You are on page 1of 7

‫‪KEZALIMAN KAN SIRNA, KEMENANGAN KAN TIBA‬‬

‫‪JUMAT, 10 Jumadilawal 1445 H / 24 November 2023 M‬‬

‫‪Oleh Dr. Muhammad Ihsan Zainuddin, Lc., M.Si.‬‬

‫‪Dep. Dakwah DPD Wahdah Islamiyah Makassar‬‬

‫‪KHUTBAH PERTAMA‬‬

‫ات أ َْعمالّنَا‪ ،‬من يـه ّد ّه للا فَ ََل م ّ‬


‫ض َّل‬ ‫ّ ّ‬
‫هلل ّمن ُشروّر أَنْـ ُف ّسنَا وّمن سيّئ ّ‬ ‫ّ‬ ‫ّ‬ ‫ّّ‬ ‫َّ‬
‫َ َ ْ َْ ُ ُ‬ ‫َ ْ َ هَ‬ ‫ـح َم ُدهُ َونَ ْستَعْيـنُهُ َونَ ْستَـ ْغفُرهُ‪َ ،‬ونَـعُوذُ ِب ْ ُ‬
‫ـح ْم َد هلِل نَ ْ‬
‫إن ال َ‬
‫ّ‬ ‫لَه‪ ،‬ومن ي ّ‬
‫ـح َّمداً َعْب ُدهُ َوَر ُسولُهُ‪..‬‬
‫َن ُم َ‬ ‫ي لَهُ‪َ ،‬وأَ ْش َه ُد أَن الَّ إّلَهَ إّالَّ للا َو ْح َدهُ َال َش ّريْ َ‬
‫ك لَهُ َوأَ ْش َه ُد أ َّ‬ ‫ضل ْل فَ ََل َهاد َ‬
‫ُ ََ ْ ُ ْ‬

‫ان إّ ََل يَـ ْوّم ال هّديْن‪.‬‬


‫صل علَى ُُم َّم ٍد وعلَى آلّّه وأَصحابّّه ومن تَبّعهم ِبّّحس ٍ‬
‫َ ْ َ ََ ْ َُ ْ ْ َ‬ ‫اللهم ّه َ َ َ َ‬
‫الِلَ َح َّق تُـ َقاتّّه َوَال َتَُوتُ َّن إَّّال َوأَنْـتُ ْم ُم ْسلّ ُمو َن‬
‫ين َآمنُوا اتَّـ ُقوا َّ‬ ‫َّ ّ‬
‫ََي أَيـُّ َها الذ َ‬
‫اح َد ٍة َو َخلَ َق ّمْنـ َها َزْو َج َها َوبَ َّ‬
‫ث ّمْنـ ُه َما ّر َج ًاال َكثّ ًريا َونّ َساءً َواتَّـ ُقوا َّ‬ ‫سوّ‬ ‫ّ‬ ‫َّ ّ‬
‫الِلَ‬ ‫َّاس اتَّـ ُقوا َربَّ ُك ُم الذي َخلَ َق ُك ْم م ْن نـَ ْف ٍ َ‬
‫ََي أَيـُّ َها الن ُ‬
‫الِلَ َكا َن َعلَْي ُك ْم َرقّيبًا‬
‫الَّ ّذي تَ َساءَلُو َن بّّه َو ْاْل َْر َح َام إّ َّن َّ‬

‫صلّ ْح لَ ُك ْم أ َْع َمالَ ُك ْم َويَـ ْغ ّف ْر لَ ُك ْم ذُنُوبَ ُك ْم َوَم ْن يُ ّط ّع َّ‬


‫الِلَ َوَر ُسولَهُ فَـ َق ْد فَ َاز‬ ‫يدا يُ ْ‬
‫ّ‬ ‫ين َآمنُوا اتَّـ ُقوا َّ‬
‫الِلَ َوقُولُوا قَـ ْوًال َسد ً‬
‫َّ ّ‬
‫ََي أَيـُّ َها الذ َ‬
‫فَـ ْوًزا َع ّظ ًيما‬

‫َو َسلَّ َم َو َشَّر اْل ُُموّر ُُْم َد ََث ُُتَا َوُك َّل‬ ‫صلَّى للا َعلَْي ّه‬ ‫ٍ‬ ‫أ ََّما بـع ُد فَّإ َّن أَص َد َق ْ ّ ّ ّ‬
‫اب للاَ‪َ ،‬و َخ ْ َري اهلَْد ّي َه ْد ُ‬
‫ي ُُمَ َّمد َ‬ ‫اْلَديث كتَ ُ‬ ‫ْ‬ ‫َْ‬
‫ضَلَلٍَة ِّف النَّار‬ ‫ٍ‬ ‫ٍ‬
‫ُُْم َدثَةّ بّ ْد َعةٌ َوُك َّل بّ ْد َعة َ‬
‫ضَلَلَةٌ َوُك َّل َ‬
‫أَيـُّها النَّاس رّح ُكم للا‪ ،‬أُو ّصي ُكم ونَـ ْف ّسي بّتـ ْقوى ّ‬
‫الِل فَـ َق ْد فَ َاز الْ ُمتَّـ ُق ْو َن‬ ‫ََُ ُ ُ ْ ْ َْ َ ََ‬ ‫َ‬
‫…‪Jamaah Jumat yang dimuliakan oleh Allah‬‬
‫‪Seluruh alam semesta ini sepenuhnya tegak berjalan dengan aturan-aturan Allah yang kita‬‬
‫‪kenal sebagai SunnatuLlah. SunnatuLlah itu takkan pernah berubah dan tergantikan. SunnatuLlah‬‬
‫‪itu ditetapkan sejalan dengan ketetapan qadha’ dan qadarNya. Semua ketetapan SunnatuLlah itu‬‬
‫‪ditetapkan oleh Allah sebagai jalan untuk menguji seberapa besar keyakinan kita pada‬‬

‫‪Departemen Dakwah DPD WI Makassar © 1444‬‬


keMahabesaran dan keMahakuasaan Allah Ta’ala.

Diantara SunnatuLlah itu adalah bahwa kezhaliman dalam bentuk apapun tidak akan
pernah bertahan selamanya. Sekuat apapun para diktator, para penjajah, para perampas hak, dan
manusia-manusia zhalim lainnya, mereka pasti akan terkalahkan pada saatnya nanti. Begitupun
sebaliknya, hamba-hamba yang terzhalimi pasti akan mendapatkan keadilannya, jika tidak di
dunia, maka kelak di kehidupan akhirat.

Allah Ta’ala berfirman:

َ ‫ظا ِل َمةٌ ِإ َّن أ َ ْخذَهُ أ َ ِلي ٌم‬


‫شدِيد‬ َ ‫َو َكذَ ِل َك أ َ ْخذُ َر ِب َك ِإذَا أ َ َخذَ ْالقُ َرى َو ِه‬
َ ‫ي‬
Terjemahnya: “Dan demikianlah hukuman Tuhanmu, apabila Dia menghukum negeri-
negeri yang berlaku zhalim, sesungguhnya hukumanNya itu sangat pedih dan menyakitkan.” (QS.
Hud ayat 102)

Allah Ta’ala juga berfirman:

‫ع ِن ْالقَ ْو ِم ْال ُمجْ ِر ِمين‬ ُ ْ ‫َوالَ يُ َر ُّد بَأ‬


َ ‫سنَا‬
Artinya: “Dan adzab Kami tidak akan dapat ditolak oleh kaum yang berbuat kejahatan.”
(QS. Yusuf ayat 110).

Jamaah Jumat yang berbahagia…

Karena itu, di atas panggung sejarah dunia ini, tak terhitung lagi banyaknya para penjajah,
para diktator, para pelaku kezhaliman dalam skala besar hingga kecil, yang pada mulanya begitu
pongah dan angkuh memamerkan kezhalimannya, menepuk dada seakan tak terkalahkan,
melakukan kekejian bertubi-tubi seakan takkan mati dan binasa...Tapi tidak perlu menunggu lama,
tubuh mereka teronggok begitu rupa layaknya sepotong bangkai yang busuk tak berharga.

Siapa yang tak kenal Fir’aun. Sang penguasa Mesir yang adidaya di zamannya. Yang
berhasil memajukan Mesir dengan pembangunan infrastrukturnya. Tapi kezhalimannya tak
terkira, hingga mengaku diri sebagai tuhan. Dan akhirnya hayatnya tenggelam dalam sebuah
kepecundangan. Namanya abadi sepanjang masa sebagai manusia tak tahu diri.

Siapa tak kenal Hitler, yang dengan Nazi-nya membawa Jerman tidak hanya maju dalam

Departemen Dakwah DPD WI Makassar © 1444


persenjataan, tapi juga berhasil melakukan invasi hingga ke beberapa negara. Namanya ditakuti
pada zamannya. Pun kekejaman dan kezhalimannya tak terkira. Tanpa ampun, ia membantai
bangsa Yahudi dengan cara-cara yang paling kejam. Dan lihatlah bagaimana akhir hayat manusia
satu ini. Konon, ia mati bunuh diri dengan menembak kepalanya sendiri, lalu mayatnya disiram
bensin bersama mayat pacarnya dan dibakar. Dan hingga hari ini, nama Hitler akan dikenang
sebagai pembantai kejam dalam sejarah.

Tapi begitulah kebanyakan manusia hingga hari ini. Selalu gagal mengambil pelajaran dari
SunnatuLlah yang berlaku pada manusia-manusia zhalim itu. Ketika mereka diberikan sedikit
kekuasaan, keunggulan dan kehebatan, mereka lantas lupa dengan hakikat diri mereka sebagai
manusia yang lemah dan tidak punya apa-apa tanpa pemberian Allah Azza wa Jalla.

Maka kekuasaan yang sedikit dan secuil itupun sudah cukup membuat manusia merasa
sebagai si maha segala-galanya. Dengan kekuatan yang secuil saja, sebagian manusia merasa layak
menzhalimi, merampas hak, bahkan menumpahkan darah orang lain. Itulah yang terjadi pada
bangsa Yahudi Zionis hari ini. Mereka lupa bahwa kakek-kakek mereka dahulu telah dihinakan
oleh Fir’aun sebagai budak, lalu di zaman Hitler kerabat-kerabat mereka dibantai dan dibunuh
layaknya makhluk tak berharga. Lalu dengan sedikit kekuasaan dan teknologi yang ada di tangan,
bangsa penjahat perang ini merasa layak membantai saudara-saudara kita, kaum muslimin di Gaza
secara khusus, dan di Palestina secara umum.

Jamaah Jumat yang dimuliakan oleh Allah…

Tapi bersyukurlah kita yang dikaruniai iman dan tauhid kepada Allah Ta’ala. Bersyukurlah
kita yang dikaruniai keyakinan bahwa kisah hidup kita tak akan berhenti di dunia ini saja. Setelah
ini masih ada kisah hidup yang abadi bernama akhirat, dimana semua tindak-tanduk kita akan
tampak hasilnya di sana.

Maka dengan kacamata akhirat itu, kita selalu melihat kezhaliman-kezhaliman yang
menimpa kita sebagai bagian dari soal-soal ujian dunia yang harus kita jawab dengan jawaban
yang tepat. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

ّ
ُ‫ َوَم ْن َسخ َط فَـلَه‬،‫ضا‬ ّ‫ فَ َم ْن َر ّضي فَـلَهُ ه‬،‫ب قَـ ْوًما ابْـتَ ََل ُه ْم‬
َ ‫الر‬ َّ ‫َح‬ ّ َّ ‫ وإّ َّن‬،‫إّ َّن ّعظَم اجلَز ّاء مع ّعظَّم البَ ََل ّء‬
َ َ ‫الِلَ إ َذا أ‬ َ ََ َ َ

Departemen Dakwah DPD WI Makassar © 1444


‫ط‬
ُ ‫الس َخ‬
َّ
Artinya: “Sesungguhnya besarnya balasan (pahala) itu sesuai dengan kadar besarnya
ujian. Dan sungguh Allah itu jika Dia mencintai suatu kaum, Dia akan menguji mereka. Sehingga
siapa yang ridha (menerima ujian itu), maka ia pantas mendapatkan keridhaan (Allah). Namun
siapa yang yang marah (menerima ujian itu), maka ia pantas mendapatkan murka (Allah).” (HR.
al-Tirmidzi dan Ibnu Majah)

Melalui pesan ini, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam merumuskan indikator


keberhasilan dan kemenangan kita dalam menjawab ujian-ujian Allah Ta’ala di dunia ini:

Pertama, bahwa ujian-ujian itu adalah tanda cinta Allah kepada kita.

Maka itulah yang kita saksikan hari-hari ini dari bumi jihad bernama Gaza. Kita menjadi
saksi bagaimana saudara-saudara kita di sana merespon kehilangan keluarga tercintanya
disebabkan bombardir bangsa penjajah Zionis kepada mereka. Mereka meresponnya dengan tangis
dan air mata yang dipenuhi keridhaan jiwa menerima tanda cinta dari Allah dalam bentuk ujian-
ujian yang luar biasa itu. Dan ini adalah kemenangan pertama seorang mukmin.

Kedua, bahwa semakin besar ujian itu, maka semakin besar pula balasan karunia Allah
untuk kita. Kenapa saudara-saudara kita di Gaza bisa tegar bahkan bahagia menerima ujian-ujian
kehilangan dalam beragam bentuknya di sana? Jawabannya adalah karena mereka sangat meyakini
bahwa semua kehilangan itu akan diberikan pengganti yang jauh lebih indah oleh Allah Ta’ala.
Dan ini adalah kemenangan kedua seorang mukmin. Yaitu ketika kehilangan duniawi akan diganti
dan dibalas oleh Allah dengan karunia akhirat yang tak terduga dan di luar perhitungan manusia.

Ketiga, bahwa puncak kemenangan tertinggi seorang mukmin adalah ketika akhirnya ia
dinyatakan layak dan pantas mendapatkan keridhaan Allah Ta’ala. Inilah setinggi-tingginya
kemenangan seorang mukmin adalah ketika Allah mengatakan padanya: “Wahai hambaKu, Aku
telah ridha kepadamu. Wahai hambaKu, Aku telah mengampuni dosa-dosamu...”

Tentu saja, kaum muslimin yang dimuliakan Allah, kita tidak menafikan harapan-harapan
kita terhadap keberhasilan dan kemenangan yang bersifat duniawi. Karena itu, harapan tentang

Departemen Dakwah DPD WI Makassar © 1444


kemenangan bagi kaum beriman sangat berkaitan erat dengan keyakinan kita kepada SunnatuLlah
yang telah disebutkan di awal khutbah ini. Yaitu bahwa sepekat apapun sebuah kezhaliman dan
kejahatan, maka ia pasti akan tumbang. Para pelakunya akan binasa dengan cara yang seringkali
di luar perhitungan kita sebagai manusia.

Allah Ta’ala berfirman:

‫ّللا ِب َما يَ ْع َملُونَ ُم ِحيط‬ ُ َ‫ص ِب ُرواْ َوتَتَّقُواْ الَ ي‬


َ ‫ض ُّر ُك ْم َك ْي ُد ُه ْم‬
َ ‫ش ْيئًا ِإ َّن‬ ْ َ ‫َو ِإن ت‬

Artinya: “Dan jika kalian bersabar dan selalu bertakwa, niscaya muslihat mereka tidak akan
membahayakanmu sedikitpun. Sesungguhnya Allah itu Maha Mengetahui apa yang kalian
lakukan.” (Surah Ali Imran: 120)

Dan akhirnya, Allah Ta’ala mengingatkan:

‫ّللا قَ ِريب‬ ْ َ‫أَال ِإ َّن ن‬


ِ ‫ص َر‬

Artinya: “Ingatlah! Sesungguhnya pertolongan/kemenangan (dari) Allah itu sangat dekat.”


(Surah al-Baqarah: 214)

،‫َستَـ ْغ ّفُر للاَ ِّل َولَ ُك ْم‬ ّ


ْ ‫ت َما ََس ْعتُ ْم َوأ‬
ّ ‫اْلّك‬ ّ ّ ّّ ّ ّ ّ ُّ ‫اب و‬
َ ْ ‫السنَّة َونـَ َف َع ِّن َوإ ََي ُك ْم ِبَا فيه َما م َن الع ْل ّم َو‬
ُ ‫ قُـ ْل‬،‫ْمة‬ ّ ّ ّ
َ َ‫َِب َرَك للاُ ِّل َولَ ُك ْم ِف الكت‬
.‫إّنَّهُ ُه َو الغَ ُف ْوُر َّالرّحْي ُم‬
KHUTBAH KEDUA

َّ ‫ َوأَ ْش َه ُد أ‬، ‫ َوأَ ْش َه ُد أَ ْن َالْ إّلَهَ إَّّالْ للاُ تَـ ْع ّظْي َماً لّ َشأْنّّه‬، ‫ َوالْ ُّشكُْر لَهُ َعلَ ْى تَـ ْوفّْي ّق ّه َو ْامتّنَاْنّّه‬، ‫هلل َعلَ ْى إّ ْح َساْنّّه‬
ً‫َن ُُمَ َّم َدا‬ ّ ‫اْلم ُد‬
ْ َْ
‫خوانّّه‬ّ ّّ ْ ‫صلَّى للا َعلّْي ّه و َعلَى آلّّه وأ‬ ّّ ْ ‫عب ُده ورسولُه الْ َّداْ ّعي إّ ََل ّر‬
َ ‫َص َحاْبه َوإ‬ َ ْ َ ُ َ ‫ض َواْنه‬ ْ ْ ُ ْ ُ َ َ ُ َْ
.‫اجلَ َما َع ّة‬
ْ ‫اجلُ ْم َع ّة َو‬
ْ ‫ض ْوّر‬ ّ َّ‫ وحافّظُوا على الط‬،‫احش ماظَهر وما بطَن‬
ّ ّ ‫فَـيا اَيـُّها الن‬
ُ ‫اعة َو ُح‬ َ ‫َّاس اتَّـ ُقوا َاهلل تَـ َع‬
َ َ َ ْ َ َ ْ َ َ َ َ َ َ َ ‫اَل َو َذ ُروا الْ َف َو‬ ُ َ َ

Jamaah Jumat yang berbahagia…

Departemen Dakwah DPD WI Makassar © 1444


Dalam keyakinan kita bahwa semua kezhaliman itu pasti akan binasa pada akhirnya, bukan

berarti kita hanya berpangku tangan menunggu sirnanya kezhaliman itu. Di pundak kita tetap

terpikul tanggung jawab berikhtiar dan mengambil peran menghilangkan kezhaliman itu, sesuai

dengan kapasitas dan kemampuan kita.

Dalam level yang kita semua insya Allah sanggup melakukannya ada sebuah ikhtiar yang

mempunyai kekuatan dahsyat di sisi Allah. Ikhtiar itu bernama doa. Itulah sebabnya, senjata

terkuat hamba yang terzhalimi ada panah-panah doa yang dipanjatkan kepada Allah Sang Maha

kuasa, Sang Maha adil. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

‫ َوَد ْع َوةُ الْ َمظْلُ ّوم تُـ ْرفَ ُع َعلَى الْغَ َم ّام َوتُـ ْفتَ ُح َهلَا‬،‫الصائّ ُم َح ََّّت يـُ ْف ّطَر‬
َّ ‫ َو‬،‫ ا ّإل َم ُام الْ َع ّاد ُل‬:‫ثََلثَةٌ ال تُـَرَّد َد ْع َوا ُُتُْم‬
ٍ ‫ك ولَ ْو بَـ ْع َد ّح‬ ّ ْ‫ و ّعَّزِّت ْلَن‬:-‫ج َّل و َعَل‬- ‫ب‬ ّ ‫السماو‬
‫ي‬ َ َّ‫صَرن‬ ُ َ َ َ ُّ ‫الر‬ َّ ‫ول‬ ُ ‫ات َويَـ ُق‬ َ َ َّ ‫اب‬ ُ ‫أبْـ َو‬
Artinya: “Ada 3 golongan yang tidak ditolak doa-doa mereka: seorang pemimpin yang adil,

seorang yang berpuasa hingga ia berbuka, doa seorang yang terzhalimi, yang (untuknya) awan

terangkat dan pintu-pintu langit dibuka, lalu Allah Jalla wa ‘Ala berkata: ‘Demi

keMahaperkasaanKu, sungguh Aku akan menolongmu meskipun setelah beberapa waktu.’” (HR.

Ahmad dan Ibnu Hibban dengan sanad yang baik (jayyid)).

Maka, dalam gelap gulita kezhaliman di penjuru dunia ini, jangan pernah berhenti

memanjatkan ikhtiar doa-doa kita. Untuk negeri ini, untuk Gaza, untuk Uighur, untuk seluruh

negeri kaum muslimin.

‫صلُّ ْوا َعلَْي ّه َو َسلّه ُم ْوا تَ ْسلّْي ًما‬ ّ


َ ‫َِّب ََيَ يـُّ َها الَّذيْ َن َآمنُـ ْوا‬ ُّ َ ُ‫اّ َّن للاَ َوَمَلَئّ َكتَهُ ي‬
ْ ّ‫لى الن‬
َ ‫صل ْو َن َع‬
‫ َوَِب ّرْك َعلَى ُُمَ َّم ٍد‬. ‫ت َعلَى إّبْـَر ّاهْي َم َو َعلَى ّآل إّبْـَر ّاهْي َم‬
َ ‫صلَّْي‬
ٍ ّ ٍ
َ ‫اللَّ ُه َّم‬
َ ‫ص ّهل َعلَى ُُمَ َّمد َو َعلَى آل ُُمَ َّمد َك َما‬
‫حْي ٌد ََّمْي ٌد‬
َّ ‫َّك‬
َ ‫ي إّن‬ ّ ‫ِف‬،ّ ‫وعلَى ّآل ُُمَ َّم ٍد َكما ِبرْكت علَى إّبـر ّاهيم وعلَى ّآل إّبـر ّاهيم‬
َ ‫العالَم‬
َ َ ْ َْ َ َ َ ْ َْ َ َ َ َ َ ََ
‫ب‬ ّ
ّ ‫َي ََّسيع قَ ّري‬،‫ات‬ ّ ّ ‫ات اْْل‬
ّ َ‫والْم ْؤّمن‬ ّّ ّ ّ ّّ ّ ‫اَللَّ ُه َّم ا ْغ ّف ْر‬
ُ ‫ب َُمْي‬
ٌ ْ ٌ ْ َ ‫َحيَاء مْنـ ُه ْم َواْْل َْم َو‬
ْ ُ َ ‫ي‬
َ ْ ‫ َوالْ ُم ْؤمن‬،‫َوالْ ُم ْسل َمات‬ ‫ي‬
َ ْ ‫ل ْل ُم ْسلم‬
ّ ‫ال هدعو‬
.‫ات‬ ََ

Departemen Dakwah DPD WI Makassar © 1444


‫َعداءَ ال هّديْ َن ََي َع ّز ٌيز ََي قَـ َّه ٌار ََي‬
‫ي َوَد ّهم ْر أ َْع َداءَ َك أ َ‬ ‫ّ‬ ‫ي وأ َْهلّ ّ‬
‫ك الْ َك َفَرَة َو املُ ْش ّرك َ‬
‫ّّ‬ ‫اللَّ ُه َّم أ َّعَّز ّْ‬
‫اإل ْس ََل َم َو املُ ْسلم ْ َ‬
‫ي‬ ‫ب ّ‬
‫العالَم َ‬
‫َر َّ َ‬
‫ّّ ّ‬ ‫ّّ‬ ‫اَللَّه َّم انْصر إّخوانَـنا املست ْ ّ‬
‫ص ْر إّ ْخ َوانَـنَا الْ ُم َجاهديْ َن ِّف فل ْسط ْ َ‬
‫ي‬ ‫ي ِّف َغَّزة‪ ،‬اَللَّ ُه َّم انْ ُ‬
‫ض َعف ْ َ‬‫ُ ُْ ْ َ َ َ‬
‫ُ‬
‫ّ‬
‫ي ََي َع ّز ٌيز‬ ‫اح َفظْ ُه ْم ِّّب ْف ّظ َ‬
‫ك‪ََ ،‬ي قَ ّو ُّ‬ ‫اَللَّ ُه َّم أَيّه ْد ُه ْم بّتَأْيّْيد َك‪َ ،‬و ْ‬
‫ربـَّنَا ظَلَمنَا أَنْـ ُفسنَا وإّ ْن ََل تَـ ْغ ّفر لَنَا وتَـر َحْنَا لَنَ ُكونَ َّن ّمن ْ ّ‬
‫اْلَاس ّر َ‬
‫ين‬ ‫َ‬ ‫َ َ ْ ْ َْ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬
‫اب‬ ‫َّك أَنْ َ‬
‫ت الْ َوَّه ُ‬ ‫ب لَنَا ّم ْن لَ ُدنْ َ‬
‫ك َر ْحَةً إّن َ‬ ‫ّ‬
‫َربـَّنَا َال تُّز ْغ قُـلُوبَـنَا بَـ ْع َد إ ْذ َه َديْـتَـنَا َوَه ْ‬
‫الرّحْي ُم‬ ‫ربـَّنا تَـ َقبَّل ّمنَّا وقّيامنا وسائّر أ ّ‬
‫اب َّ‬ ‫َّك أَنْ َ‬
‫ت التـ ََّّو ُ‬ ‫ب َعلَْيـنَا إن َ‬
‫َعمالنَا َوتُ ْ‬
‫َ َ ََ َ َ َ َ‬ ‫ََ‬

‫وف َرّح ٌيم‬ ‫ّ ّّ‬ ‫ربـَّنَا ا ْغ ّفر لَنَا وّّإلخوانّنَا الَّ ّذين سبـ ُق َ ّ ّ ّ‬
‫ين َآمنُوا َربـَّنَا إّن َ‬
‫َّك َرءُ ٌ‬ ‫ّ‬
‫وَن ِبْإلميَان َوَال ََْت َع ْل ِف قُـلُوبّنَا غ اَل للَّذ َ‬ ‫َ ََ‬ ‫ْ َ َْ‬ ‫َ‬
‫ّ‬ ‫ّ‬ ‫َربـَّنَا آتّنَا ِّف ُّ‬
‫الدنْـيَا َح َسنَةً َوِّف ْاْلخَرّة َح َسنَةً َوقنَا َع َذ َ‬
‫اب النَّا ّر‬
‫ّ‬ ‫ص ُفو َن وس ََلم علَى الْمرسلّي و ْ ّ ّ‬
‫ك ر ّب الْعَّّزّة ع َّما ي ّ‬
‫ي‬ ‫اْلَ ْم ُد َّلِل َر ّه‬
‫ب الْ َعالَم َ‬ ‫َ َ ٌ َ ُْ َ َ َ‬ ‫َ َ‬ ‫ُسْب َحا َن َربّه َ َ ه‬

‫‪Departemen Dakwah DPD WI Makassar © 1444‬‬

You might also like