Professional Documents
Culture Documents
97-Khotbah Jumat 10 Jumadilawal 1445 H
97-Khotbah Jumat 10 Jumadilawal 1445 H
KHUTBAH PERTAMA
َو َسلَّ َم َو َشَّر اْل ُُموّر ُُْم َد ََث ُُتَا َوُك َّل صلَّى للا َعلَْي ّه ٍ أ ََّما بـع ُد فَّإ َّن أَص َد َق ْ ّ ّ ّ
اب للاََ ،و َخ ْ َري اهلَْد ّي َه ْد ُ
ي ُُمَ َّمد َ اْلَديث كتَ ُ ْ َْ
ضَلَلٍَة ِّف النَّار ٍ ٍ
ُُْم َدثَةّ بّ ْد َعةٌ َوُك َّل بّ ْد َعة َ
ضَلَلَةٌ َوُك َّل َ
أَيـُّها النَّاس رّح ُكم للا ،أُو ّصي ُكم ونَـ ْف ّسي بّتـ ْقوى ّ
الِل فَـ َق ْد فَ َاز الْ ُمتَّـ ُق ْو َن ََُ ُ ُ ْ ْ َْ َ ََ َ
…Jamaah Jumat yang dimuliakan oleh Allah
Seluruh alam semesta ini sepenuhnya tegak berjalan dengan aturan-aturan Allah yang kita
kenal sebagai SunnatuLlah. SunnatuLlah itu takkan pernah berubah dan tergantikan. SunnatuLlah
itu ditetapkan sejalan dengan ketetapan qadha’ dan qadarNya. Semua ketetapan SunnatuLlah itu
ditetapkan oleh Allah sebagai jalan untuk menguji seberapa besar keyakinan kita pada
Diantara SunnatuLlah itu adalah bahwa kezhaliman dalam bentuk apapun tidak akan
pernah bertahan selamanya. Sekuat apapun para diktator, para penjajah, para perampas hak, dan
manusia-manusia zhalim lainnya, mereka pasti akan terkalahkan pada saatnya nanti. Begitupun
sebaliknya, hamba-hamba yang terzhalimi pasti akan mendapatkan keadilannya, jika tidak di
dunia, maka kelak di kehidupan akhirat.
Karena itu, di atas panggung sejarah dunia ini, tak terhitung lagi banyaknya para penjajah,
para diktator, para pelaku kezhaliman dalam skala besar hingga kecil, yang pada mulanya begitu
pongah dan angkuh memamerkan kezhalimannya, menepuk dada seakan tak terkalahkan,
melakukan kekejian bertubi-tubi seakan takkan mati dan binasa...Tapi tidak perlu menunggu lama,
tubuh mereka teronggok begitu rupa layaknya sepotong bangkai yang busuk tak berharga.
Siapa yang tak kenal Fir’aun. Sang penguasa Mesir yang adidaya di zamannya. Yang
berhasil memajukan Mesir dengan pembangunan infrastrukturnya. Tapi kezhalimannya tak
terkira, hingga mengaku diri sebagai tuhan. Dan akhirnya hayatnya tenggelam dalam sebuah
kepecundangan. Namanya abadi sepanjang masa sebagai manusia tak tahu diri.
Siapa tak kenal Hitler, yang dengan Nazi-nya membawa Jerman tidak hanya maju dalam
Tapi begitulah kebanyakan manusia hingga hari ini. Selalu gagal mengambil pelajaran dari
SunnatuLlah yang berlaku pada manusia-manusia zhalim itu. Ketika mereka diberikan sedikit
kekuasaan, keunggulan dan kehebatan, mereka lantas lupa dengan hakikat diri mereka sebagai
manusia yang lemah dan tidak punya apa-apa tanpa pemberian Allah Azza wa Jalla.
Maka kekuasaan yang sedikit dan secuil itupun sudah cukup membuat manusia merasa
sebagai si maha segala-galanya. Dengan kekuatan yang secuil saja, sebagian manusia merasa layak
menzhalimi, merampas hak, bahkan menumpahkan darah orang lain. Itulah yang terjadi pada
bangsa Yahudi Zionis hari ini. Mereka lupa bahwa kakek-kakek mereka dahulu telah dihinakan
oleh Fir’aun sebagai budak, lalu di zaman Hitler kerabat-kerabat mereka dibantai dan dibunuh
layaknya makhluk tak berharga. Lalu dengan sedikit kekuasaan dan teknologi yang ada di tangan,
bangsa penjahat perang ini merasa layak membantai saudara-saudara kita, kaum muslimin di Gaza
secara khusus, dan di Palestina secara umum.
Tapi bersyukurlah kita yang dikaruniai iman dan tauhid kepada Allah Ta’ala. Bersyukurlah
kita yang dikaruniai keyakinan bahwa kisah hidup kita tak akan berhenti di dunia ini saja. Setelah
ini masih ada kisah hidup yang abadi bernama akhirat, dimana semua tindak-tanduk kita akan
tampak hasilnya di sana.
Maka dengan kacamata akhirat itu, kita selalu melihat kezhaliman-kezhaliman yang
menimpa kita sebagai bagian dari soal-soal ujian dunia yang harus kita jawab dengan jawaban
yang tepat. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
ّ
ُ َوَم ْن َسخ َط فَـلَه،ضا ّ فَ َم ْن َر ّضي فَـلَهُ ه،ب قَـ ْوًما ابْـتَ ََل ُه ْم
َ الر َّ َح ّ َّ وإّ َّن،إّ َّن ّعظَم اجلَز ّاء مع ّعظَّم البَ ََل ّء
َ َ الِلَ إ َذا أ َ ََ َ َ
Pertama, bahwa ujian-ujian itu adalah tanda cinta Allah kepada kita.
Maka itulah yang kita saksikan hari-hari ini dari bumi jihad bernama Gaza. Kita menjadi
saksi bagaimana saudara-saudara kita di sana merespon kehilangan keluarga tercintanya
disebabkan bombardir bangsa penjajah Zionis kepada mereka. Mereka meresponnya dengan tangis
dan air mata yang dipenuhi keridhaan jiwa menerima tanda cinta dari Allah dalam bentuk ujian-
ujian yang luar biasa itu. Dan ini adalah kemenangan pertama seorang mukmin.
Kedua, bahwa semakin besar ujian itu, maka semakin besar pula balasan karunia Allah
untuk kita. Kenapa saudara-saudara kita di Gaza bisa tegar bahkan bahagia menerima ujian-ujian
kehilangan dalam beragam bentuknya di sana? Jawabannya adalah karena mereka sangat meyakini
bahwa semua kehilangan itu akan diberikan pengganti yang jauh lebih indah oleh Allah Ta’ala.
Dan ini adalah kemenangan kedua seorang mukmin. Yaitu ketika kehilangan duniawi akan diganti
dan dibalas oleh Allah dengan karunia akhirat yang tak terduga dan di luar perhitungan manusia.
Ketiga, bahwa puncak kemenangan tertinggi seorang mukmin adalah ketika akhirnya ia
dinyatakan layak dan pantas mendapatkan keridhaan Allah Ta’ala. Inilah setinggi-tingginya
kemenangan seorang mukmin adalah ketika Allah mengatakan padanya: “Wahai hambaKu, Aku
telah ridha kepadamu. Wahai hambaKu, Aku telah mengampuni dosa-dosamu...”
Tentu saja, kaum muslimin yang dimuliakan Allah, kita tidak menafikan harapan-harapan
kita terhadap keberhasilan dan kemenangan yang bersifat duniawi. Karena itu, harapan tentang
Artinya: “Dan jika kalian bersabar dan selalu bertakwa, niscaya muslihat mereka tidak akan
membahayakanmu sedikitpun. Sesungguhnya Allah itu Maha Mengetahui apa yang kalian
lakukan.” (Surah Ali Imran: 120)
َّ َوأَ ْش َه ُد أ، َوأَ ْش َه ُد أَ ْن َالْ إّلَهَ إَّّالْ للاُ تَـ ْع ّظْي َماً لّ َشأْنّّه، َوالْ ُّشكُْر لَهُ َعلَ ْى تَـ ْوفّْي ّق ّه َو ْامتّنَاْنّّه، هلل َعلَ ْى إّ ْح َساْنّّه
ًَن ُُمَ َّم َدا ّ اْلم ُد
ْ َْ
خوانّّهّ ّّ ْ صلَّى للا َعلّْي ّه و َعلَى آلّّه وأ ّّ ْ عب ُده ورسولُه الْ َّداْ ّعي إّ ََل ّر
َ َص َحاْبه َوإ َ ْ َ ُ َ ض َواْنه ْ ْ ُ ْ ُ َ َ ُ َْ
.اجلَ َما َع ّة
ْ اجلُ ْم َع ّة َو
ْ ض ْوّر ّ َّ وحافّظُوا على الط،احش ماظَهر وما بطَن
ّ ّ فَـيا اَيـُّها الن
ُ اعة َو ُح َ َّاس اتَّـ ُقوا َاهلل تَـ َع
َ َ َ ْ َ َ ْ َ َ َ َ َ َ َ اَل َو َذ ُروا الْ َف َو ُ َ َ
berarti kita hanya berpangku tangan menunggu sirnanya kezhaliman itu. Di pundak kita tetap
terpikul tanggung jawab berikhtiar dan mengambil peran menghilangkan kezhaliman itu, sesuai
Dalam level yang kita semua insya Allah sanggup melakukannya ada sebuah ikhtiar yang
mempunyai kekuatan dahsyat di sisi Allah. Ikhtiar itu bernama doa. Itulah sebabnya, senjata
terkuat hamba yang terzhalimi ada panah-panah doa yang dipanjatkan kepada Allah Sang Maha
َوَد ْع َوةُ الْ َمظْلُ ّوم تُـ ْرفَ ُع َعلَى الْغَ َم ّام َوتُـ ْفتَ ُح َهلَا،الصائّ ُم َح ََّّت يـُ ْف ّطَر
َّ َو، ا ّإل َم ُام الْ َع ّاد ُل:ثََلثَةٌ ال تُـَرَّد َد ْع َوا ُُتُْم
ٍ ك ولَ ْو بَـ ْع َد ّح ّ ْ و ّعَّزِّت ْلَن:-ج َّل و َعَل- ب ّ السماو
ي َ َّصَرن ُ َ َ َ ُّ الر َّ ول ُ ات َويَـ ُق َ َ َّ اب ُ أبْـ َو
Artinya: “Ada 3 golongan yang tidak ditolak doa-doa mereka: seorang pemimpin yang adil,
seorang yang berpuasa hingga ia berbuka, doa seorang yang terzhalimi, yang (untuknya) awan
terangkat dan pintu-pintu langit dibuka, lalu Allah Jalla wa ‘Ala berkata: ‘Demi
keMahaperkasaanKu, sungguh Aku akan menolongmu meskipun setelah beberapa waktu.’” (HR.
Maka, dalam gelap gulita kezhaliman di penjuru dunia ini, jangan pernah berhenti
memanjatkan ikhtiar doa-doa kita. Untuk negeri ini, untuk Gaza, untuk Uighur, untuk seluruh
وف َرّح ٌيم ّ ّّ ربـَّنَا ا ْغ ّفر لَنَا وّّإلخوانّنَا الَّ ّذين سبـ ُق َ ّ ّ ّ
ين َآمنُوا َربـَّنَا إّن َ
َّك َرءُ ٌ ّ
وَن ِبْإلميَان َوَال ََْت َع ْل ِف قُـلُوبّنَا غ اَل للَّذ َ َ ََ ْ َ َْ َ
ّ ّ َربـَّنَا آتّنَا ِّف ُّ
الدنْـيَا َح َسنَةً َوِّف ْاْلخَرّة َح َسنَةً َوقنَا َع َذ َ
اب النَّا ّر
ّ ص ُفو َن وس ََلم علَى الْمرسلّي و ْ ّ ّ
ك ر ّب الْعَّّزّة ع َّما ي ّ
ي اْلَ ْم ُد َّلِل َر ّه
ب الْ َعالَم َ َ َ ٌ َ ُْ َ َ َ َ َ ُسْب َحا َن َربّه َ َ ه