You are on page 1of 12

torani

Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas Hasanuddin


(Surat Keputusan Akreditasi "B" No. 26/DIKTIjKep/2005 Tg1. 30 Mei 2005)

PENANGGUNG JAWAB
Rektor Universitas Hasanuddin

PEMB I NA

Ketua Prof. Dr. II. H . M. Natsir Nessa, MS.


Wakil Prof. Dr. Ir. H. Achmar Mallawa, DEA.

DEWAN PENYU NTING

Dr. Ir. Hariyanto, M.Eng. (Kapal Perikanan)


Dr. Magdalena Litaay, M.Sc. (Malakologi)
Prof. Dr.Ir. Syamsu Alam Ali, MS. (Manajemen Sumberdaya Perairan)
Dr. A. Iqbal Burhanuddin, M.Fish. Sc. (Biologi Sumberdaya)
Dr. Ir. Rahmansyah, M,P. (Marikultur)
Dr. Indra Jaya, M.Sc. (Akustik)
Dr. Ir. Sumbangan Baja, M.Sc. (Penginderaan Jauh Kelautan)
Dr. Ir. Aris Baso, MS. (Sosial Ekonomi Perikanan)
Dr. Ir . Syarifuddin bin A, Omar, M.5c. (Planktonologi)

REDAKTUR PELAKSANA
Ketua Prof. Dr. Ir. Sudirman, M.Pi.
Wakil Ketua Dr. I... Chair Rani, M.5i.
Anggota I... Aidah A. A. Husain, M.5c.
Ahmad Faizal, ST. M.5i.
Khairul Amri, ST, M.Sc.
Asriani

ALAMAT REDAKSI &PENERBIT


Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Hasanuddin
Kampus Tamalanrea, J1. Perintis Kemerdekaan Km. 10 Makassar 90245
Telp/ Fax: (0411) 586 025 : e-mail: erickch_rani@yahoo .com
Torant~ Vo! 16(4) Edisl Desember 2006: 240 - 249 ISSN: 0853 -4489

STUDI TENTANG BENTUK KASKO KAPAL IKAN


DJ BEBERAPA DAERAH DI INDONESIA

Study on the hull forms of fishing vessels from several areas in Indonesia

Arief Rahman' & Yopi Novita 2

I ) Alumni Departemen PSP FPIK, Institut Pertanian Bogor

2) Stal' Pengajar Departemen PSP FPIK. Institut Pertanian Bogor

Diterima: 5 Mei 2006 : Disetujui : 1& Agustus 2006

ABSTRACT
T he Indonesian fishing vessels have some variation in [heir hull fOllTIs. In general, the
variation comes from the boat builder styl e in building a vessel. This us ually happen in the traditional
shipyard., where there is no standard in the building process. They use only an experience from
previous generation. Theoritically, the hUll form of the vessel should be confillTIed with the fishing
gear and method, target spccies, sea condition, etc. The differences in those factors mi ght in~uence

the hull fOIlTI. This paper discusses about the hull form identification in some areas in Indones ia and
its d ifferences in fis hing o pera tion method as well. The body plans of fis hing vessel are obtained
through the literatures. The resul ts showed that 21 body plans o f the hull form s can be grouped into 5
(five) hull form type i.e.: round bottom, round flat bottom, hard chin bottom, " V" bottom and
" Akatsuki" bottom. From the fishin g method point of view, there is no significant difference towards
the hull form of the fishing vessel.

Keywords: Fishing vessel, hull forms.

PENDAHULUAN
Kapal ikan di Indonesia mempunyai bentuk kasko yang beraneka ragam. Perbedaan
bentuk kasko kapal ikan di Indonesia, terlebih jika kapal tersebut dibuat di galangan kapal rakyat
atau tradisional, hanyalah dikarenakan kebiasaan pengrajin/pembuat kapaL Dengan demikian
penentuan bentuk kasko suatu kapal ikan tidaklah dengan pertimbangan keuntungan teknis atau
kelaikan saat beroperasi di laut. Secara teori, perairan dimana kapal akan dioperasikan serta
metode pengoperasian alat tangkap yang dioperasikan oleh kapal tersebut sangat mempengaruhi
bentuk kasko kapal. Seperti misaInya, kapal-kapal ikan yang mengoperasikan alat tangkap dengan
metode pengoperasian alat tangkap yang sifat pengoperasiannya statik, lebih menguntungkan jika
memiliki kasko berbentuk U (U-type). Hal ini disebabkan pada saat beroperasi, kapallebih banyak
dalarn kondisi diam di tengah perairan. Kondisi ini mengakibatkan pengaruh faktor eksternal,
dalam hal ini gelombang laut, sangat mendominasi keragaan kapal di laut. Oleh karena itu, kapal­
kapal yang mengoperasikan alat tangkap statik sangat membutuhkan stabilitas yang tinggi. Untuk
!!:!: n~~l~~ berililh k~ .·-:( ~ uI r !:YF~" irJ n1er: ~_ p~ ~:.-~:-, be.."1 ~;k y 2...~g ~~~i!~i st~bHlt::::; .y;!..;.~g !ebLl: baik
dibandingkan dengan bentuk-bentuk kasko kapal lainnya. Dengan demikian dapat dikatakan

I) Contact Person: Yopi Novita Rafni, S.Pi.,M.Si


Oepartemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan FPIK, Institut Pertanian Bogor
JI. Lingkar Kampus, Oarmaga Bogor-16118
Telp.: 081 28557296; email: by_zalfa@ yahoo.co m

240 Jurnal Ilmu Kelautan dan Per/kanan, Universitas Hasanuddln


Toran!; Vol 16(4) Edisi Desember 2006: 240 - 249 ISSN: 0853-4489

bahwa bentuk kasko merupakan salah satu faktor teknis yang berperan terhadap keberhasiian
dalam pengoperasian kapal di laut.

Penelitian ini merupakan studi awal dengan tujuan untuk (1) mengidentifikasi beberapa
bentuk kasko kapal ikan di beberapa daerah di Indonesia, dan (2) mengidentifikasi perbedaan
bentuk kasko kapal ikan berdasarkan metode pengoperasian alat tangkap.

METODE PENELITIAN
Penelilian ini merupakan studi literatur yang dilaksanakan selama bulan Januari sampai
dengan bulan Februari 2004. Studi literatur dilakukan terhadap hasil-hasil studi sebelurnnya
tentang desain kapal-kapal ikan di Indonesia. Data yang digunakan adalah data gambar body plan
dari beberapa kapaI yang diperoleh.

Pengolahan data dilakukan dengan cara deskriptif. Pada tujuan yang pertama, pengolahan
dilakukan dengan cara melihat data gambar body plan dari masing-masing kapal kemudian
dikelompokkan berdasarkan bentuk-bentuk yang hampir sarna. Penetapan bentuk kapal dilihat
pada ordinat di bagian tengah kapaI dan dua ordinat sebelum dan ~esudah ordinat di bagian
tengah kapaI. Untuk tujuan yang kedua, data bentuk dari liap kapaI yang didapat dari hasil tujuan
yang pertama kemudian dikelompokkan berdasarkan metode pengoperasian alat tangkap .
Pengelompokkan tersebut mengacu pada pengelompokkan kapal berdasarkan metode
pengoperasian yang dikemukakan oleh Fyson (1985) yang menyebutkan bahwa metode
pengoperasian alat tangkap secara umum terdiri dari kelompok encircling gear; static gear dan towed
gear. Di samping itu ada kelompok lain yang juga banyak di Indonesia yakni kelompok
multipurpose (Iskandar & Pujiati, 1995). Untuk selanjutnya nilai rasio dimensi utama dan koefisien
bentuk dari kapal-kapal tersebut dibandingkan dengan nilai acuan yang tertera pada Tabel1 dan 2.
Nilai acuan tersebut merupakan nilai-nilai yang diperoleh dari hasil-hasil pengukuran terhadap
beberapa kapal penangkap ikan di beberapa wilayah di Indonesia.

Tabel 1. Nilai rasio dimensi utama berdasarkan metode pengoperasian alat tangkap (Iskandar &
Pujiati,1995).
Kelompok kapal LIB BID LID
Encircling gear 2,60 - 9,30 0,56 - 5,00 4,55 - 17,43
Static gear 2,83-1,12 0,96 - 4,68 4,58 - 17,28
Towed gear 2,86 - 8,30 1,25-4,41 7,20 -15,12
Multi /Zurpose 2,88 - 9,42 0,35 - 6,09 8,69 - 17,55

Tabel 2. Nilai koefisien bentuk berdasarkan metode pengoperasian alat tangkap (Iskandar &
Pujiati,1995).

Kelompok kapal Cb Cp C® Cw
Encircling gear 0,56 - 0,67 0,60 - 0,79 0,84 - 0,96 0,78 - 0,88
Statu.: gear 0,39 -.D,ZO 0,56 - 0,80 0,63-0;9L.. {),6.5 ­ 0..85 ·
Towedf(ear 0,40 - 0,60 0,51- 0,62 0,69 - 0,98 0,66 - 0,77

Pada tujuan pertama, yaitu mengidentifikasi beberapa bentuk kasko kapal ikan di beberapa
daerah di Indonesia. Analisis data dilakukan dengan cara mengelompokkan dan mengidentifikasi
bentuk-bentuk kasko kapal yang diperoleh an dianaIisis secara de-skriptif.

Studi tentang bentuk kasko kapal ikan 241


Toram~ Vol 16(4) Edisi Desember 2006: 240 - 249 ISSN : 0853-4489

Untuk tujuan yang kedua, yaitu mengidentifikasi perbedaan bentuk kasko kapaJ ikan
berdasarkan metode pengoperasian alat tangkap, analisis data juga dilakukan secara deskriptif.
Analisis data dil akukan dengan cara membandingkan bentuk kasko kapal yang diperoleh
berdasarkan metode pengoperasian alat tangkap yang berbeda.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Berdasarkan data yang diperoleh melalui studi literatur, diperoleh 21 data body plan kapat
Ke-21 kapal tersebut terdiri dari: 5 kapal long line, dimana 3 kapal berasal dari daerah
Pelabuhanratu dan 2 kapal berasal dari Bali; 5 kapal purse seine yang masing-masing berasal dari
daerah Medan, Kalimantan Selatan, Aceh, Muncar dan Indramayu; 3 kapal pole and line, 3 kapal
gillnet (gillnet, trammel net, compreng), 2 kapal seine net (dogol, payang) yang masing-masing berasal
dari daerah Tuban dan Pelabuhanratu, 1 kapal hand line, 1 kapal troll line (pancing mili-mili) dan 1
kapal mini fisher. Berdasarkan pengelompokkan yang dilakukan oleh Iskandar & Pujiati (1995), ke­
21 kapal tersebut terbagi dalam empat kelompok, yaitu:

L Kelompok kapal yang pengoperasian alat tangkapnya dengan cara dilingkarkap (encircling
gear), antara lain kapal purse seine, payang dan dogoL

2. Kelompok kapal yang pengoperasian alat tangkapnya dalam keadaan diam (static gear), antara
lain kapallong line, hand line, pole and line dan gillnet.

3. Kelompok kapal yang pengoperasian alat tangkapnya dengan cara ditarik (towed gear), antara
lain kapal pancing mili-mili (troll line).

4. Kelompok kapal yang mengoperasikan bermacam-macam jenis alat tangkap (multi purpose),
antara lain kapal mini fisher. Kapal ini termasuk ke dalam multi purpose karena digunakan
untuk mengoperasikan alat tangkap purse seine, long line, trawl dan pole and line.

Beberapa Bentuk Kaska Kapal Ikan di Indonesia

Keempat kelompok kapal berdasarkan metode pengoperasian tersebut mempunyai sedikit


persamaan dalam hal bentuk kasko kapal. Mereka mempunyai bentuk "V" pada bagian haluannya.
Bentuk "V" ini berfungsi agar kapal dapat membelah air dengan baik (Iskandar, 1990). Sedangkan
pada bagian tengah hingga buritan setiap kelompok mempunyai bentuk yang berbeda.

Berdasarkan hasil studi literatur, bentuk-bentuk kasko kapal yang telah teridentifikasi
terdiri dari lima tipe bentuk kasko kapal. Tipe-tipe tersebut adalah :

L Round bottom: kasko kapal dengan bentuk bulat hampir setengah lingkaran (Gambar 1a).

2. Round flat bottom: kasko kapal dengan bentuk bulat yang rata pada bagian bawahnya (Gambar
1b).

3. "U" bottom: kasko kapal yang memiliki bentuk seperti huruf "u" (Gambar 1c).

4. "Akatsuki" bottom: kasko kapal yang berbentuk hampir menyerupai huruf "U", akan tetapi
setiap lekukannya membentuk suatu sudut dengan rata pada bagian bawahnya (Gambar 1d).

5. Hard chin bottom: kasko kapal yang memiliki bentuk hampir sama dengan "Akatsuki" bottom,
akan tetapi pertemuan antara lambung kiri dan kanan kapal pada bagian lunas membentuk
suatu sudut seperti dagu (Gambar 1e).

242 A. Rahman & Y. Novita Raf/i


Torani, Vol 16(4) Edfsf Desember 2006: 240 - 249 ISSN: 0853-4489

a.Round bottom b. Flat bottom C. "U" bottom

d. "Akalsuki" hOI/om e. Hard chin bottom

Gambar I. Berbagai bentuk kasko kapal ikan di Indonesia.

Ditinjau dari kelima bentuk kasko .tersebut di atas, bentuk round flat bottom diperkirakan
memiliki stabilitas yang lebih baik dari pada bentuk round bottom. Akan tetapi dari kemampuan
olah geraknya, bentuk round botom akan memiliki kemampuan olah gerak yang lebih tinggi
dibandingkan dengan bentuk round flat bottom. Seperti misalnya pada saat kapal melakukan
gerakan membelok atau gerakan melingkar seperti yang dilakukan oleh kapal purse seine pada saat
setting alat tangkap.

Adapun bentuk "U" bottom dan "Akatsuki" bottom diperkirakan memiliki stabilitas yang lebih
tinggi dibandingkan dengan bentuk kasko kapal lainnya. Sebaliknya, dati kemampuan olah
geraknya, kedua bentuk kasko ini memiliki kemampuan olah gerak yang lebih rendah
dibandingkan dengan bentuk kasko lainnya. Jika dibandingkan antar kedua bentuk kasko
tersebut, bentuk " Akatsuki" bottom memiliki kemampuan olah gerak yang lebih baik dibandingkan
dengan bentuk "U" bottom. Hal ini dikarenakan bentuk "Akatsuki" bottom memiliki bentuk yang
agak menyerupai bentuk round bottom.

Bentuk lw.rd chin bottom diperkirakan memiliki kemampuan olah gerak yang eukup baik
walaupun mungkin tidak sebaik bentuk round bottom ataupun round flat bottom. Akan tetapi bentuk
ini diperkirakan memiliki kemampuan laju yang lebih tinggi dibandingkan dengan bentuk-bentuk
kasko lainnya. Hal ini diduga karena tahanan yang disebabkan oleh bentuk kasko yang demikian
lebih keeil dibandingkan dengan keempat bentuk kasko lainnya.

Adapun untuk melihat perbedaan tingkat kegemukan antar bentuk kasko kapal yang
diperoleh dapat dilihat dari nilai koefisien bentuk (coefficient offineness) yang dimilikinya. Tingkat
kegemukan kapal ini salah satunya dapat dilihat dari besarnya nilai Cb (Gambar 2).

BerdClsarl<an Gambar 2, terlihat bahwa tidak aqa perbedaan nilai Cb yang signifikan antar
bentuk kasko kapal. Hal ini menunjukkan bahwa tidak adanya perbedaan yang signifikan dari
tingkat kegemukan atau besarnya perbandingan antara volume displacement ("7) dengan perkalian
panjang, Iebar dan dalam (LxBxD) kapal antar bentuk kasko kapal. Akan tetapi terdapat suatu
perbedaan besarnya nilai kisaran Cb dari masing-masing bentuk kapat dirnana bentuk kasko yang
memiliki kisaran terkecil adalah bentuk round bottom. Kemudian dilanjutkan dengan bentuk round

Studi tentang blmtuk kasko kapal ikan 243


Toram~ Vol 16(4) Edisi Desember 2006: 240 - 249 ISSN: 0853-4489

flat bottol1l dan yang terbesar adalah bentuk "U" bottom. Untuk kapaI dengan bentuk hard chin
bottom dan "Akatsuki" bottom tidak bisa dibandingkan karena hanya memiliki satu data kapal saja.
Kisaran nilai Cb yang dimiliki oleh masing-masing kelompok bentuk kasko kapal adalah round
bottom = 0,39 - 0,60, round flat bottom = 0,46 - 0,59, "U" bottom = 0,46 - 0,65, hard chin bottom (kapal
MF) = 0,55 dan "Akatsuki" bottom (kapal LL 2) = 0,46.

0.8
• Round Bottom (RB)
•.
o
0.6 o
.c
()
••• o Q Q 0 0 0
II Hard Olin Bottom
(HCB)
!C Round Rat Bottom
(RFB)
" "U' Bottom (UB)

x "Akatsuki" Bottom
(AB)
Kapal

Gambar 2. Nilai Cb kapal-kapal berdasarkan tipe bentuk kasko kapal.

Selain nilai Cb, nilai koefisien lain yang digunakan untuk melihat tingkat kegemukan kapal
adalah nilai Cpo Perbedaan nilai Cp tiap kapal dari masing-masing bentuk kasko dapat dilihat pada
Gambar3.

0.8

• • • I!!I et 0 0 Q 0 a 0 • Round Bottom (RB)

c.
()
0.6
•••• x
II! Hard Chin Bottom
0.4
(HCB)

0.2 .'. Round Rat Bottom


(RFB)
0 " ''V" Bottom (UB)

x "AkatsukJ" Bottom
(AB)
Kapal

Gambar 3. Nilai Cp kapal-kapaJ berdasarkan tipe bentuk kasko kapal.

Pada Gambar 3 terlihat juga bahwa tidak ada perbedaan nilai Cp yang signifikan antar
bentuk kasko kapal. Hal ini menunjukkan bahwa perbandingan volume displacement (V) dengan
p f.:!"kdian lua~ penampang kapal dan panjang (A0 x L) bpI alau tingkat kegemukan bpa! bagi£'.n
haluan antara masing-masing bentuk kasko kapal tidak ada perbedaan yang signifikan. Sedangkan
kisaran nilai Cp untuk masing-masing bentuk kasko adalah round bottom = 0,56 - 0,70, round flat
bottom = 0,58 - 0,73, II U" bottom = 0,58 - 0,72, hard chin bottom (MF) = 0,68 dan "Akatsuki" bottom (LL
2) = 0,57.

244 A. Rahman & Y. Novita Rafli


Toram~ Vol 16(4) Edisi Desember 2006: 240 - 249 rSSN: 0853-4489

o 0
0 .8 ; •••••• II 0 00 x
e G)
I. • Round Bottom (RB)
0.61
3 iii Hard Olin Bottom
0.4 1 (HCB)
I

02 I Round Flat Bottom


(RFB)
1 o
It? I"': l~:::Jl~r~TI-' I.j. IN1~ 'I~ i"' I'" It- I'", INI
"LJ' Bottom (UB)
o f<F'"
'I"" zTa:: l~l~
-1~1~1~,u ~ ~I~I~ 81 ~ ~ jlj l jl~ ~ j x "Akatsukt Bottom
RB , RFB . UB f'\~ (AB)
Kapal

Gambar 4. Nilai C® kapal-kapal berdasarkan tipe bentuk kasko kapat.

Selain nilai Cb dan Cp, nilai C® juga digunakan untuk melihat tingkat kegemukan kapal.
Akan tetapi nilai ini hanya melihat tingkat kegemukan kapal pada bagian midship saja dan grafik
besamya nilai C® dari masing-masing kapal tiap bentuk kasko dapat dilihat pada Gambar 4.

Pada Gambar 4 terlihat bahwa tidak ada perbedaan nilai C® yang signifikan antar bentuk
kasko kapal. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan dari tingkat
kegemukan bagian midship atau perbandingan luas penampang kapal (A®) dengan perkalian lebar
dan dalam (8 x O) kapal antar bentuk kasko kapal. Kisaran nilai C® yang dimiliki oleh masing­
masing bentuk kasko kapal adalah round bottom = 0,68 - 0,85, round flat bottom = 0,73 - 0,84, "U"
bottom = 0,66 - 0,90, hard chin bottom (MF) = 0,76 dan "Akatsuki" bottom (LL 2) = 0,81 .

• .. a - 0 0 @ 0 0 ~ 0 ~ x
••••
0.8
• Round Bottom (RB)
0.6 ••
~ II Hard Olin Bottom
0.4 (HCB)

0.2 " Rou nd Flat Bottom


(RFB)
0 o ''lJ' Bottom (UB)

X "Akatsukl" Bottom
(AB)
Kapal

Gambar 5. Nilai Cw kapal-kapal berdasarkan tipe bentuk kasko kapat.

Koefisien lain yang digunakan untuk melihat tingkat kegemukan kapal yaitu nilai Cwo
Nilai Cw ini hanya- melihat tin-gl<at keg€ m ukan kapal pada bagian batas air maksimum kapal;
Perbedaan nilai Cw antar bentuk kasko kapal dapat dilihat pada Gambar 5.

Berdasarkan gambar di atas terlihat bahwa tidak ada perbedaan nilai Cw yang signifikan
antar bentuk kasko kapaL Hal ini menunjukan bahwa tidak ada perbedaan yang signilikan dari
besarnya perbandingan luas penampang membujur kapal (Aw) dengan perkalian panjang dan
Lebar (L x 8) kapal antar bentuk kasko kapal. Akan tetapi apabila dilihat dari pengelompokan atau

Studi tentang bentuk kasko kapal ikan 245


Toran!; Vol 16(4) Edisi Desember 2006: 240 - 249 ISSN: 0853-4489

rata-rata nilai Cw yang dimiliki, maka untuk kapal-kapal "U" hottom rata-rata merniliki nilai Cw
yang besar dibandingkan kapal-kapal dengan bentuk yang lain. Kemudian kelompok atau rata-rata
nilai Cw selanjutnya yang lebih rendah adalah kapal-kapal dengan bentuk round flat bottom.
Sedangkan kelompok atau rata-rata nilai Cw terkecil dimiliki oIeh kapal-kapal dengan bentuk
kasko round bottom. Kisaran nilai Cw yang dirniliki oleh masing-masing bentuk kasko kapal adalah
round bottom = 0,63 - 0,88, round flat bottom = 0,64 - 0,84, "U" bottom = 0,78 - 0,86, hard chin bottom
(MF) = 0,81 dan "Akatsuki" bottom (ll 2) = 0,80.

Bentuk Kasko Kapallkan Berdasarkan Metode Pengoperasian Alat

Kelompok Kapal Encircling Gear

Kapal-kapal dalam kelompok encircling gear mempunyai 3 tipe bentuk kasko, yaitu bentuk
kasko kapal round boltom, round flat bottom dan "U" bottom. Pada bagian buritan rata-rata kapal
memiliki bentuk yang hampir mirip dengan bentuk bagian tengahnya (midship). Bentuk body plan
dari beberapa kapal encircling gear dapat dilihat pada Gambar 6.

'"
Li: JJ l) .,...~

SKALA I :83 SKALA I: 18


PurJe Jeine eli Indramayu CPS 1) (Kirana, 2000) Purse seine eli Muncar(PS 2) (Sysifu1, 1985)

SKALA I: 100 SKALA 1:100


Purse seine eli Sibolga (PS 3) (Sitompul. 2003) Purse Jeine eli Medan (pS 4) (Sitompul.2003)

Gambar 6. Body plan kapal kelompok encircling gear.

Bentuk round bott()m bagi maupun rourtdJlat ~ottom ·n-temungkinkcm kapal-kapal yang
mengoperasikan encircling gear dapat berolah gerak dengan baik terutama saat melakukan gerakan
melingkar saat setting alat tangkap. lain halnya dengan bentuk "U" bottom pada kelompok kapal
encircling gear. Bentuk kasko kapal ini sangatlah tidak menguntungkan untuk mengoperasikan alat
tangkap yang dilingkarkan (encircling gear), karena akan mempersulit olah gerak kapal pada saat
mengitari gerombolan ikan, dikarenakan bentuknya yang kurang hidrodinamis. Selain itu

246 A. Rahman & Y Novita Rafti


Toram~ Vol 16(4) Edisi Desember 2006: 240 - 249 ISSN: 0853-4489

diperkirakan bentuk kasko yang demikian memungkinkan kapal memiliki tahanan kasko yang
lebih besar yang pada akhirnya akan mempengaruhi laju kapal.

Kelompok Kapal Static Gear

Kapal-kapal dalam kelompok stntic gear m e mpunyai 4 bentuk kasko kapal, yaitu bentuk
round boltom, round flat bottom, "U" bottom dan "Akatsuki" bot lam. Pada kelompok ini juga ra ta-rata
memiliki bentuk buritan yang hampir mirip dengan bentuk kasko pada bagian midship. Bentuk
kasko dari kapal-kapal static gear dapat dilihat pada Gambar 7.

.....

t1
\ \.
../
I
I
~~I h
I
~
I l,il'f
1'1.." ....,
~ ....... '­ 'f ./ ./..
"
SKALA 1 :81 SKALA 1 :31
Gllnet di Indramayu (GNT) (Iskandar, 1990) Co!npreng di Cirebon (CR) (Ludfla.h, 1991)

SKALA 1 :85 SKALAl: 00


Long line 60 GT di Bali (LL 3) (Novita, 1994) Long line 40 GT di Bali (LL 2) (Novita, 1994)

Gambar 7. Body plan kapal kelompok static gear.

Bagi-kapal-kapal yang mengoperasikan alat tangkap statik, sangat membutuhkan kapal


yang memiliki stabilitas yang tinggi, dan tidak terlalu mementingkan kemampuan olah gerak atau
laju kapal yang tinggi. Ditinjau dari bentuknya, bentuk kasko kapal "U" bottom dan "Akatsuki"
bottom 1ah yang paling memenuhi kebutuhan ini dibandingkan dengan bentuk lainnya yaitu round
bottom dan round flat bottom.

Stud; tentang bentuk kasko kapa/ ikan 247


Toran!; Vol 16(4) Edisi Desember 2006: 240 - 249 ISSN: 0853 -4489
- -

Kelompok Kapal Towed Gear

Untuk kelompok kapal towed gear, dari hasil studi literatur hanya ditemukan satu buah
kapal yaitu kapal pancing mili-mili. Kapal tersebut memiliki bentuk round bottom pada bagian
tengah dan buritannya (Gambar 8). Bentuk ini berfungsi agar kapal dapat berolah gerak dengan
baik dan mengurangi tahanan kasko yang dialami kapat, sehingga kapal dapat mengimbangi
kecepatan renang ikan pada saat beroperasi. Akan tetapi bentuk ini diperkirakan akan mengurangi
stabilitas kapal dan kapal akan mudah oleng pada saat penarikan alat tangkap.

SKALA I : 38
Pancing mili-mili di Bandar Lampung (PM) (Siregar, 1989)

Gambar 8. Body plan kapal kelompok towed gear.

Kelompok Kapal Multi Purpose

Kapal yang termasuk kelompok multi purpose hanyalah kapal mini fisher di Tangerang.
Kapal ini dibuat W1tuk dapat mengoperasikan berbagai jenis alat tangkap seperti purse seine, trawl,
troll line dan long line. Kapal ini memiliki bentuk hard chin bottom (Gambar 9) . Bentuk yang
demikian diperkirakan memiliki stabilitas yang cukup besar dibandingkan dengan kapal dengan
tipe round bottom dan round flat bottom dan juga memiliki olah gerak yang cukup baik dibandingkan
dengan kapal dengan tipe U" bottom dan "Akatsuki" bottom.
II

-! :-­

.r1"\ / / ~
JJ \. III / I 1/
1 L .L L I /
\
...... It- ft.'! / I
- \
-.
17)' , I.
.-­
....... ~ ....., r...t . / k: ~
~ ~ v;.: ~ ~
'"
7"- :-;::" ~ p(
/
Mini fisher di Tangerang (MF) (Nurdin, 1990).

Gambar 9. Body plan kapa\ kelompok multi purpose.


"Skala I: 50

248 A. Rahman & Y Novita Rafli


Torani, Vol. 16(4) Edisi Desember 2006: 240 - 249 ISSN: 0853-4489
., 1 '.:.G"..". .vL7..... ~·-"~M_ ~. .(,./ "diI/»'·J./. ·.4_.".,·..""...a:~/,,·Y/II/""/,I)_'!J"/d- ...-y'~A'I, '.!I'/ .:!/:~£~-r.l:'~··""""~_-1'-1:---V:~"_
' '.""·;$·-!J'i."9; ;, '..v/8/;g/J}'/_·..i"·LT/.:."/4/~. V-·,f."' '''' "(#';-'-,.""'.-.iT Poiii' ,jI" .¥', 0£/ d . L!' J?' N H s.,,"

Berdasarkan pemaparan di atas tentang perbedaan bentuk kasko, menunjukkan bahwa


tidak ada perbedaan bentuk kasko yang menyolok menurut metode pengoperasian alat tangkap
untuk kapal-kapal ikan di Indonesia.

KESIMPULAN
Terdapat lima bentuk kasko kapal yang teridentifikasi dari 21 kapal yang diperoleh, yaitu
bentuk round bottom, round flat bottom, hard chin bottom, "U" bottom dan "Akatsuki" bottom.
Berdasarkan metode pengoperasian alat, menunjukkim bahwa bentuk kasko kapal ikan yang
digunakan tidak memperlihatkan perbedaan yang menyolok.

DAFTAR PUSTAKA

Iskandar, B. H. 1990. Studi Tentang Desain dan Konstruksi Kapal Gillt,et di Indramayu. Skripsi. Fakultas
Perikanan. Institut Pertanian Bogor, Bogor. Hal 31 - 92.
Iskandar, B.H. & Pujiati. 1995. Keragaan Teknis Kapal Ikan di Beberapa Wilayah Indonesia. Fakultas
Perikanan dan I1mu Kelautan, lnstitut Pertanian Bogar, Bogor. Hal11 - 42.
Kirana, D. L 2000. Studi Tentang Desain Kapal Purse Seine di Eretan Wetan, Indramayu. Skripsi. Program
Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu KeIautan, Institut Pertanian
Bogor, Bogor. Hal 22 - 24.
Ludfiah, W. 1991. Studi Tentang Desain dan Konstruksi Kapal Compreng di Daerah Kabupaten Cirebon.
Skripsi. Fakultas Perikanan, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Hal17 - 49.
Novita, Y. 1994. Studi Tentang Desain dan Konstruksi Kapal dan Alat Tangkap Tuna Long Line di PT.
Perikanan Samudera Besar Cabang Benoa, Bali. Skripsi. Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya
Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Hal 25 - 30.
Nurdin, F. 1990. Studi Tentang Desain dan Konstruksi Kapal Serbaguna Mini Fisher 10.50 vertion I PT.
Karya Istika Tirta, Tangerang. SkripsL Fakultas Perikanan, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Hal 20.
Siregar, M. 1989. Studi Tentang Desain dan Konstruksi Kapal Pancing Mili-Mili di Kotamadya Bandar
Lampung. Skripsi. Fakultas Peri kanan, lnstitut Pertanian Bogor, Bogor. Ha117.
Sitompul, J. M. 2003. Geometri Bentuk Kapal Pukat Cincin di Pantai Barat dan Timur Sumatera Utara.
Skripsi. Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan IImu Kelautan,
Institut Pertanian Bogor, Bogor. Hal 28 - 44.
Syaiful, A. 1985. Studi Tentang Desain dan Konstruksi Kapal Kayu Purse Seine di Muncar. Skripsi. Fakultas
Perikanan, lnstitut Pertanian Bogor, Bogor. Hal 21 - 27.

Studi tentang bentuk kasko kapal ikan 249

You might also like