You are on page 1of 5

MAKALAH

HUKUM & HAK ASASI MANUSIA

Analisa mengenai Indonesia yang Sulit untuk mengusir Belanda


pada Zaman Penjajahan

Analisa mengenai Suku Suku Pedalaman yang Hidupnya


Terasing dan tidak ingin dengan Dunia Modern

DOSEN PENGAMPU :
H. Muhari Agus Santoso SH. M.Hum

NAMA MAHASISWA
: NIM :
20010000063
DANIEL ANANDA SEBAYANG
Analisa mengenai Indonesia yang Sulit untuk mengusir Belanda
pada Zaman Penjajahan

Hasil Analisa :

Seperti yang kita tahu, Indonesia memiliki kekayaan alam yang melimpah. Kekayaan ini sudah ada
sejak ratusan hingga ribuan tahun yang lalu. Kekayaan alam inilah yang akhirnya membuat
Indonesia dilirik oleh negara-negara lain. Termasuk salah satunya adalah bangsa Eropa.
Kedatangan bangsa Eropa memang awalnya disambut baik oleh rakyat Indonesia. Sayangnya
hal itu justru dimanfaatkan untuk menjajah Indonesia Di masa penjajahan itu rakyat Indonesia
ditindas dan dijadikan pekerja kasar demi keuntungan para penjajah.

Hal ini tentunya mengundang semangat juang rakyat Indonesia untuk bebas dari penjajahan negara
lain. Namun, ternyata perjuangan rakyat Indonesia dalam melawan penjajah sering mendapatkan
kegagalan. Sejak kedatangan bangsa Barat ke Nusantara, banyak masyarakat yang menderita akibat
perlakuan semena-mena mereka untuk menguasai rempah-rempah yang ada. Mulai dari praktik
monopoli perdagangan hingga tindakan kekerasan terhadap warga lokal.

Akibat penderitaan yang dirasakan oleh rakyat nusantara, muncul tokoh-tokoh yang mulai berani
menyuarakan perlawanan terhadap bangsa Barat. Ketertindasan telah melahirkan pahlawan-
pahlawan di daerahnya masing-masing. Sebut saja Pattimura,Teuku Umar, Sultan Hasanuddin,
Pangeran Diponegoro, dan masih banyak yang lainnya. Perlawanan tokoh-tokoh daerah tersebut
ada yang sukses, namun banyak juga yang belum membuahkan hasil manis sehingga monopoli dan
kolonialisme masih terjadi.

Menurut tanggapan saya, Faktor Kegagalan Indonesia sulit mengusir Belanda ialah karena adanya
Perjuangan yang bersifat lokal atau kedaerahan yang tidak secara serentak. dan Secara fisik
menggunakan senjata tradisional, seperti bambu runcing, golok, atau senjata tradisional lainnya.
Sehingga kalah dalam hal persenjataan. Hal ini juga diperkuat dengan adanya sifat sporadis atau
musiman. Dan pada akhirnya Perlawanan tersebut tidak menampakan hasilnya. Bahkan selalu
gagal dan dapat diberantas oleh penjajah. Pada waktu itu mereka berjuang bukan untuk Indonesia
merdeka. Tapi bagaimana cara untuk mengusir penjajah dari daerahnya.

Alasan kedua yang menjadi penyebab gagalnya rakyat Indonesia melawan penjajah Belanda ialah
kurangnya rasa persatuan dan kesatuan. Alasan ketiga yang menjadi penyebab gagalnya rakyat
Indonesia melawan penjajah Belanda ialah kurangnya rasa nasionalisme. Hal itu tercermin dari
penjelasan pada poin 1 dan 2, di mana pada saat itu rakyat belum merasa dipersatukan dalam
Negara Indonesia dan belum mempunyai rasa kepemilikan yang penuh atas tanah air negara
Indonesia. Alasan keempat yang menjadi penyebab gagalnya rakyat Indonesia melawan penjajah
Belanda ialah adanya politik pecah belah. Yang mana, politik pecah belah atau juga dikenal dengan
sebutan politik adu domba merupakan taktik penjajah Belanda untuk memecah belah rakyat
Indonesia
agar tidak bisa bersatu. Taktiknya pada saat itu ialah memecah belah antara penguasa dan rakyat
sehingga perjuangan yang dilakukan pun tidak berhasil dengan baik / gagal

Perencanaan perang menjadi syarat utama agar perang dapat dimenangkan. Akan tetapi,
perencanaan perang yang dilakukan penguasa kurang matang ketika melawan penjajah, sehingga
banyak korban dari pihak rakyat maupun penguasa akibat peperangan yang terjadi. Hal tersebut
terbukti dengan kurang adanya perhitungan dari Mataram untuk mengantisipasi dibakarnya
lumbung padi Mataram oleh VOC. VOC mengalahkan Mataram dengan menghancurkan lumbung-
lumbung padi di Cirebon dan Tegal dengan cara dibakar. Akibatnya, pasukan Mataram yang
menyerang VOC kesulitan pangan. Selain itu jarak antara Yogyakarta dengan Batavia, kalahnya
persenjataan, dan penyakit malaria menjadi alasan kekalahan Mataram dalam menghadapi VOC.

Terserang penyakit ketika perang, Wabah penyakit sangat menggaggu ketika perang berlangsung.
Pengetahuan cara mengobati juga menjadi andil gagalnya perlawanan rakyat terhadap penjajah
yang disebabkan penyakit. Seperti ketika Mataram menyerang VOC, para pasukan Mataram
banyak yang terserang penyakit Malaria sehingga akibatnya banyak pasukan Mataram yang mati
ketika perang berlangsung. Dengan demikian, faktor kegagalan,sebelum abad ke-20 perjuangan dan
perlawanan bangsa Indonesia masih mengalami kegagalan dalam mengusir penjajahan. Ada
beberapa beberapa faktor yang menyebabkan kegagalan, yakni perjuangan bersifat lokal atau
kedaerahan tidak secara serentak, kurangnya rasa persatuan dan kesatuan, kurangnya rasa
nasionalisme, secara fisik menggunakan senjata tradisional, mudah dipecah belah, perencanaan
yang lemah, dan kurangnya pendidikan.

..
Analisa mengenai Suku Suku pedalaman yang Hidupnya Terasing
dan tidak ingin dengan Dunia Modern

Hasil Analisa :

Ada sekitar 50 lebih suku di Bumi ini yang mengisolasikan diri. Mereka menolak berhubungan
dengan dunia luar dan hidup dengan caranya sendiri. Paling banyak di Amerika Latin, sayang
belum dicantumkan dari Indonesia (seperti suku Badui Dalam dan suku Mante).

Yang bikin heboh baru-baru ini, adalah spekulasi kemunculan suku Mante. Suku yang diketahui
tinggal di pedalaman hutan di Aceh ini diyakini tertangkap kamera, seperti terlihat pada
video berjudul ' HEBOH ! Kaget ada orang telanjang di hutan Aceh '. Video itu diupload oleh akun
YouTube Fredography dan sudah ditonton hingga 1 juta orang.

Sebenarnya, perihal Suku Mante masih desas-desus. Banyak yang bilang suku tersebut sudah
punah, namun banyak juga yang menyakini masih hidup di pedalaman hutan. Lewat video
tersebut, terlihat sesosok manusia dengan ukuran yang mungil dan berlari kencang. Siapa tahu,
memang itu sungguhan suku Mante ?

Membuka pandangan lebih luas, sebenarnya masih banyak suku-suku di belahan Bumi mana pun
yang hidup di pedalaman. Alias, mereka hidup dengan menolak berhubungan dengan dunia luar.
Menolak dengan adanya teknologi, masih hidup dengan cara leluhur dari turun temurun. Sebuah
lembaga pemerhati suku-suku di dunia,

Survival International sering kali membahas tentang kehidupan suku-suku di dunia termasuk suku
yang menolak dunia luar. Survival International yang berasal dari Inggris ini sendiri juga peduli
akan keberlangsungan hidup suku-suku di dunia. Salah satu kolom di website resminya tertulis
'uncontacted tribes'. Pada kolom itulah disebutkan beberapa nama-nama suku paling terkenal yang
menolak hubungan dari dunia luar. Satu dari Asia yakni suku Sentinel satu lagi dari Amazon yaitu
suku Awa.

Suku Sentinel menempati Pulau Sentinel di Samudera Hindia, negara terdekat adalah India.
Sedangkan suku Awa tinggal di pedalaman hutan rimba Amazon di Brasil. Mereka berdua yang
paling terkenal menolah dunia luar. Jika ada orang asing masuk wilayahnya, maka siap-siap
kehilangan nyawa ! Sebenarnya baik pemerintah India dan Brasil terus mencoba berbagai upaya
untuk berkenalan dengan mereka.

Sayang, apapun segala cara-cara yang baik selalu ditolak. Dikasih bantuan malah dipanah, belum
lagi tombak-tombak dilemparkan untuk mengusir. Ada banyak penjelasan mengenai mengapa
mereka begitu menolak dunia luar. Yang pertama adalah, mereka sudah nyaman tinggal di
wilayahnya dengan memiliki semua sumber daya kehidupan. Makanan tersedia, air ada hingga
tempat berlindung walau dari gua atau membuat semacam rumah dari tumpukan pohon. Kemudian
mereka masih menganut kepercayaan luhur, untuk tidak meninggalkan wilayah yang ditempati.
Peraturan yang sangat simpel, untuk tidak merusak alam maka alam akan menjadi rumah terbaik
untuk mereka.
Hidup di alam pun membuat suku-suku di pedalaman lebih 'kuat' dibanding manusia modern.
Mereka sanggup bertahan dari cuaca ekstrem, menjaga diri dari binatang buas, berburu makanan
hingga mampu membuat obat-obatan untuk penyakit yang datang. Suku-suku yang menolak dunia
luar sungguh tidak acuh pada perkembangan zaman. Toh mau bagaimana lagi, memang mereka
sendiri yang memilih jalannya. Maka dari itu, manusia-manusia modern sudah seharusnya
menghormati jalan hidup mereka. Terakhir Survival International menyebut, suku-suku yang
menolak dunia luar adalah sebenar- benarnya penjaga alam. Menolak diri dari dunia luar, bukan
membuat suku-suku tersebut justru menjadi bodoh. Justru membuat mereka, punya banyak rahasia
yang menarik untuk dipelajari

Indonesia merupakan negara multikultural yang menjadi tempat tinggal bagi ratusan suku dan etnis
yang tersebar dari Sabang hingga Merauke. Selain beberapa suku besar di Indonesia seperti Suku
Jawa, Suku Melayu, dan Suku Batak ternyata masih banyak suku- suku lain yang masih terisolir
dan belum tersentuh oleh modernisasi. Suku-suku yang masih terisolir tersebut bukannya tidak
diperhatikan oleh pemerintah, namun mereka sendiri yang menolak pengaruh dari luar. Mereka
begitu gigih mempertahankan tradisi leluhur dari pengaruh modernisasi agar tidak tergerus
perkembangan zaman. dan berikut dibawah ini penjelasan tentang ( 7 ) tujuh suku pedalaman di
Indonesia yang tak terjamah moderniasasi.

Suku Sakai ( Riau ) Suku


Samin ( Blora ) Suku
Mante ( Aceh ) Suku
Baduy ( Banten ) Suku
Samin ( Jateng ) Suku
Korowai ( Papua )
Suku Polahi ( Gorontalo ) Suku
anak Dalam ( Jambi ) Suku
Kajang ( Sul Selatan ) Suku
Mentawai ( Sum Barat )
Suku Kombai & Korowai ( Papua )

You might also like