You are on page 1of 11

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)

Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346)


http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


TINDAKAN TIDAK AMAN (UNSAFE ACT) PADA PELAKU
SELFIE DIATAS GEDUNG BERTINGKAT JAKARTA

Fyka Ferziandhani*), Bina Kurniawan **), Ekawati ***)


*)Mahasiswa Peminatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja FKM UNDIP
**)Dosen Bagian Keselamatan dan Kesehatan Kerja FKM UNDIP
***)Dosen Bagian Keselamatan dan Kesehatan Kerja FKM UNDIP
e-mail : fyka.ferzi@gmail.com

ABSTRACT
Self-portrait (selfie) change into a phenomenal act in the present era. In the List
of selfie-related injuries and deaths, there are 23 people injured and died in 2015
and 9 people died up to March 2016. Most of the case caused by fall down while
taking selfies on high level building. Selfie on the height building usually have no
permission and not comply with the requirement of working at height. Those are
no suit with “Undang-Undang No 1 Tahun 1970” which mention everyone who
entered the workplace, are required to comply with all existing safety instructions.
Not obeying the rules that already exist, including the unsafe act. The purpose of
this study was determine the factors that influence unsafe act of selfie permormer
on high level buildings in Jakarta. This research used descriptive method with
qualitative approach. Three people participated in this research as key informants
and two others as informants triangulation. The result showed the informant was
having the right knowledge. However informant break the rules and trespass to
climb up to high level building without permission. Informant always try yo be
careful, they know what they are doing is dangerous, but they neglected it. The
entire informants have gadgets such as cameras and sosical media and they
have so many followers to support them and the informant’s friend to encourage
them to making selfies above high level buildings. Informants usually seek in
advance the condition of security on a building that will be climed. Role of the
building management is very needed in the regulatory process. Individual
behavior will change and follow the rules and instructions that apply.

Keywords : high building, selfie


Literature : 58, (1970-2016)

394
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

PENDAHULUAN satunya yaitu selfie pada keadaan atau


Pada era modern, terlihat tempat yang ekstrem.5
perkembangan teknologi yang semakin Kegiatan selfie ditempat atau
canggih. Kehadiran teknologi seperti keadaan ekstrem artinya melakukan foto
camera DSLR, Action Cam, SmartPhone, pada atau kegiatan yang tidak pada
Iphone dan lainnya telah membawa biasanya dan dapat membahayakan
pengaruh kepada manusia sebagai keselamatan diri. Berita yang beredar
mahluk sosial untuk selalu mengabadikan didapatkan Remaja Rusia tewas usai
kegiatan yang dilakukan. Selfie selfie dari atas jembatan dengan
merupakan salah satu trend ketinggian 8,5 meter. Ia tergelincir jatuh
mengabadikan gambar dengan bentuk mengenai kabel listrik bertegangan 1500
1
potret diri sendiri. Kegiatan selfie dapat volt.6 Akibat selfie ditempat ketinggian
menggunakan dengan perangkat kamera juga telah terjadi dari seorang pemuda
baik dari smartphone ataupun kamera bernama Erri Yunanto, mahasiswa dari
DSLR dan Action Cam. Menurut hasil riset Universitas Atmajaya Yogayakarta
Google bersama lembaga survei Taylor terpeleset dan terjatuh ke dalam kawah
Nelson Sofres (TNS) yang diunggah Merapi saat berfoto-foto di atas puncak
dalam laman Consumer Barometer, Garuda, Gunung Merapi, Jawa Tengah.7
bahwa 43% dari total populasi Indonesia Pada tahun 2015, Telegraph
menggunakan smartphone yang artinya merilis bahwa jumlah kecelakaan akibat
2,3
juga mempunyai fitur kamera. selfie lebih tinggi, yaitu terdapat
Istilah selfie selalu berhubungan setidaknya 12 orang yang meninggal
dengan media sosial sebagai bentuk akibat selfie. Dalam List of selfie-related
aktualisasi agar dapat dilihat orang injuries and deaths terdapat 23 orang
banyak. Media sosial yang sering cidera dan meninggal akibat selfie tahun
digunakan dan menyediakan sarana untuk 2015. Sedangkan pada tahun 2016
mengunggah foto maupun video yaitu hingga bulan maret sudah tercatat 9 orang
Instagram. Penggunaan instagram di meninggal dengan kasus yang sama.
Indonesia telah mencapai 400juta Sebagian besar kematian diakibatkan
pengguna.4 Dengan adanya media sosial jatuh dari ketinggian pada saat selfie.
seperti instagram tersebut membuat Berikutnya yaitu selfie ketika sedang
semua orang dapat mengakses berbagai membawa kendaraan dan berujung
8
foto salah satunya bentuk foto selfie. tabrakan.
Terdapat banyak macam foto selfie, salah Terkait dengan selfie ekstrem dan
media sosial, di Indonesia pada saat ini

395
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

terdengar istilah Selfie Rooftop. Istilah keselamatan, helm keselamatan, dan


12
tersebut ramai dibicarakan dalam sepatu keselamatan. Terdapat dua hal
pemberitaan termasuk pada media sosial yang menjadi penyebab langsung
instagram. Selfie Rooftop merupakan kecelakaan kerja yaitu perilaku/ tindakan-
kegiatan selfie diatas gedung bertingkat/ tindakan yang tidak aman (unsafe action)
bangunan ketinggian. Pada tahun 2014 dan kondisi lingkungan yang tidak aman
seorang selfie diatas gedung bertingkat (unsafe condition). Menurut Suma’mur
Jakarta, ramai dibicarakan Dengan suatu faktor penyebab kecelakaan disebabkan
akun intagram yang dimilikinya, seorang oleh faktor tindakan-tindakan tidak aman
selfie diatas gedung bertingkat membawa (unsafe acts) 85% dan kondisi yang tidak
pengaruh warga Jakarta untuk ingin aman (unsafe condition) 15%.13 Selalu
melakukan hal yang sama.9 Berdasarkan terdapat resiko kegagalan (risk of failures)
The Global Tall Building Database of the pada setiap proses/ aktivitas pekerjaan.
CTBUH, terdapat 264 gedung bertingkat Pada saat kecelakaan kerja (work
di Jakarta.10 Gedung bertingkat adalah accident) terjadi, seberapapun kecilnya,
suatu sistem yang mempunyai lapis lantai akan mengakibatkan efek kerugian (loss).
11
lebih dari satu. Gedung dapat dikatakan Karena itu budaya berperilaku K3 sangat
tinggi jika tinggi bangunan lebih dari sama dibutuhkan untuk mencegah terjadinya
dengan 150m.10 Dikarenakan jumlah kecelakaan/ potensi kecelakaan.
gedung bertingkat di Jakarta yang banyak, Berdasarkan observasi awal
maka menjadi sebuah objek lokasi favorit diketahui bahwa, salah satu calon
bagi pelaku selfie diatas ketinggian. responden melakukan selfie diatas
Melakukan bekerja aktivitas diatas gedung bertingkat dengan tidak mematuhi
ketinggian 1,8 meter atau lebih syarat bekerja diketinggian. Pada
merupakan kegiatan yang beresiko tinggi. Undang-Undang No 1 Tahun 1970
Karena mempunyai resiko untuk jatuh. menyatakan semua orang yang memasuki
Untuk melakukan aktivitas bekerja di area tempat kerja, diwajibkan menaati
ketinggian, perlu adanya dokumen izin semua petunjuk keselamatan kerja yang
kerja. Izin kerja berfungsi sebagai ada. Oleh karena itu semua orang baik
tindakan pencegahan untuk meyakinkan pekerja atau pengunjung harus taat pada
bahwa pekerja tersebut dilakukan dengan aturan K3. Menurut salah satu pelaku
aman. Seperti metode dan kelengkapan selfie diatas gedung bertingkat,
keselamatan, dan tipe peralatan yang melakukan selfie tersebut tidak aman jika
biasa digunakan. Alat pelindung diri bagi tidak hati-hati dan tidak ada alat khusus
pekerja diketinggian adalah sabuk/ tali untuk melakukan selfie diatas gedung

396
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

bertingkat. Berdasarkan observasi awal Untuk menjalankan program


pada gedung x di Jakarta yang program K3 sesuai dengan standar dan
mempunyai ketinggian gedung ±106m peraturan yang berlaku, dibutuhkan
setara dengan lokasi gedung yang biasa keseimbangan perilaku yang baik oleh
dilakukan oleh pelaku selfie, angin yang setiap manusia. Kepatuhan terhadap
berada diatas ketinggian lebih kencang. keamanan yang diterapkan oleh
Seperti pada teori angin yang menyatakan perusahaan bertujuan terciptanya perilaku
bahwa semakin tinggi tempat, semakin yang aman dan pencapaian hasil yang
kencang pula angin yang bertiup, hal ini maksimal bagi perusahaaan dan pelaku.
disebabkan oleh pengaruh gaya gesekan Ada 3 (tiga) faktor yang dapat
yang menghambat laju udara. Semakin mempengaruhi perilaku tindakan tidak
tinggi suatu tempat, gaya gesekan ini aman pada pelaku selfie diatas gedung
14
semakin kecil. Di tempat paling atas bertingkat, yaitu faktor predisposisi
gedung bertingkat/ rooftop terdapat mesin (predisposing factor) faktor yang
pembuangan AC, dan alat kontrol listrik. mempermudah dan mendasari untuk
Sehingga mempunyai risiko tersetrum, terjadinya perilaku tertentu. Faktor
dan tersandung. Kemudian pada setiap pendukung (enabling factor) yaitu faktor
ujung rooftop gedung x tidak diberi yang memungkinkan untuk terjadinya
pengaman sehingga mempunyai risiko perilaku tertentu. Faktor pendorong
besar yaitu jatuh dari ketinggian. Untuk (reinforcing factor) yaitu faktor-faktor yang
mengakses tempat paling atas gedung mendorong atau memperkuat terjadinya
bertingkat/ rooftop tidak diperkenankan perilaku.17,18 Melihat keadaan tersebut
secara ilegal dan harus berada dalam maka peneliti tertarik untuk menganalisis
pengawasan. Untuk memenuhi standar faktor-faktor yang mempengaruhi tindakan
K3 sudah terdapat pada Peraturan tidak aman pada pelaku selfie diatas
Menteri Tenaga Kerja RI Nomor 9 Tahun gedung bertingkat Jakarta.
2016 tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja dalam Pekerjaan pada METODE PENELITIAN
15
Ketinggian. Selain itu, pada British Jenis penelitian yang digunakan
Broadcasting Corporaation (BBC) dalam penelitian ini adalah penelitian yang
Indonesia, di Negara lain Pemerintah bersifat deskriptif-kualitatif. Pengambilan
Rusia dan India sudah menciptakan sampel dalam penelitian ini menggunakan
wilayah “no-selfie zone” dan jika terlihat purposive sampling. Informan utama
sedang melakukan dikenakan hukuman dalam penelitian ini adalah tiga informan
denda hingga 1.200 rupee.16 yang memenuhi kebutuhan informasi yang

397
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

diperlukan peneliti yaitu orang yang kecepatan angin 16.5 km/jam.


pernah melakukan selfie diatas gedung Berdasarkan skala beaufort nilai < 19
bertingkat Jakarta minimal lima kali km/jam termasuk dalam kategori angin
berdasarkan tingkatan pada praktik19. lemah/ sepoi lembut artinya tidak
Informan triangulasi dalam penelitian ini mempengaruhi kesulitan berjalan atau
adalah supervisior rail operation dan satu keseimbangan pada manusia dan angin
satpam area atas gedung bertingkat x tersebut hanya terasa di wajah. Namun,
Jakarta Selatan. Pengumpulan data hal tersebut tidak dapat digeneralisasikan
penelitian dilakukan dengan cara dengan gedung lain yang mempunyai
observasi terhadap fasilitas pendukung ketinggian berbeda.
lalu dilakukan wawancara mendalam Pada area rooftop tersebut
(indepth interview) kepada informan terdapat dinding/ tembok pembatas 1200
utama. Pengumpulan fakta dari mm. Tidak ada tanda bahaya/ warning
fenomena atau peristiwa – peristiwa yang sign di area tersebut, namun terdapat
bersifat khusus kemudian masuk pada bekas tanda peringatan yang telah
kesimpulan yang bersifat umum. dicopot. Pihak management gedung
Keabsahan data dilakukan dengan mengatakan sudah terdapat tanda
teknik triangulasi. Teknik triangulasi peringatan berisikan tentang larangan
dengan sumber dan data. untuk berfoto. namun tanda tersebut
Reliabilitas penelitian dapat dicopot oleh salah satu pelaku selfie yang
dicapai dengan auditing data. Melakukan bersikap anarkis.
proses pemeriksaan terhadap alur analisis Pada area rooftop gedung x di
data untuk mengetahui dan daerah Jakarta Selatan tidak terdapat
membandingkan rekaman, catatan genangan air, dan instalasi listrik. Area
wawancara dan kesimpulan yang tersebut hanya terdapat cooling tower/
dihasilkan. pengatur mesin pendingin yang dipagar
dan terkunci yang dapat diakses oleh
Gambaran Umum Lokasi petugas. Namun, pada area p7 lainnya
Area yang biasa dijadikan untuk dapat diakses umum. Akses untuk dapat
melakukan selfie yaitu bagian rooftop naik kearea tersebut, dapat melalui jalur
pada area P7. Area P7 terdapat area parkiran mobil dan lift yang tersedia pada
terbuka/ rooftop dan ruang ballroom. gedung tersebut. Akses dikatakan mudah
Untuk area rooftop, mempunyai ketinggian karena rooftop pada area p7 tersebut,
35m dan mempunyai rata-rata kecepatan sekaligus jalur untuk menuju ruang
angin 12.26 km/jam dan nilai maksimal ballroom yang biasa digunakan untuk

398
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

pernikahan, seminar, dan persekutuan menginformasikan kepada atasan


umat kristiani. Berdasarkan ketentuan Department Retail Operation.
management gedung x Jakarta Selatan, Selain dua satpam standby, juga
area rooftop hanya boleh diakses oleh terdapat satpam patrol yang berkeliling.
penyewa ballroom. Namun sering sekali Shift kerja satpam yaitu 12 jam, dua hari
orang yang tidak berkepentingan dapat shift siang mulai pukul 08.00-20.00, dua
naik keatas dengan berjalan kaki dari hari shift malam 20.00-08.00, dan dua hari
tempat parkiran bawah, meskipun dari libur. Dalam satu shift 12 jam, satpam
area bawah sudah dirantai. Kemudian harus empat kali keliling pada satu titik.
pihak management pada saat terdapat Satu shift terdapat tiga satpam patrol.
acara di ballroom gedung tersebut, sulit Untuk pengawasan apakah satpam patrol
membedakan antara penyewa/ sudah keliling dan mengecek lokasi
pengunjung ballroom dengan pengunjung dengan benar, setiap satpam patrol
yang tidak berkepentingan. mempunyai alat guard tour yang harus
Departemen yang bertanggung ditempelkan pada beberapa titik cip
jawab pada keselamatan, kenyamanan sistem yang berguna sebagai laporan
dan pengawasan pengunjung di gedung x pada bagian/ Department Retail
ini yaitu Department Retail Operation. Operation. Kemudian setiap harinya
Departemen tersebut membawahi satpam mencatat semua temuan yang
berbagai divisi yaitu security, house ada pada saat patrol. Pekerja di area P7
keeping, dan customer. Untuk bagian hanya menggunakan sepatu keselamatan
pengawasan gedung, keseluruhan satpam dan tidak ada Alat Pelindung Diri (APD)
pada management sebanyak 149 orang. yang tersedia untuk pengunjung digedung
Namun pada area p7 hanya terdapat dua tersebut.
satpam yang standby di ballroom.
Pada jalur parkiran mobil p6 dan Deskripsi Faktor Pemudah
lift menuju area p7 terdapat Closed Circuit (Predisposing Factor)
Television (CCTV) untuk mengawasi Karakteristik informan utama
pengunjung yang lolos masuk dan tidak dalam penelitian ini yaitu dua orang
berkepentingan. Pengawasan dari CCTV berjenis kelamin laki-laki dan satu orang
dilihat oleh tim control/ security standby. berjenis kelamin perempuan. Dengan usia
Jika terlihat masuknya pengunjung yang paling tua 23 tahun dan paling muda 19
tidak berkepentingan, satpam langsung tahun. Hal tersebut dikatakan bahwa
mendatangi pengunjung dan semua informan termasuk kategori usia
remaja akhir yaitu rentang usia 17-25.20

399
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

Pada kategori usia remaja akhir keseluruhan informan utama sudah benar,
mempunyai sifat dan ciri pengembangan namun tidak mempengaruhi informan
yaitu menampakkan pengungkapan untuk tetap melakukan selfie diatas
kebebasan diri. Pekerjaan informan gedung bertingkat.
berbeda-beda namun mempuntai Faktor pemudah selanjutnya yaitu
kesamaan hobi di bidang fotografi. sikap. Informan menyikapi dengan
Informan utama sudah mengerti melakukan berbagai cara agar dapat naik
arti keselamatan yaitu bebas dari segala keatas gedung. dalam Pekerjaan pada
sesuatu yang dapat terjadi. Seluruh Ketinggian menyatakan bahwa untuk
informan juga sudah mengetahui risiko mengamankan pekerja diketinggian harus
pada saat selfie di ketinggian yaitu jatuh. menerapkan sistem izin kerja pada
Hal ini sesuai pada Peraturan Menteri ketinggian.
Ketenagakerjaan Republik Indonesia Informan menyatakan untuk
Nomor 9 Tahun 2016 tentang melakukan selfie secara aman harus
keselamatan dan kesehatan kerja dalam bersikap peduli dengan teman untuk
pekerjaan pada ketinggian. Informan saling mengingatkan, dan bersikap hati-
menyatakan risiko lainnya yaitu hati. Cara menentukan aman atau tidak
kerasukan, kehilangan barang pribadi yaitu mengecek kekuatan material yang
akibat terbawa angin, dan di blacklist oleh akan dipijak dengan mengetuk-ngetuk.
perusahaan. Informan utama menyatakan Informan bersikap lebih hati-hati
sumber bahaya/ hazard yang terdapat dan selektif dalam memilih gedung yang
diatas gedung bertingkat yakni angin, akan dinaiki.
instalasi listrik, petir, CCTV dan pintu. Informan berpendapat harus pintar
Informan utama juga mengetahui dalam mencari alasan saat ditanya oleh
tujuan dari pengawasan satpam gedung. satpam. Kemudian tindakan yang
Informan menyatakan tujuan dari dilakukan lainnya adalah bersembunyi
pengawasan satpam gedung yaitu agar dan melarikan diri.
lingkungan kerja menjadi aman. Hal Dari hasil penelitian menunjukkan
tersebut sesuai pada tujuan sistem bahwa sikap informan utama mengenai
manajemen pengamanan. Informan selfie diatas gedung bertingkat memiliki
menyatakan tidak memerlukan alat peranan penting yang mendukung
pelindung khusus apapun pada saat terciptanya tindakan tidak aman pada
berada diketinggian. Informan mengetahui pelaku selfie.
bangunan gedung di Jakarta yang sudah Faktor pemudah selanjutnya yaitu
tidak aman atau sudah miring. secara persepsi. Informan menyatakan kegiatan

400
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

tersebut tidak aman jika tidak berhati-hati mempunyai media sosial yaitu instagram,
serta mengetahui batasan. Meskipun facebook, path, snapchat, tumblr,
kegiatan tersebut tidak aman, informan pinteres, behance, youtube dan lain lain.
tidak dapat menghindari karena informan Informan berpendapat dengan adanya
merasakan kesenanganya setelah instagram, membuat informan untuk terus
melakukan foto diatas. memperbarui foto yang bagus sehingga
Mengenai kondisi diatas gedung menghasilkan feed yang menarik.
bertingkat. seluruh informan utama Kepemilikan media sosial mendukung
bependapat bahwa kondisi secara untuk melakukan selfie diatas gedung
keseluruhan diatas gedung bertingkat bertingkat Kemudian seluruh informan
aman. lnforman juga mengetahui kasus menyatakan tidak mempunyai alat
kematian akibat jatuh ketika selfie dan pelindung apapun yang mendukung untuk
berpendapat bahwa korban tidak melakukan kegiatan selfie diatas gedung
mengetahui batasan, asal-asalan, takdir, bertingkat. Secara keseluruhan
dan hanya memikirkan untuk mendapat menunjukkan bahwa faktor pendukung
hasil foto yang bagus. mempengaruhi untuk melakukan selfie
Pendapat Sialagan yang diatas gedung bertingkat yaitu berasal dari
menyebutkan bahwa seseorang faktor kepemilikan gadget, dan media
berperilaku tertentu karena adanya suatu sosial.
situasi yang dianggap benar, bukan
karena situasi yang terdapat disekitarnya. Deskripsi Faktor Pendorong
Terdapat hubungan yang bermakna (Reinforcing Factor)
antara persepsi dengan perilaku tidak Informan menyatakan bahwa
56,52
aman. keluarga memperbolehkan dan support
apa yang informan lakukan termasuk
Deskripsi Faktor Pendukung (Enabling untuk melakukan selfie diatas gedung
Factor) bertingkat. Teman mendukung dan
Informan mempunyai kamera mendorong untuk melakukan selfie diatas
untuk mengabadikan fotonya. Pada ketinggian. Informan menyatakan bahwa
dasarnya seluruh informan mempunyai pasti mengajak teman satu sama lain.
minat yang sama yaitu dibidang fotografi. Informan mengatakan, melihat terlebih
Pada saat foto diatas ketinggian informan dahulu kondisi pengawasan pada gedung
biasa untuk saling meminjam lensa dan yang akan dinaiki. Perananan dari pihak
saling memoto antar teman. Mengenai pengelola gedung sangat diperlukan
media sosial, seluruh informan dalam proses pengawasan dikarenakan

401
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

perubahan perilaku individu berawal dari 3. Faktor pendorong (reinforcing factor)


mengikuti aturan dan instruksi yang yaitu Informan didorong oleh teman
berlaku. Dari paparan diatas bahwa faktor untuk melakukan foto selfie
pendorong berpengaruh pada tindakan diketinggian dan diperbolehkan oleh
yang dilakukan pelaku untuk melakukan keluarga. Informan melihat terlebih
selfie diatas gedung bertingkat. dahulu kondisi pengawasan pada
gedung yang akan dinaiki.
KESIMPULAN
1. Faktor pemudah (predisposing factor) SARAN
yaitu semua informan mempunyai latar 1. Bagi Management Gedung x Jakarta
pekerjaan yang berbeda namun Selatan yaitu meningkatkan sistem
mempunyai kesamaan hobi dibidang pengawasan yang lebih ketat seperti
fotografi. Informan sudah mengetahui dengan adanya pemeriksaan dan
arti keselamatan, risiko, sumber menanyakan tujuan di pintu keluar lift
bahaya/ hazard diatas gedung dan pembatas parkir menuju area
bertingkat, dan tujuan pengawasan atas.
gedung. Informan melanggar aturan 2. Bagi pengelola gedung bertingkat
yang ada, tetapi tetap bersikap hati- Jakarta yaitu membuat adanya
hati. Informan berpersepsi tindakan peraturan larangan yang tegas untuk
yang dilakukan tidak aman, tetapi hal zona foto berbahaya.
tersebut tidak dapat dihindari karena 3. Bagi pelaku selfie meningkatkan
informan merasakan puas dan kesadaran berperilaku aman dengan
senang. Informan berpersepsi secara cara mengingatkan untuk tetap
keseluruhan kondisi diatas gedung berhati-hati
bertingkat aman dan berpendapat 4. Bagi pembaca tidak mengikuti
kasus kematian jatuh ketika selfie tindakan yang tidak aman, dan tidak
akibat dari korban tidak hati-hati. mudah terpengaruh oleh teman dan
2. Faktor pendukung (enabling factor) media sosial.
yaitu informan didukung dengan
mempunyai gadget seperti kamera. DAFTAR PUSTAKA
Informan mempunyai media sosial 1. Eller Alicia, Take a Good Look at Your
dengan jumlah pengikut/ followers Selfie, New York, 2013.
banyak serta mendukung. Informan http://hyperallergic.com/73389/take-a-
tidak mempunyai alat pelindung diri good-look-at-yourselfie/ diakses pada
khusus pada saat diatas ketinggian. tanggal 19 Oktober 2015

402
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

2. Noviandari, Lina. Google Indonesia 2015.


Beberkan Hasil Survei Perilaku http://jateng.metrotvnews.com/read/20
Masyarakat Terhadap Teknologi. 15/05/20/128066/erri-yunanto-kelak-
2015. https://id.techinasia.com/survei- semua-terlihat-kecil-di-hadapan-tuhan.
google-indonesia-penetrasi- diakses pada 19 Oktober 2015
smartphone-dalam-negeri/ diakses 8. The Telegraph. More people have died
pada 19 Oktober 2015 by taking selfies this year.
3. Consumer Barometer. Consumer http://www.telegraph.co.uk/technology/
baraometer with google. 11881900/More-people-have-died-by-
https://www.consumerbarometer.com/ taking-selfies-this-year.html diakses
en/graph- pada 28 Februari 2016
builder/?question=N1&filter=country:in 9. Fajar, Arief,Si Penantang Ketinggian
donesia diakses pada 19 Oktober Gedung Jakarta. 2015.
2015 http://inet.detik.com/read/2015/02/15/1
4. Widiartanto YH. Instagram “Diserbu” 01603/2833436/398/arief-si
400 Juta Pengguna, Termasuk penantang-ketinggian-gedung-jakarta.
Indonesia, Kompas.com Tekno, Detik net, 2015. diakses pada 19
September 2015. Oktober 2015
http://tekno.kompas.com/read/2015/09 10. The Skyscraper Center. Council on
/24/09160067/Instagram.Diserbu.400. Tall Buildings and Urban Habitat
Juta.Pengguna.Termasuk.Indonesia Indonesia. 2016
diakes pada 19 Oktober 2015 11. Fadil Luthfi, Membangun Rumah Dua
5. Qiu L. Computers in Human Behavior Lantai (x). Diploma in Architecture
What does your selfie say about you. Design UNDIP, 2011
Comput Human Behav, 2015 12. Suma’mur. Higiene Perusahaan Dan
6. Payne S. Rusia Attempted Selfie Kesehatan Kerja. Jakarta:Sagung
Causes Death of Teenager Xenia Seto, 2013
Ignatyeva Rusia. 2015. 13. PLI The Lubricant Specialist. Materi
http://www.ibtimes.co.uk/russia- Pelatihan Bekerja di Ketinggian
attempted-selfie-causes-death- 14. Tjasyono Bayong, Sistem Angin.
teenager-xenia-ignatyeva-1445637 disampaikan pada workshop Turbing
diakses pada 19 Oktober 2015 Angin Kecepatan Angin Rendah dan
7. Patricia Vicka. Erri Yunanto: Kelak Peta Potensi Angin Resolusi Tinggi,
Semua Terlihat Kecil di Hadapan Bandung, 2007
Tuhan,Metro TV News, Jawa Tengah, 15. Menteri Tenaga Kerja Republik

403
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

Indonesia. Peraturan Menteri Tenaga Penggunaan Alat Pelindung Diri di


Kerja RI Nomor 9 Tahun 2016 tentang Departemen Engineering PT Indah
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Kita Pulp Tbk Tangerang. Skipsi
dalam Pekerjaan pada Universitas Indonesia, 2008
Ketinggian,Menteri Tenaga Kerja, 18. Green, L.W, Marshall W.K, M G,
Jakarta. 2016 Ranipor F. Health and Behavioral
16. BBC Indonesia. Mumbai perluas Sciences. United Stated of America:
larangan “selfie” sesudah 19 orang Elsevier, 2000.
tew 19. Notoatmdjo Soekidjo. Promosi
tewas.http://www.bbc.com/indonesia/ Kesehatan Dan Ilmu Perilaku. Jakarta:
majalah/2016/02/160226_majalah_mu PT. Rineka Cipta, 2007
mbai_selfie,2016. diakses pada 17 20. Departemen kesehatan Republik
April 2016. Indonesia. Sistem Kesehatan
17. Linggasari, Faktor-Faktor yang Nasional. Jakarta; 2009.
Mempengaruhi Perilaku Terhadap

404

You might also like