You are on page 1of 11

Opsi p-ISSN 1693-2102

Vol 14 No 2 December 2021 e-ISSN 2686-2352

Development Of Multi-Criteria Decision Making Model In Packed


Beverage Industry Using Global Criterion Method

Pengembangan Model Pengambilan Keputusan Multi Kriteria


Pada Industri Minuman Kemasan Menggunakan Global Criterion
Method

Sutrisno1, Puryani1
1
Department of Industrial Engineering, Faculty of Industrial Engineering, Universitas Pembangunan Nasional
Veteran Yogyakarta
Jl. SWK Jl. Ring Road Utara No. 104 Yogyakarta, 55283
email : trisno_upnyk@yahoo.co.id
doi: https://doi.org/10.31315/opsi.v14i2.5365

Received: 16th August 2021; Revised: 26th October 2021; Accepted: 1st November 2021;
Available online: 21st December 2020; Published regularly: December 2021

ABSTRACT
The packaged beverage industry with various brands has appeared on the market. The number of competitors in
the market requires the packaged beverage industry to implement the right strategy to win the competition. One
strategy that can be applied is to make savings and maximize the use of company resources. One of the savings
that can be done is to minimize production costs, while maximizing the use of resources can be done by maximizing
the utility of the machine owned by the company. Efforts to minimize production costs can be contradictory to
efforts to maximize machine utility, this is because maximizing machine utility will certainly require additional
production costs, even though the company also wants to minimize production costs. This is included in the
category of multi-criteria decision-making problems. To facilitate the company's management in achieving these
contradictory company goals, this study will develop a multi-criteria decision-making model to assist companies
in making optimal decisions regarding these contradictory company goals. The multi-criteria decision-making
model developed is a mathematical model consisting of two mutually contradictory objective functions, namely
minimizing production costs and maximizing machine utility, as well as problem constraints which are limitations
that are owned by the company in optimizing the achievement of these contradictory company goals. To optimize
the multi-criteria decision-making model that has been developed, it will use the global criterion method. The
global criterion method will produce a compromise solution that has a minimum deviation from the ideal value
of each objective function. Using the global criterion method, a production plan that minimizes production costs
and maximizes machine utility is obtained. The multi-criteria decision-making model developed will cause the
production plan to have a small deviation from the actual demand, because the model development involves
forecasting product demand. The developed model will also produce a production plan that will not exceed the
warehouse capacity, so that product storage costs can be minimized, this is because the developed model includes
warehouse capacity as a barrier.

Keywords: bottled beverage industry, multi-criteria decision making, global criterion method

ABSTRAK
Industri minuman kemasan dengan berbagai merek telah banyak muncul di pasaran. Banyaknya pesaing di
pasaran mengharuskan industri minuman kemasan untuk menerapkan strategi yang tepat untuk memenangkan
persaingan. Salah satu strategi yang dapat diterapkan adalah melakukan penghematan dan memaksimalkan
penggunaan sumber daya perusahaan. Salah satu penghematan yang dapat dilakukan adalah dengan meminimasi
biaya produksi, sedangkan memaksimalkan penggunaan sumber daya dapat dilakukan dengan memaksimalkan
utilitas mesin yang dipunyai oleh perusahaan. Upaya meminimasi biaya produksi dapat menjadi kontradiktif
terhadap upaya memaksimalkan utilitas mesin, hal tersebut dikarenakan dalam melakukan maksimalisasi utilitas

197
Opsi p-ISSN 1693-2102
Vol 14 No 2 December 2021 e-ISSN 2686-2352

mesin tentunya akan membutuhkan biaya produksi tambahan, padahal perusahaan juga berkeinginan untuk
meminimasi biaya produksi. Hal ini termasuk dalam kategori permasalahan pengambilan keputusan multi
kriteria. Untuk mempermudah manajemen perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan yang saling
kontradiktif tersebut maka penelitian ini akan mengembangkan model pengambilan keputusan multi kriteria untuk
membantu perusahaan dalam mengambil keputusan yang optimal terhadap tujuan perusahaan yang saling
kontradiktif tersebut. Model pengambilan keputusan multi kriteria yang dikembangkan adalah model matematika
yang terdiri dari dua fungsi tujuan yang saling kontradiktif, yaitu minimasi biaya produksi dan maksimasi utilitas
mesin, serta pembatas masalah yang merupakan batasan yang dipunyai oleh perusahaan dalam mengoptimalkan
pencapaian tujuan perusahaan yang saling kontradiktif tersebut. Untuk melakukan optimasi terhadap model
pengambilan keputusan multi kriteria yang telah dikembangkan akan dilakukan menggunakan global criterion
method. Global criterion method akan menghasilkan solusi kompromi yang mempunyai deviasi yang minimal
terhadap nilai ideal dari masing-masing fungsi tujuan. Menggunakan global criterion method maka diperoleh
perencanaan produksi yang meminimalkan biaya produksi dan memaksimalkan utilitas mesin. Model
pengambilan keputusan multi kriteria yang dikembangkan akan menyebabkan rencana produksi mempunyai
deviasi yang kecil terhadap permintaan actual, karena dalam pengembangan model melibatkan peramalan
permintaan produk. Model yang dikembangkan juga akan menghasilkan rencana produksi yang tidak akan
melebihi kapasitas gudang, sehingga biaya simpan produk dapat diminimasi, hal ini dikarenakan model yang
dikembangkan memasukkan kapasitas gudang sebagai suatu pembatas.

Kata Kunci: industry minuman kemasan, pengambilan keputusan multi kriteria, global criterion method

1. PENDAHULUAN tujuan yang lainnya. (Indrianti dan Sutrisno,


2014).
1.1 Latar Belakang Masalah
Salah satu penghematan dalam suatu
Industri minuman kemasan sekarang ini industry adalah dengan meminimalkan biaya
telah tumbuh dengan pesat. Industri minuman produksi, sedangkan pemaksimalan penggunaan
kemasan baru dengan berbagai merek telah sumber daya salah satunya dapat dilakukan
muncul di pasaran untuk meramaikan dengan memaksimalkan utilitas mesin. Untuk
persaingan. Munculnya banyak pesaing, meningkatkan daya saing suatu industri
mengharuskan industri minuman kemasan untuk minuman kemasan maka perlu dilakukan
menerapkan suatu strategi untuk bertahan hidup minimasi biaya produksi dengan sekaligus
sekaligus memenangkan persaingan. Salah satu memaksimalkan utilitas mesin yang dipunyai.
strategi tersebut adalah melakukan Untuk melakukan minimasi biaya produksi
penghematan dan memaksimalkan penggunaan dengan sekaligus memaksimalkan utilitas mesin
sumber daya. maka manajemen perusahaan harus melakukan
Penghematan yang dilakukan pada suatu suatu kebijakan untuk mencapai dua tujuan
industri, dapat menjadi kontradiktif terhadap perusahaan yang saling kontradiktif tersebut
pemaksimalan penggunaan sumber daya. Hal ini secara optimal. Optimasi terhadap tujuan
dikarenakan penggunaan sumber daya pada perusahaan yang saling kontradiktif atau
suatu industri, misalkan penggunaan mesin akan berkonflik ini merupakan permasalahan
membutuhkan biaya operasional, padahal suatu pengambilan keputusan multi kriteria. Untuk
industri harus melakukan penghematan. mempermudah manajemen perusahaan dalam
Permasalahan penghematan di suatu melakukan pengambilan keputusan terhadap
industry yang kontradiktif dengan tujuan perusahaan yang saling berkonflik maka
pemaksimalan penggunaan sumber daya perlu dikembangkan model pengambilan
termasuk dalam kategori permasalahan keputusan multi criteria.
pengambilan keputusan multi kriteria. Pada penelitian ini akan dikembangkan
Permasalahan pengambilan keputusan multi suatu model pengambilan keputusan multi
kriteria ditandai adanya tujuan-tujuan yang criteria untuk melakukan optimasi terhadap dua
saling berkonflik pada suatu permasalahan yang tujuan yang saling berkonflik pada industri
akan dicari penyelesaiannya. Arti dari tujuan- minuman kemasan, yaitu minimasi biaya
tujuan yang saling berkonflik adalah produksi dan maksimasi utilitas mesin, dengan
pengoptimalan nilai dari suatu fungsi tujuan pembatas berupa keterbatasan sumber daya
akan menurunkan tingkat optimalitas dari fungsi perusahaan untuk mencapai tujuan-tujuan
tersebut. Untuk melakukan optimasi terhadap

198
Opsi p-ISSN 1693-2102
Vol 14 No 2 December 2021 e-ISSN 2686-2352

model pengambilan keputusan multi kriteria altematif keputusan dengan memperhitungkan


yang dikembangkan, akan dilakukan kriteria atau objektif yang lebih dari satu yang
menggunakan global criterion method. berada dalam situasi yang bertentangan
Kelebihan metode ini jika dibandingkan dengan (conflicting). Paradigma ini berbeda dengan cara
teknik-teknik pengambilan keputusan multi pandang tradisonal problem pencarian solusi
kriteria lainnya adalah adanya solusi kompromi optimal suatu keputusan. Problem keputusan
(trade-off) yang dihasilkan mempunyai deviasi yang kompleks dimodelkan hanya sebagai
yang minimum jika dibandingkan dengan solusi problem sederhana dari model optimasi
ideal dari masing-masing fungsi tujuan.. keputusan berobjektif tunggal.Sehingga terjadi
(Indrianti dan Sutrisno, 2014). simplikasi rialitas problem yang berlebihan,
Optimasi pada model pengambilan akhimya solusi keputusan gagal mencari solusi
keputusan multi criteria yang dilakukan akan permasalahan yang sebenamya. Artinya
menghasilkan biaya produksi yang minimal dan pendekatan model optimasi pendekatan tunggal
utilitas mesin yang maksimal. Hasil optimasi gagal mengakomodasikan "heterogenitas",
tersebut diharapkan dapat meningkatkan daya dinamika dan kondisi kriteria yang mengalami
saing industry minuman kemasan dalam konflik tersebut.(Huang et.al., 2011).
persaingan di pasaran global Model Si et.al (2016) membagi taksonomi
pengambilan keputusan multi kriuteria yang keilmuan pengambilan keputusan multi kriteria
dikembangkan akan menghasilkan rencana menjadi 2 pendekatan yang berbeda yaitu :
produksi yang mempunyai deviasi yang kecil Multiple Objecvtive Decision Making (MODM)
terhadap permintaan actual, karena dalam dan Multiple Atribute Decision Making
pengembangan model akan melibatkan (MADM). Masing-masing memiliki karakter,
peramalan permintaan produk. Model atribut, dan sifat, serta aplikasi penyelesai ragam
pengambilan keputusan multi kriteria yang persoalan keputusan yang berbeda
dikembangkan juga akan menghasilkan rencana
b) Pendekatan MODM
produksi yang tidak akan melebihi kapasitas
gudang, sehingga akan meminimalkan biaya Pendekatan MODM berkenaan dengan
simpan, hal ini dikarenakan kapasitas gudang penyelesaian model optimasi yang memiliki
akan dilibatkan sebagai pembatas pada model objektif majemuk dan objektifnya bersifat saling
yang dikembangkan. mengalami konflik. Keberadaan adanya solusi
“optimal” atau trade-off untuk objektif yang
1.2 Rumusan Masalah
majemuk ini akan menjadi pembeda dengan
Rumusan masalah pada penelitian ini pendekatan optimasi klasik objektif tunggal
adalah bagaimana mengembangkan model semacam linier programming. Pada metoda
pengambilan keputusan multi kriteria pada MODM, aktivitas keputusan yang dirupakan
industri minuman kemasan untuk sebagai variabel keputusan yang dicari (varibel
meminimalkan biaya produksi dan kontinu) tidak ditetapkan terlebih dahulu.
memaksimalkan utilitas mesin? Fungsi objektif yang berjumlah lebih dari dua
objektif yang harus dioptimalkan secara
1.3 Tujuan Penelitian
simultant dan kendala sistem keputusan
Tujuan dari penelitian ini adalah dibentuk dari variabel ini (Cinelli et. al, 2014).
mengembangkan model pengambilan keputusan Teknik-teknik pengambilan keputusan
multi kriteria pada industri minuman kemasan multi kriteria yang dapat digunakan untuk
untuk meminimalkan biaya produksi dan menyelesaikan permasalahan MODM
memaksimalkan utilitas mesin menggunakan diantaranya adalah single objective approach,
global criterion method. unifying objective function approach (global
1.4 Tinjauan Pustaka criterion method, minimum deviation method,
utility function method, dan compromise
a) Pengambilan keputusan multi kriteria constraint method), goal programming,
Pengambilan keputusan multikriteria interactive approach (step method dan game
(Multiple Criteria Decision Making) adalah theoretic technique), dan compromise
suatu metode proses pemilihan altematif untuk programming.
mendapatkan solusi optimal dari beberapa

199
Opsi p-ISSN 1693-2102
Vol 14 No 2 December 2021 e-ISSN 2686-2352

c) Pendekatan MADM e) State of the art


Secara metodologis perbedaan metode Safrizal dan Tanti (2016) melakukan
MADM dalam penggunaannya didasarkan cara penelitian yang termasuk dalam kategori
melakukan agregasi dari kriteria pilihan (Jiang MADM menggunakan metode AHP dengan
et.al. ,2009) yaitu: (i) Pendekatan sintesis yang objek lembaga Pendidikan. Amin dan Mustika
membentuk fungsi kriteria tunggal dari berbagai (2017) melakukan penelitian yang termasuk
kriteria yang yang bisa diperbandingkan dalam kategori MADM menggunakan metode
(agregation complete transitive); (ii) ANP dengan objek investasi. Abdullah (2018)
Pendekatan "outranking", dengan menerima melakukan penelitian yang termasuk dalam
perankingan dalam kriteria agregasi yang kategori MADM menggunakan metode AHP
terpisah (agnation partiale); (iii) Pendekatan dengan objek industry manufaktur. Doally dkk
dengan judgement lokal dan interaktif (2019) melakukan penelitian yang termasuk
(agregation locale / iterative). dalam kategori MADM menggunakan metode
Pendekatan cara melakukan agregasi fungsi Fuzzy AHP dan TOPSIS dengan objek industry
kriteria memunculkan berbagai perbedaan fashion. Kurniawan dkk (2020) melakukan
pandangan diantara peneliti multikriteria, yaitu penelitian yang termasuk dalam kategori
antara pendekatan "ecole americain" (seperti MADM menggunakan metode SAW dengan
contoh metoda AHP, MAUT, dan lainnya) yang objek masalah social. Penelitian ini akan
mewakili pendekatan sintesis dan "ecole mengembangkan model pengambilan keputusan
francophone" yang mewakili pendekatan multi kriteria yang termasuk dalam kategori
agregasi parsial yaitu metode outranking MODM menggunakan global criterion method
(contohnya metoda ELECTRE, PROMETHE dengan objek industri minuman kemasan.
dan lainnya).(Handayani dan Wakhidah, 2012).
2. METODE PENELITIAN
d) Global criterion method
2.1 Obyek Penelitian
Global criterion method adalah salah satu
Objek dari penelitian ini adalah Perusahaan
metode penyelesaian permasalahan multi
Minuman Kemasan X.
objective dalam permasalahan pengambilan
keputusan multi criteria. Global criterion 2.2 Tipe dan Sumber Data
method merupakan salah satu metode dari Data yang dibutuhkan pada penelitian ini
beberapa metode yang termasuk dalam terdiri dari dua jenis data, yaitu:
kelompok unifying objective function approach. 1) Data Primer
Prinsip dari global criterion method adalah Data primer pada penelitian ini adalah data
membuat fungsi tujuan global yang waktu proses produksi yang didapatkan
meminimalkan total deviasi nilai fungsi tujuan dengan melakukan pengamatan secara
individu terhadap nilai-nilai ideal (sebagai rasio lengsung di lantai produksi.
terhadap nilai-nilai ideal.(Indrianti dan Sutrisno,
2014). 2) Data sekunder
Model optimasi global criterion method Data sekunder pada penelitian ini adalah data
adalah: permintaan produk, data biaya produksi, data
𝑓ℓ (𝑥 ∗ )−𝑓ℓ (𝑥) 𝑝
𝑀𝑖𝑛 𝐹 = ∑𝑘ℓ=1 [ 𝑓ℓ (𝑥 ∗ )
] (1) ketersediaan jam kerja, dan data kapasitas
pembatas gudang.
𝑔𝑖 (𝑥) ≤ 0, 𝑖 = 1,2, … , 𝑚 2.2 Kerangka Penelitian
𝑥≥0
Kerangka penelitian dapat dilihat pada
dengan :
Gambar 1.
𝑓ℓ (𝑥 ∗ ) : nilai fungsi tujuan ℓ pada kondisi
optimal individu 𝑥 ∗
p : eksponen bernilai integer yang
menggambarkan kepentingan tujuan.

200
Opsi p-ISSN 1693-2102
Vol 14 No 2 December 2021 e-ISSN 2686-2352

pada lantai produksi Untuk data-data lainnya


diperoleh dari dokumen perusahaaan. Data biaya
produksi mencakup data biaya bahan baku
utama, biaya bahan kemas, upah pekerja
borongan dan harian, upah staff kantor, serta
biaya untuk keperluan rutin harian seperti
pemakaian listrik dan kayu bakar. Shift kerja
karyawan terdiri dari dua shift dengan masing-
masing shift terdiri dari 7 jam kerja produktif.
Kapasitas gudang/warehouse yang dimiliki
perusahaan ditentukan berdasarkan luas ruangan
yang digunakan untuk penyimpanan. Gudang
berisi palet yang digunakan sebagai alas
tumpukan karton untuk memudahkan dalam
memindahkan karton. Setiap satu palet dapat
menampung 130 karton minuman kemasan yang
disesuaikan dengan beban maksimal yang
diperbolehkan.
Perusahaan Minuman Kemasan X
mempunyai delapan jenis produk minuman
kemasan. Yang menjadi objek dalam penelitian
ini adalah kedelapan jenis produk minuman
kemasan tersebut. Produk minuman kemasan
Gambar 1. Kerangka penelitian yang dihasilkan diproses melalui tiga stasiun
kerja, yaitu stasiun kerja perebusan, stasiun kerja
3. HASIL DAN PEMBAHASAN penuangan cup, dan stasiun kerja pengemasan
karton. Proses produksi minuman kemasan pada
3.1 Pengumpulan Data Perusahaan Minuman Kemasan X dimulai
Data yang dibutuhkan untuk membangun dengan melakukan proses perebusan
model pengambilan keputusan multi kriteria menggunakan dua tangka besar yang dapat
pada Perusahaan Minuman Kemasan X adalah menampung formula minuman dengan kapasitas
data waktu proses produksi, data permintaan maksimal 1000 liter/tangki. Setelah selesai
produk, data biaya produksi, data penjualan melakukan proses perebusan, selanjutnya hasil
produk, data ketersediaan jam kerja, dan data perebusan memasuki stasiun penuangan cup
kapasitas gudang. Data waktu proses produksi untuk dituangkan ke cup plastik menggunakan
terdiri dari waktu perebusan, pengemasan mesin press kemasan yang menampung cup
kedalam cup (gelas), hingga pengemasan ke kosong sebanyak 6x4 cup. Setelah selesai
dalam kardus. Data waktu proses produksi melakukan penuangan cup, proses terakhir
didapatkan dari pengamatan secara langsung adalah memasukan cup minuman yang berada

Tabel 1. Data rangkuman uji kecukupan data proses perebusan


Produk 𝚺𝑿 𝚺(𝑿𝟐 ) N K S N' Ket
Minuman A 253,873 3236,209 20 2 0,05 17,090 Cukup
Minuman B 256,018 3247,749 20 2 0,05 13,171 Cukup
Minuman C 267,217 3576,809 20 2 0,05 12,107 Cukup
Minuman D 309,300 4809,166 20 2 0,05 10,651 Cukup
Minuman E 317,433 5059,926 20 2 0,05 18,041 Cukup
Minuman F 312,683 4965,864 20 2 0,05 15,635 Cukup
Minuman G 245,417 2997,454 20 2 0,05 18,212 Cukup
Minuman H 239,700 2898,106 20 2 0,05 17,609 Cukup

201
Opsi p-ISSN 1693-2102
Vol 14 No 2 December 2021 e-ISSN 2686-2352

pada conveyor yang berjalan untuk dikemas ke 3) Perhitungan Waktu Siklus


dalam karton.
Perhitungan waktu siklus terdiri dari waktu
3.2 Pengolahan Data siklus proses perebusan, waktu siklus proses
penuangan cup, dan waktu siklus pengemasan
1) Uji Kecukupan Data
karton (Tabel 3).
Perusahaan Minuman Kemasan X
4) Perhitungan Performance Rating
mempunyai tiga stasiun kerja yaitui, stasiun
kerja perebusan, stasiun kerja penuangan cup, Perhitungan faktor penyesuaian berfungsi
dan stasiun kerja pengemasan karton. Uji untuk menentukan seberapa besar kemampuan
kecukupan data dilakukan untuk memastikan pekerja dalam melakukan pekerjaan. Faktor
bahwa data yang dikumpulkan sudah cukup penyesuaian yang dihitung menghasilkan
mewakili data proses produksi secara performance rating sebagai penambahan waktu
keseluruhan. Uji kecukupan data dilakukan yang disesuaikan dengan kemampuan pekerja.
terhadap pengumpulan data waktu proses Pada stasiun kerja perebusan dan
perebusan, data waktu proses penuangan cup, penuangan cup, seluruh pengerjaan dilakukan
dan waktu pengemasan karton. dengan mesin sedangkan operator hanya
2) Uji Keseragaman Data memantau mesin apabila terdapat terdapat hal
yang tidak terduga. Sehingga performance rating
Uji keseragaman data (Tabel 2) dilakukan
untuk stasiun kerja perebusan dan penuangan
untuk memastikan bahwa data yang
cup ditentukan sebesar 1, karena dianggap
dikumpulkan tidak ada yang merupakan data
mampu bekerja dengan baik. Perhitungan faktor
terpencil, yang nantinya dapat mengakibatkan
penyesuaian untuk proses pengemasan
kesalahan dalam penarikan kesimpulan terhadap
menggunakan cara westinghouse dan obyektif.
data yang sudah dikumpulkan. Uji keseragaman
Perhitungan performance rating untuk
data dilakukan terhadap pengumpulan data
proses pengemasan karton adalah sebagai
waktu proses perebusan, data waktu proses
berikut: Rf=P1×P2
penuangan cup, dan waktu pengemasan karton.
Tabel 2. Data rangkuman uji keseragaman data
Rf=1,14×1,12
proses perebusan Rf=1,277
Produk ̅
𝑿 𝜎 BKA BKB Ket
Maka performance rating yang digunakan
Minuman A
untuk waktu proses pekerja pada stasiun kerja
12,649 1,201 15,253 10,045 Seragam
pengemasan karton sebesar 1,277.
Minuman B 12,701 1,065 14,878 10,522 Seragam
Minuman C 13,311 1,124 15,877 10,745 Seragam 5) Perhitungan Waktu Normal
Minuman D 15,460 1,126 17,926 12,995 Seragam Waktu normal dihitung berdasarkan pada
Minuman E 15,822 1,549 19,174 12,471 Seragam waktu siklus dengan mempertimbangkan
Minuman F 15,684 1,523 18,763 12,605 Seragam performance rating. Waktu normal yang
Minuman G 12,171 1,267 14,762 9,580 Seragam dihitung adalah waktu normal proses perebusan,
Minuman H 11,960 1,312 14,608 9,312 Seragam waktu proses penuangan cup, dan waktu proses
pengemasan karton.
Tabel 4. Rangkuman waktu normal proses
Tabel 3. Rangkuman waktu siklus proses
perebusan
perebusan
Waktu Waktu
No. Produk Waktu Siklus (menit) Produk Siklus Normal
1 Minuman A 12,376 (menit) (menit)
2 Minuman B 12,706 Minuman A 12,376 12,376
3 Minuman C 13,401 Minuman B 12,706 12,706
4 Minuman D 15,476 13,401 13,401
Minuman C
5 Minuman E 15,856
Minuman D 15,476 15,476
6 Minuman F 15,696
Minuman E 15,856 15,856
7 Minuman G 12,156
Minuman H Minuman F 15,696 15,696
8 11,987
Minuman G 12,156 12,156
Minuman H 11,987 11,987

202
Opsi p-ISSN 1693-2102
Vol 14 No 2 December 2021 e-ISSN 2686-2352

6) Perhitungan Allowance 9) Peramalan Permintaan


Faktor kelonggaran diberikan kepada Melakukan tahapan-tahapan peramalan
pekerja maupun mesin sebagai waktu toleransi permintaan produk minuman kemasan pada
terhadap kebutuhan pribadi maupun kendala- Perusahaan Minuman Kemasan X. Peramalan
kendala yang tidak terduga. permintaan dilakukan dalam 12 periode dalam
Tabel 5. Rangkuman allowance seluruh stasiun satuan minggu dari Januari 2021 sampai Maret
kerja 2021. Dari peramalan permintaan produk pada
No. Stasiun Kerja Allowance akhirnya dapat dilakukan penentuan jadwal
1 Perebusan 8% induk produksi.
2 Penuangan 5% Tabel 8. Jadwal induk produksi bulan Januari 2021
3 Pengemasan 8%
Januari 2021
7) Perhitungan Waktu Baku Produk
Minggu Minggu Minggu Minggu
Waktu baku menjadi waktu standar yang Ke 1 Ke 2 Ke 3 Ke 4
diberikan untuk suatu proses maupun pekerjaan Minuman A - 20.457 18.458 22.807
dengan mempertimbangkan waktu normal dan Minuman B - 2.543 2.497 2.785
faktor penyesuaian yang diberikan untuk -
Minuman C 1.742 1.623 1.849
menyelesaikan suatu pekerjaan tertentu.
Minuman D - 1.928 1.809 2.128
Tabel 6. Rangkuman waktu baku proses perebusan -
Minuman E 554 521 592
Produk Waktu Baku (menit)
Minuman F - 753 721 826
Minuman A 13,45 -
Minuman G 321 312 356
Minuman B 13,81 -
Minuman H 234 205 249
Minuman C 14,57
Jumlah 0 28.532 26.146 31.592
Minuman D 16,82
Minuman E 17,23
10) Perhitungan Kapasitas Proses Produksi
Minuman F 17,06
Minuman G 13,21 Perhitungan total kapasitas setiap stasiun
Minuman H kerja didasarkan pada jumlah mesin maupun
13,03
pekerja dengan kapasitas yang tersedia serta
dengan penggunaan waktu set up sebanyak 10
8) Perhitungan Biaya Produksi
menit setiap satu shift dengan asumsi produksi
Biaya produksi meliputi tarif tunggal, biaya terus berjalan selama hari kerja. Kapasitas
overhead yang dibebankan pada produk, dan proses perebusan = 8.200 menit/minggu.
biaya kebutuhan bahan kemas. Kapasitas proses penuangan cup = 8.200
Tabel 7. Biaya produksi masing-masing jenis
menit/minggu., Kapasitas proses pengemasan
produk karton = 57.400 menit/minggu.
No. Produk Biaya Produksi/Karton
11) Pengembangan Model Pengambilan
1 Minuman A Rp 6.576
2 Minuman B Keputusan Multi Kriteria
Rp 6.783
3 Minuman C Rp 6.809 Berdasarkan uji-uji, perhitungan-
4 Minuman D Rp 12.125 perhitungan, dan peramalan permintaan produk
5 Minuman E akan didapatkan koefisien, konstanta, dan
Rp 11.907
variable-variabel yang membangun model
6 Minuman F Rp 12.231 pengambilan keputusan multi kriteria yang
7 Minuman G Rp 12.407 merupakan suatu model optimasi.
8 Minuman H Rp 11.875 a) Variabel keputusan
𝑋1 :jumlah produksi minuman A per
minggu (karton)

203
Opsi p-ISSN 1693-2102
Vol 14 No 2 December 2021 e-ISSN 2686-2352

𝑋2 :jumlah produksi minuman B per 𝑋𝑖 : jumlah produk minuman


minggu (karton) kemasan ke-i yang diproduksi
𝑋3 :jumlah produksi minuman C per perusahaan
minggu (karton) 𝐾𝑒𝑡𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛 𝑆𝐾 : kapasitas
𝑋4 :jumlah produksi minuman D per stasiun kerja setiap mesin
minggu (karton) • Formulasi maksimasi utilitas mesin
𝑋5 :jumlah produksi minuman E per pengemasan karton
minggu (karton) ∑8 𝑡𝑐 𝑋
𝑖=1 𝑖 𝑖
𝑀𝑎𝑥. 𝑍4 = 𝐾𝑒𝑡𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛 (5)
𝑋6 :jumlah produksi minuman F per 𝑆𝐾
minggu (karton) Keterangan :
𝑋7 :jumlah produksi minuman G per 𝑍3 : total penggunaan mesin pada
minggu (karton) proses pengemasan karton
𝑋8 :jumlah produksi minuman H per 𝑡𝑐𝑖 : waktu proses setiap mesin
minggu (karton) untuk produk minuman
b) Model matematis fungsi tujuan kemasan ke-i
• Formulasi minimasi biaya produksi 𝑋𝑖 : jumlah produk minuman
𝑀𝑖𝑛. 𝑍1 = ∑8𝑖=1 𝐶𝑖 𝑋𝑖 (2) kemasan ke-i yang diproduksi
perusahaan
𝐾𝑒𝑡𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛 𝑆𝐾 : kapasitas
Keterangan :
stasiun kerja setiap mesin
𝑍1 : total biaya produksi produk
c) Model matematis fungsi pembatas
minuman kemasan
𝐶𝑖 : biaya produksi untuk produk • Formulasi fungsi pembatas ketersediaan
minuman kemasan ke-i jam kerja mesin perebusan
(𝐾𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛/𝑘𝑎𝑟𝑡𝑜𝑛)𝑋𝑖
𝑋𝑖 : jumlah produk minuman kemasan ∑8𝑖=1 ( ) × 𝑡𝑎𝑖 ≤
𝐾𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠/𝑆𝐾
ke-i yang diproduksi perusahaan 𝑇𝑆𝐾1 (6)
• Formulasi maksimasi utilitas mesin Keterangan :
perebusan 𝐾𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛/𝑘𝑎𝑟𝑡𝑜𝑛 : waktu proses
(𝐾𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛/𝑘𝑎𝑟𝑡𝑜𝑛)𝑋𝑖
∑8𝑖=1 ( )×𝑡𝑎𝑖 setiap karton
𝐾𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠/𝑆𝐾
𝑀𝑎𝑥. 𝑍2 = (3) 𝐾𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠/𝑆𝐾 : kapasitas
𝐾𝑒𝑡𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛 𝑆𝐾
Keterangan : stasiun kerja setiap mesin
𝑍2 : Total penggunaan mesin pada 𝑡𝑎𝑖 : waktu proses setiap
proses perebusan mesin untuk produk minuman
𝐾𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛/𝑘𝑎𝑟𝑡𝑜𝑛 : waktu kemasan ke-i
proses setiap karton 𝑋𝑖 : jumlah produk minuman
𝐾𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠/𝑆𝐾 : kapasitas stasiun kemasan ke-i
kerja setiap mesin 𝑇𝑆𝐾1 : kapasitas total waktu pada
𝑡𝑎𝑖 : waktu proses setiap mesin stasiun kerja perebusan
untuk produk minuman • Formulasi fungsi pembatas ketersediaan
kemasan ke-i jam kerja mesin penuangan cup
𝑋𝑖 : jumlah produk minuman ∑8𝑖=1 𝑡𝑏𝑖 𝑋𝑖 ≤ 𝑇𝑆𝐾2 (7)
kemasan ke-i Keterangan :
𝐾𝑒𝑡𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛 𝑆𝐾 : kapasitas 𝑡𝑏𝑖 : waktu proses setiap mesin untuk
stasiun kerja setiap mesin produk minuman kemasan ke-i
• Formulasi maksimasi utilitas mesin 𝑋𝑖 : jumlah produk minuman
penuangan cup kemasan ke-i yang diproduksi
∑8
𝑖 𝑖 𝑡𝑏 𝑋 perusahaan
𝑖=1
𝑀𝑎𝑥. 𝑍3 = 𝐾𝑒𝑡𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛 𝑆𝐾
(4)
𝑇𝑆𝐾2 : kapasitas total waktu pada
Keterangan :
stasiun kerja penuangan cup
𝑍3 : total penggunaan mesin pada
proses penuangan cup • Formulasi fungsi pembatas ketersediaan
jam kerja mesin pengemasan karton
𝑡𝑏𝑖 : waktu proses setiap mesin
untuk produk minuman kemasan ∑8𝑖=1 𝑡𝑐𝑖 𝑋𝑖 ≤ 𝑇𝑆𝐾3 (8)
ke-i Keterangan :

204
Opsi p-ISSN 1693-2102
Vol 14 No 2 December 2021 e-ISSN 2686-2352

𝑡𝑐𝑖 : waktu proses setiap mesin untuk Pembatas


produk minuman kemasan ke-i 0,059 𝑋1 + 0,059 𝑋2 + 0,063 𝑋3 + 0,073 𝑋4
𝑋𝑖 : jumlah produk minuman + 0,074 𝑋5 + 0,074 𝑋6
kemasan ke-i yang diproduksi + 0,057 𝑋7 + 0,056 𝑋8
perusahaan ≤ 8.200
0,062𝑋1 + 0,062𝑋2 + 0,062𝑋3 + 0,062𝑋4
𝑇𝑆𝐾3 : kapasitas total waktu
+ 0,062𝑋5 + 0,062𝑋6
pada stasiun kerja 3
+0,062𝑋7 + 0,062𝑋8 ≤ 8.200
• Formulasi fungsi pembatas produksi 0,711𝑋1 + 0,711𝑋2 + 0,711𝑋3 + 0,711𝑋4
minimal + 0,711𝑋5 + 0,711𝑋6
∑8𝑖=1 𝑋𝑖 ≥ 𝑆𝑡 − (𝑃𝑡−1 − 𝑆𝑡−1 ) (9) + 0,711𝑋7 + 0,711𝑋8 ≤ 57.400
Keterangan : 𝑋1 ≥ 20.457 − (0 − 0)
𝑋𝑖 : jumlah produk minuman 𝑋2 ≥ 2.543 − (0 − 0)
kemasan ke-i yang diproduksi
perusahaan 𝑋3 ≥ 1,742 − (0 − 0)
𝑆𝑡 : jumlah permintaan pada periode 𝑋4 ≥ 1.928 − (0 − 0)
ke-t
𝑋5 ≥ 554 − (0 − 0)
𝑃𝑡−1 : jumlah produksi pada periode
ke- 𝑡 − 1 𝑋6 ≥ 753 − (0 − 0)
𝑆𝑡−1 : jumlah permintaan/produksi 𝑋7 ≥ 321 − (0 − 0)
minimal pada periode ke- 𝑡 − 1
𝑋8 ≥ 234 − (0 − 0)
𝑋1 + 𝑋2 + 𝑋3 + 𝑋4 + 𝑋5 + 𝑋6 + 𝑋7 +
• Formulasi fungsi pembatas kapasitas 𝑋8 ≤ 36.154
warehouse 𝑋1 , 𝑋2 , 𝑋3 , 𝑋4 , 𝑋5 , 𝑋6 , 𝑋7 , 𝑋8 ≥ 0
∑8𝑖=1 𝑋𝑖 ≤ 𝐾𝑊 (10) • Solusi ideal masing-masing fungsi tujuan
Keterangan : dicari menggunakan bantuan software
𝑋𝑖 : jumlah produk minuman LINGO

kemasan yang diproduksi 𝑍1 = 𝑍1 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑎𝑙 = Rp215.350.800 dengan
𝑋1∗
perusahaan ke-i
= (21.376, 2.462, 1.664, 1.928, 548, 764, 326, 222)
𝐾𝑊 : kapasitas warehouse yang
𝑍1 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 = −𝑍1 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑎𝑙 =
dimiliki perusahaan
−Rp215.350.800
𝑍2∗ = 𝑍2 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 = 0,290924 dengan
12) Model pengambilan keputusan muli 𝑋 2∗
kriteria yang merupakan model optimasi = (21.376, 2.546, 1.851, 2.083, 5.787, 925, 352, 231)
untuk minggu ke 2 bulan Januari 2021 𝑍3∗ = 𝑍3 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 = 0,272444 dengan
𝑀𝑖𝑛 𝑍1 = 6,576𝑋1 + 6.783𝑋2 + 6.809𝑋3 𝑋 3∗
+ 12.125𝑋4 + 11.907𝑋5 = (21.376, 2.462, 7.528, 1.928, 548, 764, 326, 222)
+ 12.231𝑋6 + 12.407𝑋7 𝑍4∗ = 𝑍4 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 = 0,446330 dengan
+ 11.875𝑋8 𝑋 4∗
𝑀𝑎𝑥. 𝑍2 = (21.376, 2.462, 7.528, 1.928, 548, 764, 326, 222)
0,059 𝑋1 + 0,059 𝑋2 + 0,064 𝑋3 + 0,073 𝑋4 + 0,074 𝑋5
• Membuat table pay-off
+ 0,074 𝑋6 + 0,058 𝑋7 + 0,056 𝑋8
Tabel 9. Tabel payoff
=
8.200 X1*
X2* X3* X4*
𝑀𝑎𝑥. 𝑍3 Z1 - - - -
Rp215.350.800 Rp283.620.537 Rp254.671.210 Rp254.671.210
0,063𝑋1 + 0,063𝑋2 + 0,063𝑋3 + 0,063𝑋4 Z2 0,232092 0,290924 0,277304 0,277304
[ ]
+0,063𝑋5 + 0,063𝑋6 + 0,063𝑋7 + 0,063𝑋8 Z3 0,226998 0,272420 0,272444 0,272436
= Z4 0,371878 0,446292 0,446318 0,446330
8.200
𝑀𝑎𝑥. 𝑍4
• Membuat model optimasi global
0,711𝑋1 + 0,711𝑋2 + 0,711𝑋3 + 0,711𝑋4 criteriaon method
[ ]
+0,711𝑋5 + 0,711𝑋6 + 0,711𝑋7 + 0,711𝑋8
=
57.400

205
Opsi p-ISSN 1693-2102
Vol 14 No 2 December 2021 e-ISSN 2686-2352

−215.350.800 − 𝑍1 Tabel 10. Rencana Produksi Minggu ke 2 Januari


𝑀𝑖𝑛 𝑍 = [ ] 2021
−215.350.800
0,290924 − 𝑍2 Minggu ke 2 Januari 2021
+[ ]
0,290924 Produk Persedi Permin Minimal
0,272444 − 𝑍3 Produksi
aan taan Produksi
+[ ]
0,272444 Minuman A 0 20.457 20.457 20.457
0,446330 − 𝑍4 Minuman B 0 2.543 2.543 2.543
+[ ] Minuman C 0 1.742 1.742 1.742
0,446330
Pembatas Minuman D 0 1.928 1.928 1.928
0,059 𝑋1 + 0,059 𝑋2 + 0,063 𝑋3 + 0,073 𝑋4 Minuman E 0 554 554 554
+ 0,074 𝑋5 + 0,074 𝑋6 Minuman F 0 753 753 753
+ 0,057 𝑋7 + 0,056 𝑋8 Minuman G 0 321 321 321
≤ 8.200 Minuman h 0 234 234 234
0,062𝑋1 + 0,062𝑋2 + 0,062𝑋3 + 0,062𝑋4
+ 0,062𝑋5 + 0,062𝑋6
3.3 Analisis Hasil
+0,062𝑋7 + 0,062𝑋8 ≤ 8.200
0,711𝑋1 + 0,711𝑋2 + 0,711𝑋3 + 0,711𝑋4 Pengembangan model pengambilan
+ 0,711𝑋5 + 0,711𝑋6 keputusan multi kriteria yang dibangun telah
+ 0,711𝑋7 + 0,711𝑋8 ≤ 57.400 dapat meminimasi biaya produksi dan
𝑋1 ≥ 20.457 − (0 − 0) memaksimasi utilitas mesin pada Perusahaan
𝑋2 ≥ 2.543 − (0 − 0) Minuman Kemasan X. Pengembangan model
yang dilakukan dengan melakukan peramalan
𝑋3 ≥ 1.742 − (0 − 0)
permintaan produk akan berakibat pada kecilnya
𝑋4 ≥ 1.928 − (0 − 0) deviasi antara produksi yang direncanakan
𝑋5 ≥ 554 − (0 − 0) dengan permintaan actual produk.
Pengembangan model yang dilakukan juga telah
𝑋6 ≥ 753 − (0 − 0) memasukkan ketersediaan kapasitas gudang
𝑋7 ≥ 321 − (0 − 0) sebagai suatu pembatas, sehingga rencana
produksi yang dilakukan tidak akan melebihi
𝑋8 ≥ 234 − (0 − 0)
𝑋1 + 𝑋2 + 𝑋3 + 𝑋4 + 𝑋5 + 𝑋6 + 𝑋7 +
kapasitas gudang, sehingga akan meminimalkan
𝑋8 ≤ 36.154 biaya simpan.
𝑋1 , 𝑋2 , 𝑋3 , 𝑋4 , 𝑋5 , 𝑋6 , 𝑋7 , 𝑋8 ≥ 0 Solusi kompromi Z1 dapat dilihat bahwa
Menggunakan software LINGO nilainya tidak lebih kecil dari pada Z1*,
menghasilkan solusi optimal: sehingga hal ini valid karena fangsi tujuan dari
𝑍 ∗ = −215.350.800 dengan Z1 adalah minimasi. Unrtuk solusi kompromi
𝑋∗ Z2, Z3, dan Z4 nilanya tidak lebih besar dari
= (21.376, 2.582, 7.407, 1.928, 548, 764, 326, 222) pada Z2*, Z3*, dan Z4*, sehingga hal ini valid
Sehingga solusi kompromi (trade-off) : karena fungsi tujuan dari Z2, Z3, dan Z4 adalah
𝑍1 = 𝑅𝑝254.630.420 maksimasi.
Deviasi antara solusi kompromi minimasi
𝑍2 = 0,277221
biaya produksi dengan nilai ideal biaya produksi
𝑍3 = 0,272436 adalah | 254.630.420 - 215.350.800| =
𝑍4 = 0,446318 39.279.620. Deviasi antara solusi kompromi
Sehingga rencana produksi optimal pada maksimasi utilitas mesin stasiun kerja 1 dengan
minggu ke 2 Januari 2021 dapat dilihat nilai idealnya adalah |0,277221 -
pada table berikut. 0,290924|=0,013703. Deviasi antara solusi
kompromi maksimasi utilitas mesin stasiun
kerja 2 dengan nilai idealnya adalah |0,272436
- 0,272444 |=0,000008. Deviasi antara solusi
kompromi maksimasi utilitas mesin stasiun
kerja 2 dengan nilai idealnya adalah |0,446318
- 0,446330 |=0,000012.

206
Opsi p-ISSN 1693-2102
Vol 14 No 2 December 2021 e-ISSN 2686-2352

4. KESIMPULAN DAN SARAN Doaly, C.O., Moengin, P., Chandiawan, G.,


2019, Pemilihan Multi-Kriteria Pemasok
Penelitian ini telah dapat mengembangkan
Departemen Store Menggunakan Metode
model pengambilan keputusan multi kriteri
Fuzzy AHP dan TOPSIS, Jurnal Ilmiah
untuk meminimasi biaya produksi dan
Teknik Industri, Vol. 7 No. 1, 70 – 78
memaksimalkan utilitas mesin. Model
Handayani, T., Wakhidah, N., (2012),
pengambilan keputusan multi kriteria yang
Penerapan SPK Untuk Seleksi Mahasiswa
dikembangkan akan meminimalkan biaya
Berprestasi Menggunakan Metode AHP,
produksi dan juga memaksimalkan utilitas
Jurnal Universitas Semarang, Volume 1
mesin. Model pengambilan keputusan multi
Nomor 2
kriteria yang dikembangkan akan membuat
Huang, I.B., Keisler. J., Linkov, I., (2011),
rencana produksi yang dijalankan akan dapat
Multi-Criteria Decision Analysis in
mendekati permintaan actual dan tidak melebihi
Environmental Science : Ten Years of
kapasitas gudang.
Applications and Trends, Science of The
Dengan menggunakan step method telah
Total Environment, Elsevier, Volume
didapatkan solusi kompromi untuk model
409, Issues 19, Pages 3578 – 3594
pengambilan keputusan multi kriteria yang
Indrianti, N., Sutrisno, (2014), Buku Ajar
sudah dikembangkan, sehingga dapat diketahui
Pengambilan Keputusan Multi Kriteria,
deviasi antara solusi kompromi yang dihasilkan
UPN “Veteran” Yogyakarta, Yogyakarta
terhadap nilai idealnya. Untuk membandingkan
Jiang, W.Y., Chun, Y.J., Jun, F.Z., Zhao, H.,
deviasi yang diperoleh maka dapat dilakukan
(2009), Review on Multi-Criteria
pencarian solusi kompromi pada model
Decision Analysis Aid in Sustainable
pengambilan keputusan multi kriteria yang
Energy Decision-making, Renewable and
dikembangkan ini menggunakan metode yang
Sustainable Energy Reviews, Elsevier,
lain.
Vol 13, Issue 9, Pages 2263 – 2278
DAFTAR PUSTAKA Kurniawan, E., Ilmi, A.M., Balafif, N., 2020,
Abdullah, R. (2018), Analisis Upaya Implementasi Multi Criteria Decision
Pengambilan Keputusan dalam Memilih Making Menggunakan Metode Simple
Supplier Terbaik dengan Metode AHP Additive Weighting (SAW) Pada Sistem
(Analytical Hierarchy Process) Pada Pendukung Keputusan Promosi Kenaikan
Departemen Procurement PT. XYZ, Jabatan, Jurnal Teknika, Volume 12, No.1
Seminar Nasional Sains dan Teknologi Safrizal, Tanti, L., 2016, Multi-Criteria Decision
2018, Fakultas Teknik Universitas Making Dalam Penentuan Jurusan Siswa
Muhammadiyah Jakarta, 17 Oktober Pada Lembaga Pendidikan dan Pelatihan
2018, Jakarta (LPP) Penerbangan, Journal of Applied
Amin, R., Mustika, W.P., 2017, Model Intelligent System, Vol.1, No. 3, Oktober
Pengambilan Keputusan Berbasis Kriteria 2016: 154-166
Majemuk dalam Pemilihan Investasi Ideal Si, J., Halburd, L.M., Nasiri, F., Bell, S., (2016),
Bagi Masyarakat, Journal Industrial Assessment of Building-integrated Green
Servicess Vol. 3 No. 1b Oktober 2017 Technologies: A Review and Case Study
Cinelli, M., Coles, S. R., Kirman, K., (2014), on Applications of Multi-Criteria
Analysis of The Potentials of Multi- Decision Making (MCDM) Method,
Criteria Decision Analysis Methods to Sustainable Cities and Society, Elsevier,
Conduct Sustainability Assessment, Vol 27, Pages 106 – 115
Ecological Indicators, Elsevier, Volume
46, Pages 138-148

207

You might also like