TRANSLATE MATERI GEOKIM PART 2 HALAMAN 30 – 31

data thus obtained. It shows that the interior of the earth is clearly heterogeneous, in the sense that
at different depths the material has different elastic properties. This heterogencity is not random but
is present in zones separated from each other by discontinuities of greater or lesser sharpness. Two
major or first order discontinuities (a first order discontinuity is one producing an abrupt break in the
velocity depth curve) have been recognized by all geophysicits. The earth is thus divided into three
parts the crust, from the surface down to the first discontinuity (the mohorovicic discontinuity); the
mantle, from the base of the crust to the second discontinuity (the wiechert – gutenberg
discontinuity) ; and the core, from the wiechert – gutenberg discontinuity to the center of the earth.
The extinction of the S waves at the base of the mantle is particularly significant, suggesting that the
material of the underlying core lacks rigidity and behaves as a liquid. Second – order discontinuities
are recognized within the crust, the mantle, and the core (a second – order discontinuity is marked
by a sudden change in the rate at which wave velocityy increases or decreases and produces a
changes in slope of the velocity – depth curve). There is no general agreement on the number and
positions of these discontinuities, and their interpretation is much less certain.

DENSITY WITHIN THE EARTH

It may be said that Sir Isaac Newton was the founder of geophysics because his formulation of the
law of gravitation provided the means for determining the mass of the earth and its mean density.
Newton made the prescient statement : “It is probable that the quantity of the whole matter of the
earth may be five or six times greater than if it consisted of water. “ it was not until the latter part of
the eighteenth century that Newton’s briliant guess was confirmed by experiment. In 1798
Cavendish determined the constant of gravitation by comparing the attraction between ntwo lead
spheres with the attraction between them and the earth, using a sensitive torsion balance; from this
measurement he derived the figure of 5.48 for the mean density of the earth. The present accepted
figure is 5.517 ± 0.004. Since the mean density of surface rocks is about 2.8, it follows that ar least
part of the interior must have a density greater than 5.5 to account for that of the earth as a whole.
The high density may be explained in two ways : 1. A change in physical state, the increase in density
being due to the contraction of crustal material into much smaller volume under enormous
pressure. 2. A change in chemical composition, the increase in density then being due to the
presence of some intrinsically heavier substence, such as a heavy metal.

DENSITY WITHIN THE WITHIN EARTH

The next step is the determination of the density distribition within the earth. It was mentioned in
the previous section that the velocities of P and S waves vary with the density and elastic contants of
the material through which they pass. The relevant equations are

(Vp and Va are the velocities of P and S waves, respectively ; P is the density of the material, k the
bulk modulus, µ the rigidity). Of the variables in these equations only the velocities are accurately
known for conditions in the earth’s interior, and thus no unique solution for the other factors is
possible from seismic data alone. However, the density distribution within the earth must comply
with two stringent conditions : the integrated density must agree with known density of the earth as
a whole, and it must also give the correct moment of inertia as determined from the precession of
the equinoxes. By making some plausible assumptions in the interpretation of the seismic data,
Bullen computed figures for the density distribution within the earth which are consistent with the
independent controls of bulk density and moment of inertia. From these results he also calcuted the
pressure distribution within the earth. The pressure at the.

Data yang diperoleh. Hal ini menunjukkan bahwa interior bumi jelas heterogen, dalam arti bahwa
pada kedalaman yang berbeda materi memiliki sifat elastis yang berbeda. Heterogencity ini tidak
acak tetapi hadir dalam zona terpisah satu sama lain oleh diskontinuitas ketajaman yang lebih besar
atau lebih kecil. Dua diskontinuitas order besar atau pertama (diskontinuitas urutan pertama adalah
salah satu menghasilkan istirahat tiba-tiba dalam kurva kedalaman kecepatan) telah diakui oleh
semua geophysicits. Bumi demikian dibagi menjadi tiga bagian kerak, dari permukaan ke
diskontinuitas pertama (diskontinuitas mohorovicic), mantel, dari dasar kerak kepada kedua
diskontinuitas (yang Wiechert - Gutenberg diskontinuitas), dan inti, dari Wiechert - Gutenberg
diskontinuitas ke pusat bumi. Kepunahan gelombang S di dasar mantel sangat signifikan,
menunjukkan bahwa materi inti yang mendasari tidak memiliki kekakuan dan berperilaku sebagai
cairan. Kedua - diskontinuitas agar diakui dalam kerak, mantel, dan inti (kedua - diskontinuitas order
ditandai dengan perubahan mendadak dalam tingkat di mana velocityy gelombang meningkat atau
menurun dan menghasilkan perubahan kemiringan kecepatan - kurva kedalaman ). Tidak ada
kesepakatan umum mengenai jumlah dan posisi dari diskontinuitas, dan interpretasi mereka jauh
kurang pasti.

KEPADATAN DALAM BUMI

Bisa dikatakan bahwa Sir Isaac Newton adalah pendiri geofisika karena perumusan hukum gravitasi
menyediakan sarana untuk menentukan massa bumi dan kepadatan rata-ratanya. Newton membuat
pernyataan sebelumnya: "Ini adalah kemungkinan bahwa jumlah masalah seluruh bumi mungkin
lima atau enam kali lebih besar daripada jika itu terdiri dari air. "Itu tidak sampai bagian akhir abad
kedelapan belas yang menebak Terimakasi Newton dikonfirmasi oleh percobaan. Pada 1798
Cavendish menentukan konstanta gravitasi dengan membandingkan daya tarik antara bola
memimpin ntwo dengan tarik antara mereka dan bumi, dengan menggunakan keseimbangan torsi
sensitif, dari pengukuran ini ia berasal sosok 5,48 untuk kepadatan rata-rata bumi. Angka diterima
saat ini adalah 5,517 ± 0,004. Karena kepadatan rata-rata batuan permukaan adalah sekitar 2,8,
maka bagian paling ar interior harus memiliki kepadatan yang lebih besar dari 5,5 untuk
memperhitungkan bahwa bumi secara keseluruhan. Kepadatan yang tinggi dapat dijelaskan dalam
dua cara: 1. Suatu perubahan dalam keadaan fisik, peningkatan kerapatan yang disebabkan oleh
kontraksi materi kerak dalam volume yang jauh lebih kecil di bawah tekanan besar. 2. Sebuah
perubahan dalam komposisi kimia, peningkatan kerapatan kemudian menjadi karena adanya
beberapa substence intrinsik lebih berat, seperti logam berat.

KEPADATAN DALAM DALAM BUMI

Langkah selanjutnya adalah penentuan distribition kepadatan dalam bumi. Hal itu disebutkan dalam
bagian sebelumnya bahwa kecepatan gelombang P dan S bervariasi dengan kepadatan dan contants
elastis dari bahan yang mereka lalui. Persamaan yang relevan
(Vp dan Va adalah kecepatan dari gelombang P dan S, masing-masing; P adalah kepadatan materi, k
modulus bulk, μ kekakuan). Dari variabel-variabel dalam persamaan hanya kecepatan yang akurat
dikenal untuk kondisi di pedalaman bumi, dan dengan demikian ada solusi yang unik untuk faktor-
faktor lain yang mungkin dari data seismik saja. Namun, sebaran densitas di dalam bumi harus
memenuhi dua kondisi yang ketat: kepadatan terintegrasi harus setuju dengan kerapatan yang
dikenal bumi secara keseluruhan, dan juga harus memberikan momen inersia yang benar seperti
yang ditetapkan dari presesi ekuinoks. Dengan membuat beberapa asumsi yang masuk akal dalam
interpretasi data seismik, computed Bullen angka sebaran densitas di dalam bumi yang konsisten
dengan kontrol independen dari kepadatan curah dan momen inersia. Dari hasil ini ia juga calcuted
distribusi tekanan di dalam bumi. Tekanan pada.