You are on page 1of 9

TAHUN [MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, ISSN CETAK: 2655-2728

2022 ISSN ONLINE: 2655-4712, VOLUME 4 NOMOR 1 JANUARI 2022] HAL 115-123

HUBUNGAN ANTARA INDEKS MASSA TUBUH DENGAN


JENIS HERNIA INGUINALIS

Ringgo Alfarisi1*, Mizar Erianto2, Fitri Chintiyani3


1
Departemen Fisiologi Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati
2
Departemen Ilmu Bedah Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin
3
Program Studi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Email Ko r e spo n de n s i : ringgo_alfarisi@yahoo.co.id


Disubmit: 22 Desember 2021 Diterima: 31 Desember 2021 Diterbitkan: 01 Januari 2022
DOI: https://doi.org/10.33024/mnj.v1i1.5669

ABSTRACT: RELATIONSHIP BETWEEN BODY MASS INDEX AND TYPES OF


INGUINAL HERNIA

Background: One of the risk factors that can influence or increase the incidence
of inguinal hernia is overweight and obesity. Body mass index (BMI) is a simple
way to see the nutritional status of adults, especially with regard to
underweight and overweight.
Objective: To determine the relationship between Body Mass Index and the type
of inguinal hernia
Research Methods: The design in this study used a cross sectional design. The
population in this study were all inguinal hernia patients at Pertamina Bintang
Amin Hospital Bandar Lampung in 2019-2020. The sample in this study amounted
to 98 people using purposive sampling technique. Where patients with
congenital hernia, chronic cough, and comorbid disease, were excluded from
the study. The data obtained were analyzed using the chi square statistical test.
Result: 18 respondents (20.45%) patients diagnosed with lateral inguinal hernia
had normal weight and 70 respondents (79.55%) other respondents diagnosed
with lateral inguinal hernia. Meanwhile, 6 respondents (60%) who were
diagnosed with medial inguinal hernia were overweight-obese, while the other
4 respondents (40%) who were diagnosed with medial inguinal hernia were
overweight-obese. The results of the bivariate statistical test using chi square
obtained a p-value of 0.013.
Conclusion: There is a significant relationship between body mass index and the
type of inguinal hernia.

Keywords: Body Mass Index, Lateral Inguinal Hernia, Medial Inguinal Hernia

INTISARI: HUBUNGAN ANTARA INDEKS MASSA TUBUH DENGAN JENIS HERNIA


INGUINALIS

Latar Belakang: Salah satu faktor resiko yang dapat mempengaruhi atau
meningkatkan angka kejadian dari hernia inguinal adalah overweight dan
obesitas. Indeks massa tubuh (IMT) merupakan cara sederhana untuk melihat
status gizi orang dewasa, khususnya yang berkaitan dengan kekurangan dan
kelebihan berat badan.
Tujuan: Untuk mengetahui hubungan antara Indeks Massa Tubuh dengan jenis
hernia inguinalis

115
TAHUN [MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, ISSN CETAK: 2655-2728
2022 ISSN ONLINE: 2655-4712, VOLUME 4 NOMOR 1 JANUARI 2022] HAL 115-123

Metode Penelitian: Rancangan dalam penelitian ini menggunakan desain cross


sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien hernia inguinalis
sebanyak di RS Pertamina Bintang Amin Bandar Lampung tahun 2019-2020.
Sampel pada penelitian ini berjumlah 98 orang dengan menggunakan tekhnik
purposive sampling. Dimana pasien dengan hernia kongenital, batuk kronis, dan
penyakit komorbid, diekslusi dari penelitian. Data yang diperoleh dianalisa
menggunakan uji statistic chi square.
Hasil penelitian: Didapatkan 18 responden (20,45%) pasien yang didiagnosa
hernia inguinalis lateralis memiliki berat badan normal dan 70 responden
(79,55%) responden lainnya yang didiagnosa hernia inguinalis lateralis.
Sementara itu, 6 responden (60%) responden yang didiagnosa hernia inguinalis
medialis memiliki berat badan overweight-obesitas sedangkan 4 responden
lainnya (40%) yang didiagnosa hernia inguinalis medialis memiliki berat badan
overweight-obesitas. Hasil uji statistik bivariat menggunakan chi square
diperoleh nilai p-value 0,013.
Kesimpulan: Terdapat hubungan yang bermakna antara indeks massa tubuh
dengan jenis hernia inguinalis.

Kata kunci: Indeks Massa Tubuh, Hernia Ingunalis Lateralis, Hernia Inguinalis
Medialis

PENDAHULUAN kongenital. Berbagai faktor


Hernia inguinalis merupakan penyebab berperan pada
kasus bedah digestif terbanyak pembentukan pintu masuk hernia
setelah apendisitis. Hernia pada annulus internus yang cukup
merupakan penonjolan isi suatu lebar sehingga dapat dilalui oleh
rongga melalui defek atau bagian kantong isi hernia. Hernia sisi kanan
lemah dari dinding rongga yang lebih sering terjadi dari pada di sisi
bersangkutan. Hernia terdiri atas kiri (Siti, dkk., 2016). Sementara
cincin, kantong dan isi hernia. itu, data Kementerian Kesehatan
Menurut sifatnya, hernia terbagi Republik Indonesia menunjukkan
menjadi hernia reponibel, berdasarkan kelompok penyakit
irreponebel, obstruktif, dan sistem pencernaan, hernia berada
strangulata (Amanulloh, 2016). pada urutan ke-8 dengan 18,145
Satu–satunya terapi dari kasus, yang mana 273 diantaranya
hernia inguinalis adalah operasi dan mengalami kematian. Dari
merupakan prosedur operasi yang keseluruhan tersebut, 15.051 kasus
paling banyak dilakukan di dunia muncul pada laki-laki dan 3.094
(Rezky, dkk., 2019). Sepanjang kasus pada perempuan (Gunawan,
tahun 2005 - 2010, World Health 2020).
Organization (WHO) mengatakan Secara umum, kejadian
terdapat 19.173.279 orang yang hernia inguinalis lebih banyak
mengalami hernia (Gunawan, 2020). diderita oleh laki–laki daripada
Insiden hernia menduduki peringkat perempuan. Angka perbandingan
ke lima besar yang terjadi di kejadian hernia inguinalis 13,9%
Amerika Serikat pada tahun 2007 pada laki–laki dan 2,1% pada
sekitar 700.000 operasi hernia yang perempuan (Rezky, dkk., 2019).
dilakukan tiap tahunnya. Angka Perbandingan pria dengan wanita
kejadian hernia inguinalis lateralis pada hernia indirect adalah 7:1.
di Amerika dapat di mungkinkan Angka kejadian hernia inguinalis 10
dapat terjadi karena anomali kali lebih banyak daripada hernia
femoralis dan keduannya

116
TAHUN [MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, ISSN CETAK: 2655-2728
2022 ISSN ONLINE: 2655-4712, VOLUME 4 NOMOR 1 JANUARI 2022] HAL 115-123

mempunyai persentase sekitar 75 – bahwa insiden hernia inguinalis lebih


80% dari seluruh jenis hernia, hernia rendah pada overweight dan
insisional 10%, hernia ventralis 10%, obesitas dibandingkan dengan berat
hernia umbilikalis 3%, dan hernia badan normal, pada studi yang di
lainnya sekitar 3% (Lavelle, et al., lakukan di RSUD Dr. M. Haulussy
2002). Ambon pada Tahun 2019 (Rezky,
Salah satu faktor resiko yang dkk., 2019). Selain itu, pada
dapat mempengaruhi atau penelitian laainnya juga
meningkatkan angka kejadian dari menyatakan bahwa hubungan IMT
hernia inguinal adalah overweight dan hernia inguinalis tidak jelas
dan obesitas. Indeks massa tubuh (Dario, dkk., 2016). Penelitian yang
(IMT) merupakan cara sederhana dilakukan oleh Ghayth, Waseem
untuk melihat status gizi orang Kamel (2016) menyatakan bahwa
dewasa, khususnya yang berkaitan IMT tidak secara langsung atau
dengan kekurangan dan kelebihan secara statistik memiliki hubungan
berat badan. Indeks massa tubuh ini sebagai faktor resiko hernia
didapatkan dengan membagi berat inguinalis (Ghayth, dkk., 2016).
badan (dalam kilogram) dengan
kuadrat dari tinggi badan (dalam METODE PENELITIAN
meter). Indeks massa tubuh Jenis penelitian yang
diklasifikasikan menjadi digunakan pada penelitian ini adalah
underweight, normal, overweight menggunakan metode analitik
dan obesitas. Dikatakan overweight observasional dengan pendekatan
jika kelebihan berat badan pada studi cross sectional. Penelitian ini
laki-laki dengan IMT 23-27 kg/m2 dilakukan untuk mengetahui
dan perempuan 25- 27 kg/m2, hubungan antara indeks massa tubuh
sedangkan obesitas diklasifikasikan dengan kejadian hernia ingunalis
sama pada laki-laki dan perempuan dengan menggunakan data sekunder
dengan IMT >27 kg/m2 (Kato, 2017). yang didapatkan dari observasi
Secara keseluruhan 700 juta rekam medis. Penelitian ini akan
penduduk di dunia mengalami dilaksanakan pada bulan Desember
obesitas dan 2,3 miliar penduduk 2020 – Januari 2021 di RS Pertamina
mengalami overweight (Kato, dkk., Bintang Amin Bandar Lampung.
2017). Berdasarkan Profil Kesehatan Rancangan dalam penelitian ini
Indonesia tahun 2013, prevalensi menggunakan desain cross sectional
status gizi berdasarkan Indeks Massa yaitu desain penelitian yang
Tubuh untuk penduduk dewasa (>18 bertujuan untuk melakukan
tahun) di Indonesia tahun 2013 observasi variabel yang dilakukan
adalah 8,7% kategori kurus, 13,5% secara bersamaan. Populasi dalam
berat badan lebih, dan obesitas penelitian ini adalah seluruh pasien
15,4% (Kemenkes RI, 2015). Menurut hernia inguinalis sebanyak di RS
Rosetto (2010) dan Park (2011), Pertamina Bintang Amin Bandar
insiden hernia hernia inguinalis lebih Lampung tahun 2019-2020. Sampel
tinggi pada pasien overweight dan pada penelitian ini berjumlah 98
obesitas dibandingkan dengan berat orang dengan menggunakan tekhnik
badan normal, hal yang sama juga di purposive sampling. Dimana pasien
kemukakan oleh Pluta pada tahun dengan hernia kongenital, batuk
2011 dan Burney pada tahun 2016 kronis, dan penyakit komorbid,
(Rossetto, dkk., 2010; Park, dkk., diekslusi dari penelitian. Analisis
2011; Pluta, dkk., 2011). data menggunakan uji statistic chis
Studi yang di lakukan Ruhl quare.
dkk pada tahun 2007 mengatakan

117
TAHUN [MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, ISSN CETAK: 2655-2728
2022 ISSN ONLINE: 2655-4712, VOLUME 4 NOMOR 1 JANUARI 2022] HAL 115-123

HASIL PENELITIAN

Karakteristik Responden

Tabel 1. Distribusi Karakteristik Responden Penelitian

Variabel Jumlah Presentase


Jenis Kelamin
• Perempuan 2 2,0
• Laki-Laki 96 98,0
Usia
• Remaja (12-25 tahun) 16 16,3
• Dewasa (26-45 tahun) 24 24,5
• Lansia (46-65 tahun) 58 59,2

Berdasarkan tabel 1., laki-laki (98%). Selain itu,


didapatkan distribusi frekuensi jenis didapatkan pula bahwa mayoritas
kelamin pada pasien hernia usia pada pasien hernia inguinalis di
inguinalis di RS Pertamina Bintang RS Pertamina Bintang Amin adalah
Amin mayoritas berjenis kelamin berusia lansia (59,2%).

Analisis Univariat

Tabel 2. Distribusi Variabel Penelitian

Variabel Jumlah Presentase


IMT
• Normoweight (IMT 18,5- 24 24,5
24,9 Kg/m2)
• Overweight to Obese (IMT 74 75,5
>24,9 Kg/m2)

Jenis Hernia Inguinalis


• Hernia Inguinalis Lateralis 88 89,8
• Hernia Ingunalis Medialis 10 10,2

Hasil penelitian overweight-obesitas. Selain itu,


menunjukkan bahwa 24 responden didapatkan 88 responden (89,80%)
(24,5%) memiliki berat badan didiagnosa hernia inguinalis lateralis
normal dan 74 responden lainnya dan 10 responden (10,20%)
(75,5%) memiliki berat badan responden didiagnosa hernia
inguinalis medialis.

Analisis Bivariat

Tabel 2. Hasil Uji Bivariat Hubungan Indeks Massa Tubuh dengan Jenis Hernia

118
TAHUN [MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, ISSN CETAK: 2655-2728
2022 ISSN ONLINE: 2655-4712, VOLUME 4 NOMOR 1 JANUARI 2022] HAL 115-123

Inguinalis

HIL HIM Total


IMT N (%) N (%) N (%) P-Value
Berat Badan Normal 18 20,45 6 60 24 24,50
(18,5-24,9 Kg/m2)
Berat badan 70 79,55 4 40 74 75,50 0,013
overweight-obesitas
(>25,9 Kg/m2)
Total 88 100 10 100 98 100

Berdasarkan data tabel 2. di inguinalis lateralis. Sementara itu, 6


atas, dapat diketahui bahwasannya responden (60%) responden yang
hasil uji bivariat antara indeks didiagnosa hernia inguinalis medialis
massa tubuh dengan klasifikasi memiliki berat badan overweight-
hernia inguinalis pada pasien hernia obesitas sedangkan 4 responden
inguinalis di RS Pertamina Bintang lainnya (40%) yang didiagnosa hernia
Amin Bandar Lampung didapatkan inguinalis medialis memiliki berat
18 responden (20,45%) pasien yang badan overweight-obesitas. Hasil uji
didiagnosa hernia inguinalis lateralis statistik diperoleh nilai p-value
memiliki berat badan normal dan 70 0,013. Hal tersebut menunjukkan
responden (79,55%) responden terdapat hubungan yang bermakna
lainnya yang didiagnosa hernia antara indeks massa tubuh dengan
jenis hernia inguinalis.

PEMBAHASAN menonjol dari perut di lateral


Hernia inguinalis terjadi pembuluh epigastrika inferior, dan
karena menonjolnya sebagian isi disebut indirek karena keluar
perut (usus halus, omentum) melalui melalui dua pintu dan saluran yaitu
defek atau bagian lemah dinding anulus dan kanalis inguinalis, tidak
perut. Faktor yang berperan adalah langsung menembus dinding
ada prosesus vaginalis yang terbuka, abdomen. Penyebab terjadinya
peningkatan tekanan intra abdomen hernia inguinalis lateralis ini karena
dan kelemahan otot dinding perut anomali kongenital atau karna sebab
karena bertambahnya usia yang didapat. Keluhan pada
(Sjamsuhidajat, 2017). Risiko penderita hernia inguinalis lateralis
terjadinya hernia inguinalis pada yaitu berupa benjolan di lipat paha
seseorang di karenakan oleh yang timbul pada saat mengejan,
beberapa keadaan yang dapat batuk, atau mengangkat beban
menimbulkan peningkatan tekanan berat dan menghilang pada saat
intra abdomen dan juga keadaan istirahat baring (Rawis, dkk., 2015).
patologis pada struktur yang terkait Hernia inguinalis medialis
(Sjamsuhidajat, 2017). Obesitas hampir selalu disebabkan oleh
atau kelebihan berat badan secara peningkatan tekanan intraabdomen.
alami akan memiliki tekanan Hernia ini menonjol langsung ke
internal yang lebih besar. Tekanan depan melalui trigonum Hasselbach,
internal tersebut dengan mudah daerah yang dibatasi oleh
dapat mendorong jaringan lemak ligamentum inguinale dibagian
dan organ internal menjadi hernia inferior pembuluh epigastrika
inguinalis (Agustina, 2014). inferior di bagian lateral dan tepi
Hernia inguinalis lateralis otot rektus dibagian medial. Hernia

119
TAHUN [MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, ISSN CETAK: 2655-2728
2022 ISSN ONLINE: 2655-4712, VOLUME 4 NOMOR 1 JANUARI 2022] HAL 115-123

ini umumnya terjadi bilateral, (unclear) (Dario, 2016).


khususnya pada lelaki tua. Hernia Pada penelitian yang
inguinalis medialis hampir tidak dilakukan oleh Ghayth, Waseem
pernah mengalami inkarserasi dan Kamel dkk pada tahun 2016, dalam
strangulasi (Sjamsuhidajat, 2017). analisisnya menggunakan model
Pada orang yang mempunyai multiple logistic regression
berat badan overweight-obesitas menyatakan bahwa indeks massa
atau obesitas memang menjadi tubuh tidak secara langsung atau
banyak faktor resiko terjadinya secara statistik memiliki hubungan
penyakit-penyakit, termasuk ada sebagai faktor resiko hernia
diadalamnya hernia inguinalis inguinalis. Dari hasil penelitian
karena tekanan intra abdomen yang menyatakan tidak ada hubungan
tinggi. Banyaknya lemak yang bermakna antara indeks massa
preperitoneal akan mendesak tubuh dengan kejadian hernia
dinding abdomen dan menimbulkan inguinalis, hal ini dimungkinkan
lokus minoris atau kelemahan- karena indeks massa tubuh hanya
kelemahan otot serta terjadi berkaitan dengan otot dinding
relaksasi dari anulus. Bila lemak abdomen baik yang mengalami
menginfiltrasi ke omentum dan kelemahan maupun tidak. Dinding
mesenterium akan mengurangi abdomen tidak bisa dikatakan
volume rongga abdomen sehingga sebagai faktor tunggal dalam proses
terjadi peningkatan tekanan terjadinya hernia karena kekuatan
intraabdomen yang akan mendorong dinding abdomen dipengaruhi juga
organ interna menjadi hernia oleh tekanan intra-abdomen.
inguinalis (Ruhl dan Everhart, 2007). Literatur sebelumnya menyakini
Penelitian ini sejalan dengan bahwa tidak seimbangnya tekanan
penelitian yang dilakukan oleh intra-abdomen dan kekuatan
Agustina (2014) yang menyatakan dinding abdomen akan
bahwasannya ada hubungan antara menyebabkan hernia kongenital
obesitas dengan kejadian hernia maupun yang didapat dan obesitas
inguinalis (p value=0,002, OR=0,292, merupakan titik acuan karena
CI=0,131-0,674). Jenis kelamin obesitas sendiri akan meningkatkan
merupakan variabel perancu dalam tekanan intra-abdomen yang
hubungan antara obesitas dengan mempengaruhi resisten dari dinding
kejadian hernia inguinalis (p value abdomen, sehingga para peneliti
0,051). Akan tetapi, teori ini sebelumnya menyakini indeks massa
dibantah oleh penelitian yang tubuh karena penilaian obesitas
dilakukan oleh Salampessy (2019). dapat dilihat dari indeks massa
Berdasarkan penelitiannya, hasil uji tubuh (Ghayth, 2016).
statistik Chi-Square didapatkan nilai Hasil yang berbeda
probabilitas = 0.988 (p > α = 0.05) didapatkan oleh Rosemar dkk
dengan nilai = 0,325. Hasil analisis (2008), dalam jurnalnya Rosemar
secara statistik ini menunjukan dkk tidak mendapatkan bukti ilmiah
bahwa tidak terdapat hubungan pasti mengenai hubungan antara
yang bermakna antara indeks massa indeks massa tubuh dan kejadian
tubuh dengan kejadian Hernia hernia. Selain itu, dalam
Inguinalis Di RSUD Dr. M. Haulussy penelitiannya juga didapatkan
Ambon. Sejalan dengan penelitian bahwa tekanan intra-abdomen lebih
yang dilakukan oleh Dario dkk pada meningkat pada usia muda dan pada
tahun 2016 juga menyatakan bahwa lansia datanya kurang jelas.
hubungan indeks massa tubuh dan Rosemar dkk, juga menemukan
hernia inguinalis tidak jelas bahwa berat badan lebih

120
TAHUN [MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, ISSN CETAK: 2655-2728
2022 ISSN ONLINE: 2655-4712, VOLUME 4 NOMOR 1 JANUARI 2022] HAL 115-123

(overweight) dan obesitas dapat penting dalam terjadinya hernia


menjadi faktor pelindung, hal ini inguinalis (Ghayth, 2016).
dikaitkan dengan aktivitas, aktivitas Hal ini didukung pada penelitian
sendiri juga merupakan salah satu yang dilakukan oleh Goede pada
faktor yang meningkatkan tekanan 2015 yang menyatakan bahwa pada
intra-abdomen. Hal ini juga hernia inguinalis terjadi
didukung oleh penelitian yang peningkatan metalloprotease 2 dan
dilakukan oleh Cobb dkk yang 9 dan pada jaringan terjadi
meneliti tentang tekanan intra- penuruan dari inhibitor dari
abdomen, dalam jurnalnya Cobb dkk metalloprotease 1 dan
membuktikan bahwa aktivitas 2 yang berperan dalam degenerasi
sehari–hari dapat meningkatkan kolagen (Goede, 2015). Abnormal
tekanan intra-abdomen, dimana dari metabolisme kolagen dapat
berdiri, menekuk lutut, melompat, ditemukan pula perokok, karena
dan valsava saat berdiri mempunyai pada perokok terjadi penurunan dari
hubungan bermakna dalam deposisi kolagen hal ini
peningkatan intra-abdomen (Cobb, dikemukakan oleh Sorrensen, Lars
2005). Rosemar dkk menyakini orang Tue dkk (Sorensen, 2002).
yang overweight dan obesitas kurang Berdasarkan uraian diatas maka
beraktivitas sehingga resiko dapat lihat gangguan dari
terjadinya berkurang, walaupun metabolism kolagen sangat jelas
dalam penelitianya tidak diteliti berperan dalam menjadi penyebab
sampai hal tersebut, dalam terjadinya hernia inguinalis.
jurnalnya juga diberi dua teori Pada penelitian yang
mengenai hal tersebut, teori yang dilakukan oleh Balamaddaiah, G dkk
pertama ruang intra-abdomen pada pada Tahun 2016 mengenai faktor
overweight dan obesitas terdiri dari resiko hernia inguinalis, ditemukan
lemak dan hal tersebut berhubungan bahwa kebanyakan pasien hernia
dengan omentum dan mesenterium, inguinalis adalah laki –laki daripada
jika kedua hal tersebut ‘‘tumpul’’ perempuan, hal ini dimungkinkan
dan pendek maka akan mencegah karena laki –laki lebih sering bekerja
potensi terjadinya protrusi hernia. daripada perempuan
Teori yang kedua jika lemak (Balamaddaiah, 2016). Selain itu
menyebabkan tebalnya dinding berdasarkan anatomi terdapat
abdomen maka akan mencegah perbedaan antara kanalis inguinalis
terjadinya hernia, walaupun pada pada laki-laki dan perempuan,
penelitiannya teori tersebut tidak dimana pada laki-laki diameter
dibuktikan (Cobb 2005; Rosemar, kanalis inguinalis lebih besar. Dari
2008). uraian tersebut dapat dilihat bahwa
Pada penelitian yang indeks massa tubuh bukan faktor
dilakukan Ghayth, Waseem Kamel resiko yang berpengaruh secara
dkk pada Tahun 2016, menyatakan spesifik terhadap kejadian hernia
untuk terjadinya hernia inguinalis inguinalis.
karena adanya gangguan
metabolisme kolagen atau
abnormalitas dari kolagen yang akan
menyebabkan patologi pada KESIMPULAN
jaringan ikat dan menyebabkan 1. Diketahui karakteristik indeks
kelemahan pada struktur massa tubuh di RS Pertamina
penyokong. teori ini didukung Bintang Amin Kota Bandar
kerusakan atau lemahnya jaringan Lampung tahun 2020 didapatkan
ikat, keduanya memegang peranan 24 responden (24,5%) memiliki

121
TAHUN [MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, ISSN CETAK: 2655-2728
2022 ISSN ONLINE: 2655-4712, VOLUME 4 NOMOR 1 JANUARI 2022] HAL 115-123

berat badan normal dan 74 Cappelleri, Gloria Mr Saccani


responden lainnya (75,5%) Jotti, Tiziana Meschi, Guido
memiliki berat badan Fanelli, And Massimo Allegri.
overweight-obesitas. (2016). Effect Of
2. Diketahui karakteristik kejadian Preoperative Inflammatory
hernia inguinalis di RS Pertamina Status And Comorbidities On
Bintang Amin Kota Bandar Pain Resolution And
Lampung tahun 2020 didapatkan Persistent Postsurgical Pain
88 responden (89,80%) After Inguinal Hernia Repair.
didiagnosa hernia inguinalis Mediators Of Inflammation.
lateralis dan 10 responden Doi:10.1155/2016/5830347
(10,20%) responden didiagnosa Ghayth, Waseem Kamel, Gorial, F
hernia inguinalis medialis. Isho. (2016). Assessment of
3. Diketahui hasil uji statistik Joint Hypermobility In Adult
diperoleh nilai p-value 0,013 Patient With Inguinal Hernia:
dimana kurang dari nilai An Analytical Cross Sectional
kemaknaan yaitu 5% (0,05). Hal Study From Iraq. 6(18): 16-19.
tersebut menunjukkan terdapat Goede, Barry De, et al. (2015). Risk
hubungan yang bermakna antara Factor for Inguinal Hernia in
indeks massa tubuh dengan jenis Middle-Age And Elderly:
hernia inguinalis. Results From the Rotterdam
Study. Rotterdam. 157(3):
DAFTAR PUSTAKA 540-545.
Agustina, V. A. (2014). Hubungan Gunawan, I. M. K., Saraswati, P. A.
Antara Obesitas Dengan I., & Putra, P. M. G. A. (2020).
Kejadian Hernia Inguinalis. Relationship Between Obesity
Unnes Journal of Public With Risk Of Obstruction In
Health, 3(3). Lateral Inguinal Hernia.
Amanullah, Risfal Laksana. (2016). International Journal Of
Hubungan Usia, Obesitas Dan Health & Medical
Aktivitas Fisik Dengan Sciences. 3(1): 35-41.
Kejadian Hernia Inguinalis Di https://Doi.Org/10.31295/Ijh
Rsud Tugurejo Semarang. ms.V3n1.124
Undergraduate Thesis. Kato, J.M., Iuamoto, L.R., Suguita,
Unimus. F.Y., Essu, F.F., Meyer, A.,
Balamaddaiah, G et al. (2016). Andraus, W. (2017). Impact Of
Prevalence and Risk Factor Of Obesity And Surgical Skills In
Inguinal Hernia: A Study In A Laparoscopic Totally
Semu-Urban Area In Extraperitoneal
Rayalaseema, Andhra Hernioplasty. Abcd Arq Bras
Pradesh, India. 3(3): 1310- Cir Dig. 30(3):169-172 Doi:
1313. /10.1590/0102-
Cobb, W., Kerchner, W. and 6720201700030002
Heniford, T. (2005). The Kementerian Kesehatan Republik
Argument of Light Weight Indonesia. (2015). Profil Data
Polypropylene Mesh in Hernia Kesehatan Indonesia Tahun
Repair. Surgical Innovation, 2014. Jakarta: Kementerian
12, 63-69. DOI: Kesehatan Republik
https://doi.org/10.1177/155 Indonesia.
335060501200109 Lavelle, M Et Al. (2002). Surgery 1.
Dario, B., Patricia, L., Andrea Luigi 2rd Rev. London: Churchill
Ambrosoli, Gianluca Livingstone.

122
TAHUN [MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, ISSN CETAK: 2655-2728
2022 ISSN ONLINE: 2655-4712, VOLUME 4 NOMOR 1 JANUARI 2022] HAL 115-123

Park, C.Y.; Kim, J.C.; Kim, D.Y.; Rossetto, L.A Et Al. (2010). Factor
Kim, S.K. 2011. Inguinal Associated With Hernia And
Hernia Repair In Overweight Nulge Formation At The
And Obese Patient. J Korean Donor Site Of The Pedicled
Surg Soc. 81(3): 205 – 10 P. Tram Flap. Eur J Past Surg.
Pluta, R.M.; Burke, A.E.; Golub, 33(4): 203 – 8 P.
R.M. (2011). Abdominal Ruhl CE, Everhart JE. (2007). Risk
Hernia. Jama. 305: 20 P. factors for inguinal hernia
Rawis, C.G., Limpeleh, H.P., among adults in the US
Wowiling, P.A.V. 2015. Pola population. American Journal
Hernia Inguinalis Lateralis Di of Epidemiology.
RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou 165(10):1154-61.
Manado Periode Agustus 2012 Siti Aisyah, Andri Dwi Hernawan,
– Juli 2014. Jurnal e-Clinic Sutriswanto. (2016). Faktor
(eCl). 3(2): 695-699. Yang Berhubungan Dengan
Rezky N. P. Salampessy, Achmad Kejadian Penyakit Hernia
Tuahuns, Johan B. Bension. Inguinal Pada Laki-Laki Di
(2019). Hubungan Antara Rumah Sakit Umum Dr.
Indeks Massa Tubuh Dengan Soedarso Pontianak.
Kejadian Hernia Inguinalis Di Jumantik. 3(2): 1-7.
Rsud Dr. M. Haulussy Ambon. Sjamsuhidajat, D. (2017). Buku Ajar
Pameri. Issn 2686-5165 Ilmu Bedah (Edisi Iv Ed.).
(Online). Vol. 1; No. 1. April. Jakarta: Penerbit Buku
Rosemar, Anders et al. (2008). Body Kedokteran EGC.
Mass Index and Groin Hernia: Sorensen, Lars Tue et al. (2002).
A 34-Year Follow-Up Study In Smoking Is A Risk Factor For
Swedish Men. Lippincott Recurrence of Groin Hernia.
Williams & Wilkins. 247(6): World of Journal Of Surgery.
1064-1068. 26: 397-400.

123

You might also like