You are on page 1of 14

Vomiting dan

nausea

Nama Kelompok :

Marshall
Tiara Dewi
Tri Wahyu Kumalla Sari
DEFINISI PENYAKIT

Nausea (Mual) adalah keinginan untuk muntah


atau gejala yang dirasakan di tenggorokan dan di
daerah sekitar lambung yang menandakan kepada
seseorang bahwa ia akan segera muntah

Vomiting (muntah) adalah pengeluaran isi


lambung melalui mulut yang sering kali
membutuhkan dorongan yang sangat kuat.
PATOFISIOLOGI

Rangsangan impuls afferen ke pusat muntah, sel-sel nukleus di medulla

Rangsangan diterima dari pusat sensor, seperti zona pemicu


kemoreseptor(CTZ), kortex serebri, dan aferen viseral dari faring dan
saluran cerna

Impuls aferen diintegrasi di pusat pengatur muntah


(saliva,faringel,pusat pernafasan,sal.cerna & otot perut)

Muntah
ETIOLOGI

 GANGGUAN KESEIMBANGAN
 ULKUS PEPTIK
 SAKIT KEPALA SEBELAH
 KEHAMILAN
 IRITASI SAAT MENELAN
Manisfestasi Klinik

Muncul kadang –kadang dan dapat sembuh sendiri atau


dengan penggunaan minimal metode atau obat anti
emetik.
Pasien yang memiliki gangguan kesehatan ringan seperti
ketidakseimbangan cairan elektrolit,nyeri, atau tidak
patuh pada terapi, yang bukan disebabkan oleh
pemberian atau penggunaan zat-zat berbahaya
Wanita yang menderita mual muntah selama kehamilan.
Macam – macam mual dan muntah

1. Emesis karena gangguan keseimbangan (motion sickness)


gangguan keseimbangan karena adanya perubahan dari kebiasaan.
Diatasi oleh antihistamin-kolinergik terutama skopolamin transdermal.

2. Mual muntah selama kehamilan (morning sickness)


terjadi pada trmester pertama karena adanya peningkatan hormon HCG
(Human Choriondotropin), pada umumnya tidak hebat dan hilang dengan
sendiri.
Contoh obat : Antihistamin Antikolinegik , antagonis dopamin.
dan piridoksin (vit B6).
3. Mual muntah pada anak

Kebanyakan kasus mual muntah pada anak diakibatkan oleh gastroenteritis.


Gastroenteritis pada anak disebabkan oleh virus. Dua meknisme utama yang
terjadi pada gastroenteritis Adalah:
- kerusakan vili usus yang meyebabkan malaborasi isi lumen usus dan akhirnya
menuju pada terjadinya diare osmotik.
-pelepasan toksin yang terikat pada reseptor spesifik dari sel usus meyebabkan
pelepasan ion klorida ke lumen usus sehingga menyebabkan diare sekretorik.

Gejala-gejala yang sering timbul pada anak dengan adanya diare , muntah dan
nyeri perut.Penanganan lebih ditekankan pada penggantian cairan tubuh dari
terapi farmakologik.
Tujuan terapi

Untuk mencegah atau menghilangkan mual dan


muntah ; dan seharusnya tanpa menimbulkan
efek samping atau efek yang tidak
dikehendaki secara klinis.
TataLaksana Terapi
Terapi Farmakologi
1. Antasida
Antasida OTC tunggal atau kombinasi, terutama yang mengandung
Mg(OH)2, Al(OH)3 dan atau kalsium karbonat dapat memberikan
perbaikan yang cukup pada mual dan muntah terutama lewat penetralan
asam lambung.
2. Antihistamin, Antikolinergik
Obat-obat antiemetic dari golongan antihistamin-antikolinergik dapat
digunakan dalam terapi mual dan muntah khususnya yang berhubungan
dengan motion sickness.
Reaksi yang tidak diinginkan dari penggunaan antihistamin-
antikolinergik berupa mengantuk, bingung, pandangan kabur, mulut
kering, retensi urin, takikardi pada usia lanjut. Contoh : Dimenhidrinat.
3. Fenotiazin
Obat ini berguna untuk pasien mual ringan atau yang mendapat
kemoterapi ringan. Pemberian rektal lebih disarankan bila parental tidak
praktis dan oral tidak dapat diterima. Efek samping pada fenotiazin :
reaksi hipersensitivitas dengan kemungkinan disfungsi hati, aplasia
sumsum tulang dan sedasi berlebihan.
4. Kortikosteroid
Dexamethason merupakan kortikosteroid yang biasanya
digunakan untuk menangani mual muntah akibat kemoterapi dan
mual muntah akibat pasca operasi, juga digunakan sebagai terapi
tunggal atau kombinasi dengan antagonis reseptor 5-
hidroksitriptamin-3.
5. Metoklopramid
Obat ini digunakan sebagai antiemetik pada pasien diabetik
gastroparesis dan digunakan dengan dexamethason sebagai
profilaksis mencegah mual muntah yang berhubungan dengan
pengobatan kemoterapi.
6. Kanabinoid
Nabilon oral dan dronabilol oral merupakan pilihan terapi pada
obat kemoterapi yang menginduksi mual muntah, tetapi tidak
dipilih sebagai terapi utama.
8. Antagonis resepor 5-hidroksitriptamin-3
5-ht3-ras (dolasetron, granisetron, ondansetron
dan palonosetron) merupakan terapi yang sering
digunakan pada kemoterapi yang menginduksi
mual muntah, mual muntah pasca operasi dan
radiasi yang menginduksi mual muntah. Efek
samping pada obat ini konstipasi, sakit kepala dan
asthenia.
Emesis karena gangguan keseimbangan
Efektif dapat diatasi dengan antihistamin-antikolinergik
terutama skopolamin transdermal.
Antiemetik selama kehamilan
Penanganan awal pada mual muntah selama kehamilan
dilakukan dengan modifikasi gaya hidup. Piridoksin (10-25
mgz1-4 x sehari) direkomendasikanZsebagai lini pertama
dengan atau tanpa doksilamin (12,5-20 mg 1-4x sehari).
Pasien dengan emesis selama kehamilan persistent atau yang
menunjukkan gejala dehidrasi harus menerima cairan
pengganti intravena dengan thiamin. Ondansentron 2-8 mg
secara oral atau intravena setiap 8 jam dibutuhkan untuk
meringankan emesis selama kehamilan.

Antiemetik untuk anak-anak


Untuk anak-anak yang mendapatkan kemoterapi dengan
beresiko mual muntah tinggi atau sedang diperlukan
kortikosteroid + 5-ht-3-ra Dan untuk menanganinya.
Untuk mual dan muntah yang berhubungan dengan
gastroenteritis anak, penanganan lebih ditekankan pada
penggantian cairan tubuh dibandingkan terapi farmakologi.
Terapi Non Farmakologi

1. Menghindari masuknya makanan (pasien


yang berkaitan dengan konsumsi makanan
dan minuman)
2. Dengan intervensi perilaku seperti relaksasi.
3. Muntah psikogenik diatasi dengan intervensi
psikologik.

You might also like