You are on page 1of 6

Jurnal Kedokteran Methodist, Vol. 15 No.

2 Desember 2022
https://ejurnal.methodist.ac.id/index.php/jkm/article/view/1663

ARTIKEL PENELITIAN

Hubungan Antara Usia dan Jenis Kelamin Terhadap Angka Kejadian


Apendisitis di RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan

Ribka Febrianti Zebua1, Harry Butar-Butar2, Yan Pieter Sihombing3


ABSTRACT
Background : Appendicitis is an acute inflammation that occurs in the vermiform
appendix with several precipitating factors. It was found that age and gender were
1
risk factors for appendicitis. Appendicitis increases in adolescents and adults with
Program Studi Pendidikan
Dokter, Fakultas Kedokteran an age range of 20-30 years.
Universitas Methodist Objective : This study aims to determine the relationship between risk factors for
Indonesia
2
Departemen Bedah, Fakultas
appendicitis to the incidence of appendicitis in RSUD Dr. Pirngadi Medan City.
Kedokteran Universitas Method : This type of research uses an analytical observational method, with a
Methodist Indonesia cross sectional design. The method of data collection was carried out using
3
Departemen Kedokteran Jiwa,
Fakultas Kedokteran secondary data obtained from medical records of patients with appendicitis at Dr.
Universitas Methodist Hospital. Pirngadi Medan City 2020-2021.
Indonesia
Result : Based on age, the results of the study obtained that the majority of the
research sample had an age of 15-30 years, namely 35 people (61.4%) with a p
value of 0.018 which was smaller than 0.05. Based on gender, the majority of the
Korespondesi: research sample was male, as many as 39 people (68.4%) with p value = 0.013
ribkazebua06@gmail.com
less than 0.05.
Conclusion : Based on the results of the study, it can be concluded that there is a
significant relationship between age and gender on the incidence of appendicitis
in Dr. Hospital. Pirngadi Medan City.
Keywords : Appendicitis, Age, Gender

ABSTRAK
Latar Belakang : Apendisitis adalah peradangan akut yang terjadi pada apendiks
vermiformis dengan beberapa faktor pencetus. Ditemukan bahwa usia dan jenis
kelamin merupakan faktor risiko terjadinya apendisitis. Apendisitis meningkat
pada usia remaja dan dewasa dengan rentang usia 20-30 tahun.
Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara faktor risiko
apendisitis terhadap angka kejadian apendisitis di RSUD Dr. Pirngadi Kota
Medan.
Metode : Jenis penelitian ini menggunakan metode analitic observasional,
dengan desain cross sectional. Metode pengumpulan data dilakukan dengan
menggunakan data sekunder yang diperoleh dari rekam medik penderita
apendisitis di RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan tahun 2020-2021.
Hasil : Berdasarkan usia, hasil penelitian yang didapatkan mayoritas sampel
penelitian memiliki usia 15-30 tahun yakni sebanyak 35 orang (61.4%) dengan
nilai p = 0.018 lebih kecil dari 0.05. Berdasarkan jenis kelamin, mayoritas sampel
penelitian adalah laki-laki yakni sebanyak 39 orang (68.4%) dengan nilai p=
0.013 lebih kecil dari 0.05.
Kesimpulan : Berdasarkan hasil penelitian maka disimpulkan bahwa terdapat
hubungan yang signifikan antara usia dan jenis kelamin terhadap angka kejadian
apendisitis di RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan.
Kata Kunci : Apendisitis, Usia, Jenis Kelamin

148
Jurnal Kedokteran Methodist, Vol. 15 No.2 Desember 2022
https://ejurnal.methodist.ac.id/index.php/jkm/article/view/1663

PENDAHULUAN penderita apendisitis yang dirawat inap pada


Apendisitis adalah peradangan akut tahun 2005-2009, Rumah Sakit Umum Pusat
yang terjadi pada apendiks vermiformis (RSUP) Haji Adam Malik Medan tercatat
dengan beberapa faktor pencetus. Keluhan 101 kasus apendisitis pada tahun 2014, dan
utama pada apendisitis adalah nyeri perut Rumah Sakit Putri Hijau Medan mencatat
kanan bawah yang menetap dan akan 104 kasus apendisitis pada tahun 2018.4
semakin bertambah nyeri. Apendisitis akut Ditemukan bahwa usia dan jenis
ini merupakan salah satu kasus kelamin merupakan faktor risiko terjadinya
kegawatdaruratan yang paling sering terjadi apendisitis. Apendisitis dapat terjadi pada
dalam bidang bedah abdomen.1 semua usia, namun meningkat pada usia
Insidensi kejadian apendisitis remaja dan dewasa dengan rentang usia 20-
menurut World Health Organization (WHO) 30 tahun. Pada usia tersebut masyarakat
pada tahun 2010 mencapai 8% dari cenderung melakukan banyak aktivitas dan
keseluruhan penduduk dunia, dengan angka mengabaikan nutrisi makannya sehingga
kematian mencapai 0,2-0,8% serta memudahkan terjadinya apendisitis.4
meningkat sampai 20% pada penderita yang Berdasarkan survey pendahuluan
berumur kurang dari 18 tahun dan lebih dari yang dilakukan di RSUD Dr. Pirngadi Kota
70 tahun. Di Eropa kejadian apendisitis Medan di dapat jumlah data penderita
cukup tinggi sekitar 16%, di Amerika apendisitis pada tahun 2020 sebanyak 36
sebanyak 7%, di Asia 4,8% dan Afrika 2,6% orang dan pada tahun 2021 sebanyak 31
dari total populasi penduduk. Di Eropa dan orang, sehingga total kasus apendisitis di
Amerika dengan angka kejadian yang tinggi RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan tahun 2020-
dipengaruhi oleh pola makan yang rendah 2021 sebanyak 67 orang.
serat, sedangkan di Asia dan Afrika angka
kejadian lebih rendah namun meningkat METODE
karena mengikuti pola makan orang barat.2 Jenis penelitian yang dilakukan adalah
Negara di Asia Tenggara, angka kejadian pengukuran analitic observasional, dengan
apendisitis akut tertinggi terjadi di Indonesia desain cross sectional yang dilaksanakan
dan menempati urutan pertama dengan pada bulan Mei sampai Juni 2022 di RSUD
prevalensi sebesar 0.05% kemudian diikuti Dr. Pirngadi Kota Medan. Jumlah sampel
oleh Filipina dengan prevalensi 0.022% dan penelitian adalah 57 orang.
Vietnam dengan prevalensi 0.02%. Menurut Kriteria inklusi : usia, berisiko (15-30
data oleh Kementerian Kesehatan Republik tahun) dan tidak berisiko (> 30 tahun). Jenis
Indonesia di tahun 2009 hingga 2010 kelamin, laki-laki dan perempuan yang
mengalami peningkatan dari 596.132 orang terdiagnosa apendisitis. Kriteria eksklusi :
(3.36%) menjadi 621.435 orang (3.53%). Di penderita apendisitis dengan komplikasi.
Indonesia pada tahun 2009 dan 2010 Variabel bebas pada penelitian ini
apendisitis menempati penyakit tidak adalah usia dan jenis kelamin berdasarkan
menular tertinggi kedua. Menurut survey kriteria yang dibutuhkan. Data diperoleh
Kesehatan Rumah Tangga pada tahun 2013 dengan membaca rekam medis pasien.
insidensi apendisitis menempati urutan Variabel terikat pada penelitian ini
tertinggi sebanyak 591.819 kasus dan adalah apendisitis yang telah terdiagnosa di
semakin meningkat pada tahun 2014 yaitu RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan. Data
sebanyak 596.132 kasus di Indonesia.3 diperoleh dengan membaca rekam medis
Berdasarkan Departemen Kesehatan pasien.
RI, insiden apendisitis di Sumatera Utara Data yang diperoleh dianalisa dengan
sebesar 27% dari total populasi penduduk. analisis univariat menggunakan sistem
Beberapa data dari Rumah Sakit yang ada di komputer SPSS, analisis bivariat dengan
Medan yaitu Rumah Sakit Tembakau Deli menggunakan uji Chi-Square, dan analisis
PTP Nusantara II Medan tercatat 174

149
Jurnal Kedokteran Methodist, Vol. 15 No.2 Desember 2022
https://ejurnal.methodist.ac.id/index.php/jkm/article/view/1663

multivariat dengan menggunakan regresi


logistik.

HASIL
Analisis Bivariat
Analisis Univariat 1. Hubungan Usia dengan Kejadian
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Usia, Jenis Apendisitis
Kelamin dan Kejadian Apendisitis
No Karakteristik Frekuensi Persentase Tabel 2. Hubungan Usia dengan
Sampel Kejadian Apendisitis
1 Usia (tahun) Kejadian Apendisitis Total
>30 tahun 22 38.6 Usia Akut Kronis Sig-p
15-30 tahun 35 61.4 N % n % N %
2 Jenis Tidak 20 90.9 2 9.1 22 100.0
Kelamin berisiko
Perempuan 18 31.6 (>30
Laki-laki 39 68.4 tahun)
3 Kejadian Berisiko 22 62.9 13 37.1 35 100.0 0.018
Apendisitis
(15-30
Akut 42 43.7
tahun)
Kronis 15 26.3
Total 42 73.7 15 26.3 57 100.0
Total 57 100.0

Hasil analisis distribusi frekuensi Hasil analisis hubungan dengan uji


memperlihatkan bahwa ditinjau dari faktor Chi-square memperlihatkan bahwa dari 22
usia, dari 57 sampel penelitian, 22 orang sampel penelitian usia tidak berisiko (>30
(38.6%) berusia tidak berisiko (>30 tahun) tahun), 20 orang (90.9%) mengalami
dan 35 orang (61.4%) berusia berisiko (15-30 apendisitis akut dan 2 orang (9.1%)
tahun). Dengan demikian, mayoritas sampel mengalami apendisitis kronis. Selanjutnya,
penelitian memiliki usia berisiko yakni dari 35 sampel penelitian usia berisiko (15-
sebanyak 35 orang (61.4%). 30 tahun), 22 orang (62.9%) mengalami
Ditinjau dari jenis kelamin, dari 57 apendisitis akut dan 13 orang (37.1%)
sampel penelitian, 18 orang (31.6%) adalah mengalami apendisitis kronis.
perempuan dan 39 orang (68.4%) adalah laki- Selanjutnya, hasil uji chi-square
laki. Dengan demikian, mayoritas sampel memperlihatkan bahwa nilai p = 0.018 lebih
penelitian adalah laki-laki yakni sebanyak 39 kecil dari 0.05, hal ini berarti bahwa ada
orang (68.4%). hubungan signifikan antara usia dengan
Ditinjau dari kejadian apendisitis, kejadian apendisitis. Dengan kata lain,
dari 57 sampel penelitian, 42 orang (43.7%) mayoritas sampel penelitian mengalami
mengalami apendisitis akut dan,`5 orang apendisitis akut yakni yang tergolong usia
(26.3%) mengalami apendisitis kronis. berisiko (15-30 tahun) yakni sebanyak 22
Dengan demikian, mayoritas sampel orang (62.9%).
penelitian mengalami kejadian apendisitis
akut yakni sebanyak 42 orang (43.7%).

150
Jurnal Kedokteran Methodist, Vol. 15 No.2 Desember 2022
https://ejurnal.methodist.ac.id/index.php/jkm/article/view/1663

Constant -1.444 0.447 0.236

2. Hubungan Jenis Kelamin dengan Hasil analisis menunjukkan bahwa


Kejadian Apendisitis seluruh variabel telah signifikan yaitu
variabel usia dan jenis kelamin (p<0.05),
Tabel 3. Hubungan Jenis Kelamin maka variabel yang dominan sebagai faktor
dengan Kejadian Apendisitis risiko apendisitis adalah usia (p=0.022;OR =
6.955;95%CI 1.315-36.787), yang artinya
Kejadian Apendisitis Total
Jenis bahwa usia memiliki peluang sebesar 6,9 kali
Akut Kronis Sig-p
Kelamin lebih besar menjadi faktor risiko apendisitis
N % n % N % dibanding dengan jenis kelamin.
Perempuan 17 94.4 1 5.6 18 100.0
Laki-laki 25 64.1 14 35.9 39 100.0 0.013 DISKUSI
Total 42 73.7 15 26.3 57 100.0
Hasil analisis data dengan chi-square
memperlihatkan bahwa usia memiliki
Hasil analisis hubungan dengan uji hubungan signifikan dengan kejadian
Chi-square memperlihatkan bahwa dari 18 apendisitis (0.018<0.05) dimana mayoritas
sampel perempuan, 17 orang (94.4%) sampel mengalami apendisitis akut yakni
mengalami apendisitis akut dan hanya 1 yang tergolong usia berisiko (15-30 tahun).
orang (5.6%) mengalami apendisitis kronis. Hasil penelitian ini sejalan dengan
Selanjutnya, dari 39 sampel laki-laki, 25 penelitian Bima (2021) Hubungan Jenis
orang (64.1%) mengalami apendisitis akut Kelamin, Usia Dan Jumlah Leukosit Pada
dan 14 orang (35.9%) mengalami apendisitis Pasien Apendisitis Perforasi Dan Apendisitis
kronis. Non Perforasi dimana hasil penelitian
Selanjutnya, hasil uji chi-square menunjukkan bahwa terdapat hubungan
memperlihatkan bahwa nilai p= 0.013 lebih antara jenis kelamin dengan kejadian
kecil dari 0.05, hal ini berarti bahwa ada apendisitis perforasi, terdapat hubungan
hubungan signifikan antara jenis kelamin antara usia dengan kejadian apendistis
dengan kejadian apendisitis. Dengan kata perforasi dan terdapat hubungan antara
lain, mayoritas sampel penelitian yang jumlah leukosit dengan kejadian apendisitis
mengalami apendisitis akut adalah laki-laki perforasi.5
yakni sebanyak 25 orang (64.1%). Hasil penelitian ini juga sejalan
dengan penelitian Hartawan (2018)
Analisis Multivariat Karakteristik Kasus Apendisitis Di Rumah
Tabel 4. Model Regresi Logistik Usia Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar Bali
dan Jenis Kelamin Terhadap Kejadian dimana hasil penelitian menunjukkan bahwa
Apendisitis kasus apendisitis di Rumah Sakit Umum
Pusat Sanglah Denpasar Bali tahun 2018
Variabel B
Nilai
OR
95% C.I terbanyak terjadi pada kelompok rentang 17-
p Lower Upper 25 tahun (remaja akhir) sebesar 34,5%,
Usia 1.939 0.022 6.955 1.315 36.787 dengan didominasi oleh jenis kelamin laki-
Kelamin -2.420 0.029 0.089 0.010 0.777
laki (58,2%). Keluhan utama yang sering
dirasakan pasien berupa nyeri perut kanan
(90,0%). Sebagian besar kasus apendisitis

151
Jurnal Kedokteran Methodist, Vol. 15 No.2 Desember 2022
https://ejurnal.methodist.ac.id/index.php/jkm/article/view/1663

memiliki karakteristik diagnosis klinik diet yang buruk lebih banyak terkena
berupa apendisitis akut (32,7%) serta apendisitis akut dan untuk variabel
karakteristik jumlah leukosit berupa konsistensi feses sebanyak 66,7%
leukositosis (80,9%). Selain itu, mayoritas berhubungan. Menurut pandangan peneliti
kasus apendisitis memilki karakteristik dan hasil dari sintesis data, terdapat
diagnosis histopatologi berupa apendisitis kesimpulan bahwa jenis kelamin laki-laki,
phlegmonosa/suppuratif (57,3%) dimana usia 20-30 tahun, pola diet yang buruk dan
hasil penelitian membuktikan bahwa ada konsistensi feses yang keras memiliki
hubungan antara usia dengan kejadian hubungan dan dapat meningkatkan kejadian
apendisitis.6 apendisitis akut.3
Hasil penelitian serupa juga Hasil penelitian ini juga sejalan
diungkapkan oleh Thomas (2016) Angka dengan penelitian Awaluddin (2020) Faktor
Kejadian Apendisitis Di Rsup Prof. Dr. R. D. Risiko Terjadinya Apendisitis Pada Penderita
Kandou Manado Periode Oktober 2012 – Apendisitis Di RSUD Batara Guru Belopa
September 2015 dimana hasil penelitian Kabupaten Luwu Tahun 2020 dimana hasil
menunjukkan bahwa selama periode penelitian menunjukkan bahwa mayoritas
Oktober 2012 – September 2015 terdapat 650 responden berusia ≤35 tahun (61.8%), laki-
pasien. Jumlah pasien terbanyak ialah laki 25 (73.5%). Hasil uji statistik
apendisitis akut yaitu 412 pasien (63%) menunjukkan ada hubungan yang signifikan
sedangkan apendisitis kronik sebanyak 38 antara usia dengan kejadian apendisitis di
pasien (6%). Dari 650 pasien, yang RSUD Batara Guru Belopa Kab. Luwu
mengalami komplikasi sebanyak 200 pasien dengan nilai p-value 0,003 (<0,05).8
yang terdiri dari 193 pasien (30%) dengan Hasil penelitian Hapsari (2018)
komplikasi apendisitis perforasi dan 7 pasien Prevalensi Apendisitis di Kota Tangerang
(1%) dengan periapendikuler infiltrat. Selatan Periode 2016-2017 membuktikan
Kelompok umur tersering yang menderita bahwa usia dan jenis kelamin memiliki
apendisitis ialah 20-29 tahun. Jumlah pasien hubungan signifikan dengan kejadian
laki-laki lebih banyak daripada perempuan.7 apendisitis. 9

Hasil analisis data dengan chi-square Dari hasil analisis multivariat dengan
memperlihatkan bahwa ada hubungan analisis regresi logistik menunjukkan bahwa
signifikan antara jenis kelamin dengan seluruh variabel telah signifikan yaitu
kejadian apendisitis (p=0.013 < 0.05) dimana variabel usia dan jenis kelamin (p<0.05),
mayoritas sampel penelitian yang mengalami maka variabel yang dominan sebagai faktor
apendisitis akut adalah laki-laki yakni risiko apendisitis adalah usia
sebanyak 25 orang (64.1%). (p=0.022;OR=6.955;95%CI 1.315-36.787),
Hasil penelitian ini juga sejalan yang artinya bahwa usia memiliki peluang
dengan penelitian Cristie (2021) Analisis sebesar 6,9 kali lebih besar menjadi faktor
Faktor Risiko Yang Berhubungan Dengan risiko apendisitis dibanding dengan jenis
Kejadian Apendisitis Akut dimana hasil kelamin.
penelitian menunjukkan bahwa jenis Penelitian ini sejalan dengan
kelamin laki-laki lebih banyak terkena penelitian Arifuddin (2017) Faktor Risiko
apendisitis akut. Sedangkan untuk variabel Kejadian Apendisitis di Bagian Rawat Inap
usia sebanyak 66,67% yang menyatakan usia RSU Anutapura Palu dimana hasil penelitian
20-30 tahun lebih banyak terkena apendisitis menunjukkan bahwa usia (OR =
akut dan juga memiliki hubungan. Pada 4.717;95%CI 2.331-9.545) dan pola makan
variabel pola diet sebanyak 55,6% (OR = 3.455;95%CI 1.717-6.949)
berhubungan dan 44,4% menyatakan pola merupakan faktor risiko terhadap apendisitis

152
Jurnal Kedokteran Methodist, Vol. 15 No.2 Desember 2022
https://ejurnal.methodist.ac.id/index.php/jkm/article/view/1663

dan jenis kelamin (OR = 0.657;95%CI 0.337- signifikan tidak bermakna dikarenakan nilai
1.284) merupakan faktor risiko yang secara OR lebih rendah.10
Pascabedah Apendisitis Akut Di RSUD
Kabupaten Pasuruan
KESIMPULAN Tahun. Pharmaceutical Journal of
Indonesia, 6(1), 15-20.
3. Cristie, J. O., Wibowo, A. A., Noor, M.
Berdasarkan hasil penelitian dan
analisis data tentang Hubungan Antara Usia S., Tedjowitono, B., & Aflanie, I. 2021.
Dan Jenis Kelamin Terhadap Angka Literature Review: Analisis Faktor
Kejadian Apendisitis Di RSUD Dr. Pirngadi Risiko yang Berhubungan dengan
Kota Medan, dapat disimpulkan bahwa : Kejadian Apendisitis Akut. Homeostasis,
1. Distribusi frekuensi usia sebagai faktor 4(1), 59-68.
risiko pada apendisitis di RSUD Dr. 4. Aritonang, S. G. 2019. Karakteristik
Pirngadi Kota Medan menunjukkan Penderita Apendisitis yang Dirawat Inap
bahwa mayoritas adalah usia 15-30 tahun di Rumah Sakit Putri Hijau Medan
yakni sebanyak 35 orang (61.4%) dan Tahun 2018.
distribusi frekuensi jenis kelamin sebagai 5. Bima. 2021. Hubungan Jenis Kelamin,
faktor risiko pada apendisitis di RSUD Usia Dan Jumlah Leukosit Pada Pasien
Dr. Pirngadi Kota Medan menunjukkan Apendisitis Perforasi Dan Apendisitis
bahwa mayoritas sampel penelitian Non Perforasi. Wal'afiat Hospital
adalah laki-laki yakni sebanyak 39 orang Journal, 2(1).
(68.4%). 6. Hartawan, dkk. 2018. Karakteristik
2. Terdapat hubungan yang signifikan
Kasus Apendisitis di Rumah Sakit Umum
antara usia dengan kejadian apendisitis di
RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan Pusat Sanglah Denpasar Bali Tahun
(p=0.018 <0.05). 2018. Jurnal Medika Udayana, 9(10),
3. Terdapat hubungan yang signifikan 60-67.
antara jenis kelamin dengan kejadian 7. Thomas, dkk. 2016. Angka kejadian
apendisitis di RSUD Dr. Pirngadi Kota apendisitis di RSUP Prof. Dr. R. D.
Medan (p=0.013 < 0.05). Kandou Manado periode Oktober 2012
4. Berdasarkan hasil analisis multivariat, – September 2015. Jurnal e-Clinic (eCl),
variabel yang dominan sebagai faktor 4(1), 231-236.
risiko apendisitis adalah usia (p=0.022; 8. Awaluddin.2020. Faktor Risiko
OR=6.955;95%CI 1.315-36.787), yang Terjadinya Apendisitis Pada Penderita
artinya bahwa usia memiliki peluang Apendisitis Di RSUD Batara Guru
sebesar 6,9 kali lebih besar menjadi Belopa Kabupaten Luwu Tahun 2020.
faktor risiko apendisitis dibanding Jurnal Kesehatan Luwu Raya, 7(1), 67-
dengan jenis kelamin. 72.
9. Hapsari. 2018. Prevalensi Apendisitis di
Kota Tangerang Selatan Periode 2016-
2017. Jakarta : Universitas Islam Negeri.
DAFTAR PUSTAKA 10. Arifuddin A, Salmawati L, Prasetyo
A. 2017. Faktor Resiko Kejadian
1. Jones MW, Lopez RA, Deppen JG. Apendisitis di Bagian Rawat Inap
2021. Appendicitis. Treasure Island RSU Anutapura Palu 2017. Jurnal
(FL): StatPearls Publishing. Kesehatan Masyarakat, 8(1):26–33.
2. Wirda Wirda, dkk. 2020. Evaluasi
Penggunaan Antibiotik Pada Pasien

153

You might also like