You are on page 1of 7

TEORI KOMUNIKASI MASSA

1.TEORI KULTIVASI
2.TEORI THE SPIRAL OF SILENCE

D
I
S
U
S
U
N
OLEH:
SAIDA NURHAYATI
VERA APRIANTI
TEORI KULTIVASI

Teori Kultivasi merupakan bagian dari teori komunikasi yang


membahas efek dari komunikasi massa, teori ini dikembangkan oleh George
Gerbner. Teori Kultivasi ini muncul untuk meyakinkan orang bahwa efek
media massa lebih bersifat kumulatif dan lebih berdampak pada tataran social
budaya dari pada individual.
Teori Kultivasi ini juga memberiikan gambaran bahwa efek media
massa tidak secara langsung menerpa khalayak.
Teori Kultivasi pada dasarnya menyatakan bahwa para pecandu (penonton berat/heavy
viewers) televisi membangun keyakinan yang berlebihan bahwa “dunia itu sangat
menakutkan” .
Hal tersebut disebabkan keyakinan mereka bahwa “apa yang mereka lihat di televisi” yang
cenderung banyak menyajikan acara kekerasan adalah “apa yang mereka yakini terjadi juga
dalam kehidupan sehari-
hari”.
Lebih jauh dalam Teori Kultivasi dijelaskan bahwa bahwa pada dasarnya ada 2 (dua)
tipe penonton televisi yang mempunyai karakteristik saling bertentangan/bertolak
belakang, yaitu :

(1)
Para pecandu/penonton fanatik (heavy viewers)
adalah mereka yang menonton televisi lebih dari 4(empat) jam setiap harinya. Kelompok
penonton ini sering
juga disebut sebagai khalayak „the television type”.

(2)
Penonton biasa (light viewers)
yaitu mereka yang menonton televisi 2 jam atau kurang dalam setiap harinya
TEORI SPIRAL OF SILENCE THEORY
(TEORI SPIRAL KEHENINGAN)

Teori the spiral of silence (spiral keheningan) dikemukakan oleh Elizabeth


Noelle-Neuman (1976), berkaitan dengan pertanyaan bagaimana terbentuknya
pendapat umum. Teori ini memiliki asumsi dasar bahwa terbentuknya
pendapat umum ditentukan oleh suatu proses saling mempengaruhi antara
komunikasi massa, komunikasi antar pribadi, dan persepsi individu tentang
pendapatnya dalam hubungannya dengan pendapat orang-orang lain. Teori ini
menjelaskan mengapa dan bagaimana orang sering merasa perlu untuk
menyembunyikan (to conceal) pendapat-pendapatnya, preferensinya (pilihannya),
pandangan-pandangannya, dsb., manakala mereka berada pada kelompok
minoritas.
Secara ontologis kita bisa melihat bahwa teori ini termasuk kategori ilmiah.
Teori ini mempercayai bahwa sudah menjadi nasib atau takdir (fate) kalau
pendapat atau pandangan (yang dominan) bergantung kepada suara mayoritas
dari kelompoknya.
Noelle-Neuman menyatakan bahwa kekuatan media massa diperoleh dari :
1.kehadirannya di mana-mana (ubiquity)
2.pengulangan pesan yang sama dalam suatu waktu (kumulasi)
3.konsensus (konsonan) tentang nilai-nilai kiri di antara mereka yang bekerja
dalam media massa, yang kemudian direfleksikan dalam isi media massa.
ASUMSI SPIRAL OF SILENCE
THEORY

Dengan adanya opini public sebagai dasar dari teori ini, kita sekang akan
mempelajari tiga asumsi dari Teori Spiral Keheningan. Noelle-Nuemann
(1991:1993) telah membahas tiga pernyataan ini sebelumnya:

1.Masyarakat mengancam individu-individu yang menyimpang dengan adanya


isolasi; rasa takut terhadap isolasi sangat berkuasa.
2.Rasa takut akan isolasi menyebabkan individu-individu untuk setiap saat
mencoba menilai iklim opini.
3.Perilaku publik dipengaruhi oleh penilaian akan opini publik.

Asumsi yang pertama menyatakan bahwa masyarakat memegang kekuasaan


terhadap mereka yang tidak sepakat melalui ancaman akan isolasi. Noelle-
Nuemann percaya bahwa struktur masyarakat kita bergantung sepenuhnya pada
orang-orang yang secara bersama menentukan dan mendukung seperangkat nilai.
Dan oponi publiklah yang menentukan apakah nilai-nilai ini diyakini secara sama
di seluruh populasi. Ketika orang sepakat mengenai seperangkat nilai bersama,
maka ketakuatan akan isolasi akan berkurang. Ketika terdapat perbedaan nilai,
ketakutan akan isolasi muncul.
SEKIAN DAN TERIMAKASIH

You might also like