Professional Documents
Culture Documents
JEKK
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebugaran Jasmani Calon Jemaah
Haji Kota Palembang Tahun 2019
Yusri*, M. Zulkarnain**, Rico Januar Sitorus***
*
Magister Epidemiologi dan Biostatistik, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas
Sriwijaya, Palembang, **Fakultas Kedokteran, Universitas Sriwijaya , Palembang,
***
Departement Epidemiologi dan Biostatistik, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas
Sriwijaya, Palembang
ABSTRACT
Background: Physical fitness status of hajj pylgrime candidate in Palembang in 2018 has low
and very low category. The category is still relative high and the score is 23.3 %. The research
objective is to analyze the factors that influence physical fitness of hajj pylgrime candidate in
Palembang City.
Methods: An analitycal study was conducted with a cross sectional design on Juli - Agustus
2019. The study population is 2444 hajj pylgrims candidate of Palembang City in 2019 who
have done checking physical health and physical fitness test by eight Puskesmas of Hajj
Checking Health. 313 samples choosen by means of proportional random sampling. Data
collection instrument was a data calecting paper that contains research variables. Tthe data
taken from health checking form and physical fitness test form which is available in the
puskesmas. The data were analyzed using chi-square and logistic regression.
Result: 107 respondens ( 34,2% ) have physical fitness status is not fit. Statistical test showed
WKDW DJH • \HDUV variable (p=0,000. PR = 3,601), gender variable (p=0,024. PR=2,113),
Hypertension (p=0,001. PR=2,565), waist circumstance variable (p=0,003. PR=3,173), Body
Mass Indeks (BMI) variable (p=0,000. PR=3.567) and Diabetes Mellitus (DM) variable
(p=0,042. PR=2,360) influence the physical fitness. Age variable is the variable that has the
greatest influence the physical fitness of hajj pylgrime candidates. The researcher suggests that
physical activity excirse by regularly and rotine in waiting periode will increase physical
fitness.
Conclusion : There are relationship age, gender, Hipertension, waist circumstance, Body Mass
Indeks (BMI) and Diabetes Mellitus with physical fitness status.
Kota Palembang merupakan kota dengan saja yang mempengaruhi kebugaran jasmani
Jemaah haji terbanyak di Provinsi Sumatera pada jemaah haji.
Selatan, data Dinas Kesehatan kota
Palembang (2017 dan 2018) jumlah Jemaah Metode
haji yang berangkat ke tanah suci lebih dari
2000-an orang setiap tahun. Sedangkan Penelitian ini adalah study analitik
jumlah Jemaah haji menurut kelompok umur dengan desain cross sectional yang
selama 2 tahun terakhir ( tahun 2017 dan dilaksanakan pada bulan Juli - Agustus 2019.
2018) adalah Kelompok umur < 40 tahun ( Populasi penelitian adalah calon Jemaah haji
9.9% dan 10.6%). 41 ± 50 tahun (19.4% dan Kota Palembang tahun 2019 yang telah
22%), 51 ± 60 tahun (38.1% dan 34.9%) dan dilakukan pemeriksaan kesehatan tahap
> 60 tahun (32,6% dan 32,6%). Dari data ini kedua dan test kebugaran jasmani metode
XVLD UHVLNR WLQJJL • WDKXQ PDVLK UHODWLYH rockfort yang berjumlah 2444 orang. Besar
tinggi. Berdasarkan jenis kelamin selama 2 sampel dihitung dengan rumus uji hipotesis
tahun (tahun 2017 ± 2018) yaitu perempuan dua proporsi pada penelitian cross sectional
(55.3% dan 53.5%) dan laki-laki (44.7% dan Lameshow (1997).9 Sebanyak 313 sampel
46.5%). Sedangkan berdasarkan penyakit yang memenuhi kriteria inklusi dan eklusi.
terbanyak yaitu Hipertensi, Dislipidemia, Kriteria inklusi yaitu calon jemaah haji yang
DM dan Rheumatoid Artritis.5 telah diperiksa kesehatan tahap kedua dan
Secara umum, kebugaran jasmani calon test kebugaran jasmani dengan metode
jamaah haji Sumatera Selatan masih dalam rockfort di 8 puskesmas pemeriksa haji di
kategori cukup bahkan masih banyak yang Kota Palembang. Kriteria inklusi yaitu
tingkat kebugaran jasmaninya kurang. Hasil Jemaah haji yang datanya tidak lengkap.
penilaian kebugaran jasmani calon jamaah Pengambilan sampel dengan cara
haji Provinsi Sumatera Selatan selama kurun proporsional random sampling. Instrumen
waktu 2015 ± 2017 dengan hasil berturut- pengumpulan data adalah lembar pengumpul
turut sebagai berikut kategori baik sekali ( data dimana data diambil dari format
1,5 % ;1,1% dan 4 %), baik ( 22,4 % ; 17.3% pemeriksaan kesehatan haji tahap kedua dan
dan 22.4 %), cukup ( 49,2 % ; 55,0% dan 53.3 format test kebugaran metode rockfort, data
%), kurang ( 25,6% ; 25.5% dan 16.6%) dan dianalisis menggunakan chi-square dan
kurang sekali ( 1.2% ; 1.1% dan 3.7%). Data regresi logistik.
tersebut menunjukkan bahwa trend Jemaah
calon haji dengan tingkat kebugaran kurang Hasil Penelitian
mengalami penurunan, namun jumlahnya
masih relative tinggi.4 Berdasarkan data Data test kebugaran jasmani yang
Dinas Kesehatan Kota Palembang, bahwa dilakukan pada calon jemaah haji
data kebugaran Jemaah haji kota Palembang menggunakan metode rockfort. Kebugaran
pada tahun 2017 dan 2018 yaitu kategori Baik jasmani dikategorikan menjadi 5 kategori
sekali (0.1% dan 0 % ), Baik (3.4% dan yaitu kurang sekali, kurang, cukup, baik dan
12.6% ), Cukup (63.8% dan 64.1 % ), Kurang baik sekali. Berdasarkan hasil penelitian
(27.6% dan 22.5 % ) dan kurang sekali (5.1% didapatkan sebaran hasil pemeriksaan kategori
dan 0.8%).5 kebugaran jasmani pada calon jemaah haji di
Kebugaran jasmani seseorang kota Palembang yaitu kategori kurang sekali
dipengaruhi oleh banyak faktor seperti berjumlah 1 (0.3 %) orang, kategori kurang
keturunan (heriditer), jenis kelamin, usia, sebanyak 106 (33.9 %), kategori cukup
makanan/zat gizi, kebiasaan merokok, sebanyak 174 (55.6 %), kategori baik
aktivitas fisik, status kesehatan.6,7,8 Berbagai sebanyak 32 (10.2%) dan kategori baik sekali
studi tentang kebugaran jasmani telah sebanyak 0 (0%).
dilakukan, namun masih sangat sedikit Selanjutnya untuk analisis kebugaran
tentang kebugaran jasmani pada jemaah haji jasmani dikategorikan menjadi 2 kategori
khususnya di Kota Palembang. Oleh karena yaitu bugar (status kebugaran jasmani kategori
itu peneliti ingin melihat faktor faktor apa cukup dan baik) dan tidak bugar (status
kebugaran jasmani kategori kurang dan dan bugar sebanyak 207 (66.,1%) yang dapat
kurang sekali). Responden dengan kebugaran dilihat pada tabel 1 berikut :
jasmani tidak bugar sebanyak 106 (33,9%)
Hasil analisis pada tabel 3 merupakan adalah variabel prilaku merokok (p = 0,662
permodelan pertama pada analisis > 0,05), maka variabel prilaku merokok
multivariat didapatkan bahwa nlai p terbesar dikeluarkan dari permodelan selanjutnya.
Setelah dilakukan uji confounding dan hasil ada hubungan yang bermakna antara
tidak ada lagi variabel yang memiliki nilai p- umur dengan kebugaran jasmani (p-value
value > 0,05 maka didapatkan model akhir =0.025).10 Penelitian Arisandi et al (2018)
yang terlihat pada tabel 6 di atas. Melalui tehadap factor factor yang berhubungan
analisis multivariat yang telah dilakukan dengan kebugaran jasmani pegawai Kantor
diketahui bahwa variabel yang termasuk Kesehatan Pelabuhan (KKP) Probolinggo,
faktor risiko yang mempengaruhi kebugaran menyimpulkan ada hubungan umur dengan
jasmani pada calon jemaah haji di Kota kebugaran jasmani (p-value= 0,030).11
Palembang adalah umur (p=0,000 ; PR=3,601 Bertambahnya usia akan membatasi
; 95% CI=1,897±6,837), jenis kelamin ruang gerak sendi, orang tua sendi lebih kaku
(p=0,024 ; PR=2,113 ; 95% CI=1,104± sehingga akan mempengaruhi kelenturan atau
4,044), hipertensi (p=0,001; PR=2,565 ; 95% fleksibilitas gerak. Fleksibilitas atau istilah
CI=1,447±4,545), lingkar pinggang (LP) lain kelenturan yaitu kemampuan sendi untuk
(p=0,003 ; PR = 3,173 ; 95% CI=1,475- melakukan gerakan dalam ruang gerak sendi
6,824), Indeks Massa Tubuh (IMT) (p=0,000 secara maksimal. Orang yang memiliki
; PR=3,567 ; 95% CI=1,796-7,082), Diabetes kelenturan yang baik bisa mencapai tingkat
Mellitus (DM) (p=0,042 ; PR=2,360 ; 95% kebugaran yang lebih baik. Usia berpengaruh
CI=1,032±5,400). terhadap tingkat kebugaran seseorang. Tingkat
kebugaran jasmani seseorang akan mencapai
Pembahasan maksimal pada usia 30 tahun dan terus
berkurang diperkirakan sebesar 0,8 ± 1 %
Hasil penelitian ini menunjukkan ada pertahun seiring dengan bertambahnya usia
hubungan yang bermakna antara variabel terutama bagi orang yang kurang
umur dengan status kebugaran jasmani pada beraktivitas. 12
Penurunan tersebut dapat
calon Jemaah haji di Kota Palembang (p- dicegah setengahnya bagi orang yang aktivitas
value =0.000 ). Perhitungan risk estimate, fisiknya baik.6 Penurunan kebugaran
diperoleh nilai PR = 3,601 dengan 95% CI: disebabkan oleh penurunan kemampuan otot
1,897 ± 6,837 sehingga dapat disimpulkan dan fungsi organ seperti penurunan kontraksi
bahwa seorang calon jemaah haji yang dan massa otot jantung, penurunan kapasitas
WHUPDVXN GDODP JRORQJDQ XPXU • WDKXQ total paru dan penurunan kemampuan otot
berisiko sebesar 3,601 kali untuk memiliki rangka.13 Kekuatan otot terus meningkat
status kebugaran jasmani tidak bugar hingga usia 25 tahun, kemudian menurun
dibandingkan dengan calon Jemaah haji yang seiring dengan penuaan dan pada usia 65 tahun
termasuk ke dalam golongan umur < 60 kekuatan otot hanya sekitar 65 ± 75 %.14
tahun. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Jenis kelamin merupakan faktor risiko
yang dilakukan oleh Susilowati terhadap terhadap status kebugaran jasmani. hasil
faktor yang mempengaruhi kebugaran pada penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan
polisi lalu lintas di kota Semarang dengan yang bermakna antara variabel jenis kelamin
dengan status kebugaran jasmani pada calon berpengaruh terhadap daya tahan
Jemaah haji di Kota Palembang (p-value kardiorespirasi. Perokok mempunyai
=0.024). Perhitungan risk estimate, diperoleh ketahanan kardiorespirasi 7,2% lebih kecil
nilai PR = 2,113 dengan 95% CI: 1,104 ± dibanding bukan perokok. Denyut nadi
4,044, sehingga dapat disimpulkan bahwa istirahat pada perokok lebih tinggi sehingga
seorang calon jemaah haji wanita berisiko jantung bekerja lebih keras untuk
sebesar 2,113 kali untuk memiliki status memompakan darah ke seluruh tubuh dan
kebugaran jasmani tidak bugar dibandingkan tubuh akan lebih cepat mengalami kelelahan.16
dengan calon Jemaah haji pria. Penelitian ini Asap rokok mengandung karbon
sejalan dengan penelitian yang dilakukan monoksida (CO) yang dapat mengikat
oleh Arisandi, bahwa terdapat hubungan yang hemoglobin 210 ± 300 kali lebih besar
signifikan antara jenis kelamin dan kebugaran dibanding dengan oksigen. Hemoglobin
jasmani (p-value =0.030).11 Penelitian berfungsi untuk membawa oksigen ke seluruh
Lestari, menyimpulkan bahwa perbedaan jaringan tubuh. Adanya CO dalam darah
kebugaran jasmani dari aspek jenis kelamin mengantikan kedudukan oksigen di
mungkin disebabkan oleh perbedaan hemoglobin sehingga darah kekurangan
anatomis dan pola gerak serta aktivitas yang oksigen untuk kebutuhan jaringan tubuh.17
teratur sehingga menyebabkan perbedaan Selain CO, rokok mengandung nikotin,
pada tingkat kelenturan dan kekuatan otot.15 dimana kedua zat ini masuk ke dalam
Sebelum puber, tingkat kebugaran laki- peredaran darah dapat menimbulkan
laki dan perempuan tidak berbedah .namun kerusakan pada lapisan dalam pembuluh
setelah itu tingkat kebugaran laki-laki darah arteri sehingga pembuluh darah
biasanya melebihi perempuan. Perbedaan ini mengalami penyempitan dan memperlambat
dikarenakan perbedaan perkembangan dan laju peredaran darah.18 Terganggunya
fungsi hormone. Hormon Androgenik yang peredaran darah dapat menganggu bahkan
dimiliki laki-laki mempengaruhi menurunkan tingkat kebugaran seseorang,
perkembangan otot sehingga otot laki-laki namun orang yang rajin berolahraga atau
lebih kuat dari perempuan.12 Kapasitas beraktifitas fisik dapat memperlambat
aerobik pada perempuan 15-25% lebih penurunan kebugaran jasmani.19 Dari hasil
rendah dari laki-laki. Salah satu alasan penelusuran peneliti di dapatkan bahwa
perbedaan tingkat kebugaran antara jenis sebanyak 36 orang (11.6%) adalah perokok
kelamin dikarenakan perbedaan dalam dan semuanya adalah pria. proporsi responden
jumlah hemoglobin dalam darah merah, yang merokok terbanyak pada kelompok
dimana laki-laki mempunyai kadar Hb lebih umur bukan risiko tinggi (umur < 60 tahun)
tinggi dari kadar Hb pada perempuan. Jumlah sebanyak 23 orang (63.9%) sedangkan
hemoglobin berkaitan dengan VO2 dan daya proporsi yang merokok pada kelompok umur
tahan. Selain itu Wanita memiliki kelebihan yang risiko tinggi (> 60 tahun) sebanyak 13
lemak sebanyak 12.5% dibanding laki-laki.6 orang (36.1%). Dari data ini dapat
Merokok merupakan faktor risiko yang disimpulkan, bahwa proporsi perokok
dapat mempengaruhi kebugran jasmani, berdasarkan kelompok umur terbesar pada
namun pada hasil penelitian ini menunjukkan kelompok umur bukan risiko tinggi (< 60
bahwa tidak ada hubungan yang bermakna tahun). Kebugaran jasmani dipengaruhi
antara variabel prilaku merokok dengan banyak faktor selain prilaku merokok, salah
status kebugaran jasmani pada calon Jemaah satunya yaitu umur, dimana responden yang
haji di Kota Palembang (p-value =0,662). bukan umur risiko tinggi masih mempunyai
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian kemampuan anatomis dan fisiologis yang
Arisandi (2018), bahwa tidak ada hubungan lebih baik dari kelompok umur risiko tinggi (
yang signifikan antara prilaku merokok > 60 tahun). Selain itu, usia dibawah 60 tahun
dengan kebugaran jasmani (p-value = 0.671) tergolong dalam usia produktif sehingga
pada Pegawai Kantor Kesehatan Pelabuhan pekerjaan yang melibatkan aktivitas fisik lebih
(KKP) Probolinggo.11 banyak. Rajin melakukan aktifitas fisik dapat
Secara teoritis, kebiasaan merokok memperlambat penurunan kebugaran
dengan p-value = < 0,001.26 Daya tahan dinding dada yang berdampak pada
jantung paru adalah kesanggupan dari sistem berkurangnya udara pada saat menghirup
jantung paru dan pembuluh darah dalam nafas (inspirasi).30 Dari pernyataan tersebut
mengambil oksigen dan menyalurkannya dapat disimpulkan suplay oksigen yang
keseluruh tubuh terutama untuk jaringan yang kurang untuk kebutuhan metabolisme
aktif sehingga dapat digunakan pada proses terutama pada saat beraktifitas dapat
metabolisme tubuh. Daya tahan jantung paru menyebabkan kelelahan.
merupakan komponen utama dalam menilai Selain itu, Diabetes Mellitus juga dapat
kualitas kebugaran jasmani seseorang. mempengaruhi kebugaran jasmani seseorang.
Besarnya daya tahan jantung paru diukur Dampak kronis yang ditimbulkan pada
dengan menilai volume oksigen maksimal penderita DM yaitu berupa gangguan struktur
yang digunakan oleh tubuh (VO2max).27 maupun fungsi organ, diantaranya yaitu organ
Penelitian oleh Arisandi juga jantung, paru dan pembuluh darah yang
menemukan bahwa ada hubungan indeks merupakan komponen utama yang
massa tubuh (IMT) dengan kebugaran berhubungan dengan kebugaran jasmani.
jasmani pegawai Kantor Kesehatan Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada
Pelabuhan (KKP) Probolinggo tahun 2018 hubungan yang bermakna antara variabel
dengan (p-value = 0,020).11 Penelitian ini Diabetes Mellitus dengan status kebugaran
juga sejalan dengan penelitian Ekoparman jasmani pada calon Jemaah haji di Kota
yang menyatakan terdapat hubungan negatif Palembang (p-value =0,042). Perhitungan risk
antara IMT dengan status kebugaran. Ini estimate, diperoleh nilai PR = 2,360 dengan
dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi 95% CI: 1,032 ± 5,400, sehingga dapat
IMT semakin rendah status kebugaran disimpulkan bahwa seorang calon Jemaah haji
sesorang.28 Selain itu, penelitian yang yang menderita Diabetes Mellitus (DM)
dilakukan oleh Zvonar juga menyatakan berisiko sebesar 2,360 kali untuk memiliki
adanya hubungan yang bermakna antara IMT status kebugaran jasmani tidak bugar
tubuh terhadap kebugaran jasmani dengan p- dibandingkan dengan calon Jemaah haji yang
value < 0.001.25 tidak menderita Diabetes Mellitus (DM).
IMT merupakan indikator yang Diabates Mellitus (DM) adalah penyakit
digunakan untuk menilai status gizi seseorang sistemik yang menyebabkan perubahan
berdasarkan pengukuran antropometri berat struktur dan fungsi organ terutama mata,
badan (BB) dan tinggi badan (TB). IMT ginjal, jantung, system syaraf, paru-paru dan
mempunyai keunggulan utama yakni pembuluh darah. peradangan yang sistemik
menggambarkan lemak tubuh yang terutama pada paru-paru pada penderita DM
29
berlebihan. Kegemukan mengambarkan dapat menyebabkan gangguan jalan napas.
tingkat kelebihan lemak tubuh yang dimiliki DM juga mengganggu kapasitas difusi
seseorang. Lemak merupakan jaringan yang alveolar dari paru-paru.31,32,33 Penelitian yang
tidak aktif diperlukan oleh tubuh untuk dilakukan oleh Azeem di Mesir didapatkan
pembentukan energi, sebaliknya Jaringan otot hubungan yang bermakna antara DM dengan
merupakan jaringan yang diperlukan secara Fungsi Paru (p-value = < 0.001), denga
aktif. Orang yang kebugarannya baik karena kesimpulan orang yang menderita DM
memiliki jaringan otot lebih banyak dari cenderung diikuti dengan penurunan fungsi
lemak. Orang yang gemuk memiliki berat paru.34 Komplikasi mikrovaskuler akibat
badan lebih banyak lemak sehingga penyakit DM berupa penebalan membran
membebani otot untuk berkontraksi lebih basalis pembuluh darah, sehingga akan
banyak untuk menahan kelebihan berat badan menghambat suplay oksigen ke jaringan dan
tersebut.12 Seseorang yang mempunyai berat jaringan akan kekurangan oksigen (hipoksia).
badan lebih akan menurunkan kebugaran Kerusakan makrovaskuler maupun juga
jantung paru (cardiopulmonary fitness), ini mikrovaskuler terutama pada jantung dan paru
diakibat oleh dinding dada yang berat, akan menurunkan kebugaran seseorang,
meningkatnya lemak di perut sehingga karena kebugaran jasmani sangat tergantung
mengurangi kemampuan mengembangnya pada kerja optimal dari jantung, paru dan
pembuluh darah yang mensuplay oksigen Peningkatan Daya Tahan Jantung Paru
selama beraktivitas.35 Pada Calon Jamaah Haji Non Resiko
Tinggi. Jurnal Fisioterapi Indonesia
Kesimpulan 5(2) : 45 ± 50.
4. Dinkes Provinsi Sumatera Selatan, 2019.
Faktor faktor yang terbukti menjadi
Profil Kesehatan Provinsi Sumatera
faktor risiko terhadap status kebugaran
Selatan.
jasmani tidak bugar yaitu umur, jenis
kelamin, Hipertensi, Lingkar Pinggang 5. Dinkes Kota Palembang, 2018. Profil
(LP), Indeks Massa Tubuh (IMT) dan Kesehatan Kota Palembang.
Diabetes Mellitus (DM). Probabilitas untuk 6. Sharkley, B. J. Fitness and Health.
terjadi status kebugaran tidak bugar jika Terjemahan Nasution, E.D. 2016.
calon jemaah haji memiliki faktor faktor Kebugaran & Kesehatan Cetakan 3.
risko tersebut sebesar 94,3 %. Untuk Rajawali Grafindo Persada. Jakarta.
meningkatkan kebugaran jasmani pada 7. Depkes RI, 2006. Petunjuk Teknis
calon jemaah haji perlu pembinaan Pengukuran Kebugaran Jasmani.
kesehatan selama masa tunggu atau sebelum Direktorat Jenderal Bina Kesehatan
berangkat ke tanah suci berupa Masyarakat. Direktorat Kesehatan
pengendalian faktor risiko yaitu menjaga Komunitas. Jakarta.
IMT dan LP dalam batas normal, penderita
Hipertensi dan DM supaya periksa 8. Roji. 2004. Pendidikan Jasmani untuk
kesehatan dan minum obat secara rutin dan SMP Kelas VIII. Erlangga. Jakarta.
teratur. Selain itu perlu juga latihan fisik 9. Lemeshow, Stanley.,W.Hosmer Jr,
secara rutin dan teratur seperti jalan sehat, David., Klar, Janelle., K.Lwangga,
sepeda santai, senam dan lain-lain. Stephen. 1997. Besar Sampel Dalam
Penelitian Kesehatan. Terjamahan oleh
Ucapan Terima kasih Dibyo Pramono. Gadjah Mada
University Press. Yogyakarta.
Terima kasih diucapkan kepada semua 10. Susilowati, 2007. Faktor Faktor Risiko
pihak yang telah membantu dalam penelitian Kesegaran Jasmani Pada Polisi Lalu
ini khususnya kepada Dinas Kesehatan Kota Lintas Di Kota Semarang. Tesis
Palembang dan Puskesmas Pemeriksa Magsiter Epidemiologi. Program Pasca
Kesehatan Haji Kota Palembang. Sarjana. Universitas Diponegoro
Semarang.
Daftar Pustaka
11. Arisandi,P .Budiyono,A. Afrida,Y dan
1. Kemenkes RI, 2017. Pemeriksaan dan Sasmito,Y, 2018. Faktor-faktor yang
Pembinaan Kesehatan Haji Mencapai berhubungan dengan Kebugaran
Istithaah Kesehatan Jemaah Haji Untuk Jasmani Pegawai Kantor Kesehatan
Menuju Keluarga Sehat. Petunjuk Pelabuhan Probolinggo. Kemenkes RI.
Teknis Permenkes Nomor 15 tahun Direktorat Jenderal Pencegahan dan
2016. Sekretariat Jenderal. Pusat Pengendalian Penyakit. Jakarta.
Kesehatan Haji. Jakarta. 12. Afriwardi, 2011.Ilmu Kedoktean
2. Depkes RI, 2009. Pedoman Pembinaan Olahraga.EGC.Jakarta.
Kebugaran Jasmani Jemaah Haji Bagi 13. Ani, M. 2012. Pengaruh Senam
Petugas Kesehatan di Puskesmas. Indonesia Sehat terhadap Tingkat
Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Kesegaran Jasmani Siswa Kelas IV SD
Masyarakat. Direktorat Bina Kesehatan Brajan, Kecamatan Pleret, Kabupaten
Komunitas. Jakarta. Bantul. dalam Bryantara, O.F. 2016.
3. Ningsih,I.S.,Junaidi.2005. Pengaruh Faktor Yang Berhubungan Dengan
Latihan Senam Haji Terhadap Kebugaran Jasmani (Vo2 Maks) Atlet
Sepakbola. Jurnal Berkala