You are on page 1of 91

Kelon Essensial Koas

Pediatri 3
Mediko made the med-easy!
RESPIROLOGI
Hyaline Mebran Disease
• Dikenal juga sebagai neonatal Gambaran Radiologi HMD
respiratory distress syndrome, lung • Ground glass appearance
disease of prematurity, atau • Bell shaped thorax
defisiensi surfaktan • Sering ditemukan bilateral air
bronchograms
• Faktor risiko:
• Hiperventilasi jika pasien terintubasi
• Maternal diabetes
• Prematuritas
• Asfiksia prenatal
• Multiple gestations
Meconium Aspiration Syndrome
Diagnosis:
• Adanya meconium bercampur dengan ketuban
• Obstruksi jalan napas: gasping, apnoe, sianosis
• Distress napas: takipnue, nafas cuping hidung, retraksi dada, sianosis
• Tanda post-maturitas:
• KMK
• Kuku Panjang, kulit terkelupas
• Pewarnaan kulit kuning – hijau
Tatalaksana
Meconium Aspiration Syndrome
• Di ruang persalinan
• Nilai konsistensi meconium
• Bila ketuban bercampur meconium;
• Bugar → perawatan rutin tanpa memandang konsistensi meconium
• Distress → laringoskopi direk dan pengisapan intratrakeal
• Hindari VTP sampai pengisapan trachea selesai
• Sindrom Aspirasi Mekonium;
• Koreksi abnormalitas metabolic
• Pemantauan saturasi oksigen
• Awasi tanda obstruksi nafas
• Awasi hipoksemia:
• Cek AGD
• Terapi oksigen
• Ventilasi mekanik
• PaCO2 > 60 mmHg atau PaO2 < 50 mmHg
Gambaran Radiologi
Transient Tachypneu of Newborn
• Respiratory disorder seen shortly after delivery in full-term or late preterm
babies
• Transient tachypnea of the newborn (TTN) is a self-limited disease
• Transient tachypnea is more likely to occur in babies who were:
1. Born before 38 weeks gestation
2. Delivered by C-section, especially if labor has not already started
3. Born to a mother with diabetes
• Newborns with transient tachypnea have breathing problems soon after birth, most often
within 1 - 2 hours.
• Symptoms include:
1. Bluish skin color (cyanosis)
2. Rapid breathing, which may occur with noises such as grunting
3. Flaring nostrils or movements between the ribs or breastbone known as retractions
• Sesak nafas pada bayi
• Tanpa retensi CO2 (normal tekanan CO2 pada pemeriksaan AGD)
• Faktor risiko → SC ELEKTIF
• Pada persalinan normal, pasase bayi melewati pelvis ibu yang
sempit akan memeras cairan keluar dari paru-paru
• Transient → gejala membaik maksimal dalam 72 jam

Diagnosis Banding
Gambaran Radiologis
• Edema interstisial
• Peningkatan corakan
vaskuler di hilus
• Kadang ditemukan
cairan di fisura
interlobar, efusi
pleura
• X-foto thorax
menjadi normal
dalam 48 jam
BATUK
DURASI USIA

REKUREN KRONIK NEONATUS 1-5 tahun > 5 tahun

TR- Post Viral


≥6x/tahun > 2 minggu ASMA
laringomalacia Infection

Alergi TB Rinosinusitis

Penumonia
GERD Bronkiektasis
Atipikal

Infeksi
PERTUSIS PERTUSIS
Respirasi
SPECIFIC COUGH

ASMA PERTUSIS
Wheezing (+), episodik, Whopping (+), riwayat
nocturnal, reversibel imunisasi tidak lengkap (DPT)

TB ATIPICAL PNEUMONIA
Demam (+), M.tuberculosis Usia sekolah, walking
(+), stunting pneumonia

RHINOSINUSITIS
GERD
Post Nasal Drip/PND (+),
Muntah (+), gagal tumbuh
hidung tersumbat (+)

LR-TRACHEOMALACIA
OSAS → ngorok, riw.alergi (+)
Stridor (+), gagal tumbuh
CLD, etc
(+)
TB pada anak
Petunjuk Teknis Tatalaksana TB Anak
• Penegakan diagnosis TB anak didasarkan 4 hal :
– Konfirmasi bakteriologis TB
– Gejala klinis yang khas TB
– Adanya bukti infeksi TB(tuberculin atau kontak TB)
– Foto thorax sugestif TB

• Sistem skoring:
– Telah digunakan untuk diagnosis TB anak
– Bila tidak terdapat fasilitas pemeriksaan tuberculin dan foto
thoraks, maka skoring ini akan tidak dapat terpenuhi
seluruh komponennya
– Sehingga dibuat alur diagnostik berdasarkan klinis dan
pemeriksaan bakteriologis
Sistem Skoring
MANTOUX TEST
Tatacara:
• 0,1 ml intrakutan di bagian
volar lengan bawah.
• Pembacaan 48-72 jam
setelah penyuntikan

Cara pembacaan indurasi:


➢ 0 - 5 mm : negatif
➢ 5 - 9 mm : meragukan
➢ ≥ 10 mm : positif

Bila Negatif:
o Tidak ada infeksi TB
o Masa inkubasi
o Anergi
Pengobatan TB anak
Terapi
• Fase Intensif :
Kombinasi 3-5 OAT
selama 2 bulan awal (2
RHZ)
• Fase Lanjutan :
Kombinasi 2 OAT
selama 4 bulan (4 RH)
Profilaksis TB pada Anak

Umur HIV Hasil pemeriksaan Tata laksana


Balita +/- ILTB PP INH
Balita +/- Terpajan PP INH
>5 tahun + ILTB PP INH
>5 tahun + Terpajan PP INH
>5 tahun - ILTB Observasi
>5 tahun - Terpajan observasi
Profilaksis TB pada anak
Profilaksis primer Profilaksis sekunder
Untuk mencegah tertular/infeksi pada kelompok Untuk mencegah terjadinya sakit TB pada
yang mengalami kontak erat dengan pasien TB kelompok yang telah terinfeksi TB tapi
dewasa dengan uji BTA positif (kontak +) belum sakit TB (infeksi +)

Dosis obat: INH 5-10 mg/kgBB/hari selama 3 Dosis obat: INH 5-10 mg/kgBB/hari
bulan selama 6-12 bulan
Jika setelah 3 bulan hasil negative dan tidak ada
kontak → profilaksis dihentikan

Jika terjadi konversi tuberculin menjadi positif


→ tentukan hanya terinfeksi atau sakit TB
Jika hanya terinfeksi → lanjutkan profilaksis
sekunder
Jika sakit TB → OBATI SESUAI REGIMEN TB
KETERANGAN :
• Infeksi Laten TB (ILTB)
• Obat yang diberikan adalah INH (Isoniazid) dengan dosis 10 mg/kgBB (7-15
mg/kg) setiap hari selama 6 bulan.
• Setiap bulan (saat pengambilan obat Isoniazid) dilakukan pemantauan
terhadap adanya gejala TB. Jika terdapat gejala TB pada bulan ke 2, ke 3, ke 4,
ke 5 atau ke 6, maka harus segera dievaluasi terhadap sakit TB dan jika
terbukti sakit TB, pengobatan harus segera ditukar ke regimen terapi TB anak
dimulai dari awal
• Jika rejimen Isoniazid profilaksis selesai diberikan (tidak ada gejala TB selama 6
bulan pemberian), maka rejimen isoniazid profilaksis dapat dihentikan.
• Bila anak tersebut belum pernah mendapat imunisasi BCG, perlu diberikan BCG
setelah pengobatan profilaksis dengan INH selesai.
Contoh Resep TB anak
dr. Stephen Strange
Jl. Bleecker 177 A
SIP. 190244582910 Misal : Anak Cantik usia 5 th dengan BB 20 kg
(Fase Intensif → 2 bulan pertama)
Semarang, 29 Agustus 2020

R/ INH tab 100 mg


FDC
saccharin q.s.
m.f. pulv. dtd. no. XXX
S 1 dd pulv I
R/ Pirazinamide tab 300 mg dr. Stephen Strange
saccharin q.s. Jl. Bleecker 177 A
m.f. pulv. dtd. no. XXX SIP. 190244582910
S 1 dd pulv I Semarang, 29 Agustus 2020
R/ Rifampicin tab 150 mg
saccharin q.s. R/ FDC paed. tab no. XXX
m.f. pulv. dtd. no. XXX S 1 dd tab IV j.e.j (saat perut kosong)
S 1 dd pulv I
Pro : An. Cantik
Pro : An. Cantik Usia : 5 tahun
Usia : 5 tahun
Pneumonia
• Tanda utama menurut WHO: fast breathing & lower chest indrawing
• Signs and symptoms :
– Non respiratory: fever, headache, fatigue, anorexia, lethargy, vomiting and
diarrhea, abdominal pain
– Respiratory: cough, chest pain, tachypnea , grunting, nasal flaring, subcostal
retraction (chest indrawing), cyanosis, crackles and rales (ronchi)

Batas RR anak dikatakan


takipneu

Usia RR (kali/menit)
<2 bulan 60
2-12 bulan 50
1-5 tahun 40
AGE COMMON ETIOLOGIES (as in order) LESS COMMON ETIOLOGIES
2 to 24 RSV Streptococcus Mycoplasma pneumoniae
months Human metapneumovirus pneumoniae Haemophilus influenzae (type B
Parainfluenza viruses Chlamydia and nontypable)
Influenza A and B trachomatis Chlamydophila pneumoniae
Rhinovirus
Adenovirus
Enterovirus

2 to 5 years Respiratory syncytial virus S. pneumoniae Staphylococcus aureus (including


Human metapneumovirus M. pneumoniae methicillin-resistant S. aureus)
Parainfluenza viruses H. influenzae (B and Group A streptococcus
Influenza A and B nontypable)
Rhinovirus C. pneumoniae
Adenovirus
Enterovirus
Older than 5 Rhinovirus M. pneumoniae H. influenzae (B and nontypable)
years Adenovirus C. pneumoniae S. aureus (including methicillin-
Influenza A andB S. pneumoniae resistant S. aureus)
Group A streptococcus
Respiratory syncytial virus
Parainfluenza viruses
Human metapneumovirus
Enterovirus
Klasifikasi Pneumonia
Pneumonia DEMAM + batuk dan kesulitan Kotrimoksasol 2x4mg TMP/kgBB(3
Ringan bernafas, dapat ditemui nafas cepat hari)

ATAU
Amoksisilin 2x25mg/kgBB (3 hari)
➢ bisa rawat jalan
Pneumonia DEMAM + batuk dan kesulitan Ampisilin/amoksisilin 4x25-50
Berat bernafas, + minimal satu dari: mg/kgBB/kali IV atau IM DAN
• Kepala terangguk-angguk + Kloramfenikol 3x25mg/kgBB IM
• Pernafasan cuping hidung atau IV
• Retraksi subkostal ATAU
• Tidak dapat menyusu, atau + Gentamisin 1x7,5mg/kgBB IM
memuntahkan semuanya ATAU
• Kejang, letargis. Atau tidak Seftriakson 1x80-100 mg/kgBB IM
sadar atau IV
• Sianosis ➢ rawat inap
• Distress nafas berat
• Foto dada menunjukkan
gambaran pneumonia
(infiltrat luas, konsolidasi,
dll)
Kriteria Rawat Inap
Bayi Anak
• Saturasi Oksigen ≤ 92% ➢Saturasi oksigen ≤ 92%
• Sianosis ➢Sianosis
• RR > 60x/menit ➢Distress pernapasan,
• Distress pernapasan, grunting
apnea intermitten, atau ➢Terdapat tanda dehidrasi
grunting ➢Keluarga tidak bisa
• Tidak mau merawat dirumah
minum/menetek
• Keluarga tidak bisa
merawat di rumah
Gambaran Radiologis
Penyakit Gambaran radiologi khas
Asthma Diafragma mendatar, hiperinflasi
Bronkiolitis Hiperekspansi, infiltrat, peribronkial thickening

Bronkopneumonia Pneumonia Lobaris


Contoh Resep Pneumonia
dr. Stephen Strange
Jl. Bleecker 177 A
SIP. 190244582910 Misal : Anak Dora usia 6 tahun dengan BB 20 kg
(pemberian obat selama 3 hari)
Semarang, 29 Agustus 2020

R/ Amoxicillin tab 500 mg


saccharin q.s. Bisa digantikan dengan Amoxicillin Syrup (250 mg/5 ml):
m.f. pulv dtd no. VI R/ Amoxicillin syr 60 ml fl no.I
S.0.12 h dd. Pulv I S.0 12 h. Cth II
R/ Paracetamol syr 60 mL fl No. I
S 3 dd Cth I prn (bila demam > 38,5 °C)
R/ Ambroxol syr 60 ml fl No. I
Sebagai mukolitik (terapi suportif)
S 3 dd Cth I

Pro : An. Dora


Usia : 6 tahun
Contoh Resep Pneumonia berat
dr. Stephen Strange
Jl. Bleecker 177 A
SIP. 190244582910 Misal : Anak Dora usia 6 tahun dengan BB 20 kg
(RAWAT INAP)
Semarang, 29 Agustus 2020

R/ Ampicillin inj. 1000 mg/ vial no. II


S.i.m.m
R/ Gentamisin inj 10 mg/ml amp. No.I
S .i.m.m
R/ Aqua pro injeksi amp. No. I
S .i.m.m
R/ Spuit 5 cc No. I
S.i.m.m

Pro : An. Dora


Usia : 6 tahun
Asma
Merupakan penyakit saluan respirasi dengan dasar inflamasi kronik yang mengakibatkan obstruksi dan
hipereaktivitas saluran respiratori dengan derajat bervariasi. Manifestasi klinis asma dapat berupa batuk,
wheezing, sesak nafas, dada tertekan yang timbul secara kronik dan atau berulang reversible, cenderung
memberat pada malam atau dini hari.
Asthma pattern (GINA)
Klasifikasi Serangan Asma
Derajat Kendali Asma
Contoh Resep Asma
dr. Stephen Strange
Jl. Bleecker 177 A
SIP. 190244582910 Misal : Anak Jenny usia 6 tahun dengan BB 25 kg
(saat serangan) → setting IGD
Semarang, 29 Agustus 2020
Dosis Salbutamol :
R/ Salbutamol nebu. 2,5 mg/ 2,5 ml Amp no.I
• 0,1 – 0,15 mg/kgBB setiap 6 jam
S .i.m.m.
BSO Salbutamol :
R/ O2 Nasal kanul no. I
• Tablet 2 mg, tablet 4 mg
S.i.m.m.
• Solusio → nebul 2,5 mg/ 2,5 ml
R/ NaCl 0,9% 25 cc fl.I
S.i.m.m.

Pro : An. Jenny


Usia : 6 tahun
Contoh Resep Asma
dr. Stephen Strange
Jl. Bleecker 177 A
SIP. 190244582910 Misal : Anak Jenny usia 7 tahun → Rawat Jalan
(Persisten Ringan)
Semarang, 29 Agustus 2020
Dosis Salbutamol inhalasi (Ventolin) :
R/ Ventolin inh. 100 mcg/ puff MDI No. I
• Menghilangkan bronkospasme akut → 100
S 3 dd puff II p.r.n (sesak napas)
mcg
R/ Budesonide Inh. 200 mcg/ puff MDI No.I
• Terapi kronis : 200 mcg (4x/ hari)
S 1 dd puff I
Sediaan Salbutamol inhalasi (Ventolin) :
• Inhaler → Puff (per kali semprot) → 100 mcg
Salbutamol sulfate
Pro : An. Jenny
Usia : 6 tahun
Bronkiolitis
• Infection (inflammation) at bronchioli
• Bisa disebabkan oleh beberapa jenis
virus, yang paling sering adalah
respiratory syncytial virus (RSV)
• Virus lainnya: influenza,
parainfluenza, dan adenoviruses
• Predominantly < 2 years of age
(2-6 months)
• Difficult to differentiate with
pneumonia and asthma
Bronkiolitis
Anamnesis
• Sering terjadi pada anak < 2 tahun Pemeriksaan Penunjang
• Demam • X-foto AP-lateral → air trapping
• Rhinorrea, nasal discharge, batuk, • AGD: hiperkarbia, asidosis
takipneu, sesak napas, dan kesulitan metabolic/respiratorik
makan
• Batuk kering dengan mengi Tatalaksana
• Oksigen
Pemeriksaan Fisik • Bronkodilator (hanya kalau menghasilkan
• Napas cepat perbaikan)
• Retraksi dinding dada
• Bentuk dada tampak hiperinflasi
• auskultasi → wheezing
Bronkiolitis
Tatalaksana Bronkiolitis
Walaupun pemakaian nebulisasi dengan beta2 agonis
sampai saat ini masih kontroversi, tetapi masih bisa
dianjurkan dengan alasan:
• Pada bronkiolitis selain terdapat proses inflamasi
akibat infeksi virus juga ada bronkospasme dibagian
perifer saluran napas (bronkioli)
• Beta agonis dapat meningkatkan mukosilier
• Sering tidak mudah membedakan antara bronkiolitis
dengan serangan pertama asma
• Efek samping nebulasi beta agonis yang minimal
dibandingkan epinefrin.
Contoh Resep Bronkiolitis
dr. Stephen Strange
Jl. Bleecker 177 A
SIP. 190244582910 Misal : Anak Fina usia 5 tahun dengan BB 20 kg
(pemberian obat selama 3 hari)
Semarang, 29 Agustus 2020
Dosis Paracetamol :
R/ Paracetamol syr 60 mL fl No. I
• Antipiretik → 10 – 15 mg/ kgBB / hari
S 3 dd Cth I prn (bila demam > 38,5 °C)
• Analgetik → 20 mg/ kbBB/ hari
R/ Salbutamol tab 2 mg
BSO paracetamol :
Saccharin q.s
• Tablet 500 mg
m.f. pulv dtd no. IV
• Syr 125 mg/ 5 mL
S 1 dd pulv I prn (bila sesak)

Pro : An. Fina


Usia : 5 tahun
Inspiratory stridor
suggests airway
obstruction above
the glottis
Expiratory stridor is
indicative of
obstruction in the
lower trachea

A biphasic stridor
suggests a glottic or
subglottic lesion.
Diagnosis Banding Stridor
Diagnosis Gejala
Croup -Batuk Menggonggong
-Low grade fever
-Suara Serak
-Distress pernafasan
Benda Asing -Riwayat tiba-tiba tersedak
-Distres Pernafasan
Difteri -Imunisasi DPT tidak ada/tidak lengkap
-Sekret hidung bercampur darah
-Bull neck
-Tenggorokan merah / faringitis
-Membran putih keabuan di faring/tonsil -> pseudomembran
Laryngomalacia The most common cause of chronic stridor, esp in children < 2 y.o.
Laryngomalacia
• Kelainan kongenital dari kartilago
laring → supraglotis jatuh saat
inspirasi → obstruksi
• Penyebab: keterlambatan maturitas
laring
• Dimulai usia 4-6 minggu, memuncak
usia 6-8 bulan, remisi usia 2 tahun
• Gejala dan tanda:
✓ Stridor inspirasi, terutama saat
telentang atau menangis
✓ Tidak ada kesulitan makan atau
pertumbuhan
✓ Laringoskopi: omega-shaped
epiglottis
• Terapi: observasi
Croup
Cause: Most commonly Parainfluenza Virus
Klasifikasi Penanganan
Croup Ringan: • Corticosteroid (Dexamethasone)
-Demam • Edukasi, bila membaik -> rawat jalan
-Suara Serak
-Batuk Menggonggong
-Stridor Terdengar hanya jika anak gelisah
Croup Sedang: Corticosteroid (Dexamethasone) Monitor
-Batuk menggonggong lebih sering dalam 4 jam
-Stridor terdengar walaupun anak tenang Membaik -> Edukasi, rawat jalan
-Nafas cepat dan tarikan dinding dada bagian bawah Jika tidak membaik, tangani sebagai Croup Berat
ke dalam
Croup Berat: - Corticosteroid (Dexamethasone)
-Batuk menggonggong lebih sering - Epinefrin rasemik. 2ml adrenalin 1/1000 dalam
-Stridor terdengar jelas 2-3 ml NaCl, dengan nebulizer selama 20 menit,
-Nafas cepat dan tarikan dinding dada bagian bawah ulangi bila perlu
ke dalam - Oksigenasi
-Anak agitasi dan stressed Antibiotik tidak seharusnya diberikan
Intubasi dan trakeostomi: Jika terdapat tanda obstruksi saluran respiratorik seperti tarikan
dinding dada bagian bawah ke dalam yang berat dan anak gelisah, lakukan intubasi sedini
mungkin.
Contoh Resep Croup
dr. Stephen Strange
Jl. Bleecker 177 A
SIP. 190244582910 Misal : Anak Fina usia 5 tahun dengan BB 20 kg
(Resep 3 hari)
Semarang, 29 Agustus 2020
Penyebab Croup → virus
R/ Paracetamol syr 60 mL fl No. I
Tidak perlu diberikan Antibiotik
S 3 dd Cth I prn (bila demam > 38,5 °C)
R/ Dexamethasone tab 1,2 mg
Saccharin q.s.
m.f. pulv dtd no. III
S 1 dd pulv I

Pro : An. Fina


Usia : 5 tahun
Croup vs Epiglotitis
Croup Epiglotitis
Prevalensi Sering terjadi Jarang (berkurang dengan vaksin HiB)

Agen Parainfluenza, RSV, enterovirus Haemophillus influenza type B

Usia 3 bulan-3 tahun 3-7 tahun


Pemeriksaan fisik Batuk mengogonggong, stridor Stridor, distress pernapasan, 3D’s: drooling,
dysphagia, dysphonia

Demam < 39C > 39C


Leukosit Normal Meningkat
X-Ray Steeple sign (tracheal Thumbprint sugn (swollen epiglottis)
narrowing)
Tatalaksana dexamethasone Intubate/ventilate, antibiotic: cefuroxime
Epiglottitis

Normal Epiglotis : Halloween Sign


Cherry-red sign

Thumb sign
Epiglotitis: Halloween Sign (-)
Epiglottitis

Kondisi Pasien Terapi/Penanganan


Stable (no airway compromise, respiratory Broad-spectrum antibiotic. Immediate tx.
difficulty, stridor, or drooling, and who have Should not wait for the blood and tissue
only mild swelling on laryngoscopy) culture result.
More targeted antibiotic. The drug may be
changed later, depending on what's causing
the epiglottitis.
Unstable (respiratory distress, airway Jaga patensi jalan nafas:
compromise on examination, stridor, -Awasi ketat
inability to swallow, drooling, sitting erect, Jika diperlukan: intubasi/tracheostomy/
and deterioration within 8-12 hours) cricothyrotomy/percutaneous transtracheal
jet ventilation (PTJV)
Pertussis
• Causa: Bordetella Pertusis
• Batuk Berat lebih dari 2 minggu
• Batuk Paroksismal diikuti suara
whoop saat inspirasi
“whooping cough”
• Perdarahan Subkonjungtiva
• Anak tidak tahu atau belum
lengkap imunisasi terhadap
pertusis
• Bayi muda mungkin tidak disertai
whoop, tetapi batuk yang diikuti
oleh berhentinya napas atau
sianosis, atau napas berhenti
tanpa batuk (apneic spell)
Perjalanan Pertussis
Stadium Kataral
• Gejala minimal dengan/tanpa demam; rinorea; anoreksia, frekuensi
batuk bertambah. Paling infeksius.
Stadium Paroksismal
• Batuk paroksismal yang dicetuskan oleh pemberian makan (bayi) dan
aktivitas; inspiratory whooping; post-tussive vomiting. Muka merah atau
sianosis; mata menonjol; lidah menjulur; lakrimasi; hipersalivasi; distensi
vena leher selama serangan; apatis; penurunan BB.
Stadium Konvalesens;
• gejala akan berkurang dalam beberapa minggu sampai dengan beberapa
bulan; dapay terjadi petekia pada leher/kepala; perdarahan konjungtiva,
dan terdengar crackles difus
Tatalaksana Pertussis
• Suportif umum → terapi oksigen, ventilasi mekanik jika dibutuhkan
• Observasi ketat pada bayi→ cegah apneu, sianosis, hipoksia
• ISOLASI selama ± 4 weeks (5-7 hari selesai tx AB)
• Terapi AB
• Beri vaksin DPT pada pasien pertussis dan tiap anak dalam keluarga
Usia Eritromisin Klaritromisin Azitromisin Alternatif TMP-SMX
(DOC)
1 s.d. 5 s.d.a 15 mg/kg/hari s.d.a Usia>2 bulan: TMP 8
bulan terbagi 2 dosis mg/kgBB/hari; SMX 40
selama 7 hari mg/kgBB/hari terbagi 2
dosis selama 14 hari
> 6 bulan s.d.a (maks 2 s.d.a 10 mg/kgBB dosis s.d.a
g/hari) tunggal pada hari 1
(maks 500 mg);
kemudian 5
mg/KgBB/ hari dosis
tunggal pada hari ke
2-5 (maks 250 mg)
Remaja 2 g/hari 1 g/hari 500 mg dosis tunggal TMP 300mg/hari; SMX
terbagi 4 terbagi 2 dosis pada hari 1, 1.600 mg/hari terbagi 2
dosis selama selama 7 hari kemudian 250 mg dosis selama 14 hari
24 hari dosis tunggal hari ke
2-5
Contoh Resep Pertussis
dr. Stephen Strange
Jl. Bleecker 177 A
SIP. 190244582910 Misal : Anak Uju usia 2 tahun dengan BB 16 kg
(pemberian obat selama 10 hari)
Semarang, 29 Agustus 2020

R/ Paracetamol syr 60 mL fl No. I Dosis Erythromycin :


S 3 dd Cth I prn (bila demam > 38,5 °C) • 12,5 mg/kgBB/kali → 4 kali dalam sehari
R/ Erythromycin syrup 50 mL fl No.IV BSO Erythromycin :
S 0.6.h Cth I • Tablet 250 mg
• Syr 200 mg/ 5 mL
Pro : An. Uju
Usia : 1 tahun

PERHATIKAN penulisan signa Antibiotik


HEMATOLOGI
Anemia defisiensi besi
Definisi :
Anemia yang diakibatkan oleh kurangnya besi yang diperlukan untuk sintesis hemoglobin
ETIOLOGI

Usia < 1 tahun : Usia 1 – 2 tahun : Usia 2 – 5 tahun : Usia 5 tahun – remaja:
• BBLR • besi kurang karena • Masukan besi Kehilangan besi karena
• Gemeli tidak mendapat kurang (makanan) perdarahan antara lain
• Susu formula makanan tambahan • Kebutuhan >>> karena
rendah besi (hanya minum ASI) karena infeksi infestasi parasit dan
• Anemia selama • Kebutuhan berulang/ poliposis
kehamilan meningkat karena menahun. Remaja – dewasa :
infeksi berulang/ • Kehilangan >> Kehilangan besi karena
menahun. karena perdarahan menstruasi >>
• Malabsorpsi antara lain karena (perempuan)
divertikulum
Meckel.
Anemia defisiensi besi
Anamnesis : Pemeriksaan Fisik :
• Mudah lelah, lemas, lesu • Tampak anemis
• Tampak pucat • Disfagia
• Tidak nafsu makan, mudah marah • Atrofi papil lidah/ glositis
• Daya tahan tubuh ↓ • Stomatitis Angularis
• Gangguan perilaku dan prestasi • Kuku Sendok (koilonychia)
belajar • Tidak ada ikterus, organomegali,
• Makanan < zat besi dan makan limfadenopati
makanan hambat penyerapan zat • Takikardi
besi (kalsium, Fitat) • Bising jantung sistolik (semua katup)
• Konsumsi susu saja hingga 2 tahun • Rentan infeksi
(milkaholics) • Gangguan tumbuh
• Infeksi malaria/ infeksi parasit • Pada Hb < 5 g/dL → sering iritable
(Ankylostoma dan Schistosoma) dan anoreksia
ANEMIA MIKROSITIK HIPOKROMIK
Usulan pemeriksaan penunjang :
• Darah rutin
• EKG
• Pemeriksaan profil besi(MCV, MCHC,
MCH, SI, TIBC)

Nilai Normal Hb :
• Neonatus : 14 – 27 g/ dL
• Bayi : 10 – 17 g/ dL
• Batita : 9 – 15 g/dL
• Anak : 11 - 16

Derajat Anemia (berdasarkan kadar Hb):


• 9 – 12 g/ dL → Anemia Ringan
• 7 – 8 g/ dL → Anemia Sedang
• < 7 g/ dL → Berat (Indikasi transfusi
darah)
Contoh Resep Anemia Defisiensi Besi
dr. Stephen Strange
Jl. Bleecker 177 A
SIP. 190244582910 Misal : Anak Duda usia 3 tahun dengan BB 30 kg
Semarang, 29 Agustus 2020

R/ Ferrous Sulfat 300 mg tab no. XXX Catatan :


S 3 dd Tab I p.c. • Berdasarkan PPM IDAI → dosis rekomendasi
R/ Vitamin C 50 mg tab No. XXX = 4- 6 mg/ kgBB/ hari. Misal BB anak 30 kg,
S 2 dd Tab I p.c. maka 30 x (4-6) = 120 – 180 mg besi
elemental per hari
Pro : An. Duda • Tablet Ferrous Sulfat 300 mg mengandung 60
Usia : 3 tahun mg besi elemental, maka pemberian adalah 3
kali Ferrous Sulfat 300 mg
• Vitamin C / asam askorbat berfungsi untuk
Dapat digantikan dengan sediaan Syrup (15 membantu penyerapan besi
mg/ 5 mL) bila anak belum mampu meminum
tablet :
R/ Fe elemental syr. 60 mL fl No. III
S 3 dd C III
Hemoglobinopati
A. Thalasemia
Mentzer Index
Untuk membedakan
thalassemia dan anemia
defisiensi besi
MI : MCV/RBC Count
<13 : Thalassemia
>13 : Anemia defisiensi besi
Hair on end
Thalasemia
• Diturunkan secara autosomal resesif
• Merupakan defek sintesis rantai
globin
• Secara fenotip :
• Mayor : transfusion dependent
• Intermedia : gejala klinis ringan
• Minor atau trait (asimptomatik)
• Secara genotip :
• Alfa (kromosom 11)
• Beta → lebih berat (Kromosom 16)
Facies cooley
Curiga thalassemia bila :
• Riwayat keluarga (+)
• Tanda hemolisis (anemia, jaundice, Target Cell
splenomegali usia dini) dan tear
• Deformitas tulang drop cell.
• MDT → Sel target (+), teardrop cell (+)
Thalassemia Beta Thalassemia Alfa

Hb Barts disease
Beta Mayor • Hb dengan 4 rantai gamma →
• Anemia berat Sebabkan hydrops fetalis, IUFD
• Transfusi seumur hidup
• Splenomegali, facies cooley
• Lab : anisositosis, HbH disease
poikilositosis, target cell, • Hb dengan 4 rantai beta →
basophilic stippling. Anemia hemolitik (Hb 7-11 g/dL)
kronis, mikrositosis,
splenomegaly.
Beta Minor (trait)
• Asimptomatik
• Lab : anemia ringan, Thalassemia alfa minor
mikrositik, sel target, tear • Asimptomatik, anemia ringan
drop cell. • Lab : anemia, mikrositik
hipokromik, sel target
Pemeriksaan Lab
• Pemeriksaan darah lengkap :
peripheral blood smear → target
cell, Howell-jolly bodies.
• Hb-elektroforesis → pengukuran
secara densitometri, pada
thalassemia beta terdapat
peningkatan HbA2, penurunan HbA
dan peningkatan HbF. Pada
thalassemia alfa, pada dewasa
dapat normal,pada anak terdapat
HbH atau Hb Barts.
• Pengukuran HbA2 untuk diagnosis
thalassemia.
• Determinasi HbAF → metode alkali THAL : Target cell, Howell Jolly bodies,
denaturation, ELISA dan Kleihauer Anisocytosis, Low MCV (mikrositik)
test.
Transfusi : PRC
Indikasi :
• Hb < 8
• Hb >8, bila keadaan umum kurang baik, anorexia, gangguan aktivitas,
gangguan pertumbuhan, adanya splenomegaly, perubahan pada tulang.

Pemberian dan kecepatan pemberian


• Diberikan sampai target Hb 12
• Bila Hb awal > 5, diberikan 10-15 ml/kgBB/kali dalam 2 jam atau 20
ml/kgBB/kali dalam 3-4 jam

Monitoring dan Kontrol


• Kontrol 2-4 minggu sekali
• Kadar ferritin dan besi serum diperiksa tiap 6 bulan.
• Fungsi organ dipantau tiap 6 bulan.
• Pemeriksaan marker hepatitis.
Komplikasi
Overload Besi

Organ yang terdampak


• Pituitari : gangguan
pertumbuhan
• Jantung : kardiomiopati, gagal
• Iron overload
jantung
menyebabkan radikal
• Liver → sirosis hepatis
bebas → ROS
• Pankreas → diabetes melitus
• Kompleks besi tidak larut
• Gonads → Hipogonadism,
dan terdeposit di seluruh
infertilitas
tubuh.
Iron chelating agent
INDIKASI
• Ferritin > 1000 mg/dl dan saturasi
transferrin serum > 50 %
• Transfusi > 5 liter
• Transfusi > 10 x
• Transfusi > 1 tahun

Deferasirox (exjade)
• Dosis 20-40 mg/kgBB.
• Diberikan 1 kali per hari
• Monitor fungsi hepar dan ginjal tiap
3-4 minggu

Deferiprox 75 mg/kg/hari dibagi 3 dosis PO


HEMOFILIA
HEMOFILIA
• Hemofilia adalah kelainan pembekuan darah tersering, yang diturunkan dengan pola X-
Linked recessive baik A dan B.
• Jenis hemofilia :
• Hemofilia A : defisiensi factor VIII
• Hemofilia B : defisiensi factor IX (christmast disease)

DIAGNOSIS
• Riwayat perdarahan pada pria.
• Jumlah trombosit normal
• Bleeding time normal
• Clotting time memanjang
• PT : normal
• APTT : memanjang
Hemarthrosis spontan
TATALAKSANA
Simulasi Kasus
Keluhan Utama: Sesak nafas

• Seorang anak berusia 6 bulan dibawa oleh orang tuanya ke poliklinik karena
tampak sesak sejak 3 hari yang disertai dengan demam, beringus, dan batuk
kering. Keluhan dirasakan terus menerus dan tidak dipengaruhi oleh suhu.
• Riwayat keluhan sebelumnya dan keluhan serupa di keluarga disangkal.
• Pada pemeriksaan:
• T 38,5oC,
• N 110x/menit,
• RR 40x/menit,
• Auskultasi toraks terdengar suara wheezing serta tampak retraksi subkostal.
Diskusi Kasus
a. Hubungan anamnesis dan pemeriksaan fisik thd kemungkinan kasus
pasien
b. Pemeriksaan penunjang
c. Diagnosis dan Diagnosis banding
d. Tatalaksana
e. Edukasi
Keluhan Utama: Lemas
• An. Reza, 8 tahun dibawa oleh orang
tuanya ke dokter karena mengalami
kelemahan dan pucat sejak 3 bulan
terakhir.
• Keluhan terkadang disertai kuning.
• Anak juga mengeluhkan perut terasa
begah
• Ternyata Anak Reza sudah sering
mendapatkan transfusi sejak 3 tahun yang
lalu karena keluhan yang berulang.
• Pada pemeriksaan ditemukan adanya
konjungtiva pucat, sklera ikterik, serta
hepatosplenomegali.
Diskusi Kasus
a. Hubungan anamnesis dan pemeriksaan fisik thd kemungkinan kasus
pasien
b. Pemeriksaan penunjang
c. Diagnosis dan Diagnosis banding
d. Tatalaksana
e. Edukasi

You might also like