You are on page 1of 6

BAB XI

CBL (CEMENT BOND LOG) DAN VDL (VARIABLE DENSITY LOG)

Cement Bond Log (CBL) merupakan evaluasi yang bertujuan untuk


mengetahui kualitas melekatnya cement pada casing/formasi. CBL log terdiri dari
acoustic transmitter (sumber bunyi) dan acoustic receiver. Transmitter
membangkitkan pulsa suara yang merambat melalui casing arrival, formation
arrival, dan fluid arrival sebelum mencapai receiver. CBL biasanya digabung
dengan Gamma Ray (GR), Casing Collar Locator (CCL), dan Variable Density Log
(VDL) dalam pembacaannya.
Prinsip kerja CBL diawali dengan penembakan suara oleh acoustic transmitter
melewati fluida yang ada di dalam lubang sumur menuju casing, cement dan
formasi. Selanjutnya gelombang suara akan memantul dan ditangkap oleh signal
receiver dan amplitudonya akan menunjukkan kualitas ikatan dari cement. Kalau
amplitudonya rendah, berarti ikatan cement dengan casing atau formasi cukup
bagus. Tetapi jika pipa yang kosong diberi getaran suara maka pipa akan
mengeluarkan amplitudo suara yang tinggi. Analisa kualitatif pada CBL log adalah
jika amplitudo lebih kecil dari 10 mv menandakan penyemenan bagus. Jika
amplitudo sekitar 10-60 atau 10-70 menandakan adanya channeling. Sementara jika
amplitudo sekitar 70-80 menandakan free pipe.
Pembacaan cement bond selain dari amplitude dari CBL dapat juga ditentukan
dari Varible Density Log (VDL). VDL juga berfungsi untuk menilai kualitas
penyemenan pada annulus VDL digunakan untuk menentukan cement bond dari
casing ke semen dansemen ke formasi. Pembacaan casing to cement (chart casing
arrival), bacaan VDL di sebelah kiri agak kabur, putih untuk HLS log dan abu-abu
untuk schlumberger log. Sementara cement to formation (chart formation arrival),
bacaan VDL di sebelah kanan tidak lurus, biasanya mengikuti pola gamma ray.
VDL ini mengevaluasi ikatan antara semen dengan formasi dan semen dengan
casing. Ada 4 kriteria yang didapatkan dari pembacaan VDL, yaitu bad to
formation, good to formation, bad to casing dan good to casing. Penyemenan yang
bagus menandakan good to casing dan good to formation. VDL mencatat amplitudo
gelombang suara dan biasanya berpasangan dengan CBL. Pencatatan dilakukan
pada receiver yang terletak 5 ft dari sonic transmitter. Perubahan amplitudo dari
gelombang suara menunjukkan variasi dari penembusan yang terekam pada log.
Warna gelap atau terang dan bergelombang menunjukkan evaluasi dari VDL.

Semen
Semen

Casing Formasi Casing Formasi

Gambar 1 Gambar 2
Good to Casing, Bad to Formation Bad to Casing, Good to Formation

Casing Semen Formasi Casing Formasi

Gambar 3 Gambar 4
Good to Casing, Good to Formation Bad to Casing, Bad to Formation
Penyemenan Bagus Free pipe
Gambar 5
Analisa CBL Secara Kuantitatif

Analisa CBL chart secara kualitatif diawali dengan mengetahui data


amplitude sesuai kedalaman yang diinginkan. Setelah itu ditarik garis miring hingga
berpotongan dengan garis casing size. Lalu ditarik garis ke kiri hingga berpotongan
dengan garis atenuasi. Didapatkan nilai atenuasi pada kedalaman tersebut. Setelah
itu dapt mencari nilai BI (Bond Index) dengan menggunakan persamaan :
𝐴𝑡𝑒𝑛𝑢𝑎𝑠𝑖 𝑍𝑜𝑛𝑎 𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑒𝑠𝑡
𝐵𝐼 =
𝐴𝑡𝑒𝑛𝑢𝑎𝑠𝑖 𝑍𝑜𝑛𝑎 𝑉𝑒𝑟𝑦 𝐺𝑜𝑜𝑑
Harga BI lebih besar dari 0.8 menandakan penyemenan bagus. Sementara BI = 1,
menandakan penyemenan sempurna.
Dari garis atenuasi yang tadi, ditarik garis lurus menuju garis casing
thickness dan berpotongan dengan angka sesuai dengan casing thickness yang
dipakai. Garis lurus tadi ditarik berkelanjutan sampai bertemu garis compressive
strength. Didapatkan harga compressive strength. Jadi dapat disimpulkan semakin
kecil amplitudo, semakin besar compressive strength begitu pula sebaliknya.
Sementara pada VDL, analisa yang dapat dilakukan hanya kualitatif. VDL
tidak bisa digunakan untuk menganalisa kuantitatif. Contoh analisa kualitatif yang
dilakukan sesuai dengan gambar berikut.

Gambar 6
Hasil Pembacaan Log CBL dan VDL 1

Pada hasil pembacaan pada gambar 6, menandakan amplitudo kecil, dan


sinyal yang didapat dari VDL kuat. Pada chart VDL menunjukkan good to casing
(ditandai dengan garis putus-putus dan buram di bagian kiri chart) dan good to
formation (ditandai dengan garis berkelok-kelok mengikuti pola gamma ray).
Menandakan penyemenan bagus.
Gambar 7
Hasil Pembacaan Log CBL dan VDL 2

Pada hasil pembacaan pada gambar 7, menandakan amplitudo tinggi, dan


tidak adanya sinyal dari formasi ditandai dengan garis lurus pada chart VDL.
Menandakan terjadinya free pipe. Diperlukan untuk squeeze cementing.

Gambar 8
Hasil Pembacaan Log CBL dan VDL 3

Pada hasil pembacaan pada gambar 8, menandakan amplitudo rendah dan


sedang. Pada VDL chart garis lurus pada bagian kiri dan bergelombang di bagian
kanan, tetapi terdapat sinyal yang hilang. Menandakan terjadinya partial cement
(channeling). Diperlukan untuk squeeze cementing jika channeling banyak.
Gambar 9
Hasil Pembacaan Log CBL dan VDL 4

Pada hasil pembacaan pada gambar 9, menandakan amplitudo sedang. Pada


VDL chart garis lurus pada bagian kiri dan bergelombang di bagian kanan. Supaya
akurat, log diulangi dan menandakan good cement padahal terjadi microannulus
pada semen. Tidak diperlukan untuk squeeze cementing.

Gambar 10
Hasil Pembacaan Log CBL dan VDL 5

Pada hasil pembacaan pada gambar 10, menandakan amplitude kecil. Tetapi
tidak ada sinyal dari casing dan formasi, yang ada hanyalah sinyal dari mud cake.
Menandakan tidak ada ikatan semen dengan formasi. Diperlukan squeeze
cementing.
Oleh karena itu CBD (Cement Bond Log) dan VDL (Variable Density Log)
sangat penting dilakukan untuk mengevaluasi penyemenan. Sehingga dapat
direncanakan untuk dilakukannya squeeze cementing.

You might also like