You are on page 1of 56

ANALISIS LAPORAN

KEUANGAN

Ni Ketut Surasni
LAPORAN KEUANGAN

MENCATAT
MENGANALISIS
MENYAJIKAN
MENAFSIRKAN
LAPORAN KEUANGAN

NERACA
LAPORAN LABA RUGI
LAPORAN LABA DITAHAN
LAPORAN ARUS KAS
Pemerintah

Analis Kreditur

Lap keu
Share
Investor
holder

Manajer
NERACA : Dapat digambarkan sebagai suatu potret kondisi
keuangan perusahaan pada suatu waktu tertentu
(snapshot)

LAPORAN RUGI LABA: Merupakan ringkasan biaya-biaya dan


pendapatan perusahaan selama satu periode waktu

LAPORAN LABA DITAHAN: Menunjukkan seberapa banyak


keuntungan perusahaan yang tidak dibagikan sebagai
dividen

LAPORAN ALIRAN KAS: Merupakan laporan dampak aktivitas


perusahaan terhadap aliran kas selama periode waktu
NERACA TOTAL LIABILITIES,
EQUITY

TOTAL ASSETS
UTANG LANCAR
Utang dagang
Utang pajak
ASSETS LANCAR
Kas, Piutang,
Persediaan

UTANG JANGKA PANJANG

ASSETS TETAP
Bangunan, Pabrik,
Peralatan
MODAL SENDIRI
Saham biasa
Laba ditahan
Neraca Allied Food, per 31 Desember

ASSETS: 2005 2004


Cash and equivalents 10 80
Accounts receivable 375 315
Inventories 615 415
TOTAL CURRENT ASSETS 1000 810
Net Plant and Equipment 1000 870
TOTAL ASSETS 2000 1680

LIABILITIES AND EQUITY:


Account payable 60 30
Notes Payable 110 60
Accruals 140 130
TOTAL CURRENT LIABILITIES 310 220
Long-term bonds 750 580
TOTAL DEBT 1060 800
Common stock (50.000.000 shares) 130 130
Retained Earnings 810 750
TOTAL COMMON EQUITY 940 880
TOTAL LIABILITIES AND EQUITY 2000 1680
Book Value per share = $940/50 = $18,80
Laporan Rugi Laba Allied Food akhir Desember

2005 2004
Net Sales 3000 2850
Operating Costs except depreciation 2616,2 2497
Earnings Before Interest,taxes and Depreciation 383,8 353
(EBITDA)
Depreciation 100 90
Earnings Before Interest and Taxes (EBIT) 283,8 263
Less Interest 88 60
Earnings Before Taxes (EBT) 195,8 203
Taxes 78,3 81,2
Net Income 117,5 121,8
Common Dividends 57,5 53
Additional to Retained Earnings 60 68,8

PERSHARE DATA
Common Stock price 23 26
Earnings Per share (EPS) 2,35 2,44
Dividends Per share (DPS) 1,15 1,06
Book Value Per share (BVPS) 18,8 17,6
Cash Flow Per share (CFPS) 4,35 4,24
2005
OPERATING ACTIVITIES
Laporan Arus Net Income Before Dividends 117,5
Kas Allied Food Additions (sources of cash):
Depreciation and amortization 100
Increase in Accounts Payable 30
Increase in Accruals 10
Substractions (uses of cash):
Increase in Accounts Receivable (60)
Increase in Inventories (200)
Net Cash Provided by Operating Activities (2,5)

LONG-TERM INVESTING ACTIVITIES


Cash Used to Acquire Fixed Assets (230)

FINANCING ACTIVITIES
Increase in Notes Payable 50
Increase in Bonds 170
Payment of Dividends (57,5)
Net Cash Provided by Financing Activities 162,5
Net Decrease in Cash and Equivalents (70)
Cash and Eq at Beginning of the year 80

CASH AND EQ AT THE END OF THE YEAR 10


Laporan Laba Ditahan

2005
Balance of Retained Earnings, December 31, 2004 750
Add: Net Income, 2005 117,5
Less: Dividends to Common Stockholder (57,5)
Balance of Retained Earnings, December 31, 2005 810
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

ANALYSIS: study of something by examining its parts and


their relationship.
ANALISIS : kajian terhadap sesuatu dengan mengamati
bagian-bagiannya dan hubungan antara bagian-bagian itu
Analyze: separate (something) into its parts in order to study
its nature or structure.
MENGANALISIS : menguraikan/memisahkan sesuatu menjadi
bagian-bagiannya untuk mempelajari/mengkaji sifat atau
strukturnya
 Ratio: the relationship of one item to another in
simple mathematical form.

 Ratio: hubungan dari satu item (unsur)


dengan item (unsur) lain yang dinyatakan
dalam bentuk matematik sederhana.
ANALISIS RATIO
• ANALISIS RATIO: kajian terhadap ratio dengan mengamati
bagian-bagian atau komponen-komponennya dan
hubungannya.
• Misal: hubungan (relationship) atau ratio antara current
assets ($70,000) dengan current liabilities ($35,000) dihitung
dengan membagi current assets dengan current liabilities.
• Hasil pembagian itu dapat dinyatakan sebagai berikut:
1. Current assets adalah dua kali current liabilities
2. Terdapat $ 2 current assets untuk setiap $ 1 current liabilities.
3. Current assets adalah 200% dari current liabilities
RATIO STANDAR
• Suatu ratio tidak akan memiliki arti; ratio tidak bisa
menggambarkan perbandingan secara lengkap.
• Suatu ratio akan menjadi bermakna jika
dibandingkan dengan beberapa ratio atau angka
standar.
• Ratio, sebagaimana halnya data statistik, hanya
menunjukkan suatu alat untuk memfokuskan
perhatian analis pada hubungan khusus yang
membutuhkan penyelidikan lebih lanjut.
STANDAR PERBANDINGAN
Tujuan:
• Laporan Keuangan digunakan untuk mengevaluasi suatu
organisasi berkenaan dengan:
– Kinerja Keuangan
– Posisi Keuangan.
• Rasio yang diperoleh dari LK akan memiliki arti jika
diperbandingkan:
– Intracompany basis (di perusahaan itu sendiri, biasanya dari waktu
kewaktu)
– Intercompany basis (antar perusahaan atau dengan perusahaan lain
yang sejenis)
– Industry Averages (dengan industri, atau rata-rata perusahaan)
• Hasil perbandingan tersebut merupakan informasi penting
untuk mengambil keputusan.
 Ada berbagai macam ratio keuangan, namun pengelompokan
ratio keuangan dapat dilakukan sebagai berikut:
1. Ratio Likuiditas (ratio modal kerja): ratio yang mengukur
kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka
pendeknya pada saat jatuh tempo.
2. Ratio Leverage (solvabilitas?): mengukur sejauh mana perusahaan
dibiayai/dibelanjai dengan hutang.
3. Ratio aktivitas: mengukur seberapa efektif perusahaan
menggunakan sumberdaya yang dimiliki.
4. Ratio Profitabilitas (kemampulabaan): mengukur tingkat efektivitas
manajemen yang ditunjukkan oleh laba yang diperoleh dan
investasi perusahaan.
5. Ratio Penilaian (Valuation): mengukur kemampuan manajemen
dalam menciptakan nilai pasar yang melebihi pengeluaran biaya
investasi.
6. Ratio Pertumbuhan (Growth ratio): mengukur kemampuan
perusahaan dalam mempertahankan posisi ekonomi dalam
pertumbuhan ekonomi dan industri.
Ratio likuiditas
• Ratio Likuiditas disebut pula Ratio Modal Kerja yang terbagi ke
dalam 3 ratio penting yaitu
1. Current Ratio (ratio lancar)
2. Quick Ratio/Acid-test Ratio (ratio cepat)
3. Cash Ratio (ratio kas)
• Current Ratio (CR): kemampuan perusahaan untuk melunasi
kewajiban jangka pendeknya yang telah jatuh tempo dengan
menggunakan seluruh aktiva lancarnya.
Current Assets Aktiva Lancar
• CR = 
Current Liabs. Ht. Lancar
• Satuannya bisa dalam bentuk perbandingan (absolut) maupun
persentase (relatif).
• Contoh: Amati bagian neraca berikut
PT. Mustika Bina Resik
Neraca per 31 Desember 1997
(dalam jutaan Rp)

• AKTIVA LANCAR: • HUTANG LANCAR:


• Kas/Bank 2.500 • Ht. Dagang 3.177
• Piutang Dagang 3.500 • Ht. Pajak 315
• Persediaan 3.500 • Biaya yg akan dibayar 1.173
• Biaya dibayar dimuka 750 • Total Hutang Lancar 4.665
• Total Aktiva Lancar 10.250

10.250
CR   2.20 : 1 atau 2.20 kali  219.7%
4.665
Interpretasi

10.250
CR   2.20 : 1 atau 2.20 kali  219.7%
4.665
1. Current assets adalah dua koma dua kali current liabilities.
2. Terdapat $ 2.20 current assets untuk setiap $ 1 current liabilities.
3. Current assets adalah 219.7% dari current liabilities.
4. Setiap $ 1 hutang lancar dijamin oleh $2.20 aktiva lancar.
• Kesimpulan: Apakah ratio sebesar 220% ini dapat dikatakan baik?
1. Tidak dapat ditarik kesimpulan hanya dengan melihat satu ratio.
2. Ada pendapat bahwa untuk perusahaan dagang dan industri ratio lancar sebesar
200% adalah baik (memuaskan), tetapi tidak dapat digunakan sebagai pedoman
karena modal kerja dan ukuran current ratio tergantung dari berbagai faktor,
current ratio sebesar 200% tidak dapat dikatakan mencukupi untuk semua bisnis.
3. Berbagai industri memiliki ratio yang berbeda.
4. Harus diperiksa kembali komponen-komponen yang membentuk ratio ini dalam
Neracanya, apakah benar perusahaan ini bisa membayar kewajiban jangka
pendeknya yang jatuh tempo? Dengan jumlah piutang dagang dan persediaan
yang relatif besar (hampir 70% dari seluruh aktiva lancarnya), tampaknya
perusahaan akan mengalami kesulitan dalam melunasi hutang lancarnya yang
jatuh tempo. (Mengapa?)
 Suatu bisnis dengan current ratio yang tinggi mungkin saja tidak
mampu untuk melunasi kewajibannya karena distribusi aktiva
lancarnya tidak menguntungkan.
 Misalnya, persediaannya mungkin saja sangat banyak
dibandingkan dengan prospek penjualannya dan perputaran
persediaannya mungkin saja rendah
 Suatu peningkatan dalam persediaan yang diikuti oleh penurunan
penjualan bisa jadi menunjukkan kelebihan modal kerja.
 Piutang wesel bisa jadi mengindikasikan akumulasi piutang
dagang yang telah jatuh tempo.
 Piutang dagang bisa jadi terdiri dari piutang dagang yang telah
jatuh tempo dan kemungkinan tidak bisa tertagih.
 Peningkatan dalam hutang dagang yang diikuti oleh penurunan
volume bisnis bisa jadi mencerminkan ketidakmampuan suatu
perusahaan dalam membayar hutang dagangnya, suatu indikasi
ketidakcukupan modal kerja.
Membandingkan dua perusahaan
• Dalam membandingkan dua perusahaan untuk melunasi
hutang lancarnya, seringkali terdapat anggapan bahwa
perusahaan yang memiliki modal kerja yang lebih besar
akan memiliki likuiditas kemampuan yang lebih besar pula
dalam melunasi kewajiban jangka pendeknya.
• Anggapan ini tidak selalu benar; karena ukuran likuiditas
merupakan perbandingan (relationship), bukannya selisih,
antara aktiva lancar dengan hutang lancar.
• Karenanya current ratio, dibandingkan dengan jumlah
modal kerja, merupakan ukuran yang lebih baik untuk
kemampuan membayar hutang.
• Keadaan ini tampak dalam contoh berikut
MODAL KERJA VS CURRENT RATIO

Perusahaan D Perusahaan L
Item dan Perhitungannya ($) ($)

Current Asssets (a) 300,000 800,000


Currents Liabilities (b) 150,000 650,000
Working Capital (a – b) 150,000 150,000
Current ratio (a:b) 200% 123%
Komentar anda?
• Berikan komentar Anda.
LYNN-DALE COMPANY
Current Assets – Amount and Common-size Percentage
As of December 31, 1972 and 1977

December 31, 1972 December 31, 1977


Item ($000) (%) ($000) (%)
Current Assets:
Cash 62.1 11.0 83.4 11.8
Marketable Securities 33.7 5.9 44.9 6.3
Trade receivables, net 263.1 46.4 291.9 41.2
Inventory 182.4 32.2 253.4 35.8
Other current assets 25.6 4.5 35.2 4.9
Total Current Assets 566.9 100 708.8 100
Note: Net Sales 812.5 1,491.8
Account payable 184.4 160.4
Deskripsi
• Tabel di atas menunjukkan bahwa walaupun trend sales menunjukkan peningkatan sebesar
84%, namun inventories hanya meningkat 39%, receivable menurun atau hampir tetap
(sama) dan hutang dagang sedikit menurun (13%)). Penurunan hutang pada saat volume
sales meningkat mungkin saja karena adanya tekanan kreditor.
• Mungkin juga perusahaan menggunakan current assets untuk melunasi current liabilities
sebelum waktunya untuk menghasilkan curent ratio yang lebih menguntungkan. Praktik ini
sering disebut “window dressing”. Beberapa window dressing adalah sah (boleh dilakukan)
dan beberapa tidak boleh dilakukan. Bentuk window dressing yang dilakukan di sini dianggap
sah.
• Current ratio yang tinggi menunjukkan (1) kelebihan kas atau akun yang setara dengan kas
dibandingkan dengan kebutuhan perusahaan, atau (2) penimbunan current assets yang
memiliki tingkat likuiditas yang rendah.
• Makin tinggi current ratio, makin baik posisi kreditor karena makin tinggi probabilitas bahwa
hutang akan dibayar pada saat jatuh tempo. Kesimpulan ini memang benar terutama jika
manajemen bisa mengendalikan unsur-unsur modal kerja.
• Dari sudut pandang pemegang saham, current ratio yang tinggi bukan merupakan keadaan
yang menggembirakan, terutama jika perusahaan menahan saldo kas yang berlebihan dan
melakukan investasi berlebihan pada receivables dan inventories.
• Secara umum, current ratio yang rendah lebih berisiko dibandingkan dengan current ratio
yang tinggi. Namun current ratio yang rendah mengindikasikan bahwa manajemen
menggunakan current assets secara efektif, artinya saldo kas dipertahankan sesuai dengan
kebutuhan minimum dan perputaran receivables serta inventories adalah maksimum.
Acid-test Ratio (Quick Ratio)

• Adalah ratio yang mengukur likuiditas (immediate solvency) yang melengkapi


current ratio.
• Menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk membayar hutang-
hutangnya yang segera harus dilunasi dengan menggunakan quick assetsnya.
• Untuk menghitung ratio ini, current assets perlu disusun menjadi dua kelompok,
yaitu
a) Kas dan quick assets (liquid assets), seperti receivables dan investasi jk. pendek yang
bisa tersedia dengan segera untuk melunasi hutang lancar.
b) Assets yang kurang likuid, seperti inventories dan prepaid expenses (biaya dibayar di
muka) yang biasanya memerlukan beberapa waktu agar dapat berubah menjadi kas.
Selain itu seringkali harga inventories ini berfluktuasi dan menimbulkan kerugian bila
terjadi likuidasi.

Quick Assets
Quick Ratio 
Current Liabs.
• Untuk PT. MUSTIKA BINA RESIK Quick Rationya dihitung sbb:

6.000
QR   1,29 : 1 atau 129%
4.665
CASH RATIO
• Cash Ratio (Ratio of Immediate Solvency) adalah ratio yang menunjukkan
kemampuan perusahaan melunasi hutang lancarnya yang jatuh tempo dengan
menggunakan kas dan rekening yang setara dengan kas (near cash).
• Ratio ini kontradiktif dengan manajemen kas karena makin besar kas, maka
cash ratio makin baik, namun makin banyak pula jumlah dana yang
menganggur (tidak produktif = idle).

Cash Securities Kas  Sekuritas


CashRatio  
Current Liabs. Hutang Lancar
• Untuk PT. Mustika Bina Resik, cash rationya dihitung sbb:

2.500
Cash Ratio   0,5359... : 1atau 53,6%
4.665
• Apa arti angka ini?
Ratio leverage
• Menunjukkan kemampuan perusahaan dalam melunasi seluruh
hutangnya (jangka pendek + panjang) bila perusahaan
dilikuidasi.
• Beberapa Ratio Leverage yang umum digunakan:
 DEBT RATIO (Debt to Totall Assets Ratio)
– Debt Ratio (DR) menggambarkan proporsi hutang terhadap seluruh
harta yang dimiliki perusahaan.
– Atau berapa besar aktiva perusahaan dibelanjai oleh kreditor atau
menunjukkan berapa besar keseluruhan aktiva yang digunakan untuk
menjamin hutang perusahaan.
– Makin tinggi angka ratio ini, makin tinggi pula risiko keuangan
(financial risk) bagi kreditor, karena dalam menjalankan operasinya
perusahaan lebih banyak menggunakan modal asing.
– Sebaliknya bagi pemegang saham, makin tinggi angka ratio ini akan
makin menguntungkan mereka dan financial risk yang mereka
tanggung makin kecil.
– Karena dalam upaya menciptakan keuntungan, perusahaan lebih
banyak menggunakan modal asing yang mana keuntungan itu
sebagian akan digunakan untuk membayar dividen.
– Satuannya sama dengan ratio likuiditas.
Rumus debt ratio
• Debt Ratio dihitung dengan rumus:
Total Debt Total Htng
DR  
Total Assets Total Aktiva
 DEBT TO EQUITY RATIO (Ratio Hutang thd Modal Sendiri)
Debt to Equity Ratio (DER) merupakan perbandingan hutang dengan modal sendiri dalam
pendanaan perusahaan.
Ratio ini juga menunjukkan kemampuan ekuitas dalam memenuhi seluruh kewajiban
finansial perusahaan.
Rumus untuk menghitungnya adalah:

Total Debt Total Htng


DER  
Total Equity Total Modal Sendiri
Bila angka ratio ini tinggi, berarti makin banyak hutang yang digunakan untuk
membelanjai aktiva perusahaan dan makin besar risiko finansial bagi kreditor. Namun
bagi pemilik dan/atau manajemen ratio ini sebaiknya besar atau tinggi. MENGAPA?
TIMES INTEREST EARNED (RATIO LABA THD BEBAN BUNGA)

 TIE disebut pula Coverage Ratio yang dihitung dengan rumus:

EBIT Pndptn sblmbunga dan pajak


TIE   (kali)
Interest Charge Beban bunga
 TIE menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi beban bunga
(interest charge) tahunan dengan menggunakan laba operasi (EBIT).
 Makin besar ratio ini, makin besar kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban
bunga tahunannya, demikian pula sebaliknya.
 Ratio ini juga menunjukkan seberapa besar laba operasi boleh turun tanpa
mengganggu kewajiban perusahaan dalam membayar beban bunga atas pinjaman
yang digunakan.
 Untuk mengetahui seberapa besar EBIT bisa turun tanpa mengganggu operasinya,
amati contoh berikut.
 Misalnya, setelah dihitung diperoleh TIE = 6,5 kali, sehingga penurunan EBIT
ditenntukan oleh rumus:

TIE  1 6 ,5  1
  0 ,8431538 x 100%  84,32%
TIE 6 ,5
ARTINYA

Dengan TIE sebesar 6,5 perusahaan masih mampu membayar bunga atas hutangnya walaupun
EBITnya turun hingga 84,32%.

 Sebagai pedoman umum,TIE yang dianggap baik berkisar antara 5 – 10 kali.

RATIO HUTANG JANGKA PANJANG THD EKUITAS (Long-term Debt to Equity Ratio)
 Menunjukkan proporsi equitas yang digunakan sebagai jaminan terhadap hutang jangka panjang yang
dimiliki perusahaan.
 Ratio ini diukur dengan rumus:
Longterm Debt Htng Jk Panjang
LTDER   (kali)
Equities Modal sendiri

 Makin tinggi ratio ini, makin baik bagi owners dan perusahaan karena dalam operasinya perusahaan
telah mampu menggunakan modal asing secara efisien.
 Namun bagi kreditor jangka panjang keadaan ini tidak menguntungkan dan karenanya keadaan ini
akan meningkatkan risiko kekuangan (financial risk) perusahaan, karena bila suatu saat kreditor
menarik dananya, maka perusahaan akan mengalami kesulitan finansial.
PT. SARI INDAH
NERACA
31 Desember 1977 dan 1978

1977 1978
Keterangan
Rp 000.000 Rp 000.000
Aktiva Lancar
Kas 90 140
Piutang (net) 860 840
Persediaan 1.000 1.060
Aktiva lancar lain 10 20
Total Aktiva Lancar 1960 2.060
Aktiva Tetap 2.890 2.910
Total Aktiva 4.850 4.970
Hutang lancar 520 310
Hutang jangka panjang 250 250
Total Hutang 770 760
Modal saham 3.000 3.000
Laba yang ditahan 1.080 1.210
Total Modal 4.080 4.210
Total Passiva 4.850 4.970
PT. SARI INDAH
Laporan Laba-Rugi
Tahun 1977 dan 1978

Periode (dlm Rp 000.000)


Keterangan
1977 1978
Penjualan (net) 3.740 4.260
Harga Pokok Penjualan 2.550 2.830
Laba Penjualan 1.190 1.430
Biaya Penjualan 500 550
Biaya Administrasi 250 260
Biaya Operasi 750 810
Operating income (Laba Operasi) 440 620
Pendapatan Lain-lain 100 70
Net income (Pendapatan Neto) 540 690
RATIO PENUTUPAN BEBAN TETAP
(Fixed Charge Coverage)
 Fixed Charge Coverage (FCC) menunjukkan kewajiban perusahaan dalam hal leasing aktiva
(mendapat hutang jangka panjang dalam bentuk sewa beli/guna).
 Ratio ini hampir sama dengan TIE, namun ratio ini lebih lengkap karena ratio ini
memperhitungkan kewajiban perusahaan seandainya perusahaan itu melakukan leasing.
 Ratio ini dihitung dengan menggunakan rumus:

EBT  Interest charge  lease obligation


FCC  (kali)
Interest charge  lease obligation

Laba sbl pjk  bbn bunga  kewajibanlease


FCC  (kali)
Bbn bunga  kewajibanlease
CONTOH untuk LAPORAN NERACA
PERUBAHAN
1977 1978
ABSOLUT %
K a s 10.111 7.438 2.673* 26,4*
Effek 21.482 7.580 13.902* 64,7*
Piutang 70.213 72.344 2.131 3,0
Persediaan 49.174 50.092 918 1,9
Persekot Biaya 3.095 3.177 82 2,6
Aktiva Lancar lain 11.036 1.471 9.565* 86,7*
Total Aktiva Lancar 165.111 142.102 23.009* 13,9*
Investasi 1.513 310 1.203* 80,0*
Mesin 16.841 30.251 3.410 20,0
Gedung 25.132 39.427 14.295 56,8
Tanah 21.000 28.560 7.560 36,0
Total Aktiva Tetap 62.973 88.238 25.265 40,1
Aktiva lain-lain 236 184 52* 22,0*
Total Aktiva 229.834 230.835 1.001 0,4
Hutang Lancar 56.157 46.417 9.740* 17,3*
Hutang Jangka Panjang 27.925 21.178 6.747* 24,2*
CONTOH LAIN untuk LAPORAN LABA/RUGI
Periode Perubahan
Pos Laba-Rugi
1977 1978 Absolut %
Penjualan 370.152 385.281 15.129 4,10
Harga Pokok Penjualan 329.177 339.824 10.647 3,20
Penyusutan 5.823 6.019 196 3,40
Pemeliharaan/Reparasi 2.311 2.292 199* 0,80*
Biaya sewa 2.635 3.015 380 14,40
Pajak Kekayaan 6.677 6.814 137 2,10
346.623 357.964 11.341 3,30
Operating income 23.529 27.317 3.788 16,10
Biaya bunga 2.798 2.817 19 0,70
20.731 24.500 3.769 18,20
Pajak Perseroan 8.574 12.100 3.526 41,10
Net income 12.157 12.400 243 2,00
RATIO AKTIVITAS
• Ratio ini menggambarkan berapa kali komponen aktiva berputar dalam suatu
periode akuntansi tertentu (biasanya satu tahun).
• Ada beberapa ratio aktivitas yang perlu dibahas yaitu:
1. Total Assets Turnover (TATO)
Net sales Penjualanbersih
TATO   (kali)
Total Assets Total aktiva

 Ratio ini menunjukkann berapa kali seluruh dana yang tertanam dalam aktiva
berputar dalam satu periode (biasanya satu tahun).
 Ratio ini juga menunjukkan kemampuan modal yang diinvestasikan dalam
aktiva untuk menghasilkan revenue (net sales).
 Jika perputarannya lambat, maka ini berarti bahwa jumlah dana yang
tertanam dalam aktiva terlalu besar dibandingkan dengan kemampuan untuk
menjual.
 Sebaliknya semakin tinggi tingkat perputaran total aktiva semakin efisien dan
efektif penggunaan aktiva perushaan dalam menghasilkan penjualan.
Contohnya

• Untuk PT. Nusa Indah pada tahun 1977


370.152
TATO   1,6105...kali  1,6 kali
229.834
• TATO = 1,6 kali berarti bahwa dana yang tertanam dalam aktiva mampu berputar
seanyak 1,6 kali salam setahun
• Atau bahwa setiap Rp 100 total aktiva mampu menghasilkan net sales sebesar Rp
161 pada tahun 1977
• Ratio ini penting bagi kreditor dan pemilik , namun lebih berarti bagi manajemen
karena ratio ini menunjukkan tingkat efisiensi penggunaan aktiva perusahaan.

2. Receivable Turnover (Perputaran Piutang)


 Ratio ini mencerminkan kemampuan dana yang tertanam dalam piutang
berputar dalam satu periode tertentu (satu tahun).
 Rumus untuk menghitungnya adalah

Annnual credit sales Penjualankredit


Rceiv.To   (kali)
Average receivable Rata  rata piutng
Receivable Turnover (cont)

• Makin cepat perputaran piutang, makin baik bagi perusahaan karena makin besar volume
penjualan yang bisa dicapai.
• Oleh karena nilai penjualan kredit seringkali sulit diperoleh, maka nilai penjualan kredit dapat
diganti dengan nilai penjualan bersih (dengan asumsi bahwa semua penjualan dilakukan
secara kredit).
• Piutang rata-rata dihitung dengan cara berikut:
Piutng awal thn  Piutng akhir thn
Avg.Rceiv 
2
• Selain perputaran piutang juga dikenal periode rata-rata pengumpulan piutang (average
collection period = ACP) yang merupakan konversi receivable turnover dalam hari dan
dihitung dengan rumus:

Avg. Rceivable x 360 Piutng rata  rata x 360


ACP   (hari)
Credit sales Penjualankredit
• ACP disebut pula average days of receivable atau average age of receivable.
• Ratio ini menunjukkan jangka waktu rata-rata pengumpulan piutang.
• Makin kecil angka ACP, makin tinggi tingkat perputaran piutang perusahaan yang pada
gilirannya akan makin menguntungkan pihak perushaan.
• Bila angka ACP lebih besar dari jangka waktu kredit yang ditetapkan, maka keadaan ini
mengindikasikan kurang baiknya usaha atau manajemen pengumpulan piutang.
3. Inventory Turnover (Perputaran Persediaan)
• Ratio ini digunakan untuk mengukur efisiensi pengelolaan persediaan atau efisiensi
operasional dalam mengendalikan modal yang tertanam dalam persediaan.
• Makin cepat perputaran persediaan, makin menguntungkan perusahaan karena
persediaan lebih cepat berubah menjadi persediaan kembali sehingga makin besar
volume penjualan yang diperoleh.
• Dalam menghitung perputaran persediaan pada umumnya digunakan dua macam ratio,
yaitu inventory turnover at cost dan inventory turnover at market.
a. Inventory Turnover at Cost
Ratio ini digunakan untuk mengukur perputaran fisik persediaan dan untuk
menghitungnya digunakan rumus:
CGS HPP
InTo(cst)   (kali)
Avg. Inventory Rata  rata persediaan
b. Inventory Turnover at Market
Ratio ini digunakan untuk mengukur perputaran persediaan dalam arti kas (unit
moneter) dan dalam perhitungannya digunakan sales.
Ratio ini menunjukkan seberapa cepat perputaran persediaan dalam siklus
produksi normal.
Makin tinggi tingkat perputarannya, makin baik bagi perusahaan karena kegiatan
penjualannya berlangsung lebih cepat.
Rumus untuk menghitungnya adalah:
Sales Penjualan
InTo(mrkt)   (kali)
Avg. Inventory Rata  rata Persediaan
Persediaan rata-rata:

• Persediaan rata-rata yang ideal digunakan adalah persediaan rata-rata per bulan,
namun ini sulit didapat karena pada umumnya perusahaan sangat jarang mencatat
persediaan per bulan.
• Untuk mengatasi keadaan ini, maka persediaan rata-rata dihitung dengan cara sbb:
Persd. awal thn  Persd. akhir thn
Avg.Inv 
2
4. RATIO PERPUTARAN MODAL KERJA (WORKING CAPITAL TURNOVER = WCT)
• Menunjukkan kemampuan modal kerja (neto) berputar dalam satu periode
akuntansi untuk menghasilkan sejumlah penjualan pada tahun ybs.
• Menunjukkan jumlah sales (dlm rupiah) yang mampu diperoleh untuk setiap
rupiah modal kerja neto.
• Makin tinggi tingkat perputarannya makin baik (menguntungkan) bagi perusahaan.
Net sales Penjualanbersih
WCT   (kali)
Net working capital Aktiva lancar Hutng lancar

• MENGAPA?
5. Fixed Assets Turnover
• FAT menunjukkan efektivitas penggunaan dana yang diinvestasikan dlm
aktiva tetap untuk menghasilkan sales dlm periode waktu tertentu.
• Ratio ini juga menunjukkan berapa rupiah penjualan bersih yang diperoleh
dari setiap rupiah dana yang diinvestasikan dlm aktiva tetap.
• Rumusnya:
Sales Penjualanbersih
FAT   (kali)
Net Fixed Assets Aktiva Tetap Neto
• Perputaran yang lambat (rendah) menunjukkan kemungkinan terdapat
kapasitas yang terlalu besar (idle capacity) atau terdapat banyak aktiva
tetap namun kurang bermanfaat (menganggur).
Ratio Profitabilitas (Profitability Ratio)
• Profitabilitas merupakan gambaran hasil akhir bersih dari berbagai kebijakan dan
keputusan manajemen.
• Ratio ini memberi gambaran tentang efektivitas manajemen perusahaan dalam
memperoleh laba.
• Ada beberapa ratio yang berkaitan dengan kemampulabaan perusahaan.
1. Gross Profit Margin (GPM)
 Ratio ini mengukur efisiensi pengendalian harga pokok penjualan (HPP) atau
biaya produksi suatu barang oleh suatu perusahaan yang menunjukkan
kemampuan perusahaan berproduksi secara efisien.
 GPM menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba
(kotor) yang akan menutup biaya tetap dan biaya operasi lainnya. Makin
besar ratio ini, makin baik bagi perusahaan karena hal ini menunjukkan CGS
relatif lebih rendah daripada sales atau makin efisien manajemen persediaan
suatu perusahaan.
 GPM dihitung dengan rumus:
Gross Profit Sales  CGS
GPM   (%)
Net Sales Net Sales
2. Net Profit Margin (NPM)

• Ratio ini disebut pula profit margin on sales atau sales margin.
• Dihitung dengan rumus:
EAT Net Income Laba Bersih stlhpajak
NPM    (%)
Net Sales Net Sales Penjualanbersih
• Ratio ini menunjukkan seberapa besar laba bersih yang diperoleh untuk
setiap rupiah penjualan.
• Makin tinggi angka yang didapat, makin baik bagi perusahaan, namun net
profit margin ini dikatakan baik atau jelek tergantung dari jenis industri di
mana perusahaan beroperasi (MENGAPA?).
• Ratio ini juga mengindikasikan efisiensi relatif dari perusahaan setelah
menyisihkan seluruh biaya dan pajak pendapatan kecuali biaya-biaya extra
ordinary. (Apa yang dimaksud dengan biaya extra ordinary?)
Ratio Profit Margin lainnya
a. Operating Profit Margin (Operating income ratio) menggambarkan kemampuan setiap $
1 sales untuk menghasilkan laba sebelum bunga dan pajak.
Rumusnya:
EBIT Laba sblmbunga dan pajak
OPM   (%)
Sales Penjualan
b. Pretax Profit Margin menunjukkan kemampuan setiap $ 1 sales untuk menghasilkan
laba sebelum pajak (EBT).
Rumusnya:
EBT Laba sblmpajak
PPM   (%)
Sales Penjualan

c. After-tax Profit Margin (Net Profit Margin) menunjukkan kemampuan setiap $


1penjualan untuk menghasilkan laba bersih. Makin tinggi ratio yang didapat, maka
makin menguntungkan perusahaan.
Rumus untuk menghitungnya:
EAT Laba stlhpajak
APM   (%)
Sales Penjualan
RATIO-RATIO TINGKAT PENGEMBALIAN

SALES
Kas + Sekuritas

ATO (:) Piutang Dagang


AKTIVA LANCAR
Persediaan
A AKTIVA TETAP
(x) Aktiva Lancar Lainnya
ROA AKTIVA LAINNYA

EAT
SALES
NET PROFIT MARGIN
(:) (-)
TOTAL COST
SALES

CGS Boaya Operasi Depresiasi Bunga Pajak


ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN DANA

• Dana dalam arti Kas


• Langkah-langkah penyusunan Laporan Sumber dan Penggunaan dana
dalam arti Kas adalah:
1. Menyusun Laporan perubahan Neraca, yang menggambarkan
perubahan masing-masing elemen neraca antara dua titik waktu yang
akan dianalisis.
2. Mengelompokkan perubhan-perubahan tsb ke dalam golongan
perubahan-perubahan yang memperbesar dan memperkecil kas.
3. Mengelompokkan elemen-elemen dlm Laporan Laba-Rugi atau
Laporan Laba Ditahan ke dlm golongan yang memperbesar dan
memperkecil kas.
4. Mengadakan konsolidasi dari semua informasi tsb ke dlm Laporan
Sumber dan Penggunaan Dana.
Perubahan elemen-elemen Neraca
• Perubahan elemen-elemen Neraca antara dua titik waktu yang memperbesar
(disebut sumber-sumber dana) adalah
1. Berkurangnya aktiva lancar selain kas
2. Berkurangnya aktiva tetap
3. Bertambahnya setiap jenis hutang
4. Bertambahnya modal
5. Adanya keuntungan dari operasi perusahaan
• Perubahan elemen-elemen Neraca antara dua titik waktu yang memperkecil
kas (disebut penggunaan dana) adalah:
1. Bertambahnya aktiva lancar selain kas.
2. Bertambahnya aktiva tetap.
3. Berkurangnya setiap jenis hutang.
4. Berkurangnya modal.
5. Pembayaran cash dividend.
6. Adanya kerugian dalam operasi perusahaan.
PT. Rahayu
Neraca 31 Desember 1980 & 1981 (dalam ribuan rupiah)
31 Desember 31 Desember Perubahan
1980 (Rp) 1981 (Rp)
D C
Aktiva:
Kas 600 700 100 ---
Efek 700 500 --- 200
Piutang 1.200 1.000 --- 200
Inventory 2.200 2.600 400 ---
Mesin 4.000 5.000 1.000 ---
Akum. depresiasi mesin (400) (600) --- 200
Bangunan 4.000 4.000 --- ---
Akum. depresiasi bangunan (600) (900) --- 300
Tanah 2.300 3.700 1.400 ---
Jumlah Aktiva 14.000 16.000
Hutang & Modal Sendiri:
Hutang dagang 1.500 1.000 500 ---
Hutang wesel 1.000 1.200 --- 200
10% Obligasi 4.500 6.000 --- 1.500
Modal saham 5.000 5.000 --- ---
Surplus modal 1.000 1.000 --- ---
Laba ditahan 1.000 1.800 --- 800
PT. Rahayu
Laporan Sumber dan Penggunaan Dana
31 Desember 1980 – 1981 (ribuan Rp)

Sumber-sumber Penggunaan
Dana berasal dari operasi: Dana digunakan untuk:
Keuntungan neto 1.500 Cash dividend 700
Depresiasi 500 Bertambahnya mesin 1.000
Berkurangnya efek 200 Bertambahnya tanah 1.400
Berkurangnya piutang 200 Bertambahnya barang 400
Bertambahnya h. wesel 200 Berkurangnya h. dagang 500
Bertambahnya obligasi 1.500 Bertambahnya kas 100
4.100 4.100
DANA DALAM ARTI MODAL KERJA
• Suatu perusahaan bisa pula menyusun Laporan Sumber dan Penggunaan Dana atas dasar
modal kerja yang sering disebut Laporan Sumber dan Penggunaan Modal Kerja (Statement of
Sources and Uses of Working Capital). Modal kerja di sini dimaksudkan sebagai modal kerja
neto (net working capital).
• Dalam Laporan Sumber dan Penggunaan Modal Kerja di dalamnya tidak terdapat sumber dan
penggunaan dana yang berasal dari unsur-unsur modal kerja sendiri, karena perubahan-
perubahan pada komponen-komponen aktiva lancar dan hutang lancar (current account)
tidak akan mengakibatkan jumlah modal kerja net.
• Contohnya:

Aktiva Lancar Hutang Lancar


Kas 100.000 Hutang dagang 200.000
Piutang 200.000 Hutang wesel 100.000
Inventory 300.000 300.000
600.000 Modal kerja 300.000

• Transaksi-transaksi yang mengakibatkan perubahan Aktiva Lancar dan Hutang Lancar adalah
sebagai berikut:
1. Perubahan Pertama

• Pembelian barang (inventory) secara kredit sebesar Rp 50.000, karenanya


maka current account akan berubah menjadi:
Aktiva Lancar Hutang Lancar
Kas 100.000 Hutang Dagang 250.000
Piutang 200.000 Hutang Wesel 100.000
Inventory 350.000 350.000
650.000 Modal Kerja 300.000

2. Perubahan Kedua
• Pembayaran hutang dagang sebesar Rp 100.000 dengan kas, sehingga
susunan current account tampak sebagai berikut:
Perubahan current account karena pembayaran hutang dagang
• Susunan Current account manjadi:

Aktiva Lancar Hutang Lancar


Kas --- Hutang dagang 150.000
Piutang 200.000 Hutang Wesel 100.000
Inventory 350.000 250.000
550.000 Modal Kerja 300.000

• Jumlah Modal Kerja tetap sebesar Rp 300.000, jadi jumlah modal kerja hanya akan
berubah jika terdapat perubahan-perubahan pada komponen-komponen non current
account yang mempunyai efek neto terhadap modal kerja.
• Perubahan-perubahan pada unsur-unsur non current account yang memiliki efek
memperbesar modal kerja disebut sebagai sumber modal kerja, sedangkan ang
memperkecil modal kerja dinamakan penggunaan modal kerja.
• Sumber-sumber modal kerja adalah:
1. Berkurangnya aktiva tetap
2. Bertambahnya hutang jangka panjang
3. Bertambahnya modal
4. Adanya keuntungan operasi
Penggunaan modal kerja mencakup:

• Bertambahnya aktiva tetap


• Berkurangnya hutang jangka panjang
• Berkurangnya modal
• Pembayaran cash dividend
• Timbulnya kerugian dalam operasi perusahaan.

 Langkah-langkah dalam penyusunan Laporan Sumber dan Penggunaan Modal Kerja


adalah sebagai berikut:
1. Menyusun Laporan Perubahan Modal Kerja. Laporan ini menunjukkan perubahan
masing-masing unsur modal kerja (current account) antara 2 titik waktu sehnga
dapat diketahui adanya kenaikan atau penurunan modal kerja serta besarnya
perubahan modal kerja.
2. Mengelompokkan perubahan-perubahan dari unsur-unsur non current account tsb
ke dalam golongan yang memiliki efek memperbesar atau memperkecil modal
kerja.
3. Mengelompokkan unsur-unsur dalam Laporan Laba Ditahan ke dalam golongan
yang perubahannya memiliki efek memperbesar atau memperkecil modal kerja.
4. Menyusun Laporan Sumber dan Penggunaan Modal Kerja.
Laporan Perubahan Modal Kerja
31 Desember 1980 & 1981 (dlm ribuan Rp)

31 Desember 31 Desember Perubahan MK


Unsur Modal Kerja
1980 (Rp) 1981 (Rp) Ber + (Rp) Ber – (Rp)
Aktiva Lancar:
Kas 600 700 100 ---
Efek 700 500 --- 200
Piutang 1.200 1.000 --- 200
Barang (Inventory) 2.200 2.600 400 ---
Jumlah Aktiva Lancar 4.700 4.800
Hutang Lancar:
Hutang Dagang 1.500 1.000 500 ---
Hutang Wesel 1.000 1.200 --- 200
JumlahHutang Lancar 2.500 2.200
Modal Kerja 2.200 2.600 1.000 600
Bertambahnya Modal Kerja 400
Total 1.000 1.000
PT Rahayu
Laporan Sumber dan Penggunaan Modaal Kerja
31 Desember 1980 – 1981
(dlm ribuan Rp)

Sumber-sumber Penggunaan
Dana berasal dari operasi:
Keuntungan neto 1.500 Cash dividend 700
Depresiasi 500 Bertambahnya mesin 1.000
Bertambahnya Ht Jk Pnj. 1.500 Bertambahnya tanah 1.400
Bertambahnya MK 400
3.500 3.500

You might also like