartemen strategis Pertahanan (Sistem
Pertahanan Rakyat Semesta) dalam menerapkan konsep perang berlarut ?
Berdasarkan data dan fakta, bahwa Konsep perang berlarut merujuk pada
perang yang berlangsung dalam jangka waktu yang lama, di mana kedua belah pihak
terus-menerus berupaya untuk memenangkan pertempuran dan tidak terdapat
kepastian kapan pertempuran akan berakhir. Sebagai kompartemen strategis dalam
Sistem Pertahanan Rakyat Semesta (Sishankamrata), Kodam memiliki peran penting
dalam menerapkan konsep perang berlarut. Dalam melaksanakan tugasnya, Kodam
dilengkapi dengan kekuatan pasukan dan peralatan yang cukup untuk menghadapi
ancaman yang ada, seperti misil balistik, serangan udara, serta ancaman dari kelompok
teroris dan separatisme. Selain itu, Kodam juga mampu melakukan koordinasi dan
12
kerjasama dengan unsur-unsur TNI lainnya, seperti TNI Angkatan Laut dan TNI
Angkatan Udara, serta kepolisian, dalam upaya mempertahankan wilayah.
Dari data dan fakta tersebut, harapannya Kodam dapat terus meningkatkan
kemampuannya dalam menerapkan konsep perang berlarut dengan memperkuat
sistem pertahanan rakyat semesta. Dengan demikian, Kodam diharapkan dapat lebih
siap dan tanggap dalam menghadapi berbagai situasi dan kondisi yang mungkin terjadi
dalam pertempuran yang berlangsung dalam waktu yang lama. Selain itu, harapannya
juga adalah Kodam dapat membangun kerjasama yang lebih baik dengan instansi-
instansi lain yang terkait dengan pertahanan keamanan, sehingga tercipta sinergi dan
efektivitas dalam menjalankan tugas-tugasnya.
Referensi/teori. dapat digunakan teori "Total Defense" atau "Pertahanan Total".
Teori ini menekankan bahwa pertahanan bukanlah tugas yang hanya dilakukan oleh
TNI saja, namun seluruh elemen masyarakat harus terlibat aktif dalam menjaga
keamanan dan pertahanan negara. Dalam konteks Kodam, hal ini berarti bahwa Kodam
tidak hanya bergantung pada kekuatan militernya saja, melainkan juga memanfaatkan
kekuatan-kekuatan lain dalam menjalankan tugasnya. Selain itu, teori ini juga
menekankan pentingnya sinergi antarinstansi dan masyarakat dalam menjalankan
tugas pertahanan dan keamanan.
Kendala dan Kelemahan. Beberapa kendala dan kelemahan yang dihadapi
oleh Kodam dalam menerapkan konsep perang berlarut, antara lain : 1) Keterbatasan
anggaran: Kodam seringkali mengalami keterbatasan anggaran dalam membeli
peralatan yang dibutuhkan dalam melaksanakan tugasnya, sehingga Kodam tidak
selalu memiliki akses terhadap teknologi terbaru; 2) Keterbatasan sumber daya
manusia: Kodam mengalami kesulitan dalam merekrut personel yang berkualitas dan
memiliki kecakapan yang diperlukan, terutama dalam bidang teknologi informasi dan
komunikasi, serta bidang intelijen; 3) Keterbatasan infrastruktur: Kondisi infrastruktur di
wilayah yang menjadi tanggung jawab Kodam kadangkala masih kurang memadai,
seperti jalan, jembatan, dan sarana transportasi lainnya, sehingga mempersulit Kodam
dalam melaksanakan operasi militer.
Untuk mengatasi kendala dan kelemahan tersebut, Kodam dapat
melakukan upaya-upaya sebagai berikut : 1) Meningkatkan efisiensi anggaran dan
memprioritaskan pembelian peralatan yang paling penting dan relevan dengan tugas
Kodam; 2) Melakukan pengembangan sumber daya manusia yang lebih baik melalui
pelatihan dan pendidikan, serta meningkatkan kualitas lingkungan kerja dan fasilitas
13
Penutup
Dari uraian pembahasan tentang “Pembangunan Postur TNI AD dalam
rangka Pertahanan Pulau-Pulau Besar secara Mandiril” dapat diambil kesimpulan,
bahwa pembangunan postur TNI AD dalam rangka pertahanan pulau-pulau besar
secara mandiri memerlukan upaya strategis yang matang dan terencana, dengan
memperhatikan kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang ada. Kodam
sebagai kompartemen strategis dalam menyiapkan wilayahnya perlu meningkatkan
kemampuan dan kesiapan operasional dalam menghadapi konsep pertahanan pulau-
pulau besar yang semakin kompleks dan beragam, serta melakukan sinergi dengan
unsur-unsur pertahanan lainnya untuk mencapai tujuan pertahanan yang optimal.
Selain itu, perlu juga dilakukan pengembangan sumber daya manusia yang
berkualitas dan terlatih, pengadaan alutsista yang memadai, serta pengelolaan dan
pemanfaatan sumber daya alam secara efektif dan efisien.
Terkait dengan pembahasan permasalah dan kesimpulan diatas, maka
penulis menyarankan : 1) Meningkatkan kemampuan dan kesiapan operasional
Kodam dalam menghadapi konsep pertahanan pulau-pulau besar yang semakin
kompleks dan beragam; 2) Mengoptimalkan sinergi antara unsur-unsur pertahanan
lainnya untuk mencapai tujuan pertahanan yang optimal; 3) Melakukan
pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas dan terlatih; 4)Melakukan
pengadaan alutsista yang memadai untuk mendukung pelaksanaan tugas
operasional.
Demikian esai tentang “Pembangunan Postur TNI AD dalam rangka Pertahanan
Pulau-Pulau Besar secara Mandiril” yang penulis buat, semoga tulisan ini dapat
bermanfaat bagi pembaca dan memberikan masukan bagi pemerintah dan
lembaga dalam mencegah, menghadapi resesi ekonomi global.
Penulis,
Ir. Asrul
DAFTAR PUSTAKA