Professional Documents
Culture Documents
Concern:
A primary concern in biopharmaceutics is the bioavailability of drugs.
Bioavailability
refers to the measurement of the rate and extent of active drug that becomes available at the site
of action. Because the systemic blood circulation delivers therapeutically active drug to the tissues
and to the site of action of the drug, changes in bioavailability affect changes in the
pharmacodynamics and toxicity of a drug.
Protein Binding
PHARMACEUTICAL PHASE PHARMACOKINETIC PHASE
TISSUE
THERAPY
DRUG IN RECEPTOR PHARMACOLOGI
DISTRIBUTION
SYST.CIRCULATION: AL EFFECT
FREE BIND
METABOLISM TOXIC
Excretion
AKTIFITAS OBAT DALAM ORGANISME
Pharmacokinetic
phase Absorption
Plasma
Free ligand Bound ligand
Biotransformation
Tissue Distribution Metabolism
Excretion
Receptors
Pharmacodynamic
phase Pharmacological effects
PHYSIOLOGICAL
BARRIER
BIOCHEMICAL
Biology BARRIER
BARRIERS
PHYSICO-
CHEMICAL CHEMICAL
BARRIER PROPERTIES
OF DRUG
9
(Biology Barrier)
Penghalang-penghalang Biologi
Penghalang-penghalang Biologi
a. Level organisme secara keseluruhan
Tubuh dilindungi dengan baik melalui hambatan/
penghalang (barrier) sel epitel yang bertindak sebagai
lapisan pelindung.
Dengan beberapa pengecualian, semua permukaan
tubuh bagian dalam maupun luar ditutupi oleh epitel.
Ini terdiri dari selapis protein struktural, umumnya
berupa kolagen yang disebut basal lamina, di atasnya
melekat satu atau lebih lapisan sel epitelial.
a. Level organisme secara keseluruhan
There are several morphologically distinct
common epithelial types:
a. Level organisme secara keseluruhan
Sel dalam lembar epitel terpolarisasi dengan dua sisi yang berbeda: permukaan apikal, yang
terkena udara atau cairan; dan permukaan basal, yang melekat pada lapisan tipis yang berbeda
dari ECM disebut sebagai lamina basal.
Lampiran lembar epitel ke lamina basal diperantarai oleh persimpangan yang berbeda disebut
hemi desmosome
Ranah ekstra seluler integrin pada sel-sel epitel mengenal dan mengikat perekat glikoprotein
laminin dalam ECM.
Domain intraseluler dari integrin berlabuh ke sitoskeleton dengan mengikat filamen menengah.
a. Level organisme secara keseluruhan
Differences between apical and basal surfaces
Perhatikan sel-sel epitel yang melapisi usus kecil.
Apical Basal
Fungsi:
Permukaan apikal menghadap ke lumen Permukaan basal melekat pada lamina
usus kecil, dan terutama bertanggung jawab basal yang mendasari, dan terutama
untuk penyerapan nutrisi. bertanggung jawab untuk mengekspor
nutrisi ke dalam aliran darah.
Transpor of drugs
Low MW Drugs
Depending on their
physicochemical properties
GI tract, skin, or the pulmonary, nasal, vaginal mucosa
Physicochemical & biological
barriers to circumvent
Buccal Alternatif penghantaran obat via oral yang sesuai obat tertentu Aksi cepat menuju otak menghindari first pass effect
oleh hati
Kolon Dapat dihantarkan dengan penggunaan supositoria atau formulasi oral yang Alternatif penghantaran oral di beberapa negara dan
pelepasannya berdasarkan waktu dan speisifik pelepasannya di kolon bagi pasien yang menderita mual atau muntah
Vaginal digunakan untuk mencegah masuknya virus HIV nyaman digunakan untuk pengobatan penyakit yang
ditularkan lewat seks
Okular Penggunaan Topikal pada mata atau injeksi lokal yang aksinya lokal
Pulmonar Target aksi di paru-paru atau mendapat akses menuju saluran darah Permukaan absorpsi yang luas di membran mukosa
paru-paru yang tipis dan suplai darah yang baik
memberi harapan rute ini dapat menjadi penghantaran
sistemik protein dan peptida
a. Level organisme secara keseluruhan
Rute Penggunaan Keterangan
Intranasal penghantaran obat yang mungkin terinaktivasi di Meskipun rute penghantaran nyaman, namun reprodusinilitas penghantran
saluran gastrointestinal dipertnyakan ketika pasien mengalami hay fever atau flu
Topikal dan Penghantaran secara topikal ditujukan untuk Obat dengan sifat fisikokimia yang cocok mampu melewati kulit menuju peredaran
transdermal pengobatan penyakit kulit dan juga darah. Sehingga dapat menghindarai first pass metabolism .
Penggunaan patch transdermal digunakan untuk Sistem penghantaran dengan iontroporesis,ultrasound, miconeedles juga telah ada
mengantarkan obat menembus kulit dimana kerjanya mengganggu sementara barrier kulit namun permeabilitas
bergantung pada usia dan lokasi pemakaian
Parenteral
Implantasi Lokal Penghantaran pada target penyakit dengan sistem Dapat menempatkan alat penghantaran di target aksi penyakit contohnya kanker
pelepasan terkendali otak dan pembuluh darah, juga dapat dirancang untuke pelepasan yang singkat
maupun yang lama. Tidak cocok untuk penghantaran tertarget pada penyakit yang
menyebar
Intravena Penghantaran obat yang memiliki abrorbsi yang rendah Rute penghantaran yang dapat diandalkan untuk obat makromolekul, senyawa
Subkutan dan pada rute penghantaran yang rendah dan ketika efek yang terinaktivasi di saluran cerna dan yang absorpi yang buruk
Intravaskular terapi yang diharapkan cepat.
Intraperitonial Penghantaran obat yang diharapkan beraksi lokal Berpotensi menimbulkan kesulitan untuk pemakaian berulang dan transfer yang
contohnya kanker ovarium cepat ke sirkulasi sehingga mengurangi efektivitas target penghantaran yang
spesifik
a. Level organisme secara keseluruhan
LE 7-8
N-terminus EXTRACELLULAR
SIDE
C-terminus
CYTOPLASMIC
a Helix SIDE
Transpor Obat dalam Tubuh
Transpor Obat Dalam Tubuh dapat melalui 3 Rute
Rute Transeluler
Rute Paraseluler
Rute melalui Sel Epitel Intestinal
Rute Transellular
Fig 2. Kemungkinan Mekanisme Transport Molekul menembus penghalang barrier sel epitel. Contohnya saluran gastrointestinaal
khusunya sel M yang mengambil dan mentransportasikan nanopartikel daan mikropartikel.
(I) Transport senyawa BM kecil (hidrofobik) dapat menembus sel dengan difusi transelular atau transport aktif.
(II) dan (III) , jalur alternatif lainnya senyawa BM molekul kecil dan makromolekul dan/ atau partikel kecil dapat ditransfer dengan
transitosis. Akhirnya molekul yang sangat kecil ( ion dan solute) potensial menembus melalui junctional complex dan pergerakan ini
dinamakan rute paraseluler
a. Level organisme secara keseluruhan
1. Rute Menembus Sel
a. Difusi Transeluler a . Level organisme secara keseluruhan
WATER
Facilitated Diffusion
Kanal Ion :
Terdiri dari subunit ganda protein membran intergral yang membentuk sebuah pori/ celah
melalui lipid bilayer.
Bentuk sederhananya, kanal ion selalu terbuka dan arahnya dua arah
Sangat selektif untuk ion yang diizinkan untuk masuk ( kanal yang berbeda untuk masing-
masing ion). Spesifitas kanal masing-masing ion ini disebab kan adanya interaksi antara ion dan
asam amino spesifik yang kemudian membentuk cincin di dalam pori yang bertindak sebagai
filter yang selektif
a. Level organisme secara keseluruhan
Transpor Aktif didefinisikan transpor solute melawan gradien elektrokimia sehingga energi dibutuhkan.
Pompa Tergantung ATP menggunakan energi yang berasal dari hidrolisis ATP ->ADP dan Fosfat Inorganik
(Pi) untuk mentranspor solute ( ) dengn melawan gradien elektrokimia
The light-driven pump menggunakan penggunaan energi foton cahaya untuk mentranpor solute ( )
melawan gradien elektrokimia
Simporter mentranspor 2 solute yang berbeda ( dan ) dalam arah yang sama menembus membran.
Salah satu solute( ) ditransportasikan melawan gradien elektrokimia, oleh karenanya disebut transpor
aktif. Transpor ini memerlukan energi bebas yang dilepaskan dari pergerakan solute kedua untuk
menurunkan gradien elektrokimianya
Antiporter mentranspor 2 solute ( dan ) yang berlawanan arah menembus membran. Transpor
satu solute pertama melawan gradien elektrokimia ( ). Hal ini didorong oleh pengangkutan solute kedua
( ) ke arah yang berlawanan, yang menurunkan gradien elektrokimia.
Contoh:
Transpor aktif
Elektrolit
Gula
Asam amino
Dipeptida
Vitamin
Asam lambung
a. Level organisme secara keseluruhan
2. Rute Transellular
Obat Makromolekular
protein,
peptida,
oligonukleotida
Teknologi Penghantaran Obat Terkini
Pembawa Protein (protein carriers),
Liposome
Nanopartikel dan Nanovesikel
Immunokonjugasi
Polimer Terapeutik
Gen
a. Level organisme secara keseluruhan
Rute Transellular: Transpor Vesikular
a. Cytosis/ Transitosis
Activity: Exocytosis & Endocytosis
LE 7-20a
PHAGOCYTOSIS
EXTRACELLULAR CYTOPLASM 1 m
FLUID Pseudopodium
Pseudopodium
of amoeba
Food or
other particle Bacterium
Food
vacuole Food vacuole
An amoeba engulfing a bacterium via
phagocytosis (TEM)
LE 7-20b
PINOCYTOSIS
0.5 m
Plasma
membrane Pinocytosis
vesicles forming
(arrows) in a cell
lining a small
blood vessel
Vesicle (TEM).
LE 7-20c
RECEPTOR-MEDIATED ENDOCYTOSIS
Coat protein
Receptor Coated
vesicle
Coated
pit
Ligand
A coated pit
Coat and a coated
protein vesicle formed
during
receptor-
mediated
Plasma endocytosis
membrane (TEMs).
0.25 m
Rute Transellular
a. Cytosis Cont
Mekanismenya adalah: sebagian membran membentang dan menyelimuti
objek, menariknya ke dalam sel untuk membentuk vakuola -> Cytosis.
Endositosis terjadi ketika rongga kecil terbentuk di permukaan membran,
yang secara bertahap tertutup oleh adanya gerakan membran dan akhirnya
terambil masuk ke dalam sel.
Umumnya prosesnya dipicu oleh ikatan antara makromolekul tertentu
dengan permukaan reseptor pada membran, -> receptor-mediated
endocytosis
Pinocytosis: Prosesnya mungkin spontan pada sel-sel tertentu, dan
menyebabkan sejumlah kecil cairan ekstraseluler memasuki sel. Mis:
protein
Phagocytosis: terjadi saat partikel diambil di dalam sel.
a. Cytosis...........................Cont
a. Level organisme secara keseluruhan
2. Rute Transsellular
b. Rute Interselular
Membran sel tidak berada dalam jarak dekat,
namun memiliki ruang intermembran yang tidak
beraturan (d = 20 nm).
Antara ruang ini terletak glikokaliks dari sel dan
kumpulan glikoprotein dan protein pengikat
seperti fibronektin.
Di banyak jaringan, ruang ini dimandikan oleh
cairan ekstraselular dan karenanya relatif
permeabel terhadap molekul kecil.
Pada jaringan epitel ada kebutuhan bagi
penghambat (barrier) kimia dan fisik yang lebih
efektif, dan sebagai hasilnya sel epitel terikat
bersama oleh beberapa tipe persimpangan
(junction) yang berbeda yang bertujuan
mencegah difusi zat terlarut di sekitar sel.
a. Level organisme secara keseluruhan
Molekul harus cukup kecil untuk bisa melewati kompleks persimpangan interselular (intercellular
junction complex) atau bisa membuka sementara persimpangan yang ketat (tight junction).
Intercellular junction terdiri dari tiga jenis: persimpangan yang ketat (a tight junction) ,
persimpangan celah (a gap junction) dan desmosom. Bagian molekul yang dapat menembus
terbatas ukurannya.
Jarak persimpangan memiliki diameter 2 sampai 3 nm, persimpangan yang ketat (a tight junction)
bisa sekecil 0,8 sampai 2,0 nm sehingga proses transpor biasanya dibatasi molekul dengan berat
molekul < 200 sampai 500 Da.
2. Rute Transellular
b. Rute Intersellular
Chemical method involves the use of chemicals to increase the permeability of the
barrier.
A large number of absorption enhancers have been studied, such as fatty acids, bile
salts, enamine derivatives of phenylglycine, esters, ethers, salicylates.
Mostly used blood brain barrier opening practice is via arterial injection of
hyperosmolar solution (e.g. mannitol, arabinose).
Chemical enhancers for skin include the compounds that interact with the lipid
matrix of the stratum corneum to alter its nanostructure and thereby increase
permeability.
The most common chemical enhancer is water, which leads to hydration of the
stratum corneum.
Solvents, such as ethanol, methanol, chloroform and acetone, as well as detergents
increases the permeability of stratum corneum.
50
3. BIOCHEMICAL METHOD
53
REFERENCE
Calcagno AM and Siahaan TJ. Physiological, Biochemical, and
Chemical Barriers to Oral Drug Delivery. Wang B, Siahaan TJ,
Soltero R. Drug Delivery Principles and Application. John Wiley
and Sons, Inc. Publications.16-24
Valentino SJ, Nti-Addae KW. Prodrug strategies to overcome poor
water solubility. Advanced drug delivery
reviews.2007;59(7):677,679,687
Chen Y, Liu L. Modern methods for delivery of drugs across the
bloodbrain barrier. Advanced Drug Delivery
Reviews.2012;64:647-650
Urtti A. Challenges and obstacles of ocular pharmacokinetics and
drug delivery. Advanced Drug Delivery Reviews.2006;58(11):1133 54
Terima Kasih
Slide Title
Make Effective Presentations
Using Awesome Backgrounds
Engage your Audience
Capture Audience Attention
Slide Title
Product A Product B
Feature 1 Feature 1
Feature 2 Feature 2
Feature 3 Feature 3