You are on page 1of 19

Cost Effectiveness Analysis

(Aalisis efektifitas biaya)


Nama kelompok : -Kartika suardi (17340191)
-Nella afriani (17340192)
-Rizki Karoby (17340193)
-M. Sofyan Saleh (17340194)
-Yosfita Risa (17340195)
-Nurul Atoko (17340196)
-Miftahul Arifin Safada (17340197)
Apa itu CEA?
• Cost effectiveness analysis atau CEA merupakan
suatu metoda yang didesain untuk
membandingkan antara outcome kesehatan dan
biaya yang digunakan untuk melaksanakan
program tersebut atau intervensi dengan
alternatif lain yang menghasilkan outcome yang
sama (Vogenberg, 2001).
Beberapa ciri pokok CEA
• Bermanfaat untuk mengambil keputusan.
• Berlaku jika tersedia dua atau lebih program.
• Mengutamakan unsur input (masukan) dan unsur
output (keluaran).
• CEA terdiri dari tiga proses, yaitu :
1. Analisis biaya dari setiap alternatif atau program.
2. Analisis efektifitas dari tiap alternatif atau
program.
3. Analisis hubungan atau ratio antara biaya dan
efektifitas alternatif atau program.
Untuk melaksanakan CEA, harus ada satu atau
beberapa kondisi di bawah ini:

• a. Ada satu tujuan intervensi yang tidak ambigu,


sehingga ada ukuran yang jelas dimana efektifitas
dapat diukur.
Contohnya adalah dua jenis terapi bisa dibandingkan
dalam hal biayanya per year of life yang diperoleh, atau,
katakanlah, dua prosedur screening dapat dibandingkan
dari segi biaya per kasus yang ditemukan. Atau;
• b. Ada banyak tujuan, tetapi intervensi alternatif
diperkirakan memberikan hasil yang sama.
Contohnya adalah dua intervensi bedah memberikan hasil
yang sama dalam hal komplikasi dan kekambuhan.
Ada 2 macam analisis efektivitas biaya, yaitu :

• Analisis jangka pendek


Merupakan analisis yang dilakukan untuk jangka
waktu kurang dari 1 tahun. Analisis jangka pendek ini
merupakan analisis yang paling banyak dan sering
dilakukan.
• Analisis jangka panjang
Merupakan analisis yang dilakukan untuk jangka
waktu lebih dari 1 tahun. Dalam analisis jangka
panjang ini biaya satuan (unit cost) yang digunakan
adalah berupa nilai discounted unit cost, dimana
dalam perhitungannya tanpa mempertimbangkan
biaya depresiasi.
1. Identifikasi unsur biaya dari alternatif program.
2. Hitung total cost present value cost.
3.(a) Hitung output yg berhasil
(objectivenya) atau
(b) Hitung QALY’s (Quality Adjusted
Life Years)
4. Hitung cost effectiveness ratio:
Total Cost Total Cost
a). CER = -------------------- b). CER = --------------------
Σ Objective Σ QALYs
5. Bandingkan CER dari masing- masing alternatif
program.
6. Pilih CER yang terkecil untuk
direkomendasi.
Diketahui Rata-rata Biaya pada pasien Demam Tifoid :

Rata-rata biaya pada pasien demam


tifoid anak yang menggunakan sefotaksim
sebesar Rp 1.075.500,00

Ratarata biaya pada pasien demam tifoid anak


yang menggunakan kloramfenikol
sebesar Rp 714.200,00.
Untuk Efektifitas, diketahui adalah :
Rata-rata Lama Hari Rawat pada pasien demam
tifoid anak yang menggunakan sefotaksim
adalah 5,84 hari.

Rata-rata lamanya hari rawatinap pada pasien


demam tifoid anak yang menggunakan
kloramfenikol adalah 4,38 hari

Antibiotik Biaya P value Lama hari P value


rawat
Sefotaksim Rp 1.075.500,00 0.041 5.84 0.001
Kloramfenikol Rp 714.200,00 4.38

Buktikan dengan langkah – langkah kajian


farmakoekonomi, manakah antibiotik yang lebih
cost effective ?
CONTOH STUDY KASUS
CEA
.
1 Tentukan Membandingkan biaya
. tujuan. dan efektivitas dua
terapI bagi pasien
demam tifoid yang
mendapat pengobatan
antibiotik sefotaksim
dan kloramfenikol
2 Buat daftar Membandingkan:
. cara untuk 1. Sefotaksim
mencapai 2. Kloramfenikol
tujuan Membandingkan biaya
tersebut. dan efektifitasnya (lama
rawat)

3 Identifikasi
tingkat
. Antibiotik Rata- rata lama harirawat Biaya perawatan
efektivitas.

5.84 Rp 1.075.500,00
Sefotaksim

4.38 Rp 714.200,00
Kloramfenikol
5. Hitung dan lakukan a. Hitung rasio efektivitas-biaya [REB] setiap pengobatan.
interpretasi efektivitas-biaya Rumus: Biaya / Efektivitas
dari pilihan pengobatan.
REB Pengobatan Sefotaksim = Rp. 1.075.500 /5.84 =
184.161
REB Pengobatan Kloramfenikol = Rp. 714.200/4.38=
163.059
b. Tentukan posisi alternatif pengobatan dalam Tabel atau Diagram
Efektivitas-Biaya. Biaya yang dilihat adalah biaya pengobatan,
bukan rerata efektivitas-biaya.

Efektivitas-biaya Biaya lebih < Biaya sama Biaya lebih >


A
Efektivitas < [Perlu perhitungan) B [Didominasi]
(RIEB] Sefotaksim
Efektivitas = D E F

Efektivitas > [Dominan] H [Perlu perhitungan


Kloramfenikol RIEB]
6. Interpretasi. •Antara pengobatan dengan menggunakan Sefotaksim dan Kloramfenikol
pada kasus demam tifoid, kloramfenikol adalah dominan, artinya
pengobatan dengan kloramfenikol akan didapatkan biaya lebih rendah dan
lama hari rawat yang lebih singkat.

7. Lakukan analisis Analisis dilakukan dengan melihat standar deviasi dari efektivitas setiap
sensitivitas dan ambil pengobatan, limit atas, dan limit bawah. Setelah itu, hitung biaya satuan
kesimpulan. dengan mempertimbangkan variasi volume obat yang digunakan.

KESIMPULAN
•Kloramfenikol merupakan terapi paling efektif dalam
kasus demam tifoid ini , dengan pengeluaran biaya
yang paling sedikit dan lama hari rawat yang lebih
singkat.
Terimakasih..!
No. Langkah Contoh
1. Tentukan Membandingkan biaya dan
tujuan. efektivitas dua terapI bagi pasien
demam tifoid yang mendapat
pengobatan antibiotik Sefotaksin
dan ampicilin

2. Buat daftar Membandingkan:


cara untuk 1. Sefotaksim
mencapai 2. Ampicilin
tujuan Membandingkan biaya dan
tersebut. efektifitasnya (lama rawat)
3. Identifikasi
tingkat Antibiotik Efektifitas Biaya perawatan
efektivitas.
76 % Rp. 1.193.910,00,-
Sefotaksim

38% Rp. 999.030,00,-


Amficillin
4. Hitung dan lakukan a. Hitung rasio efektivitas-biaya [REB] setiap pengobatan.
interpretasi efektivitas biaya Rumus: Biaya / Efektivitas
dari pilihan pengobatan.
REB Pengobatan Ampicilin
= Rp. 999.030,- /0. 38 = 2.629.026,316
REB Pengobatan Sefatoksin = Rp. 1.193.971,- /0.76
=1.571.014,474
b. Tentukan posisi alternatif pengobatan dalam Tabel atau
Diagram Efektivitas-Biaya. Biaya yang dilihat adalah biaya
pengobatan, bukan rerata efektivitas-biaya.
6. Interpretasi. •Antara pengobatan dengan menggunakan Ampicilin dan Sefotaksim
pada kasus demam tifoid, Sefotaksim adalah dominan, artinya pengobatan
dengan Sefotaksim akan didapatkan biaya lebih rendah dan lama hari rawat
yang lebih singkat.

7. Ambil kesimpulan. KESIMPULAN


•Sefatoksim merupakan terapi paling efektif dalam
kasus demam tifoid ini , dengan pengeluaran biaya yang
paling sedikit dan lama hari rawat yang lebih singkat.

You might also like