You are on page 1of 12

SISTEM PENGAWASAN INTERN ATAS PENERIMAAN DAN

PENGELUARAN KAS PADA PT.BANK RAKYAT INDONESIA


(PESERO),Tbk. UNIT PULO BRAYAN MEDAN

Marchelina1, Syaharman2
1
Universitas Dharmawangsa, Indonesia
email: sundarimuza@gmail.com
2
Universitas Dharmawangsa, Indonesia
email: aswinfahmi25@gmail.com

ABSTRAK

This study aims to determine PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk. Pulo Brayan
Unit Medan. The formulation of the problem in this study is how the Internal Control
System for Cash Receipts and Disbursements at PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero),
Tbk. Medan Pulo Brayan Unit. From the results of this study it can be seen from the total
cash receipts and disbursements in 2010 that it is very clear that an internal control
system is needed to avoid fraud. Internal Control System for Cash Receipts and
Disbursements at PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk. Medan Pulo Brayan Unit
has not been fully effective in carrying out internal oversight of cash receipts. Seen from
the duties and responsibilities carried by the teller who often performs multiple tasks,
because the teller can perform the task of receiving and spending money and inputting
data to the computer. This can make an oversight system ineffective. In addition, this
company does not make cash deposits every day at the branch office. While the internal
control system for cash disbursements has been effective because it is carried out entirely
based on authorization from the branch office to determine the amount of operational
costs to be incurred. Suggestions proposed by researchers for companies to make the
separation of duties and responsibilities clearly to avoid any deviation from the person
himself.

Keyword: Internal Control System, Receipts and Disbursements Cash

1. PENDAHULUAN relevan, manajemen perlu mengambil


Pertumbuhan dunia usaha tindakan berupa pengawasan intern,
sekarang ini semakin meningkat, karena mengingat sering terjadinya
sehingga peranan lembaga keuangan penyelewengan dalam lingkungan
berbentuk perbankan dirasa semakin perusahaan terutama sering terjadi pada
penting. Bank merupakan lembaga kas. Kas menjadi objek penyelewengan
keuangan berbentuk perbankan yang karena mempunyai sifat-sifat tersendiri
memberikan jasa kepada masyarakat bila dibandingkan dengan assetnya yaitu
sebagai sarana untuk penyimpanan uang uang kas tersebut disukai setiap orang,
yang lebih aman dan sebagai sarana kas itu mempunyai fisik yang kecil, kas
peminjaman (perkreditan) uang. mudah disembunyikan, kas sukar untuk
Proses penyetoran dan penarikan ditandai identitas kepemilikannya. Oleh
uang oleh masyarakat sangatlah sebab itu perlu disadari bahwa tidak ada
berpengaruh pada laporan keuangan satu carapun yang menjamin tidak akan
bank yang bersangkutan. Untuk ada penyelewengan.
mengetahui berapa jumlah penerimaan Dengan adanya berbagai cara
dan pengeluaran kas, maka bank harus untuk melakukan penyelewengan
membuat laporan keuangan yang efektif diperusahaan maka sistem pengawasan
dan lebih relevan. Dalam membuat intern pada kas sangatlah diperlukan.
laporan keuangan yang efektif dan Sistem pengawasan intern pada kas

20
biasanya dilakukan pada penerimaan pernyataan yang lemah, disebut
dan pengeluaran kas. Sumber demikian karena masih berupa ugaan
penerimaan kas pada bank berasal dari yang belum teruji kebenarannya.Bank
penerimaan bunga kredit, penerimaan Rakyat Indonesia (Persero),Tbk belum
bunga piutang pada kanca, penerimaan dilaksanakan sesuai dengan Prinsip
jasa ATM dan pelayanan, penerimaan Akuntansi.
jasa transfer, sedangkan sumber Sistem dalam pengertian yang
pengeluaran kas pada bank berasal dari paling umum adalah sekumpulan benda
pembayaran listrik dan telepon, yang memiliki hubungan di antara
pembayaran bunga simpanan nasabah, mereka. Kata sistem sendiri berasal dari
pembayaran biaya promosi, pembayaran bahasa Latin (systēma) dan bahasa
biaya pajak undian, dan pembayaran Yunani (sustēma) adalah suatu kesatuan
biaya operasional lainnya. Sumber yang terdiri komponen atau elemen yang
penerimaan dan pengeluaran kas dihubungkan bersama untuk
tersebut harus dilakukan pengawasan memudahkan aliran informasi, materi
melalui pencatatan harian untuk dapat atau energi.
melihat keabsahan dan kebenaran atas Pengertian Sistem menurut
transaksi yang terjadi setiap hari didalam Mulyadi (2001:3) adalah: “(1). Setiap
perusahaan itu. sistem terdiri dari unsur, (2). Unsur-
Berdasarkan hasil laporan unsur tersebut merupakan bagian
pertahun, pengawasan intern atas terpadu sistem yang bersangkutan, (3).
penerimaan dan pengeluaran kas yang Unsur sistem tersebut bekerja sama
baik dan sistematis pada bank yang untuk mencapai tujuan sistem, (4). Suatu
bersangkutan mempunyai peranan yang sistem merupakan bagian dari sistem
sangat penting. lain yang lebih besar”.
Identifikasi permasalahan dalam Mengacu pada beberapa definisi
penelitian ini adalah: Apakah Sistem sistem di atas, dapat juga diartikan,
pengawasan Intern atas Penerimaan Dan sistem adalah sekumpulan unsur/elemen
Pengeluaran Kas Pada PT. Bank Rakyat yang saling berkaitan dan saling
Indonesia (Persero), Tbk. Unit Pulo mempengaruhi dalam melakukan
Brayan Medan Sudah Dilaksanakan kegiatan bersama untuk mencapai suatu
Sesuai Dengan Prinsip Akuntansi. tujuan. Sebagai contoh, dalam sistem
Permasalahan yang dihadapi komputer terdapat software (perangkat
perusahaan sangat banyak sehingga lunak), hardware (perangkat keras), dan
peneliti membatasinya agar masalahnya brainware (sumber daya manusia).
tidak terlalu luas cakupannya maka Sistem adalah suatu jaringan prosedur
penelitian ini membahas mengenai yang dibuat menurut pola yang terpadu
“Sistem Pengawasan Intern Atas untuk melaksanakan kegiatan pokok
Penerimaan danPengeluaran Kas Pada perusahaan.
PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Kas merupakan harta yang
Tbk. Unit Pulo Brayan Medan”. tersedia didalam satu perusahaan
Rumusan masalah dalam (dimiliki) oleh suatu perusahaan yang
penelitian ini: “Bagaimana Sistem dapat segera dipergunakan untuk
Pengawasan Intern atas Penerimaan dan menunaikan segala kewajiban
Pengeluaran Kas Pada PT. Bank Rakyat perusahaan. Dari defenisi ini dapat
Indonesia (Persero), Tbk. Unit Pulo diambil kesimpulan bahwa yang
Brayan Medan. termasuk dalam kas bukian hanya terdiri
Hipotesis dijadikan dasar berpijak dari uang tunai yang dimiliki oleh satu
bagi peneliti sebagai jawaban sementara perusahaan tetapi semua harta yang
yang akan dibuktikan kebenarannya. dapat segera dipergunakan untuk
Sebagaimana diketahui kata hipotesis memenuhi kewajiban perusahaan.
berasal dari kata hipo yang artinya Dengan demikian yang termasuk dalam
lemah dan tesis berarti pernyataan. kas adalah uang tunai, uang yang
Dengan demikian hipotesis berarti tersimpan dibank, tabungan yang setiap

21
waktu dapat diambil dari bank, giro, dan untuk setiap perkiraan dan
lain-lain. Menurut Harnanto (2002:84) pemakaiannya serta pengembaliannya
“Kas merupakan alat pertukaran yang tanpa ada batasan. Didalam Standar
diakui oleh masyarakat umum, dan oleh Akuntansi Keuangan (2002: PSAK No.
sebab itu merupakan dasar landasan 31, Paragraf 11, Seksi 31.3) dinyatakan
yang kuat untuk dipakai sebagai alat bahwa “Kas adalah mata uang kertas
pengukur terhadap semua kegiatan dan logam, baik rupiah maupun valuta
ekonomi didalam perusahaan”. asing yang masih berlaku sebagai alat
Dari pengertian diatas tersebut pembayaran yang sah”.
bahwa kas meliputi uang tunai dan Uang yang dimaksud berupa asset
instrumen/alat-alat pembayaran yang yang harus dimiliki perusahaan untuk
diterima oleh umum, baik yang ada menjalankan kegiatan usahanya agar
didalam perusahaan maupun yang tercapai tujuan jangka panjang.
disimpan dibank. Zaki Baridwan Soemarso SR (2002:296)
(2004:85) mengemukakan bahwa yang mengemukakan bahwa: “Kas adalah
dimaksud dengan kas adalah “Kas segala sesuatu (baik yang berbentuk
merupakan suatu alat pertukaran dan uang atau bukan) yang dapat tersedia
juga digunakan sebagai ukuran dalam dengan segera dan diterima sebagai alat
akuntansi”. Didalam kegiatan pelunasan kewajiban pada nilai
operasional utama perusahaan sehari- nominalnya”.
hari akan mempengaruhi berapa Berdasarkan beberapa pendapat
besarnya penerimaan dan pengeluaran diatas dapat disimpulkan Kas
kas yang timbul akibat dari suatu merupakan suatu alat yang dapat
transaksi. Dimana kas merupakan alat digunakan oleh setiap perusahaan dalam
pertukaran yang menimbulkan adanya melakukan suatu transaksi dan
transaksi jual beli yang dilakukan peristiwa-peristiwa ekonomi.
perusahaan. Menurut Zaki Baridwan (2004:87)
E. Kieso (2005:402) Kas memiliki sifat-sifat yang khusus,
mengemukakan bahwa yang antara lain adalah :
dimaksud dengan kas adalah 1. Kas itu mempunyai fisik yang kecil.
“Kas, harta yang paling 2. Uang kas itu sukar menentukan
liquid adalah media pemiliknya.
pertukaran baku dan dasar 3. Uang kas itu disukai oleh setiap
bagi pengukuran dan orang.
akuntansi untuk semua pos 4. Kas dapat dipergunakan sebagai alat
lainnya. Kas umumnya pertukaran dalam setiap transaksi
diklasifikasikan sebagai dan peristiwa ekonomi.
harta lancar. Agar dapat Dari sifat-sifat diatas maka
dilaporkan sebagai “kas”, biasanya uang kas tersebut selalu
pos bersangkutan harus siap menjadi objek penyelewengan dan
tersedia untuk pembayaran kalau sudah diselengkan biasanya sukar
kewajiban lancar, dan harus untuk menemukannya kembali. Oleh
bebas dari setiap ikatan karena kas sangat mudah untuk
kontraktual yang membatasi diselewengkan, maka perusahaan harus
penggunaannya dalam merancang suatu Sistem Pengawasan
pemenuhan utang”. Intern Atas Penerimaan dan
Dari defenisi ini dinyatakan Pengeluaran Kas yang baik agar kinerja
bahwa adanya suatu alat pertukaran setiap tingkatan fungsional perusahaan
standar yang selalu dipergunakan oleh tersebut dapat bekerja lebih efektif dan
setiap maupun setiap perusahaan dalam tidak ada penyimpangan terhadap asset
suatu transaksi yang terjadi. Kas yang perusahaan.
mengakibatkan adanya transaksi yang Didalam kegiatan operasional yang
terjadi dalam perusahaan akan dilakukan perusahaan sehari-hari,
dicatatkan sebagai dasar pengukur manajemen harus dapat bertanggung

22
jawab untuk melindungi dan sistem pengendalian intern. Berdasarkan
mengamankan harta milik perusahaan pendapat diatas dapat disimpulkan
demi tercapainya tujuan jangka sistem pengawasan intern yang baik itu
panjang. Dalam menjalankan peran dan akan berguna untuk menjaga keamanan
tanggung jawabnya, manajemen sering harta milik suatu organisasi, memeriksa
mendapatkan masalah-masalah khusus ketelitian dan kebenaran data akuntansi,
didalam kegiatan operasional memajukan efisiensi dalam operasi dan
perusahaan terutama pada kas. Dengan membantu menjaga agar tidak ada yang
adanya permasalahan tersebut, maka meyimpang dari kebijaksanaan yang
perusahaan perlu merancang suatu telah ditetapkan lebih dahulu.
pengawasan intern yang baik untuk Menurut Ikatan Akuntan
membantu manajemen dalam Indonesia (2001: PSAK No. 300,
menyelesaikan permasalahan yang Paragraf 06, Seksi 319,2) yang
dihadapinya. menyatakan bahwa “Pengendalian intern
Menurut T. Hani Handoko adalah suatu proses yang dijalankan oleh
(2004:25) bahwa pengawasan intern dewan komisaris manajemen dan
adalah “Pengawasan (controlling) personel lain entitas yang didesain untuk
adalah penemuan dan penerapan cara memberikan keyakinan memadai
dan peralatan untuk menjamin bahwa tentang pencapaian tiga golongan tujuan
rencana telah dilaksanakan sesuai berikut ini:
dengan yang telah ditetapkan. Hal ini 1. Keandalan pelaporan keuangan.
dapat positif maupun negatif, 2. Efektifitas dan efisiensi operasi.
pengawasan positif mencoba 3. Kepatuhan terhadap hukum dan
mengetahui apakah tujuan organisasi peraturan yang berlaku”.
dicapai dengan efisien dan efektif. Memurut Mulyadi (2001:163)
Pengawasan negatif mencoba untuk Sistem pengawasan intern meliputi
menjamin bahwa kegiatan yang tidak semua sarana, alat dan peraturan yang
diinginkan atau dibutuhkan tidak terjadi digunakan oleh perusahaan dengan
atau terjadi kembali ”. tujuan untuk :
Pengawasan yang ditetapkan 1. Mengamankan dan mencegah
merupakan suatu cara yang dirancang terjadinya pemborosan,
sedemikian rupa atau jalan keluar dan penyalahgunaan dari sumber-sumber
menyiapkan peralatan yang akan ekonomi yang dipunyai perusahaan.
digunakan untuk menjamin bahwa 2. Menjamin ketelitian dan dapat
rencana telah dilaksanakan. dipercayainya kebenaran data
Zaki Baridwan (2004:5) mengutip akuntansi dan yang dihasilkan.
dari AICPA tentang pengertian 3. Mendorong tercapainya dan
pengawasan intern dalam arti yang luas dipatuhinya efisiensi operasi serta
sebagai berikut: “Pengawasan intern itu dipatuhinya kebijaksanaan
meliputi struktur organisasi dan semua manajemen.
cara-cara serta alat-alat yang Pengawasan intern yang dirancang
dikoordinasikan yang digunakan di sedemikian rupa bukan semata-mata
dalam perusahaan dengan tujuan untuk untuk mendeteksi adanya kesalahan
menjaga keamanan harta milik data, tetapi lebih mengutamakan pada
perusahaan, memeriksa ketelitian dan usaha-usaha pencegahan dan
kebenaran data akuntansi, memajukan mengurangi kemungkinan terjadinya
efisiensi didalam operasi, dan membantu kesalahan dan penyalahgunaan.
menjaga dipatuhinya kebijaksanaan
manajemen yang telah ditetapkan lebih Tujuan Pengawasan Intern
dahulu ”. Pengawasan intern yang dirancang
Tanggung jawab untuk menyusun oleh manajemen dalam menjalankan
suatu sistem pengawasan intern tersebut operasional perusahaan diutamakan pada
terletak pada manajemen, begitu juga usaha untuk mencegah dan mengurangi
halnya dengan kegiatan mengawasi kemungkinan terjadinya kesalahan dan

23
penyalahgunaan. Kegiatan ini sebagai dasar pengambilan
merupakan hal yang harus diterapkan keputusan penting. Pengawasan
oleh setiap perusahaan agar manajemen intern dirancang untuk
dalam merancang pengawasan intern memberikan jaminan proses
dapat tercapai dengan efektif dan pengolahan data akuntansi akan
efisien. menghasilkan informasi
Mulyadi (2001:68) berpendapat keuangan yang teliti dan andal.
bahwa manajemen dalam merancang Oleh karena data akuntansi
sistem pengendalian intern yang efektif mencerminkan perubahan
dengan empat tujuan pokok yaitu: kekayaan perusahaan, maka
a. Menjaga Kekayaan dan ketelitian dan keandalan data
Catatan Organisasi akuntansi merefleksikan
Banyak hal yang tidak pertanggungjawaban
diinginkan sering terjadi dengan penggunaan kekayaan
sendirinya, terutama dalam perusahaan.
halnya pada kegiatan c. Mendorong Efisiensi
operasional perusahaan atas Pengawasan intern ditujukan
kekayaan dan catatan yang untuk mencegah duplikasi usaha
merupakan dokumen rangkaian yang tidak perlu atau
kegiatan transaksi dan rahasia pemborosan dalam segala
dari perusahaan. Permasalahan kegiatan usaha perusahaan, dan
pada kekayaan perusahaan untuk mencegah penggunaan
sering terjadi, seperti halnya sumber daya perusahaan yang
kekayaan fisik suatu perusahaan tidak efisien. Efisiensi dalam
dapat dicuri, disalahgunakan, struktur organisasi perusahaan
serta kekayaan yang bukan juga perlu dilakukannya suatu
wujud fisik perusahaan seperti pengawasan intern agar dapat
pada piutang dagang, akan mencegah terjadinya pekerjaan
rawan terhadap kecurangan. rangkap/ganda oleh setiap
Untuk itu manajemen perlu pegawai.
membahas segala permasalahan d. Mendorong Dipatuhinya
tersebut dengan cara mencari Kebijakan Manajemen
tahu apa penyebab dari Untuk mencapai tujuan
permasalahan tersebut perusahaan, manajemen harus
berdasarkan bukti yang didapat dapat menetapkan suatu
secara konkrit, relevan dan kebijakan-kebijakan dan
andal melalui catatan dan prosedur-prosedur sebagai
dokumen atas transaksi pedoman atau langkah yang
perusahaan serta informasi dari dapat diperhatikan oleh
pegawai yang bersangkutan. karyawan dalam melaksanakan
Dari kegiatan tersebut maka tugasnya masing-masing. Suatu
tugas manajemen adalah cara agar kebijakan dan
menjaga kekayaan dan catatan- prosedur yang ditetapkan oleh
catatan penting perusahaan manajemen dapat lebih mudah
untuk menghindari tindakan dipahami, maka manajemen
yang tidak diinginkan. terlebih dahulu mengarahkan
b. Mengecek Ketelitian dan arus dokumen dalam prosedur
Keandalan Data Akuntansi dan bagaimana pekerjaan yang
Manajemen memerlukan harus dilakukan pada setiap
informasi keuangan yang teliti prosedur. Oleh sebab itu
dan andal untuk menjalankan pengawasan intern ditujukan
kegiatan usahanya. Banyak untuk memberikan jaminan
informasi akuntansi yang yang memadai agar kebijakan
digunakan oleh manajemen

24
manajemen dipatuhi oleh pengendalian fisik atas kekayaan
karyawan perusahaan. dan catatan perusahaan, serta
untuk pengecekan secara
Unsur-Unsur Sistem Pengawasan independen atas kinerja
Intern karyawan.
Manajemen akan dapat berhasil Pengawasan intern yang
dalam melaksanakan kegiatan diterapkan oleh satu perusahaan pasti
operasional perusahaan demi mencapai berbeda cara penerapannya dengan
tujuan, apabila manajemen dapat perusahaan lain, ini disebabkan oleh
melakukan pengawasan yang baik. besarnya perusahaan dan luasnya
Pengawasan yang telah dirancang kegiatan transaksi dan peristiwa
sedemikian rupa oleh manajemen ekonomi dalam kegiatan operasional
merupakan dasar yang dapat utama perusahaan. Oleh sebab itu
menunjukkan hubungan satu sama perusahaan perlu mengetahui bahwa
lainnya dari data yang diperoleh dan dalam mencapai suatu pengawasan
data yang telah dibuktikan. intern yang memuaskan terlebih dahulu
Mulyadi (2001:70) mengemukakan harus dapat memahami beberapa unsur-
bahwa pengawasan intern terdiri dari unsur pengawasan intern.
tiga unsur pokok yaitu: Zaki Baridwan (2004:14)
1. Lingkungan pengendalian mengemukakan bahwa suatu
Lingkungan pengendalian pengawasan intern yang memuaskan
mencerminkan sikap dan harus meliputi :
tindakan pemilik dan manajer 1. Suatu struktur organisasi yang
perusahaan mengenai pentingnya memisahkan tanggung jawab
pengawasan intern bagi suatu fungsional secara tepat.
perusahaan. Efektifitas sistem 2. Suatu sistem wewenang dan
akuntansi dan prosedur prosedur pembukuan yang
pengendalian sangat ditentukan baik, yang berguna untuk
oleh atmosfer yang diciptakan melakukan pengawasan
dalam lingkungan pengendalian. akuntansi yang cukup terhadap
2. Sistem akuntansi harta milik, utang-utang,
Pengawasan intern terhadap pendapatan-pendapatan dan
sistem akuntansi diciptakan biaya-biaya.
untuk mengidentifikasi, merakit, 3. Praktek-praktek yang sehat
menggolongkan, menganalisis, harus dijalankan di dalam
mencatat, dan melaporkan melakukan tugas-tugas dan
transaksi suatu kesatuan usaha, fungsi-fungsi setiap bagian
serta menyelenggarakan dalam organisasi.
pertanggungjawaban kekayaan 4. Suatu tingkat kecakapan
dan utang kesatuan usaha. pegawai yang sesuai dengan
3. Prosedur pengendalian tanggung jawabnya.
Suatu perusahaan memerlukan Dari keempat elemen diatas
kebijakan dan prosedur untuk merupakan unsur–unsur pokok dari
menyediakan jaminan tambahan suatu sistem pengawasan intern. Berikut
bahwa tujuan perusahaan akan ini akan dijelaskan lebih luas mengenai
dapat tercapai. Prosedur masing-masing elemen tersebut diatas
pengendalian terdiri dari yaitu sebagai berikut:
kebijakan dan prosedur yang a. Struktur Organisasi yang
umumnya dilakukan untuk memisahkan tanggung jawab
pemisahan tugas yang memadai, fungsional secara tepat
sebagai prosedur otorisasi yang Pada dasarnya setiap perusahaan
memadai, sebagai perancangan memiliki struktur organisasi yang
dan penggunaan dokumen dan berbeda, ini disebabkan oleh
catatan yang cukup, untuk berbagai hal seperti jenis, luas

25
perusahaan, dan banyaknya cabang. melaksanakan tugasnya sesuai dengan
Untuk menyusun struktur organisasi prosedur yang telah ditetapkan. Praktek
perusahaan digunakan suatu dasar yang sehat ini harus berlaku untuk
yang berguna yaitu pertimbangan seluruh prosedur yang ada, sehingga
bahwa organisasi itu adalah fleksibel pekerjaan suatu bagian akan langsung
dalam arti memungkinkan adanya dicek oleh bagian lainnya. Pekerjaan
penyesuaian-penyesuaian tanpa pengecekan dapat terjadi bila struktur
harus mengadakan perubahan total, organisasi dan prosedur yang disusun itu
penyusunan tersebut juga harus sudah memisahkan tugas-tugas dan
dapat menggambarkan garis-garis wewenang-wewenang sehingga tidak
wewenang dan tanggung jawab yang ada satu bagianpun dalam perusahaan
jelas agar tidak terjadi overlap yang mengerjakan suatu transaksi dari
fungsi masing-masing bagian. awal sampai akhir.

b. Suatu sistem wewenang dan d. Pegawai Yang Cukup Cakap


prosedur pembukuan yang Tingkat kecakapan pegawai dapat
baik, yang berguna untuk mempengaruhi sukses tidaknya suatu
melakukan pengawasan sistem pengendalian intern. Apabila
akuntansi yang cukup sudah disusun struktur organisasi yang
terhadap harta milik, utang- tepat, prosedur-prosedur yang baik tetapi
utang, pendapatan- tingkat kecakapan pegawai tidak
pendapatan dan biaya-biaya. memenuhi syarat-syarat yang diminta,
Menurut Zaki Baridwan bisa diharapkan bahwa sistem
(2004:16) susunan rekening yang pengawasan intern juga tidakakan
baik harus dapat memenuhi hal-hal berhasil dengan baik.
sebagai berikut : Perusahaan dalam memilih pegawai
1. Membantu mempermudah harus melakukan berbagai langkah-
penyusunan laporan keuangan langkah untuk menemukan sejauh mana
dan laporan lainnya sengan tingkat kecakapan pegawai yang akan
ekonomis. diterima. Pemilihan pegawai baru oleh
2. Meliputi rekening yang suatu perusahaan tidak hanya melihat
diperlukan untuk dari segi pendidikan yang tinggi, tetapi
menggambarkan dengan baik perlu dilihat dari segi kemampuan dan
dan teliti hartamilik, utang, luasnya wawasan dan pengetahuannya.
pendapatan, harga pokok dan
biaya yang harus dirinci Prinsip-Prinsip Pengawasan Intern
sehingga memuaskan dan Suatu manajemen yang baik
berguna bagi manajemen dalam adalah terdapatnya pengawasan intern
melakukan pengawasan. yang efektif dan efisien. Manajemen
3. Menguraikan dengan teliti dan dalam merancang pengawasan intern
singkat apa yang harus dimuat telah memahami berbagai tujuan dan
didalam setiap rekening. unsur pengawasan intern, dalam hal
4. Memberikan batas sejelas selanjutnya maka manajemen akan
mungkin antara pos aktiva, membahas apa sebenarnya yang akan
modal, pendapatan dan biaya. menjadi suatu prinsip dalam
5. Membuat rekening kontrol pengawasan intern.
apabila diperlukan. Pada dasarnya pengawasan
intern pada setiap perusahan berbeda-
beda, ini dapat dilihat dari besarnya
c. Adanya Praktek-Praktek Yang masing-masing perusahaan dan luas
Sehat operasinya. Tetapi pada hakekatnya
Praktek-praktek yang sehat dalam setiap perusahaan menerapkan prinsip-
suatu perusahaan adalah apabila setiap prinsip pengawasan intern yang sama.
pegawai dalam perusahaan Prinsip ini digunakan dengan tujuan agar

26
mendapatkan sistem pengawasan intern 1. Menetapkan tanggung jawab
yang baik dan lebih terarah. secara khusus untuk menangani
A.L Haryono (2000:4) penerimaan kas.
mengemukakan bahwa didalam 2. Pemisahan dan pencatatan
menyusun suatu sistem pengawasan penerimaan kas.
intern yang baik harus meliputi beberapa 3. Penyetoran seluruh kas yang
prinsip pengawasan intern yang akan diterima setiap hari.
diterapkan yaitu : 4. Sistem voucer untuk
mengendalikan pembayaran
1. Penetapan tanggung jawab kas.
yang jelas. 5. Audit internal pada selang
2. Penyelenggaraan pencatatan waktu yang tak terduga.
yang memadai. 6. Pencatatan ganda atas kas
3. Pengasuransian kekayaan dan menurut bank dan pembukuan
karyawan perusahaan. dengan rekonsiliasi yang
4. Pemisahan pencatatan dan dilaksanakan oleh seseorang
penyimpanan aktiva. diluar bagian akuntansi.
5. Pemisahan tanggung jawab Dengan sedapat mungkin dalam
atas transaksi yang berkaitan. menjalankan pengawasan intern yang
6. Pemakaian peralatan mekanis efektif, perusahaan dapat banyak
(bila memungkinkan). mengurangi peluang-peluang untuk
7. Pelaksanaan pemeriksaan pencurian, kehilangan dan kesalahan
secara independen. yang tidak disengaja dalam akuntansi.

Pengawasan Intern Atas Penerimaan


Kas Pengawasan Intern Atas Pengeluaran
Pada umumnya setiap perusahaan Kas
dalam menjalankan usahanya dari Pengawasan atas penerimaan kas
kegiatan transaksi ekonomi dipengaruhi merupakan hal yang penting bagi
oleh tingkat penerimaan kas. Semakin perusahaan, akan tetapi kecurangan atau
tinggi jumlah penerimaan kas berarti penyelewengan biasanya jarang terjadi
akan meningkatkan laba perusahaan, melalui transaksi penerimaan kas
oleh karena itu suatu keberhasilan atas melainkan melalui pengeluaran kas atau
tujuan yang diinginkan telah tercapai. dengan menggunakan faktur fiktif
Sebaliknya, jika penerimaan kas rendah (palsu). Oleh karena itu pengawasan atas
(sedikit) maka kinerja perusahaan adalah pengeluaran kas sama pentingnya atau
buruk dan akan menimbulkan kerugian bahkan kadang-kadang lebih penting
bagi perusahaan yang akan membuat dari pada penerimaan kas.
perusahaan mengalami kebangkrutan. Untuk mengawasi pengeluaran
Oleh karena itu untuk menjamin suatu kas, maka semua pengeluaran kas harus
keberhasilan atas penerimaan kas, maka dilakukan dengan cek. Kecuali apabila
perusahaan perlu merancang suatu pengeluaran yang dilakukan relatif
pengawasan intern atas penerimaan kas. sedikit, maka perusahaan dapat
Dalam hal ini pengawasan ditujukan melakukan pembayaran tersebut melalui
pada kegiatan transaksi operasional kas kecil. Jika kewenangan untuk
perusahaan sehari-hari yang merupakan menandatangani cek didelegasikan
sumber penerimaan kas dari penerimaan kepada seseorang pegawai yang
uang tunai. Pengawasan ini dilakukan ditunjuk, maka pegawai tersebut tidak
dengan cara menghitung kembali uang diperkenankan untuk melakukan
yang diterima oleh kasir atas transaksi pencatatan transaksi kas. Hal ini guna
kas masuk perusahaan. mencegah adanya kecurangan dalam
K. Fred Skousen (2004:247) pengeluaran kas yang tidak nampak
berpendapat bahwa karakteristik dari dalam catatan akuntansi.
suatu sistem pengawasan kas adalah:

27
Adapun unsur-unsur yang terkait pegawai yang berwenang dan
pada pengawasan intern atas bertanggung jawab terhadap
pengeluaran kas tersebut diatas, maka persediaan data-data yang
perusahaan dapat membuat pengawasan menyangkut laporan keuangan
intern yang baik. Disamping itu dengan perusahaan.
adanya pengawasan intern yang baik, c. Dokumentasi adalah data
perusahaan juga harus menetapkan suatu dokumen diperoleh dari objek
prinsip yang harus diperhatikan dalam penelitian seperti laporan
mengarahkan pengawasan intern keuangan, Struktur .
ketingkat yang efektif dan efisien. Adapun metode analisis yang
digunakan dalam penyusunan skripsi ini
2. METODE PENELITIAN yaitu:
1. Metode analisis deskriptif
Yang menjadi lokasi penelitian Metode yang dipergunakan
untuk mendapatkan data dan informasi untuk mengumpulkan,
dalam penelitian ini adalah PT. Bank mengklasifikasikan,
Rakyat Indonesia (Persero), Tbk. Unit menganalisa serta
Pulo Brayan Medan. menginterpretasikan data-data
Dalam penelitian ini yang menjadi yang diperoleh sehingga dapat
populasi penelitian ini adalah Kasir. memberikan gambaran
Dari keterangan diatas maka penulis mengenai Sistem Pengawasan
mengambil sampel yaitu kasir PT. Bank Intern Atas Penerimaan dan
Rakyat Indonesia (Persero), Tbk. Unit Pengeluaran.
Pulo Brayan Medan. 2. Metode Analisis Deduktif
Dalam usaha mengumpulkan data Metode dengan memberikan
dan informasi digunakan 2 jenis metode gambaran yang jelas tentang
penelitian yaitu : penyebab timbulnya masalah
a. Penelitian Perpustakaan (Library sehingga dapat ditarik suatu
Research) kesimpulan dan saran-saran
Penelitian perpustakaan adalah suatu mengenai apa yang telah
metode penelitian yang dilakukan dijelaskan.
dengan cara membaca, mempelajari
buku-buku, literatur-literatur, bahan 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
kuliah, majalah-majalah yang
berhubungan dengan skripsi ini. Analisis Sistem Pengawasan Intern
Atas Penerimaan Kas
b. Penelitian Lapangan (Field Sistem pengawasan intern kas
Research) yang dilakukan oleh Perusahaan, seperti
Penelitian lapangan adalah suatu yang telah diuraikan diatas terbagi atas
metode yang dilakukan untuk dua bagian yaitu pengawasan intern atas
mengumpulkan data atau penerimaan dan pengeluaran kas. Dalam
keterangan–keterangan yang penerimaan kas, sistem pengawasan
diperoleh secara langsung dari intern yang dilakukan adalah dengan
perusahaan.Penelitian ini dapat menugaskan bagian kasir untuk
dilakukan dengan 3 cara yaitu : menerima uang dan menyimpan uang
a. Observasi tersebut ditempat yang disediakan atau
Mengadakan pengamatan pada sering disebutkan dalam istilah cash
objek penelitian berupa bahan box.
tertulis maupun bahan lain yang Kasir di bank ini terdiri dari dua
dapat dilihat dari praktek orang dengan tujuan agar seluruh
lapangan. pekerjaan yang rumit dapat berkurang.
b. Interview Apabila salah satu dari teller
Mengadakan tanya jawab secara berhalangan, maka teller yang satunya
langsung kepada pimpinan atau lagi akan menggantikan posisinya.

28
Dengan demikian sistem pengawasan karena dia yang melakukan
intern kas yang dilakukan oleh unit ini penyimpanan ke brankas.
telah menunjukkan pengawasan intern Untuk mendapatkan hasil yang
yang sesuai dengan prinsip pengawasan baik dalam melakukan pengawasan
intern kas yang baik, sehingga tidak intern kas di bank ini seharusnya
akan mungkin terjadi suatu menyesuaikan sistem pengawasan intern
penyelewengan terhadap kas. kas yang diterapkan sesuai dengan
Dari uraian sebelumnya sudah prinsip-prinsip pengawasan intern kas
terlihat bahwa sistem pengawasan intern yang baik dan benar.
kas yang dilakukan sudah efektif. Hal ini Adapun prinsip-prinsip sistem
menunjukkan pemeriksaan atas pengawasan intern tersebut adalah :
kebenaran jumlah uang yang diterima 1. Tanggung jawab atas pelaksanaan
sesuai dengan tabungan pemilik telah setiap tugas harus ditetapkan, pada
diberikan tapak validasi yang sesuai, dan hal ini jika dilihat dari strukur
kemudian diberi check list oleh teller di organisasi Perusahaan telah
samping tapak validasi tersebut. Setelah menunjukkan adanya penetapan
itu teller memberikannya kepada tugas. Namun ada kalanya suatu
Costumer Service untuk melakukan waktu tertentu dapat di ubah
verifikasi awal atas kebenaran setoran menurut tingkat kerumitan kegiatan
penerimaan kas dari teller, selanjutnya operasionalnya.
diserahkan kepada Ka.unit untuk 2. Bagian pencatatan, bagian
melakukan verifikasi akhir. Apabila penerimaan kas, dan bagian
verifikasi telah selesai, maka setoran penyimpanan kas harus dipisahkan.
tersebut diserahkan kepada Costumer Dalam hal ini bank ini telah
Service untuk pengarsipan. melakukannya, tetapi bagian
Pada saat akhir hari jam kerja, penyimpanan dan penerimaan kas
seluruh bukti transaksi dikumpulkan dilakukan oleh bagian teller.
untuk diperiksa kembali. Apabila pada 3. Pemilihan karyawan secara efektif
saat pemeriksaan ditemukan adanya dan lebih terlatih. Perusahaan ini
kelebihan dan kekurangan kas, maka telah melakukan pemilihan
harus dicari apa penyebabnya. Biasanya karyawan secara efektif, ini dapat
kelebihan atau kekurangan kas itu dilihat pada saat penerimaan
maksimal Rp. 1.000,-, lebih dari karyawan baru dilakukan secara
ketentuan itu maka telah terjadi hal yang cermat dan di beri pelatihan khusus.
tidak diinginkan dan harus dibayarkan
oleh petugas yang bersangkutan. Analisis Sistem Pengawasan Intern
Penyebab kekurangan dan kelebihan ini Atas Pengeluaran Kas
harus dapat ditemukan pada hari itu juga Sistem pengawasan intern atas
. Jika tidak dapat ditemukan pengeluaran kas pada Perusahaan juga
penyebabnya maka tidak boleh menetapkan tugas dalam tansaksi
dilakukan penutupan buku daftar mutasi pengeluaran kas pada bagian teller
hariannya. sedangkan untuk pencatatannya
Sistem pengawasan intern pada diberikan kepada Costumer Service.
kas perusahaan belum begitu efektif Sistem pengawasan intern telah
diterapkan. Hal ini dapat dilihat pada berlangsung secara efektif sesuai dengan
saat verifikasi seluruh transaksi telah sistem pengawasan intern yang telah
selesai dilakukan, yang menyimpan diuraikan sebelumnya. Setiap
seluruh uang ke brankas adalah bagian pengeluaran kas oleh perusahaan harus
teller tetapi yang melakukan diawasi dengan seksama guna mencegah
pencatatannya adalah Costumer Service. hal-hal yang tidak diinginkan.
Apabila dilihat dari prinsip pengaasan Pada prosedur pengeluaran kas
intern yang telah dibahas sebelumnya, telah diuraikan bagaimana sebenarnya
tugas teller ini sangat bertentangan pengeluaran kas yang efektif. Seperti
pada halnya pada pembayaran-

29
pembayaran biaya operasional dengan kecakapan dan keahlian
perusahaan, apabila biaya yang harus setiap pegawai.
dikeluarkan dalam jumlah yang tidak 4. Agar suatu organisasi dapat
begitu besar maka pencairannya harus berjalan dengan baik maka setiap
berdasarkan persetujuan Ka.unit. bagian harus mengetahui tugas dan
Apabila biaya yang harus dibayarkan tanggungjawabnya masing-masing.
dalam jumlah yang besar, maka
Costumer Service meminta persetujuan
kepada yang berwenang di kantor
cabang. 5. REFERENSI
Pada saat pengeluaran uang, teller
harus memeriksa kuitansi pembayaran Baridwan Zaki, 2004 Intermediate
biya tersebut apakah tanda tangannya Accounting, Edisi Ketujuh,
sudah lengkap. Apabila tanda tangannya Cetakan Kedua : BPFE,
sudah lengkap yaitu tanda tangan signer, Yogyakarta.
checker, dan maker, maka teller dapat ,Sistem
memberikan uangnya sesuai jumlah Akuntansi Penyusunan
yang tertera di kuitansi tersebut. Dari Prosedur dan Metode, 2004
uraian kegiatan tersebut, maka sudah Edisi Kelima, cetakan Kelima,
tampak bahwa pada saat pengeluaran BPFE, Yogyakarta,
kas oleh unit ini juga di awasi oleh pihak Harnanto, Akuntansi Keuangan
cabang yang diberikan wewenang Intermediate, 2002 Edisi
khusus. Kemungkinan terjadinya Kedua, Cetakan Kedua,
kesalahan pencatatan dan hal yang tidak Penerbit Liberty,
diinginkan dapat berkurang, karena yang Yogyakarta.
melakukan pengawasan bukan hanya Harahap, Sofyan Syafri, Teori
pihak unit saja tetapi jika pengeluaran Akuntansi, 2001 Edisi
yang besar diawasi oleh pihak cabang. Kesatu, Cetakan Ketiga : PT.
Raja Grafindo Persada,
4. KESIMPULAN Jakarta.
Ikatan Akuntansi Indonesia, 2002.
Adapun kesimpulan yang akan Standar Akuntansi Keuangan,
diberikan adalah sebagai berikut: Salemba Empat, Jakarta.
1. Struktur organisasi Perusahaan Jusuf AL Haryono, Dasar-Dasar
pada dasarnya telah Akuntansi, 2000. Jilid Dua,
menggambarkan pemisahan fungsi, Edisi Keempat, Cetakan Kedua :
tugas dan tanggung jawab yang Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
jelas. Namun dalam prakteknya YKPN.
ditemukan adanya penyimpangan Kieso Donald E Dan Weygant, Jerry J,
yaitu bagian teller merangkap 2005. Intermediate Accounting,
dalam tugas penyimpanan, 7th Edition, Akuntansi
penerimaan, dan pengeluaran kas Intermediate, Alih Bahasa :
perusahaan tersebut. Herman Wibowo, Jilid Satu,
2. Pada saat penghitungan akhir jam Edisi Kesepuluh, Cetakan
kerja sering ditemukan adanya Pertama : Binarupa Aksara,
kekurangan dan kelebihan kas yang Jakarta,.
dikarenakan oleh kelalaian dan Sugiyono, 2009. Metode Penelitian,
kesalahan petugas yang Cetakan Ketujuh : Alfabeta,
bersangkutan. Bandung.
3. Sistem Pengendalian penerimaan Mulyadi, 2001. Sistem Akuntansi, Edisi
dan pengeluaran baik belum tentu Ketiga, Cetakan Ketiga :
menjadikan pengawasan intern Salemba Empat, Jakarta.
yang baik jika tidak dibarengi

30
Skousen, K.Fred, et. Al., Intermediate
Accounting, 15th Edition,
Akuntansi
Intermediate, 2004. Editor :
Barlev Nicodemus, Buku Satu,
Edisi kelima Belas: Salemba
Empat, Jakarta.
Soemarso SR, 2002. Akuntansi Suatu
Pengantar, Buku Satu, Edisi
Kelima, Penerbit Salemba
Empat, Jakarta
T. Hani Handoko, 2004. Manajemen,
Edisi Kedua, Cetakan Ketiga
Belas, Penerbit BPFE,
Yogyakarta.

31

You might also like