Professional Documents
Culture Documents
4.artikel JKM Vol. 15 No. 2 Desember 2022 Ribka Febrianti Zebua 148 153
4.artikel JKM Vol. 15 No. 2 Desember 2022 Ribka Febrianti Zebua 148 153
2 Desember 2022
https://ejurnal.methodist.ac.id/index.php/jkm/article/view/1663
ARTIKEL PENELITIAN
ABSTRAK
Latar Belakang : Apendisitis adalah peradangan akut yang terjadi pada apendiks
vermiformis dengan beberapa faktor pencetus. Ditemukan bahwa usia dan jenis
kelamin merupakan faktor risiko terjadinya apendisitis. Apendisitis meningkat
pada usia remaja dan dewasa dengan rentang usia 20-30 tahun.
Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara faktor risiko
apendisitis terhadap angka kejadian apendisitis di RSUD Dr. Pirngadi Kota
Medan.
Metode : Jenis penelitian ini menggunakan metode analitic observasional,
dengan desain cross sectional. Metode pengumpulan data dilakukan dengan
menggunakan data sekunder yang diperoleh dari rekam medik penderita
apendisitis di RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan tahun 2020-2021.
Hasil : Berdasarkan usia, hasil penelitian yang didapatkan mayoritas sampel
penelitian memiliki usia 15-30 tahun yakni sebanyak 35 orang (61.4%) dengan
nilai p = 0.018 lebih kecil dari 0.05. Berdasarkan jenis kelamin, mayoritas sampel
penelitian adalah laki-laki yakni sebanyak 39 orang (68.4%) dengan nilai p=
0.013 lebih kecil dari 0.05.
Kesimpulan : Berdasarkan hasil penelitian maka disimpulkan bahwa terdapat
hubungan yang signifikan antara usia dan jenis kelamin terhadap angka kejadian
apendisitis di RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan.
Kata Kunci : Apendisitis, Usia, Jenis Kelamin
148
Jurnal Kedokteran Methodist, Vol. 15 No.2 Desember 2022
https://ejurnal.methodist.ac.id/index.php/jkm/article/view/1663
149
Jurnal Kedokteran Methodist, Vol. 15 No.2 Desember 2022
https://ejurnal.methodist.ac.id/index.php/jkm/article/view/1663
HASIL
Analisis Bivariat
Analisis Univariat 1. Hubungan Usia dengan Kejadian
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Usia, Jenis Apendisitis
Kelamin dan Kejadian Apendisitis
No Karakteristik Frekuensi Persentase Tabel 2. Hubungan Usia dengan
Sampel Kejadian Apendisitis
1 Usia (tahun) Kejadian Apendisitis Total
>30 tahun 22 38.6 Usia Akut Kronis Sig-p
15-30 tahun 35 61.4 N % n % N %
2 Jenis Tidak 20 90.9 2 9.1 22 100.0
Kelamin berisiko
Perempuan 18 31.6 (>30
Laki-laki 39 68.4 tahun)
3 Kejadian Berisiko 22 62.9 13 37.1 35 100.0 0.018
Apendisitis
(15-30
Akut 42 43.7
tahun)
Kronis 15 26.3
Total 42 73.7 15 26.3 57 100.0
Total 57 100.0
150
Jurnal Kedokteran Methodist, Vol. 15 No.2 Desember 2022
https://ejurnal.methodist.ac.id/index.php/jkm/article/view/1663
151
Jurnal Kedokteran Methodist, Vol. 15 No.2 Desember 2022
https://ejurnal.methodist.ac.id/index.php/jkm/article/view/1663
memiliki karakteristik diagnosis klinik diet yang buruk lebih banyak terkena
berupa apendisitis akut (32,7%) serta apendisitis akut dan untuk variabel
karakteristik jumlah leukosit berupa konsistensi feses sebanyak 66,7%
leukositosis (80,9%). Selain itu, mayoritas berhubungan. Menurut pandangan peneliti
kasus apendisitis memilki karakteristik dan hasil dari sintesis data, terdapat
diagnosis histopatologi berupa apendisitis kesimpulan bahwa jenis kelamin laki-laki,
phlegmonosa/suppuratif (57,3%) dimana usia 20-30 tahun, pola diet yang buruk dan
hasil penelitian membuktikan bahwa ada konsistensi feses yang keras memiliki
hubungan antara usia dengan kejadian hubungan dan dapat meningkatkan kejadian
apendisitis.6 apendisitis akut.3
Hasil penelitian serupa juga Hasil penelitian ini juga sejalan
diungkapkan oleh Thomas (2016) Angka dengan penelitian Awaluddin (2020) Faktor
Kejadian Apendisitis Di Rsup Prof. Dr. R. D. Risiko Terjadinya Apendisitis Pada Penderita
Kandou Manado Periode Oktober 2012 – Apendisitis Di RSUD Batara Guru Belopa
September 2015 dimana hasil penelitian Kabupaten Luwu Tahun 2020 dimana hasil
menunjukkan bahwa selama periode penelitian menunjukkan bahwa mayoritas
Oktober 2012 – September 2015 terdapat 650 responden berusia ≤35 tahun (61.8%), laki-
pasien. Jumlah pasien terbanyak ialah laki 25 (73.5%). Hasil uji statistik
apendisitis akut yaitu 412 pasien (63%) menunjukkan ada hubungan yang signifikan
sedangkan apendisitis kronik sebanyak 38 antara usia dengan kejadian apendisitis di
pasien (6%). Dari 650 pasien, yang RSUD Batara Guru Belopa Kab. Luwu
mengalami komplikasi sebanyak 200 pasien dengan nilai p-value 0,003 (<0,05).8
yang terdiri dari 193 pasien (30%) dengan Hasil penelitian Hapsari (2018)
komplikasi apendisitis perforasi dan 7 pasien Prevalensi Apendisitis di Kota Tangerang
(1%) dengan periapendikuler infiltrat. Selatan Periode 2016-2017 membuktikan
Kelompok umur tersering yang menderita bahwa usia dan jenis kelamin memiliki
apendisitis ialah 20-29 tahun. Jumlah pasien hubungan signifikan dengan kejadian
laki-laki lebih banyak daripada perempuan.7 apendisitis. 9
Hasil analisis data dengan chi-square Dari hasil analisis multivariat dengan
memperlihatkan bahwa ada hubungan analisis regresi logistik menunjukkan bahwa
signifikan antara jenis kelamin dengan seluruh variabel telah signifikan yaitu
kejadian apendisitis (p=0.013 < 0.05) dimana variabel usia dan jenis kelamin (p<0.05),
mayoritas sampel penelitian yang mengalami maka variabel yang dominan sebagai faktor
apendisitis akut adalah laki-laki yakni risiko apendisitis adalah usia
sebanyak 25 orang (64.1%). (p=0.022;OR=6.955;95%CI 1.315-36.787),
Hasil penelitian ini juga sejalan yang artinya bahwa usia memiliki peluang
dengan penelitian Cristie (2021) Analisis sebesar 6,9 kali lebih besar menjadi faktor
Faktor Risiko Yang Berhubungan Dengan risiko apendisitis dibanding dengan jenis
Kejadian Apendisitis Akut dimana hasil kelamin.
penelitian menunjukkan bahwa jenis Penelitian ini sejalan dengan
kelamin laki-laki lebih banyak terkena penelitian Arifuddin (2017) Faktor Risiko
apendisitis akut. Sedangkan untuk variabel Kejadian Apendisitis di Bagian Rawat Inap
usia sebanyak 66,67% yang menyatakan usia RSU Anutapura Palu dimana hasil penelitian
20-30 tahun lebih banyak terkena apendisitis menunjukkan bahwa usia (OR =
akut dan juga memiliki hubungan. Pada 4.717;95%CI 2.331-9.545) dan pola makan
variabel pola diet sebanyak 55,6% (OR = 3.455;95%CI 1.717-6.949)
berhubungan dan 44,4% menyatakan pola merupakan faktor risiko terhadap apendisitis
152
Jurnal Kedokteran Methodist, Vol. 15 No.2 Desember 2022
https://ejurnal.methodist.ac.id/index.php/jkm/article/view/1663
dan jenis kelamin (OR = 0.657;95%CI 0.337- signifikan tidak bermakna dikarenakan nilai
1.284) merupakan faktor risiko yang secara OR lebih rendah.10
Pascabedah Apendisitis Akut Di RSUD
Kabupaten Pasuruan
KESIMPULAN Tahun. Pharmaceutical Journal of
Indonesia, 6(1), 15-20.
3. Cristie, J. O., Wibowo, A. A., Noor, M.
Berdasarkan hasil penelitian dan
analisis data tentang Hubungan Antara Usia S., Tedjowitono, B., & Aflanie, I. 2021.
Dan Jenis Kelamin Terhadap Angka Literature Review: Analisis Faktor
Kejadian Apendisitis Di RSUD Dr. Pirngadi Risiko yang Berhubungan dengan
Kota Medan, dapat disimpulkan bahwa : Kejadian Apendisitis Akut. Homeostasis,
1. Distribusi frekuensi usia sebagai faktor 4(1), 59-68.
risiko pada apendisitis di RSUD Dr. 4. Aritonang, S. G. 2019. Karakteristik
Pirngadi Kota Medan menunjukkan Penderita Apendisitis yang Dirawat Inap
bahwa mayoritas adalah usia 15-30 tahun di Rumah Sakit Putri Hijau Medan
yakni sebanyak 35 orang (61.4%) dan Tahun 2018.
distribusi frekuensi jenis kelamin sebagai 5. Bima. 2021. Hubungan Jenis Kelamin,
faktor risiko pada apendisitis di RSUD Usia Dan Jumlah Leukosit Pada Pasien
Dr. Pirngadi Kota Medan menunjukkan Apendisitis Perforasi Dan Apendisitis
bahwa mayoritas sampel penelitian Non Perforasi. Wal'afiat Hospital
adalah laki-laki yakni sebanyak 39 orang Journal, 2(1).
(68.4%). 6. Hartawan, dkk. 2018. Karakteristik
2. Terdapat hubungan yang signifikan
Kasus Apendisitis di Rumah Sakit Umum
antara usia dengan kejadian apendisitis di
RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan Pusat Sanglah Denpasar Bali Tahun
(p=0.018 <0.05). 2018. Jurnal Medika Udayana, 9(10),
3. Terdapat hubungan yang signifikan 60-67.
antara jenis kelamin dengan kejadian 7. Thomas, dkk. 2016. Angka kejadian
apendisitis di RSUD Dr. Pirngadi Kota apendisitis di RSUP Prof. Dr. R. D.
Medan (p=0.013 < 0.05). Kandou Manado periode Oktober 2012
4. Berdasarkan hasil analisis multivariat, – September 2015. Jurnal e-Clinic (eCl),
variabel yang dominan sebagai faktor 4(1), 231-236.
risiko apendisitis adalah usia (p=0.022; 8. Awaluddin.2020. Faktor Risiko
OR=6.955;95%CI 1.315-36.787), yang Terjadinya Apendisitis Pada Penderita
artinya bahwa usia memiliki peluang Apendisitis Di RSUD Batara Guru
sebesar 6,9 kali lebih besar menjadi Belopa Kabupaten Luwu Tahun 2020.
faktor risiko apendisitis dibanding Jurnal Kesehatan Luwu Raya, 7(1), 67-
dengan jenis kelamin. 72.
9. Hapsari. 2018. Prevalensi Apendisitis di
Kota Tangerang Selatan Periode 2016-
2017. Jakarta : Universitas Islam Negeri.
DAFTAR PUSTAKA 10. Arifuddin A, Salmawati L, Prasetyo
A. 2017. Faktor Resiko Kejadian
1. Jones MW, Lopez RA, Deppen JG. Apendisitis di Bagian Rawat Inap
2021. Appendicitis. Treasure Island RSU Anutapura Palu 2017. Jurnal
(FL): StatPearls Publishing. Kesehatan Masyarakat, 8(1):26–33.
2. Wirda Wirda, dkk. 2020. Evaluasi
Penggunaan Antibiotik Pada Pasien
153