Professional Documents
Culture Documents
Bab IV
Bab IV
BAB IV
Analisis Deskriptif dalam penelitian ini merupakan uraian atau penjelasan dari
hasil pengumpulan data primer berupa koesioner yang telah di isi oleh responden
penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai Kantor Satuan Polisi
Tabel 4.1
Karakteristik Responden Menurut Jenis Kelamin
Tabel 4.2
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Berdasarkan Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa yang menjadi responden dalam
penelitian ini yang berusia < 20 tahun sebanyak tidak responden, yang berusia
berusia 51-60 tahun 2 responden. Hal ini menunjukkan bahwa pada umumnya
Tabel 4.3.
Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Berdasarkan Tabel 4.4. dapat dilihat bahwa yang menjadi responden dalam
Tabel 4.4.
Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja.
Berdasarkan Tabel 4.4. di atas dapat dilihat bahwa yang menjadi responden
dalam penelitian ini yang lama bekerja 1-5 tahun sebanyak 8 responden, sedangkan
lama bekerja 6-10 tahun sebanyak 14 responden, yang lama bekerja 11-15 tahun
sebanyak 22 responden, yang lama bekerja 15-20 tahun sebanyak 3 responden dan
yang lama bekerja 20 tahun ke atas sebanyak tidak ada responden. Hal ini
motivasi kerja dan komunikasi terhadap kinerja pegawai Kantor Satuan Polisi
Tabel 4.5
Tanggapan Responden Terhadap Variabel Kerjasama Tim
Jawaban Responden Total
Pernyataan STS TS RR S SS n Skor Mean
f % f % f % f % f %
Saya bekerja sama dengan
teman kerja saat 0 0 0 0 4 8 24 51 19 40 47 203
4,32
melaksanakan tugas dari
pimpinan
Pimpinan selalu
memerintahkan pegawai 0 0 0 0 1 2 34 72 12 25 47 199
4,23
saat bekerja harus saling
bekerjasama
Pemimpinan memberikan
kepercayaan kepada 0 0 0 0 1 2 26 55 20 42 47 207
bawahannya saat 4,40
melaksanakan tugas
dilapangan
Saya selalu menjaga 0 0 0 0 0 0 33 70 14 30 47 202
4,30
kekompokan saat bekerja
Setiap pegawai memiliki
ikatan emosional yang 0 0 0 0 0 0 37 79 10 21 47 198
tingggi sehingga bekerja 4,21
selalu saling menbantu
sesama pegawai
Sumber: Data primer diolah
kategori sangat baik. Hal ini menunjukkan bahwa pimpinan mampu memberikan
menempatkan pegawai sesuai keahlian dan kemampuanya tentunya hal ini akan dapat
meningkatkan kinerja pegawai serta pekerjaan akan terselesaikan sesuai waktu yang
ditentukan pimpinan. Nilai mean yang terendah pada pernyataan setiap pegawai
63
memiliki ikatan emosional yang tingggi sehingga bekerja selalu saling menbantu
sesama pegawai sebesar 4,21 kategori tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa setiap
program kerja yang dilakukan sehingga setiap tugas kerja dapat terselesaikan dengan
optimal.
Tabel 4.6.
Tanggapan Responden Terhadap Variabel Motivasi Kerja
Jawaban Responden Total
Pernyataan STS TS RR S SS n Skor Mean
f % f % F % f % f %
Saya memperoleh gaji yang 0 0 0 0 2 4 36 76 9 19 47 195
4,15
layak
Saya memperoleh insentif 0 0 0 0 2 4 32 68 13 28 47 199
4,23
tambahan jika bekerja lembur
Saya selalu melaksanakan 0 0 0 0 2 4 30 64 15 32 47 201
4,28
pekerjaan dengan sepenuh hati
Saya selalu terlibat dalam
setiap tugas kerja yang 0 0 0 0 3 6 27 57 17 36 47 202 4,30
diberikan pimpinan
Pimpinan mampu
menempatkan pegawai sesuai 0 0 0 0 1 2 35 74 11 23 47 198 4,21
bidang kerjanya
Sumber : Data primer diolah
responden yang tertinggi pada pernyataan pegawai selalu terlibat dalam setiap tugas
kerja yang diberikan pimpinan sebesar 4,30 kategori sangat tinggi. Hal ini
menunjukkan bahwa setiap pegawai mau terlibat aktif dalam setiap tugas kerja yang
diberikan pimpinan artinya pegawai memiliki motivasi kerja yang tinggi sehingga
dapat meningkatkan kinerjanya. Nilai mean yang terendah pada pernyataan pegawai
memperoleh gaji yang layak sebesar 4,15 kategori tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa
64
pegawai telah bekerja dengan baik dan memperoleh pendapatan sesuai bidang
Tabel 4.7.
Tanggapan Responden Terhadap Variabel Komunikasi
Jawaban Responden Total
Pernyataan STS TS RR S SS n Skor Mean
f % f % F % f % f %
Pegawai secara terbuka
menyampaikan informasi yang 0 0 0 0 2 4 31 66 14 30 47 200 4,26
dibutukan masyarakat
Pegawai selalu mendapatkan
informasi kerja sebelum 0 0 0 0 4 8 32 68 11 23 47 195 4,15
melaksanakan tugasnya
Pegawai memperoleh
informasi kerja efektif 0 0 0 0 1 2 31 66 15 32 47 202
4,30
sehingga dapat mudah
melaksanakan tugas kerjanya
Pegawai bekerja sesuai arahan 0 0 0 0 4 8 30 64 13 28 47 197
4,19
pimpinan
Pegawai patuh pada perintah 0 0 0 0 0 0 37 79 10 21 47 198
4,21
atasannya
Sumber : Data primer diolah
efektif sehingga dapat mudah melaksanakan tugas kerjanya sebesar 4,30 kategori
sangat tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa pegawai bekerja sesuai arahan pimpinan
dengan baik. Nilai mean yang terendah pada pertanyaan pegawai selalu mendapatkan
informasi kerja sebelum melaksanakan tugasnya sebesar 4,15 kategori tinggi. Hal ini
pimpinan serta berusaha menyelesaikan pekerjaan sesuai waktu yang ditentukan demi
Tabel 4.8.
Tanggapan Responden Terhadap Variabel Kinerja
Jawaban Responden Total
Pernyataan STS TS RR S SS n Skor Mean
f % f % f % f % f %
Pegawai merasa senang jika
memperoleh tugas kerja 0 0 0 0 0 0 27 57 20 42 47 204 4,34
tambahan dari pimpinan
Pegawai menjaga kualitas
kerja agar sesuai tujuan 0 0 0 0 4 8 28 60 15 32 47 199 4,23
kerja yang direncanakan
Pegawai menyelesaikan
tugas sesuai waktu kerja 0 0 0 0 2 4 22 47 23 49 47 209 4,45
yang ditentukan
Pegawai datang kekantor 0 0 0 0 3 6 22 47 22 47 47 207
4,40
tepat waktu
Setiap pegawai menjalin
kerjasama saat 0 0 0 0 0 0 34 72 13 28 47 201
4,28
menyelesaikan tugas kerja
dari pimpinan
Sumber : Data primer diolah
responden yang tertinggi pada pernyataan pegawai menyelesaikan tugas sesuai waktu
kerja yang ditentukan dengan baik sebesar 4,45 kategori sangat tinggi. Hal ini
menunjukkan bahwa setiap pegawai mampu bekerja dengan baik dan menyelesaikan
pekerjaan sesuai waktu yang ditentukan serta pegawai bekerja ditunjang oleh fasilitas
yang mampu membantu proses kerja lebih cepat dan tepat. Nilai mean yang terendah
pada pernyataan pegawai menjaga kualitas kerja agar sesuai tujuan kerja yang
direncanakan sebesar 4,23 kategori tinggi. Hal ini menunjukkan setiap pegawai sudah
66
menunjukan sikap kerja yang bertangungjawab dan menjaga kulitas kerjanya sesuai
tepat waktu.
Sebelum melakukan analisis regresi, agar perkiraan menjadi tidak bias, maka
a. Uji Normalitas
Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data
dilakukan dengan analisis gambar dilihat dari titik-titik yang menyebar disekitar
garis diagonal yakni distribusi data dengan bentuk lonceng dan distribusi data
1. Jilka data tersebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
2. Jika menyebar jauh dari diagonal maka model regresi tidak memenuhi
asumsi normalitas.
Dengan bantuan program statistik SPSS 16 hasil Uji Normalitas, data dapat
dilihat pada titik sebaran data yang dihasilkan dalam penelitian ini, sehingga
dapat disimpulkan bahwa data dalam penelitian ini adalah data normal atau
telah disebutkan di atas. Adapun hasil dari uji normalitas dapat di lihat pada
Hasil uji normalitas pada gambar 4.1. di atas menunjukan bahwa titik-titik
instrument penelitian ini layak untuk dilakukan atau dengan kata lain
b. Uji Heteroskedastisitas
Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi Heteroskedastisitas. Untuk
gambar suatu model regresi diangap tidak terjadi Heteroskedastisitas jika titik-
titik menyebar secara acak dan tidak membentuk suatu pola tertentu yang jelas
Gambar 4.2 memperlihatkan titik-titik menyebar secara acak dan tidak suatu
pola tertentu yang jelas serta baik di atas maupun di bawah angka nol pada
sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi Heteroskedastisitas pada model regresi,
c. Uji Multikolinearitas
antara beberapa atau semua variabel yang menjelaskan dari model regresi.
nilai tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor). Kedua ukuran ini
Nilai yang dipakai untuk Tolerance > 0,1 dan VIF <10, maka tidak terjadi
Multikolinieritas.
70
Tabel 4.9.
Uji Multikolinieritas
No Variabel Collinearity Statistik
Tolerance VIF
1 Kerjasama Tim .740 1.351
2 Motivasi Kerja .636 1.573
3 Komunikasi .733 1.364
Sumber: Data primer diolah
Tabel 4.9. memperlihatkan semua nilai variabel independen untuk tolerance >
0,1 dan VIF < 10, hal ini berarti tidak terjadi multikolinieritas.
terhadap kinerja pegawai Kantor Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Donggala
Tabel 4.10.
Hasil Pengujian Regresi Linear Berganda
No Faktor Terikat = Kinerja (Y)
Variabel Standardized Std. Error t-hit Sig.t
Coefficients
(Beta)
(Constant) .043 .609 .070 .944
1 Kerjasama Tim (X1) .245 .130 2.055 .046
2 Motivasi Kerja (X2) .282 .155 2.196 .034
3 Komunikasi (X3) .399 .122 3.339 .002
n = 47
Konstanta = 0.043
Koefesien Korelasi (R) = 0.741
Koefisien Determinasi (R2) = 0.549
F-Statistik = 17.470
Sig.F = 0,000
Sumber: Lampiran
71
maka dapat disusun persamaan regresi berganda dari pengaruh kerjasama tim,
motivasi kerja dan komunikasi terhadap kinerja pegawai Kantor Satuan Polisi
berarti bahwa kinerja pegawai Kantor Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten
memberikan arti terdapat pengaruh positif antara kerjasama tim dengan kinerja
pegawai artinya jika terjadi kerjasama tim yang baik maka kinerja pegawai akan
koefisien regresi sebesar 0,282 memberikan arti terdapat pengaruh positif antara
motivasi kerja dengan kinerja pegawai artinya memberikan arti jika pegawai
memiliki motivasi kerja yang tinggi maka kinerja pegawai akan meningkat.
Koefesien regresi veriabel komunikasi (X3) dengan koefisien regresi sebesar 0,399
memberikan arti terdapat pengaruh positif antara komunikasi dengan kinerja pegawai
artinya jika komunikasi di kantor berjalan dengan baik maka kinerja pegawai akan
meningkat.
Multiple atau koefisien korelasi (R) adalah hubungan antara ketiga variabel
bebas kerjasama tim, motivasi kerja dan komunikasi terhadap kinerja pegawai Kantor
72
Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Donggala sebesar 0,741 artinya hubungan
variabel kerjasama tim, motivasi kerja dan komunikasi terhadap kinerja pegawai
Kantor Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Donggala sebesar 0,549 atau 54,9%
sebesar 54,9% sedangkan sisanya 45,1% adalah pengaruh variabel lain yang tidak
mengguanakan uji Fsig. Nilai signifikansi 0,000 < α 0,05. Maka terbukti ketiga
variabel bebas yaitu kerjasama tim, motivasi kerja dan komunikasi berpengaruh
secara serempak terhadap kinerja pegawai Kantor Satuan Polisi Pamong Praja
Kabupaten Donggala. Hal ini menunjukkan hipotesis pertama terbukti dan dapat
diterima.
berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai Kantor Satuan Polisi Pamong Praja
Kabupaten Donggala.
73
kerjasama tim (X1) adalah 0,046 < taraf signifikan yang diisyaratkan α 0,05. Dengan
demikian bahwa secara statistik variabel kerjasama tim dalam penelitian ini
berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai Kantor Satuan Polisi Pamong Praja
Kabupaten Donggala. Hal ini menunjukkan hipotesis kedua terbukti dan dapat
diterima.
berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai Kantor Satuan Polisi Pamong Praja
Kabupaten Donggala.
kerja (X2) adalah 0,034 < taraf signifikan yang diisyaratkan α 0,05. Dengan demikian
bahwa secara statistik variabel motivasi kerja dalam penelitian ini memiliki pengaruh
signifikan terhadap kinerja pegawai Kantor Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten
Donggala. Hal ini menunjukkan hipotesis ketiga terbukti dan dapat diterima.
berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai Kantor Satuan Polisi Pamong Praja
Kabupaten Donggala.
komunikasi (X3) adalah 0,002 < taraf signifikan yang diisyaratkan α 0,05. Dengan
berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai Kantor Satuan Polisi Pamong Praja
Kabupaten Donggala. Hal ini menunjukkan hipotesis keempat terbukti dan dapat
diterima.
4.5. Pembahasan
pembuktian bahwa ketiga variabel independen yaitu kerjasama tim, motivasi kerja
bahwa hipotesis mengenai pengaruh kerjasama tim, motivasi kerja dan komunikasi
berpengaruh secara serempak terhadap kinerja pegawai Kantor Satuan Polisi Pamong
Kerjasama tim yang solid untuk bisa melengkapi proses pencapaian tujuannya
serta pekerjaan akan terkontrol sesuai arahan pimpinan. Pekerjaan pada intansi
pemerintah tidak akan terlaksana dengan baik jika pegawai tidak bekerja sama secara
selaras dan mematuhi arahan pimpinan agar terhindar dari resiko kesalahan kerja
individual. Tim kerja menghasilkan sinergi positif melalui usaha yang terkoordinasi.
75
Hal ini memiliki pengertian bahwa kinerja yang dicapai oleh sebuah tim lebih baik
Walaupun begitu, kerja sama tim juga harus efektif agar memberikan kontribusi yang
oleh Eva Silvani 2017 hasil penelitian menujukkan bahwa variabel kerjasama tim
4.5.2. Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Kantor Satuan Polisi Pamong
Praja Kabupaten Donggala
Pegawai harus memiliki motivasi kerja yang tinggi sebab jika pegawai
memiliki keinginan secara ikhlas untuk bekerja maka setiap pekerjaan akan
terselesaikan sesuai waktu kerja yang telah ditentukan. Motivasi inilah yang
menentukan perilaku pegawai untuk bekerja atau dengan kata lain perilaku
merupakan cerminan yang paling sederhana dari motivasi. Motivasi berarti sesuatu
hal yang menimbulkan dorongan atau keadaan yang menimbulkan dorongan. Jadi
motivasi dapat pula diartikan faktor yang mendorong orang untuk bertindak dengan
cara tertentu maka secara tidak langsung motivasi kerja pegawai dapat memacu
kinerja pegawai dan pastinya jika pegawai memiliki motivasi kerja yang tinggi maka
dilakukan oleh Eva Silvani 2017 hal ini menujukkan bahwa motivasi kerja
berpengaruh terhadap kinerja pegawai. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang
76
dilakukan oleh Nuraeni 2022 hasil penelitian menujukkan bahwa variabel motivasi
Komunikasi merupakan salah satu hal yang penting bagi manusia, dengan
kata lain kualitas hidup manusia juga di tentukan oleh pola komunikasi yang
dilakukannya. Komunikasi juga merupakan hal yang sangat penting dalam sebuah
suatu pekerjaan dapat dianalisis dari tiga tingkatan yaitu komunikasi individu,
komunikasi dalam kelompok dan komunikasi keorganisasian. Hal ini berarti bahwa
semua sumber daya manusia dituntut untuk menjadi orang yang komunikatif yang
harus memiliki banyak informasi untuk disampaikan kepada orang lain. Dengan
kinerja pegawai.
dilakukan oleh Iis Hanifah 2020 hal ini menujukkan bahwa komunikasi berpengaruh
terhadap kinerja pegawai. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh