You are on page 1of 61

Indonesia Certificate in

Banking Risk and Regulation


Training Instructor Course
Level 3
Part A: Manajemen dan regulasi
risiko pasar dan risiko treasury

Global Association of Risk Professionals, Inc.


2. Pendekatan Model Internal untuk mengukur dan mengelola
risiko pasar

Market risk and treasury risk Part A


management and regulation

1. An introduction to the use of 2. The Internal Models


3. Capital management and
statistics in the measurement Approach to measuring and
treasury risk
of financial risk managing market risk

Credit risk and operational risk Part B


management and regulation

4. Internal Ratings-Based 6. Advanced Measurement


5. Collateral and 7. Managing
approaches to measuring Approach to measuring
securitization operational risk
credit risk operational risk

Supervision and regulation


Part C

8. The supervisory 9. Supervision of operational 10. Basel II disclosure 11. The BI


review process risk and other risks requirements supervisory regime

Global Association of Risk Professionals, Inc.


2.1 Value at Risk models

2.1.1 Perbandingan Pendekatan Model Internal dan


Pendekatan Standar

Pendekatan Standar

Pendekatan ini pertama diperkenalkan oleh Komite Basel dalam


consultative paper tahun 1993. Pendekatan Standar dikembangkan
dengan menggunakan prinsip yang sama dengan yang ditetapkan dalam
Basel I tahun 1998. Keuntungan dalam Pendekatan ini adalah:

pendekatan standar memberikan arahan ketentuan yang jelas (prescriptive),


dalam artian memberikan sedikit ruang gerak bagi bank maupun supervisor
nasional untuk melakukan penyesuaian dalam perhitungan.

Pendekatan standar bersifat transparan dan oleh karena itu dapat dilihat bahwa
semua bank tunduk pada ketentuan permodalan yang sama

Pendekatan standar relatif sederhana, hal ini merupakan keuntungan bagi bank
yang telah mengimplementasikan Amandemen Risiko Pasar
Global Association of Risk Professionals, Inc.
2.1 Value at Risk models

2.1.1 Perbandingan Pendekatan Model Internal dan


Pendekatan Standar

Keuntungan tersebut didapatkan dengan melakukan beberapa


kompromi dalam penentuan metodologi. Dengan demikian Komite
Basel mengakui adanya beberapa kelemahan tertentu dalam
metodologi:

Risiko dari kelas instrumen yang berbeda tidak dapat disaling


hapus (offset). Tidak diperbolehkannya saling hapus ini tidak
mencerminkan hubungan sesungguhnya pergerakan antar harga
pasar.

Parameter bersifat tetap dan tidak berubah sejalan dengan


perkembangan pasar. Hal ini bisa berarti bahwa parameter
melaporkan risiko pasar terlau tinggi-atau-terlalu rendah (over-or-
under stating)

Global Association of Risk Professionals, Inc.


2.1 Value at Risk models

2.1.1 Perbandingan Pendekatan Model Internal dan


Pendekatan Standar

Pendekatan Model Internal

Pada saat yang hampir bersamaan dengan ketika consultative


paper dikeluarkan, beberapa bank telah mulai menggunakan
model internal untuk mengukur eksposur risiko pasar mereka.
Model ini dikenal dengan model Value at Risk. Beberapa bank
meminta kepada Komite Basel untuk menggunakan model internal
mereka sendiri untuk menghitung kebutuhan modal karena model
internal tersebut:

merupakan bagian dari proses manajemen risiko internal


menyesuaikan dengan aktivitas harga pasar yang berlaku
mensaling hapus risiko (offset) antara kelas instrumen yang berbeda
sejalan dengan hubungan antar harga pasar kelas instrumen tersebut
mengukur secara akurat risiko pasar.
Global Association of Risk Professionals, Inc.
2.1 Value at Risk models

2.1.1 Perbandingan Pendekatan Model Internal dan


Pendekatan Standar

Komite Basel mengakui bahwa penggunaan model VaR


merupakan best practice dalam manajemen risiko pasar.

Oleh karena itu Komite Basel setuju untuk memasukkan internal


model dalam Amandemen Risiko Pasar 1996. Komite telah
mengembangkan suatu pendekatan baru yang menetapkan
beberapa parameter untuk perhitungan beban modal dan berbagai
persyaratan tambahan yang harus dipenuhi oleh bank untuk bisa
diperbolehkan menggunakan metode baru tersebut.

Global Association of Risk Professionals, Inc.


2.1 Value at Risk models

2.1.1 Perbandingan Pendekatan Model Internal dan


Pendekatan Standar

Kerangka-kerja pengukuran yang dikembangkan untuk model internal


menetapkan beberapa standar untuk berbagai bidang praktek
menajemen risiko dalam bank.

Hal ini mendorong bank untuk mengembangkan suatu budaya


manajemen risiko yang sehat yang menjiwai semua tingkatan
manajemen. Dengan demikian bank yang menggunakan Pendekatan
Model Internal memandang bahwa perhitungan modal berdasar regulasi
sebagai perluasan dari prosedur manajemen risiko yang mereka miliki.

Sinergi antara ketentuan regulasi dan prosedur internal bank ini


memperkuat efektivitas dari regulasi tersebut karena keputusan
manajemen risiko internal bank masuk secara langsung kedalam
kewajiban penyediaan modal berdasar regulasi (regulatory capital
charge).
Global Association of Risk Professionals, Inc.
2.1 Value at Risk models

2.1.2 Pengembangan model VaR

Model Value at Risk mengestimasi jumlah kerugian yang dapat


dialami bank dari berbagai posisi risiko akibat perubahan harga
pasar secara umum selama suatu periode tertentu, yang diukur
pada tingkat keyakinan (confidence level) tertentu, katakanlah,
99%.

Estimasi tersebut didasarkan pada berbagai skenario dimasa


datang menyangkut berbagai perubahan harga pasar yang dibuat
oleh model VaR. Skenario ini digunakan untuk membuat
sekumpulan kemungkinan perubahan dalam nilai portofolio posisi
perdagangan.

Bagian ini memberikan gambaran singkat mengenai berbagai


faktor yang digunakan dalam pengembangan model VaR.

Global Association of Risk Professionals, Inc.


2.1 Value at Risk models

2.1.2 Pengembangan model VaR


Banyak pengembangan yang telah dilakukan sejak model VaR
pertama diperkenalkan tahun 1990-an. Tujuan dari pengembangan
ini adalah untuk meningkatkan kemampuan prediksi dari model
dan akurasi dari proses penilaiannya.

Elemen kunci yang menentukan efektivitas dari suatu model


adalah:

Perhitungan berbagai parameter statistik yang menjelaskan


berbagai pergerakan harga pasar yang diprediksi.
Asumsi statistik menyangkut bagaimana harga akan
bergerak dimasa datang
Akurasi dari proses penilaian yang digunakan pada
portofolio untuk setiap skenario dimasa datang

Global Association of Risk Professionals, Inc.


2.1 Value at Risk models

2.1.2 Pengembangan model VaR

Estimasi volatilitas

Volatilitas mengukur seberapa besar suatu harga kemungkinan


bergerak selama suatu periode tertentu. Ketika volatilitas
meningkat, rentang kemungkinan harga dimasa datang melebar.
Hal ini berdampak langsung terhadap rentang kemungkinan nilai
portofoolio dimasa datang.

Telah banyak usaha dilakukan dalam pengembangan berbagai


teknik untuk mengestimasi volatiltas harga pasar dimasa datang
yang digunakan untuk memprediksi skenario masa datang.
Berbagai usaha ini difokuskan pada pengembangan berbagai
metode untuk menganalisis data historis guna menghasilkan
estimasi volatiltas yang lebih baik.

Global Association of Risk Professionals, Inc.


2.1 Value at Risk models

2.1.2 Pengembangan model VaR

Metode Parametric dan non-parametric

Banyak model membuat sekumpulan skenario masa datang yang


sesuai dengan model statistik standar menyangkut bagaimana
harga akan didistribusikan dimasa datang. Jenis model ini
didasarkan pada metode parametric.

Asumsi bahwa harga akan bergerak sesuai dengan prilaku teoritis


ini adalah penting karena hal ini menyederhanakan analisis skenario
untuk maksud risiko. Tetapi, distribusi harga sesungguhnya bisa
sangat berbeda, yang mana dalam kondisi tertentu memiliki dampak
yang signifikan terhadap tingkat risiko yang dihitung oleh model.

Global Association of Risk Professionals, Inc.


2.1 Value at Risk models

2.1.2 Pengembangan model VaR

Untuk melengkapi asumsi statistik standar, beberapa model


dikembangkan. Model ini memperoleh distribusi harga dari data
historis. Jenis model ini didasarkan pada metode non-parametric.

Beberapa model mungkin mengestimasi perubahan dalam nilai


portofolio dengan mengasumsikan adanya hubungan linier antara
sensitivitas dari suatu posisi risiko saat ini dan suatu perubahan
dalam harga posisi tersebut.

Asumsi ini tidaklah tepat untuk posisi risiko non-linier seperti opsi.

Global Association of Risk Professionals, Inc.


2.1 Value at Risk models

2.1.2 Pengembangan model VaR - contoh

Seorang nasabah memiliki pinjaman dimana suku bunga dibayar


oleh nasabah ditetapkan setiap bulan sebesar suku bunga LIBOR
satu bulan. Jika suku bunga LIBOR satu bulan naik, bunga yang
dibayar atas pinjaman tersebut naik secara proporsional.

Jika bunga LIBOR satu bulan terkena capsuku bunga (suatu jenis
opsi), dan jika selanjutnya bunga tersebut melewati suatu level
tertentu, maka suku bunga akan tetap pada tingkat level tersebut.

Ketika titik tersebut terlewati, biya bunga yang ditanggung nasabah


tidak naik secara propoprsional (secara linier). Dalam kenyataan,
bunga tersebut tidak naik sama sekai dan oleh karena itu
merupkan risiko yang sangat tidak linier.

Global Association of Risk Professionals, Inc.


2.1 Value at Risk models

2.1.2 Pengembangan model VaR - example

7%

6%
CAP
5% (option) rate
Interest Rate

4%
1 month LIBOR
3%

2%

1%

0%
Time

Global Association of Risk Professionals, Inc.


2.1 Value at Risk models

2.1.2 Pengembangan model VaR

Untuk mengukur risiko non-linier dengan akurat digunakan simulasi


historis dan simulasi Monte Carlo. Simulasi historis membuat
skenario berdasarkan distribusi harga yang diamati dari data
historis.

Simulasi Monte Carlo membuat, katakanlah, 10.000 skenario harga


acak (random) berdasarkan parameter statistik yang dihitung dari
data historis. Skenario ini selanjutnya digunakan untuk menghitung
10.000 kemungkinan nilai portofolio. Metode statistik digunakan
untuk mendapatkan estimasi VaR dari sekumpulan skenario.

Global Association of Risk Professionals, Inc.


2.1 Value at Risk models

2.1.2 Pengambangan model VaR

VaR sebagai suatu pengukuran risiko tunggal

Penelitian mengenai metode perhitungan VaR menunjukkan bahwa


tidaklah tepat mengasumsikan bahwa VaR sendirian dapat
menjelaskan secara menyeluruh risiko dalam portofolio yang
kompleks.

Estimasi VaR harus didukung dengan analisis lain seperti stress


testing dan backtesting, yang akan dibahas pada bagian
selanjutnya dalam bab ini.

Global Association of Risk Professionals, Inc.


2.2 General criteria for model approval

2.2 Kriteria umum untuk persetujuan model

Amandemen Risiko Pasar memberi otoritas pengawas


lokal (misal: BI) tugas untuk menyetujui pengunaan model
internal untuk perhitungan kewajiban penyediaan modal.
Akan tetapi, Komite Basel menyadari bahwa persetujuan
lokal akan membuat regulasi terbuka untuk interpretasi,
kecuali jika regulasi itu sendiri menetapkan berbagai
standar minimum untuk persetujuan model.

Global Association of Risk Professionals, Inc.


2.2 General criteria for model approval

2.2 Kriteria umum untuk persetujuan model

Kriteris yang ditetapkan dalam Amandemen Risiko Pasar


dirancang untuk memberi supervisor beberapa fleksibilitas dalam
proses persetujuan mereka, sambil tetap mempertahankan prinsip
bahwa semua bank seharusnya tunduk pada regime modal yang
sama.

Hal ini untuk menjamin bahwa apa yang dikenal dengan istilah
level playing field tetap terjaga dalam perbankan internasional.

Supervisor lokal tidak diperbolehkan membuat suatu regime modal


yang lebih longgar dibanding regime di negara lain untuk bank
internasional negara mereka.

Global Association of Risk Professionals, Inc.


2.2 General criteria for model approval

2.2 Kriteria umum untuk persetujuan model

Suatu bank harus memenuhi kriteria berikut sebelum persetujuan


supervisor lokal dapat diberikan:

sistem manajemen risiko bank secara konseptual sehat dan


diimplementasikan dengan penuh integritas.

bank memiliki staff yang terlatih dalam penggunaan model


manajemen risiko pasar yang canggih. Harus terdapat staff terlatih
dalam bidang berikut: perdagangan, pengendalian risiko, audit dan
operasi.

model internal bank harus memiliki track record pengukuran


risiko cukup akurat.

bank melakukan stress testing secara reguler.


Global Association of Risk Professionals, Inc.
2.2 General criteria for model approval

2.2 Kriteria umum untuk persetujuan model

Selain kriteria diatas, suatu bank harus memenuhi persyaratan:

standar kualitatif, termasuk stress testing


standar kuantitatif.

Dalam proses persetujuan model internal, supervisor lokal diminta


untuk secara eksplisit mengkaji infrastruktur manajemen risiko dari
bank yang ingin menggunakan model internal mereka sendiri.

Para otoritas nasional telah menyesuaikan prosedur pengawasan


mereka untuk memenuhi peran ini dan beberapa, terutama
European Union telah mengadopsi ketentuan tambahan.

Global Association of Risk Professionals, Inc.


2.2 General criteria for model approval

2.2 Kriteria umum untuk persetujuan model

Banyak bidang yang dicakup dalam Amandemen Risiko Pasar


telah dipantau oleh supervisor nasional sebelum implemetasinya.

Akan tetapi, cara dan frekuensi dari pemantauan tersebut tidak


sama antar otoritas pengawasaan dan hal ini menciptakan ketidak-
samaan dalam pasar perbankan.

Keberhasilan pengembangan Basel Accord dalam hal persetujuan


supervisor menjadi blueprint untuk pengembangan Basel II.

Global Association of Risk Professionals, Inc.


2.3 Qualitative standards

2.3 Standar Kualitatif

Implementasi model internal pada sejumlah besar bank menimbulkan


tantangan dalam hal jaminan bahwa setiap model internal bank yang
digunakan dalam kerangka kerja manajemen risiko adalah sehat dan
memiliki integritas.

Amandemen Risiko Pasar menetapkan suatu pengali (multiplier)


yang diberlakukan pada kewajiban penyediaan total modal untuk
merefleksikan risiko kualitatif yang melekat dalam implementasi
suatu model internal bank.

Bila suatu bank memenuhi semua standar berikut ini dapat


menggunakan tingkat multiplier minimum yang ditetapkan dalam
Amandemen Risiko Pasar, yang berarti bank mengalikan kewijaban
penyediaan modalnya dengan tiga.

Global Association of Risk Professionals, Inc.


2.3 Qualitative standards

2.3.1 Unit Pengendali Risiko

Unit pengendali risiko dalam suatu bank:

bertanggungjawab untuk mengukur, menganalisi dan melaporkan


eksposur bank terhadap risiko pasar
harus memastikan bahwa data risiko adalah konsisten, tepat
waktu dan akurat
harus memiliki personel yang memiliki keahlian yang dibutuhkan
untuk mengukur dan menganalisis risiko yang ditimbulkan oleh unit
perdagangan. Selama proses persetujuan, supervisor akan
mawawancari staff untuk mengukur tingkat keahlian mereka.
harus memiliki jalur pelaporan ke manajemen senior yang
independen dari unit perdagangan
harus memastikan bahwa manajemen senior diberi informasi
yang lengkap terkait dengan risiko bank dalam hubungannya
dengan kewajiban penyediaan modal (supervisory capital) dan
batas perdagangannya.
Global Association of Risk Professionals, Inc.
2.3 Qualitative standards

2.3.1 Unit pengendali risiko

Unit pengendali risiko bertanggungjawab untuk memantau limit


perdagangan yang ditetapkan oleh manajemen senior. Limit ini
ditetapkan untuk mengontrol posisi risiko berdasarkan produk atau
berdasarkan style perdagangan. Style perdagangan akan
berpengaruh terhadap bagaimana limit ditetapkan.

Sebagai contoh, suatu bank mungkin dengan senang hati


menetapkan limit yang lebih tinggu untuk perdagangan jangka
pendek dalam instrumen yang likuid karena dalam kondisi normal
bank dapan menyesuaikan posisi risiko dengan cepat.

Sebaliknya, suatu bank mungkin menetapkan limit lebih rendah


untuk suatu perdagangan di trading desk yang mengambil posisi
jangka panjang dalam instrumen yang tidak likuid.

Global Association of Risk Professionals, Inc.


2.3 Qualitative standards

2.3.1 Unit pengendali risiko

Limit biasanya ditetapkan dalam bentuk jumlah instrumen


perdagangan yang dimiliki sehingga para pedagang dapat dengan
mudah menghitung pemakaiaan batas mereka.

Limit haruslah konsisten dengan model risiko pasar dan hubungan


antar model. Selain itu, batas tersebut haruslah dengan jelas
dimengerti oleh manajemen senior dan unit perdagangan.

Global Association of Risk Professionals, Inc.


2.3 Qualitative standards

2.3.2 Backtesting

Pengendalian kualitas model VaR

Model VaR mengestimasi jumlah kerugian yang dapat terjadi atas


sekumpulan posisi risiko karena pergerakan harga pasar umum
selama suatu periode tertentu.

Backtesting melibatkan pembandingan estimasi harian


yang dihasilkan oleh model VaR bank dengan laba atau
rugi aktual yang dialami bank dikemudian hari.
Hal ini diukur dengan menghitung berapa kali estimasi
melebihi hasil aktual untuk memastikan bahwa jumlah
hari tersebut konsisten dengan tingkat keyakinan
(confidence level) yang dipilih dalam model.

Global Association of Risk Professionals, Inc.


2.3 Qualitative standards

2.3.2 Backtesting

Sebagai contoh, suatu tingkat keyakinan 99% berarti bahwa dalam


100 hari perdagangan seharunya hanya terdapat satu hari dimana
hasil (rugi) perdagangan aktual melebihi estimasi model. Jika hasil
aktual melebihi estimasi lebih dari satu hari dalam 100 hari maka
model tersebut tidak mencapai sasarannya.

Kualitas estimasi yang dihasilkan model merupakan suatu faktor


kunci dalam kemampuan suatu bank untuk mengelola risikonya.
Meskipun, Amandemen Risiko Pasar menyatakan bahwa bank dan
supervisor harus mengevaluasi kinerja model dengan
menggunakan backtesting.

Supervisor menggunakan hasil dari backtesting untuk melakukan


penyesuaian pengali (multiplier) modal.

Global Association of Risk Professionals, Inc.


2.3 Qualitative standards

2.3.2 Backtesting

Dalam praktek terdapat beberapa kesulitan dalam membandingkan


estimasi yang dihasilkan oleh model VaR dengan hasil
perdagangan aktual, seperti:

estimasi VaR didasarkan pada posisi risiko yang statis,


sementara selama suatu periode estimasi terdapat penambahan
beberapa posisi baru dan posisi yang lainnya jatuh tempo.
pendapatan fee mempengaruhi pendapatan perdagangan tanpa
berdampak pada posisi risiko.
beberapa posisi mungkin dibuka dan dan ditutup pada hari yang
sama, yang menghasilkan laba atau rugi tanpa berdampak pada
posisi risiko akhir hari yang menjadi dasar estimasi VaR.
praktek operasional dan akuntansi mungkin berdampak pada
hasil perdagangan yang dilaporkan

Global Association of Risk Professionals, Inc.


2.3 Qualitative standards

2.3.2 Backtesting

Bank perlu mengatasi permasalahan diatas guna menghasilkan


data backtesting yang berguna. Hal ini dicapai dengan:

penghitungan hasil perdagangan hipotetis dengan mengunakan


posisi statis dikombinasikan dengan perubahan harga pasar aktual
selama periode tersebut.

perbaikan pengelompokan data laba dan rugi sehingga item-item


yang tidak terkait dengan perdagangan dapat dikeluarkan dari
perhitungan.

penggunaan periode waktu satu-hari untuk mengurangi dampak


perubahan posisi risiko.

Global Association of Risk Professionals, Inc.


2.3 Qualitative standards

2.3.2 Backtesting

Supervisory review

Komite Basel menerbitkan suatu kerangka-kerja terpisah untuk


backtesting pada saat bersamaan dengan penerbitan Amandemen
Risiko Pasar.

Kerangka-kerja ini dikembangkam untuk memasukkan berbagai


keterbatasan dalam backtesting, sambil tetap mendorong bank
untuk meningkatkan efisiensi model internal mereka. Kerangka-
kerja ini menetapkan beberapa parameter berikut:

periode kepemilikan (holding period) satu hari


pengujian dilakukan secara triwulanan dengan menggunakan
data 12 bulan terakhir, sekitar 250 hari perdagangan
respon supervisor didasarkan pada jumlah penyimpangan
(pengecualian) yang terjadi selama 250 hari.
Global Association of Risk Professionals, Inc.
2.3 Qualitative standards

2.3.2 Backtesting

Kemungkinan respon supervisor atas hasil backtesting


dikelompokan menurut tiga zina. Jumlah penyimpangan selama
analisis 12 bulan akan menentukan pada zona mana model
berada.

Suatu model yang berada dalam zona hijau dianggap sebagai


model yang akurat.

Zona kuning menunjukkan bahwa suatu model mungkin tidak


akurat. Dalam kasus seperti ini supervisor memiliki kewenangan
untuk mengenakan kenaikan multiplier yang lebih rendah jika bank
dapat membuktikan bahwa hasil tersebut adalah pengecualian.

Hasil yang berada pada zona merah menunjukkan model yang


tidak akurat dan supervisor seharunya meningkatkan multiplier
menjadi 4 sambil tetap melakukan pemeriksaan terhadap model.
Global Association of Risk Professionals, Inc.
2.3 Qualitative standards

2.3.2 Backtesting

Tabel 2.1 memperlihatkan panduan penyesuaian yang seharusnya


dilakukan terhadap multiplier dengan mengasumsikan 250 hari
perdagangan ini periode analisis.
Zona Jumlah penyimpangan Kenaikan dalam multiplier
0 0.00
1 0.00
Hijau 2 0.00
3 0.00
4 0.00
5 0.40
6 0.50
Kuning 7 0.65
8 0.75
9 0.85
Merah 10 atau lebih 1

Global Association of Risk Professionals, Inc.


2.3 Qualitative standards

2.3.3 Dewan direksi dan manajemen senior

Dewan direksi dan manajemen senior harus secara aktif


terlibat dalam manajemen risiko pasar secara harian.
Mereka memiliki tanggung-jawab berikut:
mereka harus memiliki keahlian yang cukup untuk memahami
berbagai risiko yang ada di bank
laporan harus direview oleh suatu level manajemen yang memiliki
otoritas untuk memerintahkan pengurangan posisi risiko individual atau
tingkat risiko pasar bank secara keseluruhan
mereka harus memastikan bahwa unit pengendali risiko memiliki
sumberdaya yang memadai untuk membuat laporan risiko
proses manajemen risiko harus memiliki dokumentasi yang
komprehensif yang mengabungkan manual risiko yang mencakup
prinsip-prinsip dasar dari model dan berbagai teknik yang digunakan
untuk mengukur risiko
dokumentasi tersebut seharunys mencakup kebijakan, pengendalian
dan prosedur yang digunakan dalam kerangka-kerja manajemen risiko.
Global Association of Risk Professionals, Inc.
2.3 Qualitative standards

2.3.3 Dewan direksi dan manajemen senior

Sebagai bagian dari proses persetujuan, supervisor akan:

mewawancarai manajemen senior dan memantau efektivitas


penggunaan laporan risiko yang dibuat oleh unit pengendali risiko

memastikan model internal terintegrasi secara erat dalam


pengelolaan risiko sehari-hari dalam bank.

memastikan bahwa informasi risiko dari model digunakan dalam


perencanaan dan pengawasan risiko pasar bank. Bank tidak
diperbolehkan untuk menggunakan model berbeda antara untuk
maksud regulasi dan untuk tujuan manajemen risiko.

Global Association of Risk Professionals, Inc.


2.3 Qualitative standards

2.3.4 Stress testing

Kelemahan manajemen risiko VaR

Model Value at Risk yang digunakan untuk manajemen risiko pasar


harian tidak dirancang untuk mengukur dampak dari kejadian pasar
yang memiliki probabilitas rendah.

Sebagai contoh, suatu model VaR yang menggunakan tingkat


keyakinan 99% tidak akan memberikan informasi mengenai
potensi kerugian atas1% dari hasil yang tidak dikur.

Global Association of Risk Professionals, Inc.


2.3 Qualitative standards

2.3.4 Stress testing

Nilai yang menunjukkan tingkat keyakinan 99% juga dipengaruhi


oleh pergerakan harga terkini karena estimasi VaR biasanya
didasarkan pada pergerakan harga pasar selama dua atau tiga
tahun terakhir. Jika harga historis memiliki volatilitas rendah, nilai
dari tingkat keyakinan 99% akan turun untuk merefleksikan variasi
yang rendah dalam harga pasar.

Fitur model VaR ini menjadikan bank terekspose pada risiko bahwa
suatu pergerakan harga yang ekstrim dapat menyebabkan
kegagalan bank bila kerugian tersebut melebihi modal yang
tersedia. Hal ini jelas merupakan sesuatu yang menjadi perhatian
supervisor, dan oleh karena itu bank diminta untuk melengkapi
model pengukuran VaR dengan stress testing.

Global Association of Risk Professionals, Inc.


2.3 Qualitative standards

2.3.4 Stress testing

Tujuan stress testing

Stress testing berusaha untuk:


mengidentifikasi berbagai kejadian atau kondisi yang
akan menyebabkan kemungkinan bank memperoleh laba
atau rugi luar biasa besar.
menghitung kecukupan modal bank bila kejadian
tersebut terjadi.
Stress testing dilakukan dengan membuat suatu skenario
perubahan harga untuk setiap kejadian. Harga pasar yang berlaku
saat ini selanjutnya disesuaiakan berdasar perubahan yang
diharapkan dalam skenario guna membuat sekumpulan harga
baru. Posisi risiko saat ini selanjutnya dinilai kembali dengan
menggunakan harga baru dan perubahan nilai posisi risiko ini
mencerminkan dampak potensial terhadap modal.
Global Association of Risk Professionals, Inc.
2.3 Qualitative standards

2.3.4 Stress testing

Kualitas informasi yang diperoleh dari stress testing tergantung


pada apakah skenario komprehensif yang dibuat masuk akal
(plausible) dan ditetapkan dengan baik. Dampak dari suatu
kejadian terhadap harga pasar bisa ditentukan dengan mengamati
kejadian-kejadian historis.

Cara lain adalah dengan mengunakan metode statistik untuk


membuat berbagai skenario kejadian baru yang konsisten.
Skenario harus juga mempertimbangkan kemungkinan dampaknya
terhadap posisi likuiditas bank karena hal ini akan berdampak
langsung terhadap kemampuan bank untuk bertahan hidup jika
skenario tersebut benar-benar terjadi.

Global Association of Risk Professionals, Inc.


2.3 Qualitative standards

2.3.4 Stress testing

Bank yang menggunakan Pendekatan Model Internal harus


menggunakan stress testing sebagai bagian dari kerangka-kerja
manajemen risiko mereka.

Manajemen senior harus menggunakan informasi yang diperoleh


untuk memformulasikan suatu strategi yang menjamin bahwa bank
memiliki kapasitas untuk menyerap kerugian yang besar atau untuk
mengurangi posisi risiko-nya bila hal tersebut diperlukan.

Global Association of Risk Professionals, Inc.


2.3 Qualitative standards

2.3.4 Stress testing

Supervisory review

Amandemen Risiko Pasar menetapkan tiga bidang analisis yang


harus digunakan oleh supervisor lokal dalam menilai stress testing
yang dibuat bank.

Bidang analisis pertama adalah melihat pada kerugian tertinggi


aktual dialami bank selama peiode supervisory review. Angka
kerugian ini selanjutnya bisa dibandingkan dengan besarnya modal
yang dimiliki oleh bank.

Global Association of Risk Professionals, Inc.


2.3 Qualitative standards

2.3.4 Stress testing

Bidang kedua mencakup skenario yang ditetapkan oleh supervisor.


Skenario ini dapat mensimulasi dampak dari terjadinya kembali
suatu kejadian historis. Simulasi ini juga dapat mengukur dampak
perubahan dalam parameter statistik yang digunakan oleh model
VaR.

Parameter seperti volatiltas dan korelasi ditetapkan sebesar nilai


volatilitas dan korelasi saat ini dalam model VaR. Dengan melihat
pada rentang pergerakan historis dari parameter tersebut, dapat
dibuat skenario yang memperlihatkan dampak dari setiap
perubahan terhadap nilai VaR suatu bank.

Global Association of Risk Professionals, Inc.


2.3 Qualitative standards

2.3.4 Stress testing

Bidang analisis ketiga adalah supervisor menggunakan skenario


yang dibuat oleh suatu bank untuk tujuan manjemen internal bank
itu sendiri.

Skenario ini dirancang untuk merefleksikan posisi risiko atau


kondisi khas suatu bank dan dapat memberikan gambaran yang
tepat kepada supervisor mengenai bagaimana bank mengelola
proses stress testing-nya.

Global Association of Risk Professionals, Inc.


2.3 Qualitative standards

2.3.4 Stress testing

Program stress testing harus mencakup jenis skenario berikut:

skenario historis (historical scenarios) skenario ini menyusun


kembali krisis yang pernah terjadi dimasa lalu dimana pergerakan
harga diperoleh dari harga historis.

skenario hipotetis (hypothetical scenarios) skenario ini


dirancang untuk melihat kedepan (forward looking) guna
memprediksi kejadikan khusus yang bisa terjadi karena perubahan
kondisi. Pergerakan harga pasar yang dibuat haruslah konsisten
dengan prediksi kondisi pasar dan ekonomi dalam setiap skenario.

Global Association of Risk Professionals, Inc.


2.3 Qualitative standards

2.3.4 Stress testing

penyimpangan harga pasar (market price aberrations) jenis


skenario ini merefleksikan kemungkinan perubahan pergerakan
yang ekstrim baik dalam tingkat atau hubungan antar harga pasar.
Tidak ada landasan ekonomi untuk skenario ini karena skenario
dirancang untuk merefleksikan perubahan harga pasar secara
terisolasi.

specific market scenarios skenario pasar spesifik ini


dirancangan untuk mengidentifikasi berbagai risiko karena adanya
konsentrasi risiko pada suatu bagian pasar. Skenario ini
memfokuskan pada cakupan harga pasar yang sempit dan pada
kejadian spesifik yang bisa berdampak pada bagian pasar
tersebut.

Global Association of Risk Professionals, Inc.


2.3 Qualitative standards

2.3.5 Review internal secara independen

Bank yang menggunakan Pendakatan Model Internal harus memiliki suatu


proses review internal yang dilakukan oleh staf yang memiliki keahlian dan
pengalaman yang diperlukan. Review ini harus dilakukan minimal setahun
sekali dan harus mencakup baik unit perdagangan maupun unit pengendali
risiko. Daftar berikut ini merupakan cakupan minimal review:

dokumentasi yang memadai


organisasi unit pengendali risiko
integrasi pengukuran risiko pasar kedalam manajemen harian
proses persetujuan model risiko
validasi perubahan untuk proses manajemen risiko
berbagai risiko pasar yang diukur dengan model risiko pasar
akurasi data dan integritas sistem informasi manajemen
akurasi dan ketepatan waktu data pasar
akurasi dan ketepatan asumsi statistik
akurasi penilaian
analisis proses backtesting.

Global Association of Risk Professionals, Inc.


2.3 Qualitative standards

2.3.6 Validasi eksternal

Bank harus memastikan bahwa proses manajemen risiko mereka


dapat divalidasi oleh pihak eksternal. Validasi eksternal ini bisa
dilakukan oleh supervisor nasional dan auditor eksternal. Proses
validasi harus melihat berbagai issue berikut:

proses review internal haruslah berjalan dengan baik


semua formula yang digunakan dalam proses harus divalidasi
oleh suatu unit internal yang memenuhi kualifikasi, dimana unit ini
harus independen dari unit perdagangan
struktur proses haruslah sesuai dengan aktivitas bank
hasil dari proses backtesting tersedia untuk dianalisis arus
datanya dan proses perhitungan adalah transaparan dan tersedia
untuk dianalisi, jika diminta.

Global Association of Risk Professionals, Inc.


2.4 Quantitative standards

2.4 Standar kuantitatif

Amandemen Risiko Pasar memperbolehkan bank untuk


mengembangkan model internal mereka sendiri untuk pengukuran
risiko. Tidak ada jenis model tertentu yang ditetapkan. Hal ini
memberi fleksibilitas pada bank untuk meningkatkan akurasi dan
konsistensi model mereka.

Meskipun bank diberi fleksibilitas, model internal bank harus


memenuhi sekumpulan standar minimum sebelum persetujuan
diberikan oleh regulator.

Global Association of Risk Professionals, Inc.


2.4 Quantitative standards

2.4.1 Faktor-faktor risiko

Sistem manajemen risiko didasarkan pada model yang


mengambarkan berbagai perubahan potensial dalam
berbagai faktor yang mempengaruhi nilai portofolio.
Berbagai faktor risiko ini merupakan building blocks
untuk semua fungsi penilaian. Secara umum, berbagai
faktor yang mempengaruhi harga instrumen keuangan
adalah suku bunga, kurs valuta asing, harga ekuitas dan
harga komoditas. Dengan membuat berbagai skenario
masa datang untuk setiap faktor risiko dalam model, VaR
dapat menyimpulkan perubahan dalam nilai portofolio.

Global Association of Risk Professionals, Inc.


2.4 Quantitative standards

2.4.1 Faktor-faktor risiko

Sebagai contoh, harga suatu kontrak forward foreign exchange


ditentukan oleh kurs spot valas saat ini dan suku bunga hingga
jatuh tempo untuk tiap instrumen yang dipertukarkan.

Hal ini berarti harga dan penilaian kembali transaksi tergantung


pada tiga faktor: kurs spot valas dan dua suku bunga.

Oleh karena itu, untuk mencakup risiko yang melekat pada


transaksi diatas, tiga faktor risiko tersebut harus ditetapkan dalam
model VaR.

Global Association of Risk Professionals, Inc.


2.4 Quantitative standards

2.4.1 Faktor-faktor risiko

Penentuan sekumpulan faktor risiko yang tepat merupakan bagian


penting dari proses pengukuran risiko.

Setiap pengabaian faktor/harga akan menimbulkan potensi


pengabaian risiko dalam perhitungan VaR.

Berikut ini pedoman yang ditetapkan untuk setiap kategori risiko.

Global Association of Risk Professionals, Inc.


2.4 Quantitative standards

2.4.1 Faktor-faktor risiko

Suku bunga

Proses pengukuran risiko suku bunga dilakukan dengan membuat


yield curve dengan menggunakan paling tidak enam faktor risiko,
masing-masing berhubungan dengan suatu skala jatuh tempo. Tetapi
jumlah faktor risiko harus merefleksikan strategi perdagangan bank di
setiap pasar.

Sebagai contoh, yield curve US dollar yang digunakan dipasar


interbank untuk instrumen derivatif biasanya dibuat dengan
menggunakan 26 atau lebih harga pasar, dan oleh karena itu memiliki
26 atau lebih faktor risiko.

Proses pengukuran juga harus menggunakan berbagai faktor risiko


yang mewakili basis atau spread risk, dan oleh karena itu biasanya
dimasukkan dalam model yield curve bank dengan menggunakan
kurva spread.
Global Association of Risk Professionals, Inc.
2.4 Quantitative standards

2.4.1 Faktor-faktor risiko

Risiko suku bunga

Dalam praktek bank memakai struktur yield curve yang digunakan


untuk menghitung mark-to-market nilai portofolio bank.

Perlu diingat bahwa struktur yield curve digunakan baik untuk


penilaian kembali (revaluasi) maupun manajemen risiko adalah
sama. Jika kurva yang digunakan berbeda maka sulit untuk
merekonsiliasi estimasi risiko dengan hasil perdagangan aktual.

Global Association of Risk Professionals, Inc.


2.4 Quantitative standards

2.4.1 Faktor-faktor risiko

Risiko valuta asing

Satu kurs valuta asing harus digunakan untuk tiap posisi mata
uang yang dimiliki oleh bank karena tidak ada netting (saling
hapus) posisi dalam mata uang berbeda.

Kurs valuta asing untuk tiap posisi merupakan kurs untuk


mengkonversi posisi kedalam mata uang bank pelapor dan
merupakan kurs yang digunakan untuk proses revaluasi.

Global Association of Risk Professionals, Inc.


2.4 Quantitative standards

2.4.1 Faktor-faktor risiko

Risiko ekuitas

Jumlah faktor risiko untuk perhitungan risiko ekuitas haruslah


merefleksikan karakter aktivitas perdagangan bank dalam pasar
ekuitas. Bank bisa menggunakan satu faktor risiko untuk tiap pasar,
yang biasanya adalah indek harga pasar. Semua posisi dinyatakan
sebagai posisi yang setara dalam indeks.

Pergerakan harga indeks harus dilihat sebagai suatu representasi


yang tepat dari pergerakan harga pasar secara umum. Semua
pasar saham besar memiliki indeks saham. Seperti S&P 100 di
New York, FTSE 100 di London dan LQ45 di Jakarta.

Global Association of Risk Professionals, Inc.


2.4 Quantitative standards

2.4.1 Faktor-faktor pasar

Risiko ekuitas

Pendekatan yang lebih detail adalah menggunakan beberapa


indeks yang didasarkan pada berbagai sektor berbeda dalam suatu
pasar (seperti indeks industrial). Posisi ekuitas dinyatakan dalam
posisi yang ekuivalen dalam indeks yang terkait.

Metode yang paling komprehensif adalah menggunakan satu faktor


risiko, yaitu harga ekuitas dari setiap posisi ekuitas. Hal ini jelas
memerlukan data jauh lebih banyak baik dalam bentuk harga
maupun parameter statistik seperti korelasi.

Bank perlu memilih pendekatan yang sesuai dengan tingkat


aktivitas perdagangan dan jumlah posisi dalam tiap pasar.

Global Association of Risk Professionals, Inc.


2.4 Quantitative standards

2.4.1 Faktor-faktor risiko

Risiko komoditas

Satu faktor risiko harus digunakan untuk kepemilikan tiap posisi


komoditas yang signifikan. Selain itu, beberapa faktor risiko harus
digunakan untuk mencakup spread risk yang melekat dalam suatu
portofolio yang berisi posisi derivatif, kas dan forward.

Spread risk merupakan risiko bahwa hubungan antara harga dua


instrumen akan berubah. Bank yang memiliki posisi dalam
beberapa komoditas yang terbatas bisa menggunakan satu harga
tunggal untuk tiap komoditas.

Global Association of Risk Professionals, Inc.


2.4 Quantitative standards

2.4.2 Parameter VaR

Perhitungan VaR harus:

dilakukan secara harian

diukur dengan menggunakan tingkat keyakinan 99%.

berdasarkan pada periode waktu sepuluh hari untuk


mempertimbangkan waktu yang diperlukan guna membalik suatu
posisi risiko dalam kondisi pasar yang sulit (misal tidak likuid)

akurat dalam mengukur risiko non-linier dari posisi opsi.

Global Association of Risk Professionals, Inc.


2.4 Quantitative standards

2.4.2 Parameter VaR

Bank bisa menghitung nilai VaR satu hari dan kemudian dilipatkan
(scale up) ke nilai sepuluh hari. Jika metode ini yang digunakan,
bank harus menghitung secara terpisah risiko non-linier dari setiap
posisi opsi selama periode sepuluh hari karena pelipatan nilai satu
hari mengasumsikan hubungan yang linier.

Perhitungan parameter VaR dari data historis harus menggunakan


paling tidak data satu tahun. Data tersebut harus di-update paling
tidak setiap tiga bulan atau ketika terdapat pergerakan harga pasar
yang signifikan.

Dalam praktek bank cenderung untuk meng-update data setiap hari


atau bank menggunakan data yang disediakan oleh pihak
eksternal.

Global Association of Risk Professionals, Inc.


2.4 Quantitative standards

2.4.2 Parameter VaR

Bank mungkin, tergantung pada kebijaan bank itu sendiri,


menggunakan korelasi empiris dalam kategori besar risiko, yaitu
risiko suku bunga, kurs valas, ekuitas dan komoditas.

Supervisor nasional memiliki kewenangan untuk memperbolehkan


bank menggunakan korelasi antar kategori besar risiko jika mereka
puas bahwa pengukuran korelasi tersebut baik.

Global Association of Risk Professionals, Inc.


2.4 Quantitative standards

2.4.3 Perhitungan modal

Nilai VaR yang digunakan untuk menghitung kewajiban


penyediaan modal adalah nilai yang lebih besar antara
perhitungan VaR yang terakhir, atau rata-rata perhitungan
VaR selama 60 hari sebelumnya dikalikan dengan faktor
pengali (multiplier). Besarnya multiplier diperoleh dengan
menambahkan plus factor dari hasil backtesting. (lihat
Tabel 2.1) ke 3 (tiga). Nilai tiga ini merupakan multiplier
minimal.
Faktor plus bisa juga disesuaikan oleh supervisor lokal
jika mereka merasa hal tersebut diperlukan.

Global Association of Risk Professionals, Inc.


2.4 Quantitative standards

2.4.3 Perhitungan modal

Bank yang hasil backtesting-nya berada pada zona hijau akan


menggunakan multiplier 3, yang merupakan insentif bagi untuk
meningkatkan kinerja model mereka.

Bank harus menggunakan Pendekatan Standar untuk perhitungan


risiko spesifik jika risiko spesifik tidak dimasukkan dalam model.
Terdapat suatu batasan yang berlaku bagi bank yang
menggunakan model untk mengukur risiko spesifik.

Beban model risiko spesifik tidak boleh lebih kecil dari 50% hasil
perhitungan modal dalam Pendekatan Standar.

Global Association of Risk Professionals, Inc.

You might also like