Professional Documents
Culture Documents
6 +Ferry+Saputra
6 +Ferry+Saputra
Abstract
The most well-known schools of Arabic linguistics are the Kufa school and the Basra school, both
of which are the founders of Nahwu scholarship. In the book al-inshaf fii masail al-khilaf baina an-
nahwiyiin: al-Bashriyin, al-Kufiyin. From Sheikh al-Imam kamal ad-din Abi al-Barkaat
'abdurrahman bin Muhammad Abi Sa'id al-An-Bariy. There was a debate between al-awamil and
at-tarakib. Methods This research uses library research by reading, studying, translating and
selecting topics of discussion in this research. The data obtained will be described in this article.
97
98 Perdebatan antara Al-‘Awamil dan At-Tarakib…
Sedangkan orang-orang Bashrah berpendapat bahwa penyebab setiap makna
berpendapat bahwa rafaknya karena ibtida’, dalam sebuah kata adalah pembicara dan
karena itu penulis akan mencoba membahas pencipta tanda-tanda (I'rabnya). Tapi kemudian
masalah ini dengan topik “perdebatan antara al- kata tanda dengan sifat I'rab dipindahkan ke
‘awamil dan at-tarakib di dalam kitab Al- kata sebagai media tempat tinggalnya. Dengan
Inshaf”. demikian predikat 'amil dalam mutakalim
Menurut Tamam Hasan (Tamam Hasan, (orang) berpindah ke kata (bahasa).
1991) dalam bukunya bahwa aliran kufah Dan teori Ibnu Madha tidak digunakan dan
cendrung menggunakan metode Riwayah dalam tidak ada yang melihat teori tersebut, sedangkan
memberi hukum pada kajian An-nahwu, daerah kejeniusan pemikirannya diakui hingga
kufah dulunya banyak didomisili oleh sahabat datangnya era modern. Kemudian mereka yang
nabi, para pakar nahwu/an-nahwiyiin. Dan menghidupkan kembali pemikiran Ibn Madha
mereka merupakan pakar qiraah. Tidak salah muncul kembali. Setelah itu, mengikuti kata-
mereka berpendapat penggunaan riwayah lebih katanya dan dibimbing oleh mereka, beberapa
penting dari pada paham falsafi. Muhaddisin meramaikan pemikiran Ibn Madha,
Pendapat Ulama Klasik dan Modern seperti Ibrahim Mustafa dan Tamam Hasan.
tentang permasalahan" ‘Amil". METODE PENELITIAN
Pada periode klasik Imam Khalil Ahmad al- Penelitian ini menggunakan penelitian
Farahidi dan muridnya Sibawaih sebagai pustaka dengan menggunakan metode deskriptif
pencetus ilmu Nahwu. Mereka mengembangkan kualitatif. Dalam hal ini mengkaji tentang
teori 'amil sebagai interpretasi fenomena i'rab perdebatan al -awamil dan at-tarakib dalam
dalam kaedah bahasa Arab. Pada periode kitab al-Inshaf fii masail al-khilafi baina an-
berikutnya, teori ‘Amil Khalil dikembangkan Nahwiyiin: al-Bashriyy dan al-Kuffiyyin.
oleh para ulama Nahwu dan digunakan sebagai Karangan Syaikh al- Imam kamaluddin Aby al-
teori "mutlak" untuk studi Nahwu, seperti Barkat ‘Abdurrahman bin Muhammad Aby
halnya Ibnu Malik dan Ibn Ajurum. Dan pada Sa’id, Al-Anbary lahir 513H- wafat pada tahun
awal abad ke-11 M, seorang ulama Nahwu 577H.
bernama Abdul Qahir Al-Jurjani menyusun HASIL DAN PEMBAHASAN
sebuah buku yang diberi judul Awamil al- Dalam buku Al-Inshaf (Anbari, 1964)
Jurjani, yang secara khusus membahas tentang karangan Abi Barakaat al- Anbariy tahun Wafat
'Amil. tahun 577 H. menjelaskan perdebatan mengenai
Sebuah pemikiran yang dianggap superior permasalahan tentang permasalahan kajian
di bidangnya tidak akan mudah diterima oleh Nahwu menurut mazhab kufah dan mazhab
orang-orang yang lahir setelah mereka. Oleh Basrah. Di dalam kitab al-Inshaf terdapat ada
karena itu dengan teori 'Amil, tidak semua 121 permasalahan. Dari permasalahan tersebut
ulama Nahwu menerima pemikiran para terdapat 48 perdebatan yang mengkaji tentang
pendahulunya. Di antara ulama yang menolak Amil dan tarkib. dilihat berikut ini:
teori 'Amil adalah Ibnu Jinni (330-392 H),
seorang ulama besar Nahwu setelah Sibawaih 1. Pada kode 4 tentang Apakah boleh isim
(Jinni, n.d.). Dia berpendapat bahwa sebenarnya ‘alam yang muannas dengan ta’ menjadi
mutakallim (pembicara) sendiri yang bertanda jamak muzakkar salim1?
mengucapkan, mengatur, mengajar dan menurut aliran Kufah Boleh. bahwasanya isim
mengucapkan kata-kata. yang berakhiran Ta at-taknis yang bernama
Pendapat Ibn Jinni ini kemudian disusul laki-laki boleh dijamak dengan waw dan nun
oleh Ibn Madha al-Qurtubi, seorang ulama contoh :
Nahwu dari Andalusia. Bahkan beliau
menambahkan bahwa 'amil untuk i'rab semua َط ْل ُح ْون
َ menjadi ٌط ْل َحة
َ
perkataan adalah Allah swt karena pada Sedangkan menurut aliran Bashrah Tidak boleh.
dasarnya semua perbuatan manusia adalah Karena tidak mungkin satu isim memiliki dua
ciptaan Allah swt (MADHA, 1979).
Di kalangan ulama Nahwu ada yang
berkompromi, termasuk al-Rahi. Dia 1
Masalah ini terangkat saat membahas jamak
mudzkar salim.
2. Pada kode 6 tentang Merafakkan isim yang Pendapat Aliran Kufah tentang ‘amil yang
terletak sesudah zarf. Apakah Zarf menashabkan maf’ul yaitu Fi’il dan fa’il yang
merafakkan isim setelahnya2? menasabkan maf’ul contoh : ظننت زيدا قائماKata
زيدNasb oleh تsedangkan قائماnasab oleh
Menurut aliran Kufah apabila isim terletak ظن. Aliran Bashrah berpendapat bahwasanya
setelah zarf dalam kalimat. Mereka menamakan Fi’il saja yang beramal terhadap fail dan maful.
zarf keterangan dan ada juga yang Karena maful itu biasanya berada setelah fi’il
menamakannya dengan sifat. contoh: dan fail
ع َم ٌرو ِ َأ َ َما ُمكَ زَ ْيدٌ َوفِ ْي الد
َ ار 6. Pada kode 12 perbedaan pendapat tentang
yang menasabkan isim masygul6?
Aliran Bashrah berpendapat bahwasanya
zarf tidak merafa’kan isim apabila terletak Menurut aliran kufah Seperti kalimat زيدا
sesudahnya. Rafaknya karena ibtidak saja. ضربتهkata زيداitu nasab akibat fi’il yang
Tidak mungkin zarf keluar dari fungsinya. Zaraf bekerja pada الهاءMenurut aliran Bashrah Kata
tidak beramal apa-apa. زيداMansub dengan fi’il yang ditakdirkan
sebelumnya yakniضربت زيدا ضربته
3. Pada kode 9 yaitu Mendahulukan
khabar dari mubtada’3? 7. pada kode 13 ‘Amil yang paling utama
beramal terhadap tanazu’7?
Aliran kufah berpendapat Tidak boleh,
khabar mendahului mubtada. baik khabarnya Menurut Aliran Kufah Keduanya fi’il
itu berbentuk tunggal maupun jumlah/kalimat beramal bahkan yang paling utama beramal itu
contoh: ٌ قَائِ ٌم زَ ْيدSebenarnya pada kata قائمitu adalah fi’il yang pertama contoh: اكرمني وأكرمت
terdapat dhamir pengganti زيد. Sedangkan زيدا وأكرمت وأكرمني زيدalasannya adalah an-naqlu
menurut Aliran Bashrah membolehkan karena wa al- qiyas banyak contohnya dari syir-syir.
dalam perkataan bahasa arab sangat banyak Contoh syir Amr Qais :
ditemukan.
ّ فلو
قليل من المال،ولم أطلب،أن ما أسعى ﻻدنى معيشة كفانى
4. Di kode 10 tentang ‘amil terhadap isim
yang rafa’ setelah ? 4لوﻻ Menurut Aliran Bashrah Fi’il yang
paling utama beramal itu adalah fi’il yang
Aliran Kufah berpendapat kata لوﻻ kedua. Alasannya yaitu an-naqlu wa al-qiyas
merafakkan isim setelahnya contoh: لوﻻ زيد banyak contohnya di alam alqur’an. Salah satu
ﻷكرمتكKarena لوﻻdianggap sebagai pengganti contoh ayatnya:
fi’il, jika takdir fi’il itu di nyatakan dalam
penulisan akan menjadi ( 96 آتونر أفرغ عليه قطرا )الكهف
لو لم يمنعني زيد من إكرامك ﻷكرمتك 8. pada kode 17 didalam buku al-inshaf
Mendahulukan khabar مازالdan sandara-
Sedangkan Aliran Bashrah berpendapat Isim saudaranya.
setelah لوﻻrafa’ dengan sebab ibtida’. Karena
jika biasanya huruf yang bekerja terhadap isim Menurut Aliran Kufah Boleh, Alasannya
itu adalah huruf yang khusus masuk ke isim karena ia bukan menafikan fi’il. Sedangkan
saja. Sedangkan لوﻻada yang masuk ke fi’il Menurut Aliran bashrah Tidak boleh, Karena ما
seperti itu berfungsi untuk menafikan dan nafi itu
merupakan sumber kalimat sehingga
memfaedahkan suatu makna
2
Lihat pada masalah Mughny al-Labib Libni Hisyam
5
(Hal. 423 ) dan juga lihat di syuruh al-fiyah pada wuqu’ Syarah al-Mufashil (H 153) syarah al-Kafiyah(1/115)
6
al-khabar zharaf aw jar wa majrur. Al-Tashrih lilsyaikh khalid(1/350 bulaq)
3 7
Syrah Ibnu Ya’isy ala al-mufashal (h. 112) Tanazu’ dua kata kerja yang saling berebut yang
4
Hasyiyah al-shobany ala al-asymuny(1/207/dan 4/40) mempengaruhi fa’il.
Menurut aliran Kufah tidak boleh Semisal وإنك وبكرمنطلقان،إن زيدا وعمروقائمان
kalimat ما طعامك أكل إﻻ زيدSesungguhnya asal زيد Menurut aliran bashrah bahwa tidak boleh
adalah sebagai fa’il sedangkan fa’il disini ‘athafnya pada posisi ّ إنsebelum sempurna
mahzuf seperti ما أكل أحد طعامك إﻻ زيد. Menurut khabar dalam bentuk keadaan apapun. Dalil
aliran Bashrah Boleh mendahulukan ma’mul yang membolehkan pendapat aliran kufah yaitu
fi’il yang Maksur ‘alaihi karena زيدmarfu’ dalil Naqli dan Qiyas. Dalil Naqli sebagaimana
dengan fi’il sedangkan fi’il yang dapat firman Allah SWT:
ditashrifkan boleh didahului ma’mulnya.
ا ﱠِن الﱠ ِذيْنَ ٰا َمنُ ْوا َوالﱠ ِذيْنَ هَاد ُْوا َوالنﱠصٰ ٰرى َوال ﱠ
َصابِــيْن
13. Pada kode 22 tentang yang merafakkan
ّ
khabar setelah إن Bentuk alasannya yaitu ‘athaf pada
( َصابِــيْن ّ sebelum khabarnya
)ال ﱠterhadap harfu إن
Menurut aliran kufah mereka berpendapat sempurna sebagaimana Allah SWT telah
bahwa إن ّ dan saudranya tidak merafa’kan isim berfirman :
tetapi hanya menasabkan isim serupa amalan
fi’il. Dan khabar nya itu sudah rafa’ juga ٰ ْ َم ْن ٰا َمنَ بِا ﱣ ِ َوا ْليَ ْو ِم
اﻻخِ ِر
sebelum dimasuki إنcontoh : ِإنﱠ زَ ْيدًا قائمbegitu Dari segi Qiyas mereka berpendapat
pula dengan contoh-contoh yang lainnya.
bahwa kami sepakat membolehkan ‘athaf
Menurut aliran bashrah tidak boleh Tarkhim Menurut aliran kufah Lam pada kalimat لزيد
pada kata yang hanya tiga huruf. أفضل من عمروjawab qasam yang ditaqdirkan
dan taqdirnya وﷲ لزيد أفضل من عمرو, maka
27. Pada kode 50 tentang Mentarkhim ruba’i menyembunyikan qasam sudah diwakili oleh
yang huruf ke tiganya suku lam. Dalil terhadap Lam jawab qasam bukan
Menurut aliran kufah Menghazafkan huruf Lam Ibtida ini boleh mengikuti maf’ul yang
sukun dan membuang huruf setelahnya seperti: wajib nashab. Contoh ( )لطعامك زيدآكلwalau Lam
في قمطرmenjadi ياقمcontoh lain سبطرjadi يا سب. ini Lam ibtida’ tetapi wajib huruf sesudahnya
Menurut aliran bashrah bahwa mentarkhim marfu’, dan juga boleh mengikuti maf’ul wajib
ruba’i cukup dengan Menhazafkan huruf akhir nashab. Menurut aliran bashrah Lam itu ibtida’.
saja seperti: Dalilnya apabila Lam ibtida’ masuk ke manshub
dengan kata dzannatu atau jabat harus marfu’
(برﺛن )يابرث( جعفر )يا جعف contoh ()ظننت زيدا قائما
28. Pada kode 55 tentang apakah واوdan ّرب 31. Pada kode 60 tentang Fashal pada mudhaf
beramal menjarkan dan mudhaf ilaih
Menurut aliran kufah واوdan ّ ربberamil Menurut aliran kufah Boleh fashal antara
menjarkan isim nakirah dengan sendirinya. mudhaf dan mudhaf ilaih dengan tanpa zaraf
Menurut aliran Bashrah واوdan ّ ربtidak dan huruf khafad karena darurat sya’ir. Dalilnya
baramil yang menjarkan adalah ‘amil ّ ربyang sudah banyak digunakan dalam syir-syir arab.
ditakdirkan. Sebaliknya harfu waw adalah harfu Contoh:
‘athaf, harfu ‘athaf tidak beramil. Harfu ini
beramil jika ia khusus, padahal harfu ini tidak فزججتها بمزجة زج القلوص أبي مزاده
khusus. Oleh karena itu ia tidak beramil. Maka takdirnya ، ج أبي مزادة القلوص ّ ز. Fashal
29. Pada kode 57 Apakah huruf qasam beramal antara mudhaf dan mudhaif ilaih بالقلوصdan
secara mahzuf tanpa gantinya maf’ulnya tidak zaraf dan tidak huruf khafad.
Menurut aliran bashrah Tidak boleh fashal
Menurut aliran kufah Boleh khafad pada antara mudhaf dan mudhaf ilaihi dalilnya
qasam dengan menyembunyikan huruf khafad mudhaf dan mudhaf ilaih dalam satu bahasan
tanpa diganti dengan yang lain contoh ّآ لتفعلن dan tidak boleh dipisah antara keduanya. Boleh
boleh juga ّ ﷲ ﻷفعلنdengan menggunakan alif dipisah antara keduanya dengan zhoraf dan
maqshurah pada yang kata yang kedua, di huruf jar. Contoh syir
dikhafadkan dengan taqdir harfu khafad.
در اليوم من ﻻ مها لما رأت ساتيدما استعبرت
Menurut aliran bashrah Tidak boleh huruf
qasam beramal secara mahzuf tanpa gantinya Fashal antara mudhaf dan mudhaf ilahi dengan
kecuali dengan ada pengganti seperti alif zharof. Karena taqdir در اليوم من ﻻ مها.
istifham. Dalil terhadap pendapat ini bahwa 32. Pada kode 61 tentang Idhafah isim kepada
huruf jar tidak beramil dengan mahzuf. Apabila isim yang berkesesuaian makna?
beramil dengan mahzuf dibeberapa perkara jika
ada ‘iwad, sedangkan ‘iwad tidak ada. Apabila Menurut aliran kufah Boleh idhafah isim
dimasuki alif istifham dan Ha Tanbih pada kepada isim yang berkesesuaian makna jika
contoh ini ( )وها ﷲ مافعلت( )آ مافعلalif istifham berbeda lafaznya berbeda. Dalilnya yaitu sudah
Menurut aliran kufah Jawab syarat itu 46. Pada kode 113. Tentang Wazan fi’il
sudah ditetapkan majzum. Menurut aliran khumasi yang berulang huruf kedua dan
bashrah Ada yang berpendapat huruf syarat, ada yang ke tiganya
yang berpendapat huruf syarat dan fi’il syarat, Menurut aliran kufah tentang wazan fi’il
ada yang mengatakan huruf syarat beramal khumasi yang berulang huruf kedua dan ketiga
terhadap fi’il syarat dan fi’il syarat beramal pula
َ Atas wazan فَعَلﱠ َل. Dalil
contoh ص َمحْ َمح ودَ َم ْك َمك
terhadab jawab syarat menurut aliran kufah wazannya فَعَلﱠ َل. oleh
43. Pada kode 85 tentang ‘amil yang karena itu asli dari kata ( ص َم ْح َمح ودَ َم ْك َمك
َ ) yaitu
merafakkan isim marfu’ setelah in ( َص َم ﱠح ٌح ودَ َم ﱠكك
َ ) kecuali mereka memberatkan
syartiyyah. jamak tiga Haaat dan tiga Kaafat, dan
menjadikan haruf tengahnya Mim.
Menurut aliran kufah tentang merafa’kan
isim marfu’ dengan tidak mentakdirkan fi’il. Menurut aliran bashrah tentang wazan fi’il
Seperti: إن زيد أتاني آتهsesungguhnya ia marfu’ khumasi yang berulang huruf kedua dan ketiga
kembali pada fi’il tanpa ditakdirkan pada fi’il. pada wazan فَعَ ْلعَ َل. karena sudah jelas bahwa
Menurut aliran bashrah tentang merafa’kan isim ‘ain dan lam fi’ilnya itu berulang contoh ( ب َ ض ﱠر
َ
marfu’ setelah in syartiyyah. Menurut aliran ini )و َقت َلﱠpada wazan فعّلatau pengulangan pada lam
Rafa’ dengan mentakdirkan fi’il. Seperti: إن أتاني fi’ilnya (واصفر ّ )احمر
ّ pada wazan أفع ّل,
berulangnya ain dan lam fi’ilnya contoh