You are on page 1of 9

JIIP (Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan) (eISSN: 2614-8854)

Volume 7, Nomor 2, Februari 2024 (1498-1506)

Transformasi Pemerintahan Digital: Tantangan dalam


Perkembangan Sistem Pemerintahan Berbasis
Elektronik (SPBE) di Indonesia
Bagas Dwi Kencono*1, Honi Hari Putri2, Tyas Wida Handoko3
1,2,3Universitas Indonesia

E-mail: bagas.dwi11@ui.ac.id, honi.hari@ui.ac.id, tyaswida@office.ui.ac.id


Article Info Abstract
Article History This research aims to analyze the development of SPBE implementation in Indonesia,
Received: 2023-12-03 focusing on identifying factors that hinder SPBE implementation and providing
Revised: 2024-01-15
Published: 2024-02-01 recommendations related to digital transformation to improve SPBE application in
Indonesia. This study uses a qualitative approach with data collection techniques in the
form of a literature study. The collected data is analyzed using the ideal type contrast
Keywords: context descriptive analysis technique. The analysis results show several inhibiting
E-Government;
factors and challenges in implementing SPBE in Indonesia, namely issues regarding the
Digital Transformation;
Electronic-Based lack of ICT infrastructure availability, significant leadership influence, and problems
Government System regarding culture and work environment. Based on these problems, there are several
(SPBE); policy recommendations that the government can consider: (1) the government should
E-Government
expand accessibility and improve digital infrastructure in Indonesia as a foundation for
Development Index
(EGDI). equitable SPBE distribution in Indonesia, (2) the central government should provide
guidance and training to each local government and civil servants (ASN) on how to use
and utilize SPBE in the government system to provide optimal public services, (3) the
government should support and prioritize the integration of the National Data Center
which will collect all regional, ministry, and institutional data nationally in one Big
Data.
Artikel Info Abstrak
Sejarah Artikel Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perkembangan implementasi SPBE di
Diterima: 2023-12-03 Indonesia yang berfokus dalam Indonesia yang berfokus dalam mengidentifikasi
Direvisi: 2024-01-15
Dipublikasi: 2024-02-01 faktor-faktor yang menghambat implementasi SPBE dan memberikan rekomendasi
terkait transformasi digital guna meningkatkan penerapan SPBE di Indonesia.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan data
Kata kunci: berupa studi literatur. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan teknik
E-Government;
analisis deskriptif ideal type contrast context. Hasil analisis menunjukan beberapa
Transformasi Digital;
Sistem Pemerintahan faktor penghambat dan tantangan dalam implementasi SPBE di Indonesia, yaitu
Berbasis Elektronik permasalahan mengenai kurangnya ketersediaan infrastruktur TIK, permasalahan
(SPBE); mengenai pengaruh signifikan suatu kepemimpinan, serta permasalahan mengenai
E-Government
budaya dan lingkungan kerja. Berdasarkan permasalahan tersebut terdapat beberapa
Development Index
(EGDI). rekomendasi kebijakan yang dapat pemerintah pertimbangkan, yakni (1) pemerintah
patut memperluas aksesibilitas dan meningkatkan infrastruktur digital di Indonesia
sebagai landasan pemerataan SPBE di Indonesia, (2) pemerintah pusat patut
memberikan pendampingan dan pelatihan kepada setiap pemerintah daerah dan
aparatur sipil negara (ASN) mengenai cara menggunakan dan memanfaatkan SPBE
dalam sistem pemerintahan untuk memberikan pelayanan publik yang optimal, (3)
pemerintah patut mendukung dan memprioritaskan integrasi Pusat Data Nasional
yang akan menghimpun seluruh data daerah, kementerian, dan lembaga secara
nasional dalam satu Big Data.
I. PENDAHULUAN mendorong pemerintah untuk memanfaatkan
Kemajuan teknologi yang pesat dan revolusi teknologi guna meningkatkan pelayanan publik
industri telah mengakibatkan perubahan dan kualitas penyelenggaraan pemerintahan.
struktural yang luas dalam berbagai aspek. Revolusi Industri 4.0 merupakan fenomena yang
Perkembangan teknologi, seperti penggunaan mengkolaborasikan teknologi siber dan teknologi
mesin uap, elektrifikasi, dan otomatisasi dalam otomatisasi untuk menciptakan sistem yang lebih
proses perakitan, telah secara fundamental efektif, efisien, dan terintegrasi (Rizkinaswara,
mengubah cara kita memproduksi, mendistri- 2020). Dalam Revolusi Industri 4.0, terdapat lima
busikan, dan memasarkan produk (Corejova & teknologi yang menjadi pilar utama dalam
Roman, 2021). Era Revolusi Industri 4.0 telah perkembangannya, yaitu Internet of Things (IoT),

http://Jiip.stkipyapisdompu.ac.id 1498
JIIP (Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan) (eISSN: 2614-8854)
Volume 7, Nomor 2, Februari 2024 (1498-1506)
Big Data, Artificial Intelligence, Cloud Computing, Tabel 1. Peringkat E-Government Development
dan Additive Manufacturing (Rizkinaswara, 2020 Index Indonesia di Asia Tenggara
& Andian, 2023). Maka dari itu, kelima pilar
teknologi tersebut akan dimanfaatkan untuk World ASEAN EGDI
Country
mendorong transformasi digital dalam sistem Rank Rank 2022
pemerintahan (Saksono, 2020). 12 1 Singapore 0.9133
Transformasi digital dalam sistem 53 2 Malaysia 0.7740
pemerintahan dilakukan dengan menerapkan 55 3 Thailand 0.7660
68 4 Brunei Darussalam 0.7270
electronic government (e-government) melalui 77 5 Indonesia 0.7160
kebijakan Sistem Pemerintahan Berbasis 86 6 Vietnam 0.6787
Elektronik (SPBE). SPBE adalah penyelenggaraan 89 7 Philippines 0.6523
pemerintahan yang memanfaatkan teknologi 127 9 Cambodia 0.5056
informasi dan komunikasi untuk memberikan 134 9 Myanmar 0.4994
layanan kepada masyarakat (Kementerian 147 10 Timor Leste 0.4372
159 11 Laos 0.3764
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Sumber: Survei E-Government Development Index PBB,
Birokrasi, 2020). Visi SPBE adalah terwujudnya 2022
sistem pemerintahan berbasis elektronik yang
terpadu dan menyeluruh untuk mencapai Tabel 1 menunjukkan bahwa pada tahun
birokrasi dan pelayanan publik yang berkinerja 2022, tingkat EGDI Indonesia menempati
tinggi. Berdasarkan visi tersebut terpancar peringkat ke-77 di dunia dan ke-5 di Asia
harapan dan tujuan yang hendak dicapai melalui Tenggara. Peringkat EGDI Indonesia berada di
SPBE, yaitu mewujudkan pelaksanaan sistem bawah Singapura, Malaysia, Thailand, bahkan
pemerintahan yang terintegrasi secara elek- Brunei Darussalam. Selisih antara peringkat
tronik di antara pemerintah pusat, pemerintah Indonesia dan peringkat negara-negara Asia
daerah, dan unit pelaksana untuk menghasilkan Tenggara tersebut pun cukup jauh, yaitu 65
birokrasi pemerintah yang integratif, transparan, peringkat dengan Singapura, 24 peringkat
dan inovatif, serta meningkatkan kualitas dengan Malaysia, 22 peringkat dengan Thailand,
pelayanan publik yang efektif, responsif, dan dan 9 peringkat dengan Brunei Darussalam.
adaptif. Maka dari itu, Presiden Joko Widodo Selisih peringkat ini menunjukkan bahwa tan-
mengeluarkan Peraturan Presiden Nomor 95 tangan dan kendala yang dihadapi pemerintah
Tahun 2018 tentang Sistem Pemerintahan berpengaruh signifikan terhadap perkembangan
Berbasis Elektronik untuk menjamin SPBE SPBE di Indonesia. Oleh karena itu, artikel jurnal
berlaku dan diimplementasikan secara nasional ini bertujuan untuk menganalisis perkembangan
(Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara implementasi SPBE dan mengidentifikasi
dan Reformasi Birokrasi, 2020). tantangan yang dihadapi dalam implementasinya
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa di Indonesia.
SPBE memegang peranan penting dalam sistem II. METODE PENELITIAN
pemerintahan, terutama untuk mempersiapkan Artikel jurnal ini bertujuan untuk meng-
pemerintah dalam menghadapi perubahan analisis perkembangan SPBE di Indonesia dan
teknologi yang ditimbulkan akibat munculnya mengidentifikasi tantangan yang dihadapi dalam
Revolusi Industri 4.0, serta meningkatkan implementasinya. Metode yang digunakan pada
kualitas pelayanan publik dan tata kelola penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan
pemerintahan yang lebih terintegrasi kepada pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif
masyarakat (Koo, 2019). Akan tetapi, penerapan merupakan penelitian yang bersumber atau
SPBE di Indonesia belum berjalan dengan baik, dimulai dengan data dalam pengamatannya
banyak tantangan dan kendala yang dihadapi. sedangkan teori digunakan sebagai bahan
Hal tersebut dibuktikan dengan tingkat E- penjelas (Nurdin dan Hartati, 2019). Dalam hal
Government Development Index Indonesia yang ini, teknik pengumpulan data yang digunakan
masih berada jauh di bawah negara-negara Asia berupa studi literatur. Berdasarkan Zed (dalam
Tenggara, terutama Singapura dan Malaysia. Melfianora, 2019), studi literatur tidak hanya
digunakan sebagai langkah awal untuk
menyiapkan kerangka penelitian, tetapi juga
dimanfaatkan sebagai sumber literatur yang
digunakan untuk mendapatkan data penelitian.
Penelitian didasarkan pada dua sumber data

http://Jiip.stkipyapisdompu.ac.id 1499
JIIP (Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan) (eISSN: 2614-8854)
Volume 7, Nomor 2, Februari 2024 (1498-1506)
utama, yaitu: (1) survei E-Government yang mentasi SPBE di Indonesia yang berfokus dalam
diterbitkan oleh PBB dalam periode 2010-2020 mengidentifikasi faktor-faktor yang menghambat
dan (2) survei Daya Saing Digital yang diterbit- implementasi SPBE dan juga memberikan
kan oleh IMD World Digital Competitiveness rekomendasi terkait transformasi digital guna
dalam periode 2015-2019. meningkatkan penerapan SPBE di Indonesia.
Survei e-Government digunakan untuk
menganalisis perkembangan EGDI dengan III. HASIL DAN PEMBAHASAN
merujuk pada indikator-indikator utamanya, 1. Implementasi e-government di Indonesia
seperti Online Services Index (OSI), EGDI menggambarkan tingkat perkemba-
Telecommunication Infrastructure Index (TII), ngan e-government di negara-negara anggota
dan Human Capital Index (HCI). Di sisi lain, Perserikatan Bangsa-Bangsa. EGDI adalah
Survei Daya Saing Digital digunakan untuk ukuran komposit dari tiga aspek kinerja yang
mengetahui tingkat pengetahuan, teknologi, dan diukur dalam EGDI, yakni Online Service Index
kesiapan masa depan terhadap penerapan SPBE. (OSI), Telecommunication Infrastructure Index
Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan (TII), dan Human Capital Index (HCI) (United
menggunakan teknik analisis ideal type contrast Nations Department of Economic and Social
context. Teknik analisis ideal type contrast Affairs, 2022). OSI adalah indeks layanan
context adalah teknik analisis yang mengadopsi online yang mengukur kemampuan dan
pendekatan interpretatif yang menggunakan tipe kesediaan pemerintah untuk menyediakan
ideal untuk menafsirkan data dengan cara yang layanan dan berkomunikasi dengan warganya
sesuai terhadap konteks dan makna budaya secara elektronik. TII adalah indeks
anggota (Neuman, 2007). Dengan demikian, infrastruktur telekomunikasi yang mengukur
artikel jurnal ini mengintegrasikan data dari infrastruktur yang ada yang diperlukan agar
sumber-sumber tersebut untuk menganalisis warga dapat berpartisipasi dalam e-
faktor-faktor yang mempengaruhi perkem- pemerintahan. Terakhir, HCI adalah indeks
bangan SPBE di Indonesia. kapital manusia digunakan untuk mengukur
kemampuan warga dalam menggunakan
Tabel 2. Peta Penelitian Sejenis (2011-2023)
layanan e-government (United Nations
Department of Economic and Social Affairs,
2022).
Dalam hal ini, kinerja e-government di
Indonesia berada pada tingkat peringkat yang
relatif cukup baik. Data dalam Tabel 3
menunjukkan bahwa peringkat EGDI
Indonesia mengalami peningkatan dari
peringkat 107 pada tahun 2018 menjadi
peringkat 88 pada tahun 2020, serta
meningkat kembali menjadi peringkat 77 pada
2022. Meskipun demikian, Indonesia masih
tertinggal jika dibandingkan dengan negara-
negara ASEAN lainnya seperti Singapura,
Malaysia, Thailand, bahkan Brunei
Darussalam. Pada tahun 2020, kecuali Laos,
peringkat e-government dari semua negara
Sumber: Analisis Penulis, 2023 anggota ASEAN mengalami peningkatan yang
signifikan. Hal ini mencerminkan terkait
Tabel 2 menunjukkan bahwa terdapat gap dengan dilakukan oleh negara-negara tersebut
penelitian dalam penelitian SPBE, terutama untuk menjaga dan terus meningkatkan
mengenai tantangan pengembangan SPBE di sistem e-government mereka (Survei E-
Indonesia yang belum banyak dikaji dalam government PBB, 2012, 2014, 2016, 2018,
penelitian internasional maupun nasional. 2020).
Penelitian terdahulu mengenai SPBE cenderung
berfokus pada implementasi kebijakan. Dengan
demikian, artikel jurnal ini bertujuan untuk
mengisi kekosongan gap penelitian tersebut
dengan cara menganalisis perkembangan imple-

http://Jiip.stkipyapisdompu.ac.id 1500
JIIP (Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan) (eISSN: 2614-8854)
Volume 7, Nomor 2, Februari 2024 (1498-1506)
Tabel 3. E-Government Development Index berada di bawah nilai 0,5. Indonesia
Negara-Negara Asia Tenggara Tahun 2010- menghadapi situasi yang lebih buruk dalam
2022 indeks TII, dibandingkan dengan OSI dan HCI.
Namun, hasil survei pada tahun 2018, 2020,
2022 menunjukkan peningkatan yang
signifikan dalam EGDI. Indonesia meningkat
19 peringkat dari tahun 2018-2020, lalu
meningkat 11 peringkat dari tahun 2020-
2022. Tidak hanya meningkat berdasarkan
peringkat saja, nilai indeks OSI, TII, dan HCI
juga mengalami peningkatan yang signifikan
pada tahun 2018-2022. Dampak dari
Sumber: Survei E-government PBB, 2010-2022 peningkatan ini adalah Indonesia berhasil
mencapai peringkat ke-77 dengan nilai
Tabel 3 menunjukkan bahwa EGDI di sebesar 0,7160 dalam EGDI pada tahun 2022.
Indonesia berada diperingkat 90-91 dunia Selain itu, Indonesia pun mencapai skor tinggi
berdasarkan rata-rata tahun 2010-2022. Pada untuk masing-masing indeks karena berhasil
tahun 2010 Indonesia menempati peringkat memiliki skor di atas rata-rata indeks global,
109 di dunia, kemudian pada tahun 2012 skor OSI sebesar 0,7644; TII sebesar 0,6397;
meningkat dengan signifikan menempati dan HCI sebesar 0,7438. Lonjakan peringkat
peringkat 97 di dunia. Akan tetapi, pada tahun dapat tercapai pada tahun 2018 karena pada
2014 Indonesia mengalami penurunan drastis tahun yang sama pemerintah Indonesia
menempati peringkat 110 dan tersebut mengimplementasikan SPBE dan mengeluar-
berlanjut sampai tahun 2016 yang menempati kan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 95
peringkat 116 dunia. Selang dua tahun Tahun 2018 tentang Sistem Pemerintahan
berikutnya, peringkat Indonesia bangkit dan Berbasis Elektronik. Kebijakan SPBE dan
kembali mengalami peningkatan yang signifi- Perpres Nomor 95 Tahun 2018 menjadi titik
kan, Indonesia berhasil menempati peringkat awal bagi pemerintahan digital di Indonesia.
107 dunia pada tahun 2018, peringkat 88
Tabel 5. Indeks Daya Saing Digital Dunia dan
dunia pada tahun 2020, dan akhirnya
Posisi Indonesia di antara Negara-Negara Asia
peringkat 77 dunia pada 2022. Dalam waktu
Tenggara
enam tahun (2016-2022), Indonesia berhasil
meningkat sebesar 39 peringkat dari
peringkat EGDI terendah sampai tertinggi.
Capaian peringkat hal ini mencerminkan
komitmen pemerintah Indonesia untuk terus
mengembangkan dan mengimplementasikan
SPBE.
Sumber: Survei IMD WDC, 2015-2019
Tabel 4. Komponen Penilaian E-Government
Development Index Indonesia Tahun 2012- Akan tetapi, tabel 5 justru mengindikasikan
2022 bahwa Indonesia belum sepenuhnya
memanfaatkan digitalisasi dengan optimal jika
dibandingkan dengan negara-negara Asia
Tenggara lainnya. Berdasarkan hasil World
Digital Competitiveness Survey (WDC) yang
diterbitkan oleh Institute for Management
Development (IMD) WDC pada tahun 2018,
Indonesia berada di peringkat ke-62 dari 63
negara (Survei IMD WDC, 2015-2019). Hal ini
Sumber : Survei E-government PBB, 2012-2020 berarti, Indonesia menduduki peringkat kedua
terbawah diantara 63 negara yang tergabung.
Tabel 4 memperlihatkan bahwa dalam Tabel tersebut juga memperlihatkan bahwa
tahun 2012 hingga 2022 peringkat EGDI dalam rentang tahun 2015-2018, Indonesia
Indonesia mengalami fluktuasi. Pada tahun terus berada di peringkat bawah (peringkat
2012-2016, indeks OSI, TII, dan HCI masih 56-62), sedangkan Singapura selalu

http://Jiip.stkipyapisdompu.ac.id 1501
JIIP (Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan) (eISSN: 2614-8854)
Volume 7, Nomor 2, Februari 2024 (1498-1506)
memimpin di peringkat teratas (1-2). Namun, yang mempengaruhi dari segi infrastruktur,
pada tahun 2019 Indonesia berhasil mening- rencana, strategi, dan teknologi dalam
katkan indeks daya saing menjadi peringkat menerapkan kebijakan SPBE. Terakhir, faktor
ke-56 walau tetap berada di kelompok 10 sistem pelayanan pemerintah adalah faktor-
negara dengan peringkat terendah di dunia. faktor yang mempengaruhi dari segi
Peningkatan peringkat yang terjadi pada administrasi pemerintah, alur birokrasi, dan
tahun 2019 tersebut kembali membuktikan pelayanan publik dalam pelaksanaan
bahwa implementasi SPBE dan Peraturan kebijakan SPBE (Choirunnisa, Oktaviana, et al.,
Presiden (Perpres) Nomor 95 pada tahun 2023). Berikut adalah tabel indeks evaluasi
2018 Tahun 2018 membawa dampak trans- implementasi SPBE di Indonesia berdasarkan
formasi digital yang signifikan bagi Indonesia. ketiga kategori tersebut.
Tabel 6. Evaluasi Implementasi SPBE di
2. Evaluasi Implementasi SPBE di Indonesia
Indonesia Berdasarkan Aspek
Perkembangan dan kemajuan transformasi
digital dalam sistem pemerintahan membuka Domain and Evaluation Number of Total
kesempatan bagi pemerintah Indonesia untuk Aspects Indicators Score
berinovasi dan menciptakan kebijakan sistem Domain 1 - Internal E-
17 17%
pemerintahan yang memanfaatkan teknologi government Policy
elektronik, yaitu SPBE. Pendayagunaan Aspect 1: Internal Governance
7 7%
Policy
teknologi informasi dan komunikasi dalam
Aspect 2: Service Internal Policy 10 10%
penyelenggaraan sistem pemerintahan dan Domain 2 - E-government
pelayanan publik diwujudkan untuk dapat 7 28%
Governance
memudahkan kinerja pemerintah dan meng- Aspect 3: Institutional 2 8%
integrasikan data setiap instansi pemerintah Aspect 4: Planning and Strategy 2 8%
(Choirunnisa, Oktaviana, et al., 2023). Hal Aspect 5: Information and
3 12%
tersebut diatur dalam Peraturan Presiden Communication Technology
(Perpres) Nomor 95 Tahun 2018 tentang Domain 3 - E-government
11 55%
Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik Services
Aspect 6: Government
yang menjamin bahwa SPBE akan Administration Services Based 7 35%
diimplementasikan secara nasional dalam on Electronics
setiap instansi dan lembaga pemerintahan Aspect 7: Electronic-Based
4 20%
sesuai dengan ketentuan peraturan yang Public Services
Sumber: Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan
berlaku (Kementerian Pendayagunaan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia, 2019
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi,
2020). Maka dari itu, tujuan utama SPBE Pada tabel 6 memperlihatkan bahwa setiap
adalah mendorong efektivitas, efisiensi, dan kategori memiliki indikator dan nilai skor
sinergi kerja antar kementerian/lembaga yang berbeda-beda. Faktor internal kebijakan
pemerintahan untuk menyediakan pelayanan SPBE memiliki 17 indikator yang terbagi ke
publik yang responsif dan adaptif. dalam dua aspek, yakni kebijakan tata kelola
Sebagai suatu inovasi transformasi digital internal (Internal Governance Policy) dan
tentu saja banyak faktor yang mempengaruhi kebijakan pelayanan internal (Service Internal
keberhasilan maupun kegagalan dari imple- Policy) dengan total nilai skor 17%. Selain itu
mentasi SPBE dalam sistem pemerintahan juga pada faktor kesiapan pemerintahan
Indonesia. Secara garis besar, faktor-faktor digital (e-government governance) memiliki 7
yang mempengaruhi tersebut dapat dibagi ke indikator yang terbagi ke dalam tiga aspek,
dalam 3 kategori utama, yaitu faktor internal antara lain Institutional, Planning and
kebijakan SPBE (internal e-government policy), Strategy, Information and Communication
faktor kesiapan pemerintahan digital (e- Technology yang memiliki total nilai skor
government governance), dan faktor sistem sebesar 28%. Terakhir, faktor sistem
pelayanan pemerintah (e-government pelayanan pemerintah (e-government services)
services). Faktor internal kebijakan SPBE memiliki 11 indikator yang terbagi ke dalam
adalah faktor-faktor yang mempengaruhi dari dua aspek, yakni aspek Layanan Administrasi
segi pemerintah dan ketentuan dalam internal Pemerintahan Berbasis Elektronik
kebijakan SPBE. Adapu faktor kesiapan (Government Administration Services Based on
pemerintahan digital adalah faktor-faktor Electronics) dan Layanan Publik Berbasis

http://Jiip.stkipyapisdompu.ac.id 1502
JIIP (Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan) (eISSN: 2614-8854)
Volume 7, Nomor 2, Februari 2024 (1498-1506)
Elektronik (Electronic-Based Public Services) sangat bergantung pada infrastruktur
yang memiliki total nilai skor sebesar 55%. pendukungnya, seperti perangkat komputer,
Diantara ketiga kategori tersebut, faktor pasokan listrik, jaringan internet, integrasi
sistem pelayanan pemerintah memiliki nilai data elektronik, dan teknologi komunikasi
skor paling tinggi, sedangkan faktor internal digital (Mariano, 2018 & Bangsawan, 2023).
kebijakan SPBE memiliki nilai skor paling Kedua, permasalahan mengenai pengaruh
rendah. Hal tersebut menandakan bahwa signifikan suatu kepemimpinan. Faktor ini
faktor sistem pelayanan pemerintah memiliki berkaitan erat dengan ketidaktahuan
peran yang sangat krusial dalam implementasi pemerintah daerah dalam menggunakan dan
SPBE karena pelaksanaan dan penyeleng- memanfaatkan SPBE, ketidaksesuaian
garaan SPBE berada dalam kategori tersebut, kebijakan SPBE antara pemerintah pusat dan
baik secara administrasi pemerintahan pemerintah daerah, ketidakmampuan
maupun pelayanan publik. Di samping itu, pemerintah daerah untuk mengikuti standar
faktor internal kebijakan SPBE juga memiliki capaian SPBE pemerintah pusat, kurang tegas
peran yang krusial, tetapi hanya sebagai regulasi SPBE yang berlaku, keterbatasan
payung hukum dari SPBE. Dengan demikian, alokasi anggaran pembangunan SPBE, serta
walaupun ketiga kategori tersebut memiliki ketidakjelasan sasaran target keberhasilan
total nilai skor yang berbeda, mereka sama- SPBE di setiap daerah (Mariano, 2018 &
sama memiliki peran penting terhadap Bangsawan, 2023). Seluruh faktor tersebut
implementasi SPBE di Indonesia. sangat bergantung pada komitmen dan
kemampuan pemerintah dalam mengimple-
3. Transformasi Digital SPBE di Indonesia mentasikan SPBE di wilayah kewenangannya
Implementasi kebijakan SPBE belum masing-masing. Ketiga, permasalahan
berjalan dengan maksimal, baik di tingkat mengenai budaya dan lingkungan kerja. SPBE
pemerintah pusat maupun pemerintah seringkali bertentangan dengan budaya atau
daerah. Hal tersebut terbukti dengan kebiasaan kerja (birokrasi) pemerintah yang
peringkat dan nilai Indonesia dalam EGDI sudah terbentuk selama bertahun-tahun
yang masih rendah, bahkan berada di bawah (Mariano, 2018 & Bangsawan, 2023).
negara-negara Asia Tenggara. Situasi ini Pemerintah/kementerian/lembaga yang
mencerminkan bahwa SPBE Indonesia masih selama ini bekerja masing-masing (terpisah),
perlu ditingkatkan agar mampu bersaing sekarang melalui SPBE terhubung dan
dengan negara-negara lain, terutama dalam terintegrasi dalam satu data dengan
hal indeks layanan online (OSI), indeks pemerintah pusat. Selain itu, pemerintah/
infrastruktur telekomunikasi (TII), dan indeks kementerian/lembaga yang selama ini bekerja
kapital manusia (HCI). Dalam hal ini, terdapat secara tertutup dengan sistem pengelolaan
sejumlah hambatan dan tantangan dalam sendiri, sekarang melalui SPBE dituntut untuk
mengimplementasikan SPBE di Indonesia menerapkan open government dengan
yang diidentifikasi sebagai berikut, kepemim- memberikan transparansi informasi kepada
pinan yang tidak konsisten, keterbatasan masyarakat (Choirunnisa, Oktaviana, et al.,
sumber daya manusia, kesenjangan digital di 2023). Dengan demikian, faktor infrastruktur,
berbagai daerah Indonesia, kurangnya kepemimpinan, dan juga budaya menjadi
koordinasi antar kementerian/lembaga, dan tantangan besar dalam implementasi SPBE.
regulasi yang belum memadai (Huda & Yunas, Oleh karena itu, diperlukan langkah-
2016). Hambatan dan tangan tersebut juga langkah strategis untuk mengatasi tantangan
sejalan dengan hasil penelitian oleh Profesor dan hambatan tersebut. Dalam hal ini,
Kumorotomo (2009) yang menyoroti masalah terdapat beberapa rekomendasi kebijakan
utama dalam pelaksanaan SPBE di Indonesia. yang dapat pemerintah pertimbangkan untuk
Penelitian tersebut menunjukan bahwa faktor perkembangan implementasi SPBE di
infrastruktur, kepemimpinan, dan budaya Indonesia. Rekomendasi pertama adalah
menjadi tiga faktor penghambat utama. pemerintah patut memperluas aksesibilitas
Berdasarkan ketiga faktor utama tersebut dan meningkatkan infrastruktur digital di
dapat dirincikan sebagai berikut. Pertama, Indonesia sebagai landasan pemerataan SPBE
permasalahan mengenai kurangnya keter- di Indonesia. Rekomendasi kedua, pemerintah
sediaan infrastruktur TIK. Perkembangan pusat patut memberikan pendampingan dan
SPBE dalam institusi pemerintah tentu saja pelatihan kepada setiap pemerintah daerah

http://Jiip.stkipyapisdompu.ac.id 1503
JIIP (Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan) (eISSN: 2614-8854)
Volume 7, Nomor 2, Februari 2024 (1498-1506)
dan aparatur sipil negara (ASN) mengenai ini telah menghambat implementasi SPBE
cara menggunakan dan memanfaatkan SPBE yang optimal di Indonesia.
dalam sistem pemerintahan untuk Faktor-faktor utama yang mempengaruhi
memberikan pelayanan publik yang optimal. keberhasilan atau kegagalan implementasi
Rekomendasi ketiga, pemerintah patut SPBE di Indonesia dapat dibagi menjadi tiga
mendukung dan memprioritaskan integrasi kategori: faktor internal kebijakan SPBE,
Pusat Data Nasional yang akan menghimpun faktor kesiapan pemerintah digital, dan faktor
seluruh data daerah, kementerian, dan sistem layanan pemerintah. Faktor-faktor
lembaga secara nasional dalam satu Big Data. tersebut telah berdampak pada efektivitas
Berdasarkan ketiga rekomendasi kebijakan implementasi SPBE dalam sistem
tersebut juga diharapkan dapat menjadi pemerintahan Indonesia (Choirunnisa,
pertimbangan perkembangan SPBE yang Oktaviana, et al., 2023). Kurangnya keter-
menyelesaikan berbagai tantangan pada sediaan infrastruktur TIK, kepemimpinan
implementasi SPBE. yang tidak konsisten, dan konflik dengan
budaya dan lingkungan kerja pemerintah yang
IV. SIMPULAN DAN SARAN ada telah menghambat keberhasilan
A. Simpulan implementasi SPBE.
Revolusi Industri 4.0 telah membawa
perubahan yang signifikan dalam berbagai B. Saran
aspek kehidupan masyarakat, termasuk dalam Dalam hal ini, diperlukan beberapa
hal penggunaan teknologi oleh pemerintah rekomendasi kebijakan untuk mengatasi
untuk meningkatkan pelayanan publik dan tantangan-tantangan tersebut. Beberapa
tata kelola pemerintahan (Koo, 2019). rekomendasi tersebut adalah (1) pemerintah
Pemerintah telah menerapkan kebijakan perlu memperluas akses dan meningkatkan
Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik infrastruktur digital, (2) mengembangkan
(SPBE) untuk mewujudkan sistem pemerin- strategi transformasi digital di area-area
tahan berbasis elektronik yang terintegrasi penting, mempercepat integrasi Pusat Data
dan menyeluruh. Tujuannya adalah untuk Nasional, dan (3) menetapkan aturan untuk
meningkatkan kualitas pelayanan publik dan membiayai dan mendukung transformasi
menciptakan birokrasi pemerintahan yang digital. Dengan demikian, pemerintah pusat
lebih efisien dan efektif. Namun demikian, berperan aktif sebagai katalisator dalam
implementasi SPBE di Indonesia masih mendorong integrasi dan interoperabilitas
menghadapi berbagai tantangan, terbukti data di pemerintah daerah, kementerian, dan
dengan rendahnya peringkat Indonesia dalam lembaga di Indonesia. Rekomendasi kebijakan
E-Government Development Index (EGDI) ini bertujuan untuk mengatasi hambatan
dibandingkan dengan negara-negara Asia dalam implementasi SPBE dan meningkatkan
Tenggara lainnya (Survei E-Government daya saing digital Indonesia.
Development Index PBB, 2022).
EGDI mengukur perkembangan e- DAFTAR RUJUKAN
government suatu negara berdasarkan indeks Aminah, S., & Wardani, DK (2018). Analysis of
layanan online (OSI), indeks infrastruktur Regional Innovation Implementation
telekomunikasi (TII), dan indeks sumber daya Readiness. Bina Praja Journal, 10(1), 13–26
manusia (HCI) (United Nations Department of
Andian, Z. E. P. (2023). Perkembangan Industri
Economic and Social Affairs, 2022). Peringkat
4.0: Antara Peluang dan Tantangan -
EGDI Indonesia telah meningkat dari tahun ke
Fakultas Teknologi Maju dan Multidisiplin |
tahun, namun masih tertinggal dari negara-
Universitas Airlangga. FTMM Unair.
negara ASEAN lainnya (Survei E-government
PBB, 2012, 2014, 2016, 2018, 2020). Bangsawan, G. (2023). Kebijakan Akselerasi
Implementasi SPBE di Indonesia menghadapi Transformasi Digital di Indonesia: Peluang
berbagai tantangan seperti kepemimpinan dan Tantangan untuk Pengembangan
yang tidak konsisten, sumber daya manusia Ekonomi Kreatif. Jurnal Studi Kebijakan
yang terbatas, kesenjangan digital, kurangnya Publik, 2(1), 27–40.
koordinasi, dan regulasi yang tidak memadai
(Huda & Yunas, 2016). Tantangan-tantangan Berman, S., & Bell, R. (2011). Digital
transformation: Creating a new business

http://Jiip.stkipyapisdompu.ac.id 1504
JIIP (Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan) (eISSN: 2614-8854)
Volume 7, Nomor 2, Februari 2024 (1498-1506)
model where digital meets physical. In IBM smart E-Government [Master's thesis].
Institute for Business Value (Ed.), IBM Massachusetts Institute of Technology.
global business services: Strategy and
transformation [Executive report]. IBM Kumorotomo, W. (2009). kegagalan penerapan e-
Global Business Services. government. Kegagalan Penerapan E-
Government dan Kegiatan Tidak Produktif
Choirunnisa, L., Oktaviana, T. H. C., Ridlo, A. A., & Dengan Internet, 1-16.
Rohmah, E. I. (2023). Peran Sistem
Pemerintah Berbasis Elektronik (Spbe) Mariano, S. (2018). Penerapan E-Government
Dalam Meningkatkan Aksesibilitas Dalam Pelayanan Publik Di Kabupaten
Pelayanan Publik di Indonesia. Sosio Sidoarjo.
Yustisia: Jurnal Hukum dan Perubahan
Melfianora, M. (2019). Writing Scientific Papers
Sosial, 3(1), 71-95.
With Literature Studies. Open Science
Corejova, T., & Chinoracky, R. (2021). Assessing Framework, 12(1), 14-26.
the potential for digital transformation.
Ministry of Communication and Information of
Sustainability, 13(19), 11040.
the Republic of Indonesia. (2019). 2019
Fazil, M. (2018). Characteristics of Information report of the Ministry of Communication and
and Communication Technology (ICT) Information of the Republic of Indonesia.
Innovations and Their Application KOMINFO Indonesia.
(Descriptive Study in Lhokseumawe City).
Ministry of Administrative Reform of the
Journal of Communication: Journal of
Republic of Indonesia. (2019). Policy and
Communication Malaysia, 34(3), 379–391.
evaluation of electronic-based government
Gottschalk, P. (2009). Maturity level for systems (Presentation material delivered at
interoperability in digital government. the Focus Group Discussion, at the
Government Information Quarterly, 26(1), Research and Development Agency,
75–81. Ministry of Home Affairs.

Harayama, Y. (2017). Society 5.0: Aiming for a Ministry of State Apparatus Empowerment and
new human-centered society - Japan's Bureaucratic Reform of the Republic of
science and technology policy to address Indonesia (2019). System government
global social challenges. Cover Story based electronic (SPBE).
Creating Collaboration through Global R&D
Matt, C., Hess, T., & Benlian, A. (2015). Digital
TRENDS in Overview Hitachi, 66(6), 553–
transformation strategy. Bus Inf Syst Eng,
559.
57, 339–343 (2015).
Huda, M., & Yunas, N. S. (2016, May 31). The
Muñoz, LA, & Bolívar, MPR (2018). Experience of
Development Of e-Government System in
implementing e-government development
Indonesia. Jurnal Bina Praja, 97-108.
in developing countries: Challenges and
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara solutions. In, International e-government
dan Reformasi Birokrasi. (2020, May 22). development: Policy, implementation, and
Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik best practice (pp. 3-18). Jumper. 12.
(SPBE). Kementerian Pendayagunaan
Novita, D. (2014). Factors inhibiting the
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.
development of e-government: A case study
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara of the government of Palembang City, South
dan Reformasi Birokrasi Republik Sumatra. Journal of Informatics Explora,
Indonesia. (2022). Indonesia Naik 11 4(1), 43– 52.
Peringkat Hasil Survei e-Government PBB.
Neuman, W. L. (2007). Basics of Social Research.
Kementerian Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi. Nurdin, I., & Hartati, S. (2019). Metodologi
Penelitian Sosial. Media Sahabat Cendekia.
Koo, E. (2019). Government digital
transformation: from E-Government to

http://Jiip.stkipyapisdompu.ac.id 1505
JIIP (Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan) (eISSN: 2614-8854)
Volume 7, Nomor 2, Februari 2024 (1498-1506)
Peranzo, P. (2020). What is digital Sudiantini, D., Ayu, M. P., Aswan, M. C. A. S.,
transformation & why is it important for Prastuti, M. A., & Apriliya, M. (2023, Mei
business. imaginovation.net [blog]. 31). Transformasi Digital: Dampak,
Tantangan, Dan Peluang Untuk
Rizkinaswara, L. (2020). Revolusi Industri 4.0 – Pertumbuhan Ekonomi Digital. Trending:
Ditjen Aptika. Ditjen Aptika. Jurnal Manajemen Dan Ekonomi, 1(3), 21–
30.
Ronchi AM (2019). e-Government: Background,
today's implementation and future trends. United Nation. (n.d.). EGOVKB | United Nations >
In, e-Democracy: Towards a new model of Data > Country Information. EGOVKB |
(inter)active society (Chapter 5, pp. 93- United Nations > Data > Country
196). Jumper, 11. Information.
Saksono, H. (2016). The new face of regional United Nations Department of Economic and
autonomy: Status of performance versus Social Affairs. (2022). Data Center. Public
realistic conditions in the province of South Institutions.
Kalimantan. Journal of Development Policy,
11, 63–75. Westerman, M. A. the published version of the
article is: Westerman, M A. (2011).
Saksono, H. (2020). Center for innovation: Conversation Analysis and Interpretive
Collaborative media towards innovative Quantitative Research On.
local government. Nahkoda: Journal of
Governance Science, 19(1), 1–16.

Salgues, B. (2018). Society 5.0: Future industries,


technologies, methods and tools (Vol. 1).
Wiley. View publication stats

http://Jiip.stkipyapisdompu.ac.id 1506

You might also like