You are on page 1of 25

KANKER KOLOREKTAL

Definisi

Suatu keganasan yang tumbuh di


dalam struktur saluran usus besar
(kolon) dan atau rektum

Alteri R, Bandi P, Brooks D. 2011. Colorectal Cancer Facts & Figures 2011-2013. American Cancer
Society
2
3

Saunders. 2010. Fieldman: Sleisenger and Fordtran’s Gastrointestinal and Liver Disease 9th ed. Elsevier
American Cancer Society. 2013. Colorectal Cancer

4
 Saekum, kolon asenden dan bagian kanan kolon
transversum  cabang a. mesenterika superior
(a.ileokolika, a. kolika dextra & a. kolika media)
 Kolon transversum bagian kiri, kolon desenden,
kolon sigmoid dan sebagian besar rektum  a.
mesenterika inferior (a.kolika sinistra, a.sigmoid
& a. hemoroidalis superior)
 Kolon asenden dan kolon transversum  v.
mesenterika superior
 Kolon desenden, sigmoid dan rektum v.
mesenterika inferior.
Saunders. 2010. Fieldman: Sleisenger and Fordtran’s Gastrointestinal and Liver Disease 9th ed.
5
Elsevier
Fisiologi Kolon dan Rektum

Menyerap air, vitamin dan elektrolit

Ekskresi mucus

Penyimpanan feses & mendorongnya keluar

Riwanto I. Hamami AH. Pieter J. Tjambolang T. Ahmadsyah I. 2010. Bab 37 Usus Halus, Apendiks, Kolon dan Anorektum.
Dalam Buku Ajar Ilmu Bedah Sjamsuhidajat – de Jong Edisi 3. Jakarta: EGC. Hal : 762-781
Epidemiologi

Indonesia urutan ke-10


(2,75%) setelah kanker
lain (leher rahim,
payudara, kelenjar getah
bening, kulit, nasofaring,
ovarium, jaringan lunak,
dan tiroid)

Sander MA. 2008. Profil Penderita Kanker


Kejadian kanker terbanyak dunia Kolon dan Rektum di RSUP Hasan Sadikin
Bandung
Poston G. Tait D. 2011. Colorectal Cancer:
Diagnosis and Management of Colorectal Cancer.
Dalam NICE Clinical Guidelines. National
7
Institute for Health and Clinical Excellence.
Manchester
Distribusi kanker pada usus besar

Poston G. Tait D. 2011. Colorectal Cancer: Diagnosis and Management of Colorectal Cancer. Dalam NICE Clinical
Guidelines. National Institute for Health and Clinical Excellence. Manchester
Underwood JCE. 2007. Celuler and
Moleculer Event in Carcinogenesis.
Dalam General and Sistemic Pathology
Fourth Edition. USA: Elsevier

Alteri R, Bandi P, Brooks D. 2011. Colorectal Cancer


Facts & Figures 2011-2013. American Cancer Society

9
• well-differentiated
Histologi • moderately well
(Cappel MS. differentiated
2005)
• poorly
differentiated

•A
Dukes
•B
Klasifikasi (Sjamsuhidaja
t- dJong, •C
2010))
•D

TNM system •T
(American
Cancer •N
Society. 2013)
•M

www.cancerresearchuk.org
10
T Tx Tidak bisa mendiskripsikan seberapa jauh tumor primer tumbuh
karena informasi yang tidak lengkap
Klasifikasi berdasarkan Dukes :
Tis Kanker insitu, tumbuh hanya sebatas mukosa tapi tidak mencapai
Dukes A : terbatas di dinding usus
muskularis mukosa
Dukes B : menembus lapisan
T1 Kanker tumbuh sampai lapisan submukosa
muskularis mukosa
T2 Kanker tumbuh sampai lapisan muskularis propia
T3 Kanker tumbuh sedalam lapisan muskularis propia dan lapisan
Dukes C : metastasis kelenjar limfe
paling luar dari kolon dan rektum tapi tidak seluruhnya
C1 : beberapa kelenjar limfe
T4 T4a  kanker tumbuh sampai lapisan serosa (biasanya disebut
dekat tumor primer
visceral peritoneum), lapisan paling luar pada usus
C2 : dalam kelenjar limfe jauh
T4b  kanker tumbuh sedalam dinding kolon dan rektum dan Dukes D : metastasis jauh
dekat atau menginvasi jaringan/organ terdekat
Riwanto I. Hamami AH. Pieter J. Tjambolang T.
N Nx Tidak bisa mendeskripsikan kelenjar limfe karena informasi yang
Ahmadsyah I. 2010. Bab 37 Usus Halus, Apendiks, Kolon
kurang lengkap dan Anorektum. Dalam Buku Ajar Ilmu Bedah
N0 Tidak ditemukan kanker pada kelenjar limfe terdekat Sjamsuhidajat – de Jong Edisi 3. Jakarta: EGC
N1 N1 ditemukan sel kanker pada 1-3 kelejar limfe terdekat
1a  ditemukan 1 kelenjar limfe terdekat
1b  ditemukan 2-3 kelenjar limfe terdekat
1c  ditemukan deposit sel kanker dalam jumlah kecil pada
lemak sekitar kelenjar limfe
N2 N2  ditemukan sel kanker pada 4 atau lebih kelenjar limfe
terdekat
2a  ditemukan 4-6 kelenjar limfe terdekat
2b  ditemukan 7 atau lebih kelenjar limfe terdekat
M M0 Tidak ada metastasis jauh
M1 M1a  metastasis jauh pada 1 organ atau kelompok kelenjar
limfe jauh
M1b  metastasis jauh lebih dari 1 organ atau kelompok kelenjar
limfe jauh, atau menyebar pada daerah yang jauh dari peritonium
11
PATOFISIOLOGI

Histopatogenesis

Hiperplastik Adenomatosa

epithelium
P↑tan sel glandular displastik  sel-sel
dan penurunan tinggi yang tampak
mucus sitoplasmik, hiperkromatik&
Tipe adenoma  Polip tipe adenoma
tetapi kurangnya tersusun tidak
tubuler, vilosa, (Underwood JCE. 2007)
jumlah nukleus beraturan, dengan
tubulovilosa
yang peningkatan rasio
hiperkromatik, nukleus sitoplasma
stratifikasi &atipik serta nukleus yang
berbentuk cerutu
12
Cappel MS. 2005. The Pathophysiology, Clinical Presentation, and Diagnosis of Colon Cancer and Adenomatous Polyps.
Dalam Medical Clinic of North America 89 (2005) 1–42. Division of Gastroenterology. Department of Medicine. Albert
Einstein Medical Center. 5501 Old York Road. Philadelphia. USA: Elsevier
Underwood JCE. 2007 (A) sel epitel tunggal yang bertransformasi menjadi sel tumor
karena proses karsinogenik. (B) sel abnormal mengalami ploriferasi untuk
memproduksi kumpulan sel. (C) proliferasi lebih lanjut membentuk tumor jinak, suatu
polip non-invasif yang menonjol keluar dari permukaan mukosa. (D) sel mengalami
transformasi lebih lanjut karena perubahan genetik, lesi berubah menjadi ganas 13
(karsinoma). (E,F) lesi ganas yang sudah terbentuk menginvasi pembuluh darah dan
kelenjar limfe,
TAHAPAN TERBENTUKNYA SEL NEOPLASTIK minimal
dibutuhkan 3
perubahan
genetik:
ekspresi
telomerase
inaktivasigen
supresor tumor,
ekspresi onkogen

14

Underwood JCE. 2007. Celuler and Moleculer Event in Carcinogenesis. Dalam General and Sistemic Pathology
Fourth Edition. USA: Elsevier
SIGN & SYMTOMS
Awal sering asimtomatik

Sign Symtoms
Anemia defisiensi besi
Letak kiri obstruksi >>, kanan < •Koilonychias
•Glossitis
•Cheilitis

konstipasi, mual, nyeri abdomen


dan distensi abdomen, kadang Hipoalbumin
disertain diare intermitten

Letak distal pendarahan lebih


BU  melemah/meningkat
nyata dibanding letak prox

kelemahan seluruh badan, cepat 15


lelah, sesak atau palpitasi Cappel MS. 2005
Riwanto I. Hamami AH. Pieter J. Tjambolang T.
Ahmadsyah I. 2010
DIAGNOSIS

Pemeriksaan Pemeriksaan
Anamnesis
fisik penunjang

16
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Fecal Occult Blood Stool DNA (sDNA)
Lab Darah
Test (FOBT) test
• guaiac-based • Mendeteksi • DL
(gFOBT) adanya mutasi • LFT
• immunochemical gen • Tumor marker 
tests (iFOBT) • Jika (+) CEA, CA 19-9
• Jika (+) disarankan untuk
disarankan untuk colonoscopy
colonoscopy
American Cancer Society. 2013. Colorectal Cancer. Atlanta Georgia

Konsentrasi CEA
dalam darah
(Underwood JCE. 2007)

17
PEMERIKSAAN PENUNJANG

MRI (Magnetic
Colon in loop Resonance Foto thorax
Imaging)

Positron
CT Scan
Emission
Sigmoidoscopy abdomen
Tomography
dengan kontras
(PET) scan

Colon in loop:
adenocarcinoma colon
Colonoscopy USG abdomen Angiography assending
(Fauci AS. Kasper DL. 2008)

18
TERAPI BEDAH (J UDY H. 2004)

 Prinsip terapi bedah :


 Reseksi en-blok pada tumor dan organ yang
terinvasi
 Reseksi terhadap kelenjar getah bening yang
berhubungan
 Penilaian intraoperatif terhadap liver dan
rongga peritoneum
Judy H. 2004. Colorectal Cancer: Surgical Intervention. Division of Colorectal Surgery, Department of
Surgery, Queen Mary Hospital

19
PILIHAN TERAPI PEMBEDAHAN (J UDY H. 2004)

 Polypectomy endoscopy
 Eksisi transanal
 Reseksi kolon
 Laparoskopi vs laparotomi
 Colectomy  mengangkat kanker dari jaringan
normal
 Hemikolectomi kanan  untuk tumor di caecum, kolon
assending, fleksura hepatic, dan kolon transversum
 Hemikolektomi kiri  untuk tumor di fleksura lienalis dan
kolon desenden
 Kolektomi sigmoid atau sigmoidectomy  untuk tumor di
kolon sigmoid
 Colostomy  px dgn perforasi/obstruksi,
memungkinkan usus tidak dapat disambung kembali 20
 Reseksi rektum
 Reseksi abdominoperineal :
 Menghilangkan seluruh rektum dan anus
 Letaknya sangat rendah &sangat dekat dengan

sphingter
 Sdh tdk dianjurkan

 Pembedahan sphincter
 Reseksi anterior
 Reseksi anterior bawah

21

Cagir B. Troustle DR. Rectal Cancer. Diakses online pada http://emedicine.medscape.com/article/281237-


overview#aw2aab6b2b2
 Hartman procedure  Kanker rektum
direseksi seperti pembentukan kolostomi,
rektum dan anus yang tersisa ditinggal
 Eksenterasi panggul
 Untuk stadium lanjut sudah invasi organ sekitarnya
(♂ kandung kemih, ♀ rahim)
 Reseksi en-blok untuk kanker rektum dan organ yang

terinvasi dengan atau tanpa anastomosis usus.

Judy H. 2004. Colorectal Cancer: Surgical Intervention. Division of Colorectal Surgery,


Department of Surgery, Queen Mary Hospital
22
 Evaluasi preoperatif
 Terapi preoperatif
 kanker stadium lanjut  terapi neoadjuvant
kemoterapi sebelum pembedahan
 Persiapan preoperatif
 Pembatasan diet selama 2-3 hari sebelum
operasi. Pasien hanya diperbolehkan minum
air putih 1 hari sebelum operasi.
 Malam sebelum operasi, pasien diberikan
laxative secara oral atau supposituria
 Antibiotik profilaksis

Judy H. 2004. Colorectal Cancer: Surgical Intervention. Division of Colorectal Surgery, 23


Department of Surgery, Queen Mary Hospital
KOMPLIKASI PEMBEDAHAN
 Komplikasi dari anastomosis (bocor, stenosis)
 Pendarahan

 Kerusakan struktur sekitar

 Peritonitis

Judy H. 2004. Colorectal Cancer: Surgical Intervention. Division of Colorectal Surgery,


Department of Surgery, Queen Mary Hospital

24
TERIMA KASIH

25

You might also like