Five factors that influence sexual behavior are: physical health, sexual urges, psychology, knowledge about sex and sexual experience, and knowledge of sex. Correct knowledge about sex can guide someone towards responsible sexual behavior and help them make important personal decisions about sexuality. Conversely, lack of sexual knowledge can lead to wrong acceptance of sexuality and risky behaviors with consequences. Comprehensive management of STI cases includes diagnosis, antimicrobial therapy, patient education, condom provision, counseling, and partner notification and management.
Five factors that influence sexual behavior are: physical health, sexual urges, psychology, knowledge about sex and sexual experience, and knowledge of sex. Correct knowledge about sex can guide someone towards responsible sexual behavior and help them make important personal decisions about sexuality. Conversely, lack of sexual knowledge can lead to wrong acceptance of sexuality and risky behaviors with consequences. Comprehensive management of STI cases includes diagnosis, antimicrobial therapy, patient education, condom provision, counseling, and partner notification and management.
Five factors that influence sexual behavior are: physical health, sexual urges, psychology, knowledge about sex and sexual experience, and knowledge of sex. Correct knowledge about sex can guide someone towards responsible sexual behavior and help them make important personal decisions about sexuality. Conversely, lack of sexual knowledge can lead to wrong acceptance of sexuality and risky behaviors with consequences. Comprehensive management of STI cases includes diagnosis, antimicrobial therapy, patient education, condom provision, counseling, and partner notification and management.
JUISTIRA SAFITRI 16300017 KOMANG SURTIANI 16300021 MURNI KRISNA 16300027 NANING SUDIAR 16300029 SARI WAHYUNI 16300037 SELVI YULIA EKA PUTRI 16300038 Lima hal yang mempengaruhi perilaku seks: Keadaan kesehatan tubuh, Dorongan seksual, Psikis, Pengetahuan tentang seksual dan Pengalaman seksual Pengetahuan seksual yang benar dapat memerikan petunjuk pada seseorang kearah prilaku seksual yang benar dan bertanggung jawab serta dapat membantunya dalam membuat keputusan pribadi yang penting tentang seksualitas. Sebaliknya pengetahuan seksual yang sangat kurang dapat mengakibatkan penerimaan yang salah tentang seksualitas, sehingga menimbulkan tingkah laku yang salah dengan segala akibatnya Penanganan kasus IMS komprehensif •Diagnosa IMS •Terapi anti mikroba untuk gejala •Pendidikan pasien •Pemberian kondom •Konseling •Pemberitahuan dan penanganan pasangan Penaganan kasus IMS dengan sindrom keuntungan: Terapi lebih cepat Hemat biaya ( tidak ada tes lab mahal ) Kepuasan klien Standarisasi Diagnose dan terapi Penggelolaan suplay Pelatihan Monitoring dan surveilans Pengelolaan IMS dalam pelayanan kesehatan primer Konseling tentang pencegahan dan penanggulangan IMS termasuk HIV/AIDA. Promosi penggunaan kondom untuk perlindungan. Pemeriksaan laboratorium untuk IMS bila mungkin juga untuk HIV/AIDS. Kesehatan reproduksi remaja. Pencegahan Kesehatan Ibu dan Janin dari Pencegahan IMS Pembinaan pelayanan ditingkat desa. Pelayanan kebidanan dasar ( ANC, INC, Nifas dan kunjungan neonatal) Penanganan kasus kegawatan obstetri neonatal, termasuk tindakan bedah benar. Penanganan semua kasus rujukan dari puskesmas dan desa. Konselinggizi. Pembinaan pelayanan di tingkat puskesmas. Keluarga Berencanan Konseling KB Pelayanan KB, sesuai dengan kemampuan, kecuali implant dan metode poperatif Pertolongan pertama efek samping KB Rujukan pelayanan KB Konseling KB Pelayanan KB, sesuai dengan kemampuan. Pertolongan pertama pada komplikasi dan kegagalan KB serta penanganan efek samping KB Rujukan pelayanan KB Tugas dantanggung jawab Pemerintah dan penanggulangan HIV dan AIDS Pasal 6 meliputi: Membuat kebijakan dan pedoman dalam pelayanan promotif, preventif, diagnosa pengobatan/perawatan ,dukugan, dan rehabilitasi. Bekerja sama dengan pemerintah daereah dalam mengimplementasikan kebijakan serta memonitor dan mengevaluasipe laksanan kebijakan. Menjamin ketersedian obat dan alat kesehatan yang diperlukan dalam penanggulangan HIV dan AIDS secara nasional Menggembangkan sistem informasi , dan melakukan kerjasama regional dan global dalam rangka pencegahan dan penanggulangan HIV dan AIDS Pasal 7 Tugas dan tanggungjawab pemerintah daerah provinsi dalam penanggulangan HIV dan AIDS meliputi: Melakukan koordinasi penyelenggaraan berbagai upaya pengadilan dalam penanggulangan HIV dan AIDS Menepatkan situasi epidemik HIV tingkat provinsi Menyelenggarakan sistem pencatatan, pelaporan dan evaluasi dengan memanfaatkan sistem informasi Menjamin ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan tikngkat primer dan rujukan dalam melakukan penanggulangan HIV dan AIDS sesuai dengan kemampuan Pasal 8 Tugas dan tanggung jawab pemerintah daerah kabupaten dalam penanggulangan HIVdan AIDS meliputi: Melakukan penyelenggaraan berbagai upaya pengadilan dan penanggulangan HIV dan AIDS Menyelenggarakan penepatan situsi epidemik tingkat kabupaten/kota Menjamin ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan tingkat primer dan rujukan dalam melakukan penanggulangan HIV dan AIDS sesuai dengan kemampuan Menyelenggarakan sistem pencatatan,pelaporan danevaluasi dengan memanfaatkan sistem informasi. Kesimpulan Pengetahuan seksual yang benar dapat memberikan petunjuk dan pencegahan pada seseorang kearah perilaku seksual yang benar dan bertanggung jawab serta dapat membantunya dalam membuat keputusan pribadi yang penting tentang bahaya seksualitas. Sebaliknya pengetahuan seksual yang kurang dapat mengakibatkan penerimaan yang salah tentang seksualitas, sehingga menimbulkan tingkahlaku yang salah dengan segala akibatnya. Kehidupan seksual yang sehat dapat mencegah dan menurunkan angka kejadian infeksi HIV/AIDS, menurunan IMS dan pencegahan IMS