You are on page 1of 20

Prinsip Onkologi

Pendahuluan

Skrining & Deteksi Dini

Karakteristik kanker yang dianjurkan untuk dilakukan


screening:

Deteksi Dini

Schwartz's Principles of Surgery, Ninth Edition


Copyright 2010, 2005, 1999, 1994, 1989, 1984, 1979, 1974, 1969 by
The McGraw-Hill Companies, Inc.

Source: Modified with permission from Marsh DJ, Zori RT: Genetic insights into
familial cancers update and recent discoveries. Cancer Lett 181:125, 2002.
Copyright Elsevier

Tabel Tindakan Deteksi Dini

Cancer site

Population

Test or procedure

Frequency

Breast

, age 20 +

Breast self-examination

Monthly, starting at age 20

Clinical breast examination

Annual, starting at age 40

Mammography
Colorectal

and , age 50+

Fecal occult blood test (FOBT)

Every 5 year, starting at age 50

Flexible sigmoidoscopy

DCBE every 5 year, starting at age 50

Double

contrast

Ba

enema

(DCBE)

Colonsocopy every 10 year, starting at


age 50

Colonoscopy
Prostate

, age 50 +

Digital

Rectal

Examination Annually , starting at age 50

(DRE)
Prostate Specific Antigens (PSA)
Cervix

Test
Pap test

Beginning 3 year after first vaginal


intercourse, but no later than 21 y.o,
after age 30, women who have had
three or more normal pap test and no
abnormal pap test in the last 10 year,
and women who have had a total
hysterectomy,

may

choose

to

stop

Tumor Marker

Tumor marker dapat berupa Tumor antigen atau enzim/hormon yang dihasilkan oleh sel sel
tumor.
Selain untuk deteksi terhadap tumor, Tumor marker juga dapat dipakai untuk monitoring
response terhadap terapi atau untuk mendeteksi tumor yang rekurren.

Marker

Tumors

Condition causing false


positive

Carcinoembryonic Antigen

- Fetoprotein

Colorectal, Pancreas,

Hepatitis, cirrhosis,

breast, Lung, Gastric,

Jaundice, COPD, Ulcer,

Medullary Thyroid

Renal Failure

Hepatoma, testicular

Hepatitis, cirrhosis,
pregnancies

- HCG

Testicular, trophoblastic

Pregnancies

gestational tumor
Prsotate Specific Antigen
(PSA)

Prostate

Benign Prostate
Hypertrophy (BPH)

Jenis Jenis Terapi Onkologi

TERAPI PEMBEDAHAN

Jenis Pembedahan pada Tumor

Reseksi lokal
Reseksi lokal radikal
Reseksi radikal dengan eksisi limfatik (end-block)
Pembedahan supra radikal (bedah ekstensif)
Pembedahan diagnostik (biopsi)
Pembedahan pada kanker yang rekuren
Reseksi metastase tumor
Pembedahan paliatif
Pembedahan sitoreduktif (debulking)
Pembedahan beku dan kauterisasi
Pembedahan interval

10 PRINSIP ONKOLOGI DLM


TERAPI BEDAH ONKOLOGI

Lanjutan....

Jenis kemoterapi
Kemoterapi konsolidasi : kemoterapi lanjutan setelah
induksi untuk mempertahankan periode remisi lebih
lama.
Kemoterapi adjuvant : digunakan untuk mengendalikan
lesi mikroskopik dan mencegah rekurensi lokal.
Kemoterapi neoadjuvant : diberikan sebelum terapi
lokal untuk memaksimalkan terapi lokal, seperti untuk
mengerutkan tumor sebelum pembedahan.
Kemoterapi perawatan : kemoterapi dosis rendah
jangka panjang untuk pasien rawat jalan unuk
mencapai durasi remisi lebih panjang dan mencapai
kesembuhan.
www.themegallery.com
Kemoterapi kombinasi
: kemoterapi dengan lebih dari
satu agen

Kemoterapi induksi : terapi awal


diberikan dengan tujuan mencapai
pengurangan sel ganas secara
signifikan, atau remisi sepenuhnya
terhadap penyakit.

Respon

Radioterapi

EVALUASI TERAPI BEDAH

Disease free survival

Waktu bagi pasien untuk hidup setelah terapi kanker tanpa


adanya tanda-tanda rekurensi tumor.
Overall survival

Waktu dari Sejak didiangnosa tumor hingga kematian pasien,


tanpa memperhatikan status tumor.
Survival rate five years

Umumnya digunakan untuk memonitor kemajuan perawatan


berbagai macam kanker.

KESIMPULAN
Screening & deteksi dini pada keganasan
penting untuk pencegahan keganasan
Terapi bedah merupakan terapi paling
ideal untuk mencapai radikalitas pada
sebagian besar tumor
Terapi lain ( kemoterapi, radioterapi)
dapat menjadi alternatif terapi
Prinsip prinsip onkologi harus
diperhatikan agar mencegah residif lokal

You might also like