You are on page 1of 5

AKAD DALAM TRANSAKSI

(AKAD IJARAH)

Dea Andani (001), Tasya Safira Maharani W (002), Annisa Ambar Fajrin (165),
Muhammad Fathurrahman (181), Dr. Sri Abidah Suryaningsi, S.Ag., M.Pd.
S1 Ekonomi Islam Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomika dan Bisnis
deaandani.22001@mhs.unesa.ac.id
tasyasafira.22002@mhs.unesa.ac.id
anissa.22165@mhs.unesa.ac.id
uhammad.22181@mhs.unesa.ac.id

Abstract
Lease transactions in conventional banking do not transfer property rights, which means that when
the lease expires, the goods are returned to the owner of the leasing object, which generally does not
require the services of a financial institution. Another case in practice is because of Islamic banking
financing which is known under a lease agreement called ijarah. In Islamic banking, al-ijarah is
divided into 2 types, namely mutlaqah ijarah or leasing, operating lease is a process that we usually
encounter in daily economic activities. In the context of Islamic banking, ijarah is a lease contract in
which a bank or financial institution rents out equipment, buildings or goods, to one of its customers
by charging a fee that has been determined with certainty in advance. Meanwhile, al-Ijarah al-
Muntahia bit-Tamlik is a kind of fusion between a sales and lease contract or a lease contract which
ends with the ownership of the goods being in the hands of the lessee. The nature of the transfer of
ownership also distinguishes it from ordinary leases, which exist in conventional financial
institutions. The concept of al-Ijarah in Islamic banking as a lease in general, but what distinguishes
it is that in Islamic banking there is a lease which at the end of the contract, the customer is given a
choice/option to own the goods or not, generally called a lease purchase.

Keywords: Akad al-Ijarah, Islamic Banking, Property Rights.

Abstrak

Transaksi sewa-menyewa di perbankan konvensional tidak ada pengalihan hak properti, yang
berarti bahwa jika masa sewa berakhir, barang tersebut dikembalikan kepada pemilik
penyewaan objek leasing yang umumnya tidak memerlukan jasa lembaga keuangan. Kasus
lain dalam prakteknya karena pembiayaan perbankan Islam yang dikenal berdasarkan
perjanjian sewa menyewa yang disebut ijarah. Dalam perbankan Islam, al-ijarah dibagi
menjadi 2 jenis yaitu mutlaqah ijarah atau leasing, sewa operasi adalah suatu proses yang
biasanya kita temui dalam kegiatan ekonomi sehari-hari. Dalam konteks perbankan islam,
ijarah adalah kontrak sewa di mana bank atau lembaga keuangan menyewakan peralatan,
gedung atau barang, kepada salah satu pelanggannya dengan mengenakan biaya yang telah
ditentukan dengan pasti sebelumnya. Sedangkan al Ijarah al-Muntahia bit-Tamlik adalah
semacam fusi antara kontrak penjualan dan sewa atau kontrak sewa yang berakhir dengan
kepemilikan barang berada di tangan penyewa. Sifat pengalihan kepemilikan juga
membedakannya dari sewa biasa, yang terdapat dalam lembaga keuangan konvensional.
Konsep al Ijarah dalam perbankan Islam sebagai sewa pada umumnya, tetapi yang
membedakannya adalah bahwa dalam perbankan Islam ada sewa yang pada akhir kontrak,
diberikan pilihan/opsi kepada pelanggan untuk memiliki barang atau tidak, umumnya disebut
pembelian sewa.

Kata kunci: Akad Ijarah, Hak Properti Perbankan Islam.


PENDAHULUAN wajib diadakan. Mencari nafkah (yakni
melakukan kegiatan ekonomi ) adalah
Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat
wajib diadakan. Oleh karena pada zaman
memiliki kebutuhan kebutuhan yang harus
modern ini kegiatan perekonomian tidak
dipeunuhi baik kebutuhan primer, sekunder
akan sempurna tanpa adanya lembaga
maupun tersier, ada kalanya masyarakat
perbankan, maka lembaga perbankan ini
tidak memiliki cukup dana untuk
pun menjadi wajib untuk diadakan . Dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya oleh
transaksi sewa-menyewa dalam perbankan
karenanya, dalam perkembangan
konvensional tidak ada perlihan hak milik,
perekonomian masyrakat yang ditawarkan
artinya jika masa sewa berkahir maka
oleh lembaga keuangan dan keuangan non
barang obyek sewa dikembalikan pada
bank. Lembaga perbankan merupakan salah
pemilik sewa sehingga pada ummnya tidak
satu aspek yang diatur dalam syariah islam,
membutuhkan jasa suatu lembaga
yakni bagain muamalah sebagai yang
pembiayaan. Akan tetapi lain halnya dalam
mengatur hubungan sesame manusia.
prakek perbankan syariah disertai dengan
Pengatruran lembaga perbankan dalam
pemidahan kepemilikan ? hal inilah yang
syariah islam dilandakan pada kaidah
menarik untuk dikaji dan seleanjuta dan di
dalam ushul fiqih yang menyatakan bahwa
uraikan dalam pembahasan berikut
ma la yatimm al-wajib illa bihi fa huwa
wajib yakni sesuatu yang harus ada untuk
menyempurnakan yang wajib, maka ia
dilakukan dalam kebutuhan kehidupan
manusia. Ijarah menurut fatwa DSN- MUI
HASIL DAN PEMBAHASAN No. 09/DSN/IV/2000 tentang pembiayaan
ijarah, bahwa ijarah adalah “ Akad
Ijarah atau yang biasa disebut dengan istilah pemindahan hak guna (manfaat) atas barang
sewa-menyewa adalah salah satu fenomena dan jasa dalam waktu tertentu melalui
mu’amalah yang sering terjadi di pembayarah upah/sewa tanpa pemindahan
masyarakat. Tentunya dalam transaksi, kepemilikan barang itu sendiri. Landasan
kedua belah pihak harus memahami hukum hukum syariah akad Ijarah salah satunya
dan proses transaksinya agar status dijelaskan dalam QS. Ath- Thalaq (65) ayat 6
hukumnya sah dan legal. Mari kita yang berbunyi :
mengingat kembali materi singkat tentang
ijarah .

Ijarah dalam bahasa Indonesia berarti upah.


Sedangkan menurut istilah adalah transaksi
atas sebuah manfaat atau jasa yang
dimaklumi dan memiliki nilai komersial
serta legal (halal) untuk diserahterimakan Artinya :
dengan adanya upah yang jelas. Keterangan “ Tempatkanlah mereka (para istri
ini terdapat dalam kitab Fath al-Qarib al- yang dicerai) di mana kamu bertempat
Mujib. tinggal menurut kemampuanmu dan
janganlah kamu menyusahkan mereka untuk
Ijarah adalah Suatu akad pemindahan hak menyempitkan (hati) mereka. Jika mereka
untuk menggunakan barang atau jasa (para istri yang dicerai) itu sedang hamil,
berdasarkan jaminan untuk jangka waktu maka berikanlah kepada mereka nafkahnya
tertentu, yang diikuti dengan pembayaran sampai mereka melahirkan, kemudian jika
upah atau biaya sewa tanpa pengalihan mereka menyusukan (anak-anak)- mu maka
kepemilikan atas barang itu sendiri. Ijarah berikanlah imbalannya kepada mereka; dan
juga sering disebut dengan upah atau musyawarahkanlah di antara kamu (segala
imbalan. Kata Ijarah berasal dari kata Al – sesuatu) dengan baik; dan jika kamu sama-
Ajru yang berarti ganti atau upah. Ijarah sama menemui kesulitan (dalam hal
adalah salah satu transaksi muamalah yang penyusuan), maka perempuan lain boleh
menyusukan (anak itu) untuknya.” ( QS. Sedangkan menurut istilah adalah transaksi
Ath- Thalaq (65) 6 ) atas sebuah manfaat atau jasa yang
Pada terjemahan “ berikanlah kepada dimaklumi dan memiliki nilai komersial serta
mereka “ dijelaskan bahwa jasa yang legal (halal) untuk diserahterimakan dengan
diberikan adalah kewajiban upah secara adanya upah yang jelas. Keterangan ini
patut dan benar. Hal ini termasuk dalam terdapat dalam kitab Fath al-Qarib al-Mujib.
jenis sewa menyewa (Ijarah). Dasar hukum ‫علَى َم ْنفَعَ ٍة َم ْع‬ َ ٌ‫ع ْقد‬َ ‫لُغَةً اِ ْس ٌم ل ِْْل ُ ْج َرةِ َوش َْرعًا‬Layanan
Ijarah juga terdapat dalam QS. Al- Qashash Pelanggan(.ٍ
ayat 26 dan 27 , Hadist Riwayat Bukhori , Dalil yang berkaitan dengan akad sewa-
HR. Ibnu Majah dari Ibnu Umar dan HR. menyewa adalah QS. Al-Thalaq (65) ayat 6.
Abd Razaq dari Abu Hurairah. Allah SWT berfirman:
ٍَّۚ‫ض ْعنَ لَ ُك ْم فَ ٰات ُ ْوه َُّن ا ُ ُج ْو َره َّۚ َُّن َوأْتَمِ ُر ْوا َب ْينَ ُك ْم ِب َم ْع ُر ْوف‬
َ ‫فَا ِْن ا َ ْر‬
ْ ُ
‫ض ُع له اخ ٰر ۗى‬ ٗٓ َ ِ ‫ست ْر‬ ُ ُ
َ َ‫س ْرت ْم ف‬َ ‫َوا ِْن تَعَا‬
RUKUN IJARAH Kemudian jika mereka menyusukan (anak-
1. Ada orang yang melakukan akad ( anakmu) kamu, maka berikanlah kepada
Mu’ajjir dan Musta’jir ) mereka upahnya, dan musyawarahkanlah di
2. Upah Sewa / Imbalan antara kamu (segala sesuatu) dengan baik.
3. Shighat ( ijab dan qabul ) Dan jika kamu menemui kesulitan, maka
4. Manfaat perempuan lain dapat menyusukan (anak itu)
untuknya.” (QS.Al-Thalaq (65):6)

Dalam akad ijarah , ada dua bentuk yang


SYARAT IJARAH harus kita ketahui
1. Kedua pihak transaksi Ijarah Baligh
dan berakal, serta kedua pihak harus • Pertama, Ijarah al-‘ain ; ijarah yang
memiliki kerelaan dan didasarkan kontraknya berhubungan dengan
atas suka sama suka. sebuah benda yang telah ditentukan (
2. Objek transaksi harus jelas adanya ‘ain mu’ayyanah ). Ijarah ini
3. Barang objek transaksi harus halal diperbolehkan dan sah apabila
dan sesuai dengan syariat islam memenuhi syarat dan ketentuan
4. Manfaat yang didapat harus terang sebagai berikut:
dan jelas
Benda yang disewakan sudah ditentukan.
Transaksi Ijarah harus memenuhi ketentuan Benda yang disewakan menjadi wujud dan
dan aturan yang sesuai dan jelas untuk dapat disaksikan di hadapan muta’aqidain
mencegah perselisihan antara kedua belah (dua orang yang bertransaksi)
pihak yang bertransaksi. Macam – macam Jasa atau manfaat barang yang disewakan
Ijarah ada 2, yaitu : tidak berumur panjang.
1. Ijarah bersifat manfaat , contohnya • Kedua, Ijarah al-dzimmah ; ijarah
sewa menyewa rumah , kendaraan yang kontraknya berkaitan dengan
dan toko. Jika manfaat itu jasa yang harus dipenuhi oleh mu’jir
diperbolehkan oleh syara’ untuk (penyedia jasa). Ijarah ini memiliki
digunakan, maka para ulama fiqh dua syarat yang berbeda dengan
menyatakan boleh dijadikan untuk ijarah al-‘ain , antara lain:
objek sewa menyewa.
2. Ijarah bersifat pekerjaan , dengan
Ujrah (upah) wajib diserahkan secara kontan
cara memperkerjakan seseorang
di tempat transaksi.
untuk melakukan pekerjaan menurut
Menjelaskan benda yang akan
para ulama fiqh hukumnya boleh disewa/dimanfaatkan, baik dari segi jenis dan
apabila pekerjaan tersebut jelas. sifatnya.
Akad ijarah memliki empat rukun yang harus
dipenuhi, antara lain:
Ijarah dalam bahasa Indonesia berarti upah.
untuk memiliki barang tersebut atau
• Muta’aqidain ; dua orang yang tidak, yang biasa disebut dengan
bertransaksi. Dalam hal ini adalah sewa beli, dan hal ini belum pernah
mu’jir/ajir (penyedia jasa) dan terjadi di masa awal Islam.
musta’jir (penyewa). Syarat dari
keduanya adalah orang yang legal DAFTAR PUSTAKA
tasharufnya (tidak dalam
SANTIKA, D. (2021). AKAD IJARAH.
pengampuan), dalam artian sudah
berakal.
Dara, F. & Nazaruddin. (2022). Ijarah Dalam
• Huh ; ijab dan qabul. Syarat- Sistem Perbankan Syariah. Al-
syaratnya antara lain: adanya Hilawah : Sharia Economic Law, 1
keselarasan antara ijab dan qabul; (1),37-52
tidak adanya jarak waktu yang lama
di antara keduanya; dan tidak Agus C. (2019). AKAD IJARAH DALAM
diantungkan (di- ta’liq ). KACA MATA FIQH KLASIK
• Manfa’ah ; jasa atau manfaat benda
yang disewakan. Syaratnya antara
lain: bernilai komersial; mampu
menyerahkannya kepada musta’jir
agar nilai manfaatnya dapat
digunakan; dapat dirasakan oleh
musta’jir ; dalam pemanfaatan
barang; dan diketahui secara jelas
dan rinci oleh muta’aqidain .
• Ujrah ; ongkos atau upah.
Hakikatnya, upah yang dimaksud
adalah tsaman (uang/harga) manfaat
yang dimiliki melalui akad ijarah,
sehingga syaratnya sama halnya
dengan syarat tsaman dalam jual
beli, antara lain: suci; memiliki nilai
manfaat; dapat diserahterimakan;
diketahui oleh kedua belah pihak.
(I’anatut Tazkiyah)

KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan di atas


dapat disimpulkan beberapa
kesimpulan yaitu: Al-ijarah adalah
akad pemindahan kepemilikan atas
suatu barang atau jasa dalam waktu
tertentu melalui pembayaran
sewa/upah, tanpa diikuti dengan
pemindahan kepemilikan barang itu
sendiri. Konsep al-ijarah dalam
perbankan syariah sama seperti sewa
menyewa pada umumnya, namun
yang membedakannya adalah bahwa
pada perbankan syariah ada suatu
sewa yang pada akhir masa kontrak,
diberikan pilihan kepada nasabah

You might also like