You are on page 1of 15

PEMBAGIAN WARISAN PADA MASYARAKAT ADAT BATAK TOBA

(STUDI DI DESA MARTOBA KECAMATAN SIMANINDO


KABUPATEN SAMOSIR)

Oleh : Menanti Sidabutar

Pembimbing 1 : Dr.Firdaus, SH., MH.


Pembimbing 2 : Ulfia Hasanah, SH., M.Kn
Alamat : Jalan Letkol Hasan Basri, Gang Mekarsari, Pekanbaru
Email : menantisidabutar24@yahoo.com - Telepon : 085296905893

ABSTRACT
Property (vermogen) is all rights and obligations that have people, who
have value for money. Thus it can be said that inheritance law is part of the law of
wealth. Inheritance law is the provisions that govern the fate of one's wealth after
the owner dies. During his life man has wealth. The wealth will not be brought
after the owner dies. The wealth will be distributed to those who are entitled to
receive it that is the closest offspring of the deceased and or the person appointed
to receive it. The deceased is called the heir, while the one who is entitled to
receive the treasure is called the heir. In the Tapanuli community ("Batak"),
because the heirs are sons (all boys), then surely the inheritance is divided among
the heirs (if boys are more than one) while Daughters have no inheritance or are
not considered heirs. While this is very contrary to the provisions of Article 852 of
the Civil Code.
The purpose of writing this thesis namely; First, to know the
implementation of inheritance system done by indigenous people batak toba in
martoba village, simanindo district, samosir district. Second, to find out the
inheritance system of indigenous people batak toba that do not give to the
daughter as heir in accordance with justice.
This type of research is a sociological law research or as an attempt to see
the effect of positive law on the life of the community. From the results of research
that has been done then, can be drawn two conclusions; Firstly, the
implementation of inheritance in the Batak Toba community in Martoba Village
has given inheritance to girls, but still more portion to boys. Second, the
inheritance given to girls is now fair even though the share of the division is not
the same as the boys and some even are not given to girls.

Keywords: Implementation of Inheritance-Inheritance Law -The Traditional


Lifestyle of Batak

JOM Fakultas Hukum Volume IV Nomor 2, Oktober 2017 1


I. PENDAHULUAN Hukum waris adat yang
A. Latar Belakang Masalah berlaku di Indonesia sangat
Harta kekayaan beraneka ragam tergantung pada
(vermogen) adalah semua hak-hak daerahnya. Dalam kewarisan adat
dan kewajiban yang di punyai ini ada yang bersifat Patrilineal,
orang, yang mempunyai nilai Matrilineal dan Bilateral. Hal ini
uang.Dengan demikian maka menunjukkan adanya perbedaan-
dapat dikatakan bahwa hukum perbedaan daerah hukum adat
waris merupakan bagian dari yang satu dengan lainnya, yang
hukum harta kekayaan.1Hukum berkaitan dengan sistem
waris merupakan ketentuan- kekeluargaan dengan jenis serta
ketentuan yang mengatur nasib status harta yang akan
kekayaan seseorang setelah diwariskan.4
pemiliknya meninggal Anak lelaki sebagai ahli
dunia.Selama hidupnya manusia waris dapat di ketahui dalam
memiliki kekayaan. sistem kekerabatan patrilineal di
Kekayaan itu tidak akan mana kebanyakan berlaku bentuk
dibawa setelah pemiliknya perkawinan jujur seperti terdapat
meninggal dunia. Kekayaan itu di tanah BatakToba, di daerah
akan dibagikan kepada yang tersebut pada dasarnya yang
berhak menerimanya yaitu berhak mewarisi harta warisan
keturunan terdekat dari yang ialah anak lelaki, terutama anak-
meninggal dunia dan atau orang anak lelaki yang sudah dewasa
yang ditunjuk untuk dan berkeluarga, sedangkan
menerimanya. Orang yang anak-anak perempuan tidak
meninggal dunia dinamakan sebagai ahli waris tetapi dapat
pewaris, sedangkan yang berhak sebagai penerima bagian harta
menerima harta peninggalan warisan untuk dibawa sebagai
dinamakan ahli waris.2 harta bawaan ke dalam
Di Indonesia terdapat 3 perkawinan nya mengikut
(tiga) sistem pewarisan, yaitu suami.5
hukum waris Adat, hukum waris Pada masyarakat Tapanuli
Perdata, dan hukum waris (“Batak”), oleh karena ahli
Islam.Ketiganya memiliki warisnya adalah anak laki-laki
beberapa perbedaan mengenai (semua anak laki-laki), maka
unsur-unsur pewarisan, salah sudah tentu harta warisan itu
satunya yaitu mengenai ahli dibagi-bagi kepada ahli warisnya
waris.Ahli waris merupakan orang (kalau anak laki-laki lebih dari
yang menerima harta warisan.3 satu orang). Bagaimana
komposisi pembagian warisan
1
Andy Hartanto, Hukum Waris:
Kedudukan Dan Hak Waris, Laksbang
4
Justitia, Surabaya: 2015, hlm. 12. Surini Ahlan Sjarif Dan Nurul
2
Sudarsono, Pokok-pokok Hukum Islam, Elmiyah, Hukum Kewarisan Perdata Barat:
Rineka Cipta Jakarta, 1992, hlm. 288. Pewarisan Menurut Undang-Undang,
3
Ahmad Azhar Bazhar Basyir, Hukum Kencana, Jakarta, 2006, hlm. 1.
5
Waris Islam, Yogyakarta: UII Pers, hlm. 16. Ibid, hlm. 69.

JOM Fakultas Hukum Volume IV Nomor 2, Oktober 2017 2


disana, dapat di asumsikan harta bagian dari orang tua suaminya
itu akan dibagi secara merata atau dengan kata lain pihak
pada tiap anak laki-laki.6 perempuan mendapatkan warisan
Dalam masyarakat adat dengan cara hibah. Pembagian
batak toba sistem kewarisan adat warisan untuk anak laki-laki juga
nya sama dengan garis keturunan tidak sembarangan karena
yang di anut. Dalam hal ini, anak pembagian warisan tersebut ada
laki-laki lah yang mendapat lebih kekhususan yaitu bagi anak laki-
banyak harta warisan. Dan pada laki yang paling kecil.8
zaman dahulu dalam masyarakat Sementara dalam
adat Batak Toba anak perempuan ketentuan yang terdapat pada
tidak mendapat warisan sama Pasal 852 Kitab Undang-Undang
sekali. Dan apabila anak Hukum Perdata, yaitu:
perempuan tidak memiliki “Anak-anak atau sekalian
saudara laki-laki maka, ia akan di keturunan mereka, biar dilahirkan
usir dari kampung halamannya. dari lain-lain perkawinan
Hal ini dilakukan apabila kedua sekalipun, mewaris dari kedua
orangtua nya sudah meninggal orangtua, kakek, nenek atau
dunia dan yang berhak mengusir semua keluarga sedarah mereka
ialah ito dari bapatua nya(anak selanjutnya dalam garis lurus
laki-laki keturunan paman sulung keatas, dengan tiada perbedaan
nya) dan ito dari bapauda antara laki dan perempuan dan
nya(anak laki-laki keturunan tiada perbedaan berdasarkan
paman bungsu nya). kelahiran lebih dahulu”
Dan yang berhak atas Berdasarkan uraian yang
harta orangtua nya ialah anak telah di jelaskan di atas, maka
laki-laki bapatua atau anak laki- penulis tertarik untuk melakukan
laki bapauda nya.7 Di tanah penelitian dengan judul “
Batak misalnya, peraturan adat Pembagian Warisan Pada
yang hanya memberikan hak Masyarakat Adat Batak Toba
waris kepada anak laki-laki, (Studi di Desa Martoba
dapat dikoreksi dengan adanya Kecamatan Simanindo
kebiasaan, bahwa seorang bapak Kabupaten Samosir)
mewariskan sawah atau kerbau B. Rumusan Masalah
kepada anak perempuan yang 1. Bagaimana pelaksanaan
kawin (pauseang, indahan arian) waris adat Batak Toba di
dalam pembagian warisan orang Desa Martoba Kecamatan
tua, yang mendapatkan warisan Simanindo Kabupaten
adalah anak laki-laki sedangkan Samosir?
anak perempuan mendapatkan 2. Apakah sistem pewarisan
masyarakat adat batak
6 toba yang tidak
Ibid, hlm. 273.
7
Wawancara Dengan Bapak Ramli memberikan kepada anak
Sidabutar, Ketua Punguan Parna Se
8
Kecamatan Rumbai, Hari Jumat, Tanggal 11 R. Soepomo, Bab-Bab Tentang Hukum
November 2016, Bertempat Di Kecamatan Adat, Pradnya Paramita, Jakarta, 2000, hlm.
Rumbai. 93.

JOM Fakultas Hukum Volume IV Nomor 2, Oktober 2017 3


perempuan sebagai ahli untuk mengetahui
waris sesuai dengan bagaimana
keadilan? sebenarnya
C. Tujuan dan kegunaan pewarisan bagi anak
penelitian perempuan dalam
1. Tujuan penelitian masyarakat adat
a. Untuk mengetahui batak toba.
pelaksanaan waris adat 2. Bagi pihak orang
batak toba di desa tua juga dapat
Martoba Kecamatan memberikan suatu
Simanindo Kabupaten pemahaman
Samosir. mengenai tata cara
b. Untuk mengetahui pembagian warisan
apakah waris adat Batak kepada anak
Toba sudah sesuai perempuan dalam
dengan keadilan. masyarakat adat
2. Kegunaan Penelitian batak toba.
a. Kegunaan Teoritis 3. Berguna untuk
1. Syarat dalam membuka pola pikir
memperoleh Gelar masyarakat luas
Sarjana Hukum di perihal adat istiadat
Fakultas Hukum masyarakat adat
Universitas Riau. batak toba yang
2. Memberikan telah berdomisili di
sumbangan ilmu wilayah perkotaan
pengetahuan tentang yang jarang
bagaimana bersentuhan
sebenarnya langsung dengan
Pelaksanaan Hak adat istiadat
Waris Anak tersebut.
Perempuan Pada D. Kerangka Teori
Masyarakat Adat 1. Teori Keadilan
Batak Toba. Teori ini dikemukakan
3. Memperkaya oleh seorang filsuf Amerika
perpustakaan Serikat yang bernama John
Fakultas Hukum Rawls (1921-2002) adalah
Universitas Riau seorang pemikir yang memiliki
sehingga bermanfaat pengaruh sangat besar dibidang
bagi yang ingin filsafat politik dan filsafat moral
memperdalam ilmu serta keadilan.
di bidang hukum Rawls memunculkan
perdata terutama gagasan tentang posisi asali
tentang hal waris. dengan catatan yaitu, penting
b. Kegunaan Praktis untuk menegaskan terlebih
1. Berguna bagi dahulu bahwa posisi asali sebagai
penulis sendiri suatu prasyarat yang niscaya bagi

JOM Fakultas Hukum Volume IV Nomor 2, Oktober 2017 4


terjaminnya keadilan sebagai adat sesungguhnya adalah hukum
fairness. Namun, Rawls tidak penerusan harta kekayaan dari
memandang posisi asali sebagai satu generasi kepada
11
suatu yang riil, melainkan keturunannya.
merupakan suatu kondisi awal Besarnya bagian yang
yang bersifat imajiner. diserahkan kepada anak
Menurutnya, kondisi imajiner ini perempuan disesuaikan dengan
harus diandaikan dan diterima, keadaan.Anak sulung yang
karena hanya dengan cara ini mengambil keputusan harus
tercapainya keadilan sebagai mempertimbangkan hak dan
prosedur murni yang bisa kepentingan semua adik laki-
dibayangkan dan posisi asali lakinya dan jatah yang harus
sudah merupakan syarat yang diberikan kepada semua adik
memadai untuk melahirkan suatu perempuan nya.12
konsep keadilan yang bertujuan E. Metode Penelitian
pada terjaminnya kepentingan 1. Jenis Penelitian
semua pihak secara fair.9 Di tinjau dari sudut
2. Konsep Hukum Waris Adat metode yang dipakai
Peraturan-peraturan maka penelitian ini dapat
hukum yang berhubungan di golongkan dalam jenis
dengan waris dipengaruhi oleh penelitian sosiologis
perubahan-perubahan sosial dan (empiris), dimana yang
juga oleh peraturan-peraturan dimaksud dengan
hukum asing yang sejenis, yaitu penelitian hukum
pengaruh agama atas perkawinan sosiologis (empiris) yaitu
tidak sedikit, tetapi untuk hukum sebagai usaha melihat
waris tidak begitu kelihatan atau pengaruh berlaakunya
tampak pengaruh tersebut, hukum positif terhadap
hukum waris adat bersendi atas kehidupan masyarakat,
prinsip yang timbul dari aliran- karena dalam penelitian
aliran pikiran “kommunal” dan ini penulis langsung
“konkrit”dari bangsa Indonesia.10 mengadakan penelitian
Sebagaimana telah pada lokasi atau tempat
digunakan bahwa hukum waris yang di teliti guna
adat adalah hukum adat yang memberikan gambaran
memuat garis-garis ketentuan secara lengkap dan jelas
tentang sistem dan azas-azas tentang masalah yang
hukum waris, tentang harta diteliti. Sedangkan dilihat
warisan, pewaris, dan waris serta dari sifatnya bersifat
cara bagaimana harta warian itu deskriptif, karena dalam
dialihkan penguasaan dan penelitian ini penulis
pemilikannya dari pewaris mengadakan penelitian
kepada ahli waris. Hukum waris langsung pada lokasi atau
9
Ibid, hlm. 120.
10 11
Mokhhammad Najih Dan Soimin, Op. Hilman Hadikusuma,Op. Cit,hlm. 7.
12
Cit, hlm. 306. Ibid, hlm. 380.

JOM Fakultas Hukum Volume IV Nomor 2, Oktober 2017 5


tempat yang diteliti Table I.1
bertujuan untuk Populasi dan Sampel
memperoleh secara jelas
dan lengkap tentang suatu No Responden Populas sampel persent
keadaan atau masalah i asi
yang di teliti.13 1 Pemuka Adat 1 1 100%
2. Lokasi Penelitian Masyarakat
Lokasi penelitian Batak Di Desa
ini dilakukan di daerah Martoba
masyarakat batak di desa 2 Ketua 4 2 50%
MartobaKecamatan Persatuan
Simanindo Kabupaten Marga Di Desa
Samosir. Adapun alasan Martoba
penulis melakukan 3 Masyarakat 80 15 20%
penelitian dilokasi Yang
tersebut di karenakan Melakukan
orang batak toba memang Pewarisan
berasal dari sana yang Adat Batak Di
bisa dijadikan sumber Desa Martoba
informasi untuk penelitian Jumlah 85 18 -
ini.
3. Populasi dan Sampel b. Sampel
a. Populasi Untuk
Populasi adalah mempermudah penulis
keseluruhan atau dalam melakukan
himpunan objek dengan penelitian maka penulis
ciri yang sama.14Populasi menentukan sampel,
merupaka keseluruhan dimana sampel adalah
pihak yang berkaitan himpunan bagian atau
dengan masalah yang sebagian dari populasi
diteliti dalam penelitian yang dapat mewakili
ini. Adapun yang menjadi keseluruhan objek
populasi dalam penelitian penelitian. 15

ini adalah sebagi berikut: 4. Sumber Data


a. Data Primer
Data primer
adalah data yang
penulis
dapatkan/peroleh
secara langsung
melalui responden
13
Supranto, Metode Penelitian Hukum dengan cara
Dan Statistik, Rineka Cipta, Jakarta, 2003, melakukan penelitian
hlm. 14. di lapangan mengenai
14
Bambang Sunggono, Metodologi
Penelitian Hukum, Raja Grafindo Persada,
15
Jakarta, 2005, hlm. 118. Ibid, hlm. 119.

JOM Fakultas Hukum Volume IV Nomor 2, Oktober 2017 6


hal-hal yang berfungsi
bersangkutan dengan mendukung data
masalah yang akan primer dan data
diteliti. sekunder seperti
b. Data Sekunder Kamus Besar
Data sekunder Bahasa Indonesia
adalah data yang (KBBI) dan
sudah ada sebelumnya internet.
atau merupakan data 5. Teknik Pengumpulan
jadi atau buku. Data Data
sekunder bersumber a. Wawancara
dari penelitian Yaitu pola khusus
kepustakaan yang dalam bentuk
terdiri dari : interaksi dimana
1) Bahan Hukum pewawancara
Primer mengajukan
Merupakan bahan pertanyaan seputar
penelitian yang masalah penelitian
bersumber dari kepada responden
penelitian atau melakukan Tanya
kepustakaan yang jawab langsung
di peroleh dari dengan pihak yang
Undang-undang bersangkutan.
antara lain Kitab b. Studi Kepustakaan
Undang-Undang Mengkaji, menelaah
Hukum Perdata dan menganalisis
2) Bahan Hukum berbagai literatur yang
Sekunder berhubungan dengan
Merupakan bahan- permasalahan yang
bahan penelitian sedang diteliti, dan
yang berasal dari bahan ini di dapat dari
literatur atau hasil pustaka Soeman HS
penulisan para dan pustaka Fakultas
sarjana yang Hukum Universitas
berupa buku yang Riau.
berkaitan dengan 6. Analisis Data
pokok Data yang di
pembahasan. peroleh dari hasil
3) Bahan Hukum wawancara maupun
Tersier kajian kepustakaan akan
Merupakan bahan- di analisis dengan metode
bahan penelitian kualitatif. Artinya data
yang di peroleh yang berdasarkan uraian
melalui kalimat atau data tidak
ensiklopediaatau dianalisis dengan
sejenisnya yang menggunakan statistik

JOM Fakultas Hukum Volume IV Nomor 2, Oktober 2017 7


atau matematika ataupun 3. Hasangapon : secara
sejenisnya, yaitu apa yang harfiah, hasangapon
dinyatakan responden artinya ialah terpuji
secara tertulis atau lisan atau teladan bagi
dan perilaku nyata yang keturunan dan
diteliti dan di pelajari keluarganya terutama
sebagai sesuatu yang dihadapan masyarakat
utuh.16 banyak.
IV. PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Waris Adat Pada dasarnya
Pada Masyarakat Batak Di dikalangan masyarakat
Desa Martoba Kecamatan patrilineal seperti di desa
Simanindo Kabupaten Martoba anak-anak wanita
Samosir bukanlah ahli waris, kecuali
1. Konsep Waris Adat menurut adat setempat
Batak Toba dimana anak perempuan
Dalam pembagian dibolehkan sebagai pengganti
warisan adat batak toba ini kedudukan pria tetapi harus
harus sesuai juga dengan keputusan dari keluarga yang
falsafah masyarakat batak bersangkutan. Karena anak
yang menjadi patokan bahwa perempuan dalam adat batak
pewarisan masyarakat batak tidak boleh mengganti anak
terlaksana dengan baik. Pada lakilaki sebagai penerus
Masyarakat Batak Toba keturunan. Sebab hal tersebut
dalam budayanya mengenal sudah menjadi tradisi turun
tiga tujuan hidup (falsafah temurun dan memang anak
batak) atau nilai-nilai yang laki-laki sudah di takdirkan
berhubungan dengan untuk meneruskan garis
keturunan, yang menjadi keturunan sehingga apa yang
dasar hidup orang batak, sudah menjadi tradisi tidak
yaitu:17 boleh diubah termasuk dalam
1. Hamoraon (kekayaan) hal pemberian warisan.
2. Hagabeon : ukuran Pada masyarakat
hagabeon dalam orang patrilineal di Desa Martoba
batak adalah apabila yang menjadi ahli waris
ia sudah memiliki utama adalah anak laki-laki
anak laki-laki dan dan apabila tidak mempunyai
perempuan. anak laki-laki maka dapat
digantikan oleh anak
perempuan. Dan apabila tidak
16
Soerjono Soekanto, Pengantar memiliki anak laki-laki dan
Penelitian Hukum, UI-Press, Jakarta, 1982, perempuan maka harta
hlm. 32. warisan di teruskan kepada
17
Wawancara Dengan Bapak Tumpak
orangtua sipewaris yang
Sidabutar, Pemuka Adat di Desa Martoba,
Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir, masih hidup, jika
Hari Selasa, Tanggal 11 April 2017, orangtuanya sudah meninggal
Bertempat Di Desa Martoba.

JOM Fakultas Hukum Volume IV Nomor 2, Oktober 2017 8


dunia maka kedudukan ahli Sistem pewarisan
waris digantikan oleh saudara pada masyarakat batak toba
laki-laki dari pewaris jika, di Desa Martoba juga
tidak memiliki sanak saudara berbeda, letak perbedaannya
lagi maka warisan diberikan terletak pada pemberian
kepada paman pewaris tetapi rumah kepada anaknya. Hal
ditetapkan atas dasar ini dikemukakan oleh salah
musyawarah oleh para satu ketua perkumpulan
anggota keluarga yang lain.18 marga sidabutar yang
2. Pelaksanaan Waris Adat mengatakan bahwa dalam
Batak Toba marga sidabutar yang berhak
Sistem pewarisan mendapatkan warisan berupa
yang ada dan diberlakukan rumah peninggalan orangtua
pada masyarakat adat Batak adalah anak laki-laki sulung
Toba adalah sistem pewarisan (siakkangan) sebab anak
patrilineal, dimana anak laki- sulung laki-laki memiliki
laki lah yang dipandang keunggulan daripada
sebagai ahli waris, tetapi saudaranya yang lain yaitu,
tidak menutup kemungkinan apabila ayahnya sudah
jika anak perempuan juga meninggal dunia maka ia lah
mendapatkan bagian dalam yang akan
pewarisan. Pembagian harta menanggungjawabi ibu serta
warisan pada masyarakat adat adik-adiknya, oleh karena itu
batak toba di desa Martoba ia diberikan rumah
ini dan beberapa desa yang peninggalan orangtua seperti
ada disekitarnya yaitu yang suatu penghargaan baginya
mendapatkan warisan adalah karena telah menjaga orang
mutlak hanya anak laki-laki tua dan adik-adiknya hingga
saja, tetapi ada beberapa berhasil. Karena hal itu sudah
keluarga atau orang tua yang di berlakukan dari dulu maka,
telah (sudah) memberikan hal itu juga menjadi tradisi
warisan kepada anak bagi marga sidabutar.20
perempuannya, bahkan ada Dalam hukum adat
yang sudah memberlakukan batak toba, perempuan tidak
pewarisan pada anak memperoleh hak untuk
perempuan.19 mewarisi barang-barang
menetap dari harta
peninggalan orangtuanya
18
Wawancara Dengan Bapak Tumpak contohnya seperti rumah dan
Sidabutar, Pemuka Adat di Desa Holang- harta pusaka. Dalam
holang, Kecamatan Simanindo, Kabupaten masyarakat batak toba
Samosir, Hari Selasa, Tanggal 11 April
2017, Bertempat Di Desa Martoba.
19 20
Wawancara Dengan Bapak Tumpak Wawancara Dengan Bapak Usian
Sidabutar, Pemuka Adat di Desa Holang- Sidabutar, Ketua Punguan Marga Sidabutar
holang, Kecamatan Simanindo, Kabupaten Se Desa Martoba Kecamatan Simanindo
Samosir, Hari Selasa, Tanggal 11 April Kabupaten Samosir, Hari Kamis, Tanggal 13
2017, Bertempat Di Desa Martoba. April 2017 Bertempat Di Desa Martoba.

JOM Fakultas Hukum Volume IV Nomor 2, Oktober 2017 9


perempuan dan laki-laki lain dan mengumpulkan para
memiliki kedudukan yang keluarga ayahnya untuk
timpang dimana anak berdiskusi mengenai hal
perempuan dalam posisi yang tersebut. Hal ini sudah di
lemah dalam hal kegiatan bicarakan/dirundingkan oleh
adat batak itu terlebih dalam sipewaris terlebih dahulu
hal waris. Secara ketentuan sebelum meninggal dunia.
adat yang berlaku anak B. Sistem Pewarisan
perempuan tidak diberikan Masyarakat Adat Batak Toba
hak waris. Sementara dalam Menurut Keadilan
pelaksanaannya di Desa 1. Keadilan Berdasarkan
Martoba tidak sama lagi Hukum Waris Nasional
dengan adat istiadat yang Dilihat dari
sebenarnya.21 pandangan keadilan yang
Dalam adat batak toba menyamaratakan
anak laki-laki mendapat pembagian warisan bagi
bagian dalam pewarisan anak laki-laki dan
seperti sawah/ladang, dan perempuan seperti yang
rumah. Tetapi yang terdapat dalam ketentuan
mendapatkan rumah hanya perundang-undangan dan
anak laki-laki sulung dan Yurisprudensi, pewarisan
bungsu, sementara anak laki- hukum Nasional sudah
laki tengah tidak boleh sangat adil, hal ini juga
mendapatkan rumah dikaitkan dengan pendapat
peninggalan orangtua dan hal para ahli waris yang
itu sesuai dengan adat mengatakan pemberlakuan
istiadat. Namun, di Desa warisan hukum Perdata
Martoba menurut pendapat lebih adil daripada yang
para orangtua anak yang akan dilaksanakan oleh
mendapat kan rumah masyarakat batak pada
peninggalan adalah siapa umumnya.
yang tidak memiliki Keadilan pewarisan
kekayaan atau yang dalam hukum waris
ekonominya lebih rendah nasional selalu dijumpai
diantara saudara-saudaranya. dengan adanya pembagian
Jika, yang layak mendapatkan sama rata antara anak laki-
rumah tersebut adalah anak laki dan perempuan, hal ini
tengah maka, dalam di perkuat dengan ketentuan
memberikan rumah tersebut Pasal 852 KUHPerdata
haruslah meminta persetujuan yang mengatakan:
saudara-saudara nya yang “Anak-anak atau sekalian
keturunan mereka, biar
21
Wawancara Dengan Bapak Tumpak dilahirkan dari lain-lain
Sidabutar, Pemuka Adat di Desa Holang- perkawinan sekalipun,
holang, Kecamatan Simanindo, Kabupaten mewaris dari kedua orangtua,
Samosir, Hari Selasa, Tanggal 11 April kakek, nenek atau semua
2017, Bertempat Di Desa Martoba.

JOM Fakultas Hukum Volume IV Nomor 2, Oktober 2017 10


keluarga sedarah mereka tokoh-tokoh tua adat
selanjutnya dalam garis lurus sedangkan tokoh-tokoh muda
keatas, dengan tiada adat lebih mengacu pada
perbedaan antara laki dan kenyataan empiris. Karena itu
perempuan dan tiada yang muda menganggap
perbedaan berdasarkan bahwa “anak perempuan dan
kelahiran lebih dahulu” laki-laki harus dianggap
Juga terdapat pada sama”.22 Hal ini sangat
beberapa keputusan bertentangan dengan azas
Mahkamah Agung yang telah keadilan yang mengatakan
menetapkan merubah bahwa adanya persamaan hak
ketentuan ahli waris menurut yang apabila terpenuhi juga
hukum adat, khususnya ahli suatu kewajiban. Tetapi
waris anak-anak dan janda. makna keadilan bagi setiap
Misalnya keputusan orang sangatlah berbeda dan
Mahkamah Agung No. tidak sama. Adil menurut
179/Sip/1961, Tanggal 23- yang satu belum tentu juga
10-1961, yang menyatakan adil menurut yang lain.
bahwa: Keadilan itu
“…berdasarakan selain merupakan keseimbangan
rasa kemanusiaan dan antara keperluan dan
keadilan umum, juga atas kegunaan. Ukuran keadilan
hakekat persamaan hak dalam masyarakat adat Batak
antara wanita dan pria, Toba harus disesuaikan
dalam beberapa keputusan dengan tanggung jawab yang
mengambil sikap dan diemban. Tetapi tanggung
mengangggap sebagai jawab moral lah yang lebih
hukum yang hidup besar daripada
diseluruh indonesia, bahwa tanggungjawab terhadap
anak perempuan dan anak seorang atau orangtua.
laki-laki dari seorang Mengapa demikian, karena
peninggal waris bersama- dalam adat Batak Toba anak
sama berhak atas harta laki-laki yang membawakan
warisan dalam arti bahwa marga artinya seperti dalam
bagian anak laki-laki kegiatan adat jika seorang
adalah sama dengan anak orangtua tidak dapat lagi
perempuan” berbuat apa-apa (dalam
2. Keadilan Dalam Hukum keadaan sakit atau lemah)
Waris Adat Batak Toba maka anak laki-lakilah yang
Dalam hukum adat
Batak Toba hanya anak laki-
laki lah yang dianggap
sebagai ahli waris dan
perempuan tidak dipandang 22
Sulistyowati Irianto, Perempuan Dan
sebagai ahli waris tetapi hal Hukum: Menuju Hukum Yang Berperspektif
itu adalah pendapat antara Kesetaraan Dan Keadilan, Yayasan Obor
Indonrsia, Jakarta: 2006, hlm. 74.

JOM Fakultas Hukum Volume IV Nomor 2, Oktober 2017 11


menggantikan kedudukan sukses daripada saudara-
ayahnya.23 saudaranya.
Menurut Tapi Omas Hukum adat tidak
Ihromi, bahwa: “dalam menentukan cara tertentu
praktek sehari-hari untuk menentukan pembagia
tampaknya menunjukkan harta warisan, yang maka dari
adanya peneguhan kepada itu ditentukan dengan cara
aturan adat batak yang tidak bagaimanapun juga.
memberikan hak waris Burgerlijk Wetboek pun tidak
kepada perempuan bila menentukan cara tertentu,
orangtuanya meninggal, apabila para ahli waris semua
perempuan tidak pernah menurut hukum mampu
diperhitungkan dalam untuk melakukan perbuatan
pembagian waris yang hukum yang sah dan apabila
berlangsung dalam mereka semua ada hadir.
peretemuan keluarga, dimana Dalam pembagian warisan
anggota kerabat laki-laki memang dalam hukum
memerankan peranan kewarisan perdata/barat
24
penting”. ditentukan porsi yang tepat
Dalam pembagian bagi setiap para ahli waris.
warisan pada masyarakat adat Namun, hal itu belum tentu
batak toba tidak semua anak sesuatu yang lebih baik dalam
laki-laki juga mendapatkan masyarakat adat di Desa
hak yang sama atau bagian Martoba sebab, apa yang
yang sama. Sebab, jika dilihat telah dimulai oleh nenek
pada prakteknya di desa moyang kita hal itulah yang
martoba hanya anak laki-laki merupakan sessuatu yang
sulung dan bungsu lah yang baik.
mendapatkan perhatian Apa yang dikatakan
khusus. Contohnya jika anak adil dalam proses pewarisan
laki-laki tengah mendapatkan dipengaruhi alam fikiran dan
lebih sedikit daripada sendi kehidupan
saudara-saudaranya maka, ia kemasyarakatan adat
akan pergi merantau jauh setempat. Begitu pula apa
untuk mencari kehidupannya yang dirasakan adil atau tidak
sendiri, maka tidak jarang adil, wajar atau tidak wajar,
dijumpai dalam masyarakat baik atau tidak baik
batak anak tengah jauh lebih dipengaruhi oleh alam fikiran
dan keadaan setempat, oleh
23
Wawancara Dengan Bapak Tumpak agama dan keadaan
Sidabutar, Pemuka Adat Di Desa Martoba lingkungan hidup masing-
Kecamatan Simanindo, Hari Selasa, Tanggal masing.
11 April 2017, Bertempat Di Desa Martoba.
24
Tapi Omas Ihromi, Waris Dan Berdasarkan hasil dari
Persamaan Kedudukan Anak Perempuan wawancara terhadap
Dalam Adat Batak Toba,Hukum Dan masyarakat batak di Desa
Tinjauan Masyarakat, Vol.28, No.3, 1994, Martoba, proporsi responden
hlm. 52.

JOM Fakultas Hukum Volume IV Nomor 2, Oktober 2017 12


yang mengenal sistem hukum keluarga, serta yang
Barat sangat kecil. Hal itu mewakili orangtuanya
wajar terjadi karena, dalam dalam kegiatan adat
kehidupan sehari-hari istiadat, dan juga agar
responden jarang tercapainya tujuan atau
berhubungan dengan sistem falsafah orang batak yang
hukum tersebut. Pengetahuan menjadi dasar hidup
tentang suatu sistem hukum masyarakat batak.
merupakan salah satu 2. Pewarisan yang
indikator dari kesadaran dilakukan masyarakat
hukum. batak toba sudah
Apabila berkaitan berkeadilan, karena
dengan sistem hukum yang keadilan dalam
dipilih serta alasan pemilihan masyarakat batak toba
sistem hukum, tampak terjadi tidak harus
bias pada sebagian penyamarataan hak
responden. Kejadian seperti antara laki-laki dan
ini merupakan hal yang wajar perempuan. Sebab
terjadi karena pemahaman setiap hak yang
responden terpengaruh oleh diterima sudah ada
pemahaman dalam keluarga juga kewajiban yang
atau lingkungan masyarakat terlaksana, sehingga
sekitarnya. pembagian warisan
masyarakat batak toba
V. PENUTUP juga sudah adil sebab
Berdasarkan hasil pembagiannya sudah
pembahasan dan analisis maka bersifat proporsional
dapat ditarik kesimpulan dan dan berimbang.
saran sebagai berikut: B. Saran
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil
Dari uraian diatas maka dapat penelitian dan pembahasan
ditarik kesimpulan yang menjadi maka, penulis mengajukan
pembahasan dalam penulisan beberapa saran untuk skripsi
skripsi ini adalah sebagai berikut: ini, yaitu:
1. pelaksanaan pembagian 1. Disarankan untuk kepada
warisan saat ini sudah para tokoh adat untuk
diberikan kepada anak laki- melakukan kajian hukum
laki dan perempuan, namun dan menggali nilai-nilai
porsi pembagiannya yang dijalankan oleh
berbeda. Pembagian masyarakat adat sejumlah
warisan lebih banyak peraturan perundang-
diberikan kepada anak laki- undangan terkait
laki karena silsilah keluarga pewarisan adat yang
didasarkan pada anak laki- dilaksanakan oleh
laki, tanggung jawab laki- masyarakat adat saat ini.
laki lebih besar kepada

JOM Fakultas Hukum Volume IV Nomor 2, Oktober 2017 13


2. Perlu adanya sosialisasi di Hartanto, Andy, 2015, Hukum
tengah-tengah masyarakat Waris: Kedudukan
(tokoh adat dan Dan Hak Waris,
pemerintah setempat) Laksbang Justitia:
untuk memberi Surabaya.
pemahaman yang sama Najih, Mokhammad Dan Soimin,
terhadap “pembagian 2012, Pengantar
warisan pada masyarakat Hukum Indonesia:
adat batak toba” sehingga Sejarah, Konsep, Tata
tidak terjadi perselisihan Hukum Dan Politik
pewarisan didalam Hukum Indonesia,
keluarga.Hal ini juga akan Setara Press: Malang.
membuka pola pikir Oemarsalim, 1991, Dasar-Dasar
masyarakat terhadap Hukum Waris Di
keadilan yang Indonesia, Rineka
sesungguhnya dalam Cipta: Jakarta.
hukum waris adat. Juga Sjarif, Surini Ahlan Dan
disarankan bagi Elmiyah, Nurul, 2006,
Pemerintah disarankan Hukum Kewarisan
untuk menetapkan Perdata Barat:
pembagian warisan yang Pewarisan Menurut
mana yang harus Undang-Undang,
dilakukan agar tidak ada Kencana: Jakarta.
lagi keanekaragaman Soekanto, Soerjono, 1986,
dalam pewarisan. Pengantar Penelitian
Sehingga terciptalah Hukum, Universitas
kepastian hukum dan Indonesia Press:
apabila terjadi Jakarta.
perselisihan pewarisan Sudarsono, 1992, Pokok-pokok
lebih mudah untuk Hukum Islam, Rineka
menyelesaikannya karena Cipta: Jakarta.
sudah ada dasar atau Sunggono, Bambang, 2005,
ketentuan hukum yang Metodologi Penelitian
pasti. Hukum, Raja
Grafindo Persada:
DAFTAR PUSTAKA Jakarta.
A. Buku Wicaksono, F. Satriyo, 2011,
Basyir Bazhar, Azhar Ahmad, Hukum Waris; Cara
2012, Hukum Waris Mudah Dan Tepat
Islam, UII Pers: Membagi Harta
Yogyakarta. Warisan, Visi Media:
Hadikusuma, Hilman, 2012, Jakarta.
Hukum Waris Adat, B. Jurnal
Citra Aditya Bakti: Azhari Akmal Tarigan, 2014,
Bandung. “Pelaksanaan Hukum
Waris Di Masyarakat

JOM Fakultas Hukum Volume IV Nomor 2, Oktober 2017 14


Karo Muslim Melakukan
Sumatera Utara”, Perkawinan Dengan
Jurnal Ilmu Syariah, Pria Suku Diluar Suku
Fakultas Syariah Dan Batak Toba Dalam
Hukum Universitas Hukum Adat Batak
Islam Negeri (UIN) Toba”, Jurnal Ilmu
Syarif Hidayatullah Hukum, Fakultas
Jakarta, vol. XIV, No. Hukum Universitas
2 juli. Tanjung Pura, Edisi I,
GT Muzainah, 2014, “Prinsip No. 23 Agustus.
Hukum Kedudukan Tapi Ormas Ihromi, 1994, “Waris
Perempuan Dalam Dan Persamaan
Hukum Waris Adat Kedudukan Anak
Masyarakat Banjar”, Perempuan Dalam
Jurnal Studi Gender Adat Batak Toba”
Dan Anak, Fakultas Jurnal Hukum Dan
Syariah Dan Ekonomi Tinjauan Masyarakat,
Islam Negeri IAIN , Fakultas Bahasa dan
Antasari, Sastra, Universitas
Banjarmasin, vol. II , Pendidikan Indonesia,
No. 1 Januari-Juni. Vol.28, No.3 Agustus.
James D. Wright, 2001, “The
Implementation Of A. Kamus
Covenant Marriage In Daryanto, S.S, 1997, Kamus
Lousianna”, Virginia Bahasa Indonesia
Journal Of Social Lengkap, EYD Dan
Policy And The Law, Pengetahuan Umum,
University Of Apollo: Surabaya.
Virginia, 9 Va J. Soc.
Poly &L 192.
Lina Kushidayati, 2006, “The
Development Of
Islamic Law In
Indonesia” Thompson
Reuters Law, 21 july.
Ratno Lukito, 2010, “The Enigma Of
National Law In
Indonesia: The
Supreme Court’s
Decisions On Gender-
Neutral Inheritance”,
Thompson Reuters
Law, 25 juni.
Relinda Meisa, 2012, “Kedudukan
Wanita Suku Batak
Toba Yang

JOM Fakultas Hukum Volume IV Nomor 2, Oktober 2017 15

You might also like