You are on page 1of 31

•i

• Kepulihan Seni dan Kemanusiaan


• Humanisme
• Penekanan pada Kemanusiaan dan Alam
• Inovasi Seni dan Arsitektur
• Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan
Penemuan
• Perubahan dalam Pendidikan
• Bahasa Sehari-hari
• Pemisahan Agama vs Negara

• Leonardo da Vinci (1452-1519)


• Michelangelo Buonarroti (1475-1564)
• William Shakespeare (1564-1616)
• Galileo Galilei (1564-1642)
• Desiderius Erasmus (1466-1536)
MODERNITAS

• Rasionalitas & Otonomi ilmu pengetahuan


dari teologi
• Ilmu pasti → teknologi
• Industrialisasi dan Teknologi
• Urbanisasi dan Perkotaan
• Sistem Politik Demokratis
• Globalisasi dan Interkoneksi
• Agama → ruang privat
•i
ATHEIS
• Sikap dan tindakan yang menunjukkan
ketidakpercayaan terhadap adanya
Tuhan atau keberadaan Tuhan.
• Mereka tidak terlibat dalam praktik
ibadah keagamaan.
• Pendekatan Sekular dan Rasionalis
• Kebebasan Berpikir dan Independensi
• Berpatokan kepada Pemikiran Sosial dan
Etika Sekuler.
AGNOSTIK
• mengakui dan menyatakan
ketidakpastian/ketidakmampuan untuk
memahami apakah Tuhan atau kekuatan
rohaniah lainnya benar-benar ada.

• Ketidakpastian terhadap Keberadaan


Tuhan
• Sikap Skeptis terhadap Pengetahuan
Absolut tentang Alam Semesta
• Pencarian Pengetahuan dan Pemahaman
yang Terbuka
• Menekankan pada Rasionalitas dan
Penalaran
• Memisahkan Pertanyaan Metafisika dari
Pertanyaan Ilmiah dan Empiris
ANTI KRISTUS
1 Yoh 2:18, 2:22, 4:3; 2 Yoh 1:7

• Tokoh yang akan muncul di akhir zaman


mengatas namakan KRISTUS.
• Personifikasi kekuatan Jahat (SETAN)
• (mungkin) TOKOH POLITIK menentang
ajaran Gereja & Moral nya
• FIGUR yang menyesatkan dan mengambil
nama KRISTUS
• Berbagai REPRESENTASI yang menyesatkan
manusia.
Ber-IMAN akar kata aman.

kgk 166: Iman adalah satu perbuatan pribadi: jawaban bebas


manusia atas undangan Allah yang mewahyukan Diri.
• Yang percaya menerima kepercayaan dari orang lain;
• ia harus melanjutkannya kepada orang lain.
• Cinta kita kepada Yesus dan kepada sesama mendorong
kita supaya berbicara kepada orang lain mengenai iman kita.
Dengan demikian, setiap orang yang percaya adalah anggota
dalam jalinan rantai besar orang-orang beriman.
Dimensi iman
 Intelektual
◦ Menerima sesuatu yg objektif sebagai kebenaran
◦ Iman yang dipercayai (fides quae creditur)
◦ Penerimaan amanat yang diwahyukan (Firman)
 Afektif – relasional
◦ Apa yang kita percayai itu benar demi keselamatan
◦ Iman yang olehnya kita percaya (fides qua creditur)
◦ Penyerahan diri kedalam tangan Allah
 Prilaku
◦ Gerakan menuju Allah (berprilaku)
◦ Bertindak dan berprilaku sesuai dengan nilai - norma
DIMENSI RELIGIUSITAS
i. KEYAKINAN (ideologis): pengharapan-pengharapan yang dipegang
teguh dan mengakui kebenaran doktrin-doktrin.
ii. PRAKTEK AGAMA (ritualistik): perilaku pemujaan, ketaatan ibadah
dan ritual
iii. PENGALAMAN (experensial): pengalaman, perasaan-perasaan,
persepsi-persepsi, yang dialami berkaitan dengan yang ilahi.
iv. PENGAMALAN (Konsekuensi): perilaku individu dimotivasi oleh
ajaran agamanya di dalam kehidupan sosial.
v. PENGETAHUAN AGAMA (intelektual) doktrinal: mengetahui,
memahami Ajaran-ajaran agama Kitab suci dan sumber lainnya.
YOHANES

• Kekhasan Diri Yesus: Kata-kata Yesus, mujizatNya,


peristiwa yang kelihatan, semuanya itu TANDA.
• Diri Yesus itu unik, sebab Yesus menghubungkan kita
dengan Allah, dan diriNya Terang dan Hidup Allah sendiri

• Iman = PERSONAL percaya kepada diri Kristus:


• melihat keistimewaanNya dan menyerahkan diri
kepadaNya,
• masuk persatuan hidup dengan Dia (tinggal di dalam Dia)
• Yoh 3:16-18
• Tekanan utama ada pada keselamatan yang sekarang
sudah ada SEKARANG ini. Penggenapan nanti (mis.
kebangkitan orang-orang mati) diwartakan.
• Apakah kita sekarang ini sudah selamat?”
• “Dalam semua hal pokok, sudah!” Seorang yang
percaya kepada Yesus, pindah dari kegelapan ke dalam
terang, “ia sudah pindah dari alam maut ke dalam
hidup” (5:24. menginggalkan alam yang lama, masuk ke
dalam persatuan dengan Yesus dan Allah.
• Akibatnya, kita hidup dalam persekutuan dengan
Yesus, berpikir dan mencintai seperti Dia (mis. 13:34
sama seperti Aku), mengalami nasib yang sama seperti
Dia.
MANUSIA PERCAYA
• Kepercayaan berkaitan makna, logos, tatanan = MEMAKNAI PENGALAMAN.
• Percaya itu rasional: pilihan - menyesuaikan diri dengan logos.

• Setiap orang harus bergantung dan mempercayakan dirinya pada tatanan


sebagai pedoman untuk membuat keputusan, untuk bertindak, untuk hidup,
maka, setiap orang wajib memiliki iman: untuk mempercayakan dirinya sendiri
pada suatu tatanan yang tidak dia ciptakan sendiri, atau dia kendalikan.

• Rasionalitas manusia berkaitan dengan kesetiaan pada realitas kolektif dan


historis manusia. Tuhan tidak datang secara langsung, seperti petir (…), seolah-
olah iman dan agama hanya menyangkut Dia dan individu ini.
• Sebaliknya, dia ingin membangun makna sejarah dalam pelayanan kita satu
sama lain dan dengan orang lain.
• LOGOS
• Firman (LOGOS) itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah
melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak
Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran. Yoh 1:14

Perkembangan sejarah: pergulatan antara Mitos dan Logos

• Dewa-dewa dan alam semesta → mitos


• Mitos → Logos
• Kekuatan Logos, Sang Pencipta menciptakan dengan kecerdasan dengan
cara yang dapat diakses oleh akal.
• (Logos = dipahami dengan rasio)

• Iman kristiani Logos bertransformasi rasio → pribadi.


• Ciptaan-sejarah dipahami sebagai ekspresi pribadi dari komunikasi ilahi.
• Makna baru lahir: Logos sosok Yesus dari Nazaret
• Kristus Logos dalam daging, semua ciptaan dan sejarah manusia mulai
ditafsirkan kembali dalam terang kata kerja.
• Tepat pada saat orang Majus, dipandu oleh bintang, memuja Kristus sang
raja baru, astrologi berakhir, karena bintang-bintang sekarang bergerak
dalam orbit yang ditentukan oleh Kristus.…
• Itu bukan roh unsur alam semesta, hukum materi, yang pada akhirnya
mengatur dunia dan umat manusia, tetapi Tuhan yang berpribadi
mengatur bintang-bintang, yaitu alam semesta;

• bukan hukum materi dan evolusi yang memiliki keputusan akhir, tetapi
akal budi, kehendak, cinta - suatu Pribadi.
• “Firman itu menjadi manusia.” Sebelum wahyu ini kita bertanya-tanya:
bagaimana hal itu bisa terjadi? Firman dan daging adalah realitas yang saling
bertentangan; bagaimana Firman yang kekal dan mahakuasa bisa menjadi
manusia yang lemah dan fana? Hanya ada satu jawaban: Cinta. Mereka yang
mencintai ingin berbagi dengan yang dicintai, mereka ingin menjadi satu
dengan yang dicintai, dan Kitab Suci menunjukkan kepada kita kisah cinta
Allah yang agung bagi umat-Nya yang berpuncak pada Yesus Kristus.

• Logos tidak hanya sebagai rasio tetapi VERBUM


• Kristus : vivum Dei verbum quaerens nos. Sabda yang hidup ini yang mencari
umat manusia sepanjang sejarah digenapi dalam inkarnasi.

• Kata tidak pernah berdiri sendiri; itu datang dari seseorang, ada untuk didengar,
dan karena itu dimaksudkan untuk orang lain. Kata bersifat komunikatif dan
menunjuk pada dialog.
• Perlunya salib dalam sejarah keselamatan, yang merupakan suatu tindakan
divina of amare, bukan hanya laborare.

• Salib memaksa kita untuk mempertimbangkan kembali siapa Tuhan yang telah
membiarkan dirinya terseret ke dalam penghinaan dan kekalahan yang
memalukan dalam diri Yesus.

• Di hadapan Kristus yang disalibkan kita melihat Tuhan, kita melihat


kemahakuasaan sejati, bukan mitos kemahakuasaan.... Di dalam Dia,
kemahakuasaan sejati berarti mengasihi kita sampai penderitaan yang ekstrim.

• Tuhan telah datang begitu dekat dengan kita sehingga kita dapat
membunuhnya dan dengan demikian dia, tampaknya, tidak lagi menjadi Tuhan
bagi kita.
• Dalam kebaikan dan kebijaksanaan-Nya Allah berkenan mewahyukan diri-Nya
dan memaklumkan rahasia kehendak-Nya (lih. Ef. 1:9); berkat rahasia itu
manusia dapat menghadap Bapa melalui Kristus Sabda yang menjadi daging,
dalam Roh Kudus, dan ikut serta dalam kodrat ilahi (lih. Ef.2:18; 2Ptr. 1:4).
• Maka dengan wahyu itu Allah yang tidak kelihatan (lih. Kol. 1:15; 1Tim. 1:17)
dari kelimpahan cinta kasih-Nya menyapa manusia sebagai sahabat-sahabat-
Nya (lih. Kel. 33:11; Yoh. 15:14-15), dan bergaul dengan mereka (lih. Bar. 3:38),
untuk mengundang mereka ke dalam persekutuan dengan diri-Nya dan
menyambut mereka di dalamnya.
• Tata pewahyuan itu terlaksana melalui perbuatan dan perkataan yang amat
erat terjalin, sehingga karya, yang dilaksanakan oleh Allah dalam sejarah
keselamatan, memperlihatkan dan meneguhkan ajaran serta kenyataan-
kenyataan yang diungkapkan dengan kata-kata, sedangkan kata-kata
menyiarkan karya-karya dan menerangkan rahasia yang tercantum di
dalamnya.
• Tetapi melalui wahyu itu kebenaran yang sedalam-dalamnya tentang Allah dan
keselamatan manusia nampak bagi kita dalam Kristus, yang sekaligus menjadi
pengantara dan kepenuhan seluruh wahyu (DV 2)
• Wahyu: dilihat pada dasarnya sebagai dialog berkelanjutan antara Allah dan
umat manusia dalam sejarah manusia,
• Memberikan landasan teologis untuk diskusi tentang hal-hal mendesak lainnya,
termasuk bagaimana gereja berhubungan dengan orang Kristen lainnya,
dengan orang-orang Yahudi, untuk orang percaya non-Kristen lainnya, dan
dunia modern secara keseluruhan.

• DV menyatakan tentang Allah telah menyatakan diri-Nya dalam Kitab Suci dan
tradisi, dan sepenuhnya melalui Kristus dalam Gereja Katolik,

• Dei Verbum menciptakan ruang untuk memahami penggunaan wahyu ini


secara terus-menerus dalam dialog dengan orang-orang di luar Gereja.
• Kategori dialog ini sentral dan dipahami melalui hermeneutika kristologis yang
memandang pribadi Yesus Kristus sebagai kepenuhan dialog antara Allah dan
manusia.
BAGAIMANA BERIMAN DI ZAMAN VIRTUAL

1. Allah mewahyukan diri dalam diri Yesus Kristus sebagai dialog terus menerus
dengan kemanusiaan.
2. Tanggapan atas pewahyuan tersebut adalah Gereja yang terus menerus
berdialog dengan dunia dan kemanusiaan.
3. Manusia yang selalu dalam dialog dan komunikasi dengan yang lain dan LIAN
(Allah) selalu membuka kemungkinan-kemungkinan baru dalam Rahmat.
4. Pandangan dan pendekatan empiris → relasional, interkulturalitas,
interdisipliner.
5. Cogito Ergo sum → Kemanusiaan dalam Kristus karena karya Roh Kudus.
6. Saya bersama dengan yang lain di dalam GEREJA dalam jaringan TRADISI yang
selalu menafsirkan dan ditafsirkan.
7. Beriman: rasio → seluruh kehidupan manusia dan jaringan-jaringan TRADISI
yang dibarui oleh Roh Kudus dan Gereja di ruang dan Waktu (kebudayaan
manusiawi)
• REDEMPTORIS MISIO (33)
1. Masyarakat, kelompok, dan konteks sosio-kultural di mana Kristus dan Injil-Nya tidak
dikenal, atau komunitas-komunitas Kristiani yang kurang matang untuk mampu
mewujudkan iman di lingkungan mereka sendiri dan mewartakan kepada kelompok
lain.

2. Mereka sungguh-sungguh dalam iman dan kehidupan Kristen mereka. Mereka


memberikan kesaksian Injil di lingkungan mereka dan memiliki komitmen terhadap misi
universal. Dalam komunitas-komunitas ini Gereja melaksanakan kegiatan pastoral dan
pelayanan pastoralnya.

3. Di negara-negara dengan akar Kristen kuno, dan terkadang juga di Gereja-Gereja yang
lebih muda, dimana seluruh kelompok orang yang dibaptis telah kehilangan rasa iman
yang hidup, atau bahkan tidak lagi menganggap diri mereka sebagai anggota Gereja,
dan menjalani kehidupan yang jauh dari Kristus dan Injilnya.

4. Menanggapi secara kreatif dalam misi terhadap Areopagi modern atau sektor budaya
yang setara, seperti dunia komunikasi. Dia memasukkan 'komitmen untuk perdamaian,
pembangunan dan pembebasan masyarakat; hak-hak individu dan masyarakat,
terutama minoritas; kemajuan perempuan dan anak-anak; menjaga dunia ciptaan'
NEW AGORA
• Menjadi rasul digital berarti membawa narasi Yesus dan ajaran Gereja melalui dan dalam
dunia media sosial. Gereja mendesak umat-Nya untuk mengakui platform-platform ini
sebagai portal baru untuk evangelisasi.

• Misi Gereja untuk berkomunikasi didasarkan pada komunikasi diri Allah terhadap umat
manusia ( IM 3). Melalui teknologi baru ini, Gereja melihat cara baru dalam membentuk
hubungan. Teknologi baru ini membuka portal-portal baru bagi misi injili Gereja. Sebagai
portal baru ekspresi iman, evangelisasi yang dilakukan di ruang digital mewartakan pribadi
yang sama Yesus Kristus dan pesan-pesan Kerajaan Allah.
• Gereja melihat media sosial sebagai wilayah pastoral yang penting dalam mewujudkan
Kerajaan Allah yang diwujudkan dalam upaya mencapai keadilan sosial, perdamaian, dan
solidaritas.
• Fratelli Tutti ( FT ), memastikan bahwa kehati-hatian adalah kunci untuk memastikan bahwa
“bentuk-bentuk komunikasi masa kini sebenarnya membimbing kita menuju perjumpaan
yang murah hati dengan orang lain, pada pencarian kebenaran secara jujur, untuk
pelayanan, kedekatan dengan masyarakat kurang mampu dan peningkatan kesejahteraan
umum”
• Setiap orang mempunyai sesuatu untuk disumbangkan sebagai agen evangelisasi tanpa
memandang pendidikan atau formasi teologis seseorang (EG 120).
AJARAN DOKTRINAL
AJARAN DOGMATIK
AJARAN MORAL
KETETAPAN LITURGI
HIDUP BERSAMA
PERAN GEREJA PAROKI
STABILITAS PAROKI / KEUSKUPAN
KHK 1985
MEMILIH BERIMAN
NEW EVANGELIZATION
IN NEW AGORA

Fransiskus Purwanto SCJ

You might also like