Professional Documents
Culture Documents
JURNAL
Oleh
ABSTRACT
I. Pendahuluan
Kata Kredit berasal dari bahasa Yunani Credere yang artinya adalah
kepercayaan. Pasal 1 angka 11 Undang-undang No. 10 Tahun 1998 tentang
Perbankan, merumuskan, bahwa kredit adalah “penyediaan uang atau tagihan
yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau
kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang
BAGINDA RACHMADSYAH HARAHAP| 2
Rp154.137.322,63 (seratus lima puluh empat juta seratus tiga puluh ribu tiga
ratus dua puluh dua koma enam puluh tiga rupiah), selama jangka waktu
tersisa yaitu 2 (dua) tahun 11 (sebelas) bulan.
Pengadilan Negeri Medan telah memberikan Putusan Nomor
192/Pdt.G/2013/PN.Mdn tanggal 25 September 2013 dengan amar sebagai
berikut menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima, menghukum
Tergugat membayar biaya yang timbul dari perkara ini sebesar Rp 536.000,00
(lima ratus tiga puluh enam ribu rupiah). Dalam tingkat banding atas
permohonan Penggugat putusan Pengadilan Negeri tersebut telah dikuatkan
oleh Pengadilan Tinggi Sumatera Utara dengan Putusan Nomor
365/PDT/2013/PT.MDN tanggal 10 Maret 2014. Atas putusan Pengadilan
Tinggi Sumatera Utara tersebut penggugat mengajukan gugatan kasasi ke
Mahkamah Agung.
Mahkamah Agung dalam putusannya No. 1932.K/Pdt/2016
memutuskan sebagai berikut, menolak permohonan kasasi dari Pemohon
Kasasi RE tersebut, menghukum Pemohon Kasasi/Penggugat/Pembanding
untuk membayar biaya perkara dalam tingkat kasasi ini sejumlah
Rp500.000,00 (lima ratus ribu rupiah).
Penolakan permohonan kasasi yang diajukan oleh debitor RE sebagai
pemohon kasasi oleh Mahkamah Agung disebabkan karena Mahkamah Agung
memandang bahwa putusan Pengadilan Tinggi Sumatera Utara dengan
Putusan Nomor 365/PDT/2013/PT.MDN tanggal 10 Maret 2014 telah tepat
sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku, karena debitor RE selaku
pemohon kasasi telah melakukan wanprestasi terlebih dahulu dalam
pelaksanaan kewajiban pembayaran hutangnya kepada Bank Sumut selaku
kreditor. Oleh karena itu Bank Sumut selaku tergugat menolak untuk
menambah jumlah fasilitas kredit kepada debitor RE selaku pemohon kasasi,
karena dikhawatirkan penambahan jumlah fasilitas kredit tersebut akan
menambah berat beban hutang debitor RE selaku pemohon kasasi sehingga
semakin tidak mampu melaksanakan kewajibannya untuk membayar hutang-
hutangnya kepada Bank Sumut selaku kreditor.
Perumusan masalah penelitian ini adalah:
1. Bagaimana kriteria wanprestasi kreditor yang dimaksud di dalam gugatan
debitor berkaitan dengan pelaksanaan perjanjian kredit perbankan dengan
penambahan jaminan yang diikuti dengan penambahan jumlah fasilitas
kredit?
2. Bagaimana kekuatan hukum gugatan wanprestasi yang diajukan oleh
debitor kepada Bank Sumut selaku kreditor terhadap pelaksanaan
perjanjian kredit yang telah berjalan sesuai persetujuan membuka kredit
(PMK) No.32/KC-15/KCP-070/KAL/2011 tanggal 6 November 2011?
3. Bagaimana analisis dasar pertimbangan hukum majelis hakim Mahkamah
Agung pada Putusan Mahkamah Agung No. 1932.K/Pdt/2016 dalam
perkara gugatan debitor atas perbuatan wanprestasi kreditor?
Sesuai dengan perumusan masalah tersebut di atas, maka tujuan
penelitian ini ialah :
BAGINDA RACHMADSYAH HARAHAP| 5
6
Bambang Sunggono, Metode Penelitian Hukum, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2002,
hal 106.
7
Penelitian Normatif data sekunder sebagai sumber/bahan informasi dapat merupakan
bahan hukum primer, bahan hukum sekunder, dan bahan hukum tertier. Bambang Waluyo,
Penelitian Hukum Dalam Praktek, Sinar Grafika, Jakarta, 2002, hal. 14.
BAGINDA RACHMADSYAH HARAHAP| 6
dan atau karya ilmiah tentang hukum perjanjian pada umumnya dan
hukum perjanjian kredit bank dengan jaminan pada khususnya
c. Bahan hukum tersier yaitu bahan yang memberikan petunjuk dan
penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder seperti kamus
umum, kamus hukum, ensiklopedia dan lain sebagainya.
3. Teknik dan Alat Pengumpulan Data
a. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan metode penelitian kepustakaan (library research). Penelitian
kepustakaan yang dimaksud adalah melakukan penelitian dan pengkajian
terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang hukum
perbankan dan di bidang hukum perjanjian sebagaimana termuat di dalam
Buku Ketiga KUH Perdata tentang hukum perjanjian dan juga di dalam
Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan termasuk pula tentang
hukum jaminan dalam suatu perjanjian kredit perbankan sebagaimana termuat
di dalam Undang-Undang No. 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia dan
juga Undang-Undang No. 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan.
Disamping itu penelitian ini juga didukung dengan penelitian lapangan
(field reseach) melakukan wawancara terhadap 3 (tiga) debitor sebagai
nasabah peminjam pada Bank Sumut, dan pejabat terkait yaitu Kepala Bagian
Penyaluran Kredit Bank Sumut yang berkedudukan di Medan, yang dalam
penelitian ini memiliki kapasitas sebagai informan dan narasumber.
4. Analisis Data
Metode analisis data yaitu metode analisis data kualitatif merupakan
metode penelitian yang digunakan untuk menyelidiki, menemukan,
menggambarkan dan menjelaskan kualitas atau keistimewaan dari suatu
penelitian, yang dilakukan dengan cara menjelaskan dengan kalimat sendiri
dari data yang ada, baik primer, sekunder maupun tertier, sehingga
menghasilkan kualifikasi yang sesuai dengan permasalahan yang dibahas
dalam penelitian ini8, untuk memperoleh jawaban yang benar mengenai
permasalahan pelaksanaan perjanjian kredit bank dimana pihak bank selaku
kreditor tidak memenuhi janjinya untuk menambah nilai fasilitas kredit kepada
debitor meskipun debitor telah memenuhi janjinya untuk menambah jumlah
agunan yang diberikan kepada bank selaku kreditor, sehingga dapat ditarik
suatu kesimpulan yang tepat dengan metode deduktif, yaitu melakukan
penarikan kesimpulan, diawali dari hal-hal yang bersifat umum untuk
kemudian ditarik kesimpulan yang bersifat khusus, sebagai jawaban yang
benar dalam pembahasan permasalahan yang terdapat pada penelitian ini.9
II. Hasil dan Pembahasan
Di dalam kasus gugatan wanprestasi yang dilakukan oleh debitor RE
yang menggugat Bank Sumut selaku kreditor, debitor RE ternyata lalai dalam
menuntut haknya saat penyerahan jaminan tambahan kepada Bank Sumut.
Debitor RE tidak meminta perubahan (adenddum) terhadap perjanjian kredit
yang telah dibuat sebelumnya dengan dilaksanakannya penambahan jaminan.
8
Ibid, hal. 17
9
Jainudin Ali, Metode Penelitian Hukum, Sinar Grafika, Jakarta, 2012, hal. 75
BAGINDA RACHMADSYAH HARAHAP| 7
Hal ini mengakibatkan tidak ada bukti tertulis yang membuktikan bahwa bank
Sumut selaku kreditor melakukan perbuatan wanprestasi. Pada dasarnya
debitor RE harus meminta dilakukan perbuahan (addendum) dengan adendum
perjanjian kredit dengan adanya perjanjian jaminan yang dilakukan oleh
debitor RE maka bank Sumut selaku kreditor untuk menambah jumlah
fasilitas kredit kepada debitor RE.
Meskipun penyerahan jaminan tambahan yang dilakukan oleh debitor
RE kepada bank Sumut selaku kreditor memiliki tanda terima tanda bukti
terjadinya penambahan jaminan dari debitor kepada kreditor dalam perjanjian
kredit tersebut, namun tidak diikuti dengan terjadinya perubahan (addendum)
perjanjian kredit yang seharusnya memuat klausul, “dengan adanya
penambahan jaminan dari debitor maka Bank Sumut selaku kreditor wajib
menambah jumlah fasilitas kredit kepada debitor”. Namun perubahan /
addendum yang memuat klausul sebagaimana tersebut di atas tidak
dilaksanakan oleh debitor RE dan Bank Sumut selaku kreditor, sehingga
dipengadilan tidak dapat dibuktikan secara autentik Bank Sumut telah
melakukan perbuatan wanprestasi karena tidak adanya bukti tertulis setelah
dilakukan pemeriksaan di persidangan pengadilan oleh majelis hakim. Oleh
karena itu Putusan Pengadilan menolak gugatan debitor RE dan menyatakan
bahwa Bank Sumut selaku kreditor tidak melakukan wanprestasi.10
Di dalam kasus gugatan wanprestasi yang dilakukan oleh RE selaku
debitor Bank Sumut selaku kreditor, bahwa debitor telah memperoleh fasilitas
kredit dari Bank Sumut berdasarkan PMK No. 32/KC/15/KCP/070/KAL/2011
tanggal 6 November 2011 yaitu dengan limit kredit sebesar Rp 200.000.000
(dua ratus juta rupiah) jangka waktu dari mulai 6 Januari 2011 sampai dengan
6 Januari 2015. Jaminan yang diserahkan adalah berupa tanah seluas + 1659
m² atau 4,15 rante yang terletak di Desa Sekip, Kecamatan Lubuk Pakam,
Kabupaten Deli Serdang, dengan alas hak Sertipikat Nomor 1817, tanggal 2
November 2011 atas nama: Hariyani (istri Penggugat).
Pada prinsipnya apabila debitor akan mengajukan penambahan jumlah
fasilitas kredit setelah pemberian kredit berlangsung dengan menambah
jaminan kredit di Bank Sumut, maka prosedurnya adalah bahwa debitor RE
harus mengajukan permohonan baru kepada Bank Sumut dengan memuat
permohonan untuk menambah jumlah fasilitas kredit dengan cara menambah
jaminan kredit. Permohonan pengajuan penambahan jumlah fasilitas kredit
dengan menambah jumlah jaminan kredit tidak dapat dilakukan dengan
pengajuan lisan atau dengan kesepakatan lisan antara debitor RE dengan
petugas bank yang merupakan staf marketing di Bank Sumut tersebut.11
Bank Sumut tidak pernah melakukan kesepakatan dalam pelaksanaan
penambahan jumlah fasilitas kredit dengan cara penambah jaminan dari
debitor melalui suatu kesepakatan lisan, apalagi terhadap petugas Bank Sumut
10
M. Bahsan, Hukum Jaminan dan Jaminan Kredit Perbankan, (Jakarta : Raja Grafindo
Persada, 2007), hlm. 19
11
Wawancara dengan Arifin Pasaribu, Kepala Bagian Kredit PT Bank Sumut Kantor
Cabang Pembantu Beringin, pada hari Kamis tanggal 4 Januari 2018 di Ruang kerjanya pukul
15.00 Wib.1
BAGINDA RACHMADSYAH HARAHAP| 8
12
Wawancara dengan Ahmad Yani Legal Officer PT Bank Sumut Kantor Pusat Medan
pada pada hari Jumat tanggal 5 Januari 2018 di Ruang kerjanya pukul 14.30 Wib
BAGINDA RACHMADSYAH HARAHAP| 9
13
R. Setiawan, Pokok-Pokok Hukum Perikatan, (Bandung : Bina Cipta, 2011), hlm. 53
14
Ibid, hlm. 54
15
Muhammad Djumhana, Hukum Perbankan di Indonesia, (Jakarta : Citra Aditiya Bakti,
2008), hlm.68
BAGINDA RACHMADSYAH HARAHAP| 10
16
Thomas Suyatno, Dasar-Dasar Perkreditan, (Jakarta : Gramedia Pustama Utama,
2008), hlm. 47.
17
Ibid, hlm. 48
18
Try Widiyono, Aspek Hukum Operasional Transaksi Produk Perbankan di Indonesia,
Simpanan, Jasa dan Kredit, (Jakarta : Ghalia Indonesia, 2008), hlm. 42
BAGINDA RACHMADSYAH HARAHAP| 11
oleh karena itu gugatan dinyatakan salah alamat oleh Mahkamah Agung
karena debitor RE menggugat direktur utama Bank Sumut, bukan menggugat
pimpinan Kantor Cabang Pembantu Bank Sumut Beringin. Seharusnya
gugatan debitor RE menjadikan pimpinan Kantor Cabang Pembantu Bank
Sumut Beringin sebagai tergugat bukan direktur utama Bank Sumut. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa gugatan debitor RE terhadap Bank Sumut
selaku kreditor mengandung dua unsur kelemahan yaitu
1. Gugatan debitor RE tersebut tidak terbukti dipersidangan yang
menyatakan bahwa Bank Sumut selaku kreditor melakukan wanprestasi
karena telah tidak melaksanakan kewajibannya untuk menambah
jumlah fasilitas kredit, karena tidak ada satu bukti tertulis pun dalam
perjanjian kredit tersebut yang mewajibkan penambahan fasilitas kredit
oleh Bank Sumut dengan terjadinya penambahan jaminan oleh debitor
RE.
2. Gugatan debitor RE tersebut error in personal atau salah orang / salah
alamat karena yang seharusnya yang digugat RE adalah pimpinan
Kantor Cabang Pembantu Bank Sumut Beringin bukan direktur utama
Bank Sumut.
Putusan Mahkamah Agung No.193.K/Pdt/2016 yang dalam
putusannya menolak permohonan kasasi dari debitur RE adalah sudah tepat
melihat fakta persidangan yang tidak terdapat bukti-bukti tertulis yang
diwajibkan Bank Sumut selaku kreditor untuk menambah jumlah fasilitas
kredit dengan adanya penambahan agunan yang diberikan oleh debitor RE.
Selain itu gugatan debitor RE yang dinyatakan oleh Mahkamah Agung salah
alamat juga secara hukum sudah tepat karena gugatan debitor RE seharusnya
menggugat kepala Cabang Pembantu Beringin tempat dimana debitor RE
melakukan kesepakatan perjanjian kredit, bukan sebaliknya menggugat
Direktur Utama Bank Sumut yang berkedudukan di Medan. Dalam hal ini
berlaku asas tempat kejadian peristiwa dimana pihak yang seharusnya ditarik
sebagai tergugat oleh debitur RE adalah Kepala Cabang Pembantu Bank
Sumut Beringin. Oleh karena itu secara hukum Putusan Mahkamah Agung
No.193.K/Pdt/2016 dinilai sudah tepat, sehingga mengakibatkan Mahkamah
Agung menolak permohonan kasasi dari debitor RE.
Kesimpulan Dan Saran
A. Kesimpulan
1. Kriteria wanprestasi kreditor yang dimaksud di dalam gugatan debitor
berkaitan dengan pelaksanaan perjanjian kredit perbankan dengan
penambahan jaminan yang diikuti dengan penambahan jumlah fasilitas
kredit adalah bahwa debitor menggugat bank Sumut selaku kreditor
dengan tidak dipenuhinya penambahan jumlah dana sebagai fasilitas
kredit dengan adanya penambahan jaminan kredit oleh debitor. Namun
demikian dasar hukum pengajuan gugatan wanprestasi debitor tersebut
cukup lemah secara hukum, karena tidak ada alat bukti tertulis yang
termuat dalam perjanjian kredit tersebut atau dalam persetujuan membuka
kredit antara bank selaku kreditor dan nasabah peminjam selaku debitor
yang menyatakan bahwa dengan adanya penambahan jaminan kredit dari
BAGINDA RACHMADSYAH HARAHAP| 12