You are on page 1of 11

Pekerja Informal

Fitriana, S.H., M.H.


Definisi
International Labour Organization (ILO):

Pekerja informal (informal workers)


“All remunerative work (i.e. both self-employment and wage employment) that is not registered,
regulated or protected by existing legal or regulatory frameworks, as well as non-remunerative
work undertaken in an income-producing enterprise. Informal workers do not have secure
employment contracts, workers' benefits, social protection or workers' representation.”

→ Pekerja mandiri (self-employed workers)


“Self-employment is traditionally understood as non-salaried employment that is
employment that generates profit rather than being compensated by a salary… (i.e.
including employers with employees and own-account workers).”

Misal:
Petani, nelayan, pedagang asongan, pekerja rumah tangga, dsb.
“Although it is hard to generalize about the quality and nature
of informal employment, the characteristics include a lack of
protection for non-payment of wages, retrenchment without
notice or compensation, unsatisfactory occupational health
and safety conditions and an absence of social benefits such
as pensions, sick pay and health insurance.”

- ILO -

Sumber: https://www.ilo.org/jakarta/areasofwork/informal-economy/lang--en/index.htm
Jenis Pekerjaan Informal

01 Own and operate economic units


own-account workers, employers,
02 Contributing family workers
whether they work in economic
and members of cooperatives and of units in the formal or informal
social and solidarity economy units. economy.

03 Employees holding informal jobs


in or for formal enterprises, or in or
04 Workers in unrecognized
workers in unrecognized or
for economic units in the informal unregulated employment
economy. relationships.

(Rekomendasi ILO No. 204 Tahun 2015)


Alasan bekerja secara informal:
- Partisipasi pekerja, baik secara kebetulan
maupun pilihannya sendiri, akibat fleksibilitas
pasar tenaga kerja atau peluang yang tersedia.
- Beberapa segmen sektor informal dianggap
sangat dinamis dan inovatif, serta mampu
beradaptasi dengan kebutuhan pasar.
Tantangan Pekerjaan
Informal
● Pekerjaan informal merupakan suatu
fenomena yang banyak dialami oleh
negara berkembang (termasuk
Indonesia);
● Perlindungan yang minim atas upah,
jaminan sosial, K3, dsb menjadikan
pekerjaan informal sebagai pekerjaan
yang tidak layak;
● Namun di sisi lain, sektor informal
menawarkan solusi sumber mata
pencaharian yang mampu mengurangi
jumlah pengangguran.
Recommendation ILO
Rekomendasi ILO No. 204 Tahun 2015 - Transisi dari Perekonomian Informal ke Formal
● Merekomendasikan agar usaha-usaha informal dan tenaga kerja yang bekerja pada
sektor informal secara bertahap dialihkan menjadi usaha-usaha sektor formal dan
memenuhi syarat-syarat sesuai dengan peraturan perundang-undangan di bidang
ketenagakerjaan;
● Panduan bagi negara anggota:
1. memfasilitasi transisi pekerjaan informal ke sektor formal dengan memperhatikan
hak-hak dasar pekerja;
2. menciptakan keberlanjutan pekerjaan yang layak pada sektor formal; dan
3. mencegah informalisasi atas pekerjaan formal.
Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan
Untuk menyusun strategi pengalihan pekerjaan informal, negara anggota harus
mempertimbangkan:

1. Keragaman karakteristik, keadaan, kebutuhan pekerja dan sektor informal;


2. Peraturan perundang-undangan, kebijakan, dan prioritas nasional;
3. Penggunaan strategi yang berbeda dan beragam;
4. Koordinasi dengan berbagai pihak dalam pembuatan kebijakan;
5. Perlindungan hak asasi manusia;
6. Pemenuhan pekerjaan yang layak;
7. Standar ketenagakerjaan internasional yang berlaku;
8. Kesetaraan gender dan non-diskriminasi;
9. Kebutuhan khusus bagi kaum rentan (misal: orang yang lebih tua, penyandang
disabilitas, pekerja rumah tangga);
10. Pengembangan potensi kewirausahaan, kreativitas, dinamis, terampil, dan inovatif;
11. Pemberian insentif terhadap tindakan kepatuhan; dan
12. Pemberian sanksi.

(Rekomendasi ILO No. 204 Tahun 2015)


Hak dan Perlindungan Sosial
● Menjamin pekerjaan yang layak dan hak-hak pekerja informal, yaitu:
1. Kebebasan berserikat dan hak untuk berunding (collective bargaining);
2. Penghapusan segala bentuk kerja paksa;
3. Penghapusan pekerja anak; dan
4. Penghapusan diskriminasi pekerjaan dan jabatan.
● Menjamin K3:
1. Mengambil langkah dengan segera untuk mengatasi kondisi kerja yang tidak aman dan
tidak sehat pada sektor informal; dan
2. Meningkatkan perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja pada sektor informal.
● Menjamin perlindungan atas jaminan sosial, perlindungan persalinan, kondisi kerja yang
layak, dan upah minimum.

(Rekomendasi ILO No. 204 Tahun 2015)


Terima Kasih

You might also like