You are on page 1of 26

MAKALAH

BUDIDAYA TIRAM MUTIARA DAN LOBSTER

“LOBSTER AIR TAWAR”

NAMA KELOMPOK :

1. Jam’ul Khaer (190104097)


2. Yuyun Sari Husni (190104099)

PROGRAM STUDI TADRIS IPA BIOLOGI


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSTAS ISLAM NEGERI (UIN)
MATARAM
2022
KATAPENGANTAR

Penulis memanjatkan puji dan syukur ataskehadirat AllahYangMahaEsa

atas rahmat dan hidayah-Nya makalah dengan judul “ Budidaya Lobster Air

Tawar (Cherax quadricarinatus)” dapat diselesaikan.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah BudidayaTiram.

Penulis mengucapkan banyak - banyak terima kasih kepada pihak yang telah

membantu penulis dalam menyelesaikan makalah. Disadari oleh penulis bahwa

dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan dankelemahan,

namun biarlah kekurangan – kekurangan itu tidak mengurangi makna dari

makalah ini. Dan untuk itu penulis menghargai adanya suatu kritik dan saran yang

bersifat membangun.

Mataram, 03 November 2022

Penulis
DAFTARISI

COVER
KATAPENGANTAR .......................................................................................... i
DAFTARISI ....................................................................................................... ii
1. PENDAHULUAN........................................................................................ 1
1.1. LatarBelakang...................................................................................... 1
2. PEMBAHASAN .......................................................................................... 2
2.1. MorfologiLobsterAirTawar(Cheraxquadricarinatus) ......................... 2
2.2. KlasifikasiLobsterAirTawar................................................................ 3
2.3. KeunggulanLobsterAirTawar(Cheraxquadricarinatus) .................... 4
2.4. KarakteristikLobsterAirTawar(Cheraxquadricarinatus) ................... 5
2.5. SiklusHidupLobsterAirTawar(Cheraxquadricarinatus) ..................... 6
2.6. ReproduksiLobsterAirTawar(Cheraxquadricarinatus) ...................... 7
2.7. TeknikPembenihanLobsterAirTawar(Cheraxquadricarinatus) ......... 9
2.7.1. PemilihanLokasi ........................................................................... 9
2.7.2. PersiapanWadah ......................................................................... 10
2.7.3. Shelter/Perlindungan .................................................................. 11
2.7.4. PenyediaanIndukan .................................................................... 12
2.7.5. SeleksiIndukanBerkualitas ......................................................... 13
2.7.6. PemeliharaanIndukan ................................................................ 14
2.7.7. PemijahanIndukan ..................................................................... 15
2.7.8. PenetasanTelur............................................................................ 15
2.7.9. PemeliharaanLarva .................................................................... 17
2.7.10. HamaDanPenyakit ...................................................................... 18
2.7.11. PemanenanBenih......................................................................... 18
2.7.12. PengemasandanTransportasiBenih............................................ 20
3. PENUTUP ................................................................................................. 22
3.1. Kesimpulan......................................................................................... 22
DAFTARPUSTAKA ........................................................................................ 23
1. PENDAHULUAN

1.1. LatarBelakang

Lobster air tawar merupakan salah satu komoditi perikanan yang mempunyai

bentuk tubuh yang unik sertamemilikiwarnakhas dan beragam. Lobster yang

dikenal oleh masyarakat selama ini adalah udang yang berasal dari tangkapan

dilaut dan belum bisa dibudidayakan. Lobster air tawar (LAT)inimemiliki

keunggulandibandingkanlobsterlaut,diantaranyasudahdapatdibudidayakandantekni

kbudidayanyalebihmudahdibandingudangwindudanudanggalah. Perkembangan

hidupnya sederhana tanpa melalui stadia larva yang rumit Lobster air tawar sudah

banyak dikembangkan dalam skala akuarium atau kolam sebagai komoditi ikan

hias dan ikan konsumsi karena lobster ini tidak mudah stress dan tidak mudah

terserangpenyakit.Asalkan kebutuhan pakan, kualitas air dan kebutuhan oksigen

terpenuhi, lobster ini dapat tumbuh dan berkembang cepat, sehingga sangat

potensial dikembangkan di Indonesia.

yaitu karakternya tidak mudah stress dan tidak mudah terserangpenyakit,

asalkan kebutuhan pakan, kualitas airdan kebutuhan oksigen terpenuhi maka

lobster dapat tumbuh dan berkembangcepat, sertamemilikidayauntukbertelur yang

tinggi. Jika dilihat dari kondisi iklim dan siklus musimnya memungkinkan lobster

untuk dibudidayakansepanjang tahun. Dengan potensi iklim yang sangat

mendukung dan sumber pakan alami yang cukup tersediadi alam dan mudah

diperoleh, maka lobster akan tumbuh dengan cepat.

1
2. PEMBAHASAN

2.1. MorfologiLobsterAirTawar(Cheraxquadricarinatus)

Patasik (2007) mengemukakan bahwa , lobster air tawar memiliki susunan

morfologi yangterdiridaritigasegmenutama yaitu,kepala-dada (cephalothorax),

badan (abdomen), dan bagian ekor (telson). Sedangkan, menurut Martosudarmo

dan Ranoemihardjo (1980) dalam Kurniasih (2008), tubuh lobsterair tawardibagi

menjadi dua bagian, yaitu

sefalothorax(bagiankepaladandada)danbagianabdomen(perut/badan).Berikutadala

hpenjabaransusunanmorfologi lobster air tawar.

Gambar1.MorfologiLobsterAirTawar
Sumber:SukmajayadanSuharjo(2003)

SukmajayadanSuharjo(2003)menyatakanapabiladilihatdariorgan tubuh luar,

lobster air tawar memiliki beberapa alat pelengkap sebagai berikut.

1) Sepasang antena yang berperan sebagai perasa dan peraba terhadap pakan

dan kondisi lingkungan.

2
2) Sepasang antanela untuk mencium pakan, 1 mulut, dan sepasang capit

(celiped) yang lebar dengan ukuran lebih panjang dibandingkan dengan ruas

dasar capitnya.

3) Enamruas badan (abdomen) agak memipih dengan lebar badan rata-rata

hampir sama dengan lebar kepala.

4) Ekor.Satu ekor tengah (telson) memipih, sedikit lebar, dan dilengkapi duri-

duri halus yang terletak di semua bagian tepi ekor, serta2pasang

ekorsamping (uropod) yang memipih.

5) Enam pasang kaki renang (pleopod) yang berperan dalam melakukan gerakan

renang.Disampingsebagaialatuntukberenang,kakirenangpadaindukbetina

yangsedangbertelur memilikikarateristikmemberikan gerakandengantujuan

meningkatkan kandungan oksigen terlarut di sekitarnya, sehingga kebutuhan

oksigen telarut telur dan larva dapat terpenuhi. Kaki renang juga digunakan

untuk membersihkan telur atau larva dari tumpukan kotoran yang terendap.

6) Empatpasangkakijalan(walkinglegs/periopod).

2.2. KlasifikasiLobsterAirTawar

Gambar2.LobsterAirTawar

Sumber:http://zionsilinggar.blogspot.com/2016/04/cara-budidaya-lobster-
air-tawar-untuk.html

3
 Kingdom : Animalia

 Filum : Arthropoda/Crustacea

 Subfilum : Crustaceae

 Kelas : Malacostraca

 Ordo : Decapoda

 Subordo : Pleocyemata

 Infraordo : Astacidea

 Superfamili:Parastacoidea

 Famili : Parastacidae

 Genus :Cherax,ProcambarusdanAstacopis

 Spesies :Cheraxquadricarinatus.

2.3. KeunggulanLobsterAirTawar(Cheraxquadricarinatus)

AdapunkelebihandarilobsterairtawarmenurutWijayantodanHartono

(2003) dalam Ernawati dan Chrisbiyantoro (2011) yaitu :

a) Karakternyatidakmudahstressdantidakmudahterserangpenyakit,asalkan

kebutuhanpakan,kualitasairdankebutuhanoksigenterpenuhimakalobster

dapat tumbuh dan berkembang cepat.

b) Memilikidayauntukberteluryangtinggi.Jumlahteluryangdihasilkandapat

mencapai600-1000butir/ekordalamsekalikawin dan dalamjangka1tahun,

induk betina mampu bertelur hingga 5 kali. Pada umur 6-7 bulan, lobster ini

sudah mulai kawin

c) Jikadilihatdarikondisiiklimdansiklusmusimnyamemungkinkanlobster

untuk dibudidayakan sepanjang tahun

4
d) sumber pakan alami yang cukup tersedia di alam dan mudah diperoleh, maka

lobster akan tumbuh dengan cepat.

2.4. KarakteristikLobsterAirTawar(Cheraxquadricarinatus)

Lobster air tawar termasuk hewan yang memiliki sifat kanibalisme yaitu,

suatu sifat yang suka memangsa jenisnya sendiri. Sifatinimulaimunculsejak

lobster masih kecil. Pada fase juvenil lobster seringmenunjukan sifat agresif yang

tinggi dan berprilaku kanibal. Sifat kanibal ini akan lebih nyata terjadi pada saat

tidak tersedia pakan yang memadai dan menyebabkan kematian. Mortalitas

dipengaruhi faktor dalam dan faktor luar. Faktor luar meliputi kondisi abiotik,

kompetisi antarspesies, tinggi jumlahpopulasi dalam ruang gerak yangsama,dan

kurangnyamakanan yangtesedia. Sedangkan faktor dalam dipengaruhi oleh umur

dan daya penyesuaian diri terhadap lingkungan (Rouse, 1997 dan Royce, 1973

dalam Akbar, 2008).

Lobster air tawar termasih jenis binatang omnivora (sumber nabari dan

hewani) dan aktif mencari makan pada malam hari (nokturnal), sedangkan pada

siang hari aktifitas sedikit atau lebih banyak berdiam diri. Hewan ini di habitat

aslinya makan dari hewani (zoo), seperti cacing tanah, cacing air, plankton, juga

dari tumbuhan (fito), seperti lumut akar selada air. Dalam wadah budidaya lobster

air tawar biasa makan keong mas, daging ikan, cacing darah (blood worm),

potongandagingsegar, kentang, ubi-ubian, kacang hijau dan lain-lain. Pakan

buatan yang dimakan lobster air tawar adalah jenis pelet udang galah (Solang,

2008 dalam Mulis, 2012).

5
2.5. SiklusHidupLobsterAirTawar(Cheraxquadricarinatus)

Selama hidupnya, lobster air tawar mengalami beberapa tahap, yaitu

penetasan, burayak, dewasa, dan kawin. Secara detail, siklus hidup lobster air

tawar disajikan pada ilustrasi berikut (Lukito dan Prayugo, 2007).

Perkawinan

90-120g
Pengeraman,
Dewasa
6-10minggu

6-12bulan
dengan Penetasan
simplefood
(omnivora)
Pertumbuhan
Burayak
tinggipada3
5-15g bulanpertam
a

Gambar3.SiklusHidupLobsterAirTawar

Sumber : Lukito dan Prayugo (2006)

Dalam perkembangan telur hingga terbentuknya juvenil, ada 3 tahapankejadian

alamiah, yakni perkembangan embrio dalam telur (pre-larva),

perkembanganlarvasaat diasuh (larva), dan saat juvenil lepas dari abdomen(post-

larva) (Sukmajaya dan Suharjo, 2003).

6
2.6. ReproduksiLobsterAirTawar(Cheraxquadricarinatus)

Gambar4.ProsesPerkawinanLobsterAirTawar

Sumber : Sukmajaya dan Suharjo (2005)

Perilaku lobster air tawaryangcukupmenarikuntukdiamatiadalah aktivitasnya

saat perkawinan hingga muncul juvenil. Tahap awal yang dilaksanakan oleh setiap

induk sebagai berikut.

1. Mencaripasangan.

2. Melakukanpercumbuanantarpasangan.

3. Melakukanperkawinan.

4. Indukbetinamengerami telur.

5. Indukbetiniamengasuhbenihhinggawaktutertentu(Sukmajayadan Suharjo,

2003).

7
PerbedaanJantanDanBetinaLobsterAirTawar:

Bachtiar (2006) menyatakan, lobster jantan dan betina dapat dibedakan denganciri

seperti berikut :

 Lobster jantan memiliki 2 buah tonjolan daging di pangkal kaki paling


belakang. Tonjolan ini merupakan alat kelamin jantan (pethasma). Sementara
itu, alat kelamin pada lobster betina berupa bulatan yang berada di pangkal
kaki keiga dari belakang (thelicum).
 Lobster jantan memiliki capit yang lebih besar dan panjang dibandingkan
dengan lobster betina.
 Warna lobster jantan lebih cerah dibandingkan dengan warnalobsterbetina.
Namun, warnalobsterjugadipengaruhiolehwarnaair,pakanyang dikonsumsi,
serta kandungan pigmen yang dikandung oleh setiap lobster.

 Lobsterjantandapatdilihatjikapadacapiksebelahluarnyaterdapat

bercakberwarna merah. Namun, tanda merah itu baru muncul ketika lobster

berumur 3-4 bulan atau setelah lobster berukuran 3 inc (7 cm).

 Tanda merah ini jugamerupakantanda lobster jantan telah siap kawin

(matang gonad).

 padalobsterjantandibagianyangsamatampaktonjolan.

 Ciri lobsterbetinaadalah terdapat lubangpadapangkal kaki ketigadari bawah

(ekor). Lubang tersebut adalah kelamin lobster betina dan tempat

mengeluarkan telurnya.

8
Gambar5.JantanDanBetinaLobsterAirTawar

Sumber:http://www.alamikan.com/2014/05/cara-pembenihan-budidaya-
lobster-air.html

2.7. TeknikPembenihanLobsterAirTawar(Cheraxquadricarinatus)

Menurut Bachtiar (2006), pembenihan merupakan proses untuk

mendapatkan benih atau anakan lobster yang baru. Pembenihan dilakukan dengan

cara mengawinkan induk jantan dan induk betina yang telah matang kelamin.

Sedangkan Sukmajaya dan Suharjo (2003) berpendapat bahwa pembenihan

merupakan salah satu bagian dari kegiatan budidaya yang mengarah pada

peningkatan hasil produksi benih sesuai dengan standar permintaan pasar.

Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan dalam proses pembenihan adalah

pengelolaan induk, teknik pemijahan, penetasan telur, pemeliharaan larva,

pemeliharaan benih, dan teknik pemanenan dari semua segmen.

2.7.1. PemilihanLokasi

Pemilihan lokasi budidaya lobster air tawardidasarkanpadabeberapa


kriteria,yaitutopografitanah,jenistanah,sumber air/pengairan, ekosistem setempat,
dan iklim wilayah sekitar. Setelah mengetahui data-data tersebut, barulah
perencanaan ke depan bisa ditetapkan (Lukito dan Prayugo, 2007).

9
2.7.2. PersiapanWadah

a) Akuarium

Akuariumdigunakanuntukmerawatdanmemeliharaindukyangsedang

mengerami telurnya. Penggunaan wadah tersebut dimaksudkan untuk

mempermudah pengamatan serta pengawasan induk dan perkembangan larva.

Ukuran akuarium yang digunakan dapat berukuran 100 cm x 40 cm x 40 cm

berbentuk kotak atau persegi empat panjang dan menggunakan kaca bening

dengan ketebalan 8-12 mm (Patasik, 2007). Sedangkan menurut Tim Karya

Tani Mandiri (2014), ukuran akuarium dapat dibuat dengan ukuran 0,5 x 1 x

0,5 m dan ketebalan kaca 0,5 cm. Sepanjang bibir atas akuarium dipasangkaca

dengan lebar 5 cm dan panjang disesuaikan dengan dinding akuarium.

Ketinggian air untuk pemeliharaan lobster adalah sekitar 10-15 cm.

b) BakSemen

MenurutPatasik(2007), baksemenhanyadigunakanuntukmenampunginduk dan

sebagai tempat pemijahan yang berukuran 100 cm x 40 cm x 40 cm. Bak

semen dibangun dari bahan campuran pasir dan semen, dengan ketebalan

dinding bak disesuaikan dengan ukuran bak. Bak semen sebaiknya berbentuk

persegi empat atau disesuaikan dengan kondisi lahan yang tersedia dan

berwarna gelap untuk memberi rasa nyaman pada lobster yang dipelihara. Ini

dimaksudkan juga agar lobster cepat memijah. Kondisi bak yang gelap

disesuaikan dengan sifat lobster air tawar yang nokturnal.

Lukito dan Prayugo (2007) menambahkan, ketinggian air pada kolam semen

sekitar40-70cm.Dengankedalamantersebut,indukakanleluasadalam

10
beraktivitas dan memudahkan dalam pengambilan pakan.Kolam semen lebih

bagus untuk pembenihan karena naik turunnya suhu dalam kolam semen tidak

terlalu drastis atau suhunya bisa dijaha bila dibandingkan di akuarium. Suhu

yang sesuai untuk benih lobster air tawar adalah 25-30oC (Tim KaryaTani

Mandiri, 2014).

c) BakFiber

TimKaryaTaniMandiri (2014)menyatakan bahwabak fiberdapat digunakan

untuk pemijahan lobster,penetasan telur, dan wadah pengeraman. Untuk

wadahpemijahansecaramassal,ukuranbakfiber2x1x1matau6x2x1

m. Sedangkan untuk wadah penetasan telur lobster, ukuran bak fiber30 x 30 x

30 cm yang diberi sekat-sekat, dan untuk wadah pengeraman induk-induk

betina dapat digunakan bak fiber bulat dengan diameter 1 meter.

d) KolamTanah

Kolam tanah dapat digunakan untuk pemijahan lobster air tawar,namunhalini

masih jarang dilakukan di Indonesia. Kolam tanah yang digunakan untuk

pemijahan lobster air tawar berukuran 20 x 50 m atau 1000 m2. Bentuk kolam

seperti wajan (U shaped). Kedalaman kolam di tempat terdalam sekitar 1,2-

1,8 m. Sementara bagian tepian kolam bisa dibuat lebih dangkal dari angka

tersebut. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan dalam pengangkutan alat

berat (excavator) ke dalam kolam (Lukito dan Prayugo, 2007).

2.7.3. Shelter/Perlindungan

a) PipaPVC

Pipa PVC dapat digunakan dalam pemeliharaan benih lobster maupun dalam

pembesarandanpemeliharaaninduk.Untukpemeliharaanbenih,pipaPVC

11
yang digunakan berukuran ½ inchi, sedangkan untuk pembesaran dapat

menggunakan pipa PVC berukuran 3 inchi (Lukito dan Prayugo,2007).

Namun, menurut Tim KaryaTaniMandiri (2014), shelteryang berupa potongan

pipa paralon ini berukuran 4 inchi dengan panjang 15-20 cm.

b) Roaster

Roster bila digunakan sebagai tempat persembunyian mempunyai kelemahan,

yaitu hanya bisa digunakan untuk anakan sampai umur 3 bulan atau panjang

tubuh maksimal sudah mencapai 7,5 cm. Kelemahan lain dari roster adalah

daya tahannya yang tidak lama jika dibandingkan dengan pipa paralon. Roster

juga lebih mudah pecah (Wiyanto dan Hartono, 2006).

c) Waring

Lembaran waring ataujaringdibentuk/dibundelsehingga menyerupai pohon

(artificial plant) yang berfungsi sebagai tempat persembunyian lobster air

tawar (Lukito dan Prayugo, 2007).

2.7.4. PenyediaanIndukan

Bachtiar (2006) menyatakan untuk dapat memperoleh induk lobster air

tawar dapat dilakukan dengan cara berikut.

Membeli calon induk dari pembudidaya lain. Yang perlu diperhatikan jika

membeli dari pembudidaya lain, harus betul-betul ditanya apakah calon

indukan berasal dari turunan yang berkualitas atau tidak.

Membelibenihuntukdipersiapkansebagaicalonindukan.Caraini memakan

waktu, karena harus membesarkannya terlebih dahulu.

12
Memilih calon induk dari lobster yang telah dibudidayakan sebelumnya.

Jika memakai cara ini, calon indukan yang dipilih harus merupakan hasil

seleksi.

2.7.5. SeleksiIndukanBerkualitas

Menurut pendapat Cuncun (2006), tips untuk memilih calon indukan yang

berkualitas adalah sebagai berikut.

Pilih indukan yang pertumbuhannya paling cepat di antara lobster-lobster

yang lain.

Beliindukanditempat penjualindukanyangtelah bersertifikat.

Perhatikan kelaminnya, jangan pilih lobster yang ‘banci’. Pasalnya, ada

indukan yang mempunyai kelamin betina, tetapi juga memiliki kelamin

jantan (seringdisebutdenganlobsterbanci).Lobstertersebutkemungkinan

besar tidak bisa bertelur. Karenanya, bagian kelamin lobster harus benar-

benar diperhatikan.

Pilih lobster yang badannya gemuk. Hindari memilih indukan yang

kepalanya besartetapitubuhdanekornyakecil.Ciriseperti itu menandakan

lobster kurang makan.

Calon indukan berkualitas bisa didapat dengan cara memisahkan lobster

jantan dan betina kerika mereka berukuran 2 inchi (5 cm). Tujuannya agar

ketika memasuki ukuran 3 inchi (7 cm), lobster yang sudah matang gonad

tidak kawin. Paling bagus baru dikawinkan setelah masing-masing

mencapai ukuran minimum 4 inchi (9 cm).

13
Perlu diketahui asal-usul lobster atau keluarganya. Pilih jenis lobster yang

murni dari spesies tertentu. Tujuannya agar pertumbuhan anakan lobster

baik.

Bachtiar(2006)menambahkanpendapatCuncun(2006)tentangtipsuntuk memilih

calon indukan yang berkualitas.

Pilihcaloninduk yangpunyanafsumakanbesar.

Pilih calon induk yang gerakannya lincah. Karenaitu,sebaiknya tidak

memilih calon induk saat sedang molting, karena saat itu lobster menjadi

sangat lemah dan hanya banyak berdiam diri.

Pilihcalonindukyangbadannyaberwarnacerah.

2.7.6. PemeliharaanIndukan

Dalammelaksanakan pengelolaandalampemeliharaan calon induk lobster

air tawar, ada beberapa hal yang perlu mendapatkan perhatian, yakni

kualitas air dalam wadah pemeliharaan, penghindaran serangan penyakit,

pemberian pakan dengan jenis dan dosis yang sesuai, penyiapan wadah

pemeliharaan, sertapengaturantingkatkepadatan(SukmajayadanSuharjo,

2003).

Calon induk dapat diberi pakan ubi jalar (sweet potato) yang dipotong

kecil-kecil berbentuk dadu dan cacing tanah sebagai sumber protein.Pakan

tersebut diberikan setiap dua hari sekali dengan jumlah disesuaikan dengan

kebutuhan calon induk atau tidak terlalu banyak karena lobster air tawar

tidak rakus makan. Menurut Bachtiar (2006), untuk menghasilkan telur

yang berkualitas dan meningkatkan daya tetas telur, pakan yang diberikan

sebaiknya mengandung protein tinggi sebesar 25-35%.

14
Pemberianpakansebaiknyadisesuaikandengansifatnokturnallobster, yaitu

dilakukan pada sore hari atau menjelang malam.

Beberapa persyaratan kualitas air untuk budidaya lobster air tawaryang

idealyaitutemperaturdalampemeliharaanlobsterairtawaradalah24- 31°C.

Derajat keasaman (pH) yang pada kisaran 6-8, kandungan amoniak dalam

air maksimal 1,2 ppm, tingkat kekeruhan pada angka 30-40 cm (Setiawan,

2006 dalam Tumembouw, 2011).

2.7.7. PemijahanIndukan

a) PemijahanSecaraMassal

Cuncun Setiawan (2006) menyatakan , perbadingan jumlah indukan pada

pemijahan massal yang digunakan adalah 1 : 3 (satu jantan : tiga betina)..

Sukmajaya dan Suharjo (2003) menambahkan, standar ukuran indukjantan

dan betina terseleksi yangdigunakan dalam pemijahan masal antara 20-22

cm. Wadah yang digunakan untuk pemijahan secara masal adalah bak

permanen berukuran 6 x 2 x 1 m dan 2 x 1 x 1 m.

b) PemijahanSecaraIndividu

Pemijahan secara individu menggunakan induk jantan dan induk bertina

yang berukuran 16-18 cm dengan perbandingan jantan dan betina 1 : 1 per

wadah. Wadah untuk pemijahan secara individu dapat berupa akuarium

dengan ukuran 0,5 x 0,4 x 0,3 m (Sukmajaya dan Suharjo, 2003).

2.7.8. PenetasanTelur

Sukmajaya dan Suharjo (2003) berpendapat, strategi yang perlu


dilaksanakan dalam proses pengeraman dan penetasan telur adalah sebagaiberikut.

15
 Induk yang sedang bertelur harus dipelihara secara terpisah dengan induk

yang tidak mengandung telur dan induk jantan. Hal ini bertujuan untuk

menghindari terjadinya gangguan atau serangan dari luar yang

menyebabkan gangguan fisik.

 Pakanyangdiberikanrelatifsedikit.

 Kualitas air, terutama oksigen terlarut lebih dari 5 ppm dan fluktuasi suhu

air harus rendah. Dikarenakan agar lingkungan lebih nyaman karena pada

fase embrio, nauplius, dan protozoa, juvenil memiliki karateristik

sensitivitas yang tinggi terhadap perubahan suhu air.

 Wadahharusdiberipelindung yangsesuaidengan jumlahindividu.Halini

bertujuan untuk menghindari terjadinya saling ganggu jika pelaksanaan

pengeraman hingga penetasan telur dilakukan secara masal dalam satu

wadah.

Berikut adalah proses pematangan telur lobster air tawa menurut Cuncun

(2006).

 Mingguke-2bentuktelurmasihbulat

 Minggu ke-3 mulai terlihat dua bintik hitam pada telur. Bintik hitam

tersebut merupakan embrio.

 Minggu ke-4, capit, sungut, dan kakinya mulai tumbuh. Namun embrio

lobster tersebut masih mngandung kuning telur. Pada fase ini, lobster

masih belum bisa mandiri. Jika pada fase ini telur rontok dari induknya,

kemungkinan besarembrioakanmati.Sebenarnya bisa saja embrio

dipotong dari induknya, kemudian diberi gelembung air dan ditetaskan

sendiri,tetapipersentasehidupnyasangatkecilkarenaketikaembrio

16
menempel di kaki renang induknya, sedikit demi sedikit ia mendapatsuplai

nutrisi dan gizi dari induknya. Ketika menempel di kaki renang induknya,

induknya akan dengan telaten merawat embrio tersebut dengan cara

menggoyang-goyangkan kaki renangnya, untuk memberikan oksigen pada

anaknya.

 Minggu ke-5 hampir seluruh kuning telur sudah habis. Dengan demikian,

cadangan makanan untuk embrio sudah habis. Ketika itu, embrio mulai

lepas satu per satu dari induknya untuk mencari makan sendiri.

2.7.9. PemeliharaanLarva

Menurut Kanisius (2006), bak pemeliharaan larva berupa kolam permanen

berukuran 2 x 2 m bisa digunakan untuk memelihara 1.000 ekor benih,

dengan pemberian pakan secara intensif. Jika menggunakan kolam renang

plastik, ukuran yang paling ekonomis adalah diameter 1,83 m dan

ketinggian 38 cm. Kolam ini bisa diisi 1.000 benih

Benih yang baru menetas dipelihara dalam kolam penetasan 10 hari.

Selanjutnya benih dipindahkan ke kolam pembesaran benih (pendederan)

untuk dipelihara selama 2 bulan (Bachtiar, 2006).

Pemeliharaan larva bertujuan untuk memelihara larva yang baru menetas

(nauplisoma)hinggamenjadilobstermudayangberukuransekitar 7-10 cm.

Kegiatan pemeliharaan larva biasanya mempunyai tingkat kesulitan yang

lebih tinggi dibandingkan dengan kegiatan lainnya. Pada fase larva, lobster

sangat sensitifterhadapperubahanlingkungan,baiksuhudan salinitas maupun

jenis, kuantitas, dan kualitas pakan yang diberikan (Kanna, 2006).

17
Pada umumnya, pada fase larva lobster cenderung menyukai pakan alami

yang berupa rotifera dengan kepadatan dipertahankan antara 10-15

ekor/ml. Pemberian pakan dilakukan tiga kali sehari, yaitu pada pagi,

siang, dan malam hari (Kanna, 2006).

UntukkualitasairpemeliharaanSuhuairyangdigunakanberkisar16- 22oC dan pH

sekitar 6-7.

2.7.10. HamaDanPenyakit

a) Hama

Menurut Lukito dan Prayugo(2007),ularsawah termasuk hewan nokturnal.

Makanan yang paling disukai ular sawah adalah ikan, burayak dan

binatang air lainnya. Pencegahan ular sawah yaitu menjaga agar pagar

areal perkolaman tidak bolong sehingga hewan ini tidak mudah masuk.

b) Penyakit

Penyakit yang umumnya menyerang lobster air tawar yaitu antara lain,

oenyakit yang disebabkan oleh parasite. Cara pengobatan dilakukan

dengan merendam lobster yang terserang kutu di dalam air garam berdosis

20 ppt, PK 5 mg/L, dan formalin 0,025 ml/L selama 20-30 menit. Air

garamhanyamembunuhparasit, tetapi tidak termasuk telurnya. Untuk

membasmitelurkutu,perludilakukanpenambahanAbate1 sachet(Lukito dan

Prayugo, 2007).

2.7.11. PemanenanBenih

Pemanenan benih dilakukan untuk mendapatkan benih yang bisa dijual

kepada pembudidaya lain. Benih yang bisa dipanen dan dijual adalah benih yang

sudahberumur70haridenganpanjangtubuhsekitar5cm(Bachtiar,2006).

18
Cuncun (2006) menambahkan, panen sebaiknya dilakukan pada pagi atau malam

hari, karena suhu masih rendah sehingga benih tidak lemas karena kepanasan.

 TeknikPemanenan

a) PemanenandiAkuarium
Jika akuarium dilengkapi saluran pembuangan di dasarakuarium,buka

saluran tersebut hingga air berkurang. Jika tidak ada saluran

pembuangannya, pengurasan dilakukan dengan pompa air yang

dihubungkan dengan selang plastik ¼ inchi.

Jikaketinggianairtelahmencapai1-2cm,tutupkembalisaluranpembuangan

atau hentikan penyedotan dengan pompa air.

Angkattempatpersembunyianbesertadenganbenihyangmenempel.

Untuk menghindari benih yang berjatuhan, pengangkatan tempat

persembunyian harus menggunakan scoop net.

Masukkan benih besertatempatpersembunyian ke dalam ember yangtelah

diisi air, dimana kualitas dan parameter air yang digunakan harus sama

dengan air dalam akuarium agar benih tidak stres.

Ambilsisabenihyangtidakmenempelpadatempatpersembunyian

menggunakan scoop net.

b) PemanenanBakSemen

Bukatutupsaluranpembuanganagarairnya keluar

Siapkanjaringdanpasangkandipintupembuanganairagarbenihtidakterikut

bersama dengan air buangan.

Hentikanpengurasanhinggaketinggianairmencapai1-2cm.

19
Angkat semua tempat persembunyian. Serok benih atau alirkan ke outlet

kolam yang ujungnya telah diberi perangkap.

Tampung benih yang telah tertangkap dalam ember atau wadah lainnya.

c) PemanenandenganFlowtrap

Pasangsaluranyangterbuatdarisengyangdilapisikarpetkasardidasar kolam.

Sementara ujung lainnya dihubungkan dengan bak plastik.

Isi bak plastik dengan air bersih.

Pasang pipa PVC yang dihubungkan ke pompa air. Nyalakan pompa tersebut

hingga air dalam bak plastik bergolak dan mengalir melalui saluran.

Surutkan air dalam kolam dengan membuka saluran pembuangannya.

Seiring menyurutnya air dalam kolam, benih akan mencari sumber airmengalir.

Dengan sendirinya, benih akan menaiki saluran seng dan terperangkap dalam

kotak plastik.

Jikabakplastiktelahpenuhdenganbenih,gantidenganwadahplastik lainnya.

Ketikaairsudahmenyurut,angkatsubstratyangadadidasarkolamdan masukkan ke

dalam wadah penampungan, berupa ember atau kotak plastik.

2.7.12. PengemasandanTransportasiBenih

Menurut Patasik (2007), cara pengangkutan benih disesuaikan dengan lokasi

pembesaran. Jika lokasi sangat dekat atau bisa ditempuh hanya beberapa jam saja

maka pengangkutan benih dari lokasi pembenihan ke lokasi pembesarandapat

dilakukan tanpa menggunakan oksigen, tetapi cukup dengan menggunakan ember

terbukayangdiisiairsetinggi12-15cmatautanpaair.Lobsterdapatbertahan

20
hidup tanpa oksigen selama 3-4 jam. Jika jarak lokasi pembesaran jauh daritempat

pembenihan, sebaiknya pengangkutan benih dilakukan dengan menggunakan

plastik berisi air dan oksigen.

Terdapat dua teknik pengangkutan benih lobster air tawar yang

dikemukakan oleh Bachtiar (2006). Berikut uraiannya.

1. PengemasandenganWadahPlastik

Plastikyangdigunakandapatberukuran40x50cm.Untukmencegah kebocoran

atau sobeknya plastik karena gigitan capit lobster, pilihlah plastik yang agak tebal

atau dirangkap dua. Dengan cara pengemasan ini, benih dapat bertahan selama 24

jam. Proses pengemasannya sebagai berikut.

 Isiplastikdengan airsebanyaksepertigadarikapasitasplastik.

 Masukkanbenihdenganjumlah50ekor/plastik.

 Isioksigenkedalamplastiksehinggaperbandinganairdanoksigen1:3.

 Ikanujungplastikmenggunakankaretgelangatautaliplastikuntuk diangkut

menuju lokasi pasar.

2. PengemasandenganKotakStyrofoam

Kotak styrofoam yang digunakan berukuran 25 x 15 x 25 cm. Kemasan ini

bisa memuat benih ukuran 5 cm sebanyak 50 ekor dan benih dapat bertahan

selama 24 jam. Cara pengemasannya sebagai berikut.

 Lapisidasarkemasanmenggunakankapasbasahsetebal±1cm.

 Letakkanlobsterdiataskapas.

 Lapisikembalidengankapasbasah,begituseterusnya.

 Sebelumditutup,kemasandiberilubangsirkulasiudara.

21
3. PENUTUP

3.1.Kesimpulan

Lobster air tawar memiliki jenis yang beragam, namun hanya beberapa jenis yang

dapat dibudidayakan di Indonesia. Bisnis lobster air tawar di Indonesia memiliki

prospek yang cukup baik karena cakupan pasarnya cukup besar. Hal ini didukung

oleh oleh iklim tropis di Indonesia, sehingga potensi pengembangan budidaya

lobster air tawar sangat tinggi.

Kegiatanpembenihanlobsterairtawarsecaragarisbesarmeliputipemilihan

lokasi,persiapanwadah, manajemen induk, pemijahan induk, penetasan telur,

pemeliharaan larva, pengendalian hama dan penyakit, serta panen larva. Wadah

yang digunakan dalam kegiatan pembenihan lobster air tawar disesuaikan dengan

kebutuhan dan ketersediaan sertaskala pembenihan yang disesuaikan dengan

modal.

22
DAFTARPUSTAKA

https://www.researchgate.net/publication/269703422_Budidaya_Lobster_Air_Tawar

http://www.academia.edu/34857410/Pembenihan_Lobster_Air_Tawar_Cherax_sp
._

https://mamanabee.wordpress.com/2009/10/29/lobster-air-tawar-cherax-
quadricarinatus-pendederan/
http://www.alamikan.com/2014/05/cara-pembenihan-budidaya-lobster-air.html

You might also like