Professional Documents
Culture Documents
Abstract
•ž•Ž—•œ 1‹ž••¢’—•1Œ‘Š›ŠŒ•Ž›’œ•’Œœ1™‘Ž—˜–Ž—Š1‘Šœ1‹ŽŒ˜–Ž1Š1Œ˜—ŒŽ›—1‹ŽŒŠžœŽ1Ž•žŒŠ•’˜—Š•1’—œ•’•ž•’˜—1
where educative individuals are being train has in fact become a place of bullying. Bullying is an
act of hurting someone done by an individual or group. Bullying is not limited to a community or
educational institutional, such as a university, as a whole, but it happened in a narrower area that
is related to a campus . dormitory. Dormitory, a place conducive for learning is a social laboratory,
with an educative, social, moral and regeneration function. Based on the statistical data of bullying
cases of university A, released by the office of the student affairs in 2008, it was found out that
there are 1 or 2 cases every semester. Bullies usually consist of 1 to 8 students.To know the types of
bullying, factors and affects that causes the act on the victims and dormitory community, and
efforts of prevention. A qualitative research was done to dig deep into the real picture of bullying.
An interview and discussions were done toward 14 reseach subject. Sources and methodology
triangular were done to validate the data. Data analysis was done using the open coding steps.
Bullying causes factors in university A is the same in general that is seniority factor, imitating the
past experiences. Seniors expect themselves to be honored and problem occurred when juniors
dishonored them. Bullies bullied because they were once victims, therefore bullying is somehow
done as an act of revenge. Bullying acts occurred in dormitory of university A in Bandung. Anti-
bullying systems designed by the university are: Religious understanding development, religious
teaching implemen•Š•’˜—ð1 ž™•’••’—•1 –˜›Š•1 ŸŠ•žŽœï1 •‘Ž›œ1 •‘’—•œ1 •˜—Ž1 Š›Ž1 ’–™›˜Ÿ’—•1 œ•ž•Ž—•œ 1
controlling system by the dormitory deans and monitors (dormitory workers).
Keywords: bullying, dormitory, students
lalu korban tersebut dipaksa untuk mandi mengakibatkan korbannya menjadi putus
di tengah malam. Kendati para mahasiswa asa, menyendiri, tidak mau bergaul, tidak
tinggal di asrama yang cukup dengan bersemangat, bahkan berhalusinasi. Mes-
aturan dan rutinitas beribadah, tetapi kipun ejekan, cemoohan, olok-olok mung-
masih terdapat perilaku bullying yang kin terkesan sepele dan terlihat wajar,
sangat merugikan bagi penghuninya. namun pada kenyataan hal itu tidak
Bullying dapat terjadi diberbagai tem- sepenuhnya benar. Hal-hal tersebut dapat
pat, kapanpun, dan pada siapa saja. Pene- menjadi senjata tak kenal ampun yang
litian sebelumnya menunjukkan bahwa secara perlahan namun pasti dapat meng-
bullying dapat terjadi di rumah tangga, hancurkan seseorang. Aksi-aksi negatif
sekolah dan lingkungan kampus (Syakrani dari perilaku bullying dapat mengancam
& Mafriana, 2005). Bullying dilakukan tat- segala aspek kehidupan para korbannya.
kala mahasiswa sedang menjalani orien- Apalagi jika perilaku bullying mengarah
tasi pengenalan kampus bahkan juga dila- pada aksi kekerasan fisik. Hasil dari
kukan di asrama tempat tinggal mereka. penelitian yang dilakukan oleh peneliti
Pada Universitas A tempat penelitian ini lain menunjukkan persamaan yaitu bahwa
dilakukan, bullying terjadi bukan hanya di korban bullying akan cenderung menga-
asrama tetapi juga di lingkungan kampus lami berbagai gangguan. Gangguan terse-
terutama di tempat-tempat yang bebas but meliputi penyesuaian sosial yang bu-
dari pengawasan dosen maupun Kepala ruk juga gangguan psikologis (Riauskina,
asrama. Pelaku bullying bebas melakukan dkk, 2005). Berbeda halnya dengan pelaku,
tindakannya ketika orang-orang yang melalui ungkapan yang terekam menun-
dianggap memiliki kewenangan di kam- jukkan bahwa ia merasa semakin memiliki
pus sedang tidak mengawasi mereka. wibawa. Demi menjaga wibawa diantara
Tempat-tempat yang paling dianggap teman-temannya, pelaku melakukan bully-
kondusif untuk melakukan bullying ada- ing. Pelaku juga mendapatkan kepuasan
lah: kamar mandi, kamar kosong, bahkan setelah melakukan tindakan tersebut.
kamar hunian korban ketika penghuni Kendati demikian, setengah dari subjek
lainnya tidak ada di tempat. penelitian yang merupakan pelaku
bullying mengaku ada akibat lain yang
Temuan yang didapati pada tahun
dirasakan setelah melakukan perbuatan-
2012 di Universitas A adalah adanya
nya yaitu rasa malu dan minder. Ungkap-
bullying yang dilakukan antar saudara.
an ini menunjukkan bahwa lingkungan
Banyak mahasiswa yang bersaudara kan-
sosial menjadikan ia merasa terhukum
dung maupun saudara jauh berkuliah di
atas perbuatannya. Hal tersebut membuat
universitas tersebut. Secara ideal, seharus-
pelaku malu atas perbuatan yang pernah
nya sebagai saudara baik kandung mau-
dilakukannya.
pun kerabat jauh tetap menjaga tali
persaudaraan. Apalagi mahasiswa yang
Mengatasi bullying
bersaudara tersebut tinggal di asrama dan
jauh dari orangtua. Bullying yang dilaku- Hampir semua subjek penelitian pada
kan antar saudara tersebut adalah pengan- penelitian ini mengatakan bahwa me-
caman dengan menggunakan senjata nangani pelaku bullying harus dengan
tajam. sikap yang tegas tetapi bijaksana. Mem-
perlakukan mereka dengan hormat,
Hasil penelitian yang dilakukan di
sehingga mereka akan mempertanggung-
asrama Universitas A, bahwa bullying
harus tetap diwaspadai karena meng- pemaksaan pada korban untuk meneng-
akibatkan dampak yang tidak baik teru- gak minuman keras, ditelanjangi lalu
tama bagi korbannya. Tidak sedikit kasus korban tersebut dipaksa untuk mandi di
bullying di asrama yang akhirnya menim- tengah malam. Faktor penyebab terjadinya
bulkan trauma besar bagi siswa untuk bullying oleh mahasiwa di Universitas A,
melanjutkan pendidikan. Pemahaman yaitu faktor senioritas, meniru serta
mahasiswa tentang bullying cukup bera- pengalaman masa lalu. Para pelaku pada
gam, bahwa mereka memahami bullying umumnya melakukan bullying karena
sebagai suatu tinda-kan yang merugikan memilki pengalaman menjadi korban pada
bagi pelaku maupun korban. Para korban masa lampau. Sehingga perilaku bullying
mengatakan bahwa bullying adalah suatu dilakukan karena ingin melampiaskan
tindakan kekerasan yang dilakukan oleh balas dendam.
pihak kuat terhadap pihak lemah. Hasil penelitian yang dilakukan di
Sikap yang bijaksana dan arif sangat asrama Universitas A, bahwa bullying
diperlukan dalam menangani pelaku mengakibatkan korbannya menjadi putus
bullying maupun korban bullying. Bullying asa, menyendiri, tidak mau bergaul, tidak
tidak hanya memberi dampak negatif bersemangat, bahkan berhalusinasi. Berbe-
pada korban, melainkan juga pada para da halnya dengan pelaku, mereka merasa
pelakunya. Hampir semua subjek peneli- semakin memiliki wibawa. Pelaku juga
tian pada penelitian ini mengatakan bah- mendapatkan kepuasan setelah melaku-
wa menangani pelaku bullying harus kan tindakan tersebut. Kendati demikian,
dengan sikap yang tegas tetapi bijaksana. setengah dari subjek penelitian yang
Memperlakukan mereka dengan hormat, merupakan pelaku mengaku ada akibat
sehingga mereka akan mempertanggung- lain yang dirasakan setelah melakukan
jawabkan perbuatannya. perbuatannya yaitu rasa malu dan minder.
Kebijakan anti bullying yang diterap- Ungkapan ini menunjukkan bahwa ling-
kan oleh universitas harus didukung oleh kungan sosial menjadikan pelaku merasa
berbagai pihak. Upaya pencegahan terhukum atas perbuatannya.
bullying memang harus menjadi perhatian Kebijakan yang dirancang di Universi-
semua pihak. Seluruh komponen yang tas A antara lain: peningkatan pemahaman
terkait dengan lingkungan kampus antara agama, menghidupkan ajaran agama, serta
lain mahasiswa, dosen, maupun orang tua menegakkan nilai-nilai keluhuran. Pelak-
harus punya peran untuk menghentikan sanaan kegiatan beribadah sekali dalam
bullying. sepekan secara bersama-sama dengan
seluruh civitas akademika. Hal lain yang
diberlakukan adalah sistem pengawasan
Kesimpulan
mahasiswa di asrama oleh Monitor dan
Bentuk-bentuk bullying yang pernah Kepala asrama (pegawai asrama). Maha-
terjadi di asrama Universitas A yaitu; siswa diberikan kesempatan untuk
berupa intimidasi, pemalakan, pemukul- mengutarakan pendapatnya melalui ang-
an, ucapan-ucapan kotor dan melecehkan. ket yang dibagikan. Saran-saran yang
Hal yang cukup tragis ditemukan pada dapat diberikan bagi Universitas A khu-
penelitian ini yakni adanya bentuk susnya biro kemahasiswaan dan depar-
bullying yang lebih ekstrim dari sekadar temen asrama antara lain: (1) perlu
intimidasi. Bentuk bullying tersebut adalah meniadakan jarak antara mahasiswa baru
Dinas Pariwisata Jawa Barat (2006). Profil Polanin, J.R., Espelage, D.L., & Pigott, T.D.
kota Bandung. Diunduh dari: http:// (2012) A meta analysis of school based
www.bandung.go.id. tanggal 10 Sep- ‹ž••¢’—•1 ™›ŽŸŽ—•’˜—1 ™›˜•›Š– 1 Ž••ŽŒ•œ1
tember 2008. on intervention behavior school.
Psychology Review, 41(1) 47-65.
Heames, J.T., Harvey, M.G., &Treadway,
D. (2006). Status inconsistency: an Riauskina, I., Djuwita, R. & Soesetia, S.R.
antedent to bullying behavior in ûXVV[üï1 Ž—ŒŽ•-•Ž—ŒŽ•Š— 1 •’–Š•Š1
groupsJournal of Human Resources siswa/siswi kelas I SMA: Naskah
Management, 17(2), 384-361. kognitif tentang arti, skenario, dan
•Š–™Š”1 Ž—ŒŽ•-•Ž—ŒŽ•Š— ï1 Journal
Hoover, J., & Milner C.W. (1998). Are
PsikologiSosial, 12, 1-13.
hazing and Bullying related to love
and belongingness? Reclaiming chil- Rigby, K., & Slee, P. (1999b). Suicidal
dren and youth.Request Psychology ideation among adolescentschool
Journal, 7(3), 138-141 children, involvement in bully-victim
problems and perceived social sup-
Juwita, R. (2008). Sekolah nyaman, bullying
enggan. Diunduh dari: http://www.
port. Journal of Suicide & Life- Sukmadinata, S.N. (2005). Metodologi pene-
Threatening Behavior, 29, 119-130. litian pendidikan. Bandung: PT Remaja
Sejiwa. (2008). Bullying,mengatasi kekerasan RosdaKarya.
di sekolah dan lingkungan sekitar anak. Syakrani & Mafriana. (2005). Kaji tindak
Jakarta:Gramedia. penanggulangan kekerasan dalam rumah
Smith, J.D., Cousins, J.B., & Stewart. B. tangga. Yogyakarta: Pusat Studi
(2005). Anti bullying intervention in Kependudukan dan Kebijakan Univer-
schools: ingridents of affective pro- sitas Gadjah Mada.
gram. Canadian Journal of Education, 28 Townsend, J.M. (1998). Diagnosa
(4), 739-762. keperawatan pada keperawatan psikiatri,
Smith, P.K., Singer, M., Helge, H., & Edisi 3 (terjemahan). Jakarta: EGC.
Cooper, C.L.(2003).Victimization in Wahab, R. (2008). Asrama mahasiswa = lab
school & the workplace: are there any sosial. Kedaulatan Rakyat. 2 Maret. hal.
link?. British Journal of Psychology. 94, 1 & 23.
175-188. Yahaya, A., & Ahmad, A.L. (2005).
Suci, R.R. (2008) Perbedaan self-regulation Persepsi guru dan pelajar terhadap
pada mahasiswa yang bekerja dan perlakuan bullying di kalangan pelajar
mahasiswa yang tidak bekerja. Jurnal Sekolah Menengah Daerah Batu Pahat.
Ilmiah Psikologi, 1(1) 34-48. Jurnal Teknologi, 43(5), 63-66.