You are on page 1of 18

59

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian

Analisis Deskriptif dalam penelitian ini merupakan uraian atau penjelasan dari

hasil pengumpulan data primer berupa koesioner yang telah di isi oleh responden

penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai Kantor Satuan Polisi

Pamong Praja Kabupaten Donggala diperoleh sampel sebanyak 47 responden.

1. Karakteristik responden menurut jenis kelamin

Tabel 4.1
Karakteristik Responden Menurut Jenis Kelamin

Karakteristik Jumlah Responden %


Jenis Kelamin Laki-laki 35 74%
Perempuan 12 26%
Total 47 100%
Sumber: Data di olah kembali, tahun 2023

Berdasarkan Tabel 4.1 maka dapat dilihat bahwa karakteristik responden

berdasarkan jenis kelamin laki-laki berjumlah 35 responden dan responden

perempuan berjumlah 12 orang maka total responden secara keseluruhan

berjumlah 47 orang responden. Hal ini menunjukkan bahwa kebanyakan

responden berjenis kelamin laki-laki.


60

2. Karateristik Responden Berdasarkan Usia

Tabel 4.2
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Karakteristik Jumlah responden %


Usia 20-30 5 11%
31-40 26 55%
41-50 14 30%
51-60 2 4%
Total 47 100%
Sumber: Data di olah kembali, tahun 2023

Berdasarkan Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa yang menjadi responden dalam

penelitian ini yang berusia < 20 tahun sebanyak tidak responden, yang berusia

20-30 tahun sebanyak 5 responden, yang berusia 31-40 tahun sebanyak 26

responden, yang berusia 41-50 tahun sebanyak 14 responden, dan yang

berusia 51-60 tahun 2 responden. Hal ini menunjukkan bahwa pada umumnya

responden banyak yang berusia yaitu diantara 31 sampai 40 tahun.

3. Karateristik Responden Berdasarkan Pendidikan

Tabel 4.3.
Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Pendidikan Jumlah Responden %


S2 2 4%
S1 29 62%
SMA 16 34%
Total 47 100%
Sumber: Data di olah kembali, tahun 2023

Berdasarkan Tabel 4.4. dapat dilihat bahwa yang menjadi responden dalam

penelitian ini yang berpendidikan S2 sebanyak 2 responden, berpendidikan S1


61

sebanyak 29 responden, dan yang berpendidikan SMA sebanyak 16 responden. Hal

ini menunjukan bahwa mayoritas responden berpendidikan S1.

4. Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja.

Tabel 4.4.
Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja.

Lama Bekerja Jumlah Responden %


1-5 Tahun 8 17%
6-10 Tahun 14 30%
11-15 Tahun 22 47%
15-20 Tahun 3 6%
20 Tahun Keatas - -
Total 47 100%
Sumber: Data di olah kembali, tahun 2023

Berdasarkan Tabel 4.4. di atas dapat dilihat bahwa yang menjadi responden

dalam penelitian ini yang lama bekerja 1-5 tahun sebanyak 8 responden, sedangkan

lama bekerja 6-10 tahun sebanyak 14 responden, yang lama bekerja 11-15 tahun

sebanyak 22 responden, yang lama bekerja 15-20 tahun sebanyak 3 responden dan

yang lama bekerja 20 tahun ke atas sebanyak tidak ada responden. Hal ini

menunjukan bahwa mayoritas responden telah lama bekerja 11-15 tahun.

4.1.1. Analisis Deskriptif Variabel

Koesioner yang dilakukan dalam penelitian ini di ukur mengunakan skala

likert untuk menanyakan tanggapan responden terhadap variabel kerjasama tim,

motivasi kerja dan komunikasi terhadap kinerja pegawai Kantor Satuan Polisi

Pamong Praja Kabupaten Donggala.


62

1. Tanggapan Responden Terhadap Variabel Kerjasama Tim.

Tabel 4.5
Tanggapan Responden Terhadap Variabel Kerjasama Tim
Jawaban Responden Total
Pernyataan STS TS RR S SS n Skor Mean
f % f % f % f % f %
Saya bekerja sama dengan
teman kerja saat 0 0 0 0 4 8 24 51 19 40 47 203
4,32
melaksanakan tugas dari
pimpinan
Pimpinan selalu
memerintahkan pegawai 0 0 0 0 1 2 34 72 12 25 47 199
4,23
saat bekerja harus saling
bekerjasama
Pemimpinan memberikan
kepercayaan kepada 0 0 0 0 1 2 26 55 20 42 47 207
bawahannya saat 4,40
melaksanakan tugas
dilapangan
Saya selalu menjaga 0 0 0 0 0 0 33 70 14 30 47 202
4,30
kekompokan saat bekerja
Setiap pegawai memiliki
ikatan emosional yang 0 0 0 0 0 0 37 79 10 21 47 198
tingggi sehingga bekerja 4,21
selalu saling menbantu
sesama pegawai
Sumber: Data primer diolah

Berdasarkan Tabel 4.5. di atas menunjukan bahwa nilai mean jawaban

responden yang tertinggi pada pernyataan yaitu pemimpinan memberikan

kepercayaan kepada bawahannya saat melaksanakan tugas dilapangan sebesar 4,40

kategori sangat baik. Hal ini menunjukkan bahwa pimpinan mampu memberikan

kepercayaan kepada pegawai untuk bekerja sesuai arahannya serta mampu

menempatkan pegawai sesuai keahlian dan kemampuanya tentunya hal ini akan dapat

meningkatkan kinerja pegawai serta pekerjaan akan terselesaikan sesuai waktu yang

ditentukan pimpinan. Nilai mean yang terendah pada pernyataan setiap pegawai
63

memiliki ikatan emosional yang tingggi sehingga bekerja selalu saling menbantu

sesama pegawai sebesar 4,21 kategori tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa setiap

mampu bekerjasama dengan teman kerja dikantor dalam menyelelesaikan setiap

program kerja yang dilakukan sehingga setiap tugas kerja dapat terselesaikan dengan

optimal.

2. Tanggapan Responden Terhadap Variabel Motivasi Kerja

Tabel 4.6.
Tanggapan Responden Terhadap Variabel Motivasi Kerja
Jawaban Responden Total
Pernyataan STS TS RR S SS n Skor Mean
f % f % F % f % f %
Saya memperoleh gaji yang 0 0 0 0 2 4 36 76 9 19 47 195
4,15
layak
Saya memperoleh insentif 0 0 0 0 2 4 32 68 13 28 47 199
4,23
tambahan jika bekerja lembur
Saya selalu melaksanakan 0 0 0 0 2 4 30 64 15 32 47 201
4,28
pekerjaan dengan sepenuh hati
Saya selalu terlibat dalam
setiap tugas kerja yang 0 0 0 0 3 6 27 57 17 36 47 202 4,30
diberikan pimpinan
Pimpinan mampu
menempatkan pegawai sesuai 0 0 0 0 1 2 35 74 11 23 47 198 4,21
bidang kerjanya
Sumber : Data primer diolah

Berdasarkan Tabel 4.6. di atas menunjukkan bahwa nilai mean jawaban

responden yang tertinggi pada pernyataan pegawai selalu terlibat dalam setiap tugas

kerja yang diberikan pimpinan sebesar 4,30 kategori sangat tinggi. Hal ini

menunjukkan bahwa setiap pegawai mau terlibat aktif dalam setiap tugas kerja yang

diberikan pimpinan artinya pegawai memiliki motivasi kerja yang tinggi sehingga

dapat meningkatkan kinerjanya. Nilai mean yang terendah pada pernyataan pegawai

memperoleh gaji yang layak sebesar 4,15 kategori tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa
64

pegawai telah bekerja dengan baik dan memperoleh pendapatan sesuai bidang

kerjanya sehingga setiap tugas kerja dapat diselesaikan dengan baik.

3. Tanggapan Responden Terhadap Variabel Komunikasi

Tabel 4.7.
Tanggapan Responden Terhadap Variabel Komunikasi
Jawaban Responden Total
Pernyataan STS TS RR S SS n Skor Mean
f % f % F % f % f %
Pegawai secara terbuka
menyampaikan informasi yang 0 0 0 0 2 4 31 66 14 30 47 200 4,26
dibutukan masyarakat
Pegawai selalu mendapatkan
informasi kerja sebelum 0 0 0 0 4 8 32 68 11 23 47 195 4,15
melaksanakan tugasnya
Pegawai memperoleh
informasi kerja efektif 0 0 0 0 1 2 31 66 15 32 47 202
4,30
sehingga dapat mudah
melaksanakan tugas kerjanya
Pegawai bekerja sesuai arahan 0 0 0 0 4 8 30 64 13 28 47 197
4,19
pimpinan
Pegawai patuh pada perintah 0 0 0 0 0 0 37 79 10 21 47 198
4,21
atasannya
Sumber : Data primer diolah

Berdasarkan Tabel 4.7. di atas menunjukkan bahwa nilai mean jawaban

responden yang tertinggi pada pernyataan pegawai memperoleh informasi kerja

efektif sehingga dapat mudah melaksanakan tugas kerjanya sebesar 4,30 kategori

sangat tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa pegawai bekerja sesuai arahan pimpinan

tanpa melakukan tugas diluar yang diperintahkan dan memiliki kemampuan

berkomunikasi yang baik sehingga pelayanan pada masyarakat dapat terlaksana

dengan baik. Nilai mean yang terendah pada pertanyaan pegawai selalu mendapatkan

informasi kerja sebelum melaksanakan tugasnya sebesar 4,15 kategori tinggi. Hal ini

menunjukkan setiap pegawai mampu bekerja berdasarkan informasi yang diberikan


65

pimpinan serta berusaha menyelesaikan pekerjaan sesuai waktu yang ditentukan demi

meningkatkan pelayanan pada masyarakat.

4. Tanggapan Responden Terhadap Variabel Kinerja

Tabel 4.8.
Tanggapan Responden Terhadap Variabel Kinerja
Jawaban Responden Total
Pernyataan STS TS RR S SS n Skor Mean
f % f % f % f % f %
Pegawai merasa senang jika
memperoleh tugas kerja 0 0 0 0 0 0 27 57 20 42 47 204 4,34
tambahan dari pimpinan
Pegawai menjaga kualitas
kerja agar sesuai tujuan 0 0 0 0 4 8 28 60 15 32 47 199 4,23
kerja yang direncanakan
Pegawai menyelesaikan
tugas sesuai waktu kerja 0 0 0 0 2 4 22 47 23 49 47 209 4,45
yang ditentukan
Pegawai datang kekantor 0 0 0 0 3 6 22 47 22 47 47 207
4,40
tepat waktu
Setiap pegawai menjalin
kerjasama saat 0 0 0 0 0 0 34 72 13 28 47 201
4,28
menyelesaikan tugas kerja
dari pimpinan
Sumber : Data primer diolah

Berdasarkan Tabel 4.8. di atas menunjukkan bahwa nilai mean jawaban

responden yang tertinggi pada pernyataan pegawai menyelesaikan tugas sesuai waktu

kerja yang ditentukan dengan baik sebesar 4,45 kategori sangat tinggi. Hal ini

menunjukkan bahwa setiap pegawai mampu bekerja dengan baik dan menyelesaikan

pekerjaan sesuai waktu yang ditentukan serta pegawai bekerja ditunjang oleh fasilitas

yang mampu membantu proses kerja lebih cepat dan tepat. Nilai mean yang terendah

pada pernyataan pegawai menjaga kualitas kerja agar sesuai tujuan kerja yang

direncanakan sebesar 4,23 kategori tinggi. Hal ini menunjukkan setiap pegawai sudah
66

menunjukan sikap kerja yang bertangungjawab dan menjaga kulitas kerjanya sesuai

kebutuhan masyarakat serta memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat dengan

tepat waktu.

4.2. Uji Asumsi Klasik

Sebelum melakukan analisis regresi, agar perkiraan menjadi tidak bias, maka

dilakukan beberapa uji asumsi klasik yang harus dipenuhi:

a. Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data

mengikuti atau mendekati distribusi normal. Uji normalitas bertujuan untuk

menguji apakah model regresi berdistribusi normal. Uji normalitas dapat

dilakukan dengan analisis gambar dilihat dari titik-titik yang menyebar disekitar

garis diagonal yakni distribusi data dengan bentuk lonceng dan distribusi data

tersebut tidak menceng ke kiri atau menceng ke kanan.

Adapun dasar pengambilan keputusan adalah:

1. Jilka data tersebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis

diagonal maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

2. Jika menyebar jauh dari diagonal maka model regresi tidak memenuhi

asumsi normalitas.

Dengan bantuan program statistik SPSS 16 hasil Uji Normalitas, data dapat

dilihat pada titik sebaran data yang dihasilkan dalam penelitian ini, sehingga

dapat disimpulkan bahwa data dalam penelitian ini adalah data normal atau

memenuhi asumsi normalitas berdasarkan dasar pengambilan keputusan yang


67

telah disebutkan di atas. Adapun hasil dari uji normalitas dapat di lihat pada

gambar berikut ini:

Gambar 4.1: Pengujian normalitas P-P Plot


Sumber: Data primer diolah

Hasil uji normalitas pada gambar 4.1. di atas menunjukan bahwa titik-titik

bersandar pada garis diagonal artinya menunjukan pengaruh positif sehingga

instrument penelitian ini layak untuk dilakukan atau dengan kata lain

berdistribusi secara normal (Sugiyono, 2010).


68

b. Uji Heteroskedastisitas

Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi Heteroskedastisitas. Untuk

menguji Heteroskedastisitas dilakukan dengan analisis gambar. Melaui analisis

gambar suatu model regresi diangap tidak terjadi Heteroskedastisitas jika titik-

titik menyebar secara acak dan tidak membentuk suatu pola tertentu yang jelas

serta tersebar di atas maupun di bawah angka nol pada sumbu Y.

Gambar 4.2: Pengujian Heteroskedastisitas scatterplot.


Sumber: Data primer diolah
69

Gambar 4.2 memperlihatkan titik-titik menyebar secara acak dan tidak suatu

pola tertentu yang jelas serta baik di atas maupun di bawah angka nol pada

sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi Heteroskedastisitas pada model regresi,

sehingga model regresi layak dipakai untuk mengetahui kinerja pegawai

berdasarkan masukkan variabel independennya (Sugiyono, 2010).

c. Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas berarti adanya hubungan linier yang sempurna atau pasti di

antara beberapa atau semua variabel yang menjelaskan dari model regresi.

Untuk mendeteksi ada atau tidaknya Multikolinearitas dapat diketahui dengan

melihat toleransi variabel dan variance inflation factor (VIF) dengan

membandingkan sebagai berikut:

a) VIF < 10 maka tidak terdapat multikolinearitas

b) Tolerance > 0,1 maka tidak terdapat multikolinearitas

Menurut Sugiyono (2010) Gejala Multikolinieritas dapat dilihat dari besarnya

nilai tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor). Kedua ukuran ini

menunjukan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel

independen lainnya. Tolerance adalah mengukur variabilitas variabel

independen yang terpilih yang tidak dijelaskan variabel independen lainnya.

Nilai yang dipakai untuk Tolerance > 0,1 dan VIF <10, maka tidak terjadi

Multikolinieritas.
70

Tabel 4.9.
Uji Multikolinieritas
No Variabel Collinearity Statistik
Tolerance VIF
1 Kerjasama Tim .740 1.351
2 Motivasi Kerja .636 1.573
3 Komunikasi .733 1.364
Sumber: Data primer diolah

Tabel 4.9. memperlihatkan semua nilai variabel independen untuk tolerance >

0,1 dan VIF < 10, hal ini berarti tidak terjadi multikolinieritas.

4.3. Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis regresi linear berganda dalam penelitian ini digunakan untuk

mengetahui pengaruh variabel kerjasama tim, motivasi kerja dan komunikasi

terhadap kinerja pegawai Kantor Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Donggala

berdasarkan pengujian diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4.10.
Hasil Pengujian Regresi Linear Berganda
No Faktor Terikat = Kinerja (Y)
Variabel Standardized Std. Error t-hit Sig.t
Coefficients
(Beta)
(Constant) .043 .609 .070 .944
1 Kerjasama Tim (X1) .245 .130 2.055 .046
2 Motivasi Kerja (X2) .282 .155 2.196 .034
3 Komunikasi (X3) .399 .122 3.339 .002
n = 47
Konstanta = 0.043
Koefesien Korelasi (R) = 0.741
Koefisien Determinasi (R2) = 0.549
F-Statistik = 17.470
Sig.F = 0,000
Sumber: Lampiran
71

Dari hasil pengujian dengan menggunakan regresi linier berganda di atas,

maka dapat disusun persamaan regresi berganda dari pengaruh kerjasama tim,

motivasi kerja dan komunikasi terhadap kinerja pegawai Kantor Satuan Polisi

Pamong Praja Kabupaten Donggala yaitu:

Y = 0,043+ 0,245 X1 + 0,282 X2 + 0,399 X3

Hasil pengujian di atas menunjukkan, di mana nilai konstanta 0,043 yang

berarti bahwa kinerja pegawai Kantor Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten

Donggala sebelum adanya variabel independen adalah sebesar 0,043.

Selanjutnya koefisien regresi variabel kerjasama tim (X1) sebesar 0,245

memberikan arti terdapat pengaruh positif antara kerjasama tim dengan kinerja

pegawai artinya jika terjadi kerjasama tim yang baik maka kinerja pegawai akan

mengalami peningkatan. Koefesien regresi veriabel motivasi kerja (X2) dengan

koefisien regresi sebesar 0,282 memberikan arti terdapat pengaruh positif antara

motivasi kerja dengan kinerja pegawai artinya memberikan arti jika pegawai

memiliki motivasi kerja yang tinggi maka kinerja pegawai akan meningkat.

Koefesien regresi veriabel komunikasi (X3) dengan koefisien regresi sebesar 0,399

memberikan arti terdapat pengaruh positif antara komunikasi dengan kinerja pegawai

artinya jika komunikasi di kantor berjalan dengan baik maka kinerja pegawai akan

meningkat.

Multiple atau koefisien korelasi (R) adalah hubungan antara ketiga variabel

bebas kerjasama tim, motivasi kerja dan komunikasi terhadap kinerja pegawai Kantor
72

Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Donggala sebesar 0,741 artinya hubungan

variabel bebas (independen) terhadap variabel terikat (dependen) adalah kuat.

R Square atau koefisien determinasi (R 2) adalah melihat pengaruh antara

variabel kerjasama tim, motivasi kerja dan komunikasi terhadap kinerja pegawai

Kantor Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Donggala sebesar 0,549 atau 54,9%

artinya pengaruh variabel bebas (independen) terhadap variabel terikat (dependen)

sebesar 54,9% sedangkan sisanya 45,1% adalah pengaruh variabel lain yang tidak

diteliti dalam penelitian ini.

4.4. Pembuktian Hipotesis

a. Pembuktian Hipotesis Pertama

Hipotesis pertama yaitu pengaruh kerjasama tim, motivasi kerja dan

komunikasi berpengaruh secara serempak terhadap kinerja pegawai Kantor Satuan

Polisi Pamong Praja Kabupaten Donggala. Pembuktian hipotesis pertama

mengguanakan uji Fsig. Nilai signifikansi 0,000 < α 0,05. Maka terbukti ketiga

variabel bebas yaitu kerjasama tim, motivasi kerja dan komunikasi berpengaruh

secara serempak terhadap kinerja pegawai Kantor Satuan Polisi Pamong Praja

Kabupaten Donggala. Hal ini menunjukkan hipotesis pertama terbukti dan dapat

diterima.

b. Pembuktian Hipotesis Kedua

Hipotesis kedua yaitu untuk mengetahui apakah variabel kerjasama tim

berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai Kantor Satuan Polisi Pamong Praja

Kabupaten Donggala.
73

Tabel 4.10. di atas terbukti besarnya probabilitas signifikansi variabel

kerjasama tim (X1) adalah 0,046 < taraf signifikan yang diisyaratkan α 0,05. Dengan

demikian bahwa secara statistik variabel kerjasama tim dalam penelitian ini

berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai Kantor Satuan Polisi Pamong Praja

Kabupaten Donggala. Hal ini menunjukkan hipotesis kedua terbukti dan dapat

diterima.

c. Pembuktian Hipotesis Ketiga

Hipotesis ketiga yaitu untuk mengetahui apakah variabel motivasi kerja

berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai Kantor Satuan Polisi Pamong Praja

Kabupaten Donggala.

Tabel 4.10 di atas terbukti besarnya probabilitas signifikansi variabel motivasi

kerja (X2) adalah 0,034 < taraf signifikan yang diisyaratkan α 0,05. Dengan demikian

bahwa secara statistik variabel motivasi kerja dalam penelitian ini memiliki pengaruh

signifikan terhadap kinerja pegawai Kantor Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten

Donggala. Hal ini menunjukkan hipotesis ketiga terbukti dan dapat diterima.

d. Pembuktian Hipotesis Keempat

Hipotesis keempat yaitu untuk mengetahui apakah variabel komunikasi

berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai Kantor Satuan Polisi Pamong Praja

Kabupaten Donggala.

Tabel 4.10 di atas terbukti besarnya probabilitas signifikansi variabel

komunikasi (X3) adalah 0,002 < taraf signifikan yang diisyaratkan α 0,05. Dengan

demikian bahwa secara statistik variabel komunikasi dalam penelitian ini


74

berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai Kantor Satuan Polisi Pamong Praja

Kabupaten Donggala. Hal ini menunjukkan hipotesis keempat terbukti dan dapat

diterima.

4.5. Pembahasan

Hasil pembuktian hipotesis dalam penelitian ini pengaruh kerjasama tim,

motivasi kerja dan komunikasi berpengaruh secara serempak terhadap kinerja

pegawai Kantor Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Donggala. memberikan

pembuktian bahwa ketiga variabel independen yaitu kerjasama tim, motivasi kerja

dan komunikasi berpengaruh secara serempak terhadap kinerja pegawai Kantor

Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Donggala. Dengan demikian dinyatakan

bahwa hipotesis mengenai pengaruh kerjasama tim, motivasi kerja dan komunikasi

berpengaruh secara serempak terhadap kinerja pegawai Kantor Satuan Polisi Pamong

Praja Kabupaten Donggala dapat diterima.

4.5.1. Kerjasama Tim Terhadap Kinerja Pegawai Kantor Satuan Polisi


Pamong Praja Kabupaten Donggala

Kerjasama tim yang solid untuk bisa melengkapi proses pencapaian tujuannya

serta pekerjaan akan terkontrol sesuai arahan pimpinan. Pekerjaan pada intansi

pemerintah tidak akan terlaksana dengan baik jika pegawai tidak bekerja sama secara

selaras dan mematuhi arahan pimpinan agar terhindar dari resiko kesalahan kerja

yang tidak diinginkan. Kerjasama tim merupakan kelompok yang usaha

individualnya menghasilkan kinerja lebih tinggi dari pada jumlah masukan

individual. Tim kerja menghasilkan sinergi positif melalui usaha yang terkoordinasi.
75

Hal ini memiliki pengertian bahwa kinerja yang dicapai oleh sebuah tim lebih baik

daripada kinerja per individu di suatu organisasi ataupun instansi pemerintah.

Walaupun begitu, kerja sama tim juga harus efektif agar memberikan kontribusi yang

baik bagi kinerja pegawai.

Hasil penelitian ini memberikan dukungan terhadap penelitian yang dilakukan

oleh Eva Silvani 2017 hasil penelitian menujukkan bahwa variabel kerjasama tim

memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai.

4.5.2. Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Kantor Satuan Polisi Pamong
Praja Kabupaten Donggala

Pegawai harus memiliki motivasi kerja yang tinggi sebab jika pegawai

memiliki keinginan secara ikhlas untuk bekerja maka setiap pekerjaan akan

terselesaikan sesuai waktu kerja yang telah ditentukan. Motivasi inilah yang

menentukan perilaku pegawai untuk bekerja atau dengan kata lain perilaku

merupakan cerminan yang paling sederhana dari motivasi. Motivasi berarti sesuatu

hal yang menimbulkan dorongan atau keadaan yang menimbulkan dorongan. Jadi

motivasi dapat pula diartikan faktor yang mendorong orang untuk bertindak dengan

cara tertentu maka secara tidak langsung motivasi kerja pegawai dapat memacu

kinerja pegawai dan pastinya jika pegawai memiliki motivasi kerja yang tinggi maka

setiap pekerjaan akan terselesaikan secara efektif dan efisien.

Hasil penelitian ini juga memberikan dukungan terhadap penelitian yang

dilakukan oleh Eva Silvani 2017 hal ini menujukkan bahwa motivasi kerja

berpengaruh terhadap kinerja pegawai. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang
76

dilakukan oleh Nuraeni 2022 hasil penelitian menujukkan bahwa variabel motivasi

kerja memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai.

4.5.3. Komunikasi Terhadap Kinerja Pegawai Kantor Satuan Polisi Pamong


Praja Kabupaten Donggala

Komunikasi merupakan salah satu hal yang penting bagi manusia, dengan

kata lain kualitas hidup manusia juga di tentukan oleh pola komunikasi yang

dilakukannya. Komunikasi juga merupakan hal yang sangat penting dalam sebuah

organisasi, manfaat dari komunikasi dalam organisasi adalah dapat mengetahui

permasalahan yang mungkin menyebabkan tergangunya kinerja. Komunikasi dalam

suatu pekerjaan dapat dianalisis dari tiga tingkatan yaitu komunikasi individu,

komunikasi dalam kelompok dan komunikasi keorganisasian. Hal ini berarti bahwa

semua sumber daya manusia dituntut untuk menjadi orang yang komunikatif yang

harus memiliki banyak informasi untuk disampaikan kepada orang lain. Dengan

adanya hubungan komunikasi dalam suatu organisasi tentu akan meningkatkan

kinerja pegawai.

Hasil penelitian ini juga memberikan dukungan terhadap penelitian yang

dilakukan oleh Iis Hanifah 2020 hal ini menujukkan bahwa komunikasi berpengaruh

terhadap kinerja pegawai. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Nuraeni 2022 hasil penelitian menujukkan bahwa variabel komunikasi memiliki

pengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai.

You might also like