You are on page 1of 14

1

PEMBANGUNAN POSTUR TNI AD DALAM RANGKA


PERTAHANAN PULAU-PULAU BESAR SECARA MANDIRI

Pendahuluan
Indonesia memiliki wilayah yang sangat luas yaitu tanah sekitar 1,937 juta
km2, luas laut 3,1 juta km2, dan luas laut ZEE (Zona Ekonomi Eksklusif) 2,7 juta
km2. Indonesia merupakan kawasan kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari
sekitar 17.480 pulau besar dan kecil. Termasuk dalam kawasan kepulauan ini
adalah pulau-pulau besar seperti Sumatera, Jawa, sekitar tiga perempat Kalimantan,
Sulawesi, kepulauan Maluku dan pulau-pulau kecil di sekitarnya, dan separuh
bagian barat dari pulau Papua yang dihuni oleh ratusan suku bangsa. Pulau-pulau
ini terbentang dari timur ke barat sejauh 6.400 km dan sekitar 2.500 km jarak antara
utara dan selatan. Garis terluar yang mengelilingi wilayah Indonesia adalah
sepanjang kurang lebih 81,000 km dan sekitar 80 persen dari kawasan ini adalah
laut. Dari keseluruhan pulau – pulau di Indonesia, Kementrian Kelautan dan
Perikanan (KKP) menyatakan bahwa terdapat 17.480 pulau di seluruh Indonesia.
Dari data tersebut terinventarisasi 4.891 pulau telah memiliki nama dan 12.589
pulau belum memiliki nama di seluruh kesatuan Republik Indonesia.1 Postur TNI AD
adalah dapat melakukan optimalisasi pembangunan postur pertahanan di wilayah-
wilayah terluar, khususnya pulau-pulau besar, sehingga mampu mempertahankan
kedaulatan negara dan memperkuat pertahanan di kawasan tersebut. Sebagai
kekuatan pertahanan darat, TNI AD memiliki peran penting dalam mengamankan
wilayah-wilayah terluar Indonesia, termasuk pulau-pulau besar yang memiliki peran
strategis dalam pertahanan negara. Oleh karena itu, harapannya TNI AD dapat terus
mengembangkan kemampuan dan infrastruktur pertahanan di pulau-pulau besar
secara mandiri, sehingga mampu melindungi wilayah Indonesia dari ancaman dari
luar. Namun kenyataannya, masih terdapat beberapa kendala dan tantangan yang
dihadapi oleh Postur TNI AD dalam menjalankan tugasnya. Beberapa di antaranya
adalah keterbatasan anggaran, fasilitas dan peralatan yang belum memadai, serta
kurangnya sumber daya manusia yang memiliki keahlian khusus dalam pertahanan
pulau-pulau besar. Oleh karena itu, diperlukan upaya-upaya yang terus-menerus
untuk memperbaiki dan memperkuat Postur TNI AD agar mampu menjalankan

1
Singgih Tri Sulistiyono, “konsep Batas Wilayah Negara di Nusantara”
http://eprints.undip.ac.id/3258/2/13_artikel_pak_Singgih.pdf, (Diakses 13 /05/2023)
2

tugasnya dengan baik dalam rangka menjaga keamanan dan pertahanan wilayah
Indonesia.
Berdasarkan latar belakang di atas terkait dengan Pembangunan Postur TNI AD
dalam rangka Pertahanan Pulau-Pulau Besar secara Mandiri ? , maka dapat penulis
ambil identifikasi persoalan yaitu: Pertama, bagaimana Postur TNI AD saat ini,
dihadapkan dengan konsep pertahanan pulau-pulau besar ?; Kedua, bagaimana
peran Kodam sebagai kompartemen strategis dalam menyiapkan wilayahnya
dihadapkan dengan konsep pertahanan pulau-pulau besar ?; Ketiga, apakah Postur
TNI AD dalam wilayah Kodam sudah mampu melaksanakan pertahanan pulau besar
secara mandiri ?; Keempat, bagaimana Kodam sebagai Kompartemen strategis
Pertahanan (Sistem Pertahanan Rakyat Semesta) dalam menerapkan konsep perang
berlarut ? Dari uraian permasalahan tersebut diperoleh sebuah rumusan
permasalahan yaitu “Bagaimana Pembangunan Postur TNI AD dalam rangka
Pertahanan Pulau-Pulau Besar secara Mandiri ?”
Pembahasan dalam tulisan ini memiliki arti penting sebagai bahan kajian dan
pencerahan bagi pembaca tentang strategi yang ditempuh Pembangunan Postur TNI
AD dalam rangka Pertahanan Pulau-pulau Besar secara mandiri. Metode yang
penulis gunakan dalam pembuatan esai ini bersifat deskriptif analisa dengan
menggambarkan kondisi yang ada didasarkan pada pendekatan studi
kepustakaan. Adapun nilai guna yang dapat diambil dari penulisan esai ini adalah
dapat memberikan pengalaman pribadi dalam melakukan analisa terhadap strategi
Pembangunan Postur TNI AD di masa yang akan datang. Maksud memberikan
gambaran kepada pembaca terkait data dan fakta, serta strategi/upaya pembangunan
Postur TNI AD dalam rangka Pertahanan Pulau-Pulau Besar secara mandiri . Adapun
tujuan penulisan esai ini untuk memberikan masukan dan saran kepada
pimpinan TNI AD dan pemerintah terkait dengan upaya menghadapi Pembangunan
Postur TNI AD. Ruang Lingkup pembahasan penulisan esai ini disusun dengan tata
urut: pendahuluan, pembahasan, dan penutup.

Pembahasan
Dalam pembangunan postur TNI AD perlunya peningkatan kesiapan operasional.
TNI AD harus memastikan bahwa mereka siap secara operasional untuk menghadapi
ancaman apapun yang mungkin muncul. Peningkatan kesiapan operasional dapat
dilakukan melalui pelatihan yang terus menerus dan peningkatan persenjataan dan
3

peralatan militer. Penguatan komunikasi: Komunikasi yang baik antara TNI AD dengan
pihak-pihak terkait sangat penting untuk mengoptimalkan pertahanan pulau-pulau besar.
Dalam hal ini, TNI AD dapat membangun jaringan komunikasi dengan instansi
pemerintah, masyarakat lokal, dan sektor swasta di wilayah yang menjadi tanggung
jawabnya. Peningkatan kerjasama internasional. TNI AD perlu menjalin kerjasama yang
lebih erat dengan negara-negara di wilayah Asia Pasifik guna menghadapi ancaman
yang lebih kompleks. Hal ini dapat dilakukan melalui pertukaran informasi intelijen,
pelatihan bersama, dan latihan militer bersama.

Postur TNI AD saat ini, dihadapkan dengan konsep pertahanan pulau-pulau besar
Postur TNI AD saat ini memang dihadapkan dengan konsep pertahanan pulau-
pulau besar. Hal ini dikarenakan Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki
banyak pulau dan wilayah perairan yang luas. Oleh karena itu, pertahanan pulau-pulau
besar menjadi penting untuk menjaga kedaulatan negara dan keamanan nasional.
Berikut adalah beberapa data dan fakta terkait dengan konsep pertahanan
pulau-pulau besar yang dihadapi oleh TNI AD : 1) Wilayah perairan Indonesia sangat
luas. Indonesia memiliki wilayah perairan yang sangat luas, yaitu sekitar 5,8 juta km
persegi. Wilayah perairan ini meliputi selat, laut, dan samudera yang sangat strategis
bagi keamanan nasional; 2) Indonesia memiliki lebih dari 17.000 pulau. Indonesia
memiliki lebih dari 17.000 pulau yang tersebar di seluruh wilayah perairan. Hal ini
memperumit tugas pertahanan dan pengamanan karena banyak pulau yang sulit
dijangkau dan diawasi; 3) Ancaman terhadap keamanan nasional semakin kompleks:
Ancaman terhadap keamanan nasional semakin kompleks dan bervariasi, seperti
ancaman dari kelompok teroris, narkoba, dan penyelundupan senjata. Selain itu,
adanya konflik di wilayah tetangga juga dapat berdampak pada keamanan nasional
Indonesia; 4) Infrastruktur di pulau-pulau besar masih minim: Infrastruktur di pulau-
pulau besar masih minim, seperti fasilitas pelabuhan, bandara, jalan raya, dan jaringan
komunikasi. Hal ini membuat sulitnya mobilitas personel dan peralatan militer dalam
tugas pertahanan dan pengamanan di pulau-pulau besar; 4) Ketersediaan personel dan
peralatan militer masih terbatas: Ketersediaan personel dan peralatan militer yang
diperlukan untuk tugas pertahanan dan pengamanan di pulau-pulau besar masih
terbatas. Hal ini memerlukan optimalisasi sumber daya dan peningkatan kesiapan
operasional personel dan peralatan militer.
4

Dari data dan fakta di atas, dapat disimpulkan bahwa konsep pertahanan pulau-
pulau besar merupakan tantangan yang kompleks dan memerlukan upaya yang serius
dari TNI AD dalam mengoptimalkan postur militer untuk menjaga keamanan nasional.
Melihat data dan fakta yang telah diuraikan di atas, diharapkan : agar TNI AD
dapat menghadapi tantangan dan memperkuat posisinya dalam konsep pertahanan
pulau-pulau besar dengan lebih efektif dan efisien. Hal ini diharapkan dapat
meningkatkan kesiapan operasional TNI AD dalam melindungi wilayah perairan
Indonesia dari berbagai ancaman yang ada. Dalam mengoptimalkan postur militer, TNI
AD diharapkan dapat memperkuat infrastruktur di pulau-pulau besar, seperti
pembangunan fasilitas pelabuhan, bandara, jalan raya, dan jaringan komunikasi. Dengan
infrastruktur yang memadai, mobilitas personel dan peralatan militer dalam tugas
pertahanan dan pengamanan di pulau-pulau besar dapat lebih lancar dan efisien.
Selain itu, diharapkan juga terjadi peningkatan dalam ketersediaan personel dan
peralatan militer yang diperlukan untuk tugas pertahanan dan pengamanan di pulau-
pulau besar. Hal ini dapat dilakukan dengan mengoptimalkan sumber daya yang ada dan
melakukan pembenahan dalam pengadaan dan pemeliharaan peralatan militer. Dengan
meningkatkan kesiapan operasional dan memperkuat posisi dalam konsep pertahanan
pulau-pulau besar, diharapkan TNI AD dapat menjaga keamanan nasional dan
kedaulatan negara secara lebih efektif dan efisien.
Dalam pembahasan ini, penulis menggunakan teori Postur TNI AD saat
ini, dihadapkan dengan konsep pertahanan pulau-pulau besar", dapat digunakan
beberapa teori, di antaranya: 1) "Island Defense" atau "Pertahanan Pulau" - Teori ini
menekankan pentingnya strategi pertahanan yang fokus pada wilayah pulau atau
daerah pesisir. Dalam konteks Postur TNI AD, hal ini berarti bahwa strategi pertahanan
harus difokuskan pada wilayah-wilayah pulau besar yang menjadi fokus pertahanan; 2)
"Strategic Depth" atau "Kedalaman Strategis" - Teori ini menekankan pentingnya
memiliki kedalaman pertahanan yang memadai untuk melindungi wilayah dan sumber
daya vital. Dalam konteks Postur TNI AD, hal ini berarti bahwa strategi pertahanan
harus mempertimbangkan kedalaman strategis yang memadai untuk melindungi pulau-
pulau besar yang menjadi fokus pertahanan; 3) "Total Defense" atau "Pertahanan
Total" - Teori ini menekankan pentingnya keterlibatan seluruh elemen masyarakat
dalam upaya pertahanan negara. Dalam konteks Postur TNI AD, hal ini berarti bahwa
upaya pertahanan pulau-pulau besar harus melibatkan seluruh elemen masyarakat
yang terlibat, termasuk masyarakat setempat dan pihak swasta.
5

Dengan menerapkan teori-teori tersebut, Postur TNI AD diharapkan dapat


memiliki strategi pertahanan yang lebih efektif dan efisien dalam menghadapi konsep
pertahanan pulau-pulau besar.
Kendala/kelemahan, 1) Keterbatasan anggaran: Pengembangan infrastruktur
dan pengadaan peralatan militer yang dibutuhkan untuk memperkuat postur TNI AD
dalam konsep pertahanan pulau-pulau besar memerlukan biaya yang cukup besar.
Keterbatasan anggaran yang tersedia dapat menjadi kendala dalam mengoptimalkan
postur militer tersebut; 2) Sumber daya manusia yang terbatas: Ketersediaan
personel militer yang diperlukan untuk tugas pertahanan dan pengamanan di pulau-
pulau besar masih terbatas. Sumber daya manusia yang terbatas dapat menjadi
kendala dalam meningkatkan kesiapan operasional dan memperkuat posisi TNI AD
dalam konsep pertahanan pulau-pulau besar; 3) Keterbatasan teknologi: Teknologi
yang dibutuhkan untuk mendukung tugas pertahanan dan pengamanan di pulau-
pulau besar belum seluruhnya tersedia atau terbatas. Keterbatasan teknologi dapat
mempengaruhi kesiapan operasional dan memperkuat posisi TNI AD dalam
menghadapi berbagai ancaman yang ada; 4) Faktor geografis: Indonesia memiliki
wilayah perairan yang luas dengan banyak pulau dan wilayah yang sulit dijangkau.
Faktor geografis ini dapat menjadi kendala dalam memperkuat posisi TNI AD dalam
konsep pertahanan pulau-pulau besar; 5) Permasalahan koordinasi antarinstansi:
Dalam mengoptimalkan postur TNI AD dalam konsep pertahanan pulau-pulau besar,
diperlukan koordinasi yang baik dengan instansi terkait, seperti pemerintah daerah
dan lembaga terkait. Permasalahan koordinasi antarinstansi dapat menjadi kendala
dalam mengoptimalkan postur militer tersebut.
Dalam menghadapi kendala/kelemahan tersebut, TNI AD dapat melakukan
pembenahan dalam pengelolaan anggaran, peningkatan pelatihan dan
pengembangan sumber daya manusia, peningkatan penggunaan teknologi yang lebih
canggih, penyesuaian dengan faktor geografis yang ada, dan perbaikan dalam
koordinasi antarinstansi untuk mencapai tujuan optimalisasi pembangunan postur TNI
AD dalam rangka pertahanan pulau-pulau besar secara mandiri.
Upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala / kelemahan dalam
mengoptimalkan postur TNI AD dalam konsep pertahanan pulau-pulau besar : 1)
Peningkatan efisiensi pengelolaan anggaran: TNI AD perlu melakukan evaluasi dan
pembenahan dalam pengelolaan anggaran, seperti melakukan penghematan dan
efisiensi dalam penggunaan anggaran untuk mendukung kegiatan operasional dan
6

pengembangan postur TNI AD di wilayah pulau-pulau besar. TNI AD juga dapat


mempertimbangkan sumber pendanaan lainnya, seperti kemitraan publik-privat atau
sumber pendanaan lain yang dapat dimanfaatkan; 2) Peningkatan pelatihan dan
pengembangan sumber daya manusia: TNI AD perlu melakukan peningkatan
pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia untuk memperkuat kemampuan
operasional dalam konsep pertahanan pulau-pulau besar. Hal ini meliputi
meningkatkan kemampuan personel dalam berbagai bidang, seperti komunikasi,
teknologi, dan pertahanan siber. TNI AD juga dapat mempertimbangkan program
rekrutmen dan pengembangan sumber daya manusia yang tepat, serta
memperhatikan kesejahteraan personel yang menjadi garda terdepan dalam
menghadapi berbagai ancaman di wilayah pulau-pulau besar; 3) Peningkatan
penggunaan teknologi yang lebih canggih: TNI AD perlu melakukan investasi dalam
penggunaan teknologi yang lebih canggih untuk mendukung tugas pertahanan dan
pengamanan di pulau-pulau besar, seperti penggunaan teknologi satelit, sistem
sensor, dan teknologi komunikasi. Dalam hal ini, TNI AD juga perlu melakukan kerja
sama dengan lembaga riset dan perguruan tinggi dalam pengembangan teknologi
terbaru; 4) Penyesuaian dengan faktor geografis: TNI AD perlu melakukan
penyesuaian dalam strategi pertahanan dan pengamanan dengan memperhatikan
faktor geografis yang ada di wilayah pulau-pulau besar, seperti kondisi alam, cuaca,
dan kondisi lingkungan yang sulit dijangkau. TNI AD dapat melakukan penambahan
sarana dan prasarana yang dibutuhkan, seperti kapal, pesawat, dan kendaraan yang
sesuai dengan kondisi wilayah yang ada; 5) Perbaikan koordinasi antarinstansi: TNI
AD perlu melakukan perbaikan dalam koordinasi dengan instansi terkait, seperti
pemerintah daerah, lembaga terkait, dan masyarakat setempat dalam mengoptimalkan
postur militer di wilayah pulau-pulau besar. TNI AD dapat melakukan pembentukan
forum koordinasi antarinstansi, seperti forum koordinasi pertahanan keamanan atau
forum koordinasi perencanaan pembangunan wilayah yang melibatkan berbagai pihak
terkait.

Peran Kodam sebagai kompartemen strategis dalam menyiapkan wilayahnya


dihadapkan dengan konsep pertahanan pulau-pulau besar
Data dan fakta, Kodam (Komando Daerah Militer) memiliki peran penting
sebagai kompartemen strategis dalam menyiapkan wilayahnya dihadapkan dengan
konsep pertahanan pulau-pulau besar. Berikut beberapa data dan faktanya : 1)
7

Penempatan satuan TNI di seluruh wilayah Indonesia. Kodam bertanggung jawab dalam
menyiapkan satuan TNI AD di seluruh wilayah Indonesia, termasuk di wilayah pulau-
pulau besar. Hal ini dilakukan dengan membangun dan memperkuat infrastruktur yang
dibutuhkan, seperti pangkalan militer, pusat logistik, dan sarana lainnya; 2) Pelaksanaan
operasi militer di wilayah pulau-pulau besar. Kodam juga bertanggung jawab dalam
melaksanakan operasi militer di wilayah pulau-pulau besar. Operasi militer dilakukan
untuk mengamankan wilayah, melindungi kepentingan nasional, dan memberikan
perlindungan kepada masyarakat di wilayah tersebut; 3) Pelaksanaan tugas pertahanan
dan keamanan di wilayah perbatasan. Kodam juga memiliki tugas untuk melaksanakan
pertahanan dan keamanan di wilayah perbatasan, termasuk di wilayah pulau-pulau besar
yang memiliki perbatasan dengan negara tetangga. Hal ini dilakukan untuk mencegah
ancaman dari luar dan menjaga stabilitas wilayah perbatasan; 4) Pelaksanaan operasi
bantuan kemanusiaan di wilayah pulau-pulau besar. Kodam juga dapat dilibatkan dalam
pelaksanaan operasi bantuan kemanusiaan di wilayah pulau-pulau besar yang
mengalami bencana alam atau kondisi darurat lainnya. Tugas ini dilakukan untuk
memberikan bantuan dan perlindungan kepada masyarakat yang terdampak bencana
atau kondisi darurat tersebut; 5) Dalam pelaksanaan tugasnya, Kodam juga bekerja
sama dengan instansi terkait, seperti pemerintah daerah, lembaga terkait, dan
masyarakat setempat dalam mengoptimalkan postur militer di wilayah pulau-pulau besar.
Dengan demikian, Kodam memiliki peran penting dalam memperkuat pertahanan negara
di wilayah pulau-pulau besar dan menjaga kedaulatan serta keutuhan wilayah Indonesia.
Merujuk pada data dan fakta yang ada, Kodam dapat melaksanakan tugasnya
dengan baik dalam mengoptimalkan postur militer di wilayah pulau-pulau besar. Dalam
konteks pertahanan dan keamanan, Kodam diharapkan dapat : 1) Meningkatkan
kesiapan satuan TNI di wilayah pulau-pulau besar. Kodam diharapkan dapat
memperkuat infrastruktur yang dibutuhkan oleh satuan TNI di wilayah pulau-pulau
besar, seperti pangkalan militer, pusat logistik, dan sarana lainnya. Dengan adanya
infrastruktur yang memadai, satuan TNI dapat lebih siap dan efektif dalam menjalankan
tugas-tugasnya; 2) Mengoptimalkan penggunaan teknologi dan sistem pertahanan.
Kodam diharapkan dapat mengoptimalkan penggunaan teknologi dan sistem
pertahanan untuk memperkuat pertahanan wilayah pulau-pulau besar. Teknologi dan
sistem pertahanan yang canggih dapat membantu meningkatkan daya deterensi dan
memberikan perlindungan yang lebih baik bagi masyarakat di wilayah tersebut; 3)
Meningkatkan kerjasama dengan instansi terkait dan masyarakat setempat. Kodam
8

diharapkan dapat menjalin kerjasama yang lebih baik dengan instansi terkait, seperti
pemerintah daerah dan lembaga terkait, serta masyarakat setempat. Kerjasama ini
penting dalam mengoptimalkan postur militer di wilayah pulau-pulau besar, termasuk
dalam pelaksanaan operasi militer, pertahanan dan keamanan di wilayah perbatasan,
serta operasi bantuan kemanusiaan.
Dengan terpenuhinya harapan-harapan tersebut, diharapkan Kodam dapat
memberikan kontribusi yang signifikan dalam memperkuat pertahanan dan keamanan
negara di wilayah pulau-pulau besar serta menjaga kedaulatan dan keutuhan wilayah
Indonesia.
Referensi/teori yang digunakan berupa Konsep pertahanan wilayah merupakan
salah satu konsep dasar dalam strategi pertahanan dan keamanan suatu negara.
Konsep ini menekankan pentingnya mempertahankan wilayah negara dari ancaman
baik dari dalam maupun luar negeri. Dalam konteks pernyataan di atas, Kodam memiliki
peran penting dalam menjalankan konsep pertahanan wilayah di wilayah pulau-pulau
besar. Teori Deterensi menyatakan bahwa negara dapat mencegah serangan dari
pihak musuh dengan mengembangkan kemampuan pertahanan yang kuat sehingga
potensi kerugian yang akan diderita oleh pihak musuh menjadi lebih besar daripada
keuntungan yang akan diperoleh. Dalam konteks pernyataan di atas, Kodam diharapkan
dapat memperkuat kemampuan pertahanan wilayah pulau-pulau besar sehingga dapat
meningkatkan daya deterensi terhadap pihak musuh.
Kendala/kelemahan, 1) Keterbatasan anggaran. Pelaksanaan strategi
pertahanan pulau-pulau besar membutuhkan anggaran yang besar untuk membangun
infrastruktur dan fasilitas pertahanan seperti pangkalan militer, jalan, dan jembatan.
Keterbatasan anggaran yang dimiliki oleh TNI AD mungkin menjadi kendala dalam
melaksanakan strategi ini; 2) Keterbatasan sumber daya manusia. TNI AD mungkin
mengalami kesulitan dalam menempatkan personel yang memadai untuk mengawasi
wilayah pulau-pulau besar. Selain itu, personel yang ditempatkan harus memiliki
keterampilan dan pengetahuan yang sesuai dengan kondisi geografis dan demografis
wilayah tersebut; 3). Keterbatasan teknologi. Pertahanan wilayah pulau-pulau besar
juga membutuhkan teknologi yang modern dan canggih untuk dapat mengawasi
wilayah tersebut. Keterbatasan teknologi yang dimiliki oleh TNI AD mungkin menjadi
kendala dalam melaksanakan strategi ini; 4) Ancaman non-militer; Selain ancaman
militer, wilayah pulau-pulau besar juga dapat menghadapi ancaman non-militer seperti
9

bencana alam dan konflik sosial. Kodam perlu memperhatikan hal ini dalam
perencanaan dan pelaksanaan strategi pertahanan wilayah.
Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi kendala dan kelemahan
yang mungkin dihadapi dalam melaksanakan strategi pertahanan pulau-pulau besar
adalah : 1) Optimalisasi penggunaan anggaran; Kodam dapat mengoptimalkan
penggunaan anggaran yang dimiliki dengan cara memprioritaskan proyek-proyek yang
paling penting dan efektif dalam memperkuat pertahanan wilayah pulau-pulau besar;
2) Pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia. Kodam dapat melakukan
pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia untuk mempersiapkan personel
yang memadai dan terlatih dalam mengawasi wilayah pulau-pulau besar. Hal ini
meliputi pelatihan keterampilan militer, kemampuan bahasa, dan pengetahuan tentang
kondisi geografis dan demografis wilayah tersebut; 3) Investasi dalam teknologi; Kodam
dapat menginvestasikan dalam teknologi yang modern dan canggih untuk
meningkatkan kemampuan pengawasan wilayah pulau-pulau besar. Hal ini termasuk
penggunaan drone, CCTV, radar, dan sistem pengawasan lainnya yang dapat
membantu meningkatkan keamanan wilayah; 4) Perencanaan yang matang; Kodam
dapat melakukan perencanaan yang matang dan menyeluruh dalam menghadapi
ancaman non-militer seperti bencana alam dan konflik sosial. Hal ini meliputi
penyusunan skenario dan rencana darurat untuk menghadapi ancaman tersebut.
Dengan melakukan upaya-upaya tersebut, diharapkan Kodam dapat mengatasi
kendala dan kelemahan yang mungkin dihadapi dalam melaksanakan strategi
pertahanan pulau-pulau besar dan meningkatkan kemampuan pertahanan wilayah
secara keseluruhan.

Apakah Postur TNI AD dalam wilayah Kodam sudah mampu melaksanakan


pertahanan pulau besar secara mandiri ?
Data dan fakta, Postur TNI AD dalam wilayah Kodam telah berupaya untuk
melaksanakan pertahanan pulau-pulau besar secara mandiri dengan melakukan
berbagai langkah strategis seperti pembangunan infrastruktur pertahanan,
peningkatan kemampuan personel, serta penggunaan teknologi modern dalam
pengawasan wilayah. Meskipun begitu, masih ada beberapa kendala dan tantangan
yang dihadapi dalam melaksanakan strategi pertahanan pulau-pulau besar secara
mandiri. Hal ini meliputi kurangnya sumber daya manusia dan anggaran yang
memadai, aksesibilitas yang sulit ke wilayah yang terisolasi, serta ancaman dari
konflik sosial dan bencana alam. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya yang lebih
10

intensif dan berkelanjutan untuk meningkatkan kemampuan pertahanan wilayah


secara keseluruhan, termasuk di wilayah pulau-pulau besar.
Dari data/fakta di atas harapannya adalah bahwa Postur TNI AD dalam wilayah
Kodam dapat terus meningkatkan kemampuan dan kesiapannya dalam melaksanakan
pertahanan pulau-pulau besar secara mandiri. Dengan adanya pembangunan
infrastruktur pertahanan, peningkatan kemampuan personel, serta penggunaan
teknologi modern dalam pengawasan wilayah, diharapkan dapat meningkatkan
keamanan dan ketahanan wilayah di masa yang akan datang.
Referesi/Teori. Teori "Military Readiness" atau "Kesiapan Militer". Teori ini
menekankan pentingnya kesiapan militer dalam menghadapi ancaman dan tantangan
keamanan yang muncul. Dalam konteks Postur TNI AD dalam wilayah Kodam, hal ini
berarti bahwa Postur TNI AD harus selalu siap dan terlatih dalam menjalankan tugas
pertahanan dan keamanan, termasuk dalam melakukan pertahanan pulau besar
secara mandiri. Kesiapan militer ini meliputi aspek-aspek seperti kemampuan
personel, ketersediaan peralatan dan perlengkapan, kemampuan taktis, dan strategi
pertahanan yang efektif. Dengan memiliki kesiapan militer yang baik, Postur TNI AD
diharapkan dapat lebih efektif dan efisien dalam menjalankan tugasnya, termasuk
dalam menjaga keamanan dan pertahanan pulau besar secara mandiri.
Kendala/kelemahan, bahwa implementasi optimalisasi pembangunan postur
TNI AD dalam rangka pertahanan pulau-pulau besar secara mandiri memerlukan
sumber daya yang besar, baik dalam hal anggaran, tenaga kerja, maupun teknologi.
Selain itu, masih terdapat kendala dalam hal koordinasi antara berbagai pihak yang
terlibat dalam pertahanan wilayah, termasuk antara TNI AD dengan stakeholder lain
seperti pemerintah daerah dan masyarakat setempat. Selain itu, situasi keamanan di
sekitar wilayah Kodam yang dinamis dan tidak dapat diprediksi dengan pasti juga dapat
menjadi kendala dalam melaksanakan pertahanan pulau-pulau besar secara mandiri.
Terdapat potensi ancaman yang berasal dari luar negeri maupun dari dalam negeri,
seperti terorisme, separatisme, maupun konflik bersenjata. Oleh karena itu, diperlukan
upaya yang lebih serius dan terkoordinasi untuk menghadapi potensi ancaman
tersebut.
Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi kendala dan kelemahan
dalam meningkatkan kemampuan dan kesiapan Postur TNI AD dalam melaksanakan
pertahanan pulau-pulau besar secara mandiri : 1) Optimalisasi penggunaan sumber
daya: Kodam dapat melakukan penghematan anggaran dan sumber daya dengan
11

mengoptimalkan penggunaan sumber daya yang sudah ada. Misalnya, Kodam dapat
melakukan kerja sama dengan pemerintah daerah atau swasta untuk memanfaatkan
infrastruktur yang sudah ada, seperti pelabuhan dan jalan raya; 2) Inovasi dan
pengembangan teknologi. Kodam dapat mengembangkan teknologi pertahanan yang
lebih canggih dan efektif dengan melakukan inovasi dan penelitian. Hal ini dapat
mengurangi ketergantungan pada teknologi luar negeri dan mengurangi biaya investasi
dalam pengadaan peralatan militer; 3) Peningkatan kesiapan personel, Kodam dapat
meningkatkan kesiapan personel dengan melaksanakan pelatihan dan pengembangan
kemampuan secara terus-menerus. Pelatihan dapat dilakukan dengan berbagai
metode, seperti simulasi, latihan perang, dan pertukaran personel dengan militer
negara lain; 4) Koordinasi dan sinergi antar instansi, Kodam dapat meningkatkan
koordinasi dan sinergi antar instansi dengan mengadakan rapat koordinasi dan kerja
sama terpadu dalam mengatasi masalah keamanan. Dengan kerja sama yang baik,
Kodam dan instansi terkait dapat saling mendukung dalam menjaga keamanan dan
ketahanan wilayah; 5) Penegakan disiplin dan pengawasan, Kodam dapat melakukan
penegakan disiplin dan pengawasan yang ketat terhadap personel dan anggaran yang
digunakan. Dengan pengawasan yang ketat, Kodam dapat meminimalisir tindakan yang
merugikan atau melanggar aturan serta memastikan bahwa anggaran yang digunakan
benar-benar efektif dan efisien.
Dengan melakukan upaya-upaya tersebut, diharapkan Postur TNI AD dalam
wilayah Kodam dapat meningkatkan kemampuan dan kesiapan dalam melaksanakan
pertahanan pulau-pulau besar secara mandiri, sehingga dapat menjaga keamanan dan
ketahanan wilayah dengan baik.
Bagaimana Kodam sebagai Kompartemen strategis Pertahanan (Sistem
Pertahanan Rakyat Semesta) dalam menerapkan konsep perang berlarut ?
Berdasarkan data dan fakta, bahwa Konsep perang berlarut merujuk pada
perang yang berlangsung dalam jangka waktu yang lama, di mana kedua belah pihak
terus-menerus berupaya untuk memenangkan pertempuran dan tidak terdapat
kepastian kapan pertempuran akan berakhir. Sebagai kompartemen strategis dalam
Sistem Pertahanan Rakyat Semesta (Sishankamrata), Kodam memiliki peran penting
dalam menerapkan konsep perang berlarut. Dalam melaksanakan tugasnya, Kodam
dilengkapi dengan kekuatan pasukan dan peralatan yang cukup untuk menghadapi
ancaman yang ada, seperti misil balistik, serangan udara, serta ancaman dari kelompok
teroris dan separatisme. Selain itu, Kodam juga mampu melakukan koordinasi dan
12

kerjasama dengan unsur-unsur TNI lainnya, seperti TNI Angkatan Laut dan TNI
Angkatan Udara, serta kepolisian, dalam upaya mempertahankan wilayah.
Dari data dan fakta tersebut, harapannya Kodam dapat terus meningkatkan
kemampuannya dalam menerapkan konsep perang berlarut dengan memperkuat
sistem pertahanan rakyat semesta. Dengan demikian, Kodam diharapkan dapat lebih
siap dan tanggap dalam menghadapi berbagai situasi dan kondisi yang mungkin terjadi
dalam pertempuran yang berlangsung dalam waktu yang lama. Selain itu, harapannya
juga adalah Kodam dapat membangun kerjasama yang lebih baik dengan instansi-
instansi lain yang terkait dengan pertahanan keamanan, sehingga tercipta sinergi dan
efektivitas dalam menjalankan tugas-tugasnya.
Referensi/teori. dapat digunakan teori "Total Defense" atau "Pertahanan Total".
Teori ini menekankan bahwa pertahanan bukanlah tugas yang hanya dilakukan oleh
TNI saja, namun seluruh elemen masyarakat harus terlibat aktif dalam menjaga
keamanan dan pertahanan negara. Dalam konteks Kodam, hal ini berarti bahwa Kodam
tidak hanya bergantung pada kekuatan militernya saja, melainkan juga memanfaatkan
kekuatan-kekuatan lain dalam menjalankan tugasnya. Selain itu, teori ini juga
menekankan pentingnya sinergi antarinstansi dan masyarakat dalam menjalankan
tugas pertahanan dan keamanan.
Kendala dan Kelemahan. Beberapa kendala dan kelemahan yang dihadapi
oleh Kodam dalam menerapkan konsep perang berlarut, antara lain : 1) Keterbatasan
anggaran: Kodam seringkali mengalami keterbatasan anggaran dalam membeli
peralatan yang dibutuhkan dalam melaksanakan tugasnya, sehingga Kodam tidak
selalu memiliki akses terhadap teknologi terbaru; 2) Keterbatasan sumber daya
manusia: Kodam mengalami kesulitan dalam merekrut personel yang berkualitas dan
memiliki kecakapan yang diperlukan, terutama dalam bidang teknologi informasi dan
komunikasi, serta bidang intelijen; 3) Keterbatasan infrastruktur: Kondisi infrastruktur di
wilayah yang menjadi tanggung jawab Kodam kadangkala masih kurang memadai,
seperti jalan, jembatan, dan sarana transportasi lainnya, sehingga mempersulit Kodam
dalam melaksanakan operasi militer.
Untuk mengatasi kendala dan kelemahan tersebut, Kodam dapat
melakukan upaya-upaya sebagai berikut : 1) Meningkatkan efisiensi anggaran dan
memprioritaskan pembelian peralatan yang paling penting dan relevan dengan tugas
Kodam; 2) Melakukan pengembangan sumber daya manusia yang lebih baik melalui
pelatihan dan pendidikan, serta meningkatkan kualitas lingkungan kerja dan fasilitas
13

yang memadai; 3) Memperbaiki infrastruktur wilayah, seperti jalan, jembatan, dan


sarana transportasi lainnya, sehingga Kodam dapat melaksanakan operasi militer
secara efektif.

Penutup
Dari uraian pembahasan tentang “Pembangunan Postur TNI AD dalam
rangka Pertahanan Pulau-Pulau Besar secara Mandiril” dapat diambil kesimpulan,
bahwa pembangunan postur TNI AD dalam rangka pertahanan pulau-pulau besar
secara mandiri memerlukan upaya strategis yang matang dan terencana, dengan
memperhatikan kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang ada. Kodam
sebagai kompartemen strategis dalam menyiapkan wilayahnya perlu meningkatkan
kemampuan dan kesiapan operasional dalam menghadapi konsep pertahanan pulau-
pulau besar yang semakin kompleks dan beragam, serta melakukan sinergi dengan
unsur-unsur pertahanan lainnya untuk mencapai tujuan pertahanan yang optimal.
Selain itu, perlu juga dilakukan pengembangan sumber daya manusia yang
berkualitas dan terlatih, pengadaan alutsista yang memadai, serta pengelolaan dan
pemanfaatan sumber daya alam secara efektif dan efisien.
Terkait dengan pembahasan permasalah dan kesimpulan diatas, maka
penulis menyarankan : 1) Meningkatkan kemampuan dan kesiapan operasional
Kodam dalam menghadapi konsep pertahanan pulau-pulau besar yang semakin
kompleks dan beragam; 2) Mengoptimalkan sinergi antara unsur-unsur pertahanan
lainnya untuk mencapai tujuan pertahanan yang optimal; 3) Melakukan
pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas dan terlatih; 4)Melakukan
pengadaan alutsista yang memadai untuk mendukung pelaksanaan tugas
operasional.
Demikian esai tentang “Pembangunan Postur TNI AD dalam rangka Pertahanan
Pulau-Pulau Besar secara Mandiril” yang penulis buat, semoga tulisan ini dapat
bermanfaat bagi pembaca dan memberikan masukan bagi pemerintah dan
lembaga dalam mencegah, menghadapi resesi ekonomi global.

Bandung, Mei 2023

Penulis,

Ir. Asrul
DAFTAR PUSTAKA

1. Naskah Hanjar BK. Postur TNI AD, Desember 2022.


2. Jerry Indrawan, Jurnal tentang Perubahan Paradigma Pertahanan Indonesia dari
Pertahanan Teritorial menjadi Pertahanan Maritim : Sebuah usulan, Jurnal Pertahanan Agustus
2015, Volume 5, Nomor 2.
3. Endra Kusuma dkk,Jurnal tentang . Relevansi Peran Pangkalan TNI Angkatan Laut
terhadap terwujudnya Wilayah Pertahanan yang bertumpu pada pulau-pulau besar, Jurnal
Inovasi Penelitian, Vol.2 No.5 Oktober 2021.
4. https://www.kemhan.go.id/2023/03/01/sekjen-kemhan-pembangunan-postur-hanneg-
kedepankan-penguatan-pertahanan-di-pulau-pulau-strategis.html. Diakses : 13 Mei 2023.
5. http://lib.lemhannas.go.id/public/media/catalog/0010-
121500000011793/swf/723/files/basic-html/page3.html, Diakses : 13 Mei 2023.

You might also like