You are on page 1of 56

Obat Analgetik

& Obat Anti


Inflamasi

Nina Gartika, M.Kep.

TERMINOLOGI

NYERI :
Nyeri
adalah
pengalaman
sensorik
dan
emosional yang tidak menyenangkan akibat
kerusakan jaringan, baik aktual maupun
potensial atau yang digambarkan dalam bentuk
kerusakan tersebut
DEMAM :
pengaturan panas pd tingkat suhu yg lebih
tinggi; gejala penyerta infeksi; reaksi tubuh
terhadap infeksi. Suhu > 37C limfosit &
makrofag lebih aktif; suhu > 40 - 41C menjadi
kritis & fatal (tidak terkendalikan oleh tubuh).
Reseptor suhu & pusat termoregulasi terletak di
hipotalamus.

Etiologi Nyeri
a.

Nyeri nosiseptif: rangsang timbul oleh


mediator nyeri, seperti pada pasca
trauma operasi dan luka bakar.

b. Nyeri neuropatik: rangsang oleh


kerusakan saraf atau disfungsi saraf,
seperti pada diabetes mellitus, herpes
zooster.

Mekanisme Nyeri

Pain Transmission
Tissue injury causes the release of:
Bradykinin
Histamine
Potassium
Prostaglandins
Serotonin
These substances stimulate nerve endings,
starting the pain process
Mosby items and derived
items 2005, 2002 by
Mosby, Inc.

Pain Transmission (cont'd)


There are two types of nerves stimulated
A fibers
C fibers

Mosby items and derived


items 2005, 2002 by
Mosby, Inc.

Table 10-3 A and C Nerve Fibers

Mosby items and derived


items 2005, 2002 by
Mosby, Inc.

Pain Transmission (cont'd)

Types of pain related to proportion of


A to C fibers in the damaged areas

Mosby items and derived


items 2005, 2002 by
Mosby, Inc.

Pain Transmission (cont'd)

These pain fibers enter the spinal cord


and travel up to the brain
The point of spinal cord entry is the
dorsal horn
The dorsal horn is the location
of the gate

Mosby items and derived


items 2005, 2002 by
Mosby, Inc.

Pain Transmission (cont'd)

This gate regulates the flow of sensory


impulses to the brain
Closing the gate stops the impulses
If no impulses are transmitted to higher
centers in the brain, there is no pain
perception

Mosby items and derived


items 2005, 2002 by
Mosby, Inc.

Pain Transmission (cont'd)

Activation of large A fibers closes


gate
Inhibits transmission to brain
Limits perception of pain

Mosby items and derived


items 2005, 2002 by
Mosby, Inc.

Pain Transmission (cont'd)

Activation of small B fibers opens


gate
Allows impulse transmission to brain
Pain perception

Mosby items and derived


items 2005, 2002 by
Mosby, Inc.

Pain Transmission (cont'd)

Gate innervated by nerve fibers from


brain, allowing the brain some control
over gate
Allows brain to:
Evaluate, identify, and localize the pain
Control the gate before the gate is open

Mosby items and derived


items 2005, 2002 by
Mosby, Inc.

Pain Transmission (cont'd)

Body has endogenous


neurotransmitters
Enkephalins
Endorphins

Produced by body to fight pain


Bind to opioid receptors
Inhibit transmission of pain by closing
gate
Mosby items and derived
items 2005, 2002 by
Mosby, Inc.

Pain Transmission (cont'd)


Rubbing a painful area with massage
or liniment stimulates large sensory
fibers
Result:
Gate closed, recognition of pain reduced
Same pathway used by opiates

Mosby items and derived


items 2005, 2002 by
Mosby, Inc.

Analgesics

Medications that relieve pain without


causing loss of consciousness
Painkillers

Mosby items and derived


items 2005, 2002 by
Mosby, Inc.

Pain

Pain is whatever the patient says it is


It exists whenever the patient says it
exists
Its an unpleasant sensory and
emotional experience associated with
actual or potential tissue damage
Pain is a personal and individual
experience
Mosby items and derived
items 2005, 2002 by
Mosby, Inc.

Table 10-2 Acute Versus Chronic Pain


Mosby items and derived items 2005, 2002 by Mosby, Inc.

Analgesic

Bekerja pada tempat terjadi kerusakan dan


menekan nyeri yg berkaitan dengan reaksi
inflamasi (e.g. NSAID : aspirin, ibuprofen,
diclofenac). Bekerja dengan menghambat enzim
cyclo-oxygenase (COX). COX-2 diinduksi pada
daerah
inflamasi.
Penghambatan
COX-1
menyebabkan efek samping gastrointestinal &
nefrotoksisitas.

Mempengaruhi konduksi saraf (ex. Anestetik


lokal): menghambat potensial aksi dengan
memblok kanal Na

Analgesic

Memodifikasi transmisi sinyal pada bagian dorsal


(ex. opioid: endorphin, enkephalin, dynorphin).
Opioid
bekerja
pada
G-protein
coupled
receptors: Mu, Delta and Kappa. Agonis Opioid
menekan
eksitabilitas
neuronal
(dengan
meningkatkan
konduksi
potassium)
&
menghambat
pelepasan
neurotransmitter
(dengan menekan influk Ca presynaptic)

Mempengaruhi komponen sentral & aspek emosi


dari nyeri (ex. opioid, antidepresan). Mempunyai
masalah toleransi dan ketergantungan

PENGGOLONGAN ANALGESIK
Golongan analgesik

Analgesik Non narkotik [integumen


analgesik]
Analgesik narkotik [ visceral analgesik]

Secara Mekanisme dan Target


Analgesik Non Opioid [NSAID]
Analgesik Opioid

Analgesik Narkotik
Mekanisme kerja :
Umumnya opioid bekerja pada reseptor
, dan , menghasilkan : Efek Analgesia
dengan cara menghambat pelepasan
neurotransmitter dan menekan
rangsangan nociceptive

Bekerja dengan meningkatkan ambang


nyeri, sehingga menurunkan respon otak
terhadap nyeri

TOLERANSI &
KETERGANTUNGAN FISIK

Toleransi cukup cepat analgetik & euforia.


Toleransi lambat depresi pusat napas.
Toleransi jarang efek stimulan & saluran
cerna.
Toleransi silang anagetik narkotik, tetapi tidak
pada depresan SSP lain.
Narkotik selektif 1 dapat berpindah ke senyawa
selektif
Penggunaan jangka lama ketergantungan
fisik

abstinence
syndrome.
(tanda
hiperaktivitas SSO: diare, muntah, menggigil,
demam, lakrimasi, rinorrhoe, tremor, kram &

Kemoreseptor nyeri: autakoid (bradikinin


dan
prostaglandin).
Kerja obat analgetik:
Menghentikan resepsi nyeri perifer pada ujung
saraf bebas analgetik non narkotik & anestesi lokal
Memodifikasi persepsi nyeri pada SSP analgetik
non narkotik & narkotik
Memperbaiki reaksi terhadap nyeri.
respon otonom: tangan berkeringat & TD.
respon otot skelet: peningkatan regangan otot dan
ekspresi wajah.
unsur psikis: rasa nyeri.

MORFIN
Farmakodinamik
SSP

Sedasi, kebingungan & eksitasi (+/-) mental


berkabut.

Pasien nyeri euforia >< pada pasien tanpa


keluhan nyeri

Mual rangsangan langsung CTZ MO


peningkatan sensitivitas vestibular

Antitusif menghambat integrasi medular


respon ini tidak digunakan untuk tujuan ini.

Hormon: pelepasan ADH, peningkatan ringan


kadar gula

MORFIN
Mata

Kontriksi pupil >< atropin.

Sistem Respirasi
Do terapi depresi respirasi o/k
penurunan respon pusat napas terhadap
peningkatan tegangan CO2.

Sistem Kardiovaskular

Do terapi efek (-).


Pada pasien CHF menurunkan venous return
ke jantung

MORFIN
Sistem Saluran Cerna

Konstipasi
Nyeri epigastrium disebabkan oleh tekanan
saluran empedu meningkat

Sistem Genitourinarius

Retensi urine , diperparah oleh pelepasan ADH

Do terapi melawan hiperaktivitas uterus.

KODEIN

< poten : morfin.


Indikasi: nyeri sedang , menekan batuk
Overdosis: respirasi tertekan, koma,
kadang- kadang kejang nalokson

MEPERIDIN

Efek spasmogenik saluran cerna &


kandung empedu < morfin
Efek antitusif (-)
Meningkatkan kekuatan kontraksi yang
diinduksi oksitosik
Toksisitas: tremor, delirium, refleks yang
hiperaktif & kemungkinan kejang pada
koma & depresi napas.
Tx nalokson.

FARMAKODINAMIK
Efek Analgesik :
Menghambat sintesis PGE&PGI
Efek Antipiretik :
Memperbaiki fungsi termostat di hypothalamus,
hambatan sintesis PGE2
Me pengeluaran keringat, vasodilatasi perifer
Efek Antiinflamasi :
Hambatan sintesis PGE2 & PGI2
Tidak menghambat migrasi sel

CONTD

Efek pada darah :

waktu perdarahan >>


hipoprotrombinemia
platelet disfungsi menghambat agregasi

Efek pada metabolisme :

dosis > hiperglikemia glukosuria

CONTD
Efek pada kelenjar endokrin :

dosis > hiperglikemia

Efek pada SSP :

dosis > intoksikasi


salisilismus pusing, bingung, tinitus, vertigo

Farmakokinetik

Topikal :
salisilat

Asam salisilat; Metil

Distribusi :
Seluruh jaringan tubuh & cairan

transelular
Cairan sinovial, spinal, peritoneal, liur,
ASI
Menembus sawar otak & uri

Metabolisme : di hepar
Ekskresi :

- Urine >>>> - Keringat > - Empedu

Efek samping :
Iritasi lambung
Allergi
Kemungkinan peningkatan perdarahan
Penggunaan klinis :
Analgesik - Antipiretik
Demam reumatik akut
Reumatoid artritis
Mencegah trombus
Kontra Indikasi :
Ulkus peptikum
Haemophylia
Allergi

PARA AMINO FENOL

Fenasetin; Asetaminofen; Asetanilid

Parasetamol

Digunakan pertama tahun 1893


Menghambat sintesis PG di sentral
Efek analgesik & antipiretik serupa Aspirin
Antiinflamasi <<<

Efek Samping

Jarang terjadi alergi


Anemia hemolitik ,
Methemoglobinemia
Nefropati
Hepatotoksik

PIRAZOLON

Fenilbutazon; Dipiron ; Antipirin &


Aminopirin

Fenilbutazon &
Oksifenbutazon

Efek analgesik <


Efek antiinflamasi, efek urikosurik
Retensi Na, Cl & air edema payah jantung
Iritasi lambung >>, alergi

DIPIRON

Analgesik-antipiretik
Antiinflamasi lemah
Penggunaan klinis :
menurunkan demam penyakit
hodgkin

ASAM MEFENAMAT

Analgesik
Antiinflamasi <
ESO: iritasi lambung, diare pada px tua,
hipersensitivitas, gangguan fungsi ginjal
jangan > 7 hari
KI: bumil, < 14 tahun

AS. PROPIONAT

Ibuprofen, Naproksen kurang toksik


Ketoprofen, As. Tiaprofenat
Analgesik, Anti inflamasi <<
Gangguan Fungsi
ginjal: diuresis &
natridiuresis < Furosemid & Tiazid;
mengurangi efek antihipertensi
KI: bumil, busu
Ketoprofen: antiinflamasi sedang

INDOMETASIN

Analgesik-Antipiretik & antiinflamasi


Hambatan migrasi leukosit (=kolkisin)
ESO: gangguan GIT, agranulositosis,
aplastik anemia, trombositopenia,
alergi
Gangguan funsi ginjal:
hiperkalemia
diuresis & natridiuresis < Furosemid &

Tiazid; mengurangi efek antihipertensi

KI: bumil, busu, < 14 tahun

DIKLOFENAK

Derivat asam fenil asetat


KI: Bumil
Penggunaan Klinis :

Reumatoid Artritis
Osteoartritis

PIROKSIKAM

NSAID unsur baru Oksikam


T 1/2 > 45 jm 1/hari
Penggunaan klinis
reumatoid artritis
osteo artritis
spondilitis ankilosa

KI: bumil

NABUMETON

Pro-drug metabolitnya aktif hambat


enzim COX
Tidak bersifat asam
Tidak menghambat prostasiklin yang
bersifat sitoprotektif
ESO relatif <
Penggunaan klinis:
Reumatoid Artritis
Osteoartritis

MELOXICAM (MOVI COX)

Selektif menghambat COX-2


Efek saluran cerna & ginjal (-)
Penggunaan Klinis:
Reumatoid Artritis
Osteoartritis

CELECOXIB (CELEBREX)

Hambat PG terutama COX-2


Antiinflamasi, analgesik & antipiretik
Pengaruh agregasi platelet; edema (-)
Penggunaan klinis:
Reumatoid Artritis, Osteoartritis
Hatihati: asma, hipertensi, gangguan jantung &
ginjal, bumil, busu, < 18 tahun

NIMESULIDE

Golongan Sulfonanilide
Antiinflamasi, analgesik & antipiretik
Hambat PG terutama COX-2
Iritasi lambung <

GOUT

Penumpukan asam
urat pada sendi-sendi,
ginjal dan pada
jaringan lain

Perbedaan antara analgesic


NSAID dan Analgesik opioid
Analgesik Opioid

Analgesik NSAIDS

Digunakan untuk mengurangi


rasa nyeri sedang sampai berat.

Digunakan untuk mengurangi


rasa nyeri ringan sampai sedang

Bekerja di pusat rasa nyeri yaitu


melalui reseptor opioid

Bekerja di perifer dengan


mekanisme menghambat
biosintesis prostaglandin yang
merupakan mediator timbulnya
rasa nyeri

Merupakan senyawa yang


homogen karena merupakan
senyawa turunan opioid. Contoh:
morfin di metilasi jadi Kodein,
Morfin dietilasi jadi heroin

Merupakan senyawa heterogen


karena struktur kimia senyawa
NSAIDS berbeda beda. Contoh:
aspirin dengan asetaminofen,
asam mefenamat dan ibuprofen
mempunyai struktur yang
berbeda

Perbedaan antara analgesic


NSAID dan Analgesik opioid
Analgesik Opioid

Analgesik NSAIDS

Penggunaan jangka panjang


dapat menyebabkan
ketergantungan karena
merupakan golongan narkotika
kecuali Tramadol

Penggunaan jangka panjang tidak


menimbulkan ketergantungan
fisik maupun psikis karena bukan
merupakan golongan narkotika
tetapi golongan obat bebas
terbatas sampai keras

Efek samping akibat penggunaan


jangka panjang dapat
menyebabkan konstipasi kaerna
di saluran pencernaan juga
terdapat reseptor opioid yaitu
reseptor , ,

Efek samping penggunaan jangka


panjang dapat merangsang
sekresi asam lambung dan
menurunkan aliran darah ke
ginjal

Perbedaan antara analgesic


NSAID dan Analgesik opioid
Analgesik Opioid

Analgesik NSAIDS

Efek farmakodinamik: digunakan


sebagai analgesic yaitu untuk
menurunkan rasa nyeri, antitusif
yaitu untuk obat batuk, dan
antidiare. Contoh analgesic opioid
antidiare: Diklofenak

Efek farmakodinamik: digunakan


sebagai analgesic yaitu untuk
mengurangi rasa nyeri, antipiretik
yaitu menurunkan suhu tubuh,
antiinflamasi yaitu mencegah
peradangan dan antiplatelet yaitu
mencegah agregasi platelet

You might also like