You are on page 1of 11

1. Jesslyn Jevera Osman 6.

Askinah Shadifa
(01031282126073) (01031382126174)
2. Dela Puspa Ahmadi 7. Sandrina Maulidiyah
(01031382126135) (01031382126175)
3. Aisyah Azzahra 8. Erisa Virena Vasyah
(01031382126144) (01031382126176)
4. Noval Wahid 9. Verdiansyah
(01031382126146) (01031382126178)
5. Faris 10. Maliyhah Athiyyah
(01031382126159) (01031382126191)

Adila, D., Nuryartono, N., Oak, M., 2021. The Environmental Kuznets Curve for Deforestation
in Indonesia. Econ. Financ. Indones. 67, 195. https://doi.org/10.47291/efi.v67i2.671

Afriyanti, D., Kroeze, C., & Saad, A. (2016). Indonesia palm oil production without
deforestation and peat conversion by 2050. Science of the Total Environment, 557, 562-570.

Gultom, J.E.I., Mumbunan, M.T., 2023. Determinants of Deforestation in Indonesia. Tri Panji
Lib. Arts J. 2, 48–61. Diambil dari https://jurnal-tripanji.id/tripanji/article/view/13

Hamid, S., & Paramitaningrum, P. (2023). Indonesian Economic Diplomacy toward Palm Oil:
Indonesia’s Respond to the EU Resolution on Palm Oil and Deforestation of Rainforest
(2016/2222 (INI)). In E3S Web of Conferences (Vol. 388). EDP Sciences.

Hariyanti, F., & Syahza, A. (2024). Economic transformation based on Leading Commodities
through sustainable development of the oil palm industry. Heliyon.

Octavia, D., Suharti, S., Murniati, Dharmawan, I. W. S., Nugroho, H. Y. S. H., Supriyanto, B., ...
& Ekawati, S. (2022). Mainstreaming smart agroforestry for social forestry implementation
to support sustainable development goals in Indonesia: A review. Sustainability, 14(15),
9313.

Purnomo, H., Okarda, B., Dermawan, A., Ilham, Q. P., Pacheco, P., Nurfatriani, F., &
Suhendang, E. (2020). Reconciling oil palm economic development and environmental
conservation in Indonesia: A value chain dynamic approach. Forest Policy and Economics,
111, 102089.

Riyadi, A., & Andri, K. B. (2015). Analisis kinerja sektor pertanian dalam pembangunan wilayah
di provinsi sulawesi barat. Agricultural Socio-Economics Journal, 15(2), 94-94.

Sumarga, E., & Hein, L. (2016). Benefits and costs of oil palm expansion in Central Kalimantan,
Indonesia, under different policy scenarios. Regional Environmental Change, 16, 1011-
1021.
Kurva Kuznets Lingkungan untuk Deforestasi di Indonesia

Diplomasi Ekonomi Indonesia terhadap Kelapa Sawit: Tanggapan Indonesia terhadap Resolusi Uni Eropa
tentang Kelapa Sawit dan Deforestasi Hutan Hujan (2016/2222(INI))

Secara keseluruhan, penelitian-penelitian yang kami temui menyoroti kompleksitas hubungan antara
pertumbuhan ekonomi, industri kelapa sawit, dan pelestarian lingkungan di Indonesia. Diperlukan
pendekatan yang holistik dan kolaboratif dalam merancang kebijakan untuk menjaga keseimbangan
antara pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan keberlanjutan lingkungan.

Melalui jurnal-jurnal yang telah kami baca dan analisa. Kami juga menyimpulkan dengan tujuh poin
dibawah ini.

1. Pertumbuhan ekonomi Indonesia dan industri minyak kelapa sawit (CPO) memiliki dampak yang
signifikan terhadap lingkungan, terutama terkait dengan deforestasi.

2. Terdapat hubungan kompleks antara pertumbuhan ekonomi, konsumsi energi, dan tingkat deforestasi,
yang menyoroti pentingnya kebijakan yang berkelanjutan dalam mengelola sumber daya alam.

3. Keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan pelestarian lingkungan merupakan tantangan utama
dalam pengembangan industri kelapa sawit yang berkelanjutan.

4. Skema sertifikasi minyak kelapa sawit berkelanjutan memiliki potensi untuk meningkatkan
keberlanjutan lingkungan dan kesejahteraan sosial, tetapi memerlukan dukungan yang kuat untuk
implementasinya.

5. Diplomasi ekonomi memainkan peran penting dalam menjaga akses pasar bagi produk kelapa sawit
Indonesia, dengan penekanan pada keberlanjutan industri sebagai strategi utama.

6. Deforestasi dapat dikendalikan melalui kebijakan yang mendorong praktik produksi yang
berkelanjutan, perlindungan hutan, dan promosi pola konsumsi yang berkelanjutan.

7. Kemitraan antara pemerintah, industri, dan masyarakat sipil diperlukan dalam merancang dan
melaksanakan kebijakan yang mendukung keberlanjutan industri kelapa sawit.

Berdasarkan 10 jurnal yang telah dianalisis memberikan pemahaman yang mendalam tentang hubungan
antara perekonomian Indonesia dengan deforestasi, perkebunan minyak sawit, perkebunan kayu sekala
besar, pertanian, dan perkebunan skala kecil. Berikut kesimpulan umum dan analisis dari seluruh jurnal
yang kami analisa:

Kesimpulan Umum

1. Perekonomian Indonesia dan Deforestasi

 Pertumbuhan ekonomi Indonesia, yang tercermin dalam pendapatan per kapita dan konsumsi,
telah terbukti berkaitan dengan tingkat deforestasi. Teori Environmental Kuznets Curve (EKC)
menunjukkan hubungan awal yang positif antara pendapatan dan deforestasi, yang kemudian
menurun setelah mencapai titik tertentu.
 Faktor-faktor ekonomi seperti konsumsi, belanja pemerintah, dan investasi mempengaruhi tingkat
deforestasi di Indonesia. Dalam beberapa penelitian, konsumsi telah terbukti menjadi faktor yang
signifikan dalam mendorong deforestasi.

2. Perkebunan Minyak Sawit

 Perkebunan minyak sawit adalah salah satu sektor ekonomi utama Indonesia yang berkaitan erat
dengan deforestasi. Upaya diplomasi ekonomi dilakukan untuk menjaga pemasaran minyak
kelapa sawit di pasar global, terutama di Uni Eropa yang mengeluarkan resolusi terkait
pembatasan penggunaan biodiesel dari minyak sawit.

3. Perkebunan Kayu Sekala Besar

 Industri perkebunan kayu sekala besar juga menjadi faktor penting dalam deforestasi. Berbagai
penelitian menyoroti dampaknya terhadap lingkungan dan masyarakat setempat. Perlindungan
hutan dan pengembangan keberlanjutan industri kayu menjadi fokus dalam menjaga
keseimbangan antara ekonomi dan lingkungan.

4. Pertanian dan Perkebunan Skala Kecil

 Sektor pertanian dan perkebunan skala kecil memainkan peran penting dalam ekonomi lokal dan
nasional. Pertanian merupakan bagian penting dari struktur ekonomi daerah, sementara
perkebunan skala kecil memberikan kontribusi yang signifikan terhadap mata pencaharian dan
kesejahteraan masyarakat setempat.

Melalui analisis integrasi kami, kami menyimpulkan bahwa hubungan antara pertumbuhan ekonomi dan
tingkat deforestasi menggarisbawahi kompleksitas tantangan yang dihadapi Indonesia dalam mencapai
keberlanjutan lingkungan dan pertumbuhan ekonomi yang inklusif. Disamping itu, upaya diplomasi
ekonomi, kebijakan perlindungan lingkungan, dan pengembangan industri berkelanjutan menjadi kunci
dalam mengatasi konflik antara pertumbuhan ekonomi dan pelestarian lingkungan. Pendekatan holistik
menjadi penting karna untuk memperhitungkan berbagai aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan dalam
pengambilan keputusan untuk menjaga keseimbangan antara kebutuhan pembangunan ekonomi dan
pelestarian sumber daya alam.

Dapat dipahami bahwa hubungan antara perekonomian Indonesia dan deforestasi melibatkan faktor-
faktor yang kompleks dan saling terkait. Upaya untuk menjaga keberlanjutan lingkungan dan
pertumbuhan ekonomi yang inklusif memerlukan kerjasama lintas sektor, penerapan kebijakan yang
bijaksana, dan keterlibatan aktif dari semua pemangku kepentingan.

Jurnal 1:

- Penelitian ini membahas faktor-faktor yang berkontribusi terhadap deforestasi di Indonesia dan
menemukan hubungan Environmental Kuznets Curve (EKC) antara deforestasi dan pendapatan di
Indonesia.

- Pertumbuhan ekonomi awalnya berhubungan dengan peningkatan deforestasi, tetapi setelah mencapai
ambang batas pendapatan tertentu, deforestasi mulai menurun.

- Studi ini memberikan pemahaman tentang hubungan antara kualitas lingkungan dan pertumbuhan
ekonomi di Indonesia dan menyoroti pentingnya kebijakan untuk mengurangi deforestasi.

Jurnal 2:

- Membahas upaya Indonesia dalam menghadapi penurunan pemasaran minyak kelapa sawit di pasar Uni
Eropa.

- Menekankan pentingnya diplomasi ekonomi dalam menjaga kepentingan nasional Indonesia di pasar
global.

- Memberikan wawasan tentang bagaimana sumber daya alam memengaruhi hubungan perdagangan dan
politik antara Indonesia dan Uni Eropa.

Jurnal 3:

- Menganalisis transformasi ekonomi dan keberlanjutan industri pengolahan kelapa sawit di Kabupaten
Bengkalis.

- Industri kelapa sawit dapat berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi, pelestarian lingkungan, dan
kesejahteraan sosial.
- Memberikan wawasan bagi pembuat kebijakan dan pemangku kepentingan untuk meningkatkan
keberlanjutan industri dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi.

Jurnal 4:

- Membahas aspek terkait industri minyak kelapa sawit di Indonesia, tantangan, solusi potensial, dampak
lingkungan, dan implikasi ekonomi.

- Menekankan pentingnya memahami sinergi dan trade-off dalam pembuatan kebijakan.

- Menggunakan model simulasi untuk menemukan keseimbangan antara pengembangan ekonomi dan
konservasi lingkungan.

Jurnal 5:

- Menganalisis dampak variabel ekonomi dan konsumsi energi terhadap tingkat deforestasi di Indonesia.

- Pertumbuhan ekonomi dapat memiliki dampak positif dalam mengurangi tingkat deforestasi, sejalan
dengan teori Environmental Kuznet Curve.

- Memberikan rekomendasi kebijakan untuk mengurangi deforestasi sambil tetap memperhatikan


pertumbuhan ekonomi dan keberlanjutan lingkungan.

Jurnal 6:

- Membahas potensi produksi minyak kelapa sawit yang berkelanjutan di Indonesia hingga tahun 2050.

- Menyoroti pentingnya kebijakan yang dapat mencegah deforestasi dan konversi lahan gambut di masa
depan.

- Memberikan dasar untuk pengambilan keputusan dan analisis produksi minyak kelapa sawit yang
berkelanjutan di Indonesia.

Jurnal 7:

- Membahas kemungkinan pencapaian target pemerintah untuk mengakhiri deforestasi dan menempatkan
Indonesia sebagai salah satu negara berpenghasilan tinggi pada tahun 2045.

- Menyarankan strategi untuk menciptakan kehilangan hutan yang minimum dan meningkatkan
pendapatan per kapita di tahun-tahun mendatang.

- Memberikan kontribusi penting dalam memahami bagaimana faktor-faktor ekonomi berperan dalam
aktivitas deforestasi di Indonesia.
Jurnal 8:

- Membahas dampak faktor ekonomi terhadap deforestasi di Indonesia.

- Mendorong perlunya pola konsumsi yang berkelanjutan dan peraturan yang kuat untuk memerangi
deforestasi.

- Menyoroti pentingnya strategi komprehensif dalam menangani masalah deforestasi di Indonesia.

Jurnal 9:

- Menganalisis kinerja sektor pertanian Sulawesi Barat dalam perspektif pembangunan daerah.

- Sektor pertanian memainkan peran penting sebagai penopang utama struktur perekonomian daerah.

- Memberikan wawasan bagi kebijakan ekonomi nasional dan dapat diadopsi oleh daerah-daerah lain di
Indonesia.

Kesimpulan keseluruhan:

- Studi-studi ini menyajikan pemahaman mendalam tentang faktor-faktor yang mempengaruhi deforestasi
di Indonesia dan memberikan rekomendasi kebijakan untuk mengurangi deforestasi s

Jurnal-jurnal diatas memberikan gambaran yang komprehensif tentang hubungan antara


perekonomian Indonesia dengan isu-isu deforestasi, perkebunan minyak sawit, perkebunan kayu
skala besar, serta pertanian dan perkebunan skala kecil. Analisis dan tanggapan kami, sebagai
berikut.

Jurnal 1

Studi ini menyoroti adanya hubungan Environmental Kuznets Curve (EKC) antara deforestasi
dan pendapatan di Indonesia. Temuan menunjukkan bahwa ketika pendapatan meningkat,
kehilangan tutupan pohon awalnya meningkat, namun kemudian menurun setelah mencapai
ambang batas pendapatan tertentu. Hal ini menunjukkan pentingnya kebijakan untuk mengurangi
deforestasi, seperti skema REDD+.

Studi ini memberikan pemahaman yang mendalam tentang bagaimana pertumbuhan ekonomi
dapat mempengaruhi kerugian tutupan pohon di Indonesia. Rekomendasi kebijakan seperti
REDD+ menunjukkan pentingnya upaya bersama untuk menjaga keberlanjutan lingkungan.
Jurnal 2

Artikel ini membahas upaya Indonesia dalam menghadapi resolusi Uni Eropa terkait minyak
kelapa sawit dan deforestasi. Penelitian menunjukkan langkah-langkah strategis yang diambil
Indonesia, seperti kerjasama antara pemerintah dan sektor swasta, untuk mempertahankan
pemasaran minyak kelapa sawitnya di pasar Uni Eropa.

Studi ini memberikan gambaran yang jelas tentang upaya diplomasi ekonomi Indonesia dalam
menghadapi tantangan perdagangan global terkait minyak kelapa sawit dan deforestasi.

Jurnal 3

Artikel ini menganalisis transformasi ekonomi dan keberlanjutan industri pengolahan kelapa
sawit di Kabupaten Bengkalis. Temuan menunjukkan bahwa pengembangan berkelanjutan
industri kelapa sawit dapat berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi, pelestarian lingkungan,
dan kesejahteraan sosial.

Studi ini memberikan wawasan tentang potensi dan tantangan dalam mengembangkan industri
kelapa sawit yang berkelanjutan, dengan fokus pada Kabupaten Bengkalis. Ini memberikan
pandangan tentang pentingnya keberlanjutan dalam pengembangan industri.

Jurnal 4

Artikel ini membahas berbagai aspek terkait industri minyak kelapa sawit di Indonesia dan
mencari keseimbangan antara pembangunan ekonomi dan konservasi lingkungan. Penelitian
menyoroti pentingnya pemahaman sinergi dan trade-off di antara faktor-faktor ekonomi, sosial,
dan lingkungan dalam pembuatan kebijakan.

Studi ini memberikan pemahaman tentang kompleksitas tantangan yang dihadapi dalam menjaga
keseimbangan antara pembangunan ekonomi dan pelestarian lingkungan, khususnya dalam
konteks industri minyak kelapa sawit.

Jurnal 5

Penelitian ini menganalisis dampak variabel ekonomi dan konsumsi energi terhadap tingkat
deforestasi di Indonesia. Temuan menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi dapat mengurangi
tingkat deforestasi, sejalan dengan teori Environmental Kuznet Curve.
Studi ini memberikan wawasan tentang bagaimana variabel ekonomi dan konsumsi energi
mempengaruhi tingkat deforestasi di Indonesia, dengan memberikan rekomendasi kebijakan
yang relevan.

Jurnal 6

Jurnal ini membahas potensi produksi minyak kelapa sawit yang berkelanjutan di Indonesia
hingga tahun 2050. Studi ini menyoroti pentingnya kebijakan yang dapat mencegah deforestasi
dan konversi lahan gambut di masa depan untuk menjaga keberlanjutan produksi minyak kelapa
sawit.

Penelitian ini menawarkan skenario-skenario untuk menghasilkan minyak kelapa sawit secara
berkelanjutan di Indonesia, memberikan landasan untuk pengambilan keputusan dan analisis
kebijakan.

Jurnal 7

Jurnal ini membahas upaya Indonesia untuk mencapai target pemerintah dalam menghentikan
deforestasi dan menjadi negara berpenghasilan tinggi pada tahun 2045. Tanpa perbaikan dalam
pengelolaan hutan, target pemerintah mungkin tertunda, dengan kehilangan hutan yang lebih
signifikan. Studi ini juga menyarankan strategi untuk menciptakan kehilangan hutan minimum
dan meningkatkan pendapatan per kapita di masa mendatang.

Pertumbuhan penduduk di Indonesia meningkatkan permintaan akan makanan dan kayu, yang
memicu deforestasi. Namun, perbaikan dalam tata kelola hutan dan strategi ekonomi yang
berkelanjutan dapat mengurangi deforestasi sambil meningkatkan kesejahteraan sosial dan
ekonomi. Studi ini menyoroti perlunya kebijakan yang mengisi kesenjangan antara target
pemerintah dan perkiraan realitas untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan
penghentian deforestasi.

Jurnal 8

Jurnal ini menganalisis kinerja sektor pertanian di Sulawesi Barat dalam perspektif
pembangunan daerah. Studi ini menunjukkan bahwa sektor pertanian masih menjadi pembentuk
utama struktur perekonomian Sulawesi Barat. Meskipun kontribusinya menurun, sektor
pertanian tetap menjadi sektor basis dengan nilai Location Quotient (LQ) yang tinggi.

Peningkatan kinerja sektor pertanian dihubungkan dengan peningkatan penyerapan tenaga kerja,
yang dapat membantu mengatasi masalah pengangguran. Sektor pertanian di Sulawesi Barat
diharapkan akan tetap menjadi sektor fundamental di masa mendatang dan memberikan
kontribusi signifikan terhadap pembangunan wilayah.
Jurnal 9

Analisis jurnal mengenai deforestasi di Indonesia menggunakan Teori Transisi Hutan


menunjukkan bahwa variabilitas deforestasi dipengaruhi oleh kepadatan penduduk, kondisi
ekonomi, dan geografi. Model analisis mengidentifikasi bahwa daerah dengan tutupan hutan
yang lebih luas dan kepadatan penduduk yang lebih rendah cenderung mengalami penurunan
deforestasi. Namun, peningkatan pendapatan per kapita terindikasi sebagai penghambat
penurunan laju deforestasi, yang menunjukkan bahwa pembangunan ekonomi meningkatkan
tekanan terhadap hutan.

Tanggapan terhadap studi ini menggarisbawahi pentingnya strategi berkelanjutan dan terintegrasi
untuk mengurangi deforestasi, termasuk kejelasan tenurial, sistem imbal jasa lingkungan,
peningkatan nilai tambah produk hutan, insentif konservasi, dan peningkatan teknologi
pertanian. Implementasi strategi ini memerlukan pertimbangan terhadap kondisi lokal dan
keterlibatan masyarakat setempat untuk menjamin keberhasilan pelestarian hutan dan
pembangunan berkelanjutan di Indonesia.

Jurnal ke 10

Pengembangan lahan berskala besar untuk pertanian di Indonesia, terutama proyek seperti
MIFEE, berpotensi memberikan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Namun,
perlu diingat bahwa risiko deforestasi dan dampak lingkungan harus diatasi dengan strategi
pengelolaan yang berkelanjutan, terutama dalam ekspansi perkebunan kelapa sawit. Dengan
mematuhi standar keberlanjutan dan memperhatikan dampak sosial serta lingkungan,
pengembangan ini dapat memberikan manfaat ekonomi yang signifikan tanpa merugikan
lingkungan dan masyarakat lokal.

Pentingnya memperhitungkan hubungan antara pengembangan pertanian dan perkebunan


berskala kecil dengan keberlanjutan juga ditekankan. Meskipun fokus pada akuisisi lahan
berskala besar, pendekatan inklusif dan berkelanjutan diperlukan untuk mendukung pertanian
dan perkebunan berskala kecil di Indonesia.

Kesepuluh jurnal tersebut menyoroti berbagai aspek yang terkait dengan hubungan antara
pertumbuhan ekonomi, perkebunan (terutama minyak sawit dan kayu), pertanian, dan deforestasi
di Indonesia. Pada jurnal 1 dan 5, konsep Environmental Kuznets Curve (EKC) menunjukkan
bahwa pertumbuhan ekonomi awalnya meningkatkan deforestasi, namun pada suatu titik,
deforestasi mulai menurun. Temuan ini mencerminkan fakta bahwa pada tahap awal
pembangunan ekonomi, aktivitas ekstraktif seperti deforestasi cenderung meningkat, tetapi
ketika negara mencapai tingkat pendapatan yang lebih tinggi, kesadaran akan keberlanjutan
lingkungan meningkat, dan tindakan preventif diambil. Rekomendasi kebijakan seperti REDD+
(Reducing Emissions from Deforestation and Forest Degradation) juga menunjukkan kesadaran
akan pentingnya mitigasi deforestasi. Adanya pola EKC menunjukkan bahwa pertumbuhan
ekonomi awalnya meningkatkan deforestasi, namun kemudian menurun setelah mencapai
ambang batas tertentu. Namun, temuan lain menekankan bahwa pertumbuhan ekonomi juga
dapat meningkatkan tekanan terhadap hutan, seperti yang disoroti dalam Jurnal 9.

Studi pada jurnal 2, Jurnal 3, dan Jurnal 6, menyoroti peran penting industri perkebunan,
terutama perkebunan kelapa sawit, dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia. Namun, ada
perhatian yang besar terhadap dampak lingkungan dari ekspansi perkebunan kelapa sawit,
termasuk risiko deforestasi dan keberlanjutan penggunaan lahan. Meskipun demikian,
pentingnya pengembangan berkelanjutan dalam industri ini ditekankan, menunjukkan bahwa
pertumbuhan ekonomi tidak boleh dicapai dengan merusak lingkungan. Strategi kebijakan yang
mendorong produksi minyak sawit yang berkelanjutan dan berfokus pada pelestarian hutan
menjadi kunci untuk menjaga keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan konservasi
lingkungan.

Beberapa jurnal, seperti Jurnal 4 dan Jurnal 7, memperhatikan tantangan dalam mencapai
keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan pelestarian lingkungan. Meskipun ada upaya
untuk mempertahankan pertumbuhan ekonomi melalui pengembangan industri dan pertanian,
tantangan besar dalam mengelola deforestasi dan mengekang dampak negatifnya terhadap
lingkungan dan masyarakat lokal masih ada.

Pertumbuhan ekonomi sering kali diiringi dengan peningkatan kegiatan pertanian. Pembahasan
pada jurnal 7 dan 8 menyoroti bahwa sektor pertanian tetap menjadi sektor yang signifikan
dalam struktur ekonomi daerah, seperti Sulawesi Barat. Namun, pentingnya meningkatkan
produktivitas pertanian sambil memperhatikan keberlanjutan lingkungan dan kesejahteraan sosial
juga disoroti.

Pertanian dan perkebunan skala kecil menjadi penting ditekankan dalam pembahasan pada jurnal
8 dan 9 untuk mencapai pembangunan daerah yang berkelanjutan. Meskipun sering kali fokus
pada perkebunan skala besar, pentingnya mendukung pertanian dan perkebunan skala kecil untuk
ketahanan pangan dan pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan juga ditekankan.

Maka dari itu, terlihat bahwa untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan,
Indonesia perlu mengambil langkah-langkah konkret dalam mengelola deforestasi, mengelola
ekspansi industri perkebunan dengan hati-hati, serta mendukung pertanian dan perkebunan skala
kecil.

Kami memberikan tanggapan bahwa Diperlukan kebijakan yang ketat untuk mengatur ekspansi
perkebunan dan aktivitas ekstraktif lainnya untuk meminimalkan dampak negatif terhadap
lingkungan. Implementasi skema REDD+ dan standar keberlanjutan lainnya dapat membantu
mengurangi deforestasi dan mempromosikan pengelolaan hutan yang berkelanjutan.
Selanjuntnya, selain bergantung pada industri perkebunan, diversifikasi ekonomi ke sektor-
sektor lain seperti pariwisata berkelanjutan atau pertanian dan perkebunan skala kecil dapat
membantu mengurangi tekanan pada sumber daya alam dan menciptakan lapangan kerja yang
berkelanjutan.

Penting untuk melibatkan dan memberdayakan masyarakat lokal dalam proses pembangunan,
termasuk dalam pengelolaan sumber daya alam. Ini dapat dilakukan melalui partisipasi dalam
pengambilan keputusan, pendidikan, dan pelatihan untuk mengembangkan praktik pertanian dan
perkebunan berkelanjutan. Investasi dalam pengembangan teknologi dan inovasi untuk
meningkatkan efisiensi dalam pertanian dan perkebunan, serta mengurangi dampak lingkungan
dari aktivitas tersebut, juga penting untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Sehingga, Indonesia dapat bergerak menuju pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan sambil
melindungi lingkungan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal.

1. THE ENVIRONMENTAL KUZNETS CURVE FOR DEFORESTATION IN


INDONESIA
2. INDONESIAN ECONOMIC DIPLOMACY TOWARD PALM OIL:
INDONESIA’S RESPOND TO THE EU RESOLUTION ON PALM OIL AND
DEFORESTATION OF RAINFOREST
3. ECONOMIC TRANSFORMATION BASED ON LEADING COMMODITIES
THROUGH SUSTAINABLE DEVELOPMENT OF THE OIL PALM INDUSTRY
4. RECONCILING OIL PALM ECONOMIC DEVELOPMENT AND
ENVIRONMENTAL CONSERVATION IN INDONESIA: A VALUE CHAIN
DYNAMIC APPROACH
5. THE IMPACT OF ECONOMIC VARIABLES AND ENERGY CONSUMPTION
ON DEFORESTATION IN INDONESIA
6. INDONESIA PALM OIL PRODUCTION WITHOUT DEFORESTATION AND
PEAT CONVERSION BY 2050
7. INDONESIA’S OPTIONS IN BECOMING A HIGH-INCOME COUNTRY:
ACCELERATING THE TURNING POINT IN DEFORESTATION?
8. ANALISIS KINERJA SEKTOR PERTANIAN DALAM PEMBANGUNAN
WILAYAH DI PROVINSI SULAWESI BARAT
9. ANALISIS PELUANG KEBERHASILAN PENURUNAN LAJU DEFORESTASI:
PENDEKATAN TEORI TRANSISI HUTAN
10. CAN LARGE SCALE LAND ACQUISITION FOR AGRO-DEVELOPMENT IN
INDONESIA BE MANAGED SUSTAINABLY?

You might also like