You are on page 1of 22

Volume 16 No 1 (April) 2023: pp 84-105

e-ISSN:2527-4406
Faculty of Law, Universitas Brawijaya, Malang p-ISSN:0126-0235
Indonesia
https://arenahukum.ub.ac.id/index.php/arena

HAK KREDITOR DENGAN TAGIHAN PIUTANG TERTOLAK


DALAM PROSES PENUNDAAN KEWAJIBAN PEMBAYARAN
UTANG

Sihabudin, Eko Adhitama

Fakultas Hukum Universitas Brawijaya


Jalan M.T. Haryono 169, Malang
Email: sihab@ub.ac.id

Disubmit: 23-02-2023 | Direview: 24-02-2023 | Diterima: 12-04-2023

Abstract
One of the stages in delaying payment of receivables obligations (PKPU) is the verification
of receivables. There may be a possibility that the claim for receivables being rejected at the
verification stage may occur, but there is no legal remedy that can be taken by the creditor,
either ordinary or extraordinary legal remedies. This article aims to analyze the legal
protection of creditors' receivables which are rejected at the receivables verification stage by
administrators in the PKPU process and the authority of the supervisory judge in terms of
the creditor's bill being rejected at the receivables verification stage. This normative research
uses a statutory approach. The results show that Law Number 37 of 2004 does not regulate
legal remedies if receivables are rejected in the accounts receivable verification. Efforts are
made when this happens, the supervisory judge has the authority to reconcile creditors and
debtors in determining. Thus, the debtor does not need to wait for the emergence of a settlement
homologation if the bill is rejected in the verification of receivables to submit an appeal to the
Supreme Court.
Keywords: Creditor; Receivables; Rights; Verification.

Abstrak
Tahapan dalam penundaan pembayaran kewajiban piutang (PKPU) salah satunya ialah verifikasi
piutang. Kemungkinan tertolaknya tagihan piutang pada tahap verifikasi dapat terjadi, namun
tidak ada upaya hukum yang dapat ditempuh oleh kreditor baik upaya hukum biasa maupun
upaya hukum luar biasa. Artikel ini bertujuan untuk menganalisis perlindungan hukum terhadap
tagihan piutang kreditor yang tertolak pada tahap verifikasi piutang oleh pengurus dalam
proses PKPU serta kewenangan hakim pengawas dalam hal tertolaknya tagihan kreditor pada
tahap verifikasi piutang. Penelitian yuridis normatif ini menggunakan pendekatan perundang-
undangan. Hasilnya, UU Nomor 37 Tahun 2004 tidak mengatur mengenai upaya hukum apabila
tagihan piutang tertolak dalam verifikasi piutang. Upaya yang dilakukan ketika terjadi hal
tersebut, hakim pengawas memiliki kewenangan untuk mendamaikan kreditor dan debitor dalam
penetapan. Debitor tidak perlu menunggu munculnya homologasi perdamaian terlebih dahulu
dalam hal tagihannya tertolak dalam verifikasi piutang untuk mengajukan kasasi ke Mahkamah
Agung.
Kata kunci: Hak; Kreditor; Piutang; Verifikasi.

83 DOI: https://doi.org/10.21776/ub.arenahukum.2023.01601.5
84 ARENA HUKUM Volume 16, Nomor 1, April 2023, Halaman 1-210

Pendahuluan yang diangankan oleh Undang-Undang


Pendanaan perusahaan dibutuhkan untuk Nomor 37 Tahun 2004 tentang kepailitan dan
membiayai seluruh aktivitas usaha. Untuk Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang
memenuhi pendanaan tersebut, salah satu (selanjutnya disebut sebagai UU KPKPU)
kebijakan yang diambil oleh perusahaan adalah mewujudkan ketentuan dari pasal 33
adalah melalui utang atau pinjaman terhadap ayat (4) UUD 1945. Pasal tersebut menghendaki
kreditor.1 Apabila perusahaan berada dalam adanya tekad untuk memajukan pembangunan
kondisi keuangan yang baik, utang terhadap nasional berdasar asas demokrasi ekonomi,
3

para kreditor akan terbayar dengan baik, UU KPKU menjembatani kepentingan debitor
namun akibat berbagai faktor, perusahaan bisa dan kreditor dalam pemenuhan haknya dalam
berada dalam keadaan tidak mampu atau tidak kegiatan usaha. Mengutip pendapat Mochtar
mau untuk membayar utang. Perjanjian utang- Kusumaatmadja yang menyampaikan
piutang tersebut kemudian menimbulkan bahwa hukum adalah sarana pembaruan dan
permasalahan karena debitor kemudian tidak pembangunan masyarakat begitu pula dengan
membayarkan utang yang telah diberikan oleh hukum kepailitan yang berperan sebagai
Kreditor. Banyak alasan utang tersebut tidak pembaruan dalam pembayaran utang yang
terbayarkan oleh debitor diantaranya karena berkeadilan.
4

tidak mampu sama sekali melunasi utang Konsep kepailitan dan PKPU pada
yang telah diberikan, utang yang telah dibayar prinsipnya telah digunakan di sebagian besar
masih belum mencukupi atas tagihan utang, negara untuk menyelesaikan permasalahan
terlambat membayar utang, atau membayar utang-piutang khususnya dalam kegiatan
utang tetapi tidak sesuai dengan apa yang bisnis. Penggunan mekanisme kepailitan
telah diperjanjikan.2 sendiri di Indonesia menjadi lazim digunakan
Kegagalan perusahaan dalam membayar pada periode tahun 1997-1998, pada periode
utang tentu saja tidak dapat dibiarkan berlarut. tersebut banyak perusahaan yang gagal bayar
Keadaan tersebut dapat merugikan neraca atas utang akibat dari adanya krisis moneter.
5

keuangan kreditor. Oleh karena itu terdapat Harus diakui, krisis moneter menjadi
suatu mekanisme penyelesaian pembayaran tonggak awal pembaruan hukum kepailitan
utang melalui lembaga kepailitan. Semangat di Indonesia. Pada saat itu IMF mendesak
1 Desrin Tatengkeng, Sri Murni, dan Joy Elly Tulung, “Analisis Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan
Utang Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012 – 2016”, Jurnal
EMBA : Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis dan Akuntansi Vol. 6, No. 3, (Juli 2018).
2 Doni Budiono, “Analisis Pengaturan Hukum Acara Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang”,
ADHAPER: Jurnal Hukum Acara Perdata Vol. 4, No. 2 (May 1, 2019): 109.
3 Arif Firmansyah, “Penafsiran Pasal 33 UUD 1945 Dalam Membangun Perekonomian Di Indonesia”, SYIAR
HUKUM: Jurnal Ilmu Hukum Vol. 13, No. 1, (Maret-Agustus 2012).
4 Mochtar Kusumaatmadja, Konsep-Konsep Hukum Dalam Pembangunan (Bandung: Alumni, 2002).
5 Niru Anita Sinaga dan Nunuk Sulisrudatin, “Hukum Kepailitan Dan Permasalahannya Di Indonesia”, Jurnal
Ilmiah Hukum DIrgantara Vol. 7, No. 1, (September 2016).
Sihabudin, Adhitama, Hak Kreditor Dengan Tagihan Piutang Tertolak Dalam Proses Penundaan... 85

Indonesia untuk segera memiliki peraturan sebagian maupun seluruh utang kreditor.
tersendiri tentang kepailitan untuk Secara prinsip, Undang-undang kepailitan
menggantikan aturan lama yang sudah berlaku di Indonesia mengatur ketentuan mengenai
sejak zaman Belanda. Situasi tersebut membuat kepailitan dan PKPU dalam satu aturan yang
pemerintah Indonesia sadar bahwa diperlukan sama. PKPU memberikan kesempatan kepada
sebuah pengaturan mengenai kepailitan yang debitor untuk dapat melakukan penundaan
dapat memberikan perlindungan terhadap pembayaran terhadap utang-utang yang
lancarnya dunia bisnis di Indonesia. Peraturan dimilikinya.8 Konsep PKPU memberikan
mengenai kepailitan dan PKPU memiliki kesempatan bagi debitor untuk dapat
makna penting terciptanya kepastian, melanjutkan usahanya, mempertahankan
ketertiban, penegakan serta perlindungan aset-aset dan kekayaannya sehingga dapat
hukum dapat meningkatkan perkembangan memberikan suatu jaminan bagi pelunasan
ekonomi dan bisnis di Indonesia.6 utang-utang yang telah diperjanjikan. Dilihat
Sejatinya Kepailitan dan Penundaan dari sudut pandang kreditor, PKPU diberikan
Kewajiban Pembayaran Utang adalah suatu kepada debitor dimaksudkan agar kreditor
metode yang disediakan oleh negara sebagai dapat memperoleh kepastian mengenai
solusi untuk keluar dan menyelesaikan segala tagihan piutangnya.9
permasalahan dan kesulitan keuangan yang Ketika hanya sedikit dari klaim piutang
dialami oleh debitor (commercial exit from yang diakui pengurus, maka kekuatan suara
financial distress).7Keberlangsungan usaha kreditor saat mengadakan voting atas rencana
menjadi azas utama yang diusung oleh UU perdamaian yang diajukan oleh debitor akan
KPKPU, apabila debitor masih memiliki tampak menjadi minoritas dibanding jumlah
itikad baik untuk membayar maka mekanisme suara kreditor lain.10 Konteks ini dalam
perdamaian akan diutamakan. PKPU adalah pengaturan UUK-PKPU tidak memberikan
salah satu bentuk perdamaian yang diatur upaya hukum biasa ataupun upaya hukum luar
dalam undang-undang dengan tujuan agar biasa terhadap perselisihan jumlah tagihan
debitor dapat mengajukan rencana perdamaian piutang antara kreditor dan debitor. Kondisi
baik berupa tawaran pembayaran secara tersebut menimbulkan kerugian bagi kreditor

6 Umul Khair, “Analisis Yuridis Terhadap Akibat Hukum Putusan Pernyataan Pailit Bagi Debitor Terhadap
Kreditor Pemegang Hak Tanggungan”, JCH: Jurnal Cendekia Hukum Vol. 3, No. 2, (March 2018): 258.
7 Herbert Napitupulu, “Voluntary Bankruptcy Petition (Pailit Diri Sendiri) Perseroan Terbatas (PT) Dalam
Perspektif Prinsip/Asas Commercial Exit from Financial Distress”, KRTHA BHAYANGKARA Vol. 14, No. 1
(Maret 2020): 51–69.
8 Stevi G. Tampemawa, “Prosedur Dan Tatacara Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) Menurut
Undang-Undang No.37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan Dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang”, Lex
Privatum Vol. 7, No. 6, (2019).
9 Kartini Muljadi, Penyelesaian Utang Piutang: Melalui Pailit Atau Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang
(Bandung: Alumni, 2001). hlm. 173
10 Ibid.
86 ARENA HUKUM Volume 16, Nomor 1, April 2023, Halaman 1-210

karena selain tagihan piutangnya tidak sesuai wajib untuk menyerahkan piutangnya masing-
dengan piutang yang diakui tetapi juga akan masing kepada kurator/pengurus disertai
berdampak pada kekuatan suara kreditor pada dengan perhitungan atau keterangan tertulis
saat voting perdamaian. Berbeda dengan yang menunjukkan sifat dan jumlah piutang
mekanisme kepailitan, dalam kepailitan serta kreditor berhak untuk mendapatkan
apabila terdapat bantahan atas tagihan yang tanda terima dari kurator/pengurus. Tentunya
diajukan dapat dilakukan upaya hukum perlindungan hukum yang diberikan kepada
melalui prosedur renvoi sebagai upaya yang kreditorpun juga tidak boleh merugikan
dapat ditempuh untuk dapat menyelesaikan kepentingan stake holders debitor.14 Dalam
perbedaan jumlah tagihan dan jika tidak berhasil proses kepailitan maupun PKPU khususnya
Hakim Pengawas dapat memerintahkan kedua pada saat proses itu berjalan, tidak jarang
belah pihak untuk menyelesaikan perselisihan ditemukan cara-cara perbuatan yang dilakukan
tersebut di pengadilan sesuai dengan tanggal oleh debitor untuk menyembunyikan atau
yang ditetapkan.11Mekanisme renvoi dalam mengamankan harta kekayaannya agar
kepailitan memberikan kesempatan para terhindar dari pailit.15
pihak waktu untuk dapat menyelesaikan Tidak ada upaya hukum yang dapat
permasalahan perbedaan jumlah tagihan di ditempuh oleh Kreditor baik itu upaya
Pengadilan. hukum biasa maupun upaya hukum luar
Rapat pencocokan piutang sebagai salah biasa oleh kreditor ketika tagihan piutangnya
satu proses untuk dapat mencapai perdamaian tertolak pada tahap verifikasi piutang oleh
dalam PKPU seharusnya juga terdapat pengurus dalam proses Penundaan Kewajiban
penerapan sebuah asas perlindungan hukum Pembayaran Utang (PKPU). Berjalannya
bagi para pihak.12 Upaya hukum dalam PKPU tahap rapat pencocokan piutang dimungkinkan
dapat digunakan sebagai instrumen dalam adanya perselisihan mengenai piutang antara
memberikan perlindungan hukum.13 Dalam kreditor dan debitor dimana hakim pengawas
pencocokan piutang kreditor juga memiliki tidak dapat menyelesaikan perselisihan
beberapa hak dan kewajiban dimana kreditor tersebut.16
11 Pasal 127 ayat 1 Undang-Undang No.37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran
Utang.
12 Wilda Prima Putri, “Perlindungan Hukum Terhadap Bank Sebagai Pemegang Jaminan Kebendaan Terkait
Pelunasan Hutang Oleh Debitor (Studi Kasus Putusan No.50/Pailit/2010/PN.Niaga.JKT.PST)”, ADIL: Jurnal
Hukum Vol. 9, No. 2, (Mei 2019): 35.
13 Ibid.
14 Dedy Tri Hartono, “Perlindungan Hukum Kreditor Berdasarkan Undang-Undang Kepailitan,” Jurnal Ilmu
Hukum Legal Opinion Vol. 4, No. 1, (2016): 1–8.
15 Ida Ayu Kade Winda Swari, A.A. Gede Ngurah Dirksen, A.A. Sagung Wiratni Darmadi, “Perlindungan Hukum
Terhadap Kepentingan Para Kreditor Akibat Actio Pauliana Dalam Hukum Kepailitan”, KERTHA SEMAYA
Vol. 2, No. 1, (Februari 2014): 1-5, diakses 26 September 2022, https://ojs.unud.ac.id/index.php/kerthasemaya/
article/view/8115.
16 Audika Vania Ardini, “Renvoi Prosedur Sebagai Upaya Hukum Untuk Menentukan Kedudukan Kreditur
Dalam Sengketa Pailit (Studi Kasus: Putusan Mahkamah Agung No. 645K/Pdt.Sus-Pailit/2017)”, Skripsi,
Sihabudin, Adhitama, Hak Kreditor Dengan Tagihan Piutang Tertolak Dalam Proses Penundaan... 87

Pembahasan yang baik. Melaksanakan perbuatan apapun


Hakikatnya PKPU untuk harus berdasarkan adanya kejujuran dan
bertujuan
melakukan perdamaian antara debitor dengan berjalan dalam hati sanubari seorang manusia,
para kreditornya dan menghindarkan debitor apapun yang dilakukan manusia sebagai
yang telah atau akan mengalami insolven dari anggota masyarakat harus jauh dari sifat
pernyataan pailit. Kesepakatan perdamaian merugikan orang lain dan menguntungkan
dalam rangka perdamaian PKPU tidak diri sendiri. Tanpa adanya itikad baik tersebut
tercapai, maka debitor pada hari berikutnya perdamaian akan merugikan pihak-pihak
dinyatakan pailit oleh Pengadilan Niaga.17 lainnya.
Alasan lain diharapkan adanya PKPU ini Itikad baik para pihak menjadi hal utama
dapat dimungkinkan debitor bisa meneruskan yang harus dilakukan dalam proses perdamaian.
usahanya meskipun terdapat kendala Para pihak harus melaksanakan perbuatan
kesulitan pembayaran dan untuk menghindari apapun berdasarkan adanya kejujuran dan
diajukannya permohonan kepailitan. berjalan dalam hati sanubari seorang manusia,
apapun yang dilakukan manusia sebagai
A. Perlindungan Hukum Terhadap
anggota masyarakat harus jauh dari sifat
Tagihan Piutang Kreditor yang
merugikan orang lain dan menguntungkan
Tertolak Pada Tahap Verifikasi
diri sendiri. Tanpa adanya itikad baik tersebut
Piutang Oleh Pengurus Dalam
perdamaian akan merugikan pihak-pihak
Proses Penundaan Kewajiban
lainnya.
Pembayaran Utang (PKPU)
Secara prinsip PKPU berbeda dengan
Membahas mengenai Kepailitan dan
kepailitan, pada kepailitan prinsip utamanya
PKPU tidak dapat dilepaskan dari hukum acara adalah memperoleh pelunasan secara
pelaksananaannya. Mulai dari permohonan, proporsional dari utang-utang debitor dengan
pemanggilan, pemeriksaan, putusan
dan cara menjual asset debitor. Sedangkan dalam
sampai dengan adanya perdamaian. Sebelum PKPU debitor tetap memiliki kewenangan
munculnya perdamaian didalam PKPU, para untuk melakukan perbuatan hukum terhadap
pihak harus menempuh tahap-tahap lanjutan harta kekayaannya, sepanjang mendapat
setelah adanya putusan. Proses acara dalam persetujuan dari Pengurus yang sebelumnya
PKPU diperlukan adanya sebuah itikad baik ditunjuk oleh pengadilan yang memeriksa
dari para pihak baik itu kreditor maupun debitor permohonan PKPU tersebut. Berikut adalah
itu sendiri. Itikad baik menjadi yang paling beberapa alur yang harus dilakukan setalah
utama untuk mencapai sebuah perdamaian adanya putusan PKPU sebelum mencapai

Program Studi Ilmu Hukum (Depok: Universitas Indonesia, 2020), Tidak dipublikasikan.
17 Sutan Remy Sjahdeini, Hukum Kepailitan Memahami Faillissementsverordening Juncto, (Jakarta: Grafiti,
2002), hlm. 364.
88 ARENA HUKUM Volume 16, Nomor 1, April 2023, Halaman 1-210

sebuah perdamaian:18 dalam rapat ini juga diberikan penjelasan


1. Memastikan terpenuhinya asas publisitas secara singkat mengenai proses PKPU.
Penerapan asas publisitas dalam proses Pelaksanaan rapat kreditor pertama
PKPU sangat penting, hal ini berkaitan dipimpin oleh Hakim Pengawas, sebagai
dengan diumumkannya informasi yang pimpinan rapat yang bertugas membuka
berkaitan dengan informasi yang harus rapat kreditor Hakim Pengawas akan
disampaikan kepada publik. Keputusan memeriksa dan meneliti daftar hadir dan
pernyataan pailit ataupun PKPU harus kehadiran peserta yang hadir di dalam
dapat diketahui oleh masyarakat luas rapat. Selanjutnya Hakim Pengawas akan
karena putusan pernyataan pailit memperkenalkan diri dan menjelaskan
ataupun PKPU pada seorang debitor tugas serta tanggung jawabnya dalam
akan berdampak luas dan menyangkut proses PKPU yang sedang berjalan.
kepentingan banyak pihak. Sebagai Hakim Pengawas kemudian akan
bagian dari adanya asas publisitas dari memperkenalkan pihak-pihak yang hadir
putusan permohonan pernyataan pailit di dalam rapat antara lain pengurus,
dan PKPU, dalam kaitannya dengan debitor, para kreditor dan panitera
adanya hubungan kelangsungan hidup pengganti sebagai sekretaris rapat.
dari debitor yang telah dinyarakan pailit Setelah memperkenalkan para pihak yang
ataupun PKPU dengan masyarakat, hadir di dalam rapat, Hakim Pengawas
UUK-PKPU menekankan pentingnya kemudian akan membacakan amar
sifat keterbukaan dari proses maupun putusan pernyataan PKPU Sementara dan
keputusan kepailitan dan PKPU. Asas menjelaskan tahapan pengurusan dalam
publisitas ini sebagai sarana transparansi PKPU Sementara bahwa debitor bersama-
terhadap proses pelaksanaan PKPU dan sama dengan pengurus mengurus harta
Kepailitan sehingga prosesnya terbuka kekayaan debitor.
dan diketahui oleh publik. 3. Rapat Kreditor Lanjutan PKPU
2. Dilaksanakannya Rapat Kreditor Pertama Sementara
PKPU Sementara Tahap kreditor lanjutan PKPU
Rapat Kreditor Pertama setelah sementara ini merupakan rapat
putusan PKPU diucapkan merupakan lanjutan dari rapat kreditor pertama.
rapat yang dilakukan oleh Hakim Hakim Pengawas pada tahap ini akan
Pengawas, Pengurus, Debitor dan Kreditor memberikan kesempatan kepada
yang pertama kali dilakukan untuk saling pengurus untuk melaporkan pekembangan
mengenal satu sama lain dan memberikan hasil pekerjaannya dan memberikan
18 Putu Eka Trisna Dewi, “Tinjauan Hukum Bisnis: Urgensi Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU)
Dalam Kepailitan”, Jurnal Akses Vol. 8, No. 1, (2016).
Sihabudin, Adhitama, Hak Kreditor Dengan Tagihan Piutang Tertolak Dalam Proses Penundaan... 89

kesempatan kepada kreditor dan debitor adanya bukti-bukti yang ada sehingga
untuk menanggapi laporan pengurus, meminimalisir perbedaan jumlah
apabila rencana perdamaian telah diajukan tagihan, selain itu Hakim Pengawas
dan setelah didengarkan oleh pihak akan menjelaskan mengenai bantahan
masing-masing pada tahap selanjutnya atas tagihan yang dapat diajukan kepada
hakim pengawas akan menetapkan hari, Hakim Pengawas berkaitan dengan status
tanggal, waktu dan tempat pembahasan sebagai kreditor, perselisihan tagihan dan
rencana perdamaian. Hakim pengawas peringkat kreditor.
akan menetapkan tanggal dan hari rapat 5. Pemungutan Suara Untuk Pemberian
pencocokan piutang (verifikasi piutang) PKPU Tetap.
yang akan diikuti oleh masing-masing 6. Pembahasan Rencana Perdamaian
pihak dan setelah itu Hakim Pengawas 7. Pengesahan Perdamaian (homologasi)
akan memerintahkan Panitera Pengganti Salah satu kasus mengenai
untuk dapat membuat berita acara yang tertolaknya jumlah tagihan kreditor
ditanda tangani oleh Hakim Pegawas dan pada tahap pencocokan piutang dalam
Panitera Pengganti serta mengimput dan proses PKPU pernah terjadi pada
mengunggah kedalam SIPP Pengadilan beberapa kasus di Pengadilan Niaga.
dan dicatatkan kedalam buku register. Salah satu kasus tersebut penah terjadi
Tahap selanjutnya adalah Rapat adalah tertolaknya jumlah tagihan
Pencocokan Piutang (verifikasi piutang). PT. Bank Negara Indonesia (BNI),
4. Rapat Pencocokan Piutang (verifikasi dimana kasus ini bermula pada saat PT.
piutang) Dalam PKPU Sementara Kusuma Putra Sentosa dinyatakan PKPU
Batas akhir pengajuan tagihan apabila berdasarkan putusan Pengadilan Niaga
telah dianggap selesai, maka berikutnya No.05/Pdt-Sus-PKPU/2014/PN.Niaga.
adalah pelaksanaan Rapat Pencocokan Smg sehingga setalah adanya putusan
Piutang yang dipimpin oleh Hakim itu tim pengurus mengadakan Rapat
Pengawas. Pada tahapan ini Hakim Pemungutan Suara atau voting rencana
Pengawas akan meneliti terlebih dahulu perdamaian yang diajukan oleh debitor.
daftar kehadiran rapat mencocokan Tanggapan dari BNI yang merupakan
piutang dan mewajibkan debitor untuk salah satu kreditur separatis menolak
hadir sendiri tanpa diwakili dalam Rapat rencana perdamaian karena tagihan yang
Pencocokan Piutang. Hakim Pengawas diakui dan dijadikan dasar bagi proposal
selanjutnya akan menjelaskan mengenai perdamaian tidak sesuai dengan jumlah
tagihan piutang yang diberikan dan tagihan yang telah diajukan pertama kali
tagihan tersebut harus disertai dengan oleh BNI. Terhadap rapat pencocokan
90 ARENA HUKUM Volume 16, Nomor 1, April 2023, Halaman 1-210

piutang masing-masing kreditor dari PT. enam pulu dua rubu Sembilan ratus
Kusuma Putra Sentosa telah mengajukan rupiah) dari total tagihan yang diajukan
jumlah tagihannya, namun dari seluruh sebesar Rp.302.854.475.953 (tiga ratus
jumlah tagihan tersebut hanya tagihan dua miliar delapan ratus lima puluh empat
BNI yang sebagian tertolak sedangkan juta empat ratus tujuh puluh lima ribu
BNI mengkalim bahwa dirinya memiliki sembilan ratus lima puluh tiga rupiah).
bukti-bukti terhadap jumlah piutang yang Dalam pencocokan piutang kreditor
dimilikinya. Jumlah tagihan kreditor juga memiliki beberapa hak dan
lain sebagian besar diterima oleh Tim kewajiban dimana kreditor wajib untuk
Pengurus dan akhirnya BNI meminta menyerahkan piutangnya masing-masing
kepada Hakim Pengawas agar voting kepada kurator/pengurus disertai dengan
ditunda sampai adanya penyelesaian perhitungan atau keterangan tertulis yang
perbendaan jumlah tagihan yang ada. menunjukkan sifat dan jumlah piutang
Terhadap perselisihan tersebut serta kreditor berhak untuk mendapatkan
akhirnya Pengadilan Niaga tetap tanda terima dari kurator/pengurus.19
memutuskan Putusan No.05/Pdt-Sus- Tentunya perlindungan hukum yang
PKPU/2014/PN.Niaga.Smg pada tanggal diberikan kepada kreditorpun juga tidak
9 Februari 2015, didalam putusan tersebut boleh merugikan kepentingan stake
semua kreditor tercantum dalam putusan holders debitor.20 Dalam proses kepailitan
homologasi kecuali BNI. Tindakan yang maupun PKPU khususnya pada saat
dilakukan BNI dari adanya kondisi proses itu berjalan, tidak jarang ditemukan
tersebut adalah mengajukan kasasi karena cara-cara perbuatan yang dilakukan
dirinya merasa dirugikan karena adanya oleh debitor untuk menyembunyikan
jumlah tagihan yang tertolak tersebut. atau mengamankan harta kekayaannya
BNI dengan tegas menolak rencana agar terhindar dari pailit.21 Penetapan
perdamaian secara langsung dalam rapat dari pengurus inilah yang menjadi satu-
karena jumlah piutang yang diakuinya satunya jalan yang dapat ditempuh
hanya sekitar 18,4% atau hanya sebesar dalam hal terjadi perselisihan antara para
Rp.55.927.162 (lima puluh lima miliar pihak mengenai jumlah tagihan dalam
Sembilan ratus dua pulu juta serratus proses verifikasi piutang yang tertolak.

19 Nin Yasmine Lisasih, “Pencocokan Piutang Dalam Perkara Kepailitan”, https://ninyasminelisasih.


com/2018/02/23/pencocokan-piutang-dalam-perkara-kepailitan/, diakses 26 September 2022.
20 Dedy Tri Hartono, “Perlindungan Hukum Kreditor Berdasarkan Undang-Undang Kepailitan”, Jurnal Ilmu
Hukum Kegal Opinion Vol.4, No. 1, (2016): 5.
21 Ida Ayu Kade Winda Swari, A.A. Gede Ngurah Dirksen, A.A. Sagung Wiratni Darmadi, “Perlindungan Hukum
Terhadap Kepentingan Para Kreditor Akibat Actio Pauliana Dalam Hukum Kepailitan”, KERTHA SEMAYA
Vol. 2, No. 1, (Februari 2014): 1-5, diakses 26 September 2022, https://ojs.unud.ac.id/index.php/kerthasemaya/
article/view/8115.
Sihabudin, Adhitama, Hak Kreditor Dengan Tagihan Piutang Tertolak Dalam Proses Penundaan... 91

UUK-PKPU tidak memberikan upaya melaporkan segala fakta dan alasan-alasan


hukum biasa atau luar biasa kepada para dari pembahasan perdamaian. Kesepakatan
pihak dalam hal apabila terjadi perbedaan perdamaian menjadi elemen penting dan juga
jumlah tagihan seperti halnya renvoi esensial dalam PKPU, namun pada faktanya
dalam mekanisme kepailitan. Khusunya adalah perdamaian tidak mudah untuk dicapai
apabila jumlah tagihan kreditor tidak dalam proses PKPU.22 Pengadilan wajib untuk
diakui oleh pengurus debitor, didalam memberikan putusan mengenai pengesahan
Buku Pedoman Penyelesaian Perkara perdamaian, hal ini sesuai dengan adanya
Kepailitan dan Penundaan Kewajiban pasal 285 ayat (1) yang menyebutkan bahwa:23
Pembayaran Utang hanya ada upaya “Pengadilan wajib memberikan
melalui penetapan Hakim Pengawas, putusan mengenai pengesahan
perdamaian disertai alasan-
sehingga Hakim Pengawas yang menilai alasannya pada sidang sebagaimana
mengenai perselisihan tersebut. dimaksud dalam Pasal 284 ayat (3).”

1. Mekanisme Rapat Pencocokan Sebelum rapat pencocokan piutang


Piutang Dalam PKPU Sementara dilaksanakan pada UUK-PKPU, semua
dan Prosedur Pengajuan Bantahan kreditor wajib menyerahkan piutangnya
Terhadap Jumlah Tagihan disertai bukti-bukti dan perhitungan atau
Berdasarkan Keputusan Ketua keterangan tertulis lainnya, dimana bukti
Mahkamah Agung Nomor 109/ tersebut menunjuukan sifat dan jumlah
KMA/SK/IV/2020 piutang.24 Pencocokan piutang merupakan

Permasalahan yang dapat terjadi saat penting untuk pengakuan kreditor dan terhadap
verifikasi piutang adalah adanya perbedaan besaran jumlah utangnya. Mengenai adanya
25

pendapat terhadap jumlah tagihan kreditor daftar piutang dari kreditor yang tertolak oleh
dengan utang yang diakui oleh debitor. Kondisi pengurus dapat menjadi salah satu alasan bagi
tersebut dapat menimbulkan perselisihan kreditor untuk menolak rencana perdamaian,
walaupun telah ada putusan PKPU dari sebab dengan tertolaknya jumlah tagihan
Pengadilan Niaga. Sebelum sampai kepada kerugian ada pada pihak kreditor kreditor akan
adanya perdamaian (homologasi) dalam PKPU merasa dirugikan. Apabila terdapat bantahan
yang diputus oleh Majelis Hakim Pemutus dan para pihak tidak dapat didamaikan, maka
tentunya Hakim Pengawas diharuskan untuk hakim pengawas dapat memutus dengan

22 Rindy Ayu Rahmadianti, “Akibat Hukum Penolakan Rencana Perdamaian Debitor Oleh Kreditor Dalam Proses
Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang”, Jurnal Notarius Vol. 8, No. 2, (September 2015): 270.
23 Pasal 285 ayat 1 Undang-Undang No.37 tahun 2004 Tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran
Utang.
24 Rado Fridsel Leonardus dan Novitasari, “Kedudukan Hukum Kreditor Yang Tidak Terverifikasi Dalam
Undang-Undang Kepailitan”, Jurnal Hukum To-Ra, Vol. 6, No.3, (Desember 2020): 253.
25 Ibid. hlm 252
92 ARENA HUKUM Volume 16, Nomor 1, April 2023, Halaman 1-210

penetapan. Mekanisme dalam pemberian perdamaian dapat dinegosiasikan, ditetapkan,


penetapan dari Hakim Pengawas dalam PKPU dan dilaksanakan dengan baik sampai
belum dijelaskan secara tegas dan jelas dalam pemenuhan seluruh utang tercapai sebelum
UU KPKPU. 26 diucapkan putusan pernyataan pailit.28
Rancangan perdamaian dari debitor apabila
2. Upaya Hukum atas PKPU dalam
ditolak atau musyawarah antara kedua kedua
Putusan Mahkamah Konstitusi
belah pihak gagal maka sudah sewajarnya
No.23/PUU-XIX/2021
debitor akan dinyatakan pailit, hal ini logis
Tanggal 15 Desember 2021 Majelis Hakim
sebab kerugian yang dialami oleh kreditor
Konstitusi telah mengeluarkan putusan MK
atas gagal bayar dari debitor menjadi suatu hal
No. 23/PUU-XIX/2021 (selanjutnya disebut
yang tidak dapat dikesampingkan.
Putusan MK No. 23/2021). Putusan dalam
Secara esensial adanya putusan ini
peradilan merupakan perbuatan Hakim sebagai
membuka peluang untuk diajukannya upaya
pejabat negara berwenang yang diucapkan
hukum kasasi terhadap putusan PKPU.
dalam sidang terbuka untuk umum dan dibuat
Sebelumnya, UU KPKPU tidak memberikan
secara tertulis untuk mengakhiri sengketa
ruang terhadap upaya hukum PKPU29
yang dihadapkan para pihak kepadanya.27
Adanya putusan ini secara mendasar telah
Pembahasan terhadap Putusan MK No.
menjadi sebuah fenomena baru dalam hukum
23/2021 pada dasarnya tetap fokus terhadap
kepailitan di Indonesia. Di mana putusan
adanya mekanisme PKPU itu sendiri.
ini dimaksudkan untuk dapat memberikan
Efektivitas PKPU dalam mencegah kepailitan
perlindungan kepada debitor khususnya agar
bergantung pada adanya itikad baik dan
tidak mudah untuk dinyatakan pailit oleh
sense of cooperation (rasa kooperatif) baik
kreditor.
dari pihak debitor dan kreditor agar rencana
Di sisi lain adanya putusan ini juga
26 Mekanisme yang diatur hanya mengenai bantahan yang ada didalam pegaturan kepailitan dengan mekanisme
Renvoi Prosedur yang ada pada halaman 54 Buku II Pedoman Penyelesaian Perkara Kepailitan dan PKPU
Mahkamah Agung Republik Indonesia yaitu :
a Bantahan terhadap tagihan harus diajukan kepada hakim pengawas untuk didamaikan (Pasal 127 UUK-
PKPU).
b Bantahan selain perselisihan daftar piutang tidak dapat diajukan melalui mekanisme Prosedur Renvoi.
c Bantahan terhadap tagihan harus diajukan pada rapat pencocokan/Verifikasi Piutan dengan membuat
Pernyataan dan dimuat dalam Berita Acara.
d Setiap Bantahan yang diajukan kreditor harus terlebih dahulu diselesaikan oleh hakim pengawas.
e Apabila bantahan diajukan tanpa melalui hakim pengawas maja majlis pemutus harus menyatakan bantahan
tidak dapat diterima.
f Terhadap Daftar Piutang yang dibantah Hakim Pengawas mengupayakan perdaimaian terlebih dahulu.
g Jika tidak tercapai perdamaian,
27 M.P. Stein dalam Maruar Siahaan, Hukum Acara Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia, (Jakarta: Sinar
Grafika, 2012), hlm 201.
28 Sunarmi, Hukum Kepailitan Edisi Ke-2, (Jakarta: PT Sofmedia, 2010), hlm 20.
29 Pasal 235 ayat (1) Jo Pasal 293 ayat (1) Undang-Undang No.37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan dan Penundaan
Kewajiban Pembayaran Utang.
Sihabudin, Adhitama, Hak Kreditor Dengan Tagihan Piutang Tertolak Dalam Proses Penundaan... 93

harus mendapatkan beberapa catatan. norma baru dalam undang-undang yang


Bahwa dengan adanya putusan ini dalam berkaitan dengan PKPU, sehingga isi dari
praktik membuat dapat disalahgunakan oleh putusan tersebut juga merupakan bagian dari
debitor itu sendiri atau beberapa pihak yang undang-undang. Adanya upaya hukum kasasi
terlibat dalam upaya PKPU dikemudian hari yang diberikan setidaknya akan membuat
sebab dalam putusan ini. Majelis Hakim putusan pada Pengadilan Niaga yang berkaitan
Mahkamah Konstitusi hanya melihat adanya dengan PKPU dapat menjadi koreksi oleh
pelanggaran hak konstitusional yang diderita Hakim Agung Mahkamah Agung (MA),
atau setidaknya berpotensi akan diderita oleh karena bisa saja terjadi putusan pada tingkat
pihak debitor dalam hal tidak terbukanya Pengadilan Niaga tersebut tidak sesuai dengan
upaya hukum terhadap permohonan PKPU keputusan MA. Meski demikian pengajuan
yang diajukan terhadapnya. Putusan MK akan upaya hukum kasasi yang dilakukan berlaku
mengakibatkan proses restrukturisasi utang secara terbatas, sesuai dengan Putusan MK No.
akan berlarut-larut dan menjadi tidak pasti, 23/2021 upaya hukum kasasi dimaksudkan
serta semakin menjauh dari suasana untuk hanya terhadap permohonan PKPU yang
berdamai. diajukan dan tawaran perdamaiannya
Keadaan seperti itu maka kedua belah ditolak oleh kreditor. Demi menjamin ruh
pihak baik kreditor dan debitor akan dirugikan, UUK-PKPU khususnya dalam hal peradilan
sehingga hal akan menimbulkan ketidak cepat (speedy trial) upaya hukum yang
pastian dan adanya berpotensi melanggar asas terbuka ini hanya terbatas pada upaya hukum
keadilan dan keseimbanga bagi pihak kreditor biasa, yakni kasasi.31 Dalam perkara proposal
dikemudian hari dalam perkara PKPU. tidak disetujui oleh kreditor merupakan
Ketiadaan upaya hukum apapun terhadap persoalan yang bersifat susbtansi berfokus
putusan PKPU pada hakekatnya adalah sesuai pada isi proposal perdamaian itu sendiri dan
dengan adanya asas keseimbangan yang dianut tidak ada persoalan hukum di dalamnya. Tidak
dalam UU KPKPU antara debitor dan kreditor, tercapainya kesepakatan dalam pengajuan
dalam hal permohonan PKPU ditolak, maka proposal perdamaian bersifat fakta dan sudah
pengadilan harus menyatakan debitor pailit. sewajarnya debitor demi hukum menjadi
Apabila permohonan PKPU dikabulkan, pailit. Putusan tersebut membuka kesempatan
Kreditor yang tidak menyetujuinya juga tidak bagi debitor untuk dapat mengajukan upaya
lagi dapat mengajukan upaya hukum.30 hukum kasasi apabila rencana perdamaiannya
Putusan MK No. 23/2021 menciptakan ditolak oleh kreditor.
30 Doni Budiono, “Kajian Yuridis Pengajuan Kasasi Terhadap Putusan PKPU Dalam Putusan MK Nomor 23/
PUU-XiX/2021”, https://pdb-lawfirm.id/kajian-yuridis-pengajuan-kasasi-terhadap-putusan-pkpu-dalam-
putusan-mk-nomor-23-puu-xix-2021/, diakses tanggal 8 Agustus 2022.
31 Tim Publikasi Hukum Online, “Altruist Lawyers Sepakat, Penerapan Putusan MK No.23/2021 Harus Tegas
dan Terbatas”, https://www.hukumonline.com/berita/a/altruist-lawyers-sepakat--penerapan-putusan-mk-no-
23-2021-harus-tegas-dan-terbatas-lt622ea2cada581/, diakses 8 Agustus 2022.
94 ARENA HUKUM Volume 16, Nomor 1, April 2023, Halaman 1-210

Putusan MK ini seperti dua sisi koin yang voorraad). Jadi jika putusan PKPU dapat
berbeda, selain adanya dampak positif yang diajukan kasasi, maka pada masa kasasi debitor
akan muncul namun ada beberapa sisi negatif tidak akan mengajukan proposal perdamaian.
yang akan muncul. Secara fundamental Kondisi tersebut akan menyulitkan posisi dari
apabila penerapannya tidak tegas dan tidak pengurus maupun kurator apabila debitor tidak
terbatas akan menyebabkan putusan ini mengajukan rencana perdamaian dan terjadi
dapat menciderai jiwa dari UUK-PKPU itu keadaan insolven maka sudah kewajiban
sendiri. Sebab dalam adanya keseimbangan kurator untuk melakukan pengurusan dan
kepentingan antara kreditor dan debitor harus pemberesan harta pailit, namun diwaktu
terjaga, sebab dalam PKPU hak kreditor yang sama proses kasasi atas PKPU masih
dan debitor harus seimbang dan setara. berjalan sehingga kurator juga menjadi ragu
Dipebolehkannya upaya kasasi dalam PKPU menjalankan tugasnya. Konsekuensi dapat
akan berpotensi rawan terhadap perdamaian diajukannya PKPU dalam upaya kasasi
yang disepakati sebelumnya menjadi tidak memberikan kesamaan dengan mekanisme
mengikat bagi semua pihak, sehingga dalam pailit, dimana dalam debitor mengajukan
hal ini akan menimbulkan ketidak pastian perdamaian debitor diperbolehkan untuk
hukum bagi para pihak. mengajukan upaya kasasi (Pasal 144
Baik kreditor maupun debitor diharuskan UUK-PKPU). Perbedaanya terletak pada
untu sama-sama memiliki itikad baik sehingga dalam UUK-PKPU masih memberikan
kepentingan kreditor sebagai pihak yang perlindungan kepada kurator (Pasal 12 ayat
memiliki piutang dan debitor yang memiliki (2) UUK-PKPU) bahwa tindakan kurator tetap
utang dapat dipenuhi secara bersama-sama dan sah dan mengikat debitor sekalipun putusan
mendapatkan perlakukan yang adil dan juga pernyataan pailit dibatalkan oleh putusan
seimbang. Majelis Hakim melalui putusan MK kasasi. Kepaistian hukum seperti ini yang
No. 23/2021 berupaya untuk dapat melakukan tidak ada pasa ketentuan permohonan PKPU
control akan itikad baik dari kreditor maupun yang diajukan kasasi.32
debitor. Implementasinya diperlukan Putusan MK No. 23/2021 menciptakan
pengawasan untuk mencegah adanya debitor norma baru dalam undang-undang yang
yang ingin melepaskan tanggung jawab atas berkaitan dengan PKPU, sehingga isi dari
kewajibannya utang-utangnya. putusan tersebut juga merupakan bagian dari
PKPU yang dapat diajukan kasasi akan undang-undang. Adanya upaya hukum kasasi
meruntuhkan prinsip restrukturisasi, karena yang diberikan setidaknya akan membuat
restrukturisasi dalam putusan Pengadilan putusan pada Pengadilan Niaga yang berkaitan
Niaga bersifat serta-merta (uitvoerbaar bij dengan PKPU dapat menjadi koreksi oleh

32 Ibid.
Sihabudin, Adhitama, Hak Kreditor Dengan Tagihan Piutang Tertolak Dalam Proses Penundaan... 95

Hakim Agung Mahkamah Agung (MA), c. Dapat membuktikan adanya kesalahan


karena bisa saja terjadi putusan pada tingkat penerapan hukum oleh pengadilan tingkat
Pengadilan Niaga tersebut tidak sesuai dengan pertama dan/atau alasan lainnya yang
keptusan MA. Meski demikian pengajuan menjadi dasar dalam mengajukan kasasi
upaya hukum kasasi yang dilakukan berlaku sebagaimana secara umum diatur dalam
secara terbatas, sesuai dengan Putusan MK No. Pasal 30 Undang-undang No. 14 Tahun
23/2021 upaya hukum kasasi dimaksudkan 1985 sebagaimana beberapa kali diubah
hanya terhadap permohonan PKPU yang terakhir dengan Undang-undang No. 3
diajukan dan tawaran perdamaiannya Tahun 2009 tentang Mahkamah Agung.34
ditolak oleh kreditur. Demi menjamin ruh Walaupun terhadap putusan PKPU dapat
UUK-PKPU khususnya dalam hal peradilan diajukan kasasi namun hal tersebut tidak
cepat (speedy trial) upaya hukum yang dapat di tafsirkan setiap putusan PKPU
terbuka ini hanya terbatas pada upaya hukum dapat diajukan upaya hukum.
biasa, yakni kasasi.33 Dalam perkara proposal Keberadaan putusan MK No. 23/2021 sebagai
tidak disetujui oleh kreditor merupakan sebuah putusan yang memberikan upaya
persoalan yang bersifat susbtansi berfokus hukum bagi perkara PKPU tidak terlepas
pada isi proposal perdamaian itu sendiri dan dari adanya pro dan kontra. Secara mendasar
tidak ada persoalan hukum di dalamnya. Tidak pro dan kontra ini didasarkan pada adanya
tercapainya kesepakatan dalam pengajuan pertentangan asas-asas yang ada seperti asas
proposal perdamaian bersifat fakta dan sudah keadilan, asas kepastian ataupun konsep
sewajarnya debitor demi hukum menjadi dasar yang terkandung didalam UUK-PKPU.
pailit. Penerapannya akan menimbukan beberapa
Putusan tersebut membuka kesempatan konsekuensi hukum baik itu konsekuensi positif
bagi debitor untuk dapat mengajukan upaya ataupun konsekuensi negatif. Konsekuensi
hukum kasasi apabila rencana perdamaiannya positif adanya upaya hukum terhadap putusan
ditolak oleh kreditur. Terdapat hal-hal yang PKPU sebenarnya secara yuridis formil akan
harus dipertimbangkan ketika seorang debitor memberikan pengawasan terhadap Putusan
mengajukan upaya hukum kasasi, di antaranya Pengadilan Niaga, sehingga putusan tersebut
debitor tersebut harus: dapat dibuat secara objektif, jelas dan dapat
a. Memastikan tawaran perdamaiannya dimengerti dan akan menciptakan konsistensi
ditolak oleh para kreditor; penalaran hukum yang sistematis dan dapat
b. Permohonan PKPU diajukan terhadapnya dipertanggungjawabkan. Tentunya hal ini
oleh para kreditor; tidak terlepas dari pemeriksaan putusan
33 Tim Publikasi Hukum Online, “Altruist Lawyers Sepakat, Penerapan Putusan MK No.23/2021 Harus Tegas
dan Terbatas”, https://www.hukumonline.com/berita/a/altruist-lawyers-sepakat--penerapan-putusan-mk-no-
23-2021-harus-tegas-dan-terbatas-lt622ea2cada581/, diakses 8 Agustus 2022.
34 Ibid.
96 ARENA HUKUM Volume 16, Nomor 1, April 2023, Halaman 1-210

yang dilakukan oleh MA sebagai badan yang bahwa berkaitan dengan upaya hukum a
melakukan pengawasan tertinggi terhadap quo Mahkamah mempertimbangkan, esensi
adanya penyelenggaraan penradilan di permohonan PKPU adalah perkara yang
Indonesia. berdimensi diperlukan adanya kepastian
Putusan MK ini seperti dua sisi koin yang hukum yang cepat dalam lapangan usaha
berbeda, selain adanya dampak positif yang dan terkait dengan stabilitas perekonomian
akan muncul namun ada beberapa sisi negatif suatu negara, sebagaimana dijelaskan dalam
yang akan muncul. Secara fundamental Penjelasan Umum UUK-PKPU yang antara
apabila penerapannya tidak tegas dan tidak lain menjelaskan, “Untuk kepentingan dunia
terbatas akan menyebabkan putusan ini usaha dalam menyelesaikan masalah utang-
dapat menciderai jiwa dari UUK-PKPU itu piutang secara adil, cepat, terbuka, dan
sendiri. Sebab dalam adanya keseimbangan efektif, sangat diperlukan perangkat hukum
kepentingan antara kreditur dan debitor harus yang mendukungnya.” Berkenaan dengan
terjaga, sebab dalam PKPU hak kreditur upaya hukum tersebut cukup dibuka untuk
dan debitor harus seimbang dan setara. satu kesempatan (satu tingkat) dan terkait
Dipebolehkannya upaya kasasi dalam PKPU dengan upaya hukum dengan alasan karena
akan berpotensi rawan terhadap perdamaian adanya kemungkinan kesalahan dalam
yang disepakati sebelumnya menjadi tidak penerapan hukum oleh hakim di tingkat
mengikat bagi semua pihak, sehingga dalam bawah, Mahkamah berkesimpulan jenis upaya
hal ini akan menimbulkan ketidak pastian hukum yang tepat adalah kasasi (tanpa dibuka
hukum bagi para pihak. hak mengajukan upaya hukum peninjauan
Baik kreditur maupun debitor diharuskan kembali). Permohonan PKPU yang diajukan
untu sama-sama memiliki itikad baik sehingga oleh kreditor dan tawaran perdamaian dari
kepentingan kreditur sebagai pihak yang debitor diterima oleh kreditor maka hal
memiliki piutang dan debitor yang memiliki tersebut tidak ada relevansinya lagi untuk
utang dapat dipenuhi secara bersama-sama dan dilakukan upaya hukum. Satu-satunya upaya
mendapatkan perlakukan yang adil dan juga yang dilakukan terhadap putusan PKPU adalah
seimbang. Majelis Hakim melalui putusan MK hanya melalui upaya kasasi di Mahkamah
No. 23/2021 berupaya untuk dapat melakukan Agung.
control akan itikad baik dari kreditur maupun Majelis hakim menimbang bahwa oleh
debitor. Implementasinya diperlukan karena terhadap permohonan PKPU yang
pengawasan untuk mencegah adanya debitor diajukan oleh kreditor dan tidak diterimanya
yang ingin melepaskan tanggung jawab atas tawaran perdamaian yang diajukan oleh
kewajibannya utang-utangnya. debitor dapat diajukan upaya hukum kasasi,
Pertimbangan hukum Majelis beranggapan oleh karena itu sebagai konsekuensi yuridisnya
Sihabudin, Adhitama, Hak Kreditor Dengan Tagihan Piutang Tertolak Dalam Proses Penundaan... 97

terhadap pasal-pasal lain yang terdapat dalam keberadaanya ditunjuk secara khusus oleh
UUK-PKPU yang tidak dilakukan pengujian Pengadilan Niaga di dalam berjalannya proses
dan terdampak dengan putusan a quo maka kepailitan ataupun PKPU. Hakim pengawas
pemberlakuannya harus menyesuaikan memiliki peranan yang sangat penting setelah
dengan putusan perkara ini. Berkenaan dengan terjadinya putusan Penundaan Kewajiban
mekanisme pengajuan upaya hukum kasasi Pembayaran Utang. Pada prinsipnya dalam
sebagaimana dipertimbangkan tersebut di atas, PKPU Hakim Pengawas ditunjuk agar
maka Mahkamah Agung secepatnya membuat menjalankan tugasnya untuk mengawasi dan
regulasi berkaitan dengan tatacara pengajuan memimpin setiap agenda pembahasan dalam
upaya hukum kasasi terhadap putusan PKPU PKPU. Tugas Hakim Pengawas juga dapat
yang diajukan oleh kreditor di mana tawaran dilihat dalam rapat kreditor yaitu bertindak
perdamaian dari debitor telah ditolak oleh sebagai ketua. Hakim Pengawas menentukan
kreditor. Pertimbangan tersebut dapat hari, tanggal, waktu dan tempat rapat kreditor
dipahami bahwa upaya hukum kasasi hanya pertama.36
yang berkaitan dengan putusan PKPU dimana Sebagai salah satu pihak yang memiliki
permohonannya diajukan oleh kreditor dan tugas pengawasan, dalam perkara PKPU
kreditor menolak tawaran perdamaian debitor Hakim Pengawas dapat melakukan beberapa
tersebut. Tata cara mengenai pengajuan hukum tindakan yang memiliki dampak kepada
kasasi akan diatur lebih lanjut dalam regulasi para pihak dalam PKPU. Bentuk-bentuk
yang akan di buat oleh Mahkamah Agung. pengawasan yang dapat dilakukan oleh Hakim
Pengawas adalah memberikan penetapan,
B. Kewenangan Hakim Pengawas
persetujuan, perizinan, pemberian usul dan
Dalam Hal Tertolaknya Tagihan
pemberian kuasa kepada kurator atau pengurus
Kreditor Pada Tahap Verifikasi
dalam melakukan pengurusan harta debitur.37
Piutang.
Dalam perkara kepailitan maupun PKPU,
Berdasarkan definisi pasal 1 angka 8
hakim yang memutus perkara pailit tidak boleh
UUK-PKPU Hakim Pengawas didefinisikan
sekaligus merangkap untuk diangkat sebagi
sebagai hakim yang ditunjuk oleh Pengadilan
hakim pengawas. Sebab hakim pengawas
dalam putusan pailit atau putusan penundaan
mempertanggungjawabkan pekerjaannya
kewajiban pembayaran utang.35 Berdasarkan
kepada hakim pemutus (hakim yang menerima
definisi tersebut dapat kita pahami bahwa
dan memutus perkara kepailitan) sebagai
Hakim Pengawas adalah Hakim yang
hakim yang mengangkatnya. Selain tugas
35 Pasal 1 Ayat 8 Undang-Undang No.37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran
Utang.
36 Abi Jam’an Kurnia, “Tugas-Tugas Kurator dan Hakim Pengawas”, https://www.hukumonline.com/klinik/a/
tugas-kurator-dan-hakim-pengawas-dalam-kepailitan-cl738, diakses 2 September 2022.
37 Mardiono Sahupala, “Tugas dan Wewenang Hakim Pengawas Terhadap Pengurusan dan Pemberesan Harta
98 ARENA HUKUM Volume 16, Nomor 1, April 2023, Halaman 1-210

untuk mengawasi pengurus untuk melakukan melakukan tindakan pengurusan maupun


pengurusan terhadap harta debitor yang tindakan pengalihan tanpa adanya persetujuan
telah dinyatakan PKPU, keberadaan Hakim pengurus.39 Sejak adanya putusan PKPU
Pengawas masih ada kaitannya dengan tugas dijatuhkan maka berlaku proses umum PKPU,
pengawasan. Hakim Pengawas dapat juga dalam proses tersebut dilakukan pembahasan
membuat beberapa penetapan seperti antara mengenai rencana-rencana perdamaian.
lain penetapan tentang penunjukan auditor, Hambatan-hambatan sering ditemui dalam
penetapan tentang penunjukan appraiser proses Kepailitan dan PKPU yang dapat
dan hakim pengawas berwenang untuk menimbulkan ketidakpastian hukum, padahal
menentukan tagihan kreditor bila terdapat didalam UUK-PKPU menganut adanya asas
perbedaan jumlah tagihan antara debitor atau keseimbangan, keadilan dan asas integrasi.40
kreditor yang diajukan. Kewajiban Hakim Tugas Hakim pengawas adalah mengawasi
Pengawas pada tahap PKPU secara substansial seluruh pembahasan rencana pedamaian
berorientasi kepada tindakan pemeriksaan dan sebelum sampai kepada putusan homologasi
pemutusan PKPU yang didasarkan dengan atau ketika PKPU telah selesai. Adanya peranan
ketentuan pasal 222 dan 225 UUK-PKPU.38 pengawasan tersebut Hakim Pengawas dapat
Akibat hukum dari adanya putusan meminimalisir adanya kecurangan yang dapat
PKPU sementara bagi para kreditor adalah dilakukan oleh debitor dalam proses PKPU,
para kreditor tidak dapat menagih utang- sebab debitor akan mencari celah hukum
utang debitor selama PKPU sementara, hal yang ada didalam UUK-PKPU untuk dapat
tersebut karena dialam pengaturan debitor melindungi dirinya sendiri.41 Kedudukan
tidak diwajibkan untuk membayar utang- Hakim Pengawas pada tahap PKPU ini
utangnya selama proses PKPU sementara. memiliki peranan yang sangat penting, Hakim
Akibat hukum bagi debitor adalah dari adanya pengawas wajib untuk mendengar oleh
putusan PKPU sementara maka kekayaan Pengadilan sebelum Pengadilan memberikan
milik debitor berada di bawah pengawasan putusan mengenai pengurusan ataupun
pengurus, sehingga debitor tidak lagi pemberesan dana PKPU ataupun Kepailitan.42
berwenang terhadap harta kekayaannya untuk Tugas dan wewenang hakim pengawas
Debitor Pailit”, Jurnal Lex Privatum, Vol. 4, No.1, (Januari 2016): 59.
38 Rudy Mamagkey, “Fungsi dan Tanggung Jawab Hakim Pengawas Dalam Pemberesan Harta Pailit”, Lex et
Societatis Vol. 3, No.2, (Maret 2015): 125.
39 Novita Sari, “Tinjauan Yuridis Pembatasan Jangka Waktu Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang”, Jurnal
Kertha Patrika Vol.39, No.2, (Agustus 2017): 98.
40 Danik Gatot Kuswardani dan Achmad Busro, “Akibat Hukum Putusan Pailit Terhadap Kreditor Preferen
Dalam Perjanjian Kredit Yang Dijaminkan Dengan Hak Tanggungan”, Law Reform Vol. 9, No.2, (2014): 76.
41 Bruce Anzward, Darwim dan Sri Endang Rayung Wulan, “Perlindungan Hukum Terhadap Kreditor Konkuren
(Tanpa Jaminan) Dalam Perkara Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) PT. Asmin Koalindo
Tuhup”, Jurnal De Facto Vol. 5, No.2, (Januari, 2019): 160.
42 Tri Reni Puspita dan M Faisal Husna, “Peranan hakim Pengawas Dalam Menyelesaikan Perkara Kepailitan
Perseroan Terbatas di Pengadilan Niaga Medan MenurutUU No.37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan dan PKPU”,
Sihabudin, Adhitama, Hak Kreditor Dengan Tagihan Piutang Tertolak Dalam Proses Penundaan... 99

sedemikian banyak macamnya dan diatur untuk mengawasi proses PKPU notabenenya
dalam pasal-pasal UU Kepailitan dan PKPU adalah sebuah keharusan. Salah satu
secara berurutan, namun tidak terperinci kewenangan yang diberikan kepada Hakim
sesuai dengan tahapan-tahapan tugasnya.43 Pengawas adalah adanya pasal 229 ayat (2)
Segala pelaksanaan tugas dan kewenangan UUK-PKPU dimana dijelaskan bahwa:
dilaksanakan melalui berbagai penetapan, “Perselisihan yang timbul antara
sehingga atas kewenangannya tersebut hakim pengurus dan kreditor konkuren
tentang hak suara Kreditor
pengawas memiliki fungsi regulator yang sebagaimana dimaksud pada ayat
berwenang untuk mengeluarkan berbagai (1) huruf a diputus oleh Hakim
penetapan baik penetapan yang bersifat Pengawas”.45

persetujuan atas langkah Tim Pengurus dan Penjelasan tersebut berkaitan dengan
melakukan pengurusan.44 adanya perselisihan tentang pemberian hak
Kewenangan Hakim pengawas pengenai suara dengan pemberian penundaan kewajiban
fungsinya sebagai pengawas dan regulator pembayaran utang tatap. Pemberian hak
dalam PKPU sangat beragam dan berbagai suara juga ditentukan berdasarkan jumlah
jenisnya. Bahkan terhadap apa yang telah tagihan yang diterima oleh pengurus, adanya
diuraikan sebelumnya bahwa belum pasal 229 ayat (2) terhadap perselisihan yang
menyentuh kewenangan dan tanggung jawab berkaitan dengan hak suara maka hakim
Hakim Pengawas secara holistik. Keterlibatan pengawas harus memutus perkara tersebut.
Hakim Pengawas secara pro aktif dalam suatu Tindakan itu dilakukan Hakim Pengawas
proses PKPU sangatlah penting, melihat untuk mendamaikan para pihak yang
bahwa masih cukup banyak ketentuan didalam berselisih mengenai jumlah tagihannya yang
UUK-PKPU yang menyaratkan keterlibatan berpengaruh kepada hak suara dalam voting
Hakim Pengawas secara langsung dalam perdamaian dalam PKPU.
pemberian kuasa, penetapan atau persetujuan Berkaitan dengan rapat rencana perdamaian
maka tidak berlebihan jika Hakim Pengawas dimana debitor berhak untuk memberikan
wajib terlibat secara langsung dan terus keterangan mengenai rencana perdamaian
menerus selama PKPU berlangsung. dan mengenai keberatan terhadap piutang
Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa yang telah dimasukkan kepada pengurus
keterlibatan kewenangan Hakim Pengawas dan sudah lewat tenggang waktu atau dalam

Jurnal Kultura Vol. 18 No. 1, (Maret 2017): 6371.


43 Parwoto Wignjosumarto Dalam Emmy Yuhassarie, Tugas dan Tanggung Jawab Hakim Pengawas Dalam
Kepailitan, Undang-Undang Kepailitan dan Perkembangannya: Cetakan Pertama, (Jakarta: Pusat Pengkajian
Hukum, 2005), hlm 300.
44 Citra Dewi Saputra, “Wewenang dan Tanggung Jawab Hukum Hakim Pengawas Dalam Proses Hukum
Kepailitan di Pengadilan Niaga”, Jurnal Thengkyang Fakultas Hukum Sjakhyakirti Vol.1, No.1, (2020): 11.
45 Pasal 229 ayat (2) Undang-Undang No.37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban
Pembayaran Utang.
100 ARENA HUKUM Volume 16, Nomor 1, April 2023, Halaman 1-210

adanya perselisihan tentang ada atau tidaknya Simpulan


halangan Hakim Pegawas akan memberikan Dari hasil pembahasan yang telah
penetapan. Hal ini juga dijelaskan pada pasal dilakukan, maka kesimpulan yang didapatkan
278 ayat (6) UUK-PKPU dimana dijelaskan: adalah:
“Dalam hal diajukan keberatan 1. Undang-Undang No.37 Tahun 2004
sebagaimana dimaksud pada ayat
Tentang Kepailitan dan Penundaan
(2) dan ayat (3), atau dalam hal
adanya perselisihan tentang ada atau Kewajiban Pembayaran Utang pada
tidak adanya halangan sebagaimana prinsipnya tidak menjelaskan terkait
dimaksud pada ayat (5), Hakim
langkah upaya hukum biasa atau luar
Pengawas akan memberikan
penetapan setelah meminta pendapat biasa yang dapat dilakukan terhadap
rapat.” putusan PKPU khususnya apabila tagihan
Berdasarkan dengan ketentuan tersebut kreditor tertolak oleh debitor pada
Hakim Pengawas terhadap adanya keberatan tahap verifikasi piutang. Berdasarkan
maka Hakim Pengawas diberikan kewenangan Keputusan Ketua Mahkamah Agung
untuk dapat mendamaikan para pihak terhadap Republik Indonesia No. 109/KMA/
adanya perselisihan mengenai halangan SK/IV/2020 Tentang Pemberlakuan
mengenai penbahasan rencana perdamaian. Buku Pedoman Penyelesaian Perkara
Pengakuan bantahan yang dilakukan didalam Kepailitan dan Penundaan Kewajiban
rapat harus dicatat didalam daftar piutang. Pembayaran Utang, kreditor diberikan
Uraian yang dijelaskan mengenai hak untuk membantah terhadap tagihan
ketentuan pada Pasal 229 (2) dan Pasal 227 yang telah dibacakan oleh Hakim
ayat (6) sama-sama memberikan kewenangan Pengawas. Mengenai mekanisme
kepada Hakim Pengawas untuk mendamaikan pengajuan keberatan harus diajukan pada
melalui penetapan yang diberikan terhadap rapat pencocokan/Verifikasi Piutang
adanya perselisihan para pihak yang ada dalam dengan membuat Pernyataan dan dimuat
pembahasan rencana perdamaian dalam PKPU. dalam Berita Acara, sehingga Hakim
Atas kewenangan dan tanggung jawab tersebut Pengawas dapat memutus dengan adanya
Hakim Pengawas oleh UUK-PKPU diberikan penetapan. Ketentuan pengaturan ini
peran selaku regulator yang berwenang untuk dapat menjadi sebuah perlindungan
dapat mengeluarkan berbagai penetapan hukum preventif yang dapat dilakukan
baik yang bersifat persetujuan atas langkah oleh kreditor ditengah tidak adanya upaya
langkah yang dilakukan oleh pengurus dalam hukum biasa dan upaya hukum luar biasa
mengurus harta debitor yang telah dinyatakan terhadap tahap verifikasi piutang, hal ini
dalam PKPU. dapat dilakukan kreditor sebelum adanya
perdamaian. Dengan begitu debitor tidak
Sihabudin, Adhitama, Hak Kreditor Dengan Tagihan Piutang Tertolak Dalam Proses Penundaan... 101

perlu menunggu munculnya homologasi kedalam Penetapa Hakim yang bersifat


perdamaian terlebih dahulu dalam hal persetujuan atas langkah-langkah yag
tagihannya tertolak dalam verifikasi dilakukan pengurus maupun penetapan
piutang untuk mengajukan kasasi ke Hakim Pengawas yang bersifat
Mahkamah Agung. administratif agar pengurusan terhadap
2. Pada dasarnya dalam proses PKPU Hakim harta debitor PKPU dapat terselenggara
Pengawas memiliki peran yang sangat berdasarkan hukum. Dalam hal kaitannya
penting. Keberadaanya sebagai pengawas dengan kewenangan Hakim Pengawas
dan regulator dalam setiap tindakan yang apabila terdapat perselisihan atau
dilakukan oleh Pengurus untuk melakukan bantahan mengenai jumlah tagihan
pengurusan terhadap harta debitor kreditor yang tertolak oleh pengurus,
yang telah dinyatakan PKPU menjadi Hakim Pengawas memiliki kewenangan
penting untuk dapat terselenggaranya untuk mendamaian para pihak yang
proses PKPU yang adil bagi para pihak. saling membantah. Apabila tidak dapat
Didalam UUK-PKPU Hakim Pengawas didamaikan maka hakim pengawas
diberikan beberapa kewenangan- dapat memutusnya dengan penetapan
kewenagan untuk menjalankan tugasnya berdasarkan pasal 229 (2) Jo. Pasal 278
salah satunya adalah Hakim Pengawas ayat (6) Undang-Undang No.37 Tahun
dapat memberikan sebuah penetapan. 2008 Tentang Kepailitan dan Penundaan
Penetapan Hakim Pengawas dapat dibagi Kewajiban Pembayaran Utang.

DAFTAR PUSTAKA

Buku Indonesia. Jakarta: Sinar Grafika, 2012.


Kusumaatmadja, Mochtar. Konsep-Konsep Sunarmi. Hukum Kepailitan Edisi Ke-2.
Hukum Dalam Pembangunan. Jakarta: PT Sofmedia, 2010.
Bandung: Alumni, 2002. Wignjosumarto, Parwoto. Dalam Emmy
Muljadi, Kartini. Penyelesaian Utang Piutang: Yuhassarie, Tugas dan Tanggung Jawab
Melalui Pailit Atau Penundaan Hakim Pengawas Dalam Kepailitan,
Kewajiban Pembayaran Utang. Undang-Undang Kepailitan dan
Bandung: Alumni, 2001. Perkembangannya: Cetakan Pertama.
Sjahdeini, Sutan Remy. Hukum Kepailitan Jakarta: Pusat Pengkajian Hukum,
Memahami Faillissementsverordening 2005.
Juncto. Jakarta: Grafiti, 2002 Skripsi
Stein, M.P.. Dalam Maruar Siahaan, Hukum Ardini, Audika Vania. “Renvoi Prosedur
Acara Mahkamah Konstitusi Republik Sebagai Upaya Hukum Untuk
102 ARENA HUKUM Volume 16, Nomor 1, April 2023, Halaman 1-210

Menentukan Kedudukan Kreditur Khair, Umul. “Analisis Yuridis Terhadap


Dalam Sengketa Pailit (Studi Kasus: Akibat Hukum Putusan Pernyataan
Putusan Mahkamah Agung No. 645K/ Pailit Bagi Debitor Terhadap Kreditor
Pdt.Sus-Pailit/2017)”. Skripsi, Program Pemegang Hak Tanggungan”. JCH:
Studi Ilmu Hukum (Depok: Universitas Jurnal Cendekia Hukum Vol. 3, No. 2,
Indonesia, 2020). Tidak dipublikasikan. (March 2018): 258.
Jurnal Kuswardani, Danik Gatot, dan Achmad Busro.
Anzward, Bruce, Darwim dan Sri Endang “Akibat Hukum Putusan Pailit Terhadap
Rayung Wulan. “Perlindungan Hukum Kreditor Preferen Dalam Perjanjian
Terhadap Kreditor Konkuren (Tanpa Kredit Yang Dijaminkan Dengan Hak
Jaminan) Dalam Perkara Penundaan Tanggungan”. Law Reform Vol. 9,
Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) No.2, (2014): 76.
PT. Asmin Koalindo Tuhup”. Jurnal De Leonardus, Rado Fridsel, dan Novitasari.
Facto Vol. 5, No.2, (Januari, 2019): 160. “Kedudukan Hukum Kreditor Yang
Budiono, Doni. “Analisis Pengaturan Hukum Tidak Terverifikasi Dalam Undang-
Acara Kepailitan dan Penundaan Undang Kepailitan”. Jurnal Hukum
Kewajiban Pembayaran Utang.” To-Ra, Vol. 6, No.3, (Desember 2020):
ADHAPER: Jurnal Hukum Acara 253.
Perdata 4, no. 2 (May 1, 2019): 109. Mamagkey, Rudy. “Fungsi dan Tanggung
h t t p s : / / d o i . o rg / 1 0 . 3 6 9 1 3 / j h a p e r. Jawab Hakim Pengawas Dalam
v4i2.81. Pemberesan Harta Pailit”. Lex et
Dewi, Putu Eka Trisna. “Tinjauan Hukum Societatis Vol. 3, No.2, (Maret 2015):
Bisnis: Urgensi Penundaan Kewajiban 125.
Pembayaran Utang (PKPU) Dalam Napitupulu, Herbert. “Voluntary Bankruptcy
Kepailitan”. Jurnal Akses Vol. 8, No. 1, Petition (Pailit Diri Sendiri) Perseroan
(2016). Terbatas (PT) Dalam Perspektif Prinsip/
Firmansyah, Arif. “Penafsiran Pasal 33 Asas Commercial Exit from Financial
UUD 1945 Dalam Membangun Distress”. KRTHA BHAYANGKARA
Perekonomian Di Indonesia”. SYIAR Vol. 14, No. 1 (Maret 2020): 51–69.
HUKUM: Jurnal Ilmu Hukum Vol. 13, Puspita, Tri Reni, dan M Faisal Husna.
No. 1, (Maret-Agustus 2012). “Peranan hakim Pengawas Dalam
Hartono, Dedy Tri. “Perlindungan Hukum Menyelesaikan Perkara Kepailitan
Kreditor Berdasarkan Undang-Undang Perseroan Terbatas di Pengadilan Niaga
Kepailitan.” Jurnal Ilmu Hukum Legal Medan MenurutUU No.37 Tahun 2004
Opinion Vol. 4, No. 1, (2016): 1–8. Tentang Kepailitan dan PKPU”. Jurnal
Sihabudin, Adhitama, Hak Kreditor Dengan Tagihan Piutang Tertolak Dalam Proses Penundaan... 103

Kultura Vol. 18 No. 1, (Maret 2017): (September 2016).


6371. Swari, Ida Ayu Kade Winda, A.A. Gede
Putri, Wilda Prima. “Perlindungan Hukum Ngurah Dirksen, A.A. Sagung Wiratni
Terhadap Bank Sebagai Pemegang Darmadi. “Perlindungan Hukum
Jaminan Kebendaan Terkait Pelunasan Terhadap Kepentingan Para Kreditor
Hutang Oleh Debitor (Studi Kasus Akibat Actio Pauliana Dalam Hukum
Putusan No.50/Pailit/2010/PN.Niaga. Kepailitan”. KERTHA SEMAYA Vol.
JKT.PST)”. ADIL: Jurnal Hukum Vol. 2, No. 1, (Februari 2014): 1-5. Diakses
9, No. 2, (Mei 2019): 35. 26 September 2022. https://ojs.unud.
Rahmadianti, Rindy Ayu. “Akibat Hukum ac.id/index.php/kerthasemaya/article/
Penolakan Rencana Perdamaian view/8115.
Debitor Oleh Kreditor Dalam Proses Tampemawa, Stevi G. “Prosedur Dan Tatacara
Penundaan Kewajiban Pembayaran Penundaan Kewajiban Pembayaran
Utang”, Jurnal Notarius Vol. 8, No. 2, Utang (PKPU) Menurut Undang-
(September 2015): 270. Undang No.37 Tahun 2004 Tentang
Sahupala, Mardiono, “Tugas dan Wewenang Kepailitan Dan Penundaan Kewajiban
Hakim Pengawas Terhadap Pengurusan Pembayaran Utang”. Lex Privatum Vol.
dan Pemberesan Harta Debitor Pailit”. 7, No. 6, (2019).
Jurnal Lex Privatum, Vol. 4, No.1, Tatengkeng, Desrin, Sri Murni, dan Joy Elly
(Januari 2016): 59. Tulung. “Analisis Faktor Faktor Yang
Saputra, Citra Dewi. “Wewenang dan Mempengaruhi Kebijakan Utang Pada
Tanggung Jawab Hukum Hakim Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar
Pengawas Dalam Proses Hukum Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012
Kepailitan Di Pengadilan Niaga”. – 2016”. Jurnal EMBA : Jurnal Riset
Jurnal Thengkyang Fakultas Hukum Ekonomi, Manajemen, Bisnis dan
Sjakhyakirti Vol.1, No.1, (2020): 11. Akuntansi Vol. 6, No. 3, (Juli 2018).
Sari, Novita. “Tinjauan Yuridis Pembatasan Peraturan Perudangan-undangan
Jangka Waktu Penundaan Kewajiban Undang-Undang No.37 Tahun 2004 Tentang
Pembayaran Utang”. Jurnal Kertha Kepailitan dan Penundaan Kewajiban
Patrika Vol.39, No.2, (Agustus 2017): Pembayaran Utang.
98. Internet
Sinaga, Niru Anita, dan Nunuk Budiono, Doni. “Kajian Yuridis Pengajuan
Sulisrudatin. “Hukum Kepailitan Dan Kasasi Terhadap Putusan PKPU
Permasalahannya Di Indonesia”. Jurnal Dalam Putusan MK Nomor 23/
Ilmiah Hukum Dirgantara Vol. 7, No. 1, PUU-XiX/2021”, https://pdb-lawfirm.
104 ARENA HUKUM Volume 16, Nomor 1, April 2023, Halaman 1-210

id/kajian-yuridis-pengajuan-kasasi-
terhadap-putusan-pkpu-dalam-putusan-
mk-nomor-23-puu-xix-2021/. Diakses
tanggal 8 Agustus 2022.
Kurnia, Abi Jam’an. “Tugas-Tugas Kurator
dan Hakim Pengawas”, https://www.
hukumonline.com/klinik/a/tugas-
kurator-dan-hakim-pengawas-dalam-
kepailitan-cl738. Diakses 2 September
2022.
Tim Publikasi Hukum Online. “Altruist
Lawyers Sepakat, Penerapan Putusan
MK No.23/2021 Harus Tegas dan
Terbatas”, https://www.hukumonline.
com/berita/a/altruist-lawyers-
sepakat--penerapan-putusan-mk-no-
23-2021-harus-tegas-dan-terbatas-
lt622ea2cada581/. Diakses 8 Agustus
2022.

You might also like